• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR KERANGKA TUBUH MANUSIA DENGAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV SD NEGERI MERTASINGA 07 - repository perpustakaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR KERANGKA TUBUH MANUSIA DENGAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV SD NEGERI MERTASINGA 07 - repository perpustakaa"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Belajar

(2)

Dari berbagai pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan seseorang yang ditunjukkan dalam berbagai bentuknya antara lain ketrampilan, kecakapan, kebiasaandan aspek lain sebagai hasil penglamannya atau praktek

2.2. Motivasi

(3)

Dari pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan yang membrikan arah dalam kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Dari pengertian motivasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang terdapat dalam diri siswa yang mendorong, memantapkan, dan mengarahkan untuk melakukan aktivitas pada kegiatan belajar siswa sebagai hasil pengalamannya sendiri guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) dan memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru.

Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi akan mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila :

a. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripaada keinginannya untuk berhasil

b. Tugas-tugas di dalam kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

(4)

Agar motivasi belajar meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga perhatian keterlibatan siswa dan lain-lain yang termasuk prisip belajar berfungsi secara optimal.

2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Yang dimaksud dengan unsur dinamis dalam belajar ialah unsur-unsusr yang keberadaanya dapat berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada dari keadaan melemah menjadi menguat. Termasuk dalam unsur ini adalah bahan mengajar dan upaya pengadaannya, alat bantu belajar dan pengadaannya, suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi siswa dan upaya penyiapannya dan penguatannya.

3. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimilki oleh siswa

Siswa lebih senang mempelajari materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi baru tersebut.

4. Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa.

(5)

merumuskan tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga motivasi mereka untuk mencapai tujuan itu lebih kuat.

2.3. Prestasi Belajar

A.Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009 :12) Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha

yang dicapai, dalam hal ini yang dimaksud dengan kegiatan tersebut adalah belajar.

Menurut Sutarno (dalm Trisna Widada : 7)) prestasi merupakan kemampuan nyata yang dapat dicapi seseorang individu atau murid setelah mengikuti kegiatan belajar, yang proses pengukurannya menggunakan tes.

Nana Sudajana ( dalam Trisna Widada 2000: 7) prestasi adalah suatu keberhasilan yang dicapai oleh seseorang murid setelah mengikuti program pengajaran dalam kurun waktu tertentu dengan tujuan yang ditetapkan

(6)

Dari pengertian prestasi dan belajar di atas, dapat diambil ksesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang setelah melakukan keagiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan suatu alat evaluasi.

B. Fungsi Utama Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009:12) ada beberapa fungsi utama prestasi belajar yaitu: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai siswa.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan siswa didik dalam suatu program pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inivasi pendidikan

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indicator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik.

(7)

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:138) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :

a. Faktor Intern adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa.

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,struktktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi :

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,kebutuhan,emosi, dan penyesuaaian diri.

b. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keaadaan lingkungan keluarga,masyarakat dan sebagainya.

1) Keaadaan keluarga, keluarga merupakan lingkungan kecil dalam

(8)

aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi dalam belajar. Perhatian dari orang orang tua juga sangat mempengaruhi belajar siswa. Dengan perhatian, siswa akan terdorong dan termotivasi.

2) Keadaan sekolah, sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

3) Lingkungan masyarakat, disamping orang tua , lingkungan juga merupakan

salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkemabangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak tinggal atau berada.

(9)

2.4. Pembelajaran IPA di SD

Carin dan Sund (dalam Trianto, 2007:100) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian IPA, maka dapat dismpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dpat diselesaikan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended

2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah , metode ilmiah kka meliputi penyusunan hipotesis,perancanagn eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan

3. Produk: berupa fakta,prinsip, teori, dan hukum

4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

(10)

pada tes/ ujian, akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Agar pembelajaran IPA di SD sesuai yang diharapkan maka kita sebagai pendidik harus mengetahui “anak SD” dengan kata lain tahu tahap perkembangan intelaktual dan fisik serta emosi anak SD. Seorang ahli berpendapat bahwa masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir, karena pada masa ini anak berusia dari enam hingga kira-kira dua belas tahun adalah masa matang untuk sekolah. Para pendidik mengenal masa ini sebagai masa sekolah, karena pada masa ini anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.

(11)

Tingkat-tingkat perkembangan intelektual menurut Piaget (Dahar,1989:152, dalam Widodo:2) adalah:

1. Sensori motor

Pada tahap ini alam pikiran anak masih sangat luas. Melalui pengalamannya ia menyadari bahwa benda-benda disekitarnya itu ternyata tetap ada walau ia tidak menyentuhnya.sensori motorikya tergantung dari luar, belum dapat mengambil inisiatif untuk berfikir. Pada akhir tahap ini anak dapat mengenal nama-nama benda, ruang dan waktu.

2. Tahap praoperasional

Yang dinaksud dengan operasional oleh Piaget adalah suatu internalisasi dari apa yang dketahui melalui panca indra sampai keadaan otaknya. Perilaku anak praoperasional masih berlandaskan pengalamannya yang konkret sepeti pada tahap sensorimotorik, akan tetapi telah mengalami peningkatan berupa :

a. Memahami tentang penggabungan b. Memahami tenntang urutan c. Memahami tentang penggolongan

Anak praoperasonal masih bersifat menghayal. Mereka tidak dapat membedakan main-main dan sungguhan. Sudah bisa membedakan waktu yang lalu, sekarang dan akan dating.

