• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS AZ ZAHRA DOLOK MASIHUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS AZ ZAHRA DOLOK MASIHUL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIKIH DI MTS AZ ZAHRA DOLOK MASIHUL

*Nurul Hidayah Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan

Email :Nurulaljawy@gmail.com

ABSTRAK

Efektivitas Metode Demonstrasi Dan Media Audiovisual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di Mts Az Zahra Dolok Masihul. Penelitian ini dilatarbelakangi Permasalahan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran di MTs Az Zahra Dolok Masihul, bahwa dalam proses pembelajaran di kelas cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan pendekatang teacher centre dan belum memberikan motivasi dan hasil belajar yang baik selain itu kurangnya media pembelajaran yang mendukung sehingga keadaan tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode Demonstrasi dan media audiovisual di MTs Az Zahra Dolok Masihul, 2) Efektivitas metode Demonstrasi dan media audiovisual pada mata pelajaran Fikih di MTs Az Zahra Dolok Masihul.

Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus dan diperoleh pada siklus I dari 30 siswa diperoleh 20 siswa tuntas dalam belajar, 10 siswa tidak tuntas dengan persentase 66,67 % dengan rata-rata 72,06. Pada siklus II diperoleh 26 siswa yang tuntas dan 4 siswa tidak tuntas, dengan persentase mencapai 86,67 % dengan rata-rata 80,53. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Metode Demonstrasi dan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di MTs Az Zahra Dolok Masihul

(2)

A. PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran melibatkan beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung antara satu dan lainnya. Di antara komponen tersebut adalah guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Sebagai ujung tombak yang sangat menentukan, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi berfungsi sebagai pendidik yang bertugas menjadi fasilitator, motivator, administrator, evaluator dan innovator.

Sebagai pendidik, seorang guru harus benar-benar memahami fungsi dan tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kwalitas sumber daya manusia dengan membentuk kepribadian manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut terdapat pula pada pasal 3 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Pembentukan kepribadian dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah hasil dari pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah.

Keahlian guru dalam memilih dan menerapkan suatu strategi maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran akan sangat menentukan dalam keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi dan metode

pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi/bahan ajar, waktu. Situasi dan kondisi, media, fasilitas yang tersedia juga kemampuan dan kepiawaian guru dalam menggunakan strategi, metode dan media pembelajaran yang ada.

Beberapa komponen

pendidikan diatas saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sebagai suatu system yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Permasalahn yang ditemukan di MTS Az Zahra Dolok Masihul dalam pembelajaran Fikih masih kurang dari harapan. Keadaan tersebut diakibatkan berbagai faktor, diantaranya adalah suasana belajar yang masih monoton, dimana selama ini guru mengajar hanya dengan menggunakan metode konvensional dengan pendekatan pembelajaran teacher centre selain itu kurangnya media pembelajaran yang mendukung sehingga keadaan tersebut mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa pada evaluasi yang dilakukan ketika materi yang disampaikan telah usai, dimana nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya mencapai 6,5 dan tingkat ketuntasannya sekitar 65 %.

Berbagai kondisi di atas menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran Fikih, karena tingkat kualitas suatu mata pelajaran itu berkaitan erat antara pemtrasfer pelajaran (guru) dengan penerima

(3)

pelajaran (siswa). Berhubungan dengan rendahnya kualitas pembelajaran Fikih, hal tersebut berdampak terhadap rendahnya prestasi belajar Fikih siswa.

Dengan demikian penulis memprediksi bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan media audiovisual ini maka proses pembelajaran akan berlangsung secara baik dan menyenangkan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan meneliti tentang “Efektivitas Metode Demonstrasi dan Media Audiovisual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih di Mts Az Zahra Dolok Masihul”

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok penelitian ini yaitu: Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode Demonstrasi dan media audiovisual pada mata pelajaran Fikih di MTs Az Zahra Dolok Masihul, dam Bagaimana efektivitas metode Demonstrasi dan media audiovisual pada mata pelajaran Fikih di MTs Az Zahra Dolok Masihul

B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas secara umum menunjukkan sampai beberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai kata efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 4) efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dalam keiatan tersebut.

Efektivitas suatu program yang dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat

dalam rangka menjaga

berlangsungnya proses kegiatan. Kriteria efektivitas yang diharapkan adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Di bawah ini merupakan kriteria keefektivan sebagai berikut:

a. Ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai > 65 dalam peningkatan hasil belajar.

b. Hasil belajar siswa

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test.

c. Aktivitas siswa dalam

pembelajaran berjalan dengan baik

Pembelajaran yang efektif merupakan suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan tercapai (Khadijah. 2013: 49).

(4)

2. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode

Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat direncanakan dengan baik.

Para ahli mengemukakan definisi metode sebagai berikut:

1) Hasan lagulung

mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan

pembelajaran

2) Abd. Al rahman ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran

3) Ahmad tafsir mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran

4) Ramayulis (2011: 185) mendefinisikan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat

mencapai tujuan

pembelajaran atau menguasai kompetensi yang dirumuskan dalam salabi mata pelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu pembelajaran kepada peserta didik. Dengan kata lain metode pembelajaran merupakan suatu cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran sehingga tercapailah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

b. Pengertian Metode

Demonstrasi

Metode demonstrasi diartikan suatu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu prosses prosedur atau pembuktian suatu materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara menunjukkan benda sebenarnya atau benda tiruan sebagai sumber belajar (Siti Halimah, 2008:76).

Metode demonstrasi ini adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. Tujuan pokok menggunakan media demonstrasi dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu (Pupuh Fathurahman, 2007:62)

Maka apabila metode mengajar yang berbentuk teori digabungkan dengan metode praktek/demonstrasi dalam waktu yang bersamaan ditengah-tengah proses belajar mengajar, akan menjadi factor penting yang memperkokoh dan memantapkan

(5)

pelajaran diotak para peserta didik dan akan menjaganya dari kelupaan. Metode praktek/demonstrassi adakalanya dari guru dan adakalanya dari siswa.

c. Jenis-Jenis Metode Demonstrasi 1. Demonstrasi proses:

digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau rangkaian langkah-langkah

kegiatan, proses mencakup antara lain pembuatan, gerakan dan kefungsian

2. Demonstrasi hasil: digunakan untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari suatu kegiatan (proses) seperti barang kerajinan yang bernilai seni. Proses dan hasil yang diperagakan menjadi bahan belajar utama dalamkegiatan

pembelajaran. bahan belajar tidak hanya ditunjukkan oleh pendidik, melainkan juga oleh peserta didik yang berperan aktif dalam melakukan proses sampai diketahui sejauh mana hasilnya. 3. Demonstrasi keterampilan: yaitu memperagakan atau mempertunjukkan suatu ke terampilan. Keterampilan adalah pengetahuan tentang cara kerja dan melaksanakan tugas disertai kemapuan pengetahuan secara

efektif dalam

melakukannya dengan ketelitian dan kecepatan yang diinginkan (HD Sudjana S, 2001:154) d. Langkah-langkah Penerapan

Metode Demonstrasi 1) Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

a) Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan, atau kegiatan yang diharap dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir

b) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. c) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan d) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik, semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang lebih baik sehingga setiap peserta didik dapat melihatnya dengan jelas dan peserta didik disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu.

e) Menetapkan rencana penilaian terhadap

(6)

kemampuan peserta didik.

2) Pelaksanaan

Hal yang mesti dilakukan adalah:

a) Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk yang kesekian kalinya b) Memulai demonstrasi

dengan menarik perhatian siswa

c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrassi mencapai sasaran. d) Memperhatikan keadaan peserta didikapakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarkan dalam bentuk mengajukan pertanyaan,

membandingkannya dengan yang lain dan mencoba

melakukannya sendiri dengan bantuan guru f) Menghindari

ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis

3) Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya

demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya, kegiatan ini dapat berupa tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan pertanyaan lebih lanjut, apakah disekolah atau dirumah. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang

terlibat dalam

Demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjutnya ( Armai Arif, 2002:193). e. Tujuan Digunakannya

Metode Demonstrasi

1) Melatih peserta didik tentang suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki dan dikuasai 2) Mengkonkritkan

informasi atau penjelasan yang bersifat abstrak 3) Mengembangkan

kemampuan pengamatan, pendengaran, dan penglihatan peserta didik secara bersama-sama (Siti Halimah, 2008:77). f. Kelebihan menggunakan

metode demonstrasi

1) Menjadikan bahan pelajaran menjadi jelas dan lebih konkrit dipahami peserta didik

sehingga dapat

menghindari pemahaman yang hanya verbalisme 2) Memudahkan peserta

didik memahami

pelajaran dengan cara melihat langsung dan

(7)

prosedur informasi bahan ajar yang disajikan guru 3) Proses penhgajarannya

lebih menarik dan menyenangkan

4) Dapat merangsang dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam

mengamatai dan

mendorong untuk dapat mencobanya sendiri 5) Dapat menyajikan bahan

ajar yang tidak dapat disajikan dengan metode lainnya.

g. Kekurangan menggunakan metode demonstrasi

1) Memerlukan dan

menuntut keahlian guru secara lebih khusus 2) Adanya keterbatassan

sumber belajar, alat pelajaran, dan menuntut situasi dan kondisi serta waaktu yang lebih banyak dan waktu tertentu untuk mendemonstrasikanya 3) Memerlukan proses

perencanaan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara lebih baik dari pengguanaan lainnya. 3. Media Pembelajaran

Audiovisual

a. Media Pembelajaran

Secara harfiyah media berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk meneruskan pesan kepada orang lain. Dengan begitu media pada dasarnya mengacu atau erat kaitannya dengan informasi

yang terdapat dalam pesan (Jhon D. Latuheru, 1988:11). Peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat mengirim (sender) kepada penerima pesan atau informan (recaiver)

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:121).

b. Macam-macam Media a) Media auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, atau media yang hanya memiliki unsure suara seperti radio, cassette recorder, piring hitam dan rekaman suara. b) Media visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsure suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

(8)

c) Media audiovisual

Media audiovisual adalah jenis media yang selain mengandung suara juga mengandung unsure gambar yang dapat dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab mengandung kedua unsure jenis media yang pertama dan kedua (Wina Sanjaya, 2013: 118). Media audiovisual ini dibagi kedalam:

1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara dan cetak suara 2) Audiovisual gerak,

yaitu media yang dapat menyampaikan unsure suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video casset (Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain,

2006:125).

c. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran Audiovisual Ada beberapa tujuan penggunaan media pembelajaran audiovisual, antara lain:

1) Menjadikan objek lebih nyata

2) Melibatkan peserta didik untuk merasakan keadaan yang diinformasikan 3) Mempercepat deskripsi

informasi tentang objek 4) Menumbuhkan motivasi

peserta didik

5) Mengoptimalkan peran seluruh seluruh indra peserta didik. Dalam hal ini informasi didapatkan peserta didik melalui penglihatan dan pendengaran

Fungsi media audiovisual antara lain:

1) Pengganti beberapa fungsi instruksional guru 2) Meringankan beban guru 3) Pelengkap teknik guru 4) Pengembangan

pengajaran yang terpilih didasarkan pada kemampuan individual peserta didik

4. Hasil Belajar a. Hakikat Belajar

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Slameto (2010:2)

mengemukakan bahwa Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(9)

Menurut Mardianto (2009:36) bahwa belajar adalah salah satu kegiatan usaha manusia yang sangat penting dan harus dilakukan sepanjang hayat. Karena melalui usaha belajarlah kita dapat mengadakan perubahan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan diri kita.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan secara keseluruhan, yang dapat terjadi melalui pengamatan, pengalaman, dan interaksinya terhadap lingkungan yang berlangsung secara terus-menerus

Belajar juga merupakan kegiatan yang penting bagi setiap orang. Karna belajar merupakan kebutuhan dalam diri untuk merubah sikap, oleh karnanya kita dianjurkan untuk menuntut ilmu demi mendapat pembelajaran yang baik. Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan oleh Rasulullah saw seperti yang dikutip dalam kitab Mukhtarol Hadist Nabawiah (Ahmad Alhasyimi, 1948:143) sebagai berikut:

ا

ط

ﻠﺒ

اا

ﻠﻢ

و

ﺑﺎ

ﯿ

٬

ﻓﺎ

ن

طﻠ

اﻟ

ﻌﻠ

ﻠﻢ

٬

ٳ

ن

اﻟ

ﻤﻠ

أ

ﺎ ﻟ

ﺐ ا

ر

ﺿ

ﺎء

.

)

ر

واه

إﺑ

ﻋﺒﺪاﻟﺒﺮ

(

“ Carilah ilmu walau ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, Sesungguhnya para Malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu karna didho terhadap amal perbuatannya itu.

b. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar juga merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian hasil belajar kita dapat memahami tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila tujuan utama kegiatan hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditunjukkan untuk berbagai keperluan (Dimyanti dan Mudjiono, 2006:56).

Perubahan tingkah laku sebagai perbuatan belajar sering disebut sebagai hasil belajar.

Menurut Slameto

(2010:5) mengatakan pendapatnya antara lain: “1) Perubahan terjadi secara sadar; 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif; 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Mereka mengemukakan hasil belajar dapat dibedakan atas empat macam yaitu : pengetahuan, keterampilan, intelektual, keterampilan motorik dan sikap.

(10)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang merupakan hasil dari aktivitas yang ditetapkan dalam bentuk angka yang diberikan oleh guru.

Seorang yang belajar dikatakan telah berhasil apabila telah terjadi perubahan seperti yang di harapkan, karena belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri orang yang belajar yang pada intinya adalah di perolehnya suatu hasil karena adanya usaha. Bloom mengklasifikasi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, hasil belajar yang di maksud dalam penelitian ini merupakan hasil belajar yang di capai siswa setelah mengikuti proses belajar dalam kawasan kognitif, efektif, dan psikomotor.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai suatu aktivitas rutin yang dilaksanakan di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ahmadi (1991:92) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor indogen, ialah faktor yang datang dari diri pelajar atau siswa itu sendiri, faktor ini meliputi:

a. Faktor biologis b. Faktor psikologis 2. Faktor exogen, ialah faktor

yang datang dari luar pelajar, faktor ini meliputi: a. Faktor lingkungan

keluarga

b. Faktor lingkungan masyarakat.

Menurut Oemar Hamalik (2009:67) mengemukakan faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Faktor yang berasal dari dalam siswa (faktor internal)

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal)

a) Faktor internal yaitu meliputi minat, bakat, motivasi, sikap, penguasaan,

keterampilan,

kemampuan dasar dan cita-cita. Dan juga kondisi fisiologis yang meliputi: kondisi tubuh

pada umumnya,

kondisi panca indra dan cacat tubuh

(11)

b) Faktor eksternal meliputi: 1. Lingkungan kelompok belajar yang meliputi keadaan fisik seperti gedung belajar, sarana dan prasarana, tutor, hubungan antara siswa dan disiplin 2. Lingkungan keluarga yang meliputi hubungan antar sesama anggota keluarga, ekonomi keluarga dan pemahaman orang tua terehadap keguatan belajar terutama pendidikan 3. Lingkungan masyarakat meliputi pergaulan antar remaja atau teman, media massa, dunia kerja

dan norma

masyarakat. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1990:107), sebagai berikut:

a. Faktor dalam (internal) yang meliputi faktor fisiologis dan psikologi. Faktor fisiologis terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indera. Sedangkan faktor psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.

b. Faktor luar (eksternal) yang meliputi faktor

lingkungan dan

instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan sosial. Sedangkan faktor instrumental terdiri dari kurikulum, guru, sarana, fasilitas dan administrasi. Uraian di atas diartikan bahwa sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dalam mencapai hasil belajar yang seharusnya dicapai. Sebagai siswa harus sedapat mungkin agar semua faktor tersebut di atas dapat mendukung proses belajarnya untuk mencapai keberhasilan yang akan dicapai, dan jangan sebaliknya semua faktor yang berpengaruh dalam belajar menjadi penghambat dalam belajarnya.

C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti di kelasnya dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisivatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kunandar, 2008, 45)

Dalam melakukan suatu penelitian tindakan kelas perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, sebagaimana menurut model yang dikembangkan oleh Kurt

(12)

Lewin didasarkan atas konsep PTK terdiri dari empat langkah yaitu: Perencana (planning), Tindakan (action), Ovservasi (ovservation) Refleksi (reflection) (Suharsimi, 2006: 92).

Penelitian ini dilakukan Di MTS Az Zahra Dolok Masihul. Alasan memilih lokasi ini adalah bahwa sekolah ini adalah satu satunya sekolah menengah yang ada di desa tersebut selain itu yang terpenting adalah bahwa ada masalah dalam kegiatan pembelajaran yang disebabkan berbagai factor, salah satunya adalah keminiman dalam penggunaan metode dan media sebagai penunjang dari kegiatan belajar mengajar. Informan dalam penelitian ini adalah: kepala Madrasah, guru bidang studi dan siswa

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Tes, 2) Observasi, 3) Wawancara. Adapun proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (Susilo, 2008:12) Adapun dalam proses penarikan kesimpulan dari data yang dipaparkan, maka dipergunakan metode induktif dan deduktif. D. HASIL PENELITIAN 1. Temuan Umum a. Deskripsi MTs Az Zahra Dolok Masihul MTs Az Zahra merupakan salah satu instansi pendidikan yang ada di Desa dolok Sagala Kec. dolok masihul. MTs Az Zahra berdiri pada tahun 2004, dan kini usia MTs Az Zahra sudah mencapai lebih dari satu windu, dengan luas 2800 m2.. MTs

Az Zahra ini didirikan oleh Hj. Siti Amisah. Sedangkan pengurusnya adalah Drs. Munawar El Alasi, M.Pd (sebagai ketua yayasan) dan Dra Mustika Hayati (sebagai kepala sekolah).

Tujuan didirikannya madrasah ini adalah mengingat di dasa ini adalah bahwa untuk sekolah jenjang pertama belum ada. Masyarakat harus keluar dari desa dan menempuh perjalanan lebih dari 7 KM untuk bersekolah. Selain itu juga karna alasan tidak mampu untuk membiayai sekolah sebagian anak anak tidak melanjutkan sekolah. Karna alasan tersebutlah Hj Siti Amisah dan pengurus lainnya menggagas dan mendirikan madrasah di desa Dolok sagala ini.

Jumlah guru yang mengajar di MTs Az Zahra Dolok Masihul berjumlah 18 orang yang terdiri dari laki-laki 9 orang dan perempuan 9 orang, dengan jumlah siswa 103 siswa

b. Visi dan Misi Madrasah MTs Az Zahra Dolok Masihul memiliki Visi unggul dalam berprestasi, tangguh dalam berkompetisi, religius, terampil, berbudaya dan cinta lingkungan.

Misi MTs Az Zahra Dolok Masiul, yakni

1. Membentuk insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti

luhur dengan

mengembangkan sikap dan prilaku religius baik di dalam Madrasah maupun diluar Madrasah.

2. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin

(13)

tahu, bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.

3. Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingintahuan peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik. 4. Menciptakan suasana

pembelajaran yang

menantang, menyenangkan, komunikatif tanpa takut salah.

5. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, smber daya fisik dan manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik.

6. Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan dan hidup demokratis.

2. Temuan Khusus a. Temuan Hasil Pra

tindakan

Sebelum mengadakan tindakan penelitian, terlebih dahulu mengadakan studi pendahuluan di MTs Az Zahra Dolok Masihul Peneliti mengadakan pertemuan dengan Ibu Kepala Sekolah MTs Az Zahra Dolok Masihul untuk menyampaikan maksud peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas. Dari pertemuan tersebut Kepala Sekolah MTs Az Zahra Dolok Masihul menyambut baik dan setuju diadakan penelitian tersebut. Selanjutnya Kepala Sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada

peneliti dan guru mata pelajaran Fikih untuk membicarakan rencana selanjutnya. Peneliti bersama guru mata pelajaran berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, tentang materi pelajaran, kelas yang akan digunakan dan instrumen penelitian.

Sebelum Pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes awal. Tes awal dilaksanakan dengan diikuti oleh seluruh siswa/I kelas VII yang berjumlah 30 orang siswa. Tes awal bertujuan: untuk melihat kemampuan awal siswa. Dari tes Pra tindakan diperoleh hasil 63,33 % ( 19 orang ) peserta didik belum mencapai nilai 75, kemudian 36, 66 % (11 orang ) peserta didik sudah mencapai nilai ≥75.Data ini menunjukkan bahwa persentase pencapaian belum sesuai dengan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa ketuntasan 85 % dari jumlah peserta didik dan berada pada kategori tidak tuntas.

Selain tes kognitif, peneliti juga menggali kemampuan dasar siswa secara psikomotorik yaitu kemampuan siswa untuk melakukan atau mempraktekkan materi (Sholat

Jama’ dan Qasar) diperoleh

kemampuan psikomotor siswa dari 30 orang siswa, terdapat 11 orang siswa dengan persentase 36,67 % dalam kategori mampu, 18 orang siswa dengan persentase60 %Siswa yang termasuk dalam kategori kurang mampu, sedangkan 3,33% denga jumlah siswa 1 orang termasuk dalam kategori tidak mampu, Berdasarkan persentase hasil pencapaian psikomotorik siswa pada tahap pratindakan tergolong masih renda.

(14)

b. Temuan hasil tindakan siklus I

Adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil belajar sebelum digunakan metode demonstrasi dan media audiovisual yaitu ditandai dengan hasil ketuntasan belajar pada siklus I, di peroleh dari 30 orang siswa, yang mencapai nilai ketuntasan belajar 20 orang (66,67%) sedangkan 10 orang (33,33 %) belum mencapai tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh 77,06 ini menunjukkan bahwa persentase pencapaian belum sesuai hipotesis tindakan bahwa ketuntasan mencapai 85.

Selain ketuntasan belajar secara kognitif, peneliti juga melakukan tes untuk kemampuan psikomotorik siswa, Hasil yang diperoleh siswa tes adalah dari 30 orang siswa, terdapat 20orang siswa dengan persentase 66,67 % dalam kategori mampu mempraktekkan tata cara Salat (Jama’ dan Qasar). 10 orang siswa dengan persentase 33,33 % termasuk dalam kategori

kurang mampu dalam

mempraktekkan Salat (Jama’ dan

Qasar). Rekapitulasi hasil belajar

diatas telah mencapai kemajuan yang signifikan, akan tetapi masih belum mencapai hipotesis yang telah direncanakan.

Walau telah mengalami peningkatan dibanding dengan sebelum digunakan metode demonstrasi dan media audiovisual, namun masih perlu dilakukan siklus selanjutnya.

c. Temuan hasil tindakan siklus II

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil refleksi. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil belajar sebelum tindakan dan hasil pada siklus I yaitu diperoleh 26 siswa dengan nilai rata-rata mencapai 80,53 dan persentasenya mencapai 86,67 % dan yang tidak tuntas belajar ada 4 siswa dengan persentase 13,33 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk ketuntasan kemampuan kognitif belajar siswa secara klasikal tercapai.

Selain selain dari segi kemampuan kognitif yang menunjukkan kememajuan begitu juga dengan kemampuan psikomotorik siswa diperoleh dari 30 orang siswa, terdapat27 orang siswa dengan persentase 90 % dalam kategori mampu mempraktekkan tatacara Salat (Jama’ dan Qasar). 3 orang siswa dengan persentase10 % kategori kurang mampu dalam mempraktekkan Salat (Jama’ dan

Qasar) dan tidak didapati siswa

untuk kategori tidak mampu mempraktekkan Salat (Jama’ dan

Qasar)

Dari hasil observasi kegiatan siswa, didapati bahwa siswa sudah cukup berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Motivasi dan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran Fikih juga mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

(15)

Dari hasil pembahasan siklus I dan siklus II, serta berdasarkan nilai rata-rata hasil tes pada setiap akhir siklus telah terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dari 66,66 % dengan rata-rata 77,06 pada siklus I dan naik menjadi 86,66 % dengan rata-rata mencapai 80,53 pada siklus II. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Fikih di Mts Az Zahra Dolok Masihul

Berdasarkan data hasil penelitian dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa Dengan menggunakan metode demonstrasi dan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di MTs Az Zahra Dolok Masihul hal tersebut terlihat dari Perolehan kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah penerapan metode demonstrasi dan media audiovisual pada pembelajaran Fikih mengalami peningkatan yakni pada pra tindakan diperoleh 11 orang (36,67 %) tuntas dalam pembelajaran sedangkan pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 20 orang (66,67) meningkat lagi menjadi 26 orang (86,67%) pada siklus II. Selain itu juga Kemampuan psikomotorik siswa juga mengalami peningkatan, dimana pada sebelum dilakukannya tindakan siswa yang tergolong mampu mempraktekkan

tata cara Salat (Jama’ dan Qasar)

adalah 11 orang (36,67%) dan meningkat menjadi 20 orang (66,67 %) pada siklus I dan 27 orang (90 %) pada siklus II. Sedangkan pada kategori kurang mampu mempraktekkan tata cara Salat (Jama’ dan Qasar) mencapai 18

orang (60%) pada sebelum tindakan dan menurun menjadi 10 orang (33,33%) pada siklus I dan 3 orang (10%) pada siklus II. Sedangkan pada kategori tidak mampu mempraktekkan tata cara Salat (Jama’ dan Qasar) adalah 1 orang (3,33%) pada sebelum tindakan sedangkan pada siklus I dan II tidak ada siswa yang termasuk dalam

kategori tidak mampu

mempraktekkan tata cara Salat (Jama’ dan Qasar).

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Rohani. Pengolahan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1991.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Alhasyimi, Ahmad. Mukhtarol Ahadist Al-Nabawiah, Surabaya: Alharmaini, 1948. Arikunto, Suharsimi. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

. Evaluasi

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2013

Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta, 2006

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Fathurahman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Rafika Aditama, 2007.

Halimah, Siti. Strategi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008.

Hamalik, Oemar. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito, 2009.

Khadijah. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: CitaPustaka Media Perintis, 2013.

Latuheru, John D. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini, cet I. Jakarta: Depdikbud, 1988.

Mardianto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Ciptapustaka, 2009.

Popham W. James, dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

Sanjaya,Wina. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2008.

. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2012.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Sudjana, HD. Metode dan Teknik Pembelajaran & Teknik Pembelajaran Partisipatif.

(17)

Bandung: Falah Production, 2001.

Sujana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002.

. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya, 2008.

Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, cet. 2. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2008.

Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari koefisien pekerja dan material pada harga satuan pekerjaan pasangan batu tela di lapangan.. 1.5

dokumen penawaran Pengadaan Alat Kedokteran Umum Ruang ICU (Intensive Care Unit) yang. disampaikan peserta secara online melalui LPSE dengan uraian

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

“ PENGARUH FOAMING AGENT ADT TERHADAP KUAT TEKAN, MODULUS ELASTISITAS, DAN PENYERAPAN AIR PADA BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SILICA FUME”, Halim Darmawan Surya, NPM:

2 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II. 4 Data Hasil Tes Evaluasi Ulangan Harian IPS

Namun walaupun dari hasil uji chi-square menunjukan ada hubungan bermakna antara higiene sanitasi dengan infeksi kecacingan tetapi pada data kuisioner menunjukan bahwa yang higiene

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik cair kulit pisang kepok bersamaan dengan pemberian pupuk bokashi kulit buah kakao memberikan jumlah daun

Oleh karena MPR, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Dewan Perwakilan