• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2541-4704

14

Penerapan Model Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan pada Siswa Kelas VI Semester I

SDN 02 Alastuwo Tahun Pelajaran 2016/2017

Sriyanto

SD Negeri 02 Alastuwo Kebakkramat Karanganyar

Abstract-The purpose of this research are: (a) For Mathematics Learning Achievement of Operation Material of Numbers Count. (b) To reveal improvement of Application of Think-Pair-Share Learning Model Can Improve Mathematics Learning Achievement of Operation Material Count Grade of Student of Class VI Semester 1 SD N 02 Alastuwo.This research use action research for three rounds. Each round consists of four stages: design, activity and observation, reflection, and refission. Target of this research is student of class of semester 1 SDN 02 Alastuwo Kebakkramat Karanganyar Lesson Year 2016/2017. Data obtained in the form of the final test results of learning, observation sheet of teaching and learning activities. Based on the analysis result, it is found that the quality of students has increased from cycle I to cycle III that is, cycle I (53%), cycle II (68%), cycle III (100%). The conclusion of this research is through the Implementation of Think-Pair-Share Learning Model Can Increase Mathematics Learning Achievement of Operation Material Calculate Student Number Class VI Semester 2 SD N 02 Alastuwo.

Keywords: Think-Pair-Share Learning Model, Mathematics Learning Achievement, Fractional Operation Numbers

Abstrak-Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan. (b) Untuk mengungkap peningkatan Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Siswa Kelas VI Semester 1 SD N 02 Alastuwo.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI semester 1 SDN 02 Alastuwo Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Data yang diperoleh berupa hasil tes akhir pembelajaran, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa Mutu siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (53%), siklus II (68%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Siswa Kelas VI Semester 2 SD N 02 Alastuwo.

Kata kunci: Model Pembelajaran Think-Pair-Share, Prestasi Belajar Matematika, Operasi Hitung Bilangan Pecahan

1. Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari

hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan

Model pembelajaran Think-Pair-hare merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

(2)

ISSN : 2541-4704

15

sederhana. Teknik ini memberi kesempatan

pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Think-Pair-Share (TPS) ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Anita Lie, 2005:57).

Pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) guru menyampaikan pelajaran pada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan pertanyaan pada siswa. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah jawaban secara mandiri, lalu berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas. (Slavin : 2008,257).

Model pembelajaran tipe ini adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mendorong siswa memiliki kepekaan terhadap pentingnya bekerja sama. Keunggulan dari metode TPS diantaranya adalah : Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dan belajar dari siswa lain., Sedangkan kelemahan dari TPS (Think-Pair-Share) antara lain: Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran.

Di SD Negeri 02 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, tempat penulis mengajar, matematika masih merupakan “momok” bagi sebagian siswa. Hal tersebut dikarenakan masih banyak siswa yang kurang bisa menyerap dengan sempurna pembelajaran matematika, sehingga minat dan motivasi siswa terhadap matematika tidak begitu menggembirakan.

Seperti pada materi pelajaran matematika mengenai operasi hitung bilangan bulat, sebagian besar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Pada materi ini dari 38 siswa, hanya 8 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau dengan kata lain baru 21 % siswa kelas VI SD Negeri 02 Alastuwo,

Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Ketidaktercapaian ketuntasan belajar ini karena siswa kurang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai tahapan penyelesaian soal berbentuk masalah. Selaian itu guru senantiasa dikejar oleh target waktu untuk menyelesaikan setiap materi, memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswanya. Pola pengajaran yang selama ini digunakan belum mampu membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk masalah, sehingga menurut penulis, mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka dan memberanikan siswa untuk bertanya pada guru jika belum paham terhadap materi yang disajikan perlu ditumbuh kembangkan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan ditemukan beberapa masalah yang menjadi kendala bagi siswa untuk memiliki motivasi dan Prestasi Belajar sebagai imbas dari motivasi, sesuai batas ketuntasan belajar minimal. Masalah-masalah tersebut yaitu karena kurangnya motivasi siswa mempelajari materi operasi hitung campuran bilangan bulat dan akibat dari motivasi yang rendah mempengaruhi prestasi prestasi belajar siswa yang relatif juga rendah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka didapatkan beberapa data oleh penulis. Dan setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan kepala sekolah, juga dengan teman sejawat.dari pengamatan diketahui adanya beberapa faktor penyebab rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa, disebakan oleh model dan metode pembelajaran yang kurang menarik dan tidak memberikawn kesempatan yang luas bagi siswa untuk memahami materi yang dipelajari dikarenakan selama ini pembelajaran hanya terfokus pada guru (teacher centered)

Atas dasar pertimbangan ke dua faktor permasalahan tersebut di atas maka penulis melakukan perubahan dalam penggunaan model dan metode pembelajaran, yaitu dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah rendahnya Prestasi Belajar matematika adalah penerapan model Think Pair Share (TPS). Model ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland.

