• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Kapasitas BTS GSM-DCS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perhitungan Kapasitas BTS GSM-DCS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Home • About Me • Search •

Riyantoro

Riyantoro in Blog

Feeds: Posts Comments

Artikel Perhitungan Kapasitas Sistem pada BTS GSM-DCS

July 2, 2008 by riyantoro

Jika kita ingin menghitung kapasitas suatu BTS dalam melayani pelanggan, maka kita harus memperhatikan berapa jumlah TRX (Transmitter dan Receiver) yang digunakan dalam tiap sektornya. Perhitungan ini adalah perhitungan secara teoritis karena kondisi di lapangan akan sangat tergantung dengan kondisi jaringan dan perilaku pelanggan.

Dengan asumsi tiap BTS menggunakan antenna sektoral, maka kita memiliki 3 sektor dalam setiap BTS yang akan kita kalkulasi kapasitasnya. Setiap TRX yang digunakan akan mampu meng -handle 8 timeslot, masing-masing timeslot/kanal ini akan diduduki oleh satu

panggilan/pembicaraan pelanggan.

Jika operator menggunakan konfigurasi 4×4x4, maka tiap sector di isi dengan 4 TRX sehingga perhitungan bisa dilakukan sebagai berikut:

1 sektor terdiri atas 4 TRX 1 TRX ==> 8 timeslot

4 TRX ==> 8 x 4 = 32 timeslot

Catatan, setiap sektor membutuhkan 1 kanal BCCH (Broadcast Control Channel) dan 1 kanal SDCCH (Standalone Dedicated Control Channel) yang berguna dalam broadcast sinyal dan juga mengatur panggilan setiap pelanggan

Jadi, 1 sektor yang terdiri atas 4 TRX mampu melayani 32 – 2 = 30 panggilan secara teoritis. Maksud dari istilah kapasitas secara teoritis di sini karena masih ada faktor interference, blocking, congestion, dsb. Di sinilah sentuhan seorang engineer Optim sangat berpengaruh. Konfigurasi 4×4x4 adalah konfigurasi yang paling sering dipakai, karena selain kapasitasnya besar,

konfigurasi ini juga cukup handal untuk aplikasi di daerah rural maupun urban, walaupun kadang dikombinasikan dengan teknologi lain, misal GSM-DCS. Dengan demikian kita sekarang bisa tau khan kapasitas setiap sektor BTS dengan konfigurasi 4×4x4? Semoga membantu..

Nah, sekarang kita juga bisa menghitung kapasitas 1 BTS langsung, misal untuk BTS dengan 3 sektor, antenna GSM only konfigurasi 4×4x4. Kita tinggal mengalikan kapasitas yang kita hitung di atas.

Kapasitas 1 BTS, terdiri atas 3 antena sektoral yang didukung 4 TRX per antenna: 30 x 3 = 90 kanal pembicaraan

(2)

Perhitungan akan sama, jika kita juga menambahkan BTS dengan sistem DCS, menjadi satu dalam 1 menara pemancar kita. Konfigurasi ini biasa digunakan oleh operator untuk menghemat biaya pendirian tower baru, dengan memanfaatkan pita frekuensi DCS. Ini hanya berlaku untuk operator yang memiliki lisensi di pita frekuensi GSM 900 dan DCS 1800 lho ya.

Jadi hasil akhir untuk kombinasi GSM-DCS dalam satu menara pemancar, akan menghasilkan kemampuan untuk melayani pelanggan sebanyak 180 pembicaraan. Dengan syarat bahwa baik untuk BTS GSM maupun DCS sama-sama menggunakan konfigurasi TRX 4×4x4.

Untuk operator di luar 3 operator seluler terbesar Indonesia (Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama), hal ini tidak dimungkinkan mengingat Axis hanya memiliki lisensi DCS-1800, HCPT memiliki lisensi di frekuensi 900 dan 1800 juga kalau tidak salah (mohon koreksi untuk operator ini, sumber yang kumiliki validitasnya kurang ☺).

Konfigurasi terakhir, untuk meningkatkan kapasitas suatu BTS adalah dengan menggunakan pita frekuensi 3G (UMTS-2100). Walaupun penambahan ini masih sangat tergantung dengan kapasitas handset pelanggan, namun untuk kota-kota besar, solusi ini sangat memungkinkan karena di kota besar biasanya handset pelanggan yang memiliki kemampuan 3G sudah relatif banyak jumlahnya. Normalnya, handset yang dimiliki oleh pelanggan adalah handset dual-band GSM-900 dan DCS-1800 atau triple-band GSM-900, DCS-DCS-1800, dan PCS-1900. Hal ini dikarenakan dari pihak produsen handset sendiri, teknologi yang masih lazim disuntikkan adalah kombinasi dari ketiga frekuensi tersebut di atas, selain kombinasi dengan teknologi 3G tentunya.

Nah, jika kita mengkombinasikan GSM-DCS dengan konfigurasi TRX 4×4x4 kita dapatkan kapasitas pelayanan panggilan sebesar 180 kanal pembicaraan, berapa yang akan kita peroleh dengan menambahkan satu node-B? Seperti kita tau, UMTS merupakan pengembangan teknologi CDMA pita lebar. Jadi di sini kita tidak bisa melakukan perhitungan secara langsung, karena kapasitas sistem pada node-B akan tergantung dari jumlah pelanggan yang dilayani. Semakin banyak pelanggan yang menggunakan,maka kualitasnya akan menurun sampai di titik tertentu sebelum sistem menyatakan diri penuh dan menolah original call yang mencoba masuk.

Namun yang jelas, dengan menambah node-B, maka kapasitas suatu BTS akan meningkat drastis, karena pelanggan yang menggunakan handset 3G bisa diarahkan untuk menggunakan jaringan 3G, sehingga mengurangi beban jaringan GSM-DCS yang bisa dikonsentrasikan untuk pelanggan dengan handset yang belum support teknologi 3G.

Dari pelosok negeri, Riyantoro

Possibly related posts: (automatically generated) Virus Tanatos.J aka Heur aka Sality..

Suasana baru, sikap mental baru !!! •

Yasmin Ahmad : Al-Fatihah •

Posted in Telekomunikasi | 51 Comments

51 Responses

on July 4, 2008 at 1:05 am | Reply lambrtz

wah dah konek internet bang? :D 1.

(3)

on July 9, 2008 at 9:23 am | Reply riyantoro

Masih merana dengan koneksi..

:(

2.

on July 10, 2008 at 2:12 pm | Reply rizkykurnia

masih ada 1 teknologi yang belum disebut yaitu halfrate…dengan mengaktifkan halfrate kita bisa menambah kapasitasnya secara “gaib” menjadi 2 kali lipatnya..heuheue…. 3.

on July 10, 2008 at 2:42 pm | Reply riyantoro

Wah iya! Lupa..

:)

Thanks Mas

Itu make pesat 6,5 kbps dari yang sebelumnya 13 kbps khan? Sip-sip

4.

on July 10, 2008 at 3:01 pm | Reply rizkykurnia

yup..tapi ya akibatnya banyak “tabrakan” ato bahasa jawanya cross-talk…sama halnya kalo jalan satu arah di buat dua arah…

5.

on July 10, 2008 at 4:28 pm | Reply okie

hmmm nice blog.. gue jadi tau banyak ttg tower, coz semua pekerjaan gue berhubungan dengan tower!!! :-)

6.

on July 11, 2008 at 1:52 am | Reply pugoh

JAdi kapasitas bts hanya tergantung dari TRx nya tidak tergantung dari data rate yang digunakan bandwith dan faktor aktivitas suara……atau semua faktor tersebut sudah dihitung dan dibundle jadi satu menjadi transceiver trx……

(4)

kapasitas bts gsm itu kok hampir sama ya dengan kapasits cdma dengan 3 sektor sekitar 89 nan…. dimana satu sktor mampu melayani pelanggan sekitar 29 kanal…..

terus perbedaan antara gsm dan cdma dalam soal penambahan kapsitas apa

dong….bukankah kalo cdma kalo ingin nambah kapasitas tinggal nambah modul TRX … apa nggak kebalik mas …berarti gsm kalo nambah kapasitas tinggal nambah modul trx juga…..

apakah ada model konfigurasi yang lain selain 4×4x4…..ada nggak 4×4x2 atau 4×5x1….kayak formasi sepakbola…..hehehe…

salam kenal mas

biasa….pingin bloggku di link ke blog mas….

blog mas dah aku link… lho masak mas nggak mau link blogku sombong amat kalo gitu… oh ya salam agnes juga…

jangan marah …. mas…..

on July 11, 2008 at 11:51 pm | Reply jogja man

“Dengan asumsi tiap BTS menggunakan antenna sektoral 120° maka kita memiliki 3 sektor dalam setiap BTS yang akan kita kalkulasi kapasitasnya. Setiap TRX yang digunakan akan mampu meng-handle 8 timeslot, masing-masing timeslot/kanal ini akan diduduki oleh satu panggilan/pembicaraan pelanggan.”

saran neh, asumsinya terlalu mengada – ada. sepengalaman saya selama kerja di dunia telco, gak ada antenna sectoral 120° untuk 3 sektor, mentok2nya 90°, malahan kebanyakan make yang 65°.

