• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MHE MAINTENANCE DEPARTMENT BADAK NGL DI BONTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MHE MAINTENANCE DEPARTMENT BADAK NGL DI BONTANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2017

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN MHE MAINTENANCE

DEPARTMENT BADAK NGL DI BONTANG

Dewi Ratna Kemala 1

Abstrak

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variable Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y). Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui dan menguji Pengaruh Keselamatan Kerja (1)

dan Kesehatan Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) MHE Maintenance

Department Badak NGL di Bontang.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan kuesioner. Sedangkan untuk analisis data menggunakan metode regresi linier berganda. Pada uji determinasi (R2) terdapat pengaruh sebesar 73,3% dari variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerj a(X2)

terhadap kinerja karyawan (Y). Sedangkan, sebanyak 26,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil ipenelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja

(X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Variabel keselamatan kerja (X1) merupakan variabel yang berpengaruh dominan

terhadap kinerja karyawan (Y). Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap

kinerja karyawan (Y) berada pada tingkat hubungan yang sangat kuat.

Kata Kunci : Keselamatan kerja, kesehatan kerja, kinerja karyawan

Pendahuluan

Dalam dewasa ini Sumber Daya Manusia memegang peran penting bagi kelangsungan produksi di suatu perusahaan. Keberadaan Sumber Daya manusia menganggap bahwa karyan adalah sebuah kekayaan (asset) utama organisasi yang harus di jaga dengan baik. Di mana karyawan merupakan sumber daya yang paling penting bagi perusahaan, karena memiliki akal, bakat, tenaga, keinginan, pengetahuan, perasaan dan kreatifitas yang sangat di butuhkan perusahaan. Oleh sebab itu bagi perusahan/lembaga dalam pengelola, megatur, mengurus, dan menggunakan Sumber Daya Manusia bisa terlaksanakan dengan benar, sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

(2)

Keselamatan kerja adalah melindungi para karyawan dari luka-luka akibat kecelakaan yang di sebabkan pekerjaan (Mondy, 2008). Berbagai penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi baik pemberi kerja yang bertanggung jawab akan memerhatikan untuk memberikan perlindungan bagi karyawannya atas risiko kecelakaan kerja.kesehatan kerja pekerja biasa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk meciptakan keselamatan dan kesehatan kerjadengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam mengurangi kecelakaan.

Kesehatan kerja menyangkut kesehatan fisik dan mental kesehatan mencangkup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk lingkungan kerja (Swasto, 2011:110). Jika suatu perusahaan keselamatan dan kesehatankerha dari para karyawan tidak diperhatikan maka timnul hal-hal yang merugikan si pekerja maupun kepada perusahaan. Salah satu dampak pada perusahaan yaitu adanya kecelakaan, sehingga akan timbul dampak bagi para pekerja yaitu dapat menurunya kinerja karyawan tersebut.

Pada variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja observasi awal ditemukan beberapa indikasi permasalahannya yaitu terdapat oli yang berserakan ditempat kerja, salah seorang karyawan tidak menggunakan APD dan tidak mengikuti peraturan yang ada. Lalu, kecelakaan yang terjadi pada tahun 2013-2015. Dari data tersebut bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi sewaktu-waktu secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja dan kecelakaan yang disebabkan oleh manusianya itu sendiri yang pada akhirnya merugikan semua

pihak. Pada variabel kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak

NGL di Bontang ditemukan permasalahan antara lain pada kuantitas kerja karyawan, dimana target dalam realisasi kerja tidak tercapai yaitu pada bulan

februari, hasil tersebut menandakan dari sudut kuantitas kerja karyawan MHE

Maintenance Department Badak NGL tidak mencapai target dikarenakan harus menunggu peralatan atas waktu pengerjaan yang kurang. Hal ini terkadang, menyebabkan karyawan harus tetap lembur.

Berdasarkan uraian di atas penelitian merasa tertarik untuk mengambil

judul penelitian ”Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang”.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM)

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu factor yang penting dalam organisasi atau perusahaan, di samping faktor lain seperti aktiva dan modal. Oleh karena itu Sumber Daya Manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Marihot Tua

(3)

E.H (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah aktivitas yang dilakukan menrangsang, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi dalam organisasi.

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Secara umum, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan menunjukkan kondisi fisiologis fisik dan psikologis tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka penderita cidera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang. Namun, pada kenyataannya masih banyak dijumpai perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan tentang faktor keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai kasus-kasus kecelakaan kerja yang merugikan pihak karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk pada kondisi fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan oleh perusahaan (Rivai, 2005:411).

Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja di artikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan (Slamet, 2012:240). Secara umum keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu di laksanakan. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut : a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja

b. adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja c. teliti dalam bekerja

d. melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan kemananan dan kesehatan kerja.

Unsur-unsur penunjang kemanan yang bersifat yang bersifat nonmaterial di antaranya sebagai berikut :

a. buku petunjuk penggunaan alat/buku manual b. rambu-rambu dan isyarat bahaya

c. adanya himbuan-himbauan d. petugas keamanan

Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja menyatakan bahwa kesehatan kerja di samping merupakan faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat megakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan pada manusia pekerja tersebut (Mia, 2011:244).

Bekerja di perlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara, 2011:162) adalah sebagai berikut :

(4)

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna atau ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah kebisingan.

b. mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit. c. memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja baik secara kuantitas maupun kualitas yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang di berikan (Mangkunegara, 2002:22). Kinerja karyawan di definisikan sebagai kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu (Sinambela, 2012). Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja menurut (Keith Davis dalam Mangkunegara, 2009:67) adalah

- Human Performance = Ability + Motivation

- Motivation = Attitude + Situation

- Ability = Knowledge + Skill

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penilitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

Definisi Operasional

a. Variabel Bebas (Independent)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus prediantecedent

.Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:39). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

b. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent sering disebut dengan variabel output

kriterikonsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:39). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel kinerja karyawan.

Hasil Penelitian

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen, uji validitas dan uji reliabilitas yang

digunakan adalah metode konsistensi internal dengan menggunakan cronbach

(5)

a. Uji Validitas

Hasil Pengujian Validitas

Sub Variabel Indikator

Persyaratan Corrected Item Total Correlation Keterangan Keselamatan Kerja (X1) X1a 0,502 Valid X1b 0,378 Valid X1c 0,399 Valid X1d 0,503 Valid X1e 0,531 Valid X1f 0,375 Valid X1g 0,368 Valid X1h 0,468 Valid X1i 0,470 Valid X1j 0,452 Valid X1k 0,443 Valid X1l 0,419 Valid X1m 0,401 Valid X1n 0,379 Valid X1o 0,475 Valid X1p 0,504 Valid X1q 0,475 Valid X1r 0,364 Valid X1s 0,485 Valid X1t 0,488 Valid Kesehatan Kerja (X2) X2a 0,537 Valid X2b 0,499 Valid X2c 0,488 Valid X2d 0,556 Valid X2e 0,515 Valid X2f 0,512 Valid X2g 0,447 Valid X2h 0,475 Valid X2i 0,517 Valid X2j 0,514 Valid X2k 0,509 Valid X2l 0,514 Valid X2m 0,481 Valid X2n 0,501 Valid Ya 0,552 Valid Yb 0,540 Valid Yc 0,492 Valid

(6)

Hasil Pengujian Validitas (lanjutan) Kinerja Karyawan (Y) Yd 0,465 Valid Ye 0,551 Valid Yf 0,604 Valid Yg 0,515 Valid Yh 0,518 Valid Yi 0,564 Valid Yj 0,529 Valid Yk 0,557 Valid

Sumber : Data Primer diolah dari SPSS 21

Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing indicator dari variable

mempunyai nilai korelasi > 0,235 dan probability statistic lebih kecil 0,05

sehingga seluruh pernyataan indikator dalam kuesioner variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan MHE Maintenance Department

Badak NGL di Bontang dinyatakan valid.

b, Uji Reliabilitas

Hasil Pengujian Reliabilitas

Hasil Pernyataan Cronbach Alpha Kesimpulan

Keselamatan Kerja (X1) 0,780 Reliabel

Kesehatan Kerja (X2) 0,772 Reliabel

Kinerja (Y) 0,747 Reliabel

Sumber : Data Primer diolah dari SPSS, 21

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakan reliabel. Kriteria suatu instrument

dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila cronbach alpha > 0,06

namun sebaliknya apabila cronbach alpha < 0,06 hal ini menunjukkan tidak

adanya konsistensi. Sehingga disimpulkan semua variabel yang diteliti adalah reliabel.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Data Hasil Penelitian dari SPSS 21

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa data residual dari variabel keselamatan dan kesehatan kerja (independen) yang diteliti adalah data

(7)

berdistribusi normal. Dengan demikian uji kenormalitas ini menunjukkan terpenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Penelitian VIF Tollerance

Keselamatan (X1) 2,436 0,411

Kesehatan (X2) 2,436 0,411

Sumber : Data Penelitian diperoleh dari SPSS, 21

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) adalah > 10. Keselamatan kerja sebesar 0,436, dan nilai VIF dari kesehatan kerja sebesar 2,436. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas. Artinya bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara sesama variabel independen dalam penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot

Sumber : Data Hasil Penelitian dari SPSS, 21

Dari hasil grafik scatterplot dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .856a .733 .725 .13979 1.827

a. Predictors: (Constant), Ksehatan Kerja, Keselamatan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber: Hasil Penelitian SPSS, 21

Berdasarkan tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,827 berada di antara -2 sampai 2 diindikasikan tidak ada autokorelasi. Maka disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi antara sesama variabel independen dalam penelitian ini.

(8)

Persamaan Regresi

Hasil Analisis Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) .238 .290 .821 .415 Keselamatan Kerja .528 .101 .514 5.208 .000 Ksehatan Kerja .417 .104 .396 4.014 .000

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS, 21

Berdasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh persamaan regresi linier

berganda dari variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap

kinerja klaryawan (Y) adalah sebagai berikut :

Y= 0,238 + 0,528 X1 + 0,417 X2 + 0,267

Persamaan regresi di atas memiliki pengertian sebagai berikut : a. Konstanta (α)

Nilai konstanta adalah 0,238 ini dapat diartikan jika keselamatan kerja

(X1) dan kesehatan kerja (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja karyawan 0,238.

b. Koefisien Regresi Variabel Keselamatan (b1)

Variabel keselamatan mempengaruhi kinerja karyawan MHE

Maintenance Department badak NGL di Bontan sebesar 0,528 atau berpengaruh positif terhadap variabel Y (kinerja karyawan).

c. Koefisien Regresi Variabel Kesehatan (b2)

Variabel kesehatan kerja mempengaruhi kinerja karyawan MHE

Maintenance Department Badak NGL di Bontang sebesar 0,417 atau berpengaruh positif terhadap variabel Y (kinerja karyawan).

Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 0.856a 0.733 0.725 0.13979

a. Predictors: (Constant), Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS, 21

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa besarnya nilai R atau tingkat hubungan antara variabel adalah sebesar 0,856 atau sebesar 85,6% artinya

(9)

variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara keseluruhan mempunyai

korelasi yang sangat kuat dengan kinerja karyawan MHE Maintenance

Department Badak NGL di Bontang. Sedangkan besarnya angka R square atau tingkat pengaruh antar variabel adalah 0,733 atau sebesar 73,3%. Sedangkan sisanya sebesar 26,7% telah dipengaruhi oleh faktor lain.

Pengujian Hipotesis a. Uji F (Simultan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah perubahan variabel independen (keselamatan dan kesehatan kerja) secara simultan atau serentak

berpengaruh siginifikan variabel dependen (kinerja karyawan) MHE Maintenance

Department Badak NGL di Bontang yakni dengan membandingkan Fhitung pada alpha (α) = 0,05.

Uji F (Simultan)

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

b. Predictors: (Constant), Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS 21

Berdasarkan tabel perhitungan terlihat bahwa Fhitung > Ftabel dan nilai

signifikansi diperoleh hasil 0,000 > α = 0,05, dengan demikian menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara simultan atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

b. Uji t (Parsial)

Uji ini digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel

independen berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan MHE

Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Dengan cara membandingkan thitung dan α < 0,05. Uji t (Parsial) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) .238 .290 .821 .415 Keselamatan Kerja .528 .101 .514 5.208 .000 Ksehatan Kerja .417 .104 .396 4.014 .000

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS 21

(10)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan pengaruh antara

variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan MHE

Maintenance Department Badak NGL di Bontang adalah sebagai berikut :

a. Variabel keselamatan kerja (X1)

Nilai Sig-thitung menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) sebesar

0,000 < α = 0,05. Artinya variabel keselamatan kerja (X1) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

b. Variabel kesehatan kerja (X2)

Nilai Sig-thitung menunjukkan bahwa variabel kesehatan kerja (X2) sebesar

0,000 < α = 0,05. Artinya variabel kesehatan kerja (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Uji Dominan

Dari hasil perhitungan uji t, nilai (Standardized Coefficients) pada

menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) memiliki nilai koefisien

regresi baku tertinggi yaitu sebesar 0,528 yang berarti bahwa variabel keselamatan kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.

Pembahasan

Analisis secara simultan (Uji F)

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh keselamatan dan kesehatan

kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE

Maintenance Department Badak NGL di Bontang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slamet (2011:240), mendefinisikan keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan. Artinya bahwa keselamatan kerja dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja, dan memiliki pengaruh positif pada kinerja karyawan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi Destanti (2012), dimana variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Kitadin Tenggarong Sebrang.

Temuan ini juga diperkuat dengan hasil kuesioner, dimana keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh perusahaan Badak NGL

khususnya pada MHE Maintenance Department dinilai sudah baik dan benar,

terbukti bahwa hasil tanggapan responden mengenai indikator-indikator variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja karyawan sudah cukup paham.

