• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISKI MAULIDAH AFNI-CJR TERMODINAMIKA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISKI MAULIDAH AFNI-CJR TERMODINAMIKA.docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL FISIKA

JURNAL FISIKA

(HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA, HANDAYANI, DKK. 2018 DAN (HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA, HANDAYANI, DKK. 2018 DAN

SURYANTARI, RISTI. 2013) SURYANTARI, RISTI. 2013)

 NAMA MAHASISWA

 NAMA MAHASISWA : RISKI MAULIDAH AFNI: RISKI MAULIDAH AFNI  NIM

 NIM : 4171121029: 4171121029 DOSEN

DOSEN PENGAMPU PENGAMPU : : Deo Deo Demonta Demonta Panggabean, Panggabean, S.Pd, S.Pd, M.PdM.Pd MATA

MATA KULIAH KULIAH : : TermodinamikaTermodinamika

FISIKA DIK C 2017 FISIKA DIK C 2017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

30 September 30 September 20182018 CRITICAL JURNAL CRITICAL JURNAL REPORT REPORT MK MK TERMODINAMIKA TERMODINAMIKA PRODI S1 PRODI S1 PENDIDIKAN FISIKA PENDIDIKAN FISIKA

(2)

EXCECUTIVE SUMMARY EXCECUTIVE SUMMARY

CRITICAL JOURNAL REPORET ini berjudul Identifikasi Terhadap Hukum Pertama CRITICAL JOURNAL REPORET ini berjudul Identifikasi Terhadap Hukum Pertama Termodinamika Terhadap siswa SMA. dengan critical journal ini saya sebagai Reviewer Termodinamika Terhadap siswa SMA. dengan critical journal ini saya sebagai Reviewer membandingkan dua jurnal dengan topic yang sama namun terdapat perbedaan yang menonjol membandingkan dua jurnal dengan topic yang sama namun terdapat perbedaan yang menonjol didalamnya.

didalamnya.

Mengapa Topik yang dibahas dalam Critical Journal Ini? hal ini dikarenakan terdapat Mengapa Topik yang dibahas dalam Critical Journal Ini? hal ini dikarenakan terdapat  banyak

 banyak masalah masalah yag yag terkait terkait dengan dengan hukum hukum pertama pertama termodinamika. termodinamika. Masih Masih banyak banyak siswa-siswisiswa-siswi SMA yang belum memahami hukum pertama termodinamika. Tidak hanya itu selain siswa SMA SMA yang belum memahami hukum pertama termodinamika. Tidak hanya itu selain siswa SMA  juga,

 juga, mahasiswa juga mahasiswa juga banyak banyak yang yang masih belum masih belum paham paham konsep konsep hukum hukum pertama termodinamika.pertama termodinamika. Selain itu alasannya dipilih materi ini ialah karena berhubung memiliki topic yang sama dengan Selain itu alasannya dipilih materi ini ialah karena berhubung memiliki topic yang sama dengan Critical Book Report saya sebelumnya. sehingga topic ini yang akan saya lanjutkan untuk Critical Book Report saya sebelumnya. sehingga topic ini yang akan saya lanjutkan untuk tugas-tugas berikutnya.

tugas berikutnya.

Adapun tujuan saya dalam membuat Critical Jurnal Report ini adalah Membuat suatu Adapun tujuan saya dalam membuat Critical Jurnal Report ini adalah Membuat suatu laporan Critical Journal Report yang mampu saya tunjukkan kepada pembaca tentang Jurnal yang laporan Critical Journal Report yang mampu saya tunjukkan kepada pembaca tentang Jurnal yang mana yang sebenarnya dapat dijadikan sumber referensi untuk kita baik dalam referensi untuk mana yang sebenarnya dapat dijadikan sumber referensi untuk kita baik dalam referensi untuk melakukan penelitian maupun pedalaman materi.

(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan Critical Jurnal

sehingga penulisan Critical Jurnal Review yang berjudul : “Review yang berjudul : “Hukum Pertama TermodinamikaHukum Pertama Termodinamika ““ yang dibimbing

yang dibimbing oleh oleh Deo Demonta Deo Demonta Panggabean, S.Pd, M.Pd Panggabean, S.Pd, M.Pd sebagai dosen sebagai dosen pengampu mata pengampu mata kuliahkuliah Termodinamika dapat penulis selesaikan.

Termodinamika dapat penulis selesaikan.