8.

on July 14, 2008 at 9:04 am | Reply riyantoro

Mantaf comment nyah! Thanks infonya

Ada yang mau mendebat lagi? Kita berbagi referensi yach Khan namanya jg sharing ilmu.. Regards,

Riyantoro 9.

on July 26, 2008 at 6:13 pm | Reply Dhi

Mas Riyan, dalam satu sektoral ada brp TRX maksimal??? bagaimana cara penambahan TRXnya?apa tergantung dari spek antenanya???

(5)

trims, dhi

on July 28, 2008 at 12:18 pm | Reply Alfin

keren nih diskusinya, klo cell splitting itunganya gmna ya, dan cara aplikasinya di lapangan berkaitan dg frekuensi reuse dan distance vektornya,

matur nuwun atas pencerahanya 11.

on August 3, 2008 at 2:59 pm | Reply amilus nambah diskusi boleh ya mas, sekalian salam kenal.

masalah overload kapasitas 3G nih mas, klo perangkatnya pake Nokia masih blom bisa nge-push voicenya ke 2G, jadi kapasitas 3G bisa dipenuhin sama voice, harusnya kan

dimaksimalin prefer buat data dulu….(hehe, skrg tren-nya 3G pada overload), tapi denger2 vendor laen ada yang bisa ngepush voice masuk ke jaringan 2G aja yak?

12.

on August 5, 2008 at 12:20 pm | Reply dimastw

@Dhi,

Maksimal dalam 1 sektor menampung 4TRX, kecuali pada sektor yg sama ditambahkan antena DCS. Untuk penambahan kapasitas TRX harus dilakukan dari sisi hardware, dan software. Dari sisi Hardware cukup dipasang modul tambahan(modul TRX) dan modul pendukung lainya(misal DCU / combiner). Setelah modul hardware ditambah, baru di “create” / ditambah dari sisi software.

@alfin

inti dari cell spliting adalah memperkecil ukuran setiap sell dengan cara menurunkan transmit power. Tujuan dari meperkecil transmit power adalah untuk mengurangi kemungkinan interferensi saat dilakukan frekuensi reuse guna meningkatkan kapasitas jaringan. atau dengan kata lain,… transmit power diturunkan –>interferensi berkurang –> frekuensi reuse aman dilakukan –> kapasitas meningkat.

ref : http://www.cse.wustl.edu/~jain/cse473-05/ftp/i_ccel/sld001.htm moga bermanfaat

salam

Dimas Tunggul Wrehaspati 13.

on August 5, 2008 at 1:29 pm | Reply riyantoro

Thanks atas masukannya Bro Dimas… Lanjut lagi sharingnya…

(6)

:D

on August 5, 2008 at 1:46 pm | Reply riyantoro

Nambahin ya..

Kalo kita maksimalkan, emang konfigurasi per sektor adalah 4 TRX sehingga sering kita dengar kombinasi 4/4/4, artinya dalam tiap sektor udah penuh dengan 4 TRX

Dengan demikian perhitungan kapasitas bisa dihitung sendirilah

Trus untuk 1 sektor walaupun ada beberapa TRX tapi BCCH cukup satu saja, penempatan bebas mau di TRX mana, cuman biasanya ada di TRX yang pertama

Penambahan TRX biasanya disesuaikan dengan pertumbuhan trafik di lokasi itu. Apa lagi ya?

Ayo diskusi lagi…. 15.

on August 7, 2008 at 10:29 am | Reply faisal

Aku setuju sama mas “jogja man”, setahu saya antena itu coveragenya paling tinggi 90 derajat. tp yang paling sering digunakan 60-65 derajat. Nah disinilah tugas Quality engineering, untuk menutup coverage yang bolong.

Tx. 16.

on August 8, 2008 at 8:12 am | Reply riyantoro

Setelah baca-baca referensi lagi memang betul artikel saya kurang valid, bukan 120 derajat seperti yang saya tulis

Saya koreksi yach, wlaupun itu sebenarnya bukan inti dari cerita tetapi daripada banyak yang komplain hehehe

Thanks temen-temen.. 17.

on August 9, 2008 at 11:44 am | Reply Dhi thx for rep, nice discuss

ada g bts yang pake antena omni?

walaupun dalam perencanaan jaringan susah tapi hemat dalam penggunaan antena, 1 antena bs kemana2.

*Wah, setauku jaman sekarang dah pake antena sektoral semua nih Mungkin ada teme-temen yang bisa sharing lagi?

(7)

on August 15, 2008 at 7:40 pm | Reply Fajar Apriyanto

punya artikel teknologi perencanan WiMax ga

*Wah untuk standarisasi WiMAX masih belum jelas aku nih. Lagian regulasinya untuk Indonesia juga belum punya payung hukum nih.. So kita liat lagi dech ntar gimana perkembangannya

19.

on October 15, 2008 at 10:41 pm | Reply ell

Setau saya…1 sektor BTS g cuma maksimal 4 TRX..tapi bisa malah sampai 10 TRX bisa… tinggal ditambahin link pada BTS itu…

Klo antena Omni, masih dipake kok..untuk BTS Indoor… *Setelah dicermati lagi memang bener…

Untuk antena indoor pake antena Omni..

Maksud saya adalah konfigurasi yang optimal untuk 3 sektor, 3 antena dengan konfigurasi DUAMCO 4 to 2

Jadi biasa pake konfigurasi 4/4/4

Memang bisa saja kita tambahkan extension rack untuk expand, tapi kalo saya sih prefer expand DCS aja kalo memungkinkan dan traffic menjanjikan :) CMIIW

Thanks koreksinya 20.

on October 21, 2008 at 5:39 pm | Reply Squidwardz Ninbrung donggg….

Jarak directional per antena sektor seingatku 120 derajat tiap sektornya.kalo dipake 3 sektor kan tercover semua teori ganpangnya gitu, bisa aja sektor 1 cuma diorientasi 65 derajat tapi tergantung daerahnya yang mau ditembak istilahnya. Kalo diseting 65 derajat ternyata ke arah blank spot ya harus diorientasi lagi ke arah pelanggan kan biar tuh tower

menguntungkan????Lagian ndak mutlak harus pake 3 sektor,tergantung kebutuhan..

Terus masalah konfigurasi bts kayaknya g harus pake sistem 4/4/4..kalo trafic dan drop call tinggi mungkin bisa disiasatin pake konfigurasi 8/8/8, tapi harus nambah satu kabinet RBS lagi dong..nantinya per sektor pake 4 unit dTRU dan 2 buah antena dengan band yang sama..Kalo trafic masih tinggi kan ada DCS???

Kalo ada yang kurang tolong dikoreksi dong…namanya belajar kelompok…. 21.

on October 28, 2008 at 9:52 am | Reply Along

(8)

Tanya:1. Satu MSC dapat menghandle maksimum berapa BSC? 2. Satu BSC dapat

menghandle maksimum berapa BTS? 3. Berapa sich rata2 blocked call yg telah terjadi (utk masing2 opsel)?(jika dihitung pertahun & kalo pd hari2 tertentu? misal menjelang idul fitri/taun baru?Mas riantoro ada datany gak?) trs rumus perhitunganny gmn?Trs strategi utk menurunkan tk blocked call gmn (baik dr sisi trafik maupn sistemnya)? 4.BSS engineer sama gak sama comisioner (dlm commisioning)? Mohon pencerahannya…

on November 25, 2008 at 2:53 pm | Reply pinemi TANYA::

Apakah beda dari masing2 antena radio link yang digunakan berdasarkan Diameternya? 23.

on November 25, 2008 at 2:58 pm | Reply pinemi dan sekalian minta YM nya juga ya??

24.

on November 28, 2008 at 2:28 pm | Reply tindasz untuk perbedaan antena per sector dari GSM gimana ya? 25.

on November 30, 2008 at 9:31 pm | Reply kha mas,,

mw tanya jga ttg sistem dual rate dunkz.. qra2 gmna yiaaa??

aq msh lum ngerti aj,,

sxan mw tanya ttg antenna jg,, 26.

on December 20, 2008 at 11:08 am | Reply gawat k,,

lam kenal ya…

saat ini q lg bgg buat skripsi niy.. ada ide tema ga?

mo tanya juga klo 3G itu bisa dianalisis handover failure pake metode tilting g?klo g salah pke down tilt..

setahuku itu bisa untuk 2G,,tp 3G bisa g ya? 27.

(9)

juga mo minta jelasin down tilt dong kak..n semua tentNG ANTENA… thank so much 4 ur help,,,

on February 4, 2009 at 10:22 pm | Reply amir

Mas terimakasih atas info yang di berikan,ilmu ini sangat berharga banget untuk saya yang baru 3 bulan kerja di telko dengan posisi BSS Opration and Mantanence…

28.

on April 2, 2009 at 3:05 pm | Reply sabar

bussyyeett.. si ryan nih adek angkatanku tp ilmunya dah kyk kakek guru kita (om wasis..

:-)

)

2 th aku semedi di gunung (lupa smua ilmu telkom), stl turun gunung n tanya paman google: gsm-dcs, blog ini yg muncul di line pertama.

setelah baca, serasa kembali dari hutan belantara puluhan tahun, jadi katrok he3x.. keep blogging… bagi2 ya ilmunya ya..

tengkyu…

Ah bos bisa aja dech… Ayo berbagi ilmu Bos :D 29.

on April 3, 2009 at 1:23 pm | Reply johan nawawi

wah seru bgt nich ag yg nol putul bisa dikit nyerap ilmu dari kalian tanx ya bro… salam knl untuk semuanya ….

30.

on April 30, 2009 at 4:11 pm | Reply David

thanks Bos Atas ilmu2 tentang BTS nya ya bos,soale aku belum pernah kl BTS,aku sering nya microwave sih.

31.

on May 11, 2009 at 7:56 pm | Reply Agito

Salam kenal, mau nanya nih. Napa ya klo signal kartu gsm axis down atau limited service, susah naik kembali signalnya? Kadang2 harus di restart tuk mendapatkan signalnya kembali. Thanks atas jwban nya.

(10)

on May 11, 2009 at 7:58 pm | Reply Agito

Salam kenal, mau nanya nih. Napa ya klo signal kartu gsm axis down atau limited service, susah naik kembali signalnya? Tq

33.

on May 18, 2009 at 3:04 pm | Reply welly aprian 1 e1 bisa berapa trx ya ????????????????

34.

on June 18, 2009 at 4:49 pm | Reply Hendra

tambahan : HCPT hanya punya frekuensi 1800 (DCS) untuk 2G. Bravo

35.

on July 17, 2009 at 3:39 pm | Reply inn Lam kenal k,

mau nanya niyh buat siapa aja yg bisa ksh penjelesan yg mendukung.Mungkin aga melenceng sedikit,saya pernah menemukan ketidakcocokan penempatan ketinggian peletakan antena,antara data dr operator dan antena yg harus dipasang.Bs jadi faktornya terlalu berdekatan dengan antena yg sudah ada (biasanya terdapat pd tower bersama) jd dlm satu BTS tidak hanya terdiri dr satu operator.

Ada yg bisa bantu saya untuk perhitungan metematisnya,untuk penempatan ketinggian antena tsb dan brp cluster yg dpt tercakup.Dengan perumpamaan,data yg diberikan

seharusnya antena dipasang pada ketinggian 47 M tetapi di actualnya tidak memungkinkan krn terlalu dekat dgn antena yg sudah terpasang jadi antena hrs dinaikkan pada ketinggian brp n brpa cluster yg dpt dicakup?

Tx b4. 36.

on July 31, 2009 at 11:39 am | Reply bayoe salam..

ada masukan nih bro.bro..

untuk panambahan jumlah TRX pada bts bukan cuman menambahkan device(CIU) pada bts tapi juga penambahan perangkat/antena..

1 antena = maximal 4 TRX (antena yang memiliki 2 slot) *type antena ini pada umumnya digunakan (NSN/Huaweii) 37.

(11)

namun ada juga type antena yang menggunakan 12 slot..

ini artinya, type antena ini menyanggupi sampe 12 TRX per Sector/antena *type antena ini jarang digunakan

on July 31, 2009 at 11:42 am | Reply bayoe

salam.. (koreksi gan pada jumlah slotnya) 12 slot menjadi 6slot ada masukan nih bro.bro..

untuk panambahan jumlah TRX pada bts bukan cuman menambahkan device(CIU) pada bts tapi juga penambahan perangkat/antena..

1 antena = maximal 4 TRX (antena yang memiliki 2 slot) *type antena ini pada umumnya digunakan (NSN/Huaweii) namun ada juga type antena yang menggunakan 6 slot..

ini artinya, type antena ini menyanggupi sampe 12 TRX per Sector/antena *type antena ini jarang digunakan

38.

on February 15, 2010 at 5:15 pm | Reply Hendra Mas bayoe,

bisa dijelaskan lebih detail ttg slot antena ygdimaksud? Thanks

=Hendra= ◦

on October 5, 2009 at 2:28 pm | Reply d'black oh….

39.

on October 5, 2009 at 2:33 pm | Reply d'black

mas cuma pengen tau,saya dah lama di dinia telcm,yg saya kerjain instalasi mulai RBS,BSC,MSC,fungsi2 di atas td apa?

trus resiko pemasangan antenna itu spt apa,dan radiasinya jg seperti apa,makasih B4 ya mas,..

40.

on October 8, 2009 at 3:42 pm | Reply @nton 41.

(12)

salam kenal dari saya,

kalau ilmu tentang microwave (transmisi) radio link ada yang punya gak?

mengenai bagaimana sistem proteksinya , dan bagaimana sistem proteksi itu bekerja dan bagaimana untuk diaplikasikan di sistem jaringan telekomunikasi wireless untuk

komunikasi seluler…..

mohon informasi mas atw bs di bls ke email saya.. thanks

on October 12, 2009 at 9:46 am | Reply A_Fatoni

salam kenal, Asik juga nih forum diskusi, apalagi buat kita2 yg berkecimpung di dunia telekomunikasi, sangat membantu buat share ilmu…saya sendiri sering melakukan pekerjaan optimization jaringan cellular …thx yach

42.

on December 3, 2009 at 2:51 pm | Reply px150

riyantocool..! :D

eits sekraang huawei bisa push untuk voice underlay ke 2G saja jadi 3G nya bisa di pake dengan lega untuk attaching data

43.

on December 8, 2009 at 12:14 pm | Reply riyantoro

Sipp…

Mantap juga nih Huawei…

Bersaing sama ZTE untuk menyediakan perangkat dengan harga murah tapi fitur gak kalah sama vendor Eropa

Tingkatin terus dech bispro dan fitur layanannya hehe

Karena kadang masih ada beberapa bagian baik alur bispro maupun fitur yang masih kalah sama vendor Eropa

Harapannya sih dengan harga perangkat yang makin terjangkau bisa memangkas biaya produksi sehingga ujung2nya pelanggan dapet impact nya juga

Semangat… ◦

on December 17, 2009 at 1:59 pm | Reply px150

sekarang kipas merah meraja lela om setelah di beberapa operator konsultasi dengan vendor untuk meningkatkan data nya ke 21Mbps

(13)

si erik menyanggupi hanya tambah modul

si kipas merah menyanggupi juga dengan tambah modul si nokie ” bos sepertinya harus ganti perangkat ! WHATTT!!!

heehe salah satu alasan sekarang kenapa si nokie banyak di cut projek nya :( (

on January 8, 2010 at 2:34 pm | Reply riyantoro

Iya nih..

Gak cuman si kipas merah, sodara tuanya juga mulai menggeliat. Tapi benernya dari sisi kualitas masih patut dipertanyakan lah..

Ya, pinter2nya kita atur n awasin aja biar gak mpe bikin performansi ancur hehehehe ◦

on January 8, 2010 at 1:51 pm | Reply eko sarjono

Perangkt Radio microwave sekarang dah semakin pesat perkembanganya,ubtuk NEC mengeluarkan Neo untuk kapasitas PDH/SDh lebih flexibel tinggal ganti modem slot jadi dech tapi harus KEY upgrade untuk konfgurasi nya jika ada penambahan kapasitas,,,sisi komersilnya.tapi NEC neo tergolong berangakat baru tapi bermutu tinggi pokoknya muanteb…30km antena 0,6m space diversiti -39 db.gk kalah sama PMX SD series 60km 1,2m power 27 Rsl- 42db padahal Rsl threshold -90 dbm.makin cangggih aja kan…bsok apa lagi yach aku dah test perangkat yg 2 itu ternyata performance bagus.dibandingkan si

ERIC,NOKikem,dsb 45.

on January 8, 2010 at 2:37 pm | Reply riyantoro

Thanks for share yach..

