D.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
A) TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Dalam rangka pelaksanaan Perencanaan teknis Peningkatan Jalan Ded Peningkatan Jalan Kabupaten , pihak Konsultan telah mempelajari dengan seksama terhadap seluruh isi dokumen seleksi Umum
Prakualifikasi pengadaan jasa konsultansi, khususnya Kerangka Acuan Kerja. Konsultan telah memahami dengan baik dan cukup jelas terhadap materi pekerjaan tersebut.
Secara umum konsultan berpendapat bahwa isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Ded Peningkatan Jalan Kabupaten, cukup informatif terutama yang mencakup Latar Belakang program, Tujuan Dan Sasaran, Hasil/Keluaran Studi, Lingkup Kegiatan, Ketentuan Teknis, Jangka Waktu Pekerjaan, Tenaga Akhli Yang Dibutuhkan dan Sistem Pelaporan.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
NO Uraian
Tanggapan dan Saran terhadap KAK
1
Latar Belakang
Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi kebutuhasn lalu lintas yang makin tinggi. Di dalam proses
perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan fakor faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang mendukung perencanaan lebih matang dan terencana.
2
Tujuan pekerjaan ialah :
menyediakan desain lengkap DED (Detail Engineering Design) Peningkatan Jalan Kabupaten di Kabupaten Sumbawa Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat untuk ruas jalan seperti :
Jalan RPH , SJK – Tua nanga , SJN- Reban Batu, Jalan Makan Seram , Jalan SJK – Banjar, Sebubuk – Kenangan, Banjar Sari – Tambak Sari, Batu Bele – Mura Beru, Bertong – Perjuk, Temere – Telaga Bertong, Jalan Masuk
Perumnas, SJK – Sp. Tamekan, SJK – Tamekan, Bukit Tinggi – Moteng, Moteng A – Bangkat Monteh, Batu Melik – Salit, Desa Beru – Salit, SJN – Sp. Beru, SJN – Sp. Beru, Jereweh – Tua Busir, Jereweh – Tua Busir,
Jereweh – Dasan Anyar, Jereweh – Dasan Anyar, Jereweh – Dasan Anyar, Pola Mata – Jelenga, Jalan Kuburan Lumaga, Jalan Kuburan Lumaga, Jalan Balas 1, Pasir putih – Balas 1, Benete – Otak Keris, Jalan Balas 2, SJN Dermaga Batene, Yang terletak Di tujuh Lokasi kecamatan diantaranya : - Kec. Poto Tano - Kec Taliwang - Kec. Seteluk - Kec Brang Rea - Kec Jerereh - Kec Maluk
- - Kec Sekongkang
3
Lingkup Pekerjaan :
a) Melaksanakan Teknis Pengingkatan Jalan Lengkap
b) Tahapan Kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan DED Peningkatan Jalan Kabupaten mencakup kegiatan sebagai berikut :
- Persiapan Desain - Survey Pendahuluan - Pengukuran Topografi
- Inventarisasi Geometrik Jalan dan Jembatan - Survey Kondisi dan Letak Jembatan
- Penyelidikan Tanah
- Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik - Survey UKL/UPL
- Perencanaan Teknis - Penggambaran
- Perkiraan Harga Sendiri - Dokumen Lelang - Pembuatan Laporan
c) Biaya Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah sebesar : Rp. 1.032.548.000,- (Satu milyar tiga puluh dua juta lima ratus empat puluh delapan ribu rupiah).
d) Jangka Waktu Pelaksanaan.Jangka waktu
pelaksanaan Pekerjaan DED Peningkatan Jalan Kabupaten adalah 240 (dua ratus empat puluh) hari
PERSIAPAN DESAIN
4 Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan dasar perencanaan sebelum
ke lapangan melaksanakan survey Pendahuluan antara lain :
a. Mempersiapkan data-data awal;
b. Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan Survey
Pendahuluan / Recon di lapangan. 5 Lingkup pekerjaan :
Highway Engineer,
didampingi oleh Bridge Engineer dan Geodetic Engineer, dalam pelaksanaannya antara lain :
a) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan didesain.
b) Mempersiapkan peta-peta dasar.
c) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa Alternatif
rencana As jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan pengecekan Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar Perencanaan Geometrik
d) Pengikatan koordinat dengan Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) pada
setiap awal dan akhir ruas jalan serta perapatan JKHN dengan memasang patok BM jalan setiap 5 Km dengan menggunakan alat GPS Geodetic e) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert / gorong gorong f) Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi terkait di pusat maupun di daerah
g) Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah
6 Persyaratan Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat Persetujuan (dari Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan perbaikan-perbaikan / saran-saran yang nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.
SURVEY PENDAHULUAN
7 Tujuan Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan pekerjaan selanjutnya. Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan
pertimbangan terhadap survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik, survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan harus dibuat laporan sebagai data awal perencanaan.
8 Lingkup Pekerjaan Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon di lapangan
yang meliputi kegiatan : a) Studi Literatur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan baik data sekunder misalnya data laporan Studi Kelayakan (FS) dan laporan Studi Amdal,
b) Koordinasi dengan instansi terkait
Telah melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan c) Diskusi perencanaan di lapangan
Team bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan membuat usulan perencanaan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing
9 Survey Pendahuluan Geometrik Jalan
1. Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang tepat menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk menentukan titik awal dan akhir proyek dan menetapkan koridor pengukuran untuk mendapatkan data yang cukup dalam merencanakan geometrik.
2. Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan / bukit curam dalam bentuk tabelaris.
3. Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa serta tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan akhir proyek yang nantinya akan diasistensikan dan mendapatkan persetujuan dari team asistensi 4. Di lapangan harus diberi / dibuat tanda berupa
patok dan tanda banjir (pasang surut) maksimal dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk
memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya. 10 Recon Survey Topografi
survey pendahuluan adalah :
1.
Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark diawal dan akhir proyek serta pada interval 5 Km, juga penempatan patok Control Point (CP) dengan interval 500 m.2.
Mengamati kondisi topografi3.
Mencatat daerah-daerah yang akan diperlakukan khusus serta morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor pengukuran.4.
Membuat rencana kerja untuk surveydetail pengukuran.
5.
Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi / titik yang akan dijadikan referensi.11 Recon Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / STA ...,perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometric dengan rencana jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada Existing perlu dibuatkan infentarisasi dengan lengkap antara lain Sta ..., jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang diperlukan. 3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat
tinggi muka air normal, muka air banjir dan muka banjir tertinggi yang pernah terjadi serta adanya tanda-tanda / gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto dokumentasi.
4. Mendiskusikan dengan team perencana apakah data-data dan usul penempatan lokasi serta usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sket dan foto dokumentasi beserta catatan-catatan khusus serta saran- saran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti dan
pengaruhnya terhadap keamanan / kestabilan. 12 Recon Jembatan dan Gorong-gorong
1. Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan gorong-gorong, dengan pengamatan secara visual kemudian menentukan jenis pengujian dengan peralatan yang sesuai. 2. Menentukan jenis dan
metode-metode penanganan yang sesuai. 3. Menetapkan lokasi / posisi jembatan / gorong-gorong untuk penggantian jembatan/ gorong- gorong, pembangunan jembatan/ gorong-gorong baru, duplikasi jembatan/ gorong-gorong, setelah berdiskusi dengan Highway Engineer berdasarkan pengamatan lapangan. 4. Menetapkan perkiraan
elevasi, jenis dan susunan / konfigurasi bentang jembatan serta teknik pelaksanaan. 5. Menetapkan jenis soil
investigation yang diperlukan
13
Recon Survey Lalu Lintas
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan lalu lintas adalah :
1. Menentukan lokasi (tempat) yang akan diambil data kendaraan, baik untuk 40 jam, 24 jam, 6
jam dan 3 jam (disesuaikan dengan kondisi dilapangan).
2. Mengamati kondisi jalan serta bangunan pelengkap lainnya.
3. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting
4. Memperkirakan lebar perkerasan yang akan diterapkan dalam desain berikutnya pada kondisi tertentu yang perlu untuk diadakan pelebaran.
5. Membuat rencana kerja untuk tim survey.
14 Recon Survey Geologi dan Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik adalah :
1. Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik dan sifat tanah dan batuan. 2. Mengamati perkiraan
lokasi sumber material (quarry) sepanjang lokasi pekerjaan.
3. Memberi rekomendasi pada Highway Engineer dan Bridge Engineer berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana jembatan/gorong-gorong yang akan dipilih.
15 Recon Survey Dampak Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan pada Survey Amdal adalah : 1. Menginventarisasi terhadap zona
lingkungan awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi
komponen lingkungan yang sensitive, yang meliputi :
a. Aspek fisik. b. Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat 2. Pencatatan lokasi bangunan bersejarah, kuburan, fasilitas umum, dsb.
3. Pengambilan contoh air dan analisa
lanjutan laboratorium yang diperlukan. 4. Pengamatan kondisi
lingkungan.
5. Photo dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan analisa.
6. Membuat rencana kerja untuk survey detail. 16 Recon Survey Harga Bahan, Upah dan Alat
Mengumpulkan harga bahan, upah dan alat dengan cara survey langsung kemudian melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk kemudian digunakan dalam penyusunan Engineer Estimate (EE). Pengukuran topografi
17 Pengukuran Topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap jalan lainnya di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala : 1 : 1000, yang akan
digunakan untuk perencanaan geometric jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan, gorong-gorong dan penanggulangan longsoran.
18 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm dan patok Control Point menggunakan pipa paralon ukuran 4 inci
- Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan
nomor BM dengan warna hitam.
- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, - Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaliknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik polygon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor
19 Pengukuran Titik Kontrol Horizontal
- Pengikatan koordinat dengan Jaringan Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) pada setiap awal dan akhir ruas jalan serta perapatan JKHN dengan memasang patok BM jalan setiap 5 Km dengan
menggunakan alat GPS Geodetic
- Koordinat ruas jalan harus mengacu pada koordinat Jaring Kontrol Horizontal
Nasional (JKHN) atau Titik Dasar Teknik yang dibangun oleh Bakorsutanal/Badan Informasi Geospasial atau BPN minimum orde 3. Dalam pengukuran diperlukan perapatan JKHN disepanjang ruas jalan dengan memasang patok BM setiap 5 Km - Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dengan system polygon dan semua titik
- Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun elektronis. - Sudut-sudut polygon diukur dengan alat
ukur theodolite dengan ketelitian baca dalam detik. Minimal menggunakan theodolite jenis T2 atau yang setingkat 20 Pengukuran Titik Kontrol Vertikal
-
Pengukuran ketinggian dilakuka dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan pergipulang.
-
Pengukuran sifat dasar harus mencakup semua titik pengukuran (polygon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.-
Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.-
Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB), dalam semua millimeter. Pada setiappembacaan harus dipenuhi : 2T = BA + BB. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap. Untuk
pengukuran titik kontrol vertikal menggunakan format standar. 21 Pengukuran Situasi
-
Pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimeteri, yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di sepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.-
Dalam pengambilan data agardiperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
-
Untuk pengukuran situasi harusdigunakan alat theodolite.
22 Pengukuran Khusus (untuk Jembatan dan Gorong-gorong)
a.
Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai.-
Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masihberpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter
-
Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang danmemanjang dilakukan setiap 10 meter (maksimal 15 meter).
-
Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.23 Ketelitian dan Pengukuran
1.
Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut :a.
Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua.b.
Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5”.2.
Ketelitian untuk pengukuran titk ikat Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) dengan menggunakan alat GPS Geodetic adalah sebagai berikut :a.
Solution type : Fixedb.
Horizontal : max. 10 mmc.
Vertical : max. 20 mm24 Penggambaran
-
Penggambaran polygon harus dibuat dengan skala : 1: 1000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan.-
Garis-garis dibuat setiap 10 cm.-
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan absis (x) dan ordinat (y) nya.-
Pada setiap lembar gambar harusdicantumkan petunjuk arah utara.
-
Penggambaran titik polygon harusberdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
-
Setiap titik ikat (BM) agardicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter
Inventarisasi Jalan dan Jembatan 25 Inventarisasi Jalan dan Jembatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan dan gorong-gorong/box
Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan
Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang tercatat. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
1.
Lebar perkerasan yang ada dalam meter.2.
Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnyaAC, HRS, Lasbutag, Penetrasi Macadam, dll.
3.
Nilai kekasaran jalan yang dapat diperoleh dari hasil survey NAASRA Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan ketentuan skala sebagai berikut : (hanya untuk peningkatan jalan).4.
Kondisi daerah samping jalan serta saranautilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak pagar / bangunan pendukung / tebing kepinggir perkerasan.
5.
Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harusjelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6.
Data yang diperoleh dicatat didalam format Inventarisasi Jalan (Highway Geometric Inventory), per 200 meter.
7.
Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1 (satu) buah foto per 200 meter.8.
Foto ditempatkan pada format yang standard, dengan mencantumkan halhalyang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto.
Inventarisasi Jembatan dan Gorong-gorong
26 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau. Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Nama, lokasi dan kondisi jembatan/gorong-gorong2.
Dimensi jembatan/gorong-gorong yang meliputi bentang, lebar ruang bebas.3.
Perkiraan volume dan usulan pekerjaan yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.4.
Data yang diperoleh dicatat dalam satu format standar5.
Foto dokumentasi minimal 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan/gorong-gorong yang diambil dari arah memanjang dan melintang, foto ditempel pada format yang standard.Survey Lalu lintas
27 Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan yang ada, kecepatan kendaraan rata-rata,
menginventarisasi jalan yang ada, serta mengiventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan.
28 Survey Lalu lintas meliputi kegiatan :
a. Survey volume kendaraan dilakukan di tiga tempat :
1.
Ruas jalan2.
Simpang jalan3.
Simpang empat jalanSeluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang harus dicatat.Setiap jalur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1(satu) orang 1(satu) counter serta format survey yang telah ditentukan.
b. Pos-pos Perhitungan Lalu lintas yang terbagi dalam beberapa type pos:
a.
Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR 10.000 kendaraan.b.
Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai 5.000<LHR<10.000 kendaraan.c.
Pos Kelas C : yaitu pos perhitunganlalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR<5.000 kendaraan.
c.Pemilihan Lokasi Pos
a. Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas jalan tidak
terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas (Commuter traffic).
b. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan jumlah mudah dan jelas. c. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada
persilangan jalan. 29
Tanda Pengenal
Setiap pos perhitungan lalu lintas mempunyai nomor pengenal, terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf besar A, B dan C memberikan identitas mengenai type kelas pos perhitungan.
30 Pengelompokan kendaraan (RTC Manual) Pengenalan ciri kendaraan :
1.
Sepeda Kumbang : sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max).2.
Kendaraan bermotor roda 3 antara lain : bemo dan bajaj.3.
Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaraan penumpang umum maximal 12 tempat duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaung kanvas/pelat dengan rute dalam kota dan sekitarnya atau angkutanpedesaan.
4.
Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu belakang 3,5 ton, bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STRT).5a. Bus kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maximal 9 m dengan sebutan bus 3/4.
5b. Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antar kota yang berukuran 12 m dan STRG. 6. Truk 2 sumbu adalah sebagai
kendaraan barang dengan beban sumbu belakang antara 5-10 ton (MST 5, 8, 10 dan STRG).
7a. Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbu yang letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda).
7b. Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no. 6 dan 7 yang diberi gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga . Disebut juga Full Trailer Truk.
7c. Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang beroda belakangyang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.
Survey Kondisi Perkerasan jalan
31 Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya dukung tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan. 32 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menetukan nilai CBR lapangan yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil. Pemeriksaan ini harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
ketentuan-ketentuan
a.
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan.b.
Selama pemeriksaan harus dicatat kondisi-kondisi khusus yang perlu diperhatikan, seperti : timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.c.
Lokasi awal dan akhir harus dicatat dengan jelas.d.
Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat.Survey Geoteknik
33 Tujuan penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
34 Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan Geoteknik meliputi : Pengambilan contoh tanah dari sumur uji (tanah terganggu)
Pengambilan contoh tanah dari sumur uji 25 – 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalamannya. Penggalian sumur uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1 – 2 m. Setiap sumur uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m, Log sumur uji digambarkan dalam dalam 4 bidang, dengan deskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.
35 Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719 Pemboran mesin dilakukan di lokasi jembatan, longsoran dengan ketentuanketentuan berikut :
1.
Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-942.
Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar (rotary drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.3.
Putaran bor untuk tanah lunakdilakukan dengan kecepatan maksimum 1 (satu) putaran per detik.
4.
Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.5.
Kestabilan galian atau lubang borpada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm.
6.
Apabila drilling mud digunakanpelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah
7.
Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisipengambilan sample berikutnya.
8.
Penentuan titik lokasi boring (pemboranmesin) dan jumlah titik boring
disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
9.
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.
36 Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukan dengan ketentuan berikut :
1. Digunakan single core barrel dengan cara putar.
2.
Contoh tanah dikeluarkan dari
core kemudian dimasukkan
kedalam kantong plastik dan
ditutup rapat dengan cara diikat
atau cara lainnya yang diizinkan
Pengawas.Kantong plastik diberi
label, nomor contoh, nomor bor,
kedalaman, tanggal,
Sondir (Penetromagnetic)
Ada dua macam alat sondir yang bisa digunakan (disesuaikan kondisi di lapangan) :
1.
Sondir ringan dengan kapasits 2,5 ton2.
Sondir berat dengan kapasitas 10 ton Penetrometer Static di Indonesia dikenal dengan sebutan Alat Sondir Belanda (Ducth Penetrometer atau Ducth Deepsounding Apparatus) ataupercobaan Penetrasi Kerucut (Cone Penetration Test).Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, berturutturut menunjukkan harga > 150 kg/cm2, kedua alat sondir terangkat keatas, sedangkan pembacaan manometer belum menunjukkan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanal jangkar.Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau berlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan lekat, grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi conus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat pada tiap
hambatan.Penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik sondir disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan
SURVEY HIDROLOGI / HIDRAULIKA
37 Tujuan Survey Hidrologi dan Hidraulika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan data karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar
jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus) yang diperlukan.
38 Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi :
a.
Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan / atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b.
Mengumpulkan data bangunan pengaman seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi tinggi muka air banjir.c.
Menganalisis data curah hujan danmenentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.
d.
Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.e.
Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukanf.
Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan / jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air.g.
Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan samping atau horizontal dan vertical.UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
39
Tujuan dari studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah :
a.
Mengidentifikasikann komponen yangberpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
b.
Mengidentifikasikan komponen lingkunganyang diperkirakan akan terkena dampak sebagai akibat adanya proyek peningkatan / pembangunan jalan.
c.
Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan yang terjadi.d.
Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak negatif atau meningkatkan dampak positif, yang dijabarkan dalam rumusanumum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL).
40 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan pada proyek jalan danjembatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan antara lain pada :
a.
Tahap Pra Konstruksi, yaitu kegiatan pengukuran dalam hal penentuan trase jalan / jembatan serta pelaksanaan pembebasan lahan.b.
Tahap Konstruksi, yaitu kegiatan mobilisasi alat dan tenaga kerja, pengoperasian base camp, penyiapan tanah dasar, pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan, danpengangkutan bahan dan material, pengaturan dan pengendalian lalu lintas.
c.
Tahap Pasca Konstruksi yaitu kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian jalan / jembatan.41 Komponen Lingkungan
Komponen lingkungan yang harus ditelaah adalah :
a.
Komponen Fisika – Kimia1.
Iklima)
Tipe iklimb)
Suhu (m)c)
maksimum, minimum dan rata-rata)d)
Curah hujan dan jumlah hari hujane)
Arah dan kecepatan angin.2.
Fisiografi dan Geologia)
Topografi, geomorfologi dan struktur geologib)
Jenis tanah dan batuan3.
Air Permukaan TanahYangperlu ditelaah pada air permukaan adalah tingkat sedimentasi badan air sekitar proyek yang mungkin terjadi akibat terbawanya tanah
yang terkelupas oleh air hujan, dan genangan air / banjir yang pernah terjadi.
4.
UdaraPenggalian tanah, pengangkutan material dan pengoperasian alatalat berat akan merubah kualitas udara. Disini dikaji sejauh mana adanya perubahan penurunan kualitas udara yang berpengaruh terhadap mahluk hidup disekitarnya.5 Kebisingan Dilakukan penelaahan terhadap perubahan tingkat kebisingan yang mungkin terjadi yang ditimbulkan oleh kendaraan umum maupun pribadi pada lokasi proyek terhadap penduduk setempat.
42 Merumuskan upaya pengelolaan danpemantauan lingkungan dalam penanganan dampak sejak dari tahap pra konstruksi, konstruksi sampai pasca konstruksi antara lain :
-
Sumber Dampak-
Komponen Lingkungan yang terkena dampak-
Upaya Pengelolaan Lingkungan-
Upaya Pemantauan Lingkungan PERENCANAAN TEKNIS43 Tujuan dari Perencanaan Teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik, perkerasan, jembatan, box culvert/gorong-gorong, struktur bangunan
pelengkap, sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.
Perencanaan Geometrik
1.
Standar geometrik jalan yangdigunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997 dan Standar
Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga – Maret 1992).
2.
Perencanaan DrainaseDalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03-3424-19943.
Keselamatan Lalu lintasDalam perencanaan harusmempertimbangkan aspek
keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang direncanakan memenuhi persyarataan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
4.
Perangkat LunakPerencanaanDalam melaksanakan perencanaan dengan menggunakan perangkat lunak yang kompatibel, misalnya :
- Land Development : Untuk pekerjaan Geometric Jalan (Horizontal & Vertical), Cut and Fill;
- AutoCAD (Computer
Aided Design) :
Untuk pekerjaan gambar/design detail baik untuk gambar 2D atau 3D;
- SAP2000 : Untuk pekerjaan perhitungan structure;
- MatLab (Matrix Laboratory) : Untuk pekerjaan perhitungan stabilitas lereng/longsoran;
- MS. Office : Untuk pekerjaan data dan laporan-laporan, dll.;
- RDS (Road Design System) 44 Stabilitas Lereng
Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi
aman dari keruntuhan serta alternatif penanganan untuk pengamanan lereng.Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
45 Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal diatas harus diindetifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya. 46
Stabilitas Badan Jalan Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan karakteristik batuan, dan kondisi lereng. Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal diatas harus diindetifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya. 47 Perencanaan Perkerasan
Standar
Analisis Lalu lintas
Pemilihan Jenis Bahan Material Perencanaan Struktur Jembatan
Merencanakan Jembatan secara lengkap pada trase jalan yang direncanakan Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah :
a.
Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No. 1.2.28, UDC : 624.042 : 624.2,b. BRIDGE Design Code and Manual (BMS’92)
Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :
a.
Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan PerkotaanUndangundang Lalu lintas No. 14 Tahun 1992.
b.
Standar Box Culvert (Bipran) 1992.Gambar Standar Pekerjaan Jalan danJembatan (Subdit PSP 2002 Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik
a.
Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan spesifikasi yang dipakai.b.
Perhitungan kuantitas pekerjaanharus dilakukan secara keseluruhan. Table
48 Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik (Engineer’s Estimate)
-
Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan yang akan digunakan dilokasi pekerjaan.-
Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan terbaru yangditerbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga
-
Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.49
Spesifikasi
-
Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi terbaru yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.-
Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.-
Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh Pengguna Jasa.Keahlian yang diperlukan
50 Tujuan dibuat ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. 51 Ahli Teknik Jalan Raya (Team Leader)
Tugas utama tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut :
-
Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dan dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.-
Mempersiapkan petunjukpelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap mengumpulkan data,
pengelolan dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan
Tugas ahli teknik jalan raya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang mencakup
geometric, perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.
52 Tugas ahli teknik pengukuran adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan
penggambaran yang dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap digunakan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan.