Dalam proses penyajiannya,makalah ini berusaha penulis susun dengan baik.Sejumlah Dalam proses penyajiannya,makalah ini berusaha penulis susun dengan baik.Sejumlah sumber digunakan untuk membantu i dalam memahami Hukum Pertama Termodinamika. sumber digunakan untuk membantu i dalam memahami Hukum Pertama Termodinamika. Terimakasih kepada pihak-pihak yang

Terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam turut membantu dalam menyukseskan menyukseskan penyusunan makalahpenyusunan makalah ini. Dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola pikir yang baik dan ini. Dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola pikir yang baik dan  benar.

 benar.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada makalah ini. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga makalah Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, 30 September 2018 Medan, 30 September 2018

Penulis Penulis

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

EXCECUTIVE

EXCECUTIVE SUMMARY SUMMARY ii

KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR iiii

DAFTAR

DAFTAR ISI ISI iiiiii

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

A.

A. Rasionalisasi Rasionalisasi pentingnya pentingnya CJR CJR 11 B.

B. Tujuan Tujuan penulisan penulisan CJR CJR 11 C.

C. Manfaat Manfaat CJR CJR 11

D.

D. Identitas Identitas Journal Journal yang yang direview direview 22 E.

E. Identitas Identitas Journal Journal Pembanding Pembanding 22

BAB II. RINGKASAN ISI JOURNAL BAB II. RINGKASAN ISI JOURNAL

A.

A. Pendahuluan Pendahuluan 33

B.

B. Deskripsi Deskripsi Isi Isi 33

BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS

A.

A. Pembahasan Pembahasan isi isi Journal Journal 88

B.

B. Kelebihan Kelebihan dan dan kekurangan kekurangan isi isi Artikel Artikel dan dan Journal Journal 99 BAB IV PENUTUP

BAB IV PENUTUP A.

A. Kesimpulan Kesimpulan 1010

DAFTAR

(5)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJRRasionalisasi Pentingnya CJR

Dalam Critical Jurnal Report ini membahas Penelitian Pada siswa tentang materi Dalam Critical Jurnal Report ini membahas Penelitian Pada siswa tentang materi  pembelajaran

 pembelajaran Fisika Fisika yaitu yaitu hukum hukum pertama pertama termodinamika. termodinamika. Hukum Hukum pertama pertama termodinamikatermodinamika adalah pernyataan kekekalan energy. hukum ini menggambarkan hasil banyak eksperimen adalah pernyataan kekekalan energy. hukum ini menggambarkan hasil banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada system, Panas yang ditambahkan atau yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada system, Panas yang ditambahkan atau dikurangi pada system, dan energy internal system.

dikurangi pada system, dan energy internal system.

Dalam Kehidupan sehari-hari Banyak masalah yang terjadi pada siswa dalam memahami Dalam Kehidupan sehari-hari Banyak masalah yang terjadi pada siswa dalam memahami  pelajaran

 pelajaran fisika fisika dengan dengan keadaan keadaan tersebutlah tersebutlah muncul muncul suatu suatu Critical Critical Jurnal Jurnal yaitu yaitu mengkritikmengkritik  jurnal

 jurnal yang yang membahas membahas tentang tentang penelitian penelitian Materi Materi Hukum Hukum Pertama Pertama Termodinamika Termodinamika kepadakepada  beberapa siswa.

 beberapa siswa.

Adapun Critical Jurnal Report ini membandingkan dua jurnal dengan materi yang sama Adapun Critical Jurnal Report ini membandingkan dua jurnal dengan materi yang sama dan dengan pokok pembahasan yang sama yaitu Jurnal Fisika dan dengan Materi yang sama dan dengan pokok pembahasan yang sama yaitu Jurnal Fisika dan dengan Materi yang sama yaitu Hukum Pertama Termodinamika sehingga dengan adanya perbandingan ini dapat yaitu Hukum Pertama Termodinamika sehingga dengan adanya perbandingan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis sendiri untuk mendalami permasalahan menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis sendiri untuk mendalami permasalahan dan pengkajiannya terhadap hukum pertama termodinamika.

dan pengkajiannya terhadap hukum pertama termodinamika.

1.2

1.2 Tujuan CJRTujuan CJR 1.

1. Penyelesaian Tugas Critical Journal Report pada Mata Kuliah Penyelesaian Tugas Critical Journal Report pada Mata Kuliah TermodinamikaTermodinamika 2.

2. Menambah wawasan Tentang Hukum Pertama TermodinamikaMenambah wawasan Tentang Hukum Pertama Termodinamika 3.

3. Meningkatkan keterampilan dalam penguasaan materi Hukum Pertama TermodinamikaMeningkatkan keterampilan dalam penguasaan materi Hukum Pertama Termodinamika 4.

4. Menguatkan diri dalam penguasaan materi Hukum Pertama TermodinamikaMenguatkan diri dalam penguasaan materi Hukum Pertama Termodinamika 1.3

1.3 Manfaat CJRManfaat CJR

Manfaat CJR ini adalah mengkritisi dua artikel atau jurnal yang berbeda dan memiliki materi Manfaat CJR ini adalah mengkritisi dua artikel atau jurnal yang berbeda dan memiliki materi yang sama sehingga dapat dijadikan sebuah laporan yang dapat menjadi sumber pedoman yang sama sehingga dapat dijadikan sebuah laporan yang dapat menjadi sumber pedoman dalam mempelajari model pembelajaran baik untuk pembaca maupun penulis sendiri.

(6)

1.4

1.4 Identitas Journal ReviewIdentitas Journal Review 1.

1. Judul Judul Jurnal Jurnal : : Identifikasi Identifikasi Miskonsepsi Miskonsepsi Siswa Siswa Menggunakan Menggunakan Four-TierFour-Tier Diagnostic Test

Diagnostic Test Pada Materi Hukum TerPada Materi Hukum Termodinamika modinamika Di Sma BondowosoDi Sma Bondowoso 2.

2.  Nama Journal  Nama Journal : Jurnal Pembelajaran Fisika: Jurnal Pembelajaran Fisika 3.

3. Edisi Edisi terbit terbit : : 20182018 4.

4. Pengarang Pengarang artikel artikel : : Nita Nita Dwi Dwi Handayani, Handayani, Sri Sri Astutik, Astutik, Albertus Albertus Djoko Djoko LesmonoLesmono 5.

5. Penerbit Penerbit : : Program Program Studi Studi pendidikan pendidikan Fisika Fisika FKIP FKIP Universitas Universitas JemberJember 6.

6. Kota Kota terbit terbit : : Jawa Jawa TimurTimur 7.

7.  Nomor ISSN  Nomor ISSN : -: -8.

8. Alamat Alamat Situs Situs ::https:// jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download7927/5583https:// jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download7927/5583

9.

9. Volume dan Halaman : 7(2): 189-195Volume dan Halaman : 7(2): 189-195

1.5

1.5 Identitas Journal PembandingIdentitas Journal Pembanding 1.

1. Judul Judul Jurnal Jurnal : : Problem Problem Solving Solving dengan dengan Metode Metode Identifikasi Identifikasi Variabel Variabel berdasarkanberdasarkan Skema: Tinjauan terhadap Formulasi Hukum Pertama Termodinamika

Skema: Tinjauan terhadap Formulasi Hukum Pertama Termodinamika 2.

2.  Nama Journal  Nama Journal : Jurnal Fisika Indonesia: Jurnal Fisika Indonesia 3.

3. Edisi Edisi terbit terbit : : 20132013 4.

4. Pengarang Pengarang artikel artikel : : Risti Risti SuryantariSuryantari 5.

5. Penerbit Penerbit : : Program Program Studi Studi Fisika, Fisika, Fakultas Fakultas Teknologi Teknologi Informasi Informasi dan dan Sains,Sains, Universitas Katolik Parahyangan

Universitas Katolik Parahyangan 6.

6. Kota Kota terbit terbit : : BandungBandung 7.

7.  Nomor ISSN  Nomor ISSN : 1410-2994: 1410-2994 8.

8. Alamat Alamat Situs Situs :: http://pdm-mipa.ugm.ac.id/ojs/index.php/jfi/article/view/830http://pdm-mipa.ugm.ac.id/ojs/index.php/jfi/article/view/830

9.

(7)

BAB II BAB II RINGKASAN JOURNAL RINGKASAN JOURNAL A. A. PendahuluanPendahuluan

Menurut Arends (dalam Astutik, et al., 2015) Pembelajaran sering diartikan sebagai Menurut Arends (dalam Astutik, et al., 2015) Pembelajaran sering diartikan sebagai interaksi tatap muka aktual antara guru dan siswa-siswanya. Pembelajaran dilingkupi oleh interaksi tatap muka aktual antara guru dan siswa-siswanya. Pembelajaran dilingkupi oleh  penggunaan pendekatanpendekatan at

 penggunaan pendekatanpendekatan atau instruksional model yang sesuai dengan karakteristikau instruksional model yang sesuai dengan karakteristik dan sifat siswa di sebuah kelas dan tipe tujuan yang ingin dicapai oleh guru. Fisika merupakan dan sifat siswa di sebuah kelas dan tipe tujuan yang ingin dicapai oleh guru. Fisika merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang menititik beratkan pada proses mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang menititik beratkan pada proses terbentuknya pengetahuan melalui penemuan,penyajian data secara matematis dan berdasarkan terbentuknya pengetahuan melalui penemuan,penyajian data secara matematis dan berdasarkan aturan tertentu (Rahayu, et al.,2017). Pembelajaran fisika merupakan proses pemb

aturan tertentu (Rahayu, et al.,2017). Pembelajaran fisika merupakan proses pemb elajaran yangelajaran yang melibatkan

melibatkan siswa siswa dalam dalam mempelajari mempelajari alam alam dan dan gejalagejalanya gejalagejalanya melalui melalui serangkaian serangkaian prosesproses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah untuk memperoleh dan

ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah untuk memperoleh dan memproses pengetahuan,memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran fisika keterampilan dan sikap agar dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran fisika menuntut kemampuan siswa untuk pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

menuntut kemampuan siswa untuk pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata pelajaran Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit, banyak unsur matematis dan beberapa siswa hanya menghafalkan rumus tanpa yang sulit, banyak unsur matematis dan beberapa siswa hanya menghafalkan rumus tanpa mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki pemikiran sendiri mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki pemikiran sendiri mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak sesuai dengan konsep para ahli. mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak sesuai dengan konsep para ahli.

