125
Volume 07, Nomor 02, November 2016
Hal. 125-135
PEMBERIAN REBUSAN DAUN KERSEN MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
(Influence Of The Cherry Decoction Leaves Decrease In Blood Glucose Levels)
Roihatul Zahroh*, Musriana**
* Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. A.R. Hakim No. 2B Gresik, email: roihatulzr@gmail.com
** Mahasiswa PSIK FIK Universitas Gresik ABSTRAK
Daun Kersen banyak memiliki manfaat untuk kesehatan, antara lain untuk mencegah pertumbuhan tumor, menjaga fungsi otot jantung, dan mengatasi Diabetes Mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar glukosa darah.
Penelitian menggunakan metode pre eksperimental dengan rancangan One Group Pre test-Post test design. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposive Sampling.Besar sampel adalah 12 orang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian rebusan daun kersen, variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula darah. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan saat observasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, analisa data menggunakan uji paired t-test dengan level signifikan <0,05.
Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata kadar gula darah sesudah dilakukan intervensi menurun sebesar 305.58 menjadi 178.33. Adanya pengaruh pemberian rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah (p = 0,000).
Daun kersen mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat penyerapan gula darah dari usus, sehingga karbohidrat tidak banyak diserap oleh usus. Rebusan daun kersen terbukti dapat menurunkan kadar gula darah dan dapat dijadikan obat herbal untuk penderita DM.
Kata kunci : Daun kersen, Glukosa darah, Diabetes Mellitus tipe 2 ABSTRACT
Cherry (Muntingia Calabura) have many benefit for health among others to tumor growth, function of the heart muscle, and controls diabetes. Research on benefits the cherry as a diabetes drugs still needed research more deeply. The aim of this research was to analyzed the influence of the cherry decoction leaves as a decrease in blood glucose levels.
Research used methods pre experimental to one group pre test-post test design. The selection of the sample used purposive sampling method. With the sample size was 12 people. The independent variable in this research was the giving of cherry. The dependent variable in this study was the decrease in blood glucose levels. Data collection at the time the research was conducted observation before and after intervention. The data analysed using paired t-test with significance level of < 0,05.
The results state that the average blood sugar levels after intervention decreased by 305.58 to 178.33 0,000 which means cherry stew can decrease respondens blood
126 glucose levels. precence influence of the cherry which are potential as a decrease in blood glucose levels (p = 0,000).
Cherry leaves contain saponins and flavonoid can inhibit blood sugar absorption from the intestines, so that carbohidrate are not absorbed by the gut. Cherry leaf decoction is proven to reduce blood sugar levels and can be used as herbal medicine for people with DM.
Keywords : Cherry, Blood Glucose and Diabetes Mellitus type 2
PENDAHULUAN
Diabetes disebut the silent
killer karena hampir sepertiga orang
dengan diabetes tidak mengetahui mereka menderita diabetes mellitus, padahal jika kita melihat dari tanda-tanda awal diabetes mellitus itu sendiri dengan adanya polidipsi, polifagi, poliuri, itu merupakan tanda awal yang harus diketahui oleh masyarakat awam (Tandra, 2007). Kenyataannya masyarakat meremehkan bahkan tidak mengetahui tentang gejala awal diabetes itu sendiri. Kebanyakan pasien yang datang ke Puskesmas mereka sudah menderita diabetes. Sampai penyakit tersebut berkembang menjadi serius yang berdampak pada organ atau sistem tubuh lainnya dan mengakibatkan komplikasi, seperti pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Beberapa jenis DM terjadi karena interaksi yang kompleks dari lingkungan, genetik, dan pola hidup
sehari-hari. Pengelolaan DM terdiri dari beberapa pilar, yaitu penyuluhan, edukasi perencanaan makan, aktivitas fisik, dan intervensi farmakologis (Yunir, 2006). Fakta yang ada, kebanyakan masyarakat tidak melakukan pilar-pilar tersebut, mereka beranggapan jika dirinya menderita diabetes mellitus maka mereka harus menghindari makanan-makanan yang mengandung gula saja tanpa memperhatikan beberapa pilar tersebut, oleh karena itu penderita DM susah sekali untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Di Desa Geger, masyarakat yang menderita DM sudah banyak yang menggunakan ramuan herbal untuk menyembuhkan penyakit, salah satunya pengkonsumsian rebusan kulit manggis dan daun kersen untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian mengenai ekstrak daun kersen pada hewan sudah pernah dilakukan oleh Santoso (2014), salah satu penelitian tersebut dilakukan
127 pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Namun, saat ini belum ada pembuktian bahwa rebusan daun kersen dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memastikan peningkatan pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 paling banyak dialami negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka tertinggi untuk penderita Diabetes Mellitus terutama tipe 2. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim (2010), DM tahun 2010 berada pada peringkat ke lima dari 10 penyakit tertinggi dengan prosentase sebesar 3,61%. RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan merupakan rumah sakit rujukan dengan kasus DM yang meningkat di setiap tahunnya. Data rekam medik, pada tahun 2012 di ketahui bahwa penyakit DM tipe 2 menduduki rangking ke dua, dengan tingkat prevelensi kunjungan pada tahun 2011 sebanyak 3.110 kunjungan dan meningkat menjadi 4.149 kunjungan tahun 2012. Peningkatan ini tidak
hanya terlihat dari kunjungan pasien DM namun juga pada kasus baru. Dari data awal di Puskesmas Geger madura tahun 2014 terdapat total 614 kunjungan pasien diabetes mellitus, pada tahun 2015 bulan Januari sebanyak 28 penderita DM, bulan Februari 28 penderita DM, pada tiga bulan terakhir yang menderita DM didapatkan sebanyak 62 pasien, dan kebanyakan diantara mereka menderita diabetes mellitus tipe 2.
Diabetes tipe 2 penyakit diabetes yang disebabkan karena sel-sel tubuh tidak menggunakan insulin sebagai sumber energi atau sel-sel tubuh tidak merespon insulin yang dilepaskan pankreas, inilah yang disebut resistensi insulin. Faktor penyebab diabetes mellitus diantaranya penyakit dan infeksi pada pankreas, pola hidup juga sangat mempengaruhi, dan pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus, serta obesitas dan faktor-faktor keturunan serta bahan-bahan kimia dan obat-obatan dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas sehingga mengakibatkan fungsi
128 pankreas menurun dan tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penderita diabetes mellitus mayoritas mengatasi penyakitnya dengan mengkonsumsi obat sintetik yang memiliki banyak efek samping. Penderita diabetes mellitus lebih menyukai pemakaian obat tradisional dan obat-obatan dari tumbuhan daripada obat-obatan sintetik. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan bahan yang bersifat alami relatif lebih aman daripada bahan buatan (sintetik). Kersen merupakan salah satu tumbuhan yang diduga mengandung bahan aktif yang berkhasiat sebagai penurunan gula dalam darah. Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Santoso (2014) pada kersen adalah pengaruh pemberian ekstrak daun kersen (Muntingia calabura) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus). Hal ini memungkinkan penurunan gula darah dengan pemberian ekstrak daun kersen dilakukan sebelum pemberian pakan pada tikus (Stang dan Story, 2007). Oleh karena itu penelitian tentang daun kersen perlu dilakukan untuk mengetahui potensi
dalam menurunkan kadar gula darah dengan lebih spesifik yaitu dalam bentuk rebusan. Berdasarkan penelitian oleh Santoso (2014), pengaruh pemberian ektraks daun kersen 100 mg/kg BB, 400 mg/kg BB pada tikus putih jantan sebanyak 20 ekor dengan induksi diabetes yang dilakukan selama 2 minggu, dibagi menjadi dua kelompok. Hasil
pre test pada tikus pertama didapatkan rerata nilai kada gula darah 513 mg/dl pada tikus kedua 376 mg/dl. Kemudian kelompok perlakuan diberikan ektraks Kelompok I yaitu tikus yang diinduksi STZ diberikan ektrak daun kersen 100 mg/kg BB, kelompok II tikus yang diinduksi diberikan ekstrak daun kersen 200 mg/BB. Dari hasil perlakuan tersebut didapatkan rerata kadar gula darah
post test sebesar tikus pertama 109
mg/dl dan kedua 153 mg/dl. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstraks daun kersen 100 mg/kg BB berpengaruh secara signifikan menurunkan kadar gula darah (P<0,05). Daun kersen berperan sebagai anti oksidan yang menyekresi hormon insulin yang bekerja untuk metabolisme gula.