53 Tugas Quantity & Cost Estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya konstruksi, serta harus menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan adalah benar dan akurat.
54 Tenaga ahli lalu lintas adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data lalu lintas, analisis dan menyusun rencana mengenai hal-hal yang menyangkut lalu lintas di dalam perencanaan konstruksi jalan dan jembatan
55 Ahli Kontrak Tugas ahli kontrak adalah menyiapkan dokumen pelalangan pekerjaan fisik konstruksi jalan dan jembatan.
Pelaporan
56 Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.
57 Laporan Administrasi : Laporan Pendahuluan
Berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik / feed
back untuk perbaikan.
58 Laporan Survey Pendahuluan
Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada survey pendahuluan yang memuat :
a.
Foto dokumentasi,b.
Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya,c.
Analisa bahan untuk perencanaan,d.
Laporan teknis.59 Laporan Bulanan
Berupa ringkasan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total kemajuan kegiatan, dan
keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut di atas. Termasuk semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.
60 Laporan Keuangan
Berupa ringkasan penggunaan anggaran setiap bulan., dilampirkan dengan bukti- bukti pengeluaran / kwitansi.
61 Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-pekerjaan masing-masing laporan berisi :
-
Daftar isi-
Peta lokasi proyek-
Daftar bangunan lengkap.-
Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.-
Gambar rencana dibuat pada kertas ukuran A3.62 Laporan perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut :
-
Peta lokasi proyek-
Daftar bangunan pelengkap/jembatan-
Perhitungan perkiraan kuantitas-
Analisa biaya dan analisa turunan lainnya yang diperlukan,-
Perkiraan biaya63 Laporan Akhir Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut :
-
Data proyek,-
Peta situasi proyek menunjukkan secara jelas lokasi proyek,-
Kondisi morfologi sepanjang lokasi,-
Kondisi badan jalan yang ada sepanjangtrase jalan,
-
Hasil Penyelidikan Tanah,-
Hasil akhir pemeriksaan/uji tanah di laboratorium,-
Analisa perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng,-
Analisa longsoran sepanjang trase jalan,-
Sumber bahan konstruksi jalan (jenisdan perkiraan volume cadangan),
-
Rekomendasi.64 Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut :
-
Data Proyek,-
Peta situasi proyek yangmenunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar terdekat,
-
Kegiatan perintisan untuk pengukuran,-
Kegiatan pengukuran untuk titik kontrolhorizontal,
-
Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol vertical,-
Kegiatan pengukuran situasi,-
Kegiatan pengukuran penampangmelintang,
-
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada),-
Perhitungan dan penggambaran,-
Peralatan ukur yang digunakan berukur nilai koreksinya,-
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan,-
Deskripsi BM (sebagai lampiran),-
Data ukur hasil ploting dan softcopy (beserta software pendukung) harus diserahkan.
65 Laporan UKL/UPL
Laporan hasil pekerjaan analisa dampak lingkungan harus mencakup identifikasi, upaya
pengolahan/pemantauan dampak lingkungan yang berkaitan dengan :
-
Rencana trase jalan termasuk fasilitas pelengkapnya seperti persimpangan, galian/timbunan, jembatan dan gorong-gorong,-
Pengadaan/Pembebasan lahan dan ganti rugi (jika ada)-
Keselamatan pemakai jalan,-
Aspek hidrologi antara lain : banjir, erosi, sendimentasi dan pencemaran air sungai, saluran irigasi dan saluran darinase,-
Aspek geologi, seperti jenis tanah/batuan, dan stabilitas lereng,-
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi, seperti pengaturan jam kerja, pengoperasian alat-alat berat dan gangguan lalu lintas,-
Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar alam/budaya, dan tempattempat bersejarah,-
Estitika lingkungan dan lanskap,-
Jalur angkutan bahan material dari quarry dan pembuatan base camp,-
Pengoperasian dan pemeliharaan jalan. 66 Laporan Inventarisasi Jalan dan JembatanHasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang memuat :
2.
Data Lapangan3.
Perhitungan4.
Laporan teknis Laporan Survey Lalu lintasHasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi :