• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan-hubungan Bisnis.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan-hubungan Bisnis.doc"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN - HUBUNGAN BISNIS

1. Keagenan .

2. Franchising (Waralaba). 3. Joint Venture.

4. Bangun Guna Serah (BUILT OPERATE AND TRANSFER). 1. Keagenan .

AGEN adalah :

Perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal , berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.

Hubungan bisnis dengan nama keagenan dan dengan nama distributor adalah berbeda. Namun dalam praktek bisnis sehari - hari keduanya biasanya digabungkan. Bila seorang / badan bertindak sebagai AGEN berarti ia bertindak untuk dan atas nama PRINSIPAL

PRINSIPAL adalah :

Perorangan atau Badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar negeri atau di dalam negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Untuk itu pihak asing yang biasa disebut dengan PRINSIPAL harus menunjuk agen-agenya atau perwakilannya di Indonesia untuk memasarkan produknya.

Prinsipal akan bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang Agen, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam batas-batas wewenang yang diberikan kepadanya.

Bila seorang Agen ternyata bertindak melampaui batas wewenangnya, maka agen itu sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya tadi.

(2)

Contoh Agen :

Agen rokok Djarum Super

 agen ini terikat suatu kontrak dengan PT. Djarum,

 ia menjual rokok bermerek Djarum Super semata-mata untuk kepentingan PT Djarum,

 agen ini harus mengikuti aturan ataupun kebijakan dari PT. Djarum dan tidak menjual lain selain produk dari PT. Djarum.

Agen Tunggal adalah :

perusahaan perdagangan nasional yangmendapatkan hak eksklusif dari prinsipal berdasarkan perjanjian sebagai satu-satunya agen di Indonesia atau wilayah pemasaran tertentu.

Contoh Agen Tunggal :

Agen Tunggal Pemegang Merek (disingkat ATPM) suatu merek dagang adalah perusahaan yang ditunjuk untuk memasarkan suatu produk atau merek tertentu di Indonesia oleh produsen (principle) yang umumnya berada di luar negeri., seperti ATPM TOYOTA, ATPM DAIHATSU dan ATPM ISUZU.

Sub Agen adalah:

perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan atau perjanjian agen tunggal untuk melakukan pemasaran.

Distributor adalah :

Perusahaan pedagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Jadi, bila seorang /badan bertindak sebagai DISTRIBUTOR berarti ia bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri.

Contoh Distributor Distributor perlengkapan bayi :

 distributor dapat menjual barang-barang dari berbagai merek produk perlengkapan bayi, dan menjual produk tersebut semata-mata untuk kepentingan atau

(3)

keuntungannya sendiri, dan memiliki kebijakan ataupun aturan sendiri dalam menjual produknya kepada pedagang eceran atau customer.

Distributor Tunggal adalah :

perusahaan perdagangan nasional yang mendapatkan hak eksklusif dari prinsipal berdasarkan perjanjian sebagai satu - satunya distributor di Indonesia atau wilayah pemasaran tertentu.

Contoh : Semen Holcim

KONTRAK TERTULIS yang isinya ditentukan oleh para pihak sesuai dengan kepentingan para pihak tersebut, asal saja tidak bertentangan dengan hukum dan kesusilaan sesuai Pasal 1388 KUHPerdata.

SYARAT MENJADI DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN :

1. Warga Negara Indonesia yang berusia sekurang-kurangnya 18 tahun. 2. Mengisi formulir permohonan menjadi agen atau distributor.

3. Mematuhi peraturan-peraturan tentang agen dan distributor yang telah ditentukan oleh perusahaan.

4. Melampirkan fotocopy KTP atau identitas lain yang masih berlaku. 5. Memiliki alamat dan nomor telepon yang jelas dan dapat dihubungi.

6. Membayar uang lisensi (Hak Penjualan) kepada perusahaan yang besarnya akan ditentukan oleh perusahaan.

7. Membayar pembelian produk yang besarnya akan ditentukan oleh perusahaan. 8. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama

Tata Cara Pendaftaran :

1. Permohonan pendaftaran agen, agen tunggal, distributor, distributor tunggal atau sub distributor barang dan/atau jasa produksi di luar negeri atau dalam negeri , disampaikan secara tertulis kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Departemen Perdagangan;

2. Surat permohonan pendaftaran ditandatangani oleh Direktur atau penanggung jawab perusahaan;

(4)

3. Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan pendaftaran secara lengkap dan benar, Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan menerbitkan STP.

Apabila surat permohonan dinilai belum lengkap dan benar, paling lambat 3 (tiga hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan, Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan wajib menyampaikan PENOLAKAN secara tertulis kepada perusahaan yang bersangkutan disertai alasan-alasannya.

Masa berlaku STP sebagai agen, agen tunggal , distributor, atau distributor tunggal barang dan/atau jasa produksi luar negeri atau dalam negeri yang ditunjuk oleh prinsipal produsen : diberikan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan STP, kecuali di dalam perjanjian atau konfirmasi ditentukan kurang dari 2 (dua) tahun. Masa berlaku STP sebagai agen, agen tunggal,distributor, atau distributor tunggal barang dan/atau jasa produksi luar negeri atau dalam negeri yang ditunjuk oleh prinsipal supplier : diberikan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan STP, kecuali dalam perjanjian atau konfirmasi ditentukan kurang dari 2 (dua) tahun atau ditentukan kurang dari itu oleh prinsipal produsen;

Masa berlaku STP sebagai sub agen atau sub distributor diberikan sesuai jangka waktu yang diperjanjikan dan paling lambat sama dengan masa berlaku STP dari agen, agen tunggal, distributor, atau distributor tunggal yang menunjuk.

Setiap agen, agen tunggal sub agen, distributor, distributor tunggal atau sub distributor barang dan / atau jasa yang STP-nya HILANG WAJIB mengajukan permohonan penggantian secara tertulis kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan dengan melampirkan Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian.

Setiap agen, agen tunggal sub agen, distributor, distributor tunggal atau sub distributor barang dan/ atau jasa yang STP-nya RUSAK WAJIB mengajukan PERMOHONAN PENGGANTIAN SECARA TERTULIS kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan dengan melampirkan STP asli yang rusak.

(5)

Persyaratan Pendaftaran Agen/Distributor Barang dan/atau Jasa Produksi di Luar Negeri : 1. perjanjian yang telah dilegalisir oleh Notary Public dan surat Keterangan dari

Atase Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di negara Prinsipal, dengan memperlihatkan aslinya ;

2. apabila perjanjian dilakukan oleh prinsipal supplier, prinsipal supplier berkewajiban menunjukan kewenangan dari prinsipal produsen ;

3. copy SIUP;

4. copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku ;

5. copy Angka Pengenal Impor Umum (API-U) yang masih berlaku, khusus untuk distributor atau distributor tunggal;

6. copy Akta Pendirian Perusahaan dan / atau Akta Perubahan yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang;

7. copy pengesahan Badan Hukum dariDepartemen Hukum dan HAM bagi PT;

8. khusus bagi agen atau agen tunggal, membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa tidak melakukan penguasaan dan penyimpanan barang yang di ageni;

9. asli leaflet/brosur/katalog dari prinsipal untuk jenis barang dan/atau jasa yang diageni;

10. copy surat izin atau surat pendaftaran lainnya dariinstansi teknis yang masih berlaku; 11. copy Surat Izin Usaha Tetap/Surat Persetujuan BKPM apabila perjanjian dilakukan

dengan Perusahaan PMA yang bergerak di bidang distributor wholesaler ; 12. copy Surat Izin Usaha Perusahaan Perwakilan Perdagangan Asing (SIUP3A). Persyaratan Pendaftaran Agen/Distributor Barang dan/atau Jasa Produksi Dalam Negeri :

1. Perjanjian yang telah dilegalisir oleh Notaris dengan memperlihatkan aslinya; 2. Copy SIUP;

3. Copy TDP yang masih berlaku;

4. Copy Akta pendirian perusahaan dan/atau Akta perubahan yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang;

5. Copy pengesahan badan hukum dari Departemen Hukum dan HAM bagi PT; 6. Copy Surat Izin Usaha Industri dari prinsipal produsen;

7. Khusus bagi agen atau agen tunggal, membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa tidak melakukan penguasaan dan penyimpanan barang yang diageni;

(6)

Perusahaan hanya memberikan reward khusus untuk DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN yang berprestasi dalam bentuk barang atau uang yang besarnya atau bentuknya menjadi rahasia perusahaan

Cakupan wilayah DISTRIBUTOR adalah kota/kabupaten di Indonesia yang tertulis di surat permohonan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.

Cakupan wilayah AGEN adalah kecamatan dalam sebuah kota/kabupaten di Indonesia yang tertulis di surat permohonan DISTRIBUTOR.

Cakupan wilayah SUB AGEN adalah kelurahan/desa dalam sebuah kecamatan dalam kota/kabupaten di Indonesia yang tertulis di surat permohonan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.

Seorang Distributor di ijinkan untuk merekomendasikan Agen maupun Sub Agen untuk ditunjuk oleh Perusahaan. Agen dan Sub Agen yang direkomendasikan oleh Distributor ditempatkan di wilayah yang belum ada Agen dan Sub Agen. Seorang Agen di ijinkan untuk merekomendasikan Sub Agen untuk ditunjuk oleh perusahaan.

Sub Agen yang direkomendasikan oleh Agen ditempatkan di wilayah yang belum ada Sub Agen.

MUTASI WILAYAH :

Mutasi/perpindahan wilayah oleh DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN hanya bisa dilakukan di wilayah yang belum ada DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.

Seorang DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Perusahaan disertai fotocopy identitas dan sertifikat hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN atau SUB KEAGENAN.

Agen, agen tunggal, sub agen , distributor, distributor tunggal, atau sub distributor barang dan / atau jasa WAJIB menyampaikan LAPORAN KEGIATAN PERUSAHAAN setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan . Agen, agen tunggal , sub agen , distributor, distributor tunggal, atau sub distributor barang dan/atau jasa yang TIDAK MELAKUKAN LAGI KEGIATAN USAHANYA / MENUTUP

(7)

PERUSAHAANNYA HARUS MELAPORKAN penutupan kegiatan usahanya dan mengembalikan STP asli kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan . Agen, agen tunggal , sub agen , distributor, distributor tunggal, atau sub distributor barang dan/atau jasa yang melakukan PERUBAHAN NAMA PRINSIPAL , STATUS PENUNJUKAN KEAGENAN/ DISTRIBUTOR , MEREK, WILAYAH PEMASARAN , JENIS BARANG , ALAMAT PERUSAHAAN, PENANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN harus melaporkan kepada Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan.

Hak Keagenan & Distributor :

1) berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan pelayanan purna jual dari prinsipal serta secara teratur mendapatkan informasi tentang perkembangan produk;

2) apabila diperlukan , agen , agen tunggal, distributor atau distributor tunggal dapat memperkerjakan tenaga ahli WNA dalam bidang teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kewajibannya antara lain :

1) agen, agen tunggal , distributor atau distributor tunggal wajib melindungi kepentingan dan kerahasiaan prinsipal terhadap barang dan/atau jasa yang diageni sesuai yang disepakati dalam perjanjian;

2) prinsipal produsen yang memasok barang yang pemanfaatannya berkelanjutan dalam batas waktu paling sedikit 1 (satu) tahun wajib menyediakan suku cadang atau pelayanan purna jual dan memenuhi jaminan atau garansi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Pemutusan dan Penyelesaian Sengk eta :

1) Perjanjian keagenan / kedistributoran yang masih berlaku, hanya dapat diputuskan : atas persetujuan dari kedua belah pihak sesuai kesepakatan dan ketentuan hukum yang berlaku.

2) Perjanjian keagenan atau kedistributoran yang masih berlaku hanya dapat diputuskan oleh salah satu pihak yang mengadakan perjanjian apabila :

a. Perusahaan dibubarkan atau;

(8)

c. Dialihkan haknya atau pengalihan hakkeagenan/kedistributoran atau Bangkrut/pailit atau;

d. Perjanjian tidak diperpanjang.

3) Apabila pemutusan perjanjian sebagai agen tunggal atau distributor tunggal yang diikuti dengan penunjukan agen , agen tunggal ,distributor atau distributor tunggal yang baru oleh prinsipal sebelum berakhirnya masa berlaku STP :

maka kepada agen, agen tunggal, distributor atau distributor tunggal baru dapat diberikan STP setelah tercapainya clean break (pemutusan hubungan sama sekali). 4) Apabila pemutusan perjanjian sebagai agen atau distributor yang diikuti dengan

penunjukan agen tunggal atau distributor tunggal yang baru oleh prinsipal sebelum berakhirnya masa berlaku STP :

maka kepada agen tunggal atau distributor tunggal baru dapat diberikan STP setelah tercapainya clean break (pemutusan hubungan sama sekali).

5) Jika pemutusan perjanjian secara sepihak oleh prinsipal tidak diikuti dengan penunjukan agen, agen tunggal,distributor atau distributor tunggal yang baru :

maka prinsipal wajib terus memasok suku cadang kepada agen, agen tunggal, distributor atau distributor tunggal yang lama sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun untuk menjaga kontinuitas pelayanan purna jual kepada pemakai peralatan tersebut. 6) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak dilakukan pemutusan perjanjian

sebagaimana point 3 dan 4 belum tercapai clean break (pemutusan hubungan sama sekali) :

maka sambil menyelesaikan clean break dimaksud , prinsipal dapat menunjuk agen , agen tunggal, distributor atau distributor tunggal yang baru.

Apabila agen / distributor ingin mengalihkan haknya kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya, tentu dibolehkan sesuai dengan isi pasal 1338 KUHPerdata mengenai hal kebebasan berkontrak.

Bila para pihak ingin memutuskan perjanjian tetap harus diperhatikan ketentuan pasal 1266 KUHPerdata yang pada dasarnya menetapkan bahwa pembatasan suatu perjanjian hanya dapat dilakukan setelah adanya keputusan pengadilan.

(9)

SANKSI-SANKSI :

Perusahaan yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1) mengenai PENDAFTARAN dikenakan sanksi administratif berupa :

1) peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggal pengiriman oleh Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan;

2) pencabutan SIUP bagi perusahaan yang tidak mengindahkan peringatan tersebut di atas.

Pelanggaran terhadap pasal 19 mengenai PELAPORAN, dikenakan sanksi administratif berupa :

1) peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggal pengiriman oleh Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan ;

2) pemberhentian sementara STP selama 6 (enam) bulan

bagi perusahaan yang tidak mengindahkan peringatan sebagaimana dimaksud pada huruf a terhitung sejak penetapan pemberhentian sementara STP;

3) STP yang telah diberhentikan sementara (huruf b) dapat diberlakukan kembali apabila perusahaan bersangkutan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 19 ;

4) pencabutan STP apabila setelah pemberhentian sementara berakhir , perusahaan tetap tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 19.

Keuntungan Bisnis Keagenan :

- Bisa menekan biaya promosi karena promosi sudah dilakukan oleh produsen. - Meningkatkan imej usaha kita seakan sejajar dengan brand produsen.

- Tidak dipusingkan dengan produksi barang

- Bisa menekan modal,dibanding harus produksi sendiri.

(10)

2. Franchise (Waralaba).

Dalam PP No.42 Tahun 2007 yang dimaksud dengan Waralaba :

hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha dalam terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

Waralaba pada dasarnya adalah :

izin khusus (licence) atas peminjaman hak kekayaan intelektual (HAKI) berupa merek dagang dan sistem bisnis yang dimiliki oleh suatu perusahaan/individu (pewaralaba atau franchisor) kepada terwaralaba (franchisee).

Peminjaman ini diikat dan diatur oleh suatu perjanjian perjanjian waralaba atau lisensi.

Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) memliki ciri khas usaha;

2) terbukti sudah memberikan keuntungan;

3) memiliki standar atas pelayanan dan barang dan /atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis;

4) mudah diajarkan dan diaplikasikan;

5) adanya dukungan yang berkesinambungan; 6) Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar.

(11)

suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain sejenis, dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas dimaksud.

Misalnya sistem cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari Pemberi Waralaba, yaitu seperti :

- di bidang makanan : Wong Solo, Bakmi Japos, Es Teller 77, dll. - di bidang pendidikan : primagama, I TutorNet, dll.

- berbentuk retail mini outlet : Indomaret, Alfamart, dll.

- di bidang telematika/informasi & Communication Technology : Inke, X4 Print, Veneta, dll.

Pemberi Waralaba wajib memberikan : - pembinaan dalam bentuk pelatihan, - bimbingan operasional manajemen, - pemasaran,

- penelitian, dan

- pengembangan kepada Penerima Waralaba secara berkesinambungan.

Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba mengutamakan :

penggunaan barang dan/atau jasa hasil produksi dalam negeri sepanjang memenuhi standar mutu barang dan/atau jasa yang ditetapkan secara tertulis oleh Pemberi Waralaba.

PEMBERI WARALABA WAJIB mendaftarkan prospektus penawaran Waralaba sebelum membuat perjanjian Waralaba dengan Penerima Waralaba.

(12)

Penerima Waralaba wajib mendaftarkan perjanjian Waralaba. Permohonan pendaftaran Waralaba diajukan kepada Menteri.

Menteri menerbitkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba apabila permohonan pendaftaran Waralaba telah memenuhi persyaratan .

Adapun persyaratan permohonan pendaftaran Waralaba adalah sebagai berikut: a). foto kopi legalitas usaha;

b). foto kopi perjanjian Waralaba;

c). foto kopi prospektus penawaran Waralaba; dan d). foto kopi KTP pemilik/pengurus perusahaan.

MEMPERSIAPKAN PROSPEKTUS :

a) Prospektus diartikan sebagai dokumen penjelasan dari si Pemberi Waralaba yang berisi fakta-fakta terkait dengan waralaba yang ditawarkan.

b) Di dunia internasional Prospektus dapat dipersamakan dengan Franchise Offering Circular.

c) Prospektus sekurang-kurangnya berisi : - data identitas Pemberi Waralaba - legalitas usaha Pemberi Waralaba - sejarah kegiatan usahanya

- struktur organisasi Pemberi Waralaba - data laporan keuangan 2 tahun terakhir - jumlah tempat usaha

(13)

- daftar Penerima Waralaba

- ringkasan hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba d) Mendaftarkan salinan Prospektus, dengan dilengkapi salinan legalitas Pemberi

Waralaba, ke Kementerian Perdagangan. MEMBUAT KONTRAK WARALABA :

a) Merujuk pada ketentuan perundang-undangan di Indonesia, yang menyatakan bahwa waralaba adalah harus dilaksanakan berdasarkan suatu perjanjian tertulis, maka kedudukan Kontrak Waralaba dalam suatu transaksi waralaba adalah krusial dan fundamental.

b) Kurang tersedianya peraturan hukum yang secara spesifik dan detil mengatur Waralaba membuat para pihak harus mengandalkan Kontrak sebagai sumber/dasar hukum yang akan mengatur hubungannya.

c) Kontrak waralaba secara perundang-undangan minimum mencakup : - nama dan alamat para pihak

- jenis hak kekayaan intelektual - kegiatan usaha

- hak dan kewajiban para pihak

- bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba

- wilayah usaha

- jangka waktu perjanjian

- tata cara pembayaran imbalan

- pemilikan, perubahan pemilikan, dan hak ahli waris - penyelesaian sengketa

- tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Dalam hal perjanjian Waralaba belum berakhir Surat Tanda Pendaftaran Waralaba dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Proses permohonan dan penerbitan Surat Tanda pendaftaran Waralaba tidak dikenakan biaya.

(14)

Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan Waralaba, yakni antara lain berupa pemberian :

1) pendidikan dan pelatihan Waralaba;

2) rekomendasi untuk memanfaatkan sarana perpasaran;

3) rekomendasi untuk mengikuti pameran Waralaba baik di dalam dan di luar negeri; 4) bantuan konsultasi melalui klinik bisnis;

5) penghargaan kepada Pemberi Waralaba lokal terbaik; dan/atau 6) bantuan perkuatan permodalan.

Menteri melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Waralaba.

SANKSI-SANKSI :

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangan masing-masing dapat mengenakan sanksi administratif bagi Pemberi Waralaba dan Penerima yang melanggar ketentuan, yaitu berupa :

1) peringatan tertulis; 2) denda; dan/ atau

3) pencabutan Surat Tanda Pendaftran Waralaba.

(15)

Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba yang melanggar ketentuan ini dapat diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggal surat peringatan sebelumnya diterbitkan.

Sedangkan sanksi administrasi berupa denda,dikenakan Kepada :

Pemberi Waralaba yang tidak melakukan pendaftaran prospektus penawaran Waralaba atau Penerima Waralaba yang tidak melakukan pendaftaran perjanjian Waralaba setelah diterbitkannya surat peringatan.

Denda dikenakan paling banyak Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah).

Sanksi administratif berupa pencabutan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba, dikenakan kepada :

Pemberi Waralaba yang tidak melakukan pembinaan kepada Penerima Waralaba setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ketiga.

Dalam setiap perjanjian Waralaba, Pewaralaba (Franchisor) selaku pemilik dari Sistem Waralabanya memberikan lisensi kepada Terwaralaba (Franchisee) untuk dapat menggunakan Merek Dagang/Jasa dan logo yang dimiliki oleh Pewaralaba.

Keberhasilan dari suatu organisasi Waralaba tergantung dari penerapan Sistem/Metode Bisnis yang sama antara Pewaralaba dan Terwaralaba.

Sistem Bisnis dalam Waralaba berupa :

 pedoman yang mencakup standarisasi produk,

 metode untuk mempersiapkan atau mengolah produk atau makanan, atau  metode jasa,

(16)

 standar rupa dari fasilitas bisnis,  standar periklanan,

 sistem akuntansi, kontrol persediaan, dan kebijakan dagang, dll.

Dalam setiap format bisnis Waralaba, Pewaralaba baik secara langsung atau tidak langsung menarik pembayaran dari Terwaralaba atas penggunaan merek dan atas partisipasi dalam sistem Waralaba yang dijalankan.

Biaya biasanya terdiri atas :  Biaya Awal,

 Biaya Royalti,  Biaya Jasa,

 Biaya Lisensi dan atau Biaya Pemasaran bersama.

 Biaya lainnya juga dapat berupa biaya atas jasa yang diberikan kepada Terwaralaba (mis: biaya manajemen).

Ada 2 sistem Pembagian Keuntungan dalam waralaba, yaitu : 1) royalti

2) bagi hasil. Pada Sistem Royalti :

pewaralaba mendapatkan bagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan kontrak meskipun terwaralaba merugi .