129 Verdayanti (2009) mengemukakan
bahwa bahan aktif antidiabetes dapat berupa saponin dan flavonoid. Menurut kandungannya daun kersen terdapat bahan yang dapat menurunkan kadar gula darah yang mekanismenya menghambat penyerapan gula darah dari usus dan mempercepat proses pencernaan yang terjadi dalam sistem digestivus sehingga bahan karbohidrat yang ada dalam bahan makan tercerna tidak akan banyak terserap oleh usus. Tinjauan lain dari pengobatan ini selain lebih ekonomis adalah untuk menghindari efek samping tertentu pengobatan secara herbal akan lebih baik dan lebih disukai oleh setiap penderita, selain mudah diketahui oleh masyarakat juga lebih gampang didapatkan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah pada Diabetes Mellitus tipe 2 di Wilayah Geger Kabupaten Bangkalan.
METODE DAN ANALISA
Dalam penelitian ini menggunakan metode one group
pre-post test design dimana penelitian
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen dengan satu kelompok subjek dimana peneliti dapat mencari adakah pengaruh rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (Verdayanti, 2012). Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Geger, pada bulan februari 2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger pada 1 bulan terahir sebanyak 18 orang. Sampling pada penelitian ini dengan tehnik Purposive Sampling disebut juga judgement sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Berdasarkan perhitungan besar sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 18 responden namun, yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 12 responden. Variabel independen
130 dalam penelitian ini adalah
pemberian rebusan daun kersen, sedangkan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2. Instrumen yang digunakan adalah : lembar observasi (checklist) penilaian hasil penelitian tentang parameter kadar gula darah sewaktu pasien, Standart Operasional Procedure (SOP) pemberian rebusan
daun kersen. Data tersebut diolah dan di analisis dengan menggunakan
paired t-test dengan nilai kemaknaan
ρ ≤ 0.05. Apabila hasil uji statistik didapat ρ ≤ 0.05, maka Ho diterima
yang berarti ada pengaruh pemberian rebusan daun kersen terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita DM. Sebaliknya apabila uji statistik yang di dapat ρ ≥ 0.05, maka Ho ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh pemberian rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 Sebelum diberikan Rebusan Daun Kersen.
Tabel 5.1 dapat menjelaskan bahwa sebelum diberikan rebusan daun kersen didapatkan seluruhnya responden mengalami Diabetes Mellitus.
Tabel 5.1 Kadar glukosa darah responden sebelum pemberian rebusan daun kersen di Desa Geger bulan September-Oktober 2016.
No Kadar Glukosa Darah Frekuensi Porsentase (%)
1 Diabetes >200 mg/dl 12 100
2 Pra Diabetes 110-199 mg/dl 0 0
Normal 0 0
Jumlah 12 100
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko DM adalah jenis kelamin, obesitas, latihan jasmani, usia, stress, pola makan yang salah, obat-obatan dan lain-lain (Fitria, 2009). Tabel 5.1 menunjukkan semua responden mempunyai kadar gula darah >200
sebelum dilakukan intervensi. Faktor jenis kelamin sangat mempengaruhi terjadinya DM. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami DM lebih banyak terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 8 orang (67%). Perempuan mudah terserang
131 penyakit DM karena proses timbunan
lemak pada wanita yang lebih besar dibandingkan pada laki-laki sehingga sensitifitas kerja insulin pada otot dan kaki menurun (Potter & Perry, 2009). Faktor berikutnya adalah pola makan. Hasil wawancara menunjukkan semuua responden pada penelitian ini tidak menjaga pola makan dengan benar dan tidak memperhatikan jenis, jadwal, jumlah makanan yang dikonsumsi. Pola makan yang berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan dapat memicu timbulnya DM karena sekresi insulin oleh sel β pancreas tidak mampu menguraikan
penumpukan glukosa yang terjadi. Faktor usia responden juga berpengaruh terhadap terjadinya DM. Sebagian besar responden berusia >40 tahun (51-55 tahun). Menurut Potter & Perry (2009), umumnya manusia mengalami perubahan yang secara drastis menurun setelah usia 40 tahun karena kelompok usia ini sensitifitas sel mempunyai toleransi glukosa yang berhubungan dengan berkurangnya sensitifitas sel perifer terhadap efek insulin sehingga glukosa tidak bisa dikelola menjadi energy dan menyebabkan kadar glukosa darah cenderung tinggi.
