• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO. Fatma Paputungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO. Fatma Paputungan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO

Fatma Paputungan Dra. Rena L Madina M.Pd Dra. Mardia Bin Smith, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Fatma Paputungan. 2013. Hubungan Status Sosial Dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Rena L Madina M.Pd dan pembimbing II Dra. Mardia Bin Smith S.Pd, M.Si

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu, antara individu dengan kelompok, maupun antar kelompok dengan kelompok lainnya Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah, siswa kurang dapat berinteraksi dengan, Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa di Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Gorontalo?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa. penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo, dengan anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 9 Kota Gorontalo, tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 120 siswa, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 40 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel X (Status Sosial) dan variabel Y (Interaksi Sosial Siswa). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis korelasi Product Moment.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan Untuk meningkatkan interaksi sosial siswa, sangat tepat jika siswa dapat menyesuaikan status sosial yang dimiliki siswa tersebut. Untuk lebih meningkatkkan interaksi sosial siswa, orang tua serta guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial siswa, baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keluarga.

(2)

Pada zaman globalisasi sekarang interaksi sosial sangat dibutuhkan oleh seluruh kalangan untuk keberhasilan hidup, terlebih pada siswa atau peserta didik.

Alasanya karena dengan interaksi sosial maka siswa dapat menyesuaikan status sosial yang dimiliki siswa tersebut secara baik dan benar, sehingga interaksi sosial sangat berpengaruh terhadap status sosial yang dimiliki siswa.

Dengan demikian kehidupan manusia dalam masyarakat mempunyai dua macam fungsi yaitu berfungsi sebagai objek dan sebagai subjek. Itulah sebabnya Bonner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial sebagai berikut. “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya”

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial sangat diperlukan oleh siapapun terlebih siswa karena interaksi sosial yang mengajarkan siswa untuk berinteraksi secara baik dan benar. interaksi sosial juga dapat mempengaruhi komunikasi siswa, karena apabila siswa tidak dapat berinteraksi sosial secara baik,maka didalam berkomunikasi sehari-hari siswa tidak dapat berinteraksi secara baik. Setiap manusia, baik sebagai individu maupun peserta didik selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak sesuai dengan, status sosial dan peran mereka masing-masing.

Status sosial diartikan sebagai kedudukan (Soekanto 2001: 214). Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan status sosial artinya

(3)

posisi seseorang dalam masyarakat dilihat dari hubungannya dengan orang lain dari segi lingkungan pergaulannya, prestasi, dan hak serta kewajibannya. secara spesifik status sosial biasanya dihubungkan dengan tingkat pendidikan atau jabatanya dalam pemerintahan. Kajian Teori

Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah “hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu, antara individu dengan kelompok, maupun antar kelompok dengan kelompok lainnya”.

Dengan demikian kehidupan manusia dalam masyarakat mempunyai dua macam fungsi yaitu berfungsi sebagai objek dan sebagai subjek. Itulah sebabnya Bonner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial sebagai berikut. “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya”.

Maka timbullah anggapan bahwa manusia itu dalam hidupnya dan perkembangan pribadinnya semata-mata ditentukan oleh dunia luar, dan bagi golongan ini pengaruh-pengaruh dari dalam (faktor keturunan) dianggapnya tidak ada. Misalnya manusia yang bersifat sombong, egoistik, dan sebagainya itu semua adalah karena pengaruh sekitar.

Menurut Dirdjosisworo (1982: 53) bahwa proses sosial adalah cara – cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok – kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem bentuk – bentuk hubungan tersebut atau

(4)

apa yang akan terjadi apabila ada perubahan – perubahan yang menyebabkan goyahnya cara – cara hidup yang telah ada.

Dengan demikian, proses sosial dapat dirumuskan sebagai pengaruh timbal balik akibat hubungan timbal balik antara individu dengan individu dan dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, politik, hukum sosial budaya, hankam, dan sebagainya. Berbagai aspek kehidupan ini mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama. Hal ini disebabkan bahwa awal dari proses sosial itu terjadi adanya interaksi sosial karena terdapat hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang – orang perorangan antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia.

Hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya adalah terdiri dari relasi – relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha – usaha bersama, seperti bertamu, berdemonstarasi, tawar menawar dan makan bersama. Karena itu inti yang dapat ditarik dari kehidupan sosial adalah interaksi, yaitu aksi dan tindakan yang berbalas – balas.

