BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.
1.1.1. LaLatatar r bebelalakakangng
Ingatan adalah kemampuan otak untuk menerima, menyimpan dan Ingatan adalah kemampuan otak untuk menerima, menyimpan dan mer
merepreproduoduksiksikan kan apa apa yanyang g teltelah ah dipdipelaelajari jari ataatau u diadialamlami.i.11 DengaDengan n adanyadanyaa kem
kemampampuan uan menmengingingat gat padpada a manmanusiusia, a, hal hal ini ini menmenununjukjukkan kan bahbahwa wa manmanusiusiaa ma
mampmpu u memeneneririmama, , memenynyimimpapan, n, dadan n memeninimbmbululkakan n kekembmbalali i pepengngalalamaman an-- pengalam
pengalam yang yang dialaminya. dialaminya. Proses Proses mengingat mengingat suatu suatu informasi informasi mencakupi mencakupi 33 tahapan, yaitu memasukkan informasi (
tahapan, yaitu memasukkan informasi (encoding encoding ), penyimpanan (), penyimpanan ( storage storage) dan) dan mengingat (
mengingat (retrieval retrieval ).).33
Gangguan ingatan atau amnesia adalah keadaan dimana terjadinya Gangguan ingatan atau amnesia adalah keadaan dimana terjadinya kehilangan atau gangguan pada daya ingat.
kehilangan atau gangguan pada daya ingat.44Gangguan tersebut sering ditemukanGangguan tersebut sering ditemukan pada
pada peminum peminum alkohol alkohol dan dan pasien pasien yang yang mengalami mengalami cedera cedera kepala. kepala. TerdapatTerdapat beberapa
beberapa faktor faktor yang yang mencetus mencetus perkembangan perkembangan gangguan gangguan amnesia, amnesia, termasuk termasuk faktor nutrisi, anatomis dan farmakologis.
faktor nutrisi, anatomis dan farmakologis.55
Makalah ini akan membahas dan mendeskripsikan salah satu gangguan Makalah ini akan membahas dan mendeskripsikan salah satu gangguan ingatan atau amnesia dari penyebab terjadinya, karakteristik atau gejala, serta ingatan atau amnesia dari penyebab terjadinya, karakteristik atau gejala, serta penanganannya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ingatan ( Memory)
Ingatan (memory) adalah kemampuan otak untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan apa yang telah dipelajari atau dialami.1 Pada dasarnya, ingatan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit. Ingatan eksplisit adalah ingatan yang diperoleh melalui suatu maksud dan tertentu dan juga disebut sebagai ingatan deklaratif. Sedangkan ingatan implisit adalah ingatan yang dicapai secara otomatis dan juga disebut sebagai ingatan non-deklaratif.2 Dalam proses mengingat informasi terdapat 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding ), penyimpanan ( storage), dan mengingat (retrieval stage).3
2.2. Gangguan Amnestik ( Amnesia) 2.2.1. Definisi dan Klasifikasi
Amnesia adalah suatu keadaan dimana terjadi kehilangan atau gangguan daya ingat yang bersifat parsial maupun lengkap. Dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Anterograde Amnesia : Pasien tidak dapat mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia.
2. Retrograde Amnesia : Pasien tidak mampu mengingat kembali masa lalu yang sebelumnya diingat.4
2.2.2. Epidemiologi
Gangguan amnestik paling sering dijumpai pada peminum alkohol dan pasien yang mengalami cedera kepala. Dalam lingkungan praktik umum dan rumah sakit, telah terlihat peningkatan frekuensi amnesia yang berhubungan dengan cedera kepala. Meskipun demikian, penelitian yang telah melaporkan tentang insidensi atau prevalensi gangguan amnestik secara akurat belum ada. 5
2.2.3. Etiologi
Dari segi anatomis, gangguan amnestik timbul akibat kerusakan bilateral struktur otak, terutama struktur diensefalik (yang meliputi nuclei dorsomedial dan garis tengah dari thalamus) dan struktur lobus midtemporalis (meliputi hipokampus, korpus mamilaris dan amigdala).
Contoh keadaan-keadaan patologis yang dapat mencetus perkembangan gangguan amnestik adalah defisiensi tiamin, hipoglikemia, hipoksia (termasuk keracunan karbon monoksida) dan ensefalitis herpes simpleks. Semua keadaan-keadaan tersebut mempunyai predileksi merusak lobus temporalis, khususnya hipokampus.
Beberapa obat juga telah dihubungkan dengan perkembangan amnesia. Golongan obat Benzodiazepine, khususnya Triazolam Hipnotik, adalah obat yang paling sering diresepkan yang disertai dengan amnesia. Suatu penelitian menyimpulkan bahwa hubungan tersebut berkaitan dengan dosis; triazolam lebih sering berhubungan dengan amnesia jika digunakan dalam dosis yang ekuivalen dengan dosis standar benzodiazepi lainnya (kurang dari atau sama dengan 0.25 mg).5
2.2.4. Gambaran Klinis
Gejala utama dari gangguan amnestik ditandai oleh ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru (amnesia anterograd) dan gangguan pada kemampuan untuk mengingat pengetahuan yang sebelumnya diingat (amnesia retrograd). Gejala tersebut harus menyebabkan masalah bermakna bagi pasien dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Pada pasien amnesia juga terdapat gangguan daya ingat jangka pendek ( short-term memory) dan daya ingat baru saja (recent memory). Pasien tidak dapat mengingat apa yang mereka makan saat sarapan atau makan siang, nama rumah sakit, atau dokternya.
neurotoksik, onset gejala dapat mendadak. Sedangkan pada defisiensi zat gizi dan tumor serebral, onset gejala bersifat bertahap. 5
2.2.5. Subtipe
2.2.5.1. Blackout Alcoholic
Sindrom alcoholic blackout terjadi setelah seseorang menyalahgunakan alkohol secara berat. Secara karakteristik, orang alkoholik terbangun di pagi hari dan tidak mampu mengingat malam sebelumnya, saat terintoksikasi. 6
2.2.5.2. Sindrom Korsakoff
Sindrom Korsakoff adalah sindrom amnestik yang disebabkan oleh kebiasaan nutrisional yang buruk dari seseorang dengan penyalahgunaan alkohol kronis. Sindroma Korsakoff sering kali disertai dengan ensefalopati Wernicke, yang merupakan sindrom penyerta berupa konfusi, ataksia dan oftalmoplegi. Gejala yang paling sering menonjol berupa konfabulasi, apati dan pasivitas. 6
2.2.5.3. Amnesia Global Transien
Gejala utama pada amnesia global transien adalah kehilangan tiba-tiba kemampuan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi atau untuk mengingat informasi baru. Sindrom sering kali ditandai oleh hilangnya tilikan mengenai masalah, sensorium yang jernih, konfusi dengan derajat ringan dan kemampuan untuk melakukan tugas kompleks yan telah dipelajari dengan baik. Episode amnesia ini berlangsung selama 6 sampai 24 jam dan hamper seluruh pasien mengalami perbaikan lengkap. 5
2.2.6. Diagnosis Banding
2.2.6.1 Demensia dan Delirium
Gangguan daya ingat juga sering ditemukan pada demensia tetapi disertai dengan defisit kognitif lainnya. Pada delirium, gangguan daya ingat pasien disertai dengan gangguan atensi dan kesadaran. Klinisi harus dapat membedakan gangguan amnestik dari demensia dan delirium. 5
2.2.6.2 Gangguan Disosiatif
Pasien yang mengalami gangguan disosiatif menderita defisit daya ingat yang lebih selektif dibandingkan pasien dengan gangguan amnestik. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan disosiatif mungkin tidak mengetahui namanya sendiri atau alamat rumahnya tetapi masih mampu mempelajari informasi baru dan meningat ingatan masa lalu yang tertentu. 5
2.2.6.3 Gangguan Buatan (Factitious disorder )
Pada gangguan buatan, hasil tes daya ingat pasien sering kali bersifat tidak konsisten dan tidak mempunyai bukti-bukti suatu penyebab yang dapat diidentifikasi. Klinisi harus mengarahkan temuan tersebut pada gangguan buatan.5
2.2.7. Perjalanan dan Prognosis
Perjalanan dan prognosis gangguan amnestik ditentukan oleh penyebab spesifiknya. Sindrom amnestik akibat epilepsy lobus temporalis, ECT, pengunaan obat tertentu seperti benzodiazepine dan barbiturate, dan resusitasi dari henti jantung bersifat sementara (transien) dan disertai pemulihan lengkap. Sedangkan sindrom amnestik akibat cedera kepala, keracunan karbon monoksida, infark serebral, perdarahan subaraknoid dan ensefalitis herpes simpleks bersifat permanen.
2.2.8. Pengobatan
Pengobatan yang mempunyai nilai yang baik bagi pasien yang menderita gangguan amnestik yang disebabkan oleh kerusakan pada otak berupa intervensi psikodinamika, dimana klinisi membantu pasien untuk mengatasi cedera narsisistik yang berkaitan dengan kerusakan pada sistem saraf pusat. Intervensi tersebut memiliki 3 fase, yaitu :
1. Fase pemulihan pertama : pasien tidak mampu memproses apa yang terjadi karena pertahanan ego yang sangat besar. Oleh karena itu, klinisi
memberikan pasien suatu ego penolong yang memberikan fungsi ego yang hilang.
2. Fase pemulihan kedua : pasien mulai merealisasi tentang kejadian cedera timbul dan mungkin menjadi marah dan merasa dikorbankan, sehingga ia memandang orang lain sebagai jahat. Pada tahap ini, klinisi harus menerima proyeksi pasien tanpa membalas, dan sekaligus menjelaskan secara perlahan-lahan apa yang terjadi.
3. Fase pemulihan ketiga / Fase integratif : Pasien mulai menerima apa yang terjadi. Pada tahap ini, klinisi harus membantu pasien membentuk identitas baru dengan menghubungkan pengalaman diri s ekarang dengan pengalaman diri masa lalu. 5
BAB III KESIMPULAN
Amnesia merupakan salah satu gangguan ingatan. Secara garis besar, amnesia dapat didefinisikan sebagai keadaan yang ditandai oleh gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Gejalanya adalah terdapat ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru (amnesia anterograd) dan gangguan pada kemampuan untuk mengingat pengetahuan yang sebelumnya diingat (amnesia retrograd).
Dari segi anatomis, amnesia disebabkan oleh kerusakan pada struktur-struktur otak, terutama struktur-struktur diensefalik dan struktur-struktur lobus midtemporalis. Gangguan amnestik mempunyai banyak penyebab yang potensial, termasuk defisiensi tiamin, hipoglikemia, hipoksia dan ensefalitis herpes simpleks. Semua keadaan-keadaan tersebut dapat merusak lobus temporalis, khususnya lobus temporalis, sehingga disertai dengan perkembanan gangguan amnestik.
Mengenai penanganannya adalah dengan mengobati penyebab dasar dari gangguan amnestik. Klinisi harus memberi petunjukkan suportif tentang tanggal, waktu dan lokasi pasien saat dia amnestik, ini sangat membantu dan dapat menurunkan kecemasan pasien.
http://www.merriam-webster.com [Accessed 13 Maret 2013]
2. Rosenbaum, J., 2006. Psychiatric Clinical Skills. Philadelphia : Elsevier Mosby : 230.
3. Baddeley, A., 2004. The Essential Handbookof Memory Disorders for Clinicians, York : John Wiley and Sons Publishing Limited.
4. Gill, D., 2007. Hughes’ Outline of Modern Psychiatry, York : John Wiley and Sons Publising Limited.
5. Kaplan & Sadock’s, 2000. Bab 10.4 – Gangguan Amnestik – Sinopsis Psikiatri(Jilid Satu). Tangerang : Binarupa Aksara Publisher
6. Lader, M.H., 2001. Handbook of Psychiatry 2 : Mental Disorders and Somatic Illness.Cambridge University Press.