(12)

Mereka berpikir atas dasar pengalaman monkret/ nyata. Mereka belum dapat membayangkan bagaimana proses fotosintesis atau peristiwa osmosis. Belum dapat memahami gaya gravitasi atau teori atom dan molekul. Pemahaman ruang telah berkembang. Pada akhir tahap ini mereka telah mngerti tentang perkalian, sudah dapat menulis, dan berkorespondensi, dan akhhirnya mereka mulai berpikir bastrak. Mereka masih membutuhkan benda-benda konkret untuk menolong kemampuan intelektualnya.

4. Tahap operasional formal (11-14 tahun)

Anak sudah mulai dapat berpikir abstrak,terutama pada anak-anak cedas. Misalnya kemampuan memberi alasan tanpa mengamati objeknya secara konkret terlabih dahulu.dapat berpikir reflektif (memikirkan kembali apa yang telah dipikirkan) atau berpikir evaluaitif.

Selain perkembangan intelektual pendidik juga harus tahu perkembangan fisik anak. Pertumbuhan fisik mempengaruhi tingkah laku anak selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan fisik. Ketergantungan antar keduanya sangat penting sehingga bagaiamana anak tumbuh dan berkembang merupakan hal hakiki. Pemahaman persamaan antara individu individu dan perubahan yang terjadi dalam diri individu ditentukan oleh peningkatan umurnya.

(13)

mengubah kesenangan terhadap pengalaman sehari- hari, dan juga motivasi terhadap tindakan.

Setelah mengetahui perkembangan anak dengan berbagai crinya nantinya kita bisa menerapakan model pembelajaran yang tepat diterapkan pada anak SD .sehingga sasaran yang diharapkan akan dapat tercapai

2.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1. Standar Kompetensi

Memahami antar struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya.

2.Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

2.6. Materi Pembelajaran

1. Rangka Manusia

(14)

a. Rangka Kepala

Tulang kepala manusia berbentuk pipih saling menyatu, dan saling mengait sehingga membentuk tempurung kepala yang kokoh. Rangka kepala memilki kira-kira 30 tulang yang tumbuh bersama membentuk batok yang menyerupai helm. Rangka kepala terbagi menjadi dua bagian yaitu : tulang tengkorak bagian belakang(tempurung kepala) dan tulang tengkorak bagian muka (wajah)

b. Rangka Badan

Rangka badan terdiri atas kumpulan tulang yang membentuk badan. Rangka badan terdiri atas tulang belakang,tulang dada, tulang rusuk, tulang gelang bahu, dan tulang panggul.

c. Rangka Anggota Gerak

Rangka anggota gerak berbentuk pipa dan beruas-ruas. Rangka anggota gerak berfungsi untuk bergerak. Rangka anggota gerak terdiri atas tulang anggota gerak atas (tangan) dan tulang anggota gerak bawah (kaki)

(15)

2. Sendi

Hubungan antar tulang disebut dengan sendi. Ada sendi yang dapat digerkan dan ada sendi yang tidak dapat digerkakan. Contoh beberapa sendi yang terdapat pada manusia :

(16)

b) Sendi peluru, adalah sendi yang dapat digerakkaan ke semua arah, contoh: sendi ruas tulang leher, sendi pada pangkal lengan,sendi pada pangkal paha.

c) Sendi pelana, adalah sendi yang bergerak ke duaa arah, contoh sendi antara tulang telapak tangan dengan pangkal ibu jari

d) Sendi gesser adalah persendian tempat ujung tulang yang satu menggeser tulang yang lain, contoh : tualang hasta dan tulang pengumpil

e) Sendi putar, adalah persendian tempat tulang satu berputar mengelilingi tulang yang lain. Contoh: hubungan antar tulang atlas dan tulang tengkorak.

(17)

3. Kegunaan Rangka

a) Rangka tengkorak melindungi otak

b) Rangka badan melindungi jantung dan paru-paru

c) Ruas-ruas tulang leher melindungi tenggorokan dan kerongkongan d) Tulang pinggul melindungi alat pencernaan makanan alat kelamin

e) Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakangdan juga memberikan kekuatan tubuh.

4. Kelainan pada tulang dan penyakit pada tulang

a) Kifosis adalah kelainan akibat tulang belakang melengkung ke belakang

Gambar 2.3:

b) Lordosis adalah kelainan akibat tulang belakang atau melengkung ke depan

(18)

c) Scoliosis adalah kelainan akibat tulang belakang melengkung ke samping (ke kanan atau ke kiri)

Gambar 2.5:

d) Rakitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D pada masa pertumbuhan tulang.

Gambar 2.6:

e) Osteoporosis adalah penyakit pada tulang yang biasanya menyerang wanita usia 45 tahun dan pada pria usia 50-60 tahhun. Tulang dapat menjadi rapuh dan akhirnya mudah patah.