2) Kadar Glukosa darah pada Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 Sesudah diberikan Rebusan Daun Kersen.
Tabel 5.2 Kadar glukosa darah responden sesudah pemberian rebusan daun kersen di Desa Geger bulan September-Oktober 2016.
No Kadar Glukosa Darah Frekuensi Prosentase %
1 Diabetes >200 mg/dl 3 25
2 Pra Diabetes 110-199 mg/dl 7 58
3 Normal 2 17
Jumlah 12 100
Tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 12 responden sesudah diberikan rebusan daun kersen didapatkan hasil sebagian besar mengalami kadar glukosa darah pra diabetes sebanyak 7 orang (58%), dan
sebagian kecil responden mengalami kadar glukosa darah normal sebanyak 2 orang (17%). Pengelolaan DM terdiri dari beberapa pilar, yaitu penyuluhan, edukasi perencanaan makan,
132 aktivitas fisik, dan intervensi
farmakologis (Yunir, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan setelah diberikan intervensi semua responden sudah melakukan dengan baik dan melakukan prosedur sesuai dengan tujuan peneliti. Hasil pemeriksaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi didapatkan terjadi penurunan kadar gula darah setelah diberikan intervensi, nilai terendah kadar gula darah yang didapatkan 201 sebelum intervensi menjadi 95 setelah intervensi, dan nilai tertinggi 531 menjadi 428. Meski demikian kenyataannya semua hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan, hasil yang didapakan berbeda-beda yaitu masih ada responden yang memiliki kadar gula darah diatas >200 yaitu masih dalam kategori diabetes. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor lain yang memicu terjadinya perbedaan kadar gula darah. Perempuan cenderung susah terjadi penurunan kadar gula darahnya diakibatkan karena proses penimbunan lemak juga karena factor kebiasaan kurangnya olahraga dan berat badan yang berlebihan. Faktor usia juga mempunyai pengaruh yang tinggi.
Seseorang yang sudah memasuki umur diatas 50 tahun kadar gula darahnya cenderung tinggi dan penurunannya lebih sedikit dibandingkan dengan yang berumur 40 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden mengalami penurunan kadar glukosa darah dari nilai sebelumnya. Penelitian ini menunjukkan nilai dari hasil penurunan kadar glukosa darah setelah diberikan rebusan daun kersen selama 15 hari cukup efektif, hal ini dikarenakan responden melakukan intervensi meminum rebusan dengan baik dan benar serta dilakukan berkelanjutan sehingga terjadi penurunan kadar gula darah pada responden.
3) Pengaruh Pemberian Rebusan daun Kersen Terhadap Kadar Glukosa Darah
Tabel 5.3 menunjukkan hasil uji analisa t-test diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum diberikan rebusan daun kersen adalah 305.58 dan nilai standart deviasinya 104.981 sedangkan nilai rata-rata sesudah diberikan rebusan daun kersen adalah 178.33 dan nilai standart deviasinya 86,107. Hasil penelitian yang
133 diperoleh dan analisa dengan uji
paired t-test dengan confidence interval of the difference 95%
didapatkan nilai signifikan = 0. 000 berarti p<0,05 maka H1 diterima
artinya ada pengaruh rebusan daun kersen pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
Tabel 5.3 Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Kersen terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah di Desa Geger Bulan September sampai Oktober 2016.
Kategori Kadar Glukosa Darah Sebelum Pemberian
Rebusan daun Kersen
Sesudah Pemberian Rebusan Daun Kersen Mean 305.58 178.33
Std. Deviation
104.981 86.107
Uji analisa t-test nilai sig (2-tailed) = 0,000
Hasil penelitian ini membuktikan dari keseluruhan kadar glukosa darah 12 responden sebelum diberikan intervensi termasuk ke dalam kategori diabetes >200 mg/dl, sedangkan setelah diberikan intervensi keseluruhan mengalami penurunan, meski demikian penurunannya mengalami perbedaan karena disebabkan oleh kondisi tingginya kadar glukosa darah yang terkandung dalam darah dan pola hidup yang menjadi kendala. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Santoso (2014), tentang pengaruh pemberian ektraks daun kersen 100 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB pada tikus putih jantan. Sebanyak 20 ekor tikus putih
jantan yang diinduksi diabetes selama 2 minggu dibagi menjadi dua kelompok. Hasil pre test pada tikus pertama didapatkan rerata nilai kada gula darah 513 mg/dl sedangkan pada tikus kedua 376 mg/dl. Kelompok I yaitu tikus yang diinduksi STZ diberikan ektrak daun kersen 100 mg/kg BB, kelompok II tikus yang diinduksi diberikan ekstrak daun kersen 200 mg/BB. Hasil perlakuan tersebut didapatkan rerata kadar gula darah post test pada tikus pertama sebesar 109 mg/dl dan pada tikus kedua 153 mg/dl sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstraks daun kersen 100 mg/kg BB berpengaruh secara signifikan menurunkan kadar gula darah
134 (P<0,05). Daun kersen berperan
sebagai anti oksidan yang menyekresi hormon insulin yang bekerja untuk metabolisme gula. Verdayanti (2009), mengemukakan bahwa bahan aktif antidiabetes dapat berupa saponin dan flavonoid. Daun kersen mengandung bahan yang dapat menurunkan kadar gula darah yang mekanismenya menghambat penyerapan gula darah dari usus dan mempercepat proses pencernaan yang terjadi dalam sistem digestivus sehingga bahan karbohidrat yang ada dalam bahan makan tercerna tidak akan banyak terserap oleh usus.
Penderita DM sebaiknya melakukan beberapa pilar, serta pengobatan lainnya seperti pengobatan tradisional yaitu dengan rebusan daun kersen karena jika kadar glukosa darah yang tinggi dan terus menerus dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah. Zat komplek yang terdiri dari glukosa di dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Sirkulasi darah yang buruk dapat mengakibatkan komplikasi pada mata, jantung, ginjal, saraf, dan kulit (Fitria, 2009).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Ada pengaruh sesudah dilakukan pemberian rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar glukosa darah.
Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah : 1. Bagi Masyarakat Desa Geger
Rebusan daun kersen dapat menjadi salah satu pilihan obat alternatif pengobatan alami untuk pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2 dalam menurunkan kadar gula darah.
2. Bagi Perawat
Dapat dijadikan salah satu terapi penunjang untuk pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2 sehingga membantu dalam penurunan kadar gula pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2, berkobalorasi dengan puskesmas setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Akhtyo. (2004). Gambaran klinis
hipoglikemia pada pasien diabetes mellitus rawat inap di unit penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
135
Yogyakarta: Acta Medica
Indonesia.
Allison, S.E. (2007). Self –care
requirements for activity and rest: an Orem nursing focus. US National Library of Medicine Natinonal Institutes of Health.
American Diabetes Association.
(2010). Diabetes Mellitus and
Exercise. (online), Diabetes
Care, Volume 25, Supplement 1, january 2010, (http://www.care.diabetesjour nals.org). Diakses 19 maret 2010.
American Diabetes Association.
(2010). Standar of medical
care in diabetes. Diabetes care. 33 (1) S 11- S61.
Etuk, E. U. (2010) Animal models for
studying diabetes mellitus. Agric. Biol. J. N. AM. 1:
130-134
Fitria, A., (2009). Diabetes Tips
Pencegahan Preventif dan Penanganan. Yogyakarta :
Venus.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi penelitian Imu Keperawatan: pedoman Skripi, Tesis, dan Instrument Penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009).
Fundamental of nursing : concepts, process, ad practice. St.Louis : Mosby.
Santoso,R., (2014) Pengaruh ekstrak
etanol daun muntingia callabura terhadap kadar glukosa darah mencit Mus musculus L. Swiss webster jantan dewasa yang dikondisikan. Avaliable from:
http://www.epi.umn.edu/let/p ubs/adolbook.shtm. Diakses tanggal 20 september 2014. Verdayanti, T. E. (2009). Uji
efektifitas jus kersen (Muntingia Calabura L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. World Healt Organization, (2008).
Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complication.
Yunir. (2006). Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2. Jakarta :