• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batching Plant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Batching Plant"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

MANUAL

Konstruksi dan Bangunan

No. 002 / BM / 2010

PEMERIKSAAN PERALATAN PRODUKSI

CAMPURAN BETON SEMEN

(2)

Prakata

Manual Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen (Batching Plant) ini mencakup pengenalan, pemeriksaan kelaikan, dan pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen. Pengenalan peralatan mencakup fungsi, jenis, dan sistem pencampuran. Pemeriksaan peralatan mencakup tahapan pemeriksaan kondisi teknis, kondisi saat peralatan dihidupkan, dan kelaikan produksi. Pengoperasian meliputi perawatan serta pemeliharaan peralatan.

Acuan yang digunakan pada Manual ini adalah Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (PdT-14-2003), Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (PdT-05-2004-B), Construction Planning, Equipment, and Methods Sixth Edition 2003, dan Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan edisi Desember 2006. Dengan adanya Manual ini diharapkan agar para pelaksana pemeriksaan peralatan produksi campuran beton semen mempunyai suatu acuan berupa manual pemeriksaan peralatan produksi campuran beton semen yang akan dijadikan dasar pekerjaan produksi pencampuran beton semen.

Jakarta, Oktober 2010 Direktur Jenderal Bina Marga

(3)

Daftar Isi

Prakata ... i Daftar Isi... ii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v Pendahuluan... vi 1. Ruang Lingkup ... 1 2. Acuan Normatif ... 1

3. Istilah dan Definisi ... 1

3.1. Additive ... 1

3.2. Admixture ... 1

3.3. Fixed Blade ... 1

3.4. Free Fall Mixer ... 1

3.5. Hopper ... 1 3.6. Pan Mixer ... 1 3.7. Pre-cast Concrete ... 2 3.8. Power Mixer ... 2 3.9. Retarder ... 2 3.10. Slump ... 2 3.11. Tremie ... 2

4. Pengenalan Fungsi dan Macam – Macam Jenis/Tipe Peralatan Produksi Campuran Beton Semen atau Batching Plant ... 2

4.1. Batching Plant ... 2

4.2. Freefall Mixer ... 2

4.2.1. Alat Pencampur Angkat atau Tilting Mixer ... 3

4.2.2. Alat Pencampur Reversibel atau Reversible Mixer ... 3

4.3. Power Mixer ... 4

4.3.1. Pan Mixer ... 4

4.3.2. Pencampur Tabung Datar atau Trough Mixer ... 5

4.4. Beton Ready Mixer atau Ready Mixed Concrete ... 6

5. Sistem Pemasok atau Penempatan Beton Semen ... 7

5.1. Dengan Mangkok atau Bucket ... 7

5.2. Buggies dan Kereta Dorong atau Wheel Barrows ... 8

5.3. Corong atau Chutes ... 9

5.4. Pipa atau Drop Pipes ... 9

5.5. Ban Berjalan atau Belt Conveyor ... 9

(4)

6.1.5. Penimbangan Material ... 15

6.2. Pencampuran (Mixing) ... 18

6.2.1. Free Fall Mixer ... 18

6.2.2. Power Mixer ... 21

6.2.3. Pengangkutan (Transporting) ... 22

6.2.4. Pengecoran atau Placing ... 23

7. Pemeriksaan Kelaikan Operasi ... 23

7.1. Tahapan Pemeriksaan ... 23

7.2. Bagan Alir Pemeriksaan ... 24

7.3. Formulir Pemeriksaan ... 25

7.4. Pengisian Formulir ... 25

8. Pengoperasian Peralatan Produksi Campuran Beton Semen ... 27

8.1. Pengoperasian Tipe Free Fall Mixer... 27

8.1.1. Persiapan Bahan/Material ... 27

8.1.2. Persiapan Peralatan ... 27

8.1.3. Pelaksanaan Produksi ... 28

8.2. Pengoperasian Tipe Power Mixer ... 28

8.2.1. Persiapan Bahan/Material ... 28

8.2.2. Persiapan Peralatan ... 28

8.2.3. Pelaksanaan Produksi ... 29

8.3. Truck Mixer ... 29

9. Perawatan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen ... 29

9.1. Perawatan/Pemeliharaan Penyimpanan Bahan/Material ... 29

9.1.1. Agregrat ... 29

9.1.2. Semen ... 31

9.2. Perawatan/Pemeliharaan Komponen Pencampur ... 31

9.2.1. Peralatan Pengukuran/Penimbangan ... 31

9.2.2. Peralatan/Komponen Pencampur (Mixer) ... 32

10. Mengatasi Gangguan ... 33

10.1. Penimbangan Agregrat Tidak Benar ... 33

10.2. Penimbangan Semen Tidak Benar ... 33

10.3. Pengisian Silo Semen Tidak Benar ... 33

10.4. Pencampuran Semen Terjadi Segregrasi ... 33

10.5. Putaran Lengan Pencampur Tidak Lancar ... 33

10.6. Campuran Dalam Truck Mixer Cepat Kering/Mengering ... 33

Lampiran A... 35

Lampiran B... 47

(5)

Daftar Gambar

Gambar 1. Alat Pencampur Angkat ... 3

Gambar 2. Alat Pencampur Reversible ... 4

Gambar 3. Alat Pencampur Reversible ... 4

Gambar 4. Pan Mixer (Plementary Mixer) ... 5

Gambar 5. Pan Mixer dengan Pedal Spiral ... 6

Gambar 6. Power Mixer Poros Ganda ... 6

Gambar 7. Silo Tempat Penyimpanan Semen ... 6

Gambar 8. Contoh Truck Mixer ... 6

Gambar 9. Truck Mixer dengan Bentuk Sudu Spiral atau Sudu Keong ... 7

Gambar 10. Pemakaian Mangkok atau Bucket pada Pengisian Kolom suatu Bangunan Konstruksi ... ... 8 Gambar 11. Buggies dan Kereta Dorong ... 8

Gambar 12. Corong Penuangan Beton Semen dari Atas Truck Mixer ... 8

Gambar 13. Penuangan dengan Memakai Berjalan atau Belt Conveyor ... 9

Gambar 14. Pompa Beton Semen dengan Pipa yang Terpisah ... 9

Gambar 15. Pompa Beton Semen di Atas Truck dengan Kombinasi Boom .... 9

Gambar 16. Pipa – pipa Pembagi Campuran Beton Semen ... 10

Gambar 17. Truck Pompa Beton Semen dengan Boom yang Terpasang di Atas Truck ... 10

Gambar 18. Boom yang Terpasang pada Tower Crane ... 11

Gambar 19. Truk Tangki Semen Curah ... 12

Gambar 20. Pengeluaran Semen Curah dari Dalam Truk Tangki Semen ... 12

Gambar 21. Pompa Bertekanan Tinggi pada Pengisian Silo Semen ... 12

Gambar 22. Silo Semen ... 12

Gambar 23. Pengatur pengaliran semen pada pengisian silo semen ... 12

Gambar 24. Stock File Agregat ... 13

Gambar 25. Bin Agregat dengan Conveyor Penghantar Agregat ... 14

Gambar 26. Pengaturan Bukaan pada Bin Agregat ... 14

Gambar 27. Silinder - Silinder Pengatur Pintu Bukaan pada Bin Agregat ... 14

Gambar 28. Bin Agregat dengan Motor Penggerak ... 14

Gambar 29. Motor Penggerak pada Bin Agregat ... 15

Gambar 30. Panel Kontrol Operasi ... 15

Gambar 31. Layar Monitor Pengendali Produksi ... 16

(6)

Gambar 37. Sudu (fixed blades) keong (ulir) ... 19

Gambar 38. Roll penyangga drum ... 19

Gambar 39. Mekanisme motor pemutar drum hidrolik ... 20

Gambar 40. Tangki persediaan air ... 20

Gambar 41. Tangki persediaan air ... 20

Gambar 42. Mekanisme rol penyangga drum ... 21

Gambar 43. Paddle tips ... 21

Gambar 44. Lengan pugmill ... 22

Gambar 45. Agitator Truck ... 22

Gambar 46. Truk pengangkut beton semen ... 23

Gambar 47. Bagan Alir Pemeriksaan ... 25

Daftar Tabel

Tabel 1. Perawatan Bin Agregat... 30

Tabel 2. Perawatan Belt Conveyor ... 30

Tabel 3. Perawatan Silo Semen ... 31

Tabel 4. Perawatan Pencampur (Mixer)... 32

(7)

Pendahuluan

Manual Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen (Batching Plant) ini merupakan acuan teknis bagi para pemilik/pengelola, pengguna dan operator peralatan tersebut guna mengetahui kelaikannya sebelum peralatan tersebut dioperasikan.

Manual ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan peralatan yang digunakan untuk memproduksi campuran beton semen agar dapat diperoleh suatu komponen konstruksi beton semen yang memenuhi persyaratan mutu.

(8)

Bagian 3. Pengoperasian serta perawatan atau pemeliharaan peralatan produksi campuran beton semen.

Untuk memahami pembahasan tentang pemeriksaan dan pengoperasian peralatan produksi campuran beton maka terlebih dahulu dijelaskan komponen-komponen dari Batching Plant tersebut. Mengenai pengenalan fungsi dan macam-macam jenis/tipe peralatan campuran beton semen (batching plant) akan dibahas dari bab 4 - 6. Dalam pembahasan ini diuraikan mengenai fungsi serta macam-macam jenis/tipe peralatan produksi dari yang sederhana sampai pada peralatan yang serba otomatis dengan kapasitas produksi yang cukup besar. Selain itu juga diuraikan macam-macam cara atau teknik pencampuran beton semen yang ada.

Di bab 7 akan dibahas mengenai pemeriksaan kelaikan peralatan produksi campuran beton semen, yang di dalamnya diuraikan secara terperinci tata cara pemeriksaan kondisi teknis peralatan produksi campuran beton semen yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu pemeriksaan tahap I yang dilaksanakan terhadap semua komponen dan bagian-bagian peralatan produksi campuran beton semen dalam keadaan mesin atau tenaga penggeraknya tidak dihidupkan. Selanjutnya pada pemeriksaan tahap II dilakukan pemeriksaan kondisi semua komponen dan bagian-bagian peralatan produksi campuran beton semen dengan kondisi mesin dihidupkan sehingga dapat diketahui apakah komponen dan bagian-bagian tadi dapat difungsikan atau tidak, atau dengan perkataan lain laik dioperasikan atau tidak. Sedangkan pemeriksaan tahap III adalah pemeriksaan kelaikan peralatan produksi campuran beton semen untuk bisa memproduksi campuran beton semen sesuai spesifikasi mutu beton semen yang dipersyaratkan.

(9)

Mengenai pengoperasian serta perawatan atau pemeliharaan peralatan produksi campuran beton semen akan dibahas di bab 8 – 10. Dalam pembahasan ketiga ini diuraikan tahapan pengoperasian serta perawatan yang meliputi tahapan-tahapan pemeriksaan kesiapan peralatan produksi campuran beton semen, dilengkapi dengan cara mengatasi gangguan (trouble shooting) yang meliputi masalah gangguan, penyebab dan cara mengatasi gangguan.

(10)

Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen

(Batching Plant)

1.

Ruang Lingkup

Manual ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan jenis/tipe peralatan produksi campuran beton semen serta beberapa hal yang terkait dengan persyaratan teknis yang harus dimiliki dan pemeriksaan kelaikan operasi serta pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen (Batching Plant).

2.

Acuan Normatif

1. Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, PdT-14-2003. 2. Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, PdT-05-2004-B.

3. Robert L. Peurifoy. PE ; Clifford J. Schexmayder, PE, PHd. Mc Graw Hill, Construction Planning, Equipment, and Methods, Sixth Edition, 2003.

4. Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan edisi Desember 2006. 3.

Istilah dan Definisi

3.1.

additive

bahan tambah mineral yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton, biasanya dapat menggantikan sebagian bahan semen, seperti pozzolan, fly ash, slag dan silica fume.

3.2.

admixture

bahan tambahan kimiawi berupa bubukan atau cairan yang ditambahkan ke dalam campuran selama pencampuran berlangsung. fungsinya untuk mengubah sifat beton agar lebih cocok untuk kondisi atau pekerjaan tertentu.

3.3.

fixed blade

adalah pelat-pelat melengkung yang dipasang dibagian dalam drum pencampur beton yang membentuk ulir keong.

3.4.

free fall mixer

proses pencampuran bahan-bahan/material beton semen yang terjadi akibat jatuh sendiri sewaktu diputar.

3.5.

hopper

alat pengangkat bahan atau material untuk campuran beton semen. 3.6.

pan mixer

(11)

3.7.

pre-cast concrete

beton yang dibuat atau dicetak terlebih dulu sebelum dipasang. 3.8.

power mixer

proses pencampuran beton semen yang menggunakan tenaga penggerak dari pemutar (pengaduk)

3.9.

retarder

bahan tambah yang berfungsi menghambat waktu pengikatan beton. 3.10.

slump

angka penurunan tinggi kerucut beton 3.11.

tremie

pipa penyaluran campuran beton semen pada lokasi pengecoran yang jauh dari sumber penyediaan betonnya.

4.

Pengenalan Fungsi dan Macam-Macam Jenis/Tipe Peralatan

Produksi Campuran Beton Semen atau Batching Plant

4.1.

Batching Plant

Batching Plant adalah seperangkat peralatan untuk memproduksi campuran beton semen atau cement concrete.

Material bahan campuran terdiri dari semen, agregat, air dan bahan tambahan lain seperti additive atau retarder.

Dari segi teknik atau cara pencampurannya maka alat pencampur beton semen atau mixer ada dua (2) cara, yaitu freefall mixer dan power mixer

.

Pada freefall mixer, maka material yang akan diaduk diangkat ke atas oleh sudu-sudu keong dalam drum yang berputar kemudian teraduk-aduk pada saat berjatuhan artinya material di dalam drum pencampur akan teraduk sendiri akibat sudu-sudu di dalam drum yang berputar. Pada power mixer, maka material yang berada di dalam mixer akan diaduk oleh pedal-pedal di dalam mixer yang diputar mesin.

Dari segi pemanfaatannya, maka tata cara pencampuran beton semen ini ada dua (2) cara, yaitu Transit mixed atau pencampuran selama pengangkutan dan Central mixed atau biasa disebut Ready mixed, yaitu pencampuran dilakukan di satu tempat (terpusat). Pada umumya saat ini pelaksanaan pekerjaan beton semen menggunakan tata cara pencampuran di pusat batching plant dan mengangkut hasil campuran beton semennya (ready mixed) ke lokasi pekerjaan menggunakan truck

(12)

mengikuti spesifikasi dari pabriknya. Kecepatan putaran ini tidak boleh terlalu tinggi agar jatuhnya material campuran tidak dipengaruhi oleh gaya centrifugal. Alat pencampur bebas ini cocok untuk membuat beton semen yang tidak terlalu kaku, rata-rata untuk beton semen dengan slump ± 2 in (± 5 cm).

4.2.1.

Alat Pencampur Angkat atau Tilting Mixer.

Pada umumnya diletakan di atas trailer sehingga bisa dipindah-pindah (lihat gambar 1), mempunyai kapasitas mencampur yang kecil sampai kapasitas sedang ± 250 liter s/d ± 1.000 liter atau ± 7 m3 /hari. Pada alat pencampur ini yang berkapasitas kecil mempunyai 2 (dua) poros putar, yaitu poros untuk memutar drumnya melalui roda gigi di sekeliling drum (diputar oleh motor bensin atau diesel) dan satu poros lagi untuk menjungkirkan atau menegakkan drum. Pengisian material dilakukan secara manual dengan perbandingan sesuai persyaratan campuran betonnya.

Untuk pencampuran tipe ini yang berkapasitas agak besar biasanya cara pengisian materialnya melalui sebuah bucket atau skip loader atau hopper yang ditarik dari bawah ke atas memakai tenaga motor bensin atau motor diesel.

4.2.2 Alat Pencampur Reversibel atau Reversible Mixer

Alat pencampur tipe reversibel ini berputar dengan poros horizontal, mempunyai dua bukaan, satu untuk pengisian dan bukaan yang lainnya untuk pembuangan. Pada waktu mengaduk, drum berputar pada satu arah putaran sedangkan pada waktu mengeluarkan hasil adukan drum diputar pada arah putaran yang berlawanan. Pada umunya alat pencampur ini dilengkapi skip loader atau hopper sebagai alat pengisi serta tangki air berikut meteran airnya. Bahkan untuk yang berkapasitas cukup besar ± s/d 10 m3 juga dilengkapi timbangan agregat. Biasa dipakai di central atau pusat pencampuran (central mixing plant). Lihat gambar 2 dan gambar 3.

(13)

4.3.

Power Mixer

Power Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan material campurannya di dalam drum pencampur yang dipasangi lengan-lengan atau pedal yang diputar mesin. Untuk mencegah melekatnya beton semen ke dinding ataupun dasar atau alas drum, maka beberapa pedal akan membersihkan beton semennya dari dinding atau alas drum.

Alat Pencampur Bermesin ini terdiri dari 2 (dua) macam drum pencampur, yaitu drum pencampur berbentuk panci yang disebut Pan Mixer dengan lengan-lengan berputar mendatar pada poros vertikal dan drum pencampur berbentuk drum terbuka.

Gambar 3. Alat Pencampur Reversible Gambar 2. Alat Pencampur Reversible

(14)

Ada beberapa macam pan mixer yaitu a) pan mixer dengan panci (pan) dan lengan berputar masing-masing berlawanan arah, b) panci (pan) diam, lengan-lengan berputar bersama-sama dengan arah putar yang sama, c) panci (pan) diam tapi lengan-lengan berputar berlain arah. Ketiga macam pan mixer diatas disebut Turbo

Mixer.

Pada Planetary Mixer maka poros vertikal berputar pada lokasi eksentris pada panci (pan) yang diam, sehingga terjadi gerakan ganda dari lengan dan pedalnya. Pada

Counter Flow Mixer, maka poros vertikal tetap diam pada lokasi eksentris dalam

panci (pan) yang berputar. Panci (pan) dan lengan-lengan berputar masing-masing berlawanan arah. Pada Even Flow Mixer sama seperti pada counter flow mixer, hanya putarannya pada arah yang sama. Gambar 4 memperlihatkan Planetary mixer dengan putaran berlawanan.

Kapasitas pencampuran pada Pan Mixer ini umumnya cukup besar, mulai dari 2,5 m3 s/d 3,5m3 dengan produksi perharinya rata-rata bisa mencapai 35 m3 s/d 200 m3

4.3.2.

Pencampur Tabung Datar atau Trough Mixer

Alat pencampur ini berbentuk hampir menyerupai setengah tabung mendatar dengan bukaan di bagian atas sebagai tempat pengisian dan di bagian bawah terdapat pintu untuk pengeluaran.

Ada 2 (dua) macam alat pencampur tabung datar ini, yaitu a) pencampur poros tunggal, dan b) pencampur poros ganda. Pada pencampur poros tunggal maka material yang sudah dituangkan ke dalam tabung akan diaduk-aduk oleh pedal-pedal pada lengan-lengan yang dipasang pada poros yang diputar mesin. Ada juga pedalnya yang berbentuk spiral seperti terlihat pada gambar 5.

Gambar 6 memperlihatkan pencampur poros ganda dengan kedua porosnya berputar berlawanan arah, sepanjang kedua poros dipasangi lengan-lengan saling bersilangan dan pada ujung lengan dipasang pedal.

Pada kedua macam pencampur baik poros tunggal maupun poros ganda, maka bagian dinding sebelah dalam dilapisi dengan pelat aus, yang dapat diganti baru apabila sudah tipis karena aus.

Gambar 4. Pan Mixer (Planetary Mixer)

(15)

4.4.

Beton Ready Mixed atau Ready Mixed Concrete

Beton ready mixed pada umumya dibuat dipusat pencampuran atau central plant yang dilengkapi truk pengangkut beton yang akan membawa campuran beton semen ke lokasi pekerjaan.

Alat pencampur beton yang dipakai bisa alat pencampur tipe panci (pan mixer) atau alat pencampur tabung datar. Sedangkan truck pengangkutnya biasanya dari model truck mixer jenis pengeluaran putaran terbalik atau counter rotation. Rata-rata truck mixer yang dipakai mempunyai kapasitas sekitar 5 m3 sampai 8 m3 tergantung kondisi jalan yang akan dilalui. Contoh truck mixer dan bentuk komponen bagian dalamnya seperti terlihat pada gambar 8 dan gambar 9.

Truck mixer ini pada umumnya tidak dimiliki oleh kontraktor pelaksana pekerjaan konstruksi di lapangan, melainkan menjadi satu kelengkapan armada peralatan produksi beton semen atau batching plant.

Truck mixer mampu membentuk campuran beton yang homogen selama 100 putaran dari drumnya dengan kecepatan putaran berkisar antara 8 sampai 12 rpm. Sistem pencampuran adalah pencampuran freefall dengan tipe putaran balik. Apabila dipakai Truck mixer untuk pengangkutan campuran beton semen maka perlu diperhatikan kondisi lapangan serta jarak tempuhnya, terutama pada kondisi cuaca panas.

Putaran drum serta jarak tempat yang jauh dapat mengakibatkan campuran beton semen mengeras. Untuk mencegahnya maka AC1 304(1) menyarankan untuk menyimpan sebagian air selama dalam perjalanan dan baru ditambahkan setelah tiba di tempat tujuan dan drum diputar sebanyak ± 30 putaran.

Untuk mengatasi kondisi di atas maka pada umumnya pada Truck Mixer selalu dilengkapi tangki air berikut meteran pengukurannya.

Gambar 5. Power Mixer dengan Pedal Spiral

(16)

5.

Sistem Pemasok atau Penempatan Beton Semen

Setibanya campuran beton semen di lokasi pekerjaan atau lokasi proyek, maka campuran beton semen tadi harus segera dialirkan ke lokasi akhir penempatannya, misalnya lantai, tiang atau kolom pada bangunan gedung, cetakan atau mold pada pembuatan gelagar jembatan, atau permukaan jalan pada pekerjaan bangunan permukaan perkerasan jalan rigid pavement.

Penempatan atau pemasokan campuran beton semen ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara tergantung pada kondisi yang ada di lapangan, antara lain dari pergerakan yang ada apakah mendatar atau tegak (vertikal), jarak jauh atau dekat. Berbagai cara pemasokan campuran beton semen yang dikenal, antara lain sebagai berikut:

1. Dengan mangkok atau buckets

2. Buggies dan kereta dorong atau wheel barrows 3. Corong atau chutes

4. Pipa atau drop pipes

5. Ban berjalan atau belt conveyors 6. Pompa beton atau concrete pumps

2.1.

Dengan Mangkok atau Bucket

Dalam keadaan normal, bentuk mangkok atau bucket dengan pintu pembuangan di bawah dimungkinkan untuk dipakai pada penempatan beton semen yang mempunyai slump rendah. Yang perlu diperhatikan adalah jarak ketinggian

Gambar 7. Silo Tempat Penyimpanan

Semen Gambar 8. Contoh Truck Mixer

(17)

penumpahan untuk menghindari segregasi. Kapasitas bucket bisa bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar, tergantung kebutuhan di lapangan.

Gambar 10. Pemakaian Mangkok atau Bucket pada Pengisian Kolom Suatu Bangunan Konstruksi

5.2.

Buggies dan Kereta Dorong atau Wheel Barrows

Gambar 11. Buggies dan Kereta Dorong

Kereta dorong merupakan salah satu alat sederhana yang dipakai pada pemasokan atau penuangan campuran beton semen ke atas permukaan. Dilaksanakan secara manual dengan pengisian ke dalam kereta dorong tersebut dapat dilaksanakan dari alat pencampur beton semen sederhana juga, antara lain reversible atau tilting mixer yang biasa juga disebut beton molen atau concrete mixer.

5.3.

Corong atau Chutes

(18)

Gambar 12. Corong Penuangan Beton Semen dari Atas Truck Mixer

Gambar 12 menunjukan penuangan (penumpahan) beton semen dari Truck Mixer langsung ke atas permukaan memakai corong atau chutes.

Untuk cara penumpahan dengan memakai corong atau chutes ini, maka yang perlu diperhatikan adalah posisi corong harus cukup kemiringannya untuk memungkinkan campuran beton mengalir kontinyu tanpa terjadi segregasi.

5.4.

Pipa atau Drop Pipes

Pada pemasokan atau penuangan dengan pipa ini atau pada drop pipes, biasanya dilaksanakan pada pengisian beton semen ke dalam lapisan dinding atau wall, atau pada pengisian kolom, untuk menghindari segregasi yang mungkin bisa terjadi akibat campuran beton semen yang jatuh bebas melalui tulangan penguat atau reinforcement.

Dalam kondisi seperti di atas dengan posisi penempatan yang agak jauh, maka biasanya dipakai pipa Tremie.

Umumnya pada pemakaian tremie, maka ujung pipa tremie harus selalu berada di dalam campuran beton semen yang sudah dikeluarkan. Pada pengecoran lantai jembatan biasanya memakai sistem pipa tremie.

5.5

Ban Berjalan atau Belt Conveyor

5.6.

Pompa Beton atau Concrete Pump

(19)

Pengaliran beton semen dengan tenaga pompa bukan lagi merupakan hal yang baru. Biasanya campuran beton semen dipompakan melalui pipa-pipa kaku (rigid lines) atau pipa-pipa lentur (flexible lines).

Dalam pelaksanaan pemasokan campuran beton semen dengan sistem pompa maka yang perlu dijaga adalah kontinuitas suplai dari campuran beton semennya. Pemompaan campuran beton semen yang efektif antara 300 feet sampai 1.000 feet atau sekitar 100 meter sampai 300 meter jauhnya, serta sekitar 100 ft sampai 300 ft tinggi atau sekitar 30 meter sampai 100 meter tinggi.

Pada umumnya kita mengenal 2 (dua) tipe pompa beton semen, yaitu :

1. Pompa piston

2. Pompa angin tekanan tinggi (Pneumatic)

Pada pompa piston, umumnya memakai 2 (dua) piston, yang saling bergantian melaksanakan pemompaannya, yaitu piston yang satu menghisap campuran beton semen sementara piston yang satunya lagi bekerja memompa. Dari konstruksinya kita mengenal 2 (dua) macam konfigurasi pompa campuran beton semen yaitu:

1. Pompa dengan sistem pipa terpisah (lihat gambar 14) 4.

2. Pompa dengan kombinasi boom (belalai) (lihat gambar 15) Gambar 14. Pompa Beton Semen dengan Pipa

yang Terpisah Gambar 15. Pompa Beton Semen diatas Truk dengan Kombinasi Boom

(20)

Gambar 17. Truck Pompa Beton Semen dengan Boom yang Terpasang diatas Truck.

(21)

Pada pengecoran campuran beton semen bangunan konstruksi bertingkat, maka sering dipakai boom tambahan yang dipasang pada lengan tower crane (lihat gambar 18a dan 18b)

6. Komponen-Komponen Utama

Dalam bab ini akan diuraikan perihal komponen-komponen utama dari batching plant yang berkaitan dengan proses pembuatan campuran beton semen serta tata cara pemasokan atau pengecorannya.

Kegiatan-kegiatan dalam proses tersebut secara garis besarnya meliputi :

 Penyimpanan dan penimbangan material (batching the materials)

Pencampuran (mixing)

Pengangkutan (transporting)

Pengecoran (placing)

6.1.

Penyiapan dan Penimbangan Material

6.1.1.

Semen (Cement)

Sebagai bahan atau material utama dalam campuran beton semen, pada umumnya semen dipasok dalam kondisi curah atau bulk memakai alat transport truk tangki semen dalam kapasitas yang cukup besar (lihat Gambar 19).

Untuk produksi campuran beton semen yang tidak terlalu besar maka pasokan semen dilakukan dalam sak semen, masing-masing berat ± 40 kg tiap sak atau kantong.

Dari truk tangki semen, semen dalam kondisi curah tadi dialirkan atau dipompakan ke dalam silo semen dengan tekanan udara yang cukup tinggi dan selanjutnya semen yang akan dipakai pada campuran beton semen diambil dari silo tersebut (lihat Gambar 20).

(22)

Gambar 19. Truk Tangki Semen Curah

Gambar 22. Silo Semen Gambar 23. Pengatur Pengaliran Semen pada Pengisian Silo Semen

Gambar 20. Pengeluaran Semen Curah dari Dalam Truk Tangki Semen

Gambar 21. Pompa Bertekanan Tinggi pada Pengisian Silo Semen

(23)

Pada penggunaan semen untuk produksi campuran beton semen yang tidak terlalu besar, maka semen yang diperlukan disiapkan dalam sak atau kantong-kantong semen masing-masing beratnya 40 kg. Semen tersebut

disimpan di dalam gudang

dalam keadaan masih dalam kantong asli dari pabrik serta ditumpuk tidak terlalu tinggi untuk mencegah kondisi semen jadi batu. Penumpukan kantong semen harus memakai alas kayu (semen tidak bersentuhan dengan lantai).

6.1.2.

Air

Air yang akan dicampur dengan semen sehingga timbul proses hidrasi harus bersih dari bahan-bahan lain seperti bahan-bahan organik atau minyak yang akan mempengaruhi ikatan semen dengan agregat. Bahan-bahan alkali dan asam akan menimbulkan reaksi kimiawi dengan semen yang mengakibatkan bubur semen berkurang kekuatanya sehingga akan merusak konstruksi beton semen setelah jadi. Air yang boleh dipakai pada pembuatan campuran beton semen harus bebas dari bahan-bahan organik, alkalis, asam serta minyak sesuai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis Direktorat Jenderal Bina Marga

Pada umumnya air minum dapat dipakai dalam pencampuran beton semen. Air yang diperlukan untuk pencampuran beton semen disimpan di dalam tangki air yang bersih yang dilengkapi pengukur isi tangki.7221204

6.1.3.

Agregrat

Agregat yang merupakan juga komponen bahan atau material dalam campuran harus bersih dan memenuhi persyaratan spesifikasi, disimpan didalam bin. Tiap-tiap bin diisi agregat dari fraksi atau ukuran yang berbeda. (Lihat Gambar 25-26-27-28)

(24)

Gambar 26. Pengaturan Bukaan pada Bin Agregat

Gambar 27. Silinder-Silinder Pengatur Pintu Bukaan pada Bin Agregat

Gambar 28. Bin Agregat dengan Motor Penggerak Gambar 25. Bin Agregat dengan Conveyor Penghantar Ageragat

(25)

6.1.4. Bahan /Material Tambahan atau Additive

Bahan-bahan lain apabila diperlukan dalam suatu formula campuran beton semen biasanya ditempatkan dalam tempat penyimpanan tersendiri.

6.1.5.

Penimbangan Material

Setiap jenis material atau bahan campuran beton semen harus ditimbang terlebih dahulu untuk memperoleh persentase yang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam campuran beton semen yang akan diproduksi. Seperti diketahui bahwa beton semen mempunyai karaktristik kekuatan yang berbeda-beda berdasarkan persentase dari masing-masing bahan yang berbeda dalam tiap campuran.

Gambar 30. Panel Kontrol Operasi

(26)

Gambar 31 Layar Monitor Pengendali Produksi

Ada 3 (tiga) cara pengendalian penimbangan material pada batching plant, yaitu :

 Secara manual

 Semi otomatik

 Otomatik

Pada cara manual, maka penimbangan material dilaksanakan oleh operator melalui tombol-tombol dari masing-masing jenis bahan. Operator mengawasi alat indikator timbangan atau skala timbangan (scale indicator). Penimbangan bisa digerakan atau diaktifkan dengan tangan, atau tenaga angin bertenaga tinggi (pneumatic), atau hidrolis, atau tenaga listrik.

Gambar 32. Penimbangan Semen dengan Ulir Penyalur

Pada cara semi otomatik, maka dengan menekan satu atau beberapa tombol penimbangan masing-masing bahan bekerja sampai tercapai berat yang telah ditentukan.

(27)

Pada cara otomatik, maka penimbangan material segera bekerja secara otomatik begitu tombol ditekan dan berhenti secara otomatik apabila berat

masing-masing

material sudah tercapai. Pada penimbangan cara otomatik ini keuntungannya adalah:

 Alat pengeluaran tidak bisa bekerja lagi sebelum jarum timbangan kembali ke angka 0 (nol) atau kosong.

 Alat pengeluaran tidak bisa bekerja bila pintu pembuangan masih terbuka atau sebaliknya.

 Pintu pengeluaran tidak bisa dibuka apabila penimbangan belum sesuai dengan yang seharusnya.

Gambar 33 (a). Conveyor Pengantar Agregat

(28)

Gambar 34. Kontrol Indikator Persedian Air pada Truk Mixer

6.2.

Pencampuran (Mixing)

6.2.1.

Free Fall Mixer

Komponen (bagian-bagian) penting dalam kegiatan ini adalah:

 Tabung atau silinder atau drum yang di bagian dalamnya terpasang sudu-sudu atau blades yang membentuk ulir atau spiral.

 Hopper untuk menuangkan material yang akan dicampur

 Roda gigi pemutar

Motor listrik atau mesin (engine) diesel atau bensin sebagai sumber tenaga pemutar.

 Konstruksi/trailer berikut roda (bila dipakai).

Apabila jenis free fall mixer yang berfungsi sebagai transporter atau pada truck mixer, maka sumber tenaga yag dipakai adalah mesin dari unit trucknya, serta komponen hidrolik sebagai pemutar dan dilengkapi komponen tangki persedian air.

(29)

Gambar 36. Sudu (fixed blades) Keong (ulir)

(30)

Gambar 39. Mekanisme Motor Pemutar Drum Hidrolik

Gambar 40. Tangki Persediaan Air

(31)

Gambar 42. Mekanisme Rol Penyangga Drum

6.2.2.

Power Mixer

Pada pencampuran sistem power mixer ada 2 (dua) macam tipe alat pencampurannya, yaitu pan mixer dan pugmill.

Pada tipe Pan Mixer maka bagian-bagian utamanya adalah:

 Panci atau pan

Rotor dengan lengan-lengan serta sendok atau paddle tips-nya.

 Mesin atau motor pemutar

 Pintu pengeluaran (lihat gambar 4)

Pada tipe Pugmill (lihat gambar 43 dan 44) maka bagian penting yang diperhatikan adalah:

Poros pugmill (single atau twin shaft), dengan lengan-lengan serta sendok atau paddle tipsnya, berikut pintu pengeluaran

 Rumah serta dinding bagian dalam pugmill.

(32)

Gambar 44. Lengan Pugmill

6.2.3.

Pengangkutan (Transporting)

Sarana pengangkutan campuran beton semen ada beberapa macam tergantung kepada jarak serta volume campuran beton semen yang harus diangkut.

Untuk pengangkutan dengan volume kecil serta jarak angkutan dekat biasanya dipakai kereta dorong saja atau wheel barrow.

Sedangkan untuk pengangkutan campuran beton semen jarak cukup jauh serta dengan volume yang cukup besar dipakai truck atau biasa disebut agitator truck seperti terlihat pada gambar 45 di bawah ini.

(33)

Gambar 46 Truk pengangkut beton semen

Bagian-bagian utama dari kereta dorong cukup sederhana, yaitu piringan embernya, rangka serta roda atau ban sedangkan bagian utama pada truk pengangkut atau agitator truck adalah :

 Drum dengan sudu keong didalamnya.

 Mesin atau motor pemutar drum

 Tuas-tuas kontrol drum

 Bantalan dudukan drum

 Truk pengangkutannya sendiri

 Komponen tangki air.

6.2.4.

Pengecoran atau Placing

Yang perlu diperhatikan pada komponen-komponen yang dipakai/diperlukan pada proses pengeceron atau penuangan campuran beton semen adalah sistem pengecoran yang dilaksanakan seperti diuraikan dalam butir 5. Sistem Pemasok atau Penempatan Beton Semen. Dari uraian dalam butir 5 tersebut dapat diketahui bagian-bagian komponen penting yang harus diperhatikan.

7.

Pemeriksaan Kelaikan Operasi

7.1.

Tahapan Pemeriksaan

Pelaksanaan teknis pemeriksaan kondisi kelaikan operasi peralatan produksi campuran beton semen atau batching plant dilakukan secara bertahap melalui 2 (dua) langkah tahapan sebagai berikut :

 Pemeriksaan tahap I

Pada pemeriksaan tahap I ini, pemeriksaan dilaksanakan terhadap kondisi teknis semua bagian atau komponen peralatan, dimana peralatannya dalam keadaan tidak dihidupkan. Kondisi teknis dimaksud antara lain misalnya dinding silo, sobek atau

(34)

Pemeriksaan tahap II dilaksanakan dalam keadaan peralatan dihidupkan, artinya semua bagian atau komponen yang bergerak atau bisa digerakkan apabila mesin penggerak dihidupkan dapat diperiksa atau diuji pergerakannya termasuk mesin penggeraknya sendiri. Komponen-komponen yang bergerak atau hidup tersebut diperiksa apakah pergerakannya baik dan lancar (normal), atau tidak lancar (tidak normal), atau mungkin sama sekali tidak bisa dihidupkan atau tidak bisa digerakkan. Pemeriksaan tahap II ini dilaksanakan apabila pada pemeriksaan tahap I peralatan produksi campuran beton semen atau batching plant tersebut telah dinyatakan kondisinya baik dan boleh dilanjutkan untuk pemeriksaan tahap II.

 Apabila pada pemeriksaan tahap II terdapat bagian atau komponen yang tidak bisa dihidupkan atau digerakkan, atau hidupnya atau gerakkannya tidak lancar karena ada sesuatu yang tidak baik atau rusak, maka bagian atau komponen yang bersangkutan harus segera diperbaiki sampai bagian atau komponen yang bersangkutan bisa dihidupkan / digerakkan dan difungsikan sebagaimana mestinya. Contohnya pugmill yang tidak dapat berputar atau hopper yang tidak dapat diangkat naik dan kerusakan lain sejenisnya.

Pemeriksaan tahap berikutnya adalah pemeriksaan mutu hasil produksi dari peralatan produksi campuran beton semen yang sudah diperiksa tahap I dan tahap II dan sudah dinyatakan lain operasi.

7.2.

Bagan Alir Pemeriksaan

Bagan alir pemeriksaan kelaikan operasi peralatan produksi beton semen dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini.

Pemeriksaan tahap I dan pemeriksaan tahap II dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa yang dibentuk dengan Surat Keputusan dari Kepala Balai Besar/Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional.

Apabila hasil pemeriksaan tahap I dan tahap II hasilnya baik, maka ketua Tim mengusulkan kepada Kepala Balai Besar/epala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional untuk diterbitkan sertifikat kelaikan operasinya.

Didalam gambar bagan alir masih digambarkan langkah kegiatan seterusnya, yaitu Pemeriksaan Tahap III.

Pemeriksaan Tahap III ni dimaksudkan adalah pemeriksaan mutu produksi campuran beton semen pada saat peralatan tersebut dipakai dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan. Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak, termasuk persyaratan mutu yang harus dipenuhi, antara lain pemeriksaan slump dan kekerasan atau compression test.

(35)

Gambar 47. Bagan Alir Pemeriksaan

7.3.

Formulir Pemeriksaan

Pada pelaksanaan kalibrasi dan pemeriksaan kelaikan operasi peralatan produksi beton semen dipergunakan formulir-formulir sebagai berikut:

 Formulir Pemeriksaan Tahap I. Pemeriksaan Teknis Komponen Peralatan produksi campuran beton semen atau batching plant Kondisi Tidak Dihidupkan.

 Formulir Pemeriksaan Tahap II. Pemeriksaan Teknis Komponen Peralatan produksi campuran beton semen atau batching plant Kondisi Dihidupkan.

Pada pemeriksaan tahap III mengikuti tatacara sesuai persyaratan dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan.

7.4.

Pengisian Formulir

Pengisian Kondisi (Komponen Alat)

Penggolongan tanda-tanda kerusakan berdasarkan fungsi dan kerja komponen Batching Plant PEMERIKSAA PEMERIKSAA N N TAHAP II TAHAP II PERALATAN PERALATAN LAIK LAIK OPERASI OPERASI - DIPERBAIKI - DIPERBAIKI - DIGANTI - DIGANTI BAIK BAIK TIDAK TIDAK BAIK BAIK TIDAK TIDAK BAIK BAIK PERALATAN PERALATAN LAIK PRODUKSI LAIK PRODUKSI TIDAK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK - DIPERBAIKI - DIPERBAIKI - DIGANTI - DIGANTI - DIATUR / - DIATUR / DISETELDISETEL HAS IL HASI L PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN TAHAP III TAHAP III HAS IL Selama Periode Pelaksanaan PEMERIKSAA PEMERIKSAA N N TAHAP I TAHAP I

(36)

No. Komponen Kondisi Tidakada

Rusak Baik

1 Yang bekerja saat mesin dihidupkan

- Keropos, bocor, sobek, patah, melengkung, tidak kokoh menyangga beban dan sejenisnya.

- Jika gerakan tidak normal, oleng, goyang, tersendat-sendat dan tidak lancar. - Tidak dapat diatur sesuai

dengan kebutuhan.

- Terdapat suara-suara yang aneh/tidak normal. - Aus - Tidak lengkap. Tidak terdapat tanda-tanda yang menyatakan rusak Cukup jelas 2 Konstruksi pendukung

- Keropos, bocor, sobek,

patah, tidak kokoh

menyangga beban dan sejenisnya. - Komponen-komponen tidak lengkap. 3 Alat-alat bantu / alat-alat ukur misalnya : - Pressure meter - Skala meter - Speedometer

- Penunjukkan skala meter tidak tepat sesuai aktualnya. - Skala meter tidak dapat

terbaca.

- Jarum penunjuk tidak berfungsi.

- Jarum penunjuk tidak dapat disetel untuk menjadi normal. - Komponen-komponen tidak

lengkap.

4 Kelistrikan - Tegangan, arus , frekuensi (tidak stabill/tidak memenuhi) - Pengkabelan putus, sobek

pelindungnya, terjadi hubungan singkat.

(37)

8.

Pengoperasian Peralatan Produksi Campuran Beton Semen

8.1.

Pengoperasian Tipe Free Fall Mixer

8.1.1.

Persiapan Bahan/Material

 Periksa apakah jumlah agregat cukup tersedia untuk produksi beton

semen sesuai jadwal.

 Periksa apakah kondisi agregat sudah memenuhi persyaratan

mutunya.

 Periksa apakah tiap fraksi agregat ditempatkan di tempat yang benar.  Periksa apakah semen sudah cukup tersedia untuk kebutuhan

produksi beton semen sesuai jadwal.

 Periksa apakah semen yang tersedia telah memenuhi persyaratan

mutu yang diizinkan.

 Periksa apakah persedian semen sudah disimpan di tempat yang

benar.

 Periksa apakah sudah cukup tersedia air untuk kebutuhan produksi

beton semen sesuai jadwal.

 Periksa apakah air yang disiapkan telah ditampung di tempat

penampungan air yang benar.

 Apabila dipakai bahan additive, maka perlu diperiksa apakah

jumlahnya cukup, jenis dan mutunya/spesifikasinya sudah sesuai dengan persyaratan dan telah disimpan di tempat penyimpanan yang benar.

8.1.2.

Persiapan Peralatan

Setiap komponen/bagian dari peralatan produksi campuran beton semen tipe Free Fall Mixer harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa peralatan produksi campuran beton semen yang akan dipakai laik operasi dan sekaligus laik produksi.

Meskipun peralatan dimaksud telah memperoleh sertifikat laik operasi, namun setiap kali mau dipakai memproduksi campuran beton semen yang baru, peralatan tersebut tetap harus diperiksa untuk memastikan bahwa peralatan bisa dioperasikan dengan baik.

Langkah-langkah pemeriksaan peralatan dapat dilaksanakan sebagai berikut:

 Periksa semua komponen/bagian-bagian dari peralatan/drum pencampuranya apakah tidak ada kerusakan.

Periksa Skip Loader/mangkok pengisinya baik serta kabel penariknya baik.

(38)

8.1.3.

Pelaksanaan Produksi

 Hidupkan komponen drum pencampur.

 Tuangkan material/bahan campuran beton semen sesuai persentase masing-masing, yaitu agregat dan semen ke atas mangkok atau Skip Loader, dan selanjutnya dituangkan ke dalam drum yang berputar.  Tuangkan air sesuai persentase dalam campuran ke dalam drum

pencampur.

 Lama waktu pencampuran kurang lebih memakan waktu sekitar 1 (satu) sampai 3 (tiga) menit.

 Pengeluaran hasil campuran dilaksanakan dengan cara mengubah arah putaran drum pencampur.

8.2.

Pengoperasian Tipe Power Mixer

8.2.1.

Persiapan Bahan/Material

 Periksa apakah jumlah agregat cukup tersedia untuk produksi beton semen sesuai jadwal.

 Periksa apakah kondisi/mutu agregat sudah sesuai persyaratan yang harus di penuhi.

 Periksa apakah tiap fraksi/ukuran butiran agregat telah berada di tempat yang benar.

 Periksa apakah jumlah semen cukup tersedia untuk produksi beton semen sesuai jadwal.

 Periksa apakah semen yang disiapkan telah memenuhi persyaratan mutu.

 Periksa apakah persediaan air yang diperlukan pada pencampuran beton semen, baik dari segi mutu (spesifikasi), jumlahnya maupun tempat penampungannya.

 Apabila diperlukan bahan additive, periksa tempat penyimpanan serta mutunya apakah telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi.

8.2.2.

Persiapan Peralatan

Semua bagian/komponen dari peralatan produksi campuran beton semen harus diperiksa sebelum dioperasikan untuk memastikan bahwa peralatan produksi campuran beton semen yang bersangkutan benar-benar siap untuk dioperasikan dalam rangka produksi campuran beton semen sesuai spesifikasi campuran beton semen sesuai spesifikasi/mutu yang dipersyaratkan.

Walaupun peralatan dimaksud telah memiliki sertifikat laik operasi, tetap harus diperiksa lagi sebelum dipakai produksi, agar proses produksi beton semen dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Langkah-langkah pemeriksaan komponen atau bagian-bagian penting dari peralatan produksi campuran beton semen dari tipe Power Mixer, adalah sebagai berikut:

 Periksa Bin penampung agregat, apakah ada atap perlindungannya atau tidak, apakah lubang serta pintu pengeluaran agregat dalam kondisi baik atau rusak.

 Periksa Belt Conveyor pembawa agregat dari Bin ke pencampur masih dalam kondisi baik, jalannya stabil serta kecepatannya bisa diataur sesuai putaran elektro motor pemutarnya.

(39)

 Periksa pengaturan bukaan pintu serta Conveyor sebagai pengatur otomatis penimbang agregat.

 Periksa pengatur aliran semen dari Silo semen ke penimbang.  Periksa penampung air serta pengatur airnya.

 Periksa pedal-pedal lengan pengaduk serta putaran lengan pengaduk.  Periksa motor pemutar.

 Periksa pintu bukaan pengeluaran pada pan-nya.  Periksa komponen/alat-alat timbangnya.

8.2.3.

Pelaksanaan Produksi

 Hidupkan komponen pencampur (Mixer atau Pugmill).

 Timbang bahan agregat, kemudian tuangkan ke dalam pencampur.  Timbang bahan semen, kemudian tuangkan ke dalam pencampur.  Tuangkan additive ke dalam pencampur.

 Tuangkan air sedikit demi sedikit ke dalam pencampur. Lama waktu pencampuran anatar 1 (satu) menit sampai 3 (tiga) menit.

Pintu di bagian atas pencampur dibuka untuk mengeluarkan hasil campuran beton semen. Melalui corong (Chute) beton semen dituangkan ke dalam alat pengangkut (Agitator Truck) untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pengecoran di lapangan.

Pada peralatan produksi beton semen yang memakai sistem otomatis, maka penimbangan bahan/material-nya dilaksanakan secara otomatis untuk tiap batch campuran beton semen.

8.3.

Truck Mixer

Apabila proses pencampuran terjadi sekaligus pada waktupengangkutan makan bahan-bahan/material yang sudah ditimbang langsung dituangkan ke dalam truck mixer, kecuali air. Air dituangkan ke dalam campuran sedikit demi sedikit sepanjang perjalanan truck mixer.

Jadi pada pelaksanaan produksi beton semen seperti di atas kegiatan persiapannya sama dengan pada tipe Power Mixer ditambah kegiatan menyiapakan peralatan Truck Mixer sebagai pencampur sistem Free Fall sekaligus sebagai Peralatan pengangkut.

9. Perawatan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen

9.1.

Perawatan/Pemeliharaan Penyimpanan Bahan/Material

9.1.1.

Agregat

Bagian-bagian/komponen peralatan yang berkaitan dengan penyimpanan

agregat adalah bin tempat penampungan agregat serta Conveyor yang

berfungsi sebagai pengantar agregat ke dalam mixer, dan conveyor yang

berfungsi sebagai penimbang otomatis agregat dalam campuran beton

semen. Pada peralatan produksi campuran beton semen yang bekerja secara

(40)

Tabel 1. Perawatan Bin Agregat

Bagian Tindakan perawatan Jadwal Perawatan

Bin Agregat 1. Mengosongkan semua Bin dari agregat yang masih tersimpan

2. Membersihkan bagian dalam bin dari kotoran-kotoran agregat dan bin

Setiap minggu 1 kali, atau setiap 40 jam operasi

Bukaan dan pintu pengeluaran agregat

1. Membersihkan pintu dari debu dan kotoran yang menempel pada dinding dan pintu

2. Pemberian gemuk pada mekanisme pintu

3. Kalibrasi pintu pengeluaran

1. Setiap 1 kali seminggu atau setiap 40 jam operasi

2. –

sda-3. Setiap bulan 1 kali atau setiap 200 jam operasi

Tabel 2. Perawatan Belt Conveyor

Bagian Tindakan perawatan Jadwal Perawatan

Conveyor penimbang

1. Bersihkan rol penyangga belt, beri gemuk

2. Bersihkan rol pemutar, rantai serta sproketnya, beri gemuk 3. Bersihkan motor penggerak, beri gemuk pada bantalan (Bearing)

4. Kalibrasi putaran motor pemutar

5. Setel pemasangan belt agar kekencangan belt tidak berubah

- Setiap minggu 1 kali, atau setiap 40 jam operasi

4. Setiap 200 Jam operasi

Conveyor pengantar 1. Bersihkan rol penyangga belt, beri gemuk

1. Setiap minggu 1 kali atau setiap 40 Jam operasi

(41)

serta sproketnya, beri gemuk (grease)

3. Bersihkan motor penggera, beri gemuk pada bantalan (bearing) 4. Setel kekencangan pemasangan belt 2. – sda – 3. – sda – 4. – sda -Skip Loader Agregat 1. Bersihkan dan di beri

pelumasan pada rantai 2. Periksa rantai penarik, ganti

apabila ada yang putus

Setiap minggu 1 kali atau setiap 40 jam operasi

9.1.2.