(19)

2.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

A. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Karli (2004:48) model belajar kooperatif adalah suatu strategis belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu system kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan dalam belajar bukan hanya dari guru saja, melainkan bisa dari pihak lain yang ikut terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi, keberhasilan dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

Beberapa karakteristik pendekatan belajar kooperatif, antara lain :

1. Individual accountability atau tanggung jawab individu yaitu : bahwa

(20)

2. Social skill, meliputi seluruh hidup sosial,kepekaan sosial dan mendidik siswa 3. untuk menumbuhkan pengekangan dan penagrahan diri demi kepentingan

kelompok.ketrampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, sikap saling menolong,menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran social.

4. Positive interdependence, yaitu sifat yang menunjukkan saling

ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif.

5. Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh

kelompok secara bersama-sama

B.Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division ini merupakan salah satu tipe dari model dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan keompok.

(21)

seluruh anggota tim teleh menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes dengan tidak diperkenankan saling membantu.

Persiapan - persiapan dalam metode Student Teams Achivement Division:

a) Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan pembelajaran perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

b) Membentuk kelompok kooperatif Langkahnya :

1. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa keompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4- 5 anggota kelompok. Tiap tim memilki anggota yang heterogen dari tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah)

2. Tiap tim menggunakan lembar kerja kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk mengusai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.

(22)

4. Tiap siswa dari tiap tim diberi skor atas penguasaanya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau skor sempurna diberi penghargaan.

c) Menentukan skor awal

Skor awal yang digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadiakn skor awal.

d) Pengaturan temat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam pembelajaran kooperatif perlu diatur, apabial tiidak akan menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajarn pada kelas kooperatif.

e) Kerja kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan dalam pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division, terlebih dahhulu diadakan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh individu mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperattif Student Teams Achivement Division tersaji dalam beberapa fase :

1. Fase pertama

(23)

2. Fase kedua

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

3. Fase ketiga

Guru mengorganisasikan siswa dalam kempompok-kelompok belajar, bagaimana cara membenntuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4. Fase keempat

Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

5. Fase kelima

Guru mengvaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6. Fase keenam

Guru memberikan cara-cara memberi penghargaan baik individu maupun kelompok.

Pengahargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oelh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menghitung skor individu

(24)

Nilai tes Skor Perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin

10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor awal

10 poin

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin Nilai sempurna (tanpa memperhatikan

skor awal )

30 poin

Sumber :Ibrahim (dalam Trianto, 2010:72)

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok , yaitu menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada tabel 2.2:

Rata-rata tim Predikat

0 ≤ x ≤ 5 -

5 ≤ x ≤ 15 Tim baik

15 ≤ x ≤ 25 Tim hebat

25 ≤ x ≤ 30 Tim super

(25)

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing –masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah/ pengahargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.

Kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan

a. Setiap siswa dalam belajar menjadi siap semua b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh c. Memidahkan siswa melakukan penyesuain social

d. Menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois e. Menngkatkan rasa saling percaya diri

2. Kekurangan

a. Kelompok yang heterogen menurut kemmapuan akademik dapat menimbulkan kendala pada tiap individu karena bukan dengan teman akrabnya.

b. Dapat menimbulkan persaingan antar kelompok yang melenceng dari materi yang diberikan guru, sehingga peran guru dalam memberikan arahan harus benar-benar fokus terhadap materi.

(26)

2.8. Kerangka Berpikir

Keberhasilan belajar bukan hanya pada penguasaan materi semata, namun mtoivasi yang dimilki siswa sangat mempengaruhinya. Pada umumnya setiap individu mempunyai keinginan dan kebutuhan belajar sendiri-sendiri. Setiap keinginan agar diarahka dan agar tercapai prestasi belajar yang optimal. Selain motivasi teman sebaya juga turut membantu keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam kemyataanya menunjukkkan bahwa dalam proses belajar belum sesuai dengan yang diharapkan.. rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa adalah merupakan permaslahan yang hasus segera diatasi.

Pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division merupakan pendekatan yang berorientasi pada kerjasama antar individu,diskusi kelompok dan berfikri bersama dengan cara melibatkan banyak siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerjasama dan saling membantu dalam memahami materi yang tercakup serta mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran.

2.9. Hipotesis Tindakan

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2 :
Gambar  2.3:
Gambar 2.5:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian yang paling populer mengenai prediksi kebangkrutan adalah yang dilakukan oleh Altman, 1968 yang menyebutkan bahwa Altman melakukan analisis kebangkrutan

Hasil dari pelaksanaan PPL selama kurang lebih satu bulan di SMP Negeri 1 Pakem dapat dirasakan praktikan berupa penerapan ilmu pengetahuan dan praktik keguruan di

10 Melakukan proses transformasi obyek tiga dimensi pada scene TumozMatrix yang merupakan hasil gabungan transformasi pada seluruh scene. Menampilkan transformasi dan

[r]

Dalam teori Fungsional struktural ini memang mengabaikan perubahan sosial tetapi tidak mengabaikan kondisi sosial yang sakit atau abnormal (diz-.. Dalam konteks

Photovoltaic systems can be used as an alternative emergency energy supply. in

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan