• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat Kecamatan yang bertugas. untuk mengawasi dan membina pendidikan Sekolah Dasar yang berada pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat Kecamatan yang bertugas. untuk mengawasi dan membina pendidikan Sekolah Dasar yang berada pada"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta hasil studi kepustakaan yang relevan selama penelitian berlangsung secara umum dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan fungsi perencanaan oleh Dinas Pendidikan mempakan suatu konsep pemikiran yang bempaya untuk mengembangkan sistem perencanaan pendidikan sehingga fungsi perencanaan ini diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian fugsi perencanaan ini mampu menciptakan aktivitas komitmen kerja dinas, mampu mengidentifikasi segala permasalahan yang ada dan mampu memanfaatkan semua sumber daya, baik manusia, dana, sarana, serta potensi-potensi di lingkungannya melalui komunikasi yang intensif atau kerjasama-kerjasama dengan semua pihak, baik secara ekstemal maupun internal. Adapun keadaan profil ekstemal dan internal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka yang mempengamhi terhadap sistem perencanaan ini dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini:

1. Profil Ekstemal:

a. Administrasi Pemerintahan

Dalam kaitan ini tentunya Pemerintah Kabupaten Majalengka memiliki 23 Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat Kecamatan yang bertugas untuk mengawasi dan membina pendidikan Sekolah Dasar yang berada pada wilayahnya masing-masing. Hal ini membawa dampak akan lebih

(2)

memudahkannya sistem pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka terhadap unit-unit sekolah.

Sedangkan yang menjadi tantangan dari aspek ini adalah akibat luasnya wilayah dan berbukit-bukit serta penduduk yang tidak merata cenderung terlambatnya komunikasi dan penyampaian data dari cabang-cabang dinas kecamatan.

b. Keadaan Geografi

Faktor geografis mempakan aspek yang penting dipertimbangkan oleh dinas pendidikan dalam sistem perencanaan pendidikan im, dimana stmktur lahan permukiman, iklim, suhu, dan cuaca yang sedang, cukup memberikan peluang dalam mempengamhi terhadap keberhasilan pendidikan secara umum. Sedangkan tantangannya antara lain akibat luasnya wilayah yang berbukit-bukit, keadaan tersebut memberikan pengamh terhadap perkembangan pendidikan, temtama yang menyangkut persebaran jumlah penduduk yang tidak merata.'

c. Demografi

Sedangkan dilihat dari kecenderungan laju pertumbuhan penduduk Majalengka rata-rata tumbuh sebesar 0,84 %. Sementara itu angka kelahiran (fertilitas) sebesar 2,38 % dan angka kematian (mortalitas) sebesar 0,60 °o. Dari data laju pertumbuhan tersebut memberikan peluang tersendiri bagi upaya menekan angka pertumbuhan usia sekolah di Kabupaten majalengka. Tantangan dan aspek kependudukan ini adalah masih terdapatnya penduduk yang bemsia 7-12 tahun tidak sekolah sebanyak 12.009 orang. Tantangan lainnya adalah bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Majalengka tergolong masih rendah

(3)

d. Ekonomi

Berdasarkan aspek ekonomi ini pada umumnya sebagian besar mata pencahanan penduduk di Kabupaten Majalengka adalah di sektor pertanian. Di samping itu Kabupaten Majalengka memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, hasil utama pertaniannya bempa padi, palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Kondisi tersebut memberikan peluang tersendiri terhadap pendidikan temtama yang menyangkut potensi yang perlu dikembangkan terhadap bidang pertanian ini. Sedangkan tantangan dari aspek ekonomi ini antara lain masih terdapat penduduk yang tergolong miskin, yaitu diperkirakan sebanyak 72.658 keluarga atau sekitar 25,96 % dari penduduk seluruhnya. Hal ini mempengaruhi terhadap kemampuan orang tua dalam membiayai anaknya untuk bersekolah.

e. Sosial Budaya

Dilihat dari agama yang dianutnya, mayoritas penduduk di Kabupaten Majalengka pada umumnya beragama Islam. Hal ini ditunjang pula dengan adanya berbagai sarana peribadatan yang ada di setiap desa atau kecamatan. Dilihat dari segi karakteristik budaya ini tentunya memberikan peluang bagi pemerintah atau dinas pendidikan bagi pertimbangan dalam hubungannya dengan masyarakat. Hubungan ini antara lain adanya jalinan kerjasama dengan para ulama melalui pemanfaatan sarana ibadah dalam rangka penyuluhan pentingnya pendidikan dan motivasi untuk belajar dan bekerja bagi kehidupan masa depan. Sedangkan tantangan dari aspek ini adalah adanya kondisi alam yang subur dan iklim yang relatif sedang melemahkan dalam etos kerja dan belajar, hal ini nampak antara lain dalam hal budaya membaca masih sangat rendah.

(4)

f. Transportasi dan Komunikasi

Dalam data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki jalan raya yang tersebar luas di wilayahnya dan sebagian besar telah menjangkau ke desa-desa dan pemukiman. Demikian pula sarana komunikasi, sarana ini sangat mempengamhi ams komunikasi, baik bagi perorangan maupun kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, dan swasta. Keadaan ini memberikan peluang tersendiri terhadap jalannya aktivitas kehidupan masyarakat termasuk pendidikannya. Namun demikian kelancaran ams perhubungan darat ini terhambat dengan banyak jalan-jalan yang msak, sehingga keadaan im mempakan tantangan tersendiri, begitu pula masalah sarana angkutan desa tidak seluruhnya mencapai sekolah-sekolah tertentu yang lokasinya cukup jauh dari jalan utama.

2. Profil Internal:

a. Unit Perencanaan Berada Pada Posisi Eselon IV

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang menjadi aspek kekuatan dalam masalah kelembagaan, khususnya pada unit perencanaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, antara lain : adanya pengalaman kerja personil pada instasi yang bersangkutan atau Dinas P dan K; terbukanya kemungkinan untuk melakukan penyempumaan atau penataan kembali stmktur kelembagaan dinas pendidikan pada era otonomi daerah; adanya kesadaran pada jajaran personalia dinas pendidikan untuk tems melakukan perbaikan dalam kinerja sehari-hari. Sedangkan kelemahannya dari aspek kelembagaan ini antara lain : kurangnya koordinasi, baik secara internal maupun ekstemal; kewenangan atau

(5)

cakupan tugas dan fungsi unit perencanaan sangat terbatas; Orientasi kerja mengacu pada mtinitas dan kurang ide-ide segar; kualifikasi pendidikan dan pelatihan yang dimiliki tenaga perencana kurang memadai; Fungsi pelayanan data dari unit perencanaan untuk para subdin, belum berjalan secara optimal.

b. Kemampuan Tenaga Perencana Dinas Pendidikan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulkan, bahwa yang menjadi aspek kekuatan dalam masalah sumber daya perencana temtama pada kualifikasi tenaga perencananya, antara lain : bahwa latar belakang pendidikan tenaga perencana pada level S2 sudah ada; adanya pengalaman pelatihan sebagian staf pada bidang perencanaan; adanya itikad baik (goodwill) Kepala Dinas Pendidikan untuk meningkatkan profesionalitas tenaga perencana pendidikan. Sedangkan kelemahannya antara lain masih kurangnya kemampuan dalam hal menganalisis perencanaan terhadap kebutuhan program yang dapat mendukung pada satuan-satuan program nyata.

c. Alur Pengumpulan, Pengolahan dan Pemanfaatan Data

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulkan, bahwa yang menjadi aspek kekuatan dalam masalah alur pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan data, khususnya pada sistem perencanaan pada unit perencanaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, antara lain bahwa adanya kemampuan tenaga perencana dalam keterampilan teknis di bidang komputer yang relatif memadai sangat mendukung bagi proses pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan data yang dilakukan dengan menggunakan jaringan komputer.

(6)

Sedangkan kelemahannya yaitu masih tumpang tindihnya pengelolaan data antar unit atau bagian lainnya dengan bagian unit perencanaan pada dinas pendidikan; belum berjalannya sarana akses dan pengolahan data yang menggunakan jaringan komputer secara on line; belum adanya data profil pendidikan yang bam, walaupun dengan segala keterbatasannya sesungguhnya data itu selayaknya menjadi pijakan utama dalam penyusunan program-program

pendidikan.

d. Mekanisme Kerjasama dengan Berbagai Pihak

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang menjadi aspek kekuatan dalam mekanisme kerjasama dengan berbagai pihak dalam sistem perencanaan, yaitu dengan berlakunya otonomi daerah memberikan peluang yang lebih luas dan semakin terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain; begitu pula pada era otonomi daerah ini perhatian berbagai pihak terhadap pembangunan sektor pendidikan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum berlakunya otonomi daerah. Sedangkan kelemahannya antara lain peran DPRD sebagai mitra sejajar dinas pendidikan belum dapat menghasilkan program yang sinergik, artinya masih bersifat koordinatif dan kurang memberikan pemikiran yang berarti.

e. Sumber Daya Keuangan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang menjadi aspek kekuatan dalam masalah sumber daya keuangan dalam sistem perencanaan pada dinas antara lain : adanya rintisan kerjasama dengan pihak swasta; adanya organisasi orang tua siswa

(7)

dalam setiap jenjang pendidikan. Sedangkan kelemahannya yaitu dukungan biaya yang bersumber dari APBD II, pada umumnya belum cukup memadai untuk mendorong pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan manajemen yang handal di setiap sekolah. Hal ini tercermin dari rendahnya apresiasi pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan hanya berkisar 9,27 % dari total APBD, sementara penggalian sumber dana dari non pemerintah belum dapat diandalkan;

3. Altematif Strategi

Adapun yang menjadi strategi perencanaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, baik secara ekstemal maupun secara internal dapat diimplementasikan dalam bentuk prioritas program-program nyata sebagai berikut:

Dari aspek ekstemal, maka strategi yang perlu dilakukan adalah :

a. Adakan program pemetaan sekolah sesuai dengan jumlah penduduk dan kondisi geografisnya.

b. Adakan penyuluhan pentingnya sekolah terhadap masyarakat melalui

pembinaan ke desa-desa.

c. Adakan pemberian beasiswa sekolah bagi keluarga yang tidak mampu

menyekolahkan anaknya.

d. Adanya keterlibatan masyarakat dalam memajukan sekolah.

e. Adakan program untuk membuat pedoman muatan kurikulum lokal yang berbasiskan pertanian.

(8)

f. Adakan jalinan kerjasama dengan para ulama dalam rangka penyuluhan pentingnya pendidikan dan motivasi untuk belajar dan bekerja bagi kehidupan

masa depan.

g. Perlunya mengusulkan kepada instansi yang berwenang dalam perbaikan sarana prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan pendidikan.

h. Adanya penambahan tenaga teknis pendidikan SD, penambahan sarana dan prsarana fasilitas pendukung belajar, serta perbaikan atau rehabilitasi mang

kelas SD.

Sedangkan dari aspek internal, strategi yang perlu dilakukan, antara lain :

1. Pada Kelembagaan Unit Perencana :

a. Melakukan perubahan posisi unit perencanaan struktur dinas pendidikan pada posisi eselon III atau sejajar dengan subdin-subdin lainnya;

b. Penambahan fungsi dan peran unit perencanaan sebagai konsekuensi logis dan posisi yang diharapkan yang mengarah pada optimalisasi fungsi perencanaan sebagai unit yang memegang peran strategis dalam konteks penyusunan program-program pendidikan;

c. Penambahan jumlah personalia dalam struktur disesuaikan dengan volume dan bobot pekerjaan atau didasarkan pada rasio jumlah pegawai/jumlah

sekolah/lembaga dan/atau unit yang dibidanginya.

d. Melakukan penilaian ke dalam (Internal Assessment) dalam upaya mengidentifikasi seberapa banyak persoalan yang muncul selama satu tahun berjalan, dengan merumuskan altematif pembahan stmktur yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan daerah, ketersediaan sumber daya manusia, sumber dana, dan potensi pendukung lainnya :

(9)

e. Memmuskan kembali rancangan penjelasan mekanisme, tugas pokok dan fungsi sesuai dengan bobotnya ;

f. Memmuskan strategi, lobi dan negosiasi dengan pihak Pemerintah Daerah (BUPATI), BAPPEDA, dan DPRD khususnya Komisi A yang mengurusi pembahan Undang-undang dan Komisi E yang membidangi pendidikan

(Bidang Kesra).

2. Pada Sumber Daya Tenaga Perencana:

a. Adanya penataran tenaga perencana yang berjenjang dan berkesinambungan yang diprakarsai oleh Bappeda sebagai institusi yang kompeten ;

b. Adanya pedoman penyusunan program yang lebih operasional, guna

kelancaran tugas-tugas perencanaan.

c. Melakukan terobosan kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi, dalam bentuk pelatihan reguler, workshop atau bentuk lainnya.

3. Dalam Mekanisme Kerja (Pengolahan Data):

a. Perlu diadakannya format instmmen pengumpulan data yang seragam dan baku, agar tidak terjadi sikap perbedaan persepsi data van dibutuhkan ; b. Perlu adanya sejumlah sarana pengakses data on line, minimalnya pada level

kecamatan dan kabupaten;

c. Terdapat pedoman rambu-rambu penyusunan program yang mengacu pada data profil pendidikan.

d. Mengajukan proyek bantuan pusat melalui dana dekonsentarasi untuk pengadaan perangkat alat pengakses data secara on line dari tingkat kecamatan sampai kabupaten;

(10)

memmuskan program yang beronentasi pada relevansi acuan akuntabilitas publik;

f Meningkatkan jalur koordinasi dengan dinas-dinas terkait dan keterlibatan langsung dalam penyusunan program secara terpadu;

g. Meningkatkan peran stakeholders dalam penyusunan program pendidikan.

4. Dalam Kerjasama Dengan Berbagai Pihak :

a. Terjadi jalinan kerjasama bilateral yang saling menguntungkan keduabelah pihak dan terjelma dalam bentuk program-program unggulan daerah ;

b. Adanya peningkatan dukungan nyata dari pihak DPRD yang tercermin dalam pengalokasian biaya anggaran pendidikan daerah.

c. Adanya mekanisme kerjasama dalam proses penyusunan program pendidikan dalam bentuk FKP (Fomm Koordinasi Pembangunan);

d. Meningkatkan kemitraan partnership lewat pendekatan personal dan pendekatan institusional, misalnya : mengundang DPRD dalam rapat forum

terbatas sebelum program diusulkan secara resmi berdasarkan prosedur dan mekanisme yang beriaku;

e. Meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya kerjasama bilateral yang saling menguntungkan, peningkatan makna relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan membangun sekolah unggulan milik daerah yang dapat

dibanggakan bersama, melalui workshop yang melibatkan unsur (Perguruan

(11)

5. Pada Sumber Daya Keuangan:

a. Adanya peningkatan DAU bagi daerah Kabupaten Majalengka;

b. Adanya dana dekonsentrasi dari pusat yang dikucurkan langsung ke daerah

otonomi;

c. Adanya peningkatan dukungan masyarakat dalam bentuk bina program dan

sarana fisik;

d. Peningkatan efisiensi penggunaan anggaran non mtin (proyek);

e. Meningkatkan pemberdayaan potensi anggaran yang digali dari stakeholders pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian sebagaimana dijelaskan diatas, maka dapat dimmuskan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dengan memperhatikan faktor ekstemal yang ada di sekitar lingkungan dinas pendidikan, maka akan memberikan informasi yang sangat penting untuk memmuskan strategi yang mungkin digunakan dalam perencanaan dinas pendidikan tingkat kabupaten. Implikasinya analisis dalam sistem perencanaan pendidikan perlu memperhatikan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam membuat suatu perencanaan bagi masa yang akan datang, baik dilihat dari administrasi pemerintahan, geografi, demografi, ekonomi, sosial budaya, maupun transportasi dan komunikasi.

2. Untuk mewujudkan berjalannya suatu fungsi perencanaan secara optimal perlu mempertimbangkan faktor lingkungan internal suatu orgamsasi, karena dengan memberdayakan potensi-potensi yang ada dilingkungan, baik kekuatan maupun

(12)

kelemahan dalam organisasi akan berpengaruh bagi suatu perencanaan dinas pendidikan. Implikasinya sumber-sumber daya perencanaan lingkungan internal perlu ditingkatkan secara optimal, hal ini karena akan memberikan pengamh bagi suatu sistem perencanaan pada dinas pendidikan. Diantara sumber-sumber daya internal tersebut antara lain seperti adanya kelaikan unit perencanaan secara struktural dalam organisasi ; adanya kemampuan tenaga perencana itu sendiri; penggunaan teknik dalam alur pengadaan, penyusunan, dan pemanfaatan data/informasi; mekanisme kerjasama dengan pihak ekstemal dinas pendidikan ; serta dukungan sumber daya keuangan yang memadai. 3. Belum adanya flat form perencanaan di lingkungan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan mengakibatkan distribusi data-data yang diperlukan kurang terpadu dan sering terlambat, sehingga mekanisme perencanaan tidak jelas. Adanya permasalahan tersebut berimplikasi pada fungsi perencanaan tidak berjalan efektif. Supaya fungsi perencanaan lebih berdaya, maka perlu adanya flat form mekanisme perencanaan pada dinas pendidikan secara jelas dan

terstruktur.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan bahasan di atas dapat dirumuskan beberapa rekomendasi temtama bagi pihak-pihak terkait yang terlibat dalam sistem perencanaan dengan melalui langkah-langkah berikut ini:

1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Agar program pendidikan dapat disusun tepat sasaran dan menyentuh kebutuhan nyata disarankan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

(13)

a. Penyusunan program secara kolaboratif dengan melibatkan selumh jajaran subdin internal dan dinas-dinas terkait lainnya;

b. Melakukan proses negoisasi program dengan pihak stakeholders, penentu kebijakan dan unsur DPRD;

c. Melakukan sosialisasi program secara nyata kepada pihak pengambil kebijakan;

d. Hendaknya mengusulkan penataan stmktur unit perencanaan pada posisi yang layak dan proporsional;

2. Bagi Tenaga Perencana Pendidikan

Agar data dapat disusun secara lengkap, akurat, tepat waktu, dan tepat guna, disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan keabsahan data secara cermat;

b. Mengambil inisiatif untuk menyusun instmmen pengumpul data; c. Memanfaatkan sarana pendukung yang telah tersedia secara optimal;

d. Mengusulkan sarana pendukung yang lebih canggih, misalnya dengan jaringan on line, minimal dari tingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan; e. Menyusun skala prioritas program berdasarkan data yang tersaji.

3. Bagi DPRD Khususnya Komisi E

Untuk dapat meningkatkan dukungan pembangunan sektor pendidikan secara nyata, disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memperjuangkan pembangunan sektor pendidikan sebagai skala prioritas program pembangunan jangka panjang;

(14)

b. Mendukung pengalokasian anggaran pendidikan secara proporsional dan

mengapresiasi kebutuhan nyata;

c. Mendukung kebijakan pemerintahan daerah dalam penataan struktur kelembagaan dinas pendidikan.

4. Bagi Bupati selaku Kepala Daerah Otonomi

Untuk mendukung pembangunan sektor pendidikan sebagai skala prioritas

pembangunan daerah jangka panjang, disarankan untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Menata ulang (restmkturisasi) kelembagaan dinas pendidikan dengan meletakkan unit perencanaan pada posisi yang layak (minimal pada eselon

III):

b. Mengalokasikan dana pembangunan sektor pendidikan yang memadai dan proporsional sesuai dengan semangat otonomi;

c. Memberikan kewenangan secara penuh kepada Dinas Pendidikan untuk

menata dan menangani pembangunan sektor pendidikan dengan senantiasa berkoordinasi dengan institusi terkait lainnya.

(15)

P>J>

/ i—Jffi^ S.

^SK^HfeKiJlSl;

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian secara otomatis yang dapat dikendalikan secara jarak jauh, aman dan efisien pada proses powder coating sehingga operator

PPATK sendiri dengan pendekatan berbasis risiko telah mengutamakan penanganan perkara TPPU yang berdasarkan 3 jenis tindak pidana utama yang menghasilkan..

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Adapun ketentuan besarnya dana tabarru’ didasarkan atas tabel penentuan iuran tabarru takaful dana investasi setelah dikurangi biaya pengelolaan (loading),

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Dalam perbandingan antara pasien yang menderita Np dengan asma dan yang tanpa disertai asma (kelompok 3 dan 4), pasien yang mengalami berbagai gejala akibat adanya