Kita sih butuhnya pokoknya link stabil dan nda flicker2 aja biar kualitas transmisi oke Untuk barang Mr Eric punya juga dah ada TN klo mau upgrade tinggal insert card n upgrade license..

Jaman sekarang rata2 gitu semua, klo upgrade User harus beli license dan license..

hahaha

Ada pengalaman lain dari rekan2? Best Regards,

Riyantoro ◦

on February 2, 2010 at 12:46 am | Reply datux salam kenal..

(14)

Terima kasih atas semua sharingnya ilmunya disini. Saya juga jadi ikut belajar. :)

Banyak juga pertanyaan di atas yang belum dijawab.. seperti kapasitas 1 E1 untuk berapa TRX ya ?

untuk jawaban ini musti tahu dulu cara kerja perangkat. E1 standarnya adalah 2 Mb, kemudian 1 TRX = 8 Time slot, 1 timeslot 64 kb… jadi berapa tuh?

mohon koreksinya, namanya juga belajar kelompok hehehehe

on February 24, 2010 at 2:37 pm | Reply aroarvel Hi all,

salam kenal..aku mau tanya nehhh : untuk CDMA, 1E1 bisa di gunakan untuk berapa user secara bersamaan ya?

47.

Comments RSS

Leave a Reply

Name (required)

E-mail (will not be published) (required) Website

Submit Comment

Notify me of follow-up comments via email. Notify me of new posts via email.

(15)

Riyantoro Press

• Riyantoro @ BTN Antara

Contact Me

View dwi riyantoro's profile on LinkedIn

My Meta

• Log in ◦ Entries RSS ◦ Comments RSS ◦ WordPress.com ◦

Search for: Search

Kalendar

M T W T F S S « Jun Aug » 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 July 2008

Jumlah Pengunjung

• 105,749 hits ◦

c

• Select Category

Postingan Terlaris

• RJ-45 Connector Configuration ◦

Jakiro: The Twin Headed Dragon.. ◦

Artikel Perhitungan Kapasitas Sistem pada BTS GSM-DCS ◦

Base Transceiver System (BTS) ◦

TRAU and Capacity ◦

(16)

Berkarir di Dunia Telekomunikasi ◦

Another Opinion about Tower Sharing... ◦

NAT ◦

Transmisi CDMA ◦

Trobleshooting OMAL BSC Siemens Classic ◦

Recent Comments

aroarvel on Artikel Perhitungan Kapasitas …

zomax on Komunikasi Wireless 2,4GH…

riyantoro on Trobleshooting OMAL BSC Siemen…

riyantoro on Trobleshooting OMAL BSC Siemen…

arananjani on Trobleshooting OMAL BSC Siemen…

Recent Posts

Trobleshooting OMAL BSC Siemens Classic ◦

Virus Tanatos.J aka Heur aka Sality.. ◦

Another Opinion about Tower Sharing… ◦

It’s about Network Capacity.. ◦

Berkarir ato Lanjut Belajar!?? ◦

Blog at WordPress.com. Theme: Mistylook by Sadish.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang telah didapatkan berdasarkan uji berpasangan ( paired t - test ) antara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan suction mengalami perubahan, baik

4. Teman-teman PGSD UMS angkatan 2013 khususnya kelas A, yang selalu bersama dalam memperjuangkan cita-cita. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Semua orang yang

Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: (1) Memberikan informasi ilmiah terkait pemanfaatan copper slag sebagai material pengganti pada campuran paving block; (2)

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan limbah karbit terhadap nilai daya dukung pondasi dangkal

Jika data atau masalah yang dihadapi hanya memberi informasi tentang harga jual atau laba suatu produk dan tidak ada data moneter lainya maka fungsi tujuan

Anak yang tinggal di desa dengan kondisi ekonomi yang miskin, sanitasi lingkungan yang lebih rendah, pendidikan ibu dan personal higiene yang rendah memiliki risiko yang lebih

Guru Bimbingan dan Konseling disana mengatakan jika anak didik kita ada yang memiliki Perilaku asertif yang rendah, Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan:

Teorema kekonvergenan yang dibicarakan di sini terkait dengan konsep keterintegralan- serentak (equi-lntegrable). Diketahui {f,} barisan fungsi yang terdefinisi pada / dan bernilai