Keuntungan Bagi Hasil :

keuntungan pewaralaba ditentukan oleh pendapatan terwaralaba sehingga semakin besar pendapatan terwaralaba, semakin besar keuntungan yang akan dibagikan kepada pewaralaba.

Rata-rata, dalam bisnis waralaba pengembalian modal Di dapat setelah 3-5 tahun sejak pertama kali usaha dibuka.

(17)

waralaba ritel, umumnya pewaralaba akan mendapat keuntungan sekitar 1 (satu) persen apabila pendapatan perbulan sudah di atas Rp.100 juta.

Keuntungan bisnis waralaba adalah: 1) Proses belajar singkat ;

2) Menggunakan nama usaha yang terkenal ; 3) Mendapat bantuan memulai usaha ; 4) Jaminan suplai dan dukungan usaha lain;

5) Serta kekuatan dalam kegiatan promosi yang efisien; 6) Resiko gagal kecil;

7) Program manajemen yang telah teruji.

Dari sisi kerugian, sejumlah hal bisa disebutkan di sini :

1) bila memilih bisnis waralaba, meski usaha milik sendiri, kebijakan umumnya masih ditentukan oleh franchisor (penjual waralaba), dan untuk membentuk sistem yang baku, perlu proses yang birokratis.

2) Biaya awal cukup tinggi.

3) Terwaralaba diwajibkan untuk menyumbang presentase penjualan kepada perusahaan induk,.

3. Joint Venture.

Menurut Amirizal, SH., M.Hum menyatakan bahwa joint venture adalah :

kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan perjanjian belaka.

Kata joint Venture kalau diterjemahkan dapat berarti berusaha secara bersama-sama. Usaha bersama tersebut dapat mencakup semua jenis kerja sama.

(18)

dengan mengadakan perjanjian joint venture antara pemilik modal asing dan pemilik modal nasional.

Bentuk joint venture dapat dibagi menjadi 2 (dua) kerja sama, yaitu :

1. Antara orang dan/atau badan hukum RI dengan orang dan/atau badan hukum RI ; 2. Antara orang dan/atau badan hukum RI dengan orang dan/atau badan hukum asing/

lembaga internasional.

Kerja sama Joint venture merupakan :

kerja sama pemerintah dan swasta dimana tanggungjawab dan kepemilikan ditanggung bersama dalam hal penyediaan pelayanan infrastruktur.

Dalam kerja sama ini masing-masing pihak mempunyai posisi yang seimbang dalam perusahaan. Kerja sama ini bertujuan untuk memadukan keunggulan sektor swasta seperti modal, teknologi, kemampuan manejemen, dengan keunggulan pemerintah yakni kewenangan dan Kepercayaan masyarakat.

Keuntungan Joint Venture :

Apabila dilihat dari kepentingan modal domestik, maka joint venture akan memberikan suatu keuntungan, karena :

1) mitra lokal mendapat bantuan pendanaan dengan memanfaatkan modal asing; 2) mitra lokal dapat memanfaatkan kemampuan manajemen asing yang kaya

pengalaman;

3) mitra lokal dapat memanfaatkan dan menembus pasar di luar negeri yang dikuasai partner asing;

4) mitra lokal dapat menerima transfer teknologi asing;

5) mitra lokal dapat meningkatkan kemampuan karyawan domestik dengan training (ketrampilan) yang diberikan pihak asing.

Keuntungan-keuntungan bagi Investor asing antara lain : a. Mendapat akses ke sumber-sumber lokal;

b. Memperoleh pengalaman dan kiat-kiat mitra lokal dalam operasinya di dalam negeri;

(19)

d. Dapat memperoleh pengurangan risiko usaha dengan pembagian beban risiko. Kerugian – Kerugian dari Joint Venture :

Bagi Pihak Domestik (dalam negeri) :

1) Manajemen tidak dapat dikuasai sepenuhnya oleh pihak domestik, melainkan harus dibagi dengan pihak asing yang lebih mempunyai kemampuan;

2) Training dan manajemen belum tentu diberikan dalam batas-batas kemampuan yang memadai untuk standar asing;

3) Kemungkinan transfer nilai harga dengan perusahan induk dalam dimensilebih besar dapat dilaksanakan,dan yang bisa menimbulkan kerugian bagi mitra lokal.

Kerugian bagi Pihak Investor Asing :

1) Manajemen tidak seluruhnya berada ditangannya, melainkan harus dibagi wewenangnya dengan pihak domestik, walaupun melalui suatu perjanjian tersendiri;

2) Teknologi harus terbuka bagi mitra lokal, walaupun masih ada yang dapat disembunyikan dan yang tertutup;

3) Strategi pemasaran dari barang-barang produksi mungkin tidak sepenuhnya dapat dikuasai, karena tidak seluruhnya dapat disebarkan atau dipasarkan.

4. Bangun Guna Serah (Build, Operate and Transfer =BOT). Bangun Guna Serah (Built Operate and Transfer) adalah :

suatu bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan antara Pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan Bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun guna serah berakhir.

(20)

Bangunan yang didirikan oleh investor dapat berupa :  gedung perkantoran,

 apartemen,

 pusat perbelanjaan,  rumah toko (ruko),

 hotel, dan/atau bangunan lainnya

Penghasilan investor sehubungan dengan perjanjian bangun guna serah adalah :

penghasilan yang diterima atau diperoleh investor dari pengusahaan bangunan yang didirikan.

Penghasilan yang diterima atau diperoleh investor dari pengusahaan bangunan yang didirikan, antara lain :

penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh pemegang hak atas tanah apabila masa perjanjian bangun guna serah diperpendek dari masa yang telah ditentukan.

Bangunan yang diserahkan oleh investor kepada pemegang hak atas tanah setelah masa Perjanjian BOT berakhir merupakan penghasilan baik pemegang hak atas tanah, dan terutang PPh sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto nilai tertinggi antara nilai pasar dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) bangunan yang telah diserahkan.

Jangka waktu Bangun Guna Serah :

paling lama 20 tahun (dua puluh tahun) sejak perjanjian ditanda tangani.

Hubungan bisnis bangun guna serah ini akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu :

 Di satu pihak si pemilik tanah tidak mempunyai modal untuk membangun di atas tanah tersebut.

 Sedangkan si pemilik modal investor (investor) mempunyai dana, namun tidak memiliki tanah untuk membangun.

Dengan demikian lembaga ini membawa kepentingan yang sama-sama baik bagi kedua belah pihak.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Spesifikasi teknis barang yang ditawarkan dilengkapi dengan brosur atau catalog dari agen tunggal/distributor tunggal;. Jadwal waktu

32 Surat Dukungan/Jaminan Asli dilengkapi Brosur/Katalog Asli bermaterai cukup dari Pabrikan/Penerbit/Produsen/Distributor Tunggal/Agen Tunggal sesuai barang yg ditawarkan dan

Surat dukungan pabrikan/ distributor /agen tunggal/ supplier yang sah untuk setiap barang impor.. jangka waktu pelaksanaan/pengiriman barang pekerjaan [tidak melampaui batas

Barang buatan dalam negeri cukup mencantumkan surat dukungan distributor ke penyedia, barang buatan luar negeri selain mencantumkan surat dukungan distributor juga.

Hasil pemindaiaan (Scan) surat dukungan dari Pabrik (untuk produksi dalam negeri) dan surat dukungan agen tunggal dari distributor (sole agent) dalam negeri dengan melampirkan

5 untuk persyaratan: Surat Pernyataan dari agen tunggal/sub agen/distributor resmi : - Sanggup Memberikan Sertifikat Analisis/ Certificate of Analysis setiap item barang

Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang menjadi penghubung dengan

Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus langsung berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus menerima kenyataan