B.

B. DeskripsiDeskripsi

Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit, banyak unsur matematis dan beberapa siswa hanya menghafalkan rumus tanpa sulit, banyak unsur matematis dan beberapa siswa hanya menghafalkan rumus tanpa mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki pemikiran sendiri mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki pemikiran sendiri mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak sesuai dengan konsep para ahli. mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak sesuai dengan konsep para ahli. Karena sebelum mempelajari konsep fisika di sekolah, dalam kehidupan sehari-hari siswa telah Karena sebelum mempelajari konsep fisika di sekolah, dalam kehidupan sehari-hari siswa telah menjumpai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep fisika. Dari peristiwa-peristiwa menjumpai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep fisika. Dari peristiwa-peristiwa tersebut siswa akan mempunyai teori sendiri yang belum tentu benar. Sehingga sering terjadi tersebut siswa akan mempunyai teori sendiri yang belum tentu benar. Sehingga sering terjadi

(8)

Suparno (2013) miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang Suparno (2013) miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Terjadinya miskonsepsi pada siswa akan mempengaruhi proses diakui oleh para ahli. Terjadinya miskonsepsi pada siswa akan mempengaruhi proses  pembelajaran selanjutn

 pembelajaran selanjutnya, karena ya, karena selama pembelajaran selama pembelajaran siswa mengembansiswa mengembangkan dgkan dan memilikian memiliki konsep yang salah. Adanya miskonsepsi ini siswa juga akan kesulitan menerima pengetahuan konsep yang salah. Adanya miskonsepsi ini siswa juga akan kesulitan menerima pengetahuan yang baru sehingga dapat menghambat proses pembelajaran lebih lanjut.

yang baru sehingga dapat menghambat proses pembelajaran lebih lanjut.

Penelitian mengenai miskonsepsi telah banyak dilakukan, ada beberapa teknik yang Penelitian mengenai miskonsepsi telah banyak dilakukan, ada beberapa teknik yang digunakan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa. Salah satunya ialah dengan tes diagnostik, digunakan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa. Salah satunya ialah dengan tes diagnostik, dimana bentuk dari tes diagnostik ada beberapa macam, salah satunya yaitu Four-Tier dimana bentuk dari tes diagnostik ada beberapa macam, salah satunya yaitu Four-Tier Diagnostic Test. Four tier diagnostic test merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan Diagnostic Test. Four tier diagnostic test merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat. Pengembangan tersebut terdapat pada ditambahkannya tingkat keyakinan ganda tiga tingkat. Pengembangan tersebut terdapat pada ditambahkannya tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban maupun alasan. Keunggulan yang dimiliki Four tier diagnostic siswa dalam memilih jawaban maupun alasan. Keunggulan yang dimiliki Four tier diagnostic test ini ialah melalui four tier diagnostic test guru dapat: (1) membedakan tingkat keyakinan test ini ialah melalui four tier diagnostic test guru dapat: (1) membedakan tingkat keyakinan  jawaban dan tingkat keyakinan al

 jawaban dan tingkat keyakinan alasan yang dipilih siswasan yang dipilih siswa sehingga dapat menggali a sehingga dapat menggali lebih dalamlebih dalam tentang kekuatan pemahaman ko

tentang kekuatan pemahaman konsep siswa, (2) mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswansep siswa, (2) mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa lebih dalam, (3) menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih, (4) lebih dalam, (3) menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih, (4) merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk mengurangi miskonsepsi siswa (Fariyani, merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk mengurangi miskonsepsi siswa (Fariyani, et al., 2015). Berdasarkan beberapa penjelasan tentang miskonsepsi yang terjadi dalam bidan et al., 2015). Berdasarkan beberapa penjelasan tentang miskonsepsi yang terjadi dalam bidan gg fisika, maka peneliti membahas mengenai identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan fisika, maka peneliti membahas mengenai identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada pokok bahasan hukum termodinamika di SMA Bondowoso.

Tier Diagnostic Test pada pokok bahasan hukum termodinamika di SMA Bondowoso.

