• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tifus epidemik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tifus epidemik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tifus epidemik

Demam tifus epidemik juga disebut louse-borne typhus, camp fever atau jail fever. Dahulu penyakit ini sempat menimbulkan korban yang sangat besar, misalnya pada tahun 1915 di Serbia terdapat 315.000 korban yang meninggal karena penyakit ini. Pada saat ini penyakit ini re;atif jarang ditemukan lagi, kebanyakan kasus hanya ditemukan di Afrika Utara. Penyakit ini ditularkan oleh kutu manusia, Pediculus vestimenti yang bersarang di dalam lipatan pakaian, dalam sehari kutu beberapa kali keluar untuk menghisap darah dari kulit hospes. Jika darah yang diisapnya mengandung kuman, maka sel-sel usus akan terkena infeksi, kuman berkembang biak didalamnya, sewaktu sel pecah kuman keluar dan bercampur dengan tinja kutu. Sambil menghisap darah kutu mengeluarkan tinja. Gigitan kutu menimbulkan rasa gatal, sewaktu hospes menggaruk, tinja infeksius secara tidak sengaja masuk ke dalam luka gigitan dan menimbulkan infeksi pada hospes. Kelenjar ludah kutu tidak terkena infeksi dan tidak terjadi transmisi secara transovarium. Kutu yang telah infeksi mati dalam waktu 1-3 minggu. Rickettsia prowazeki dapat menimbulkan infeksi pada mamalia sebagai binatang percobaan, namun sampai saat ini hanya manusia yang dikenal sebagai reservoir alamnya. Kutu kepala juga dapat menularkan tifus epidemik, tetapi jauh kurang efektif jika dibandingkan dengan kutu badan.

Pada tifus epidemik gejala penyakitnya berat dan demam berakhir dalam waktu 2 minggu. Bagi para penderita yang berumur 40 tahun keatas sering berakibat fatal. Selama masa epidemi mortalitasnya dapat mencapai 6-30%. Penyakit BrillZinser juga disebut tifus laten, merupakan relaps dari tifus epidemik sebelumnya. Gejala penyakitnya lebih ringan jika dibandingkan dengan tifus eppidemik yang klasik dan berlangsung lebih pendek, kurang dari 2 minggu.

Tifus endemik

Tifus endemik juga disebut murine typhus, ras typhus atau fleaborne typhus. Penyebabnya Rickettsia typhi yang dahulunya juga disebut Rickettsia mooseri. Penyakit ini ditularkan dari tikus dan dari tikus ke manusia oleh pinjal tikus (Xenopsylla cheopsis) dan kutu tikus (Polyplaz spinulosa), selain itu kutu manusia pun dapat menularkannya. Diantara pinjal dan kutu tidak terjadi transmisi secara transovarium. Mekanisme infeksinya serupa dengan yang terjadi pada tifus endemik, yaitu lewat tinja dan luka dikulit.

Penyakit ini terutama dijumpai di tempat-tempat yang banyak tikus, misalnya didaerah pelabuhan atau di daerah pedesaan yang banyak tanaman biji-bijian. Pemakaian insektisida dapat menurunkan populasi kutu dan pinjal tikus, sedangkan tindakan selanjutnya memberantas tikus dengan racun. Dengan cara demikian kemungkinan terjadinya infeksi

(2)

Rickettsia pada manusia dapat dicegah atau dikurangi. Dalam 2 dekade terakhir insidensinya terus menurun.

Rickettsia typhi dan Rickettsia prowazeki mempunyai antigen yang serupa. Penderita yang telah sembuh dari salah satu infeksi oleh kuman ini ternyata kebal terhadap kedua-duanya. Anehnya imunisasi dengan salah satu kuman di atas yang telah terlebih dahulu dimatikan, hanya dapat menimbulkan imunitas yang homolog. Hal ini terjadi karena infeksi alam atau imunisasi dengan kuman hidup pada umunya dapat memberikan kekebalan yang lebih lengkap dan lebih tahan lama daripada imunisasi dengan kuman yang telah dimatikan. Selain daripada itu setiap imunogen hanya mampu membangkitkan antibodi terhadap antigen reaksi silang dengan titer yang lebih rendah daripada terhadap antigennya sendiri.

Gejala penyakitnya lebih ringan jika dibandingkan dengan tifus epidemik. Jarang berakibat fatal, kecuali pada orang tua.

Golongan spotted fever

Dalam golongan ini termasuk penyakit-penyakit demam yang disebabkan oleh Rickettsia yamg sukar dibedakan dari penyebab golongan tifus, tetapi dpat berkrmbang biak baik didalam sitoplasma ataupun inti sel hospes. Penyakitnya terutama ditularkan oleh Sangkenit (tick) dan bukan oleh kutu atau pijal. Dalam tubuh sangkenit, kuman tersebar diseluruh organ, termasuk ovarium dan kelenjar ludah, sehingga dapat terjadi transmisi secara transovarium dan lewat air ludah. Jadi selain sebagai vector, sangkenit juga berfungsi sebagai reservoir primer.

Dalam golongan ini termasuk Rocky Mountain spotted fever yang disebabkan oleh Rickettsia rickettsia. Mediterranean fever (boutonneuse fever), South African tick bite fever, Kenya tick typhus dan Indian tick typhus, kesemuanya disebabkan oleh R. conorii. Nort Asian tick borne rickettsiosis yang disebabkan oleh Rickettsia sibirica dan Queensland tick typhus yang disebabkan oleh Rickettsia australis. Rickettcialpox dan Russian vesikuler rickettsiosis yang disebabkan oleh rickettsia akari; pada kedua penyakit ini ditemukan kelainan kulit yang berupa vesikel sehingga menyerupai chickenpox (varicella). Dan akhirnya penyakit demam yamg menyerupai Rocky Mountain spotted fever yang disebabkan oleh rickettsia Canada. Golongan spontted fever ini secara klinis. Gejala penyakitnya serupa dengan golongan tifus, hanya kelainan kulitnya mulai yimbul di ekstremitas dan selanjutnya menyebar secara sentripetal. Telapak tangan dan kaki juga terkena. Gejala penyakitnya dapat ringan, misalnya pada Mediterranean fever, dapat juga dengan gejala yang berat, misalnya Brazillian spotted fever. Angka mortalitasnya pun sangat variable,pada orangtua yang menderita Rocky Mountain spotted fever angka mortalitasnya dapat mencapai 60%.

(3)

Golongan demam semak

Demam semak atau scrub typus juga dikenal sebagai chigger typhus, miteborne thyphus, tropical typus, Japanes flood (river) fever, rural fever, demam Kedani atau penyakit tsutsugamushi. Penyebabnya mempunyai banyak nama, yaitu Rickettsia tsusutgamushi, Rickettsia nipponica, Rickettsia akamushi, atau Rickettsia orientalis. Penyakit demam semak bersifat endemic, terdapat di timur jauh penyebarannya meliputi daerah segitiga seluas 5 juta mil persegi, mulai dari Australia, Jepang, Korea, Vietnam sampai ke India, didalamnya termasuk Indonesia. Dalam Perang Dunia II, penyakit ini sempat menimbulkan banyak korban diantara pasukan Jepang dan Sekutu. Perkataan tsusutgamushi dari bahasa Jepang, tsutsuga berarti sesuatu yang kecil dan berbahaya, dan mushi berarti makhluk. Sebutam scrub berasal dari pendapat bahwa penyakit infeksi hanya terjadi setelah penderita memasuki semak belikar di daerah yang endemik. Dalam perkembangan yang selanjutnya bternyata bahwa infeksi Rickettsia tsusutgamushi juga dapat terjadi di daerah-daerah yang bukan merupakan semak belukar, misalnya di pantai berpasir, pegunungan pasir atau di hutan tropis di daerah khatulistiwa, sehingga untuk dapat memberikan gambaran yang lebih tepat, ada yang mengusulkan istilah chiggerborne typhus, karena penyakit ini ditularkan oleh tungau trombiculid dalam stadium larva (chigger).

Tungau trombiculid dewasa meletakkan telurnya diatas tanah lembab yang kaya humus. Telur menetas dan keluar larva. Larva atau chigger merupakan satu-satunya stadium yang mengisap darah dari binatang vertebrata. Setalah mengisap darah, larva menjatuhkan diri ke tanah, berkembang menjadi limfa dan bentuk dewasa. Lingkaran hidupnya meliputi 50-70 hari. Tungau betina yang dewasa hidup lebih dari 1 tahun. Transmisi Rickettsia tsutsumugashi dapat terjadi secara trans-stadium atau transovarium. Tungau dapat berfungsi sebagai vector dan reservoir sekaligus.

Di Indonesia terdapat beberapa spesies tungau yang dapat menjadi vector penyakit demam demak, yaitu Leptotrombidium deliense, Leptotrombidium arenicola, Leptotrombidium fletcheri dan Leptotrombidium scuttelare. Laporan ditemukannya Leptotrombidium akamushi masih diragukan kebenarannya, karena secara morfologis sukar dibedakan dari Leptotrombidium fletcheri.

Leptotrombidium deliense merupakan vektor utama, terdapat hamper disegala macam habitat dan hospesnyapun paling banyak macamnya. Leptotrombidium arenicola ditemukan didaerah Ancol, Jakarta, habitat berupa semak beralang-alang. Leptotrombidium scuttelare hospes utamanya burung, oleh karena itu jarang ditemukan pada hewan yang berjalan di atas tanah. Sebagai reservoir untuk Rickettsia tsutsumugashi adalah tikus rumah dan tikus ladang.

(4)

Secara klinis gejala penyakitnya menyerupai tifus endemik. Sering ditemukan adanya limfositosis dan limfadenopati. Satu sampai dua minggu setelah gigitan larva infeksius, timbul demam, menggigil dan sakit kepala hebat. Dalam beberapa hari selanjutnya, timbul kelainan di kulit dan pneumonitis.

Demam query (Q fever)

Demam query disebabkan oleh Coxiella burnetii yang termasuk keluarga Rickettsiaceae. Dibedakan dari Rickettsia lainnya, karena tahan hidup diluar sel hospes, penularan pada manusia lewat inhalasi partikel infeksius dan bukan lewat gigitan serangga, gejala penyakit yang ditimbulkannya berupa pneumonitis tanpa kelainan kulit, dan tidak menyebabbkan timbulnya antibody terhadap Proteus strain OX. Binatang percobaan yang kebal terhadap coxiella tidak kebal terhadap infeksi Rickettsia lainnya. Dengan demikian penyebab demam query termasuk dalam genus tersendiri. Binatang ternak yang terkena infeksi coxiella, sekresi hidung dan ludahnya mengandung kuman, demikian juga dengan plasenta dan cairan amnionnya, yang pada waktu binatang sedang melahirkan dapat menyebarkan kuman kebenda-benda di sekitarnya. Kuman ini dapat tetap hidup dan tahan lama dalam sekresi dan ekskresi yang telah lama mongering, dalam wol, air ataupun dalam susu. Pada suhu 700C kuman dapat bertahan selama 48 jam, sedangkan dalam fenol 0,4 % dapat bertahan selama beberapa hari.

Menurut penelitian di Australia, tikus berkantung (bandicoot) merupakam reservoir alam, sedangkan sengkenit (tick) dapat bertindak sebagai vektor. Sapi dan domba merupakan hospes insidental yang biasanya terkena infeksi lewat gigitan sengkenit. Sapi yang terkena infeksi dapat menyebarkan kuman lewat air susu yang dikeluarkannya. Kebanyakan kumannya telah dimatikan pada waktu pasteurisasi.

Penyakit yang ditimbulkan coxiella pada manusia berlangsung mendadak, demam dan menggigil tanpa kelainan kulit. Yang sering penyakitnya berupa pneumonitis yang menyerupai pneumonia atipik. Jika terjadi endocarditis subakut oleh kuman ini, dapat berakibat fatal. Penyakit ini terutama dapat dijumpai para petugas penyembelihan hewan atau pada para ternak. Pada penderita sakit akut, kuman coxiella dapat ditemukan dalam dahak, air seni atau di dalam darah. Selaim itu serum penderita diperiksa untuk mengetahui adanya kenaikan titer antibodi.

Pengobatan

Umumnya penyakit Rickettsia dan penyakit yang menyerupainya masih berespon baik dengan pilihan terapi antibiotika seperti tetrasiklin atau kloramfenikol asal tahap pengobatan segera dimulai pada fase awal penyakit. Pada Q fever, pengobatan saat fase akut lebih

(5)

menunjukkan peluang keberhasilan dibanding sudah memasuki fase kronis seperti pada radang selaput pembungkus jantung yang kronis.

Upaya pencegahan melalui beberapa vaksin telah dikembangkan untuk mencapai tingkat keamanan dan efektivitas yang diinginkan. Sebagian di antaranya dianggap menemui kegagalan. Antibiotika sendiri bukan untuk pencegahan. Karena infeksi sering berisiko terhadap para pelancong, peringatan diberikan untuk selalu waspada jika memasuki daerah endemik.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit Rickettsia dengan cara hindari kontak dengan artropoda penyebab seperti tungau, kutu, tuma, atau caplak, termasuk mewaspadai hewan-hewan peliharaan yang terinfeksi seperti anjing dan kucing. Gunakan repellent serangga, pakaian yang protektif, dan cepat memeriksa diri setelah mengunjungi area yang terbukti endemis. Hal ini lebih ditekankan lagi bagi orang yang berisiko seperti mereka yang memiliki kekebalan tubuh alami rendah

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum sekolah disusun Kurikulum sekolah disusun oleh TPK sekolah oleh TPK sekolah Penyusunan Penyusunan Kurikulum sudah Kurikulum sudah sesuai sesuai Penyusunan Penyusunan

Dalam penelitian ini bentuk kerjasama modal usahatani tersebut, fakta yang ditemui di lapangan, terdapat 4 (empat) macam bentuk atau kondisi kerjasama modal usaha, yaitu:

Investasi pada kewajiban TLAC modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak

PROFIL KREATIVITAS D AN PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PAD A MATERI ENERGI D ALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS STEM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

nutrien (nutrient balance) di waduk, sehingga dapat diketahui dari mana asal nutrien, apakah berasal dari eksternal atau internal dan berapa besarnya nutrien yang

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu dan tinggi fundus uteri terhadap luaran berat badan janin

Melalui pembelajaran Problem Based Learning tentang Peristiwa Proklamasi Indonesia dan Maknanya bagi bangsa Indonesia peserta didik diharapkan dapat memahami Peristiwa

17 Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, maka penelitian ini akan dilakukan dengan menerapkan model Aptitude Treatment