(3)

ISSN : 2541-4704

16

Berdasarkan latar belakang masalah di

atas, penulis kemudian mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Siswa Kelas VI Semester 1 SD N 02 Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permaslahan pada penelitian di atas, yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share dapat meningkatkan Prestasi Belajar Matematika siswa Kelas VI Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah meningkatkan Prestasi Belajar Matematika melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share pada siswa Kelas VI Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017? 3. Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share dapat meningkatkan motivasi Belajar Matematika pada siswa Kelas VI Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Terdapat tiga tujuan dari penelitian tindakan kelas. 1. Mengetahui dampak penerapan metode Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat terhadap peningkatan motivasi belajar. 2. Mengetahui dampak penerapan metode Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. 3. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Matematika setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share pada siswa Kelas VI Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian.

Penelitian yang penulis lakukan melalui penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi dan kondisi pembelajaran., terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan menarik sehingga meningkatkan prestasi belajar, mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung campuran bilangan bulat, meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar serta membantu

meningkatkan kualitas sekolah karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah serta meningkatnya kualitas siswa akan menambah nilai bagi sekolah.

2. LANDASAN TEORI

Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar berbeda secara prinsipil dengan hasil belajar. Prestasi belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan hasil belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang Prestas

Belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.

Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari jenjang pendidikan dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan logic, analisis, kritis dan kreatif serta mempunyai kemampuan kerja sama. Pelajaran matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu : aritmatika, aljabar dan geometri. Menurut Dali S. Naga (1980 :1), aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Ruang lingkup pelajaran matematika, disatukan dengan pendidikan sekolah dasar berdasarkan Keputusan Menteri Nomor :23 tahun 2006 adalah: bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data

Pengajaran Kooperatif

Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja

(4)

ISSN : 2541-4704

17

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”.

Model Thik-Pair-Share

Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme yang merupakan perpadaun antara belajar secara mandiri dengan belajar secara berkelompok. Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Metode ini dikembangkan oleh Spencer dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsis bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Model Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut lebih memilih model Think-Pair-Share daripada metode tanya jawab. Untuk kelompok secara keseluruhan. (whole-group question and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1 – Berpikir (Thinking). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing). Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama prsiode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah

diidentitifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Langkah 3 – Berbagai (Sharing). Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke padangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor. Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan yang telah mereka bicarakan.

Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian. Dalam hal ini dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut : 1. Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang sama. 2. Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta didik lain menanggapi dengan cepat. 3. Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua peserta didik duduk. 4. Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan kelompok yang lain.

Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dapat Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas VI Semester 1 SDN 02 Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017, yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: "Jika Proses Belajar Mengajar

(5)

ISSN : 2541-4704

18

Siswa Kelas VI Semester 1 menggunakan

metode pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share, maka diduga Prestasi Belajar siswa Kelas VI Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 akan meningkat lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa sebelumnya".

3. METODE PENELITIAN

Setting, Waktu, dan Subjek Penelitian

Penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri 02 Alastuwo yang beralamat di Ngemplak, Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Jumlah murid dikelas tersebut sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan peneliti pada bulan Juli s/d Nopember 2016.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Metode tes dilaksanakan dengan menggunakan soal –soal Matematika materi Operasi Hitung Bilangan Bulat. Sedangkan teknik non tes dilakukan dengan pengamatan/ observasi kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan media pembelajaran dan metode pembelajaran kooperatif model TPS pada mata pelajaran Matematika.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode tes dan metode observasi sehingga alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah butir soal - soal tes dan lembar observasi.

Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui Triangulasi data yaitu dari siswa, Kepala Sekolah dan guru lain sebagai teman sejawat.

Analisis data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap – tiap siklus dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3, serta membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dan kondisi akhir. Kemudian dilanjutkan refleksi.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini ada 2 yaitu : 1. proses pembelajaran mata pelajaran Matematika menjadi lebih menarik bagi siswa, siswa lebih mudah memahami materi Operasi Hitung Bilangan Bulat. 2. Indikator kinerja Prestasi Belajar : yaitu awalnya 6 siswa memperoleh nilai 70 ke atas, sedangkan 16

siswa masih dibawah nilai 70 atau belum tuntas, indikator kinerja Prestasi Belajar menjadi 70.

Prosedur Penelitian

Model penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu ; (1) Planing (rencana), (2) Acting (tindakan), (3) Observing (observasi), (4) Reflecting (refleksi). Dengan demikian prosedur penelitian ini memiliki siklus, rencana tujuan yang diinginkan dengan tindakan yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan 3 siklus dimana diharapkan terdapat perubahan disetiap siklus.

4. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan hasil tes akhir pada pra siklus diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 60,53 dan ketuntasan belajar hanya 23,68% atau ada 9 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pra siklus secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai >70 hanya sebesar 23,68% jauh lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Berdasarkan hasil tes akhir pada pra siklus diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap Materi Operasi Hitung Bilangan sangat rendah, terbukti dari 38 siswa ada 9 siswa yang tuntas.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran dengan menerapkan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,39 dan ketuntasan belajar mencapai 50,00% atau ada 19 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai >70 masih sebesar 50,00% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran pada Siklus I diketahui sudah meningkat walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang paham terhadap Materi Operasi Hitung Bilangan dan penggunaan metode yang dilakukan guru. Dikarenakan belum ada 85% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan pada siklus II.

(6)

ISSN : 2541-4704

19

Dengan menerapkan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran Think-Pair-Share diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,53 dan ketuntasan belajar mencapai 84,21% atau ada 32 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai >70 masih sebesar 84,21% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran pada Siklus II diketahui sudah meningkat walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang paham terhadap Materi Operasi Hitung Bilangan dan penggunaan metode yang dilakukan guru. Dikarenakan belum ada 85% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan pada siklus III.

Deskripsi Hasil Siklus III

Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran pada Siklus III diketahui bahwa pemahaman siswa Materi Operasi Hitung Bilangan sudah meningkat. Dikarenakan sudah lebih dari 85% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas.

Pada siklus III guru telah menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

Grafik 1. Prosentase Ketuntasan siswa pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

dengan KKM 70

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode Pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 50,00%, 84,21%, dan 92,11%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika pada Materi Operasi Hitung Bilangan yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

5. PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (50,00%), siklus II (84,21%), siklus III (92,11%). 2. Penerapan metode pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% PRA SIKLUS

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III 23,68% 50,00% 84,21% 92,11% PROS EN TA SE K ETU N TA SA N SIS WA PELAKSANAAN PENELITIAN

(7)

ISSN : 2541-4704

20

motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan

hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran Model Pembelajaran Think-Pair-Share sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model Pembelajaran Think-Pair-Share memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model Pembelajaran Think-Pair-Share dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VI semester 1 SDN 02 Alastuwo Tahun Pelajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdurrahman, M., & Totok Bintoro. (2000). Memahami dan Menangani Siswa dengan Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

[2] Anita Lie.2005. Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

[3] Dali S Naga. 1980. Berhitung Sejarah

dan Perkembangannya, Jakarta:

Gramedia

[4] Marimba. 1978. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

[5] Nawawi. 1981. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.

[6] Sadely, Hasan. (1977). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Angkasa. [7] Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative

Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung ; Nusa Media.

[8] http://heriindarto.blogspot.co.id/2015/02/ ptk-metode-think-pair-share.html [9] https://desykartikaputri.wordpress.com/2

013/01/02/makalah-model-pembelajaran-tps-think-pair-ang-share/

[1] Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho, Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho, Vol 4, No 3 (2015): IJNS Juli 2015

[2] Praptiningsih ., Bambang Eka Purnama,

Pembuatan Engine E-Learning Pada

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

2 Kebonagung, Vol 4, No 1 (2015): IJNS

Januari 2015

[3] Wiji Suhardjo, Bambang Eka Purnama,

Pemanfaatan Local Area Network Dan Program Netop School Sebagai Media

Pembelajaran Interaktif Pada Jurusan

Teknik Komputer Jaringan Smk N 1 Klaten, Vol 2, No 3 (2013): IJNS Juli 2013

[4] Wawan Saputra, Bambang Eka Purnama,

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Mata Kuliah Organisasi

Komputer, Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Speed

2012

[5] Eka Nanda Muttaqin, Bambang Eka Purnama, Analisa Dan Perancangan Sistem Komputerisasi Pembelajaran Dengan Media

Video Menggunakan Software Adobe

Premiere Di SMK Wisudha Karya Kudus, Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Speed 2012 [6] Neni Yuniati, Bambang Eka Purnama,

Gesang Kristianto Nugroho, Pembuatan

Media Pembelajaran Interaktif Ilmu

Pengetahuan Alam Pada Sekolah Dasar

Negeri Kroyo 1 Sragen, Vol 3, No 4 (2011):

Jurnal Speed 2011

[7] Yogi Siswanto, Bambang Eka Purnama,

Rancang Bangun Aplikasi Mobile Game Edukasi Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Anak Kelas VI Sekolah Dasar, Vol 5, No 4 (2013): Jurnal Speed 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan ini adalah: pertama, mengukur pengetahuan peternak dalam aplikasi ilmu dan teknologi khususnya aspek per- kandangan yang sehat dan produktif yang telah

Setelah didapatkan jumlah/nilai kategori Kano tiap-tiap atribut terhadap semua responden maka dilakukan penetuan kategori Kano dengan menggunakan rumus Baluth’s Formula,

Penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu kombinasi faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

Program aplikasi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan pengisian kuesioner dan pendataan alumni di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

1) Untuk mengetahui kepemimpinan KH. Muhaiminan Gunardho dalam memimpin Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan Kabupaten Temanggung. 2) Untuk mengetahui faktor

Di lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, kegiatan pengembangan diri atau ekstrakulikuler amat dibutuhkan oleh siswa-siswi sebagai sarana penyaluran minat

M etodologi yang dipakai ada 3 yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku teks yang bersangkutan, lalu metode fact-finding yang dilakukan dengan menganalisa dan survei

Dalam penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah likuiditas, ukuran perusahaan, arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap kebijakan