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 di SMAN 1 Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 di SMAN 1 Tenggarang, SMAN 3 Bondowoso, dan SMAN 1 Pujer. Populasi dalam penelitian ini adalah Tenggarang, SMAN 3 Bondowoso, dan SMAN 1 Pujer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas

seluruh kelas XI dari XI dari ketiga sekolah terketiga sekolah tersebut. sebut. Sampel yang dipilih Sampel yang dipilih untuk penelitian adalahuntuk penelitian adalah kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Tenggarang, XI MIPA 2 SMAN 3 Bondowoso, dan XI MIPA 1 kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Tenggarang, XI MIPA 2 SMAN 3 Bondowoso, dan XI MIPA 1 SMAN 1 Pujer. Penentuan populasi dan sampel penelitian dilakukan dengan purposive SMAN 1 Pujer. Penentuan populasi dan sampel penelitian dilakukan dengan purposive sampling area. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa metode, yaitu sampling area. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa metode, yaitu

(9)

soal. Tingkat keempat, siswa harus menyertakan tingkat keyakinannya dalam menentukan soal. Tingkat keempat, siswa harus menyertakan tingkat keyakinannya dalam menentukan alasan tersebut. Tingkat keyakinan yang digunakan memiliki skala1-6, 1 bermakna menebak, alasan tersebut. Tingkat keyakinan yang digunakan memiliki skala1-6, 1 bermakna menebak, 2 bermakna sangat tidak yakin, 3 bermakna tidak yakin, 4 bermakna yakin, 5 bermakna sangat 2 bermakna sangat tidak yakin, 3 bermakna tidak yakin, 4 bermakna yakin, 5 bermakna sangat yakin, 6 bermakna amat sangat yakin. Tingkat keyakinan termasuk tinggi apabila memilih yakin, 6 bermakna amat sangat yakin. Tingkat keyakinan termasuk tinggi apabila memilih skala 4,5, atau 6. Sedangkan, tingkat keyakinan termasuk rendah apabila memilih skala 1,2, skala 4,5, atau 6. Sedangkan, tingkat keyakinan termasuk rendah apabila memilih skala 1,2, atau 3.

atau 3. Teknik analisis data yTeknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian iang dilakukan dalam penelitian ini, pertama mengelompokkanni, pertama mengelompokkan terlebih dahulu hasil tes siswa ke dalam beberapa kategori, yaitu Paham Konsep, Tidak Paham terlebih dahulu hasil tes siswa ke dalam beberapa kategori, yaitu Paham Konsep, Tidak Paham Konsep, dan Miskonsepsi sesuai dengan kriteria

Konsep, dan Miskonsepsi sesuai dengan kriteria

Data yang diperoleh dan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah hasil jawaban tes Data yang diperoleh dan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah hasil jawaban tes miskonsepsi siswa dan hasil wawancara. Hasil tersebut selanjutnya dianalisis melalui beberapa miskonsepsi siswa dan hasil wawancara. Hasil tersebut selanjutnya dianalisis melalui beberapa langkah yang telah ditentukan. Data hasil tes diagnostik miskonsepsi dengan menggunakan langkah yang telah ditentukan. Data hasil tes diagnostik miskonsepsi dengan menggunakan soal pilihan ganda empat tingkat (Four-Tier Diagnostic Test) dikelompokkan dan dihitung soal pilihan ganda empat tingkat (Four-Tier Diagnostic Test) dikelompokkan dan dihitung  jumlah

 jumlah siswa siswa yang yang termasuk termasuk dalam dalam kategori kategori paham paham konsep, konsep, tidak tidak paham paham konsep, konsep, dandan miskonsepsi, sehingga didapatkan hasil sesuai dengan Tabel

miskonsepsi, sehingga didapatkan hasil sesuai dengan Tabel

Kategori Miskonsepsi Sekolah A Kategori Miskonsepsi Sekolah A

 No soal

 No soal PemahamanPemahaman Konsep Konsep Tidak Paham Tidak Paham Konsep Konsep Miskonsepsi Miskonsepsi 1 1 18 18 5 5 99 2 2 12 12 10 10 1313 3 3 0 0 23 23 1212 4 4 2 2 24 24 99 5 5 2 2 28 28 55 6 6 6 6 28 28 55 7 7 4 4 15 15 1616 8 8 1 1 18 18 1616 9 9 2 2 29 29 44

Kategori Miskonsepsi Sekolah B Kategori Miskonsepsi Sekolah B  No Soal

 No Soal PemahamanPemahaman Konsep Konsep Tidak Paham Tidak Paham Konsep Konsep Miskonsepsi Miskonsepsi

(10)

1. 1. 9 9 14 14 88 2. 2. 6 6 11 11 88 3. 3. 1 1 19 19 88 4. 4. 1 1 19 19 88 5. 5. 0 0 19 19 55 6. 6. 4 4 23 23 55 7. 7. 2 2 22 22 88 8. 8. 0 0 20 20 55 9. 9. 2 2 19 19 77

Kategori Miskonsepsi Sekolah C Kategori Miskonsepsi Sekolah C

 No  No Soal Soal Pemahaman Pemahaman Konsep Konsep Tidak Tidak Paham Paham Konsep Konsep Miskonsepsi Miskonsepsi 1. 1. 8 8 2 2 1010 2. 2. 1 1 11 11 88 3. 3. 2 2 10 10 88 4. 4. 2 2 10 10 88 5. 5. 3 3 14 14 33

(11)

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada semua Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada semua soal tes diagnostik miskonsepsi. Pada soal nomor 1 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa soal tes diagnostik miskonsepsi. Pada soal nomor 1 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN C yaitu sebesar 50%, miskonsepsi ini termasuk pada tingkat miskonsepsi sedang. Soal SMAN C yaitu sebesar 50%, miskonsepsi ini termasuk pada tingkat miskonsepsi sedang. Soal nomor 2,3, dan 4 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN C sebesar 40% dimana

nomor 2,3, dan 4 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN C sebesar 40% dimana termasuktermasuk  pada

 pada tingkat tingkat miskonsepsi miskonsepsi sedang. sedang. Soal Soal nomor nomor 5 5 dan dan 6 6 miskonsepsi miskonsepsi tertinggi dtertinggi dialami ialami oleh oleh siswasiswa SMAN B yaitu sebesar 17,86%, miskonsepsi ini termasuk pada miskonsepsi tingkat rendah. Soal SMAN B yaitu sebesar 17,86%, miskonsepsi ini termasuk pada miskonsepsi tingkat rendah. Soal nomor 7 dan 8 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN A yaitu sebesar 45,71%, nomor 7 dan 8 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN A yaitu sebesar 45,71%, miskonsepsi ini termasuk pada miskonsepsi tingkat sedang. Sedangkan, pada soal nomor 9 miskonsepsi ini termasuk pada miskonsepsi tingkat sedang. Sedangkan, pada soal nomor 9 miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN C yaitu sebesar 35%, sehingga termasuk dalam miskonsepsi tertinggi dialami oleh siswa SMAN C yaitu sebesar 35%, sehingga termasuk dalam miskonsepsi tingkat sedang.

miskonsepsi tingkat sedang.

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa di Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa di SMA Bondowoso untuk nomor soal 1,2,3,4, dan 8 tergolong dalam miskonsepsi tingkat sedang SMA Bondowoso untuk nomor soal 1,2,3,4, dan 8 tergolong dalam miskonsepsi tingkat sedang karena besar persentase miskonsepsi

karena besar persentase miskonsepsi diatas 31%, diatas 31%, untuk nomor soal 5,6,7, dan 9 tergolong dalamuntuk nomor soal 5,6,7, dan 9 tergolong dalam miskonsepsi tingkat rendah karena besar persentase miskonsepsi dibawah

miskonsepsi tingkat rendah karena besar persentase miskonsepsi dibawah 31%.31%.  pada SMAN C

 pada SMAN C ratarata miskonsepsi yang dialami ratarata miskonsepsi yang dialami siswa dalam mengerjakan siswa dalam mengerjakan soal tes padasoal tes pada  pokok

 pokok bahasan bahasan Hukum Hukum Termodinamika Termodinamika adalah adalah sebesar sebesar 31,67% 31,67% sehingga sehingga tergolong tergolong dalamdalam miskonsepsi tingkat sedang. Secara keseluruhan miskonsepsi yang dialami siswa pada pokok miskonsepsi tingkat sedang. Secara keseluruhan miskonsepsi yang dialami siswa pada pokok  bahasan

 bahasan Hukum Hukum Termodinamika Termodinamika di di SMA SMA Bondowoso Bondowoso sebesar 28,04sebesar 28,04% seh% sehingga miskonsepsi ingga miskonsepsi iniini tergolong dalam tingkat rendah.

tergolong dalam tingkat rendah.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan miskonsepsi yang dialami siswa pada pokok b

keseluruhan miskonsepsi yang dialami siswa pada pokok b ahasan Hukum Termodinamika di SMAahasan Hukum Termodinamika di SMA Bondowoso sebesar 28,04% sehingga miskonsepsi ini tergolong dalam tingkat rendah.

(12)

BAB III BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Jurnal 3.1 Pembahasan Isi Jurnal

1.

1. Pengertian Fisika Menurut Journal Review, dalam (Rahayu, et al.,2017), Fisika merupakanPengertian Fisika Menurut Journal Review, dalam (Rahayu, et al.,2017), Fisika merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep

mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang menititik beratkan pada prosesyang menititik beratkan pada proses terbentuknya pengetahuan melalui penemuan,penyajian data secara matematis dan terbentuknya pengetahuan melalui penemuan,penyajian data secara matematis dan  berdasarkan aturan tertentu

 berdasarkan aturan tertentu

Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata Sebagian besar siswa di beberapa sekolah menganggap fisika sebagai mata  pelajaran

 pelajaran yang yang sulit, sulit, banyak banyak unsur unsur matematis matematis dan dan beberapa beberapa siswa siswa hanya hanya menghafalkanmenghafalkan rumus tanpa mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki rumus tanpa mengetahui makna fisisnya. Beberapa siswa terkadang juga memiliki  pemikiran sendiri mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak

 pemikiran sendiri mengenai konsep fisika, dimana pemikiran tersebut tidak sesuai dengansesuai dengan konsep para ahli. Karena sebelum mempelajari konsep fisika di sekolah, dalam kehidupan konsep para ahli. Karena sebelum mempelajari konsep fisika di sekolah, dalam kehidupan sehari-hari siswa telah menjumpai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep sehari-hari siswa telah menjumpai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep fisika. Dari peristiwa-peristiwa tersebut siswa akan mempunyai teori sendiri yang belum fisika. Dari peristiwa-peristiwa tersebut siswa akan mempunyai teori sendiri yang belum tentu benar. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam memahami suatu konsep atau biasa tentu benar. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam memahami suatu konsep atau biasa disebut dengan miskonsepsi.

disebut dengan miskonsepsi.

Sedangkan Dalam Journal Pembanding tidak ada penjelasan teori menurut para Sedangkan Dalam Journal Pembanding tidak ada penjelasan teori menurut para ahli. Hanya saja dalam journal pembanding Langsung membahas Perumusan Persamaan ahli. Hanya saja dalam journal pembanding Langsung membahas Perumusan Persamaan Hukum Pertama Termodinmika

(13)

dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik pilihan ganda empat tingkat

adalah tes diagnostik pilihan ganda empat tingkat (Four-Tier Diagnostic Test).(Four-Tier Diagnostic Test).

Sedangkan Dalam Journal Pembanding, Dalam penelitian ini akan dibuat skema melalui Sedangkan Dalam Journal Pembanding, Dalam penelitian ini akan dibuat skema melalui tinjaun literatur, kemudian diterapkan dalam persoalan sederhana terkait Hukum Pertama tinjaun literatur, kemudian diterapkan dalam persoalan sederhana terkait Hukum Pertama Termodinamika. Untuk menguji metode ini, sejumlah mahasiswa Program Studi Fisika Termodinamika. Untuk menguji metode ini, sejumlah mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Karolik Parahyangan Bandung diberikan soal dan diminta mengerjakan dengan Universitas Karolik Parahyangan Bandung diberikan soal dan diminta mengerjakan dengan menggunakan metode identifikasi variabel berdasarkan skema. Mahasiswa juga diminta menggunakan metode identifikasi variabel berdasarkan skema. Mahasiswa juga diminta menuliskan pendapat terkait metode ini. Hasil nilai dan pendapat mahaiswa kemudian menuliskan pendapat terkait metode ini. Hasil nilai dan pendapat mahaiswa kemudian dianalisis.

dianalisis.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal 3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

 Jurnal ReviewJurnal Review

o

o Dari aspek ruang lingkup isi Jurnal, jurnal terfokus pada miskonsepsi siswaDari aspek ruang lingkup isi Jurnal, jurnal terfokus pada miskonsepsi siswa

terhadap hukum pertama termodinamika namun penjelasan tentang Hukum terhadap hukum pertama termodinamika namun penjelasan tentang Hukum Pertama Termodinamika tidak dijelaskan. Penelitiannya terhadap siswa dan dalam Pertama Termodinamika tidak dijelaskan. Penelitiannya terhadap siswa dan dalam menghitung atau dalam memperoleh data tidak mengaitkannya dengan hukum menghitung atau dalam memperoleh data tidak mengaitkannya dengan hukum  pertama termodinamika.

 pertama termodinamika.

o

o Dari aspek tata bahasa, jurnal tersebut adalah jurnal nasional namun belumDari aspek tata bahasa, jurnal tersebut adalah jurnal nasional namun belum

memiliki ISSN. Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia resmi, merupakan kata memiliki ISSN. Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia resmi, merupakan kata  baku

 baku

 Jurnal PembandingJurnal Pembanding

o

o Dari aspek ruang lingkup isi Jurnal, jurnal terfokus pada Problem solving dalamDari aspek ruang lingkup isi Jurnal, jurnal terfokus pada Problem solving dalam

meninjau Hukum

meninjau Hukum Pertama Termodinamika. Pertama Termodinamika. dalam peninjauannya tdalam peninjauannya terdapat banyakerdapat banyak  persamaan rumus tentang hukum pertama termodinamika

 persamaan rumus tentang hukum pertama termodinamika

o

o Dari aspek tata bahasa, jurnal tersebut adalah jurnal nasional memiliki ISSN.Dari aspek tata bahasa, jurnal tersebut adalah jurnal nasional memiliki ISSN.

Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia resmi, merupakan kata baku Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia resmi, merupakan kata baku

(14)

BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP 4.1 4.1 KesimpulanKesimpulan Pembelajaran fis

Pembelajaran fisika merupakan prika merupakan proses pembelajaran yoses pembelajaran yang ang melibatkan siswa melibatkan siswa dalamdalam mempelajari

mempelajari alam alam dan gdan gejalagejalanya ejalagejalanya melalui melalui serangkaian serangkaian proses proses ilmiah ilmiah yang yang dibangundibangun atas dasar sikap ilmiah untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan atas dasar sikap ilmiah untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran fisika menuntut sikap agar dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran fisika menuntut kemampuan siswa untuk pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

kemampuan siswa untuk pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

Banyaknya miskonsepsi yang dialami siswa dalam mempelajari fisika disebabkan Banyaknya miskonsepsi yang dialami siswa dalam mempelajari fisika disebabkan karena banyaknya materi yang abstrak sehingga

karena banyaknya materi yang abstrak sehingga siswa sulit untuk memahami konsep yangsiswa sulit untuk memahami konsep yang  benar.Terutama pada Matei Hukum Pertam Termodinamika.

 benar.Terutama pada Matei Hukum Pertam Termodinamika.

Hukum pertama termodinamika adalah pernyataan kekekalan energy. hukum ini Hukum pertama termodinamika adalah pernyataan kekekalan energy. hukum ini menggambarkan hasil banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan menggambarkan hasil banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan  pada

 pada system, system, Panas Panas yang yang ditambahkan ditambahkan atau atau dikurangi dikurangi pada pada system, system, dan dan energy energy internalinternal system.

system.

Pada penelitian kali ini akan diterapkan metode serupa pada topik termodinamika, Pada penelitian kali ini akan diterapkan metode serupa pada topik termodinamika, khususnya Hukum Pertama Termodinamika. Termodinamika merupakan salah satu topik khususnya Hukum Pertama Termodinamika. Termodinamika merupakan salah satu topik dalam fisika yang secara umum membahas mengenai fenomena termal yang didefinisikan dalam fisika yang secara umum membahas mengenai fenomena termal yang didefinisikan dalam parameter suhu, kalor dan energi dalam. Hukum Pertama Termodinamika dalam parameter suhu, kalor dan energi dalam. Hukum Pertama Termodinamika merupakan suatu persamaan kekekalan energi yang melibatkan variabel kalor, usaha dan merupakan suatu persamaan kekekalan energi yang melibatkan variabel kalor, usaha dan energi dalam. Konsekuensi penting dari hukum ini adalah adanya nilai energi dalam yang energi dalam. Konsekuensi penting dari hukum ini adalah adanya nilai energi dalam yang ditentukan oleh keadaan sistem. Dalam berbagai referensi, seringkali diformulasikan ditentukan oleh keadaan sistem. Dalam berbagai referensi, seringkali diformulasikan seperti persamaan

(15)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Handayani, dkk.,(2018). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan

Handayani, dkk.,(2018). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier DiagnosticFour-Tier Diagnostic Test Pada

Test Pada Materi Hukum Materi Hukum Termodinamika Termodinamika Di Sma Di Sma Bondowoso.Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Jurnal Pembelajaran  Fisika

 Fisika. 7(2): 198-195. 7(2): 198-195

Suryantari, Risti.,(2013). Problem Solving dengan Metode

Suryantari, Risti.,(2013). Problem Solving dengan Metode Identifikasi Variabel berdasarkanIdentifikasi Variabel berdasarkan Skema: Tinjauan terhadap Formulasi Hukum Pertama Termodinamika.

Skema: Tinjauan terhadap Formulasi Hukum Pertama Termodinamika. Jurnal Fisika Jurnal Fisika  Inonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi pada materi Ayat Jurnal Penyesuaian yang diajar dengan strategi

Finnan Aditya Ajie Nu graha, 2015, “Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen” Jurnal Administrasi Bisnis Vol.. Pokok-pokok Materi

Selanjutnya selain tanaman obat, isi jurnal menyajikan dua penelitian mengenai uji bioavailabilitas untuk membandingkan tablet floating aspirin dengan tablet

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,

Dalam silabus terdapat kompetensi dasar yang akan diajarkan, materi pokok/ pem- bahasan, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian (teknik, bentuk instrumen, contoh

ISSN 1979 – 6560 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 11, Nomor 2, Mei 2015 Daftar IsI  Penyusunan Pokok-pokok materi Regulasi Pengusahaan Underground Coal Gasification

CRITICAL BOOK REPORT CBR MEMBANDINGKAN 2 BUKU FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPEMARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi

Siklus I Perencanaan, 1 Menyusun silabus pem- belajaran memperhatikan materi dan menye- suaikan dengan materi pokok dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa; 2 Menyusun Rencana