Pengertian Status Sosial

Status sosial diartikan sebagai kedudukan (Soekanto 2001: 214). Sumber :

(http://id.shvoong.com/society-and-new/2232590-pengaruh-status-sosial/#ixzz2MGJCmOre) di akses pada tanggal 22 Juli 2013 pukul 11.00 Wita Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan status sosial

(5)

artinya posisi seseorang dalam masyarakat dilihat dari hubungannya dengan orang lain dari segi lingkungan pergaulannya, prestasi, dan hak serta kewajibannya. secara spesifik status sosial biasanya dihubungkan dengan tingkat pendidikan atau jabatanya dalam pemerintahan.

Menurut Weber (dalam Soekanto 2003:248) untuk mencapai kedudukan atau status tertentu diperlukan pendidikan tertentu maka dasar dari status sosial adalah faktor ekonomi dan pendidikan.

Jadi status sosial adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat dilihat dari tingkat pendidikannya dan perannya (hak dan kewajiban) dalam masyarakat dan tingkat kekayaan seperti penghasilan, harta benda dan sebagainnya.

Jenis - Jenis Status Sosial

Adapun jenis – jenis status sosial menurut Soekanto (2007: 210 - 211) yaitu : 1) Ascribed Status

Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2) Achieved Status

Achieved status adalah status sosial yang didapat seseorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lain – lain.

(6)

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang didalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, dan sesepuh.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah “ Terdapat hubungan antara status sosial dengan interaksi sosial siswa SMP N 9 Kota Gorontalo”

Metode Penelitian Variabel penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :(1) Variabel Terikat : interaksi social,(2) Variabel bebas : status sosial

Populasi Dan Sampel a. Populasi

Anggota populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo yang berjumlah 120 orang .

b. Sampel

Menurut Arikunto (2010: 174) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dapat dianggap repseltatif mewakili karakteristik sebuah populasi selanjutnya untuk populasi yang kurang dari 100 maka sebaiknya diambil seluruhnya dan untuk populasi yang besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

(7)

Penarikan sampel di lakukan dengan cara random sampling yang berjumlah 40 orang.

Metode Pengumpulan Data

Pengukuran variabel terikat menggunakan skala interaksi sosial berdasarkan aspek-aspek interaksi sosial . Adapun indikator menurut Variabel X : Ascribed status, Achieved Status, Assigned status.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo.

Deskripsi Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Tibawa Kabupaten Gorontalo. Pengambilan data dilakukan pada 4 kelas yang berjumlah siswa 120 orang.

Hasil Penelitian

koefisien determinasi dapat dihitung : =

= 0,94

Hasil perhitungan tersebut mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X dan Y sebesar 94%. Dalam hal ini bahwa 94% variasi yang terjadi pada variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y.

(8)

Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat di uji ditingkat signifikan atau keberartian.

Dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 24,45. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,975)(38)= 2,02. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga berada di luar daerah penerimaan , sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan menerima .

Pembahasan

Menurut Weber (dalam Soekanto 2003:248) untuk mencapai kedudukan atau status tertentu diperlukan pendidikan tertentu maka dasar dari status sosial adalah faktor ekonomi dan pendidikan.

Penelitian ini termasuk penelitian hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel pada penelitian ini adalah variabel bebas Status Sosial (X) dan variabel terikat Interaksi Sosial Siswa (Y).

Dari Hasil pengujian hipotesis pada variabel X dan Y bahwa persamaan

yang telah teruji keberartian pada α = 0,05 merupakan hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Bahwa antara status sosial dengan interaksi sosial siswa mengalami penaikan. Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan peningkatan, apabila variabel X atau status sosial 2,35X 65,71 ˆY

(9)

meningkat 1 maka akan diikuti variabel Y atau interaksi sosial siswa turun 2,35. Jadi semakin tinggi nilai status sosial maka akan semakin rendah nilai interaksi sosial siswa, regresi hubungan antara status sosial dengan interaksi sosial siswa berbentuk regresi linier dimana hal ditunjukan dengan nilai Fhitung yang diperoleh pada kurva.

(10)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan.

Selanjutnya, melalui hasil pengujian koefisien sederhana, maka diperoleh harga r = 0,972 dengan koefisien determinasi sebesar 94 atau 94 %, sedangkan berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistika t bahwa t hitung lebih besar dari pada t daftar atau harga berada di luar daerah penerimaan . Maka ditolak dan diterima, dalam arti hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa SMP Negeri 9 Kota Gorontalo berarti.

Hasil perhitungan di atas mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X dan Y sebesar 94%. Dalam hal ini bahwa 94% variasi yang terjadi pada variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y.

Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat di uji ditingkat signifikan atau keberartian.

Dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 24,45. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,975)(38)= 2,02. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga berada di luar daerah penerimaan , sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan menerima

(11)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara Status Sosial dengan Interaksi Sosial Siswa adalah sebesar r = 0,972 dan = 0,94 yang berarti koefisien determinasinya adalah 1,68, Ini berarti bahwa 3% yang terjadi pada interaksi sosial siswa dipengaruhi oleh status sosial sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain oleh penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu “terdapat hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo” dapat diterima.

Hasil perhitungan tersebut mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X dan Y sebesar 94%. Dalam hal ini bahwa 94% variasi yang terjadi pada variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y. Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat di uji ditingkat signifikan atau keberartian

Dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 24,45. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 3% diperoleh t (0,95)(38)= 1,68. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga berada di luar daerah penerimaan , sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan menerima .

Hasil perhitungan di atas mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X dan Y sebesar 94%. Dalam hal ini bahwa 94% variasi yang terjadi pada variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y.

(12)

Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat di uji ditingkat signifikan atau keberartian.

Dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 24,45. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,975)(38)= 2,02. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga berada di luar daerah penerimaan , sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan menerima .

Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

a. Untuk meningkatkan interaksi sosial siswa, sangat tepat jika siswa dapat menyesuaikan status sosial yang dimiliki siswa tersebut.

b. Untuk lebih meningkatkkan interaksi sosial siswa, orang tua serta guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial siswa, baik dari faktor lingkungan maupun keluarga.

Untuk lebih meningkatkan interaksi sosial siswa orang tua dan guru perlu bekerja sama dalam membantu siswa agar siswa dapat berinteraksi dengan baik

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, 2007. Psikologi Sosial.Semarang: Rineka Cipta

Anoraga.Pandji,1995.Psikologi industri dan Sosial.Jakarta: Pustaka Jaya Alimandan.2010.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta: Prenada

(13)

Arikunto.Suharsimi,2010.Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek.Jakarta:PT Rineka Cipta

Boiman.Y.B, 1998.Pengantar Belajar Sosiologi.Jakarta: PT Grasindo Horton.Paul.1984.Sociology.Inggris: McGraw-Hill

Ritzer.George.2004.Sociological Theory.New York: McGraw-Hill

Rohman.Arif.2005.Pengetahuan Sosiologi.Yogyakarta. Tidak Diterbitkan Santoso. Slamet, 2010.Teori – Teori Psikologi Social.Surabaya: RefikaAditma

Soekanto. Soerjono, 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sitorus.M.2003.Berkenalan dengan Sosiologi.Jakarta: Erlangga

Soedjono. Diradjosisworo,1982.Pengantar Sosiologi.Bandung: Tarsito Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Walgito. Bimo, 2003. Psikologi Sosial.Yogyakarta: Andi

Widyasusanto.Laurent.1996.Penuntut Belajar Sosiologi.Jakarta: PT Pradnya Wulansari. Dewi, 2009. Sosiologi Konsep dan Teori.Bandung: RefikaAditma Online http://wikipediaword.com/:interkasi sosial. Di akses pada tanggal 25 Mei 2013 pada pukul 20.00 WIB

Online (http://id.shvoong.com/society-and-new/2232590-pengaruh-status- sosial/#ixzz2MGJCmOre) di akses pada tanggal 22 Juli 2013 pukul 11.00 Wita

Referensi

Dokumen terkait

TINJAUAN YURIDIS SENGKETA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SETELAH PERCERAIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian

Dari penjelasan di atas dapat dipastikan bahwa kedatangan Islam di wilayah Sul-Sel yang dibawa oleh beberapa pedagang dan pembawa agama Islam (da’i) dari Melayu memberikan

Retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana yang diukur melalui selisih hasil kuesioner sesaat dan 7 hari setelah penyuluhan dengan media ceramah lebih

115 teripang untuk memanipulasi kelamin udang galah adalah, pemberian hormon steroid (testosteron) dari ekstrak jeroan teripang melalui metode injeksi dan dipping,

Kejadian ini pernah ane alami, ketika mau print laporan dengan format Exel eh malah gak bisa di print malahan print preview juga tidak bisa sedangkan format yang lain seperti

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa kelompok perlakuan jenis kelamin laki-laki mengalami semua mengalami kecemasan sedang pada saat pre , pada saat post mengalami perubahan

Program- program acara di stasiun Nyenyes TV antara lain adalah mengulas tentang bahasa- bahasa Palembang, jajanan Palembang, sitkom-sitkom, film pendek maupun karya- karya

Indikasi diberikan terapi rehabilitasi medik berupa kemunduran muskuloskeletal (penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot, keterbatasan rentang gerak sendi serta