Analisis Secara Parsial (Uji t)

Pada uji t menunjukkan bahwa dari kedua variabel independen tersebut secara parsial keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap kinerja

(11)

a. Keselamatan kerja (X1)

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance

Department Badak NGL di Bontang.

Fakta yang ditemukan dilapangan pada saat penelitian adalah ditemukan oli yang berserakan dilantai, disaat tempat ketinggian tidak menggunakan tali atau

sabuk pengaman, tidak menggunakan sepatu safety saat melakukan pekerjaan

serta tingkat polusi udara yang tinggi sehingga mengganggu kesehatan para karyawan pada saat bekerja. Sedangkan dari kinerja karyawan masih ditemukan kurang kerjasama antar karyawan dan kurangnya penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar sehingga pekerjaan tidak dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Namun dari hasil responden menunjukkan bahwa keselamatan kerja sudah baik dan dimana responden menyatakan paham pada setiap indikator-indikator. Hal tersebut terbukti bahwa keselamatan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Kesehatan kerja (X2)

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kesehatan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL

di Bontang.

Pada penelitian yang dilakukan dilapangan ditemukan fakta yang menunjukkan bahwa kesehatan kerja bersifat positif pada karyawan. Kesehatan kerja sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, karena adanya sistem ini para karyawan bisa bekerja lebih baik, lebih aman sepanjang waktu, terhindar dari bahaya serta merasa diperhatikan pada saat melakukan pekerjaan dengan memiliki rasa tanggung jawab dalam bidangnya masing-masing.

Penutup

Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL

di Bontang.

Variabel Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL

di Bontang.

Variabel Keselamatan Kerja merupakan variabel yang besar pengaruhnya

terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di

Bontang.

Sebaiknya perusahaan memberikan breafing setiap pagi sebelum

melaksanakan aktivitas kerja agar para karyawan selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja.

Sebaiknya memperbanyak ventilasi udara di tempat kerja agar para karyawan merasa nyaman dan terhindar dari polusi udara yang kurang baik.

(12)

Sebaiknya perusahaan mengadakan kegiatan atau aktivitas diluar jam kerja

dengan mengadakan jalan sehat, sepeda santai, family gahtering yang dijadwalkan

secara rutin untuk menciptakan kekompakan dan kerjasama antar karyawan.

Daftar Pustaka

Bangun. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga.

Burtanto. 2015. “Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk

industri”.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Fajar dan Tri Heru. 2010. “Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mangkunegara. 2005. “Evaluasi Kinerja SDM. Bandung”: PT Refika Aditama.

Mangkunegara. 2002.“Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Misbahuddin, Hasan. 2013. “Analisis Data Penelitian Dengan Statistik Edisi

ke-2”.

Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet, 2012. “Pengertian tentang keselamatan kerja”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sujarweni, Wiratna. 2014. “Metodologi Penelitian”.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunyoto. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”.

Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Sunyoto. 2014. “Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”.

Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Widodo. 2014. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2014. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia”.

Gambar

Tabel  di atas  menunjukkan  bahwa  masing-masing  indicator  dari  variable  mempunyai  nilai  korelasi  &gt;  0,235  dan  probability  statistic  lebih  kecil  0,05  sehingga seluruh pernyataan indikator dalam kuesioner variabel Keselamatan dan  Kesehata

Referensi

Dokumen terkait

Dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang berlaku bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan dapat membangun

Dari beberapa buku puisi Arab yang ada, makna kiasan yang digunakan oleh penyair Arab dalam menulis puisi lebih banyak mengandung simile dan metafora, tetapi

Senada dengan hal tersebut Sakadius et al., (2017) dalam peneliatannya mengungkapkan bahwa beradasarkan data yang telah terkumpul dapat diketaui bahwa dalam

Dengan melalui pendidikan baik pengajaran atau pelatihan yang diberikan oleh suatu lembaga atau perseorangan dapat berpengaruh terhadap kemampuan atuapun skill yang

Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan cukup mempunyai perilaku verbal abuse yang tinggi (54,3%), responden yang memiliki pengalaman

Jumlah cacing parasitik yang menginfeksi ikan bawal yang berasal dari tambak di daerah Cibitung Tengah yang paling banyak terdapat pada bobot badan tertinggi yaitu pada kisaran

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada tahun 2006 terjadi kecelakaan kerja di bagian Workshop blasting painting yang mengakibatkan 1 pekerja mengalami luka

Ceiling pada area lobi menggunakan 2 material yaitu ceiling kayu dengan ukuran 3x0.15m per modul yang dipasang di atas meja resepsionis dengan ketinggian 3,40m dari lantai