Semen

Bagian-bagian/komponen peralatan yang berkaitan dengan stok/penyimpanan semen sebagai bahan utama campuran beton semen yang utama antara lain adalah bak silo berikut ulir pengantar ke timbangan, serta peralatan pompa pengisi/pompa penyalur semen ke dalam silo.

Tabel 3. Perawatan Silo Semen

Bagian Tindakan perawatan Jadwal Perawatan

Silo berikut ulir pengantar semen ke dalam timbangan

Bersihkan bagian dalam silo penampung semen berikut ulir pengantar semen, mencegah penyumbatan silo semen akibat semen yang nempel dan mengeras

Setiap minggu 1 kali, atau setiap 40 jam operasi

Air compressor berikut pompa penghisap dan penekan semen ke dalam silo penampung

1. Ganti minyak pelumas (service) kecil dan service besar air campuran 2. Bersihkan pipa-pipa

penyalur semen berikut katup-katup distribusi semen

1. sesuai jadwal

pelumasan dari pabrik

2. Setiap minggu 1 kali atau setiap 40 jam operasi

9.2.

Perawatan/Pemeliharaan Komponen Pencampur

9.2.1.

Peralatan Pengukuran/Penimbangan

(42)

Perawatan serta pemeliharaan komponen-komponen pengukur/penimbangnya dilaksanakan dengan kalibrasi komponen sesuai jadwal dari pabriknya. Sedangkan pada tipe pengendali manual, perawatan dan pemeliharaan dilaksanakan dengan kalibrasi alat-alat pengukur atau timbangannya produsen alat ukur yang bersangkutan.

9.2.2.

Peralatan/Komponen Pencampur (Mixer)

Tabel 4. Perawatan Pencampur (Mixer)

Bagian Tindakan perawatan Jadwal Perawatan

Lengan-lengan pengaduk

1. Bersihkan dari bekas-bekas campuran beton 2. Ganti pedal tipis apabila

sudah aus

3. Beri pelumasan pada

bantalan dudukan

porosnya

1. Setiap minggu 1 kali atau setiap 40 jam operasi

2. Sesuai buku manual operasi dari pabrik 3. Sesuai jadwal dari

pabrik Roda gigi pemutar 1. Beri pelumasan pada

roda gigi pemutar, serta bantalan poros roda gigi, rantai pemutar

1. Sesuai keperluan dan sesuai jadwal dari pabrik pembuat

Pintu serta corong pengeluaran

Bersihkan pintu serta corong

pengeluaran atau

pembuangan dari bekas-bekas atau sisa-sisa beton semen agar tidak menjadi batu

Setiap saat setelah operasi

CATATAN

Jadwal waktu perawatan atau pemeliharaan komponen secara rutin, serta penggantian komponen akibat aus, serta penggunaan jenis-jenis bahan pelumas dalam rangka perawatan atau pemeliharaan peralatan produksi campuran beton semen, harus mengikuti petunjuk atau manual dari pabriknya yang bersangkutan. Kecuali perbaikan atau penggantian komponen akibat kerusakan.

(43)

10. Mengatasi Gangguan

10.1. Penimbangan Agregat Tidak Benar

10.2. Penimbangan Semen Tidak Benar

10.3. Pengisian Silo Semen Tidak Benar

10.4. Pencampuran Semen Terjadi Segregasi

10.5. Putaran Lengan Pencampur Tidak Lancar

10.6. Campuran dalam Drum Truck Mixer Cepat Kering/Mengering

Tabel 5. Mengatasi Gangguan (Trouble Shooting) No Deskripsi

gangguan

Kemungkinan penyebab Cara/usaha mengatasi 10.1. Penimbangan

agregat tidak akurat

1. Pengeluaran agregat tidak lancar karena karena

a. Agregat basah

b. Pintu rusak

c. Putaran motor penggerak belt tidak lancar

2. Timbangan rusak

1.a. Agregat basah diganti agregat kering b. Perbaiki pintu c. Perbaiki/ganti motor pemutar 2. Timbangan rusak 10.2. Penimbangan semen tidak benar

1. Pengaliran semen dalam tabung ulir tidak lancar : a. Putaran ulir tidak lancar b. Pipa ulir tersumbat 2. Timbangan Rusak

1.a. Perbaki motor pemutar ulir

b. Pipa diganti baru 2. Ganti baru timbangan

kalibrasi

10.3. Pengirim silo semen tidak benar

1. Tekanan compressor kurang kuat

2. Ada pipa pengisap atau penyalur yang bocor

1. Perbaiki compressor 2. Periksa pipa-pipa,

(44)

10.5. Putaran lengan pencampuran tidak lancar

1. Roda gigi pemutar aus 2. Bantalan poros pemutar

rusak

3. Motor pemutar rusak

1.Ganti roda gigi baru 2.Perbaiki/ganti

bantalan

3.Perbaiki/ganti motor pemutar

10.6. Campuran dalam drum mixer cepat kering/mengeras

1. Putaran mixer terlalu cepat atau terlalu pelan 2. Udara terlalu panas

1. Periksa pompa dan motor hidrolik 2. Pemberian air

(45)

LAMPIRAN A

(INFORMATIF)

FORMULIR PEMERIKSAAN TAHAP I

PEMERIKSAAN TEKNIS

KOMPONEN PERALATAN CAMPURAN BETON SEMEN

( BATCHING PLANT )

KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN

Pemilik

:

Lokasi

:

Merk / type

:

Tahun pembuatan :

Kapasitas

:

Jenis

: Tipe

Tgl. Pemeriksaan

:

Komponen : A. Persediaan Material

No. Bagian- bagian yang diperiksa

Kondisi *)

Keterangan

Baik RusakLkp. Tdk. Tidakada Lkp A. AGREGAT 1 Bin 2 Pintu pengeluaran 3 Roll Pemutar 4 Motor Pemutar 5 Rantai/V-Bell pemutar 6 Roll Penyangga Belt

Conveyor

7 Belt Conveyor pemasok ke timbangan

8 Konstruksi penyangga conveyor pemasok

9 Roll Conveyor pemasok 10 Motor pemutar

11 Dinding pemisah 12 Sekop pengangkat

B SEMEN

1 Silo

2 Pipa penyalur pengisian 3 Silinder pengisian 4 Kompresor pengisian 5 Pipa penyalur

(46)

3 Pipa penyalur 4 Pipa pengisian

5 Indikator/memter volume isi

D

ADDITIVE

1 Penyimpanan /Bin

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen

A. Persedian Material

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang Nama Jabatan Tanggal Tanda Tangan

Ketua tim

Menyetujui Pemilik

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

……….

...

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(47)

Keterangan pengisian :

*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan Baik = baik

Lkp. = lengkap

Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

Komponen

: B. Penimbangan

No. Bagian- bagian yangdiperiksa

Kondisi *)

Keterangan

Baik Rusak Tidak ada Lkp. Tdk. Lkp A. AGREGAT 1 Skala Penimbangan Pengatur Otomatis

(48)

1 Skala Timbangan 2 Pintu Bukaan

3 PengaturTimbangan Otomatis

C

AIR

1 Skala Timbangan 2 Pintu / Kran Bukaan

3 PengaturTimbangan Otomatis

D

ADDITIVE

1 Skala Timbangan

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen B

Penimbangan

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Ketua tim

Menyetujui Pemilik

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

……….

...

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(49)

Keterangan pengisian :

*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan Baik = baik

Lkp. = lengkap

Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

Komponen

: C. Pencampuran/Mixer

No. Bagian- bagian yangdiperiksa

Kondisi *)

Keterangan

Baik Rusak Tidak ada Lkp. Tdk. Lkp A. PAN MIXER 1 Pan 2 Lengan Pengaduk/Paddle 3 Paddle Tips

(50)

8 Pipa/Selang 9 Kompresor 10 Corong Penyalur

11 Roda Gigi/Gear Pemutar

B PUGMILL

1 Poros Pengaduk

2 Lengan-lengan Pengaduk 3 Piringan Pengaduk/PaddleTip 4 Silinder/Bucket /Pugmill 5 Roda Gigi Pemutar 6 Motor Pemutar 7 Rantai/V-Belt 8 Pintu Pembuangan

9 Silinder (Tuas) PintuPembuangan

C FREE FALL MIXER

1 Silinder atau Drum 2 Sudu-sudu Keong 3 Motor Pemutar Hidrolik 4 Poros/Bantalan Atas 5 Mekanisme Pemutar Drum 6 Roll Penyangga Drum 7 Tangki Air 8 Tangki Hidrolik 9 Pompa Hidrolik 10 Corong pengisian 11 Corong Pengeluaran 12 Truck Unit D REVERSIBLE MIXER 1 Drum 2 Skip Loader/Hopper 3 Sling Pengangkat 4 Roda 5 Mesin Pemutar

(51)

6 Roda Gigi 7 Konstruksi Mixer

E PENCAMPUR ANGKAT

1 Drum

2 Roda Gigi Pemutar 3 Roda Pemutar 4 Mesin Pemutar 5 Dudukan Kereta 6 Roda

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen C Pencampuran

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Ketua tim

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

……….

...

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(52)

Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

Komponen

: D. Transport / Mixer

No. Bagian- bagian yang diperiksa

Kondisi *)

Keterangan

Baik RusakLkp. Tdk. Tidakada Lkp A. TRUCK MIXER 1 Truck Mixer 2 Drum 3 Sudu-sudu keong 4 Tangki Air

5 Motor Pemutar Hidrolik 6 Roll Penyangga 7 Poros Putar Atas 8 Mekanisme Pemutar 9 Angki Hidrolik

(53)

11 Corong Pengeluaran 12 Corong pengisian

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen D

Transport /

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Ketua tim

Menyetujui Pemilik

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

……….

...

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(54)
(55)

LAMPIRAN A

(INFORMATIF)

REKAPITULASI PEMERIKSAAN TAHAP I

PEMERIKSAAN TEKNIS

KOMPONEN PERALATAN CAMPURAN BETON SEMEN

( BATCHING PLANT )

KONDISI TIDAK DIHIDUPKAN

Pemilik

:

Lokasi

:

Merk / type

:

Tahun pembuatan :

Kapasitas

:

Jenis

: Tipe

Tgl. Pemeriksaan

:

No. Bagian- bagian yang diperiksa

Kondisi *)

Keterangan

Baik RusakLkp. Tdk. Tidakada Lkp A Persediaan Material 1 Agregat 2 Semen 3 Air 4 Additive B Penimbangan 5 Agregat 6 Semen Air 7 Air 8 Additive C Pencampuran/Mixer 9 Pan Mixer 10 Pugmill

11 Free Fall Mixer 12 Reversible Mixer

(56)

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Batching

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Ketua tim

Menyetujui Pemilik

Keterangan pengisian :

*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan Baik = baik

Lkp. = lengkap

Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

……….

...

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(57)

LAMPIRAN B

(Informatif)

Formulir pemeriksaan tahap II

PEMERIKSAAN TAHAP II PEMERIKSAAN TEKNIS

KOMPONEN PERALATAN PRODUKSI CAMPURAN BETON SEMEN (BATCHING PLANT) KONDISI DIHIDUPKAN

Pemilik

:

Lokasi

:

Merk / type

:

Tahun pembuatan :

Kapasitas

:

Jenis

:

Tgl. Pemeriksaan

:

Komponen

: A. Persedian Material

No.

Bagian – bagian

yang diperiksa

Kondisi

*) Keterangan

Hidup

Tidak

hidup

Baik /

lancar

Rusak /

tdk

lancar

A. AGREGAT 1 Pintu Pengeluaran 2 Belt Conveyor Collector 3 Roll Pemutar

4 Motor Pemutar

5 Rantai / V-Belt Pemutar 6 Roll Penyangga

7 Belt Conveyor Pemasok

8 Roll Pemutar ConveyorPemasok

9 Motor Pemutar

(58)

2 Motor Pemutar UlirPengeluaran

3 KompressorPengisian Silo Untuk

4 Indikator Volume Silo

C AIR

1 Kran Penyalur Pengisian 2 Kran Pengeluaran Air

3 Indikator Volume Tangki Air 4 Motor Penggerak

D ADDITIVE

1 Pengatur Pengeluaran

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen

A. Persediaan Material

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

………

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(59)

Menyetujui Pemilik

Keterangan pengisian :

*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan Baik = baik

Lkp. = lengkap

Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

(60)

Komponen

: B. Penimbangan

No.

Bagian – bagian

yang diperiksa

Kondisi

*) Keterangan

Hidup

Tidak

hidup

Baik /

lancar

Rusak /

tdk

lancar

A. AGREGAT 1 Skala Penimbangan

2 PengaturTimbangan Otomatis

3 Pintu – Pintu Bukaan

4 Silinder-silinderPembuka Pintu

B SEMEN

1 Skala Timbangan 2 Pintu Bukaan / Kran

3 PengaturTimbangan Otomatis

C AIR

1 Skala Penimbangan

2 PintuPengeluaran/ Kran

3 PengaturTimbangan Otomatis

D ADDITIVE

(61)

Kesimpulan Batching Plant Kondisi Tidak Dihidupkan *)

Komponen

B. Penimbangan

Kondisi

Keterangan

Baik Rusak Tidakada Lkp. Tdk.Lkp

Pejabat

Berwenang

Nama

Jabatan

Tanggal

Tanda

Tangan

Ketua tim

Menyetujui Pemilik

Keterangan pengisian :

*) = beri tanda “√ “ sesuai dengan kondisi aktual lapangan Baik = baik

Lkp. = lengkap

Tdk.lkp = tidak lengkap karena hilang / tidak terpasang Tidak ada = komponen tidak ada dalam sistem tersebut Kolom keterangan = di isi sesuai dengan keadaan aktual lapangan

Catatan pemeriksa Batching Plant :

………

………

………

……….

...

Kesimpulan dan saran pemeriksa :

1

Harus diperbaiki

2

Siap Pemeriksaan Tahap

II

(62)

Komponen

: C. Pencampuran / Mixer

No.

Bagian – bagian

yang diperiksa

Kondisi

*) Keterangan

Hidup

Tidak

hidup

Baik /

lancar

Rusak /

tdk

lancar

A. PAN MIXER

1 Lengan Pengaduk +Tips

2 Poros Pengaduk 3 Motor Pemutar 4 Pintu Pengeluaran 5 Silinder Pembuka Pintu 6 Pipa / Selang Udara 7 Kompresor

8 Roda Gigi Pemutar

B PUGMILL

1 Poros pengaduk

2 Lengan dan Tipspengad uk 3 Roda Gigi Pemutar 4 Motor Pemutar 5 Rantai/V-Belt pemutar 6 Pintu Pembuangan

7 Silinder Udara PintuPembuangan

C FREE FALL MIXER

1 Silinder atau Drum 2 Motor Pemutar Hidrolik 3 Poros Bantalan Atas 4 Mekanisme / TuasPemutar Drum 5 Pompa Hidrolik

Gambar

Gambar 1. Alat Pencampur Angkat
Gambar 3.  Alat Pencampur Reversible Gambar 2. Alat Pencampur Reversible
Gambar   6   memperlihatkan   pencampur   poros   ganda   dengan   kedua   porosnya berputar berlawanan arah, sepanjang kedua poros dipasangi lengan-lengan saling bersilangan dan pada ujung lengan dipasang pedal.
Gambar 5. Power Mixer dengan Pedal Spiral
+7

Referensi

Dokumen terkait

campuran adukan mortar 1 semen : 2 pasir. Pada pengujian ini dilakukan pula pengujian berat isi beton tempurung kelapa. Pengujian kuat tekan menggunakan mesin uji

(4)Pemeriksaan keausan batu pecah. d)Semen yang digunakan yaitu semen Portland, jenis I merk Holcim. e)Campuran adukan beton direncanakan dengan menggunakan metode SNI

Mesin pengaduk beton ini berfungsi sebagai pengaduk campuran yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan bahan tambah agar campuran tersebut dapat

Lutvindo Wijaya Perkasa akan menggangggu proses produksi, sehingga diperlukan analisa efektifitas mesin agar dapat mengurangi waktu delay dan mengetahui

Campuran I merupakan campuran yang sangat penting dalam proses produksi beton cair (fresh concrete) karena pada campuran I terdapat komponen air, fine

Dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen

Tahap selanjutnya adalah improve dengan melakukan perawatan dan perbaikan mesin secara berkala, mengawasan karyawan bagian produksi dan pemilihan kualitas bahan baku yang akan

Tujuan[13] dari pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui sejarah semen, sejarah industri semen di Indonesia, komponen semen, alat-alat produksi semen, rangkaian peralatan, proses