• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ) BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ) BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT

PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ)

BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT

SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Diploma (Amd, PK) dari Progam Studi DIII RMIK

Oleh :

DESI HARTATI

D22.2011.01160

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2014

(2)

HALAMAN HAK CIPTA

©

2014

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT

PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ)

BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT

SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

Disusun oleh :

DESI HARTATI

D22.2011.01160

Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal :

Pembimbing

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ) BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT

SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2014

Disusun oleh : DESI HARTATI NIM. D22.2011.01160

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Semarang, 25 Agustus 2014 Tim Penguji

Ketua : Supriyono Asfawi, SE, M.Kes (...) Anggota : 1. Widodo, Amd.PK, SKM (...) 2. Maryani Setyowati, M.Kes (...)

Mengetahui, Dekan

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Akhirnya aku sampai pada titik ini, sepercik keberhasilan yang Engkau

hadirkan padaku ya robb. Tak ada henti-hentinya aku ucapkan puji syukur

pada-Mu ya Robb sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

dengan baik.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Desi Hartati

Tempat & Tanggal Lahir : Wonosobo, 01 Desember 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Sawangan Rt 03 Rw 07 Kec.Leksono

Kab.Wonosobo

No. HP : 08562571095

Riwayat Pendidikan :

1. TK Putra Harapan tahun 1997-1999 2. SDN 01 Sawangan tahun 1999- 2005 3. MTs N Wonosobo tahun 2005 – 2008

4. SMK Muhammadiyah 01 Wonosobo tahun 2008 – 2011

5. Program Studi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2011 – 2014

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Berdasarkan Beban Kerja Di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo Tahun 2014”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Kaprogdi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

4. Maryani Setyowati, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Segenap staf dan dosen program studi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang

6. dr. RM Okie Hapsoro BP, M.Kes, MMR Selaku Direktur RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

7. Heri Setiyawan, Amd selaku Kepala Rekam Medis di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

(8)

9. Semua teman-teman yang rela berkorban dan membantu

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna untuk semua pihak, serta dapat dipergunakan untuk mendapatkan wawasan dibidang ilmu rekam medis.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di kemudian hari. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Terimakasih.

Semarang, Juli 2014 Penyusun

(9)

Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2014 ABSTRAK

DESI HARTATI

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ) BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo merupakan rumah sakit tipe C milik pemerintah dimana pada bagian rekam medis khususnya bagian TPPRJ memiliki 6 petugas. Petugas TPPRJ masih mengalami kesulitan ketika pelayanan karena selain melayani pasien petugas juga melakukan tugas tambahan yaitu mengambilkan dan juga mengembalikan kembali DRM ke rak filling dan tidak jarang masih ada DRM yang menumpuk. Mengetahui kebutuhan tenaga kerja tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo berdasarkan beban kerja tahun 2014, sehingga perlu ada penyesuaian antara beban kerja petugas dengan pekerjaan yang dilakukan.

Jenis penelitian ini deskriptif dengan metode observasi dan wawancara dengan pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional. Variabel penelitian ini meliputi standar beban kerja, kuantitas kegiatan pokok per tahun, standar kelonggaran, waktu kerja tersendiri, kebutuhan tenaga kerja. Pengolahan data yang digunakan yaitu editing dan tabulating.

Berdasarkan hasil penelitian, petugas TPPRJ tidak hanya mengerjakan tugas pokoknya tetapi mendapatkan tugas tambahan dari atasan. Kuantitas kegiatan pokok tahun 2014 per petugas TPPRJ sebanyak 17124 pasien. Kelonggaran (PFD) petugas adalah 1.60 tenaga, dengan waktu kerja tersendiri untuk masing-masing petugas adalah petugas A 1698 jam/tahun, petugas B 1698 jam/tahun, petugas C 1704 jam/tahun, petugas D 1698 jam/tahun, petugas E 1698 jam/tahun, dan petugas F 1710 jam/tahun. Jumlah standar beban kerja per tahun dan per petugas adalah petugas A 28698.5, petugas B 24028.3, petugas C 45847.5, petugas D 44103.8, petugas E 44684.2, dan petugas F 61437.1. Dengan metode perhitungan WISN dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja di bagian TPPRJ tahun 2014 adalah 6 petugas.

Hasil pengamatan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo bagian TPPRJ sudah terdapat 6 petugas sehingga tidak memerlukan menambahkan atau pengurangan. Karena tidak memerlukan tambahan sebaiknya pekerjaan pokok dan tambahan di selesaikan pada hari yang sama agar tidak menambah beban kerja petugas pada hari berikutnya. Untuk loket 2 dan loket 3 sebaiknya pasien langsung di persilakan menunggu di poliklinik yang dituju mengingat surat rujukan dan kartu BPJS akan di serahkan kembali kepada pasien di poliklinik setelah di verifikasi oleh pihak penjamin. Mengingatkan kepada kepala rekam medis agar segera memperbaiki SIMRS di pendaftaran agar setiap loket dapat berfungsi dengan baik dan juga petugas dapat lebih cepat dalam pelayanan pasien yang tidak membawa KIB.

Kata Kunci : Beban Kerja, Tenaga Kerja, TPPRJ, WISN Kepustakaan : 18 (1986-2013)

(10)

DIII Medical Record and Health Information Study Program Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2014 ABSTRACT

DESI HARTATI

WORKFORCE NEEDS ASSESSMENT OF THE OUTPATIENT REGISTRATION UNIT (TPPRJ) BASED ON WORKLOAD IN KRT SETJONEGORO HOSPITAL IN WONOSOBO 2014

RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo is a Type C hospital owned by the government where the medical record, in especially the TPPRJ have 6 officers. Officers of TPPRJ still having trouble when services for patients in addition to serving officers also perform additional tasks, namely fetch and return back to the shelf filling DRM and no DRM is still infrequently accumulate. Knowing the needs of the labor registration of outpatients in RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo based workload in 2014, so there need to be an adjustment between the workload of officers with the work performed.

The type of this research is descriptive with observation and interview method with the approach taken is cross sectional. The variables of this study include the standard workload, quantity main activities per year, a standard allowance, separate working time, labor requirements. Processing of the data used tabulating and editing.

Based on the research results TPPRJ officers not only do the main job work but get an additional duty of superiors. Quantity of the main activities in 2014 of officer are TPPRJ 17124 patients. Allowance (PFD) personnel officer is 1.60, with a separate working time for each officer is officer A has 1698 hours / year, officer B has 1698 hours / year, officer C has 1704 hours / year, officer D has 1698 hours / year, officers E has 1698 hours / year, and the attendant F has 1710 hours / year. Standard amount per year and the workload per officer is officer A has 28698.5, officer B has 24028.3, officer C has 45847.5, officer D has 44103.8, officer E has 44684.2, and officer F has 61437.1. By calculation WISN method can know the number of labor demand in the TPPRJ 2014 are 6 officers.

Based on observation result in TPPRJ RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo part IS THE 6 officers already there so it does not require addition or reduction. Because it requires no additional principal and additional work should be completed on the same day so as not to increase the workload of the officer the next day. To counter 2 and counter 3 straight in invited patients should wait at designated clinic given referral letters and BPJS cards will be submitted back to the patient in the clinic after verification by the verification. Reminiscent of the head of the medical records in order to immediately improve SIMRS in registration so that each counter can be function properly and also officers can be quickly in service of patients who do not carry KIB.

Keywords : Workload, Labor, TPPRJ, WISN Bibliography : 18 (1986-2013)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Halaman Riwayat Hidup ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keapsahan Penelitian ... 5 F. Lingkup Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis... 8

(12)

1. Pengertian Rekam Medis ... 8

2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ... 9

B. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ... 11

1. Pengertian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan .... 11

2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 11

3. Peran dan Fungsi ... 12

4. Deskripsi Pokok Kegiatan TPPRJ ... 13

5. Alur Pelayanan ... 14 C. Ergonomi ... 16 1. Pengertian Ergonomi ... 16 2. Tujuan Ergonomi ... 17 3. Produktivitas kerja ... 17 4. Beban Kerja ... 18 5. Waktu Kerja ... 20 6. Hari Kerja ... 21

7. Penetapan Waktu Longgar dan waktu Buka ... 22

8. Kapasitas Kerja ... 23

9. Kelelahan Akibat Kerja ... 24

D. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ... 24

E. Times Series Data/Trend Data(Analisa Deret Berkala) ... 25

F. Proses Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan Menggunakan Metode WISN ... 27

G. Metode Sederhana Untuk Menetapkan Jumlah Pengamatan 32 H. Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan ... 33

(13)

J. Kerangka Konsep ... 37

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Identifikasi Variabel ... 38

C. Definisi Operasional ... 38

D. Subjek dan Objek Penelitian... 40

E. Populasi Penelitian ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Pengumpulan Data ... 43

H. Langkah-Langkah Perhitungan Beban Kerja ... 44

I. Pengolahan Data ... 46

J. Analisa Data ... 46

BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... 47

B. Gambaran Umum Rekam Medis ... 51

C. Deskripsi Pekerjaan ... 52

D. Hasil Penelitian ... 54

E. Perhitungan Benan kerja Petugas TPPRJ Dengan Metode WISN ... 56

F. Pembahasan ... 65

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 71

(14)

B. Saran ... 72

(15)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian ... 5 2. Tabel 2.1 : Jumlah Kemungkinan Hari Kerja Dalam 1 tahun... 28 3. Tabel 2.2 : Jumlah Pengamatan Yang diperlukan (N’) Untuk 95%

Convidence level dan 55 degree of accuracy (precision) ... 33 4. Tabel 3.1 : Definisi Operasional ... 38 5. Tabel 3.2 : Penetapan Sampel Beserta Populasinya ... 41 6. Tabel 4.1 : Sejarah dan Kepemimpinan RSUD KRT Setjonegoro

Wonosobo ... 48 7. Tabel 4.2 : Kapasitas Kerja Petugas TPPRJ di RSUD KRT

Setjonegoro Wonosobo ... 54 8. Tabel 4.3 : Standar Kelonggaran Kegiatan Petugas TPPRJ di RSUD

KRT Setjonegoro Wonosobo ... 58 9. Tabel 4.4 : Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSUD KRT

Setjonegoro Wonosobo Tahun 2009 - 2013 ... 59 10. Tabel 4.5 : Perhitungn Trend Dengan Metode Kuadrat Terkecil RSUD

(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 : Kerangka Teori ... 36 2. Gambar 2.2 : Kerangka Konsep ... 37

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Persetujuan Responden untuk Diwawancarai Lampiran 3 : Opservasi

Lampiran 4 :Kebijakan Rumah Sakit Lampiran 5 : Prosedur Tetap Rumah Sakit

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Salah satu sarana kesehatan tersebut adalah rumah sakit, perlu diketahui rumah sakit adalah instalasi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.[1]

Sebuah instalasi pelayanan kesehatan, harus memiliki manajemen pelayanan Unit Rekam Medis (URM) agar tercapai tertib administrasi, apabila ada sub sistem rekam medis yang baik dan lengkap yang mencakup unit sistem yaitu penerimaan pasien, pengolahan rekam medis, dan pengembalian rekam medis, pelaporan rekam medis.[1]

Tempat pendaftaran pasien rawat jalan atau sering dikenal sebagai loket pendaftaran pasien rawat jalan merupakan bagian terpenting dari pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit, yang memberi pelayanan pertama kali kepada pasien. TPPRJ merupakan tempat pelayanan pasien pertama kali sehingga perlu di tugaskan seorang petugas yang ramah, cepat, teliti dan rapi. Karena di tempat ini dapat dilihat, baik buruknya mutu pelayanan suatu rumah sakit dapat dilihat oleh pasien.

Proses mencatat identitas dan proses pelayanan kepada pasien diperlukan penyelenggaran rekam medis yang dapat terlaksana dengan baik

(19)

dan dapat memberikan informasi dari data yang lengkap, akurat dan tepat waktu jika itu semua didukung dengan sumber daya manusia yang memadai dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kualitas meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan sedangkan kuantitas adalah jumlah tenaga kerja yang ada harus sesuai dengan beban kerja. Apabila tenaga kerja tidak sesuai dengan beban kerja yang ada maka pekerja akan mengalami kelelahan kerja dan akan mengalami penurunan kesadaran sehingga mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan rumah sakit.[2]

Tujuan pada peningkatan mutu pelayanan yaitu dengan meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia. Dengan bertambahnya beban kerja dari tahun ke tahun dengan jumlah petugas tetap maka akan mengakibatkan kinerja menurun dan kelelahan, tetapi bila beban kerja sedikit tetap jumlah petugas yang tersedia banyak maka akan terjadi kelonggaran. Oleh karena itu, masalah tenaga kerja perlu diperhatikan untuk mengetahui kesinambungan antara jumlah tenaga kerja dengan beban kerja yang akan mempengaruhi mutu pelayanan suatu rumah sakit terhadap pasien.

Dari hasil survei di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo mempunyai 3 loket pendaftaran yang bersebelahan yaitu loket pendaftaran pasien Umum, loket pendaftaran pasien BPJS dan loket pendaftaran pesien Askes, dengan 6 (enam) petugas pendaftaran pasien rawat jalan. Setiap pasien yang datang mendaftar harus mengambil nomor antrian terlebih dahulu. Dalam pelaksanan tugasnya, selain sebagi petugas pendaftaran pasien rawat jalan petugas juga merangkap dengan filling, itu dikarenakan tidak adanya petugas filling tersendiri. Hal ini menyebabkan banyak dokumen yang menumpuk belum tersimpan sesuai dengan sistem penjajaran yang ada.

(20)

Mengingat dalam penulisan tugas akhir peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Analsia Kebutuhan Tenaga Kerja Tempat Pendaftaran Pasien

Rawat Jalan (TPPRJ) Berdasarkan Beban kerja di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo Tahun 2014”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan survei awal di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo, didapat 6 (enam) petugas pendaftaran rawat jalan, terdapat tiga loket yaitu loket pendaftaran pasien umum, loket pendaftaran pasien BPJS dan loket pendaftaran pasien Askes. Semua kegiatan atau tugas petugas itu sama mulai pendaftaran pasien rawat jalan dan juga merangkap dengan filling yaitu mengambilkan DRM dan menyimpan kembali DRM ke rak filling. Dengan merangkap tugasnya dengan filling menyebabkan masih terlihat dokumen yang menumpuk belum tertata di rak sesuai sistem penjajaran yang ada, jika jam kerja sudah berakhir petugas tidak melanjutkan pekerjaannya dan akan diselesaikan keesokan harinya.

Sehingga dapat dimasukan menjadi suatu pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah kebutuhan tenaga kerja tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSUD KRT. Setjonegoro Wonosobo berdasarkan beban kerja tahun 2014 ?”

(21)

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui kebutuhan tenaga kerja tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo berdasarkan beban kerja tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pekerjaan kegiatan dibagian pendaftaran di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.

b. Mendeskripsikan kapasitas kerja (umur, pendidikan, jenis kelamin, dan lama kerja).

c. Menghitung kuantitas kegiatan pokok petugas TPPRJ.

d. Menghitung waktu kerja tersedia, rata – rata waktu per kegiatan, dan standar kelonggaran (PFD / Personal Fatique Delay) untuk menghitung standar beban kerja tahun 2014 di bagian TPPRJ.

e. Menghitung kebutuhan tenaga kerja dengan rumus Work Load Indicator Staff Need (WISN) di bagian TPPRJ RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo tahun 2014.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi institusi

Memberikan gambaran bagi rumah sakit tentang beban kerja petugas pendaftaran rawat jalan.

2. Bagi masyarakat

Memberikan pengaruh kepada masyarakat bagaimana pentingnya petugas pendaftaran karena petugas pendaftaran adalah pelayanan

(22)

yang pertama kali pasien dapat, sehingga apabila petugas pendaftaran kurang memadai maka dalam pelayanan kurang maksimal (efektif). 3. Bagi peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan khususnya rekam medis tentang ergonomi selain itu juga dapat sebagai referensi.

4. Bagi Akademi

Sebagai tambahan referensi tentang ergonomi khususnya untuk bagian beban kerja di perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Tabal 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil

1 2 Rany Diah Pamungkas Ahmad Romadhon Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2008 Analisa kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja di tempat pendaftaran

pasien rawat jalan (TPPRJ) RS Dr. Kariadi Semarang Periode 2007 – 2011 Penelitian deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan cross sectional Penelitian deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan cross sectional

Dari hasil pengamatan tidak melakukan penambah petugas tetapi dalam melaksanakan pekerjaannya petugas TPPRJ harus dibantu oleh petugas bagian lain. Misal dibantu petugas TPPRI.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja dari tahun 2007

– 2011 adalah sebesar 5 orang petugas sehingga di sarankan menambah 3 orang petugas, memberikan saksi kepada petugas yang terlambat dan di

(23)

tentang standar waktu pelayanan

pendaftaran.

Perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti yang sebelumnya adalah waktu penelitian dan lokasi penelitian yaitu untuk waktu dan lokasi penelitian peneliti di lakukan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo tahun 2014 sedangkan sebelumnya dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2008 dan RS Dr. Kariadi Semarang Periode 2007 – 2011, dan adapun perbedan lainya peneliti menganalisa kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode perhitungan WISN sedangkan peneliti sebelumnya menganalisa kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode perhitungan FTE. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jenis penelitian yaitu jenis penelitian yang di gunakan yaitu bersifat deskritif dengan metode observasi dan pendekatan cross sectional.

F. LINGKUP PENELITIAN

1. Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini yaitu ergonomi khususnya tentang beban kerja.

3. Lokasi

Lokasi yang akan dilakukan penelitian adalah tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.

(24)

4. Metode

Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang di butuhkan dengan cara observasi dan wawancara.

5. Subjek dan Objek

Lingkup subjek penelitian ini yaitu petugas rekam medis sedangkan lingkup objeknya beban kerja di bagian TPPRJ.

6. Waktu

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REKAM MEDIS

1. Pengertian rekam medis

Rekam Medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan maupun gambar, dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman elektronik seperti komputer, mikrofilm dan rekaman suara. Dalam PERMENKES No.749a/Menkes/XII/1989 tentang Rekam Medis disebut pengertian Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. [2] Dalam peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) no. 269 tahun 2008 tentang rekam medis disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi dan atau tenaga kesehatan tertentu. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan atau tenaga

(26)

kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan hasil dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar penciptaan (imaging) dan rekaman elektro diagnostic. [3] Pengertian tersebut ditegaskan pula oleh Huffman EK, bahwa rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenakan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.[3]

Dengan melihat ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien. 2. Tujuan dan kegunaan rekam medis

Tujuan Rekam medis yaitu untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Ada banyak pendapat tentang tujuan kegunaan rekam kesehatan. Salah satu cara untuk peningkatannya secara mudah digunakan yaitu

“ALFRED” yang berarti mempunyai nilai untuk kepentingan

administrative, hokum (legal), financial, riset, edukasi, dan dekumentasi (Hatta,1985).[2]

(27)

Adapun kegunaan aspek ARFRED tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Administrative ( Aspek Administrasi)

Berkas rekam medis yang berisi data administrasi pasien, karena dalam isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

b. Legal (Aspek Hukum)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai hukum, karena dalam isinya menyangkut adanya perjanjian yang telah di berikan dan ditanda tangani oleh pasien atau pikah penanggung jawab pasien atas tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Dalam rangka usaha menegakkan hukum dan keadilan.

c. Finansial (Aspek Keuangan)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai keuangan, karena dalam isinya menyangkut penetapan biaya pelayanan yang telah diberikan kepada pasien, dan tanda bukti catatan / tindakan pelayanan yang harus dipenuhi oleh pasien atau pihkah penanggung jawab sebagai kewajibannya.

d. Riset (Aspek Penelitian)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data / informasi yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

(28)

e. Education (Aspek Pendidikan)

Suatu berkas rekam medis yang isinya mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data / informasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran atau bahan referensi pengajaran pendidikan di bidang yang terkait.

f. Dokumentation (Aspek Dokumentasi)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber dokumen data / informasi yang dapat digunakan sebagai pertanggung jawaban dan bahan laporan rumah sakit.[4]

B. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)

1. Pengertian TPPRJ

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) lebih dikenal sebagai Loket Pendaftaran Rawat Jalan atau admission rawat jalan. Sifat pelayanan di TPPRJ adalah administrative (tertib, rapi, teliti, dan cepat) serta rahasia (serah terima dokumen dari satu unit ke unit lain tidak boleh oleh pasien atau keluarga tetapi oleh petugas).

Dalam hal pelayanan dokumen rekam medik, TPPRJ merupaka tempat penyediaan dokumen baru sekaligus pemberian Nomor Rekam Medik (Nomor RM) bagi pasien kunjungan pertama dan pencarian Nomor RM lama pasien kunjungan ulang. [5]

2. Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas Pokok

(29)

2) Melakukan pencatatan pendaftaran (registrasi),

3) Menyediakan formulir - formulir rekam medis dalam folder DRM bagi pasien baru pertama kali berobat (pasien baru) dan pasien yang datang pada kunjungan berikutnya (pasien lama),

4) Mengarahkan pasien ke Unit Rawat Jalan (URJ) atau poliklinik yang sesuai dengan keluhannya, dan

5) Memberi informasi tentang pelayanan - pelayanan di rumah sakit atau puskesmas yang bersangkutan.

b. Fungsi

1) Pencatatan identitas pasien ke formulir rekam medis rawat jalan, data dasar pasien, KIB, KIUP, dan buku register pendaftaran pasien rawat jalan,

2) Pemberi dan pencatat nomor rekam medis sesuai dengan kebijakan penomoran yang ditetapkan,

3) Menyiapkan DRM baru untuk pasien baru,

4) Penyedia dokumen rekam medis lama untuk pasien lama melalui bagian filling,

5) Penyimpanan dan pengguna KIUP,

6) Pendistribusi dokumen rekam medis untuk pelayan rawat jalan, 7) Penyedia informasi jumlah kunjunagn pasien rawat jalan. 3. Peran dan Fungsi

Fungsi atau perannya dalam pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan yang pertama kali diterima pasien atau keluarganya sehingga baik buruknya mutu pelayanan akan dinilai disini.

(30)

4. Deskripsi pokok Kegiatan TPPRJ

a) Sebelum pelayanan dimulai, menyiapkan formulir dan catatan serta nomer rekam medis yang diperlukan untuk pelayanan. Formulir dan catatan yang perlu disiapkan yaitu

1) Formulir-formulir DRM rawat jalan baru yang telah diberi nomer rekam medis, yaitu formulir rekam medis yang belum berisi catatan pelayanan pasien,

2) Buku register pendaftaran pasien rawat jalan yaitu buku yang berisi catatan identitas pasien sebagai catatan pendaftaran, 3) Buku ekspedisi yaitu buku yang digunakan untuk serah terima

DRM agar jelas siapa yang menerimanya,

4) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien) yaitu kartu indeks yang digunakan sebagai petunjuk pencarian kembali identitas pasien, 5) KIB (Kartu Identitas Berobat) yaitu kartu identitas pasien yang

diserahkan kepada pasien untuk digunakan kembali bila datang berobat lagi,

6) Tracer yaitu kartu yang digunakan sebagai petunjuk keluarnya DRM dari rak filling,

7) Buku penggunaan nomer rekam medis yaitu buku yang berisi catatan penggunaan nomer rekam medis,

8) Karcis pendaftaran pasien

b) Menanyakan kepada pasien yang datang, apakah sudah pernah berobat? Bila belum berarti pasien baru dan bila sudah berate pasien lama (berobat uang).[5]

(31)

5. Alur pelayanan

a) Pelayanan kepada pasien baru meliputi :

1) Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada formulir rekam medis rawat jalan, KIB, dan KIUP secara register pendaftaran pasien rawat jalan,

2) Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pasian untuk dibawa kembali bila datang berobat berikutnya,

3) Menyimpan KIUP sesuai urutan abjad (alfabetik),

4) Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mengarahkan pasien ke Poliklinik yang sesuai,

5) Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa, I. Tempelkan pada formulir rekam medis rawat jalan,

II. Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosanya apa guna mengarahkan pasien menuju ke poliklinik yang sesuai.

6) Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat jalan,

7) Mempersilakan pasien membayar di loket pembayaran,

8) Mempersilakan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang sesuai,

9) Mengirimkan DRM ke poloklinik yang sesuai dengan menggunakan buku ekspedisi.

b) Pelayanan pasien lama, meliputi :

(32)

2) Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam medisnya pada tracer untuk dimanakah DRM lama ke bagian filling,

3) Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya untuk dicari di KIUP,

4) Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP pada tracer untuk dimintakan DRM lama ke bagian filling,

5) Mencatata identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat jalan,

6) Mempersilakan pasien membayar di loket pembayaran,

7) Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan.

c) Setelah akhir pelayanan kegiatannya adalah :

1) Mencocokan jumlah pasien dengan jumlah pendataan pendaftaran rawat jalan dengan kesir rawat jalan.

2) Membuat laporan harian tentang :

I. Penggunaan nomor rekam medis, agar tidak terjadi duplikasi dan dilaporkan ke assembilng.

II. Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan formulir rekam medis dan dilaporkan ke assembiling.

III. Merekapitulasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk keperluan statistik rumah sakit.[5]

(33)

C. Ergonomi

1. Pengertian Ergonomi

Definisi ergonomi secara keilmuan telah diberikan oleh beberapa ahli di bagian ergonomi antara lain sebagai berikut :

a. Menurut DR. Suma’mur P.K.,MSc

Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu bioligis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknoligi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan peoduktivitas kerja.

b. Menurut Prof. Sutarman

Ergonomi adalah ilmu terapan, yang memasalahkan hal dengan ikhwal mengenai manusia kerja dengan tujuan membina keserasian antara kesanggupan tenaga kerja dengan sarana kerjanya, tata kerja dan lingkungan kerjanya sehingga diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja yang tinggi, yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerjaan.

c. Menurut Prof. A. Manuaba

Ergonomi adalah ilmu atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia denagn pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien.

(34)

d. Menurut Dr. Daniel Kurniawan, MSc

Ergonomi adalah pemaduan alat-alat, tempat dan waktu kerja di satu pihak terhadap tenaga kerja di pihak lain, sedemikian rupa sehingga dicapai sistem kerja yang harmonis antara kedunya yang mencapai produktivitas, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan estetika kerja.[6]

2. Tujuan Ergonomi

Secra umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas

kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ergonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercapai kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.[7]

3. Produktivitas kerja

a. Pengertian Produktivitas

Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental yang sesuai mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari esok.[8] Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep

(35)

universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kebutuhan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas. Untuk mencapai produktivitas yang optimal, maka diperlukan melalui pendekatan multidisipliner yang melibatkan semua usaha, kecepatan, keahlian, modal, teknologi, manajemen informasi, dan sumber - sumber daya lain secara terpadu untuk melakukan perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia.[6]

b. Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja. Soedirman (1986) dan Tarwaka (1991) merici faktor - faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja secara umum. 1) Motivasi 2) Kedisiplinan 3) Keterampilan 4) Pendidikan[9] Produktivitas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 )∶ 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 /𝑗𝑎𝑚 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 4. Beban kerja

Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang dengan kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :

(36)

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah : 1) Tugas - tugas itu sendiri

Tugas-tugas yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti : stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja, cara angkat – angkut, beban yang diangkat – angkut, alat bantu kerja, sarana informasi termasuk displai dan kontrol, alur kerja, dll. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti : kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dll.

2) Organisasi

Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja sepetri : lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang, dll.

3) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang dapat memberika beban tambahan kepada pekerja adalah :

a. Lingkungan kerja fisik seperti : mikroklimat ( suhu udara ambient, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi ), intensitas penerangan, itensitas kebisingan, vibrasi mekanis, dan tekanan udara.

(37)

b. Lingkungan kerja kimiawi seperti : debu, gas-gas pecemar udara, uap logam, fume dalam udara, dll.

c. Lingkungan kerja biologis seperti : bakteri, virus dan parasit, jamur, serangga, dll.

d. Lingkungan kerja psikologis seperti : pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performasi kerja di tempat kerja.[8]

b. Faktor internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi :

1) Faktor somatis, meliputi : jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi, dan lain-lain.

2)

Faktor psikis, meliputi : motivasi, persepsi, kepercayaan,

keinginan, kepuasan, dan lain-lain.

[14]

5. Waktu kerja

Secara umum di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial ke masyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efesiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

(38)

Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu - waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas - batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum dimaksudkan untuk : a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan

kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.

b. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran.

c. Memberi kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.[7] 6. Hari Kerja

Jumlah kerja yang efisien untuk seminggu adalah antara 40-48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja. Sedangkan diantara waktu kerja harus disediakan waktu istirahat yang jumlahnya antara 15-30% dari seluruh waktu kerja. Apabila jam kerja melebihi dari ketentuan tersebut akan ditemukan hal-hal seperti penurunan kecepatan kerja, gangguan kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang kemampuannya akan berpuara kepada rendahnya tingkat produktivitas kerja.

Di Indonesia telah dikenal dengan sistem 6 hari kerja dan 5 hari kerja seminggu penerapan sistem kerja dengan 5 hari kerja sebetulnya sudah lama dikenalkan di Indonesia, terutama dikantor pemerintahan dan BUMN. Sedangkan untuk lingkungan perusahaan masalah sedikit yang menerapkannya. Sistem 5 hari kerja tersebut sebetulnya hanya mengadopsi sistem berat. Salah satu pertimbanganannya adalah agar

(39)

karyawan mempunyai waktu libur yang cukup sehingga kualitas hidup meningkat.[7]

7. Penetapan Waktu Longgar dan waktu Buka

Waktu normal elemen operasi kerja adalah semata - mata menujukan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesikan pekerjaan pada kecepatan atau tempo kerja yang normal. Dalam kenyataannya seorang operator tidak akan mampu bekerja terus-menerus sepanjang hari tanpa adanya intruksi sama sekali. Intruksi yang biasa dilakukan antara lain :

a. Kelonggaran waktu untuk keputusan personal (Personal Allow) Jumlah waktu longgar untuk keputusan personal dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas studi sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja. Untuk pekerjaan - pekerjaan yang relative ringan dimana operator bekerja selama 8 jam per hari tanpa jam istirahat yang resmi sekitar 2 sampai 5% (10 sampai 24 menit) setiap hari akan dipergunakan untuk kebutuhan yang bersifat personal.

b. Kelonggaran Waktu untuk Melepas Lelah (Fatique Allow)

Kelelahan fisik manusia bias disebabkan oleh beberapa pikiran banyak (lelah mental) dan fisik. Yang paling utama dilakukan adalah memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari, dan sekali pada siang hari menjelang sore hari, lama waktu periode istirahat tersebut berkisar antara 5 sampai 15 menit.

(40)

c. Kelonggaran waktu karena keterlambatan (Delay Allow)

Keterlambatan yang terlalu besar atau lama tidakkan dipertimbangkan sebagai dasar untuk menetapkan waktu buka.

Avoidable delay terdiri dari saat ke saat yang umumnya disebabkan oleh mesin, operator atau hal-hal diluar kontrol.

Dengan demikian waktu buka dari suatu pekerjaan sama dengan waktu normal keja dengan waktu longgar. Apabila ketiga jenis kelonggaran waktu tersebut diaplikasikan secara bersamaan untuk seluruh elemen kerja, maka hal ini bisa menyederhanakan perhitugan yang harus dilakukan untuk mempermudah waktu buka (standart time) untuk penyelesaian suatu oprasi kerja disini, normal time harus ditambahkan dengan allowance time ini sebagai waktu yang diberikan atau dilonggarkan untuk berbagai macam hal per hari kerja. Dengan demikian waktu buka tersebut dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus berikut : [14]

Standart time = normal time + (normal time x %allowance)

Atau

Standar time = normal time + 100%

100%−%𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒

8. Kapasitas Kerja

Agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian sebaik - baiknya yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatan dan peoduktivitas setinggi - tingginya, maka perlu ada keseimbangan dari faktor, yaitu a. Beban kerja

b. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja c. Kapasitas kerja

(41)

Kemajuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung kepada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-ukuran tubuh.[12]

9. Kelelahan Akibat Kerja

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan dikelarifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan trauma perasan pada otot / perasan nyeri pada otot. Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, serta kesehatan dan keadaan gizi.[7]

D. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen – elemen kerja dengan menggunakan jam henti (Stopwatch), yaitu :

1. Pengukuran waktu secara terus – menerus (Continous timing)

Pada pengukuran waktu secara terus – menerus pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama kali dimulai dan membiarkan jarum petunjuk stopwatch berjalan secara terus – menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung.

(42)

2. Pengukuran waktu secara berulang – ulang (Repetitive timing)

Pada pengukuran waktu secara berulan – ulang jarum stopwatch

akan selalu dikembalikan lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang diukur. Setelah dilihat dan dicatat waktu kerja diukur kemudian tombol ditekan lagi dan segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya.

3. Pengukuran waktu secara penjumlahan (Accumulative timing)

Pada pengukuran waktu secara penjumlahan menggunakan dua atau lebih stopwatch. Apabila stopwatch pertama dijalankan, maka stopwatch

kedua berhenti, apabila elemen kerja sudah berakhir maka tuas ditekan agar menghentikan gerakan jarum dari stopwatch pertama dan menggerakan stopwatch kedua untuk mengukur elemen kerja berikutnya, selanjutnya pengamat bisa mencatat data waktu yang diukur oleh

stopwatch pertama.[14]

E. Times Series Data/Trend Data (Analisa Deret Berkala)

Pengertian analisa deret berkala adalah analisa variasi variabel dari waktu ke waktu dalam bentuk - bentuk angka indeks. Analisa deret berkala

(Times Series Data / Trend Data ) merupakan suatu metode analisa yang ditunjukan untuk melakukan suatu estimasi meupun peramalan pada masa mendatang. Dalam analisa time series dapat digolongkan menjadi analisa jangka pendek dan panjang. Apabila analisa yang dipakai jangka pendek maka ada kecenderungan model analisanya merupakan analisa time series sedangkan analisa jangka panjang analisa garis linear.

(43)

Dalam analisa deret berkala, metode yang paling sering digunakan untuk menentukan persamaan trend adalah metode kuadrat kecil. Persamaan garis yang kita cari berbentuk Y=a+bx, dimana:

Y : nilai variabel Y pada suatu waktu tertentu.

a : pemotongan antara garis trend dengan sumbu tegak (Y) a=nilai Y, jika x=0

b : kemiringan garis trend, besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel X.

x : periode waktu deret berkala.

Pada metode kuadrat terkecil langkah - langkah yang digunakan adalah: 1. Menyusun data sesuai dengan urutan tahunnya.

2. Menentukan tahun yang terletak di tengah-tengah tahun.

3. Hitung nilai xy dan x2 kemudian cari jumlah Y, jumlah xy dan jumlah x2 4. Mencari harga a dengan rumus

i. a = Σ𝑌 𝑛

ii. Dan harga b dengan rumus iii. b = ΣΣx𝑌

𝑥2

5. Memasukan nilai a dan b ke persamaan trend Y=a+bx

6. Untuk meramalkan pada tahun yang akan datang maka lanjutkanlah bilangan atau kode tahun yang telah dilihat, sampai pada kode tahun yang akan diramalkan.[5]

(44)

F. Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan Menggunakan Metode WISN

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini adalah mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

Langkah- langkah metodologi WISN :

1. Memilih Kategori Staf Untuk Pengembangan WISN

Metodologi WISN dapat digunakan untuk menghitung susunan kepegawaian yang dibutuhkan bagi seluruh kategori staf disemua jenis fasilitas kesehatan, tetapi perlu ditetapkan prioritas bagian mana yang akan digunakan dalam mengembangkan WISN.

Setiap kategori staf memiliki kegiatan pokok dimana kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan standar operasional (SOP) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan / medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.[19]

2. Menghitung Waktu Kerja Tersedia

Menghitung waktu kerja tersedia adalah menentukan banyaknya waktu yang dimiliki seorang tenaga kesehatan dalam suatu kategori staf tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Petugas berhak atas cuti tahunan, libur nasional dan izin untuk keperluan pribadi termasuk izin sakit. Waktu kerja yang tersedia dapat dinyatakan sebagai hari atau jam dalam setahun.

(45)

Untuk menghitung WKT (Waktu Kerja Tersedia) berikut adalah rumus yang memperlihatkan perhitungan matematisnya :

Dalam rumus ini:

K adalah jumlah hari kerja yang mungkin dalam setahun L adalah jumlah hari libur nasional dalam setahun

M adalah jumlah hari cuti tahunan (termasuk cuti bersama) dalam setahun

P adalah jumlah hari tidak masuk karena sakit, pelatihan atau alasan lainnya dalam setahun

R adalah jumlah jam kerja dalam sehari

Jumlah hari kerja yang tersedia dalam 1 tahun (K) dapat diperoleh dengan menghitung jumlah minggu dalam 1 tahun dikalikan jumlah hari kerja. Terdapat 2 kategori kemungkinan hari kerja dalam 1 tahun yaitu :

[19]

Tabel 2.1

Jumlah Kemungkinan Hari Kerja dalam 1 tahun

Kategori tenaga kesehatan Jumlah minggu dalam 1 tahun Jumlah hari kerja dalam seminggu

Jumlah hari kerja yang mungkin dalam 1 tahun

A 52 6 52 x 6 = 312 B 52 5 52 x 5 = 260

3. Rata - rata waktu kerja

Rata - tata waktu adalah salah satu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing - masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan perasarana medik yang tersedia

(46)

kopetensi SDM. Agar diperoleh data rata - rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik.[15]

4. Standar beban kerja

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing - masing kategori SDM utamanya, yaitu :

a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil yang telah ditetapkan pada langkah kedua.

b. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.

c. Rata - rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap katagori SDM untuk melaksanakan / menyelenggarakan berbagai pelayanan RS.

d. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.

Beban kerja masing - masing kegiatan SDM di tiap unit kerja RS adalah meliputi :

a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing - masing kegiatan SDM.

b. Rata - rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.

c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kegiatan SDM, adapun rumus perhitungan standar beban kerja yaitu :[15]

Standar beban kerja =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

(47)

5. Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan atau medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.[15]

6. Menghitung Faktor – Faktor Kelonggaran

Tenaga kesehatan juga diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan penting lainnya yang datanya tidak direkam dalam statistik tahunan. Waktu yang dihabiskan oleh semua atau beberapa tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan ini akan digunakan untuk menghitung jumlah keseluruhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan dalam langkah berikutnya dari metodologi WISN dengan mengubah Standar Kelonggaran yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi Faktor - faktor Kelonggaran Kategori atau Individu.

Faktor Kelonggaran Kategori digunakan sebagai pengali dalam penentuan jumlah keseluruhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada langkah WISN berikutnya. FKK dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Ubahlah Standar Kelonggaran Kategori dari setiap kegiatan penunjang yang penting menjadi persentase waktu kerja

b. Jumlahkan semua Standar Kelonggaran Kategori tersebut

c. Gunakan rumus matematik dibawah ini untuk mendapatkan FKK dari jumlah persentase diatas

Faktor Kelonggaran Individu memperhitungkan waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan - kegiatan tambahan. FKI menghitung berapa

(48)

petugas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan - kegiatan ini secara “setara purna waktu” (whole time equivalent, WTE). FKI baru ditambahkan dalam perhitungan akhir dari keseluruhan kebutuhan staf. Perhitungannya sebagi berikut:

a. Kalikan masing - masing Standar Kelonggaran Individu dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut

b. Jumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas

c. Bagilah hasil tersebut dengan Waktu Kerja Tersedia (WKT)[19] 7. Kuantitas kegiatan pokok

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan ditiap unit kerja rumah sakit selama kurun waktu satu tahun. Kuantitas kegiatan pelayanan instalasi rawat jalan dapat diperoleh dari laporan kegiatan rumah sakit (SP2RS), untuk mendapatkan atau kegiatan tindakan medik yang dilaksanakan di tiap poli rawat jalan perlu dilengkapi data dari buku register yang tersedia di setiap poli rawat jalan.

Kuantitas kegiatan pokok = volume kegiatan x hari efektif per tahun 8. Perhitungan kebutuhan SDM di Rumah Sakit

Dari data kegitan yang telah diperoleh, standar beban kerja dan standar kelonggaran merupakan standar data untuk perhitungan kebutuhan SDM di setiap instalasi dan unit kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan SDM = Kualitas kegiatan pokok per tahun

(49)

G. Metode Sederhana Untuk Menetapkan Jumlah Pengamatan

Prosedur untuk membuat estimasi mengenai jumlah pengamatan yang harus dilaksanakan :

1. Laksanakan pengamatan / pengaturan awal dengan ketentuan :

a. 10x pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung sekitar 2 menit / kurang.

b. 5x pengamatan untuk kegiatan berlangsung lebih besar dari 2 menit.

2. Tentukan nilai range yaitu perbedaan nilai terbesar (H) dan nilai terkecil, (L) dari hasil pengamatan yang diperoleh.

3. Tentukan harga rata - rata (average) yaitu x yang merupakan jumlah hasil waktu pengamatan dibagi dengan banyaknya pengamatan (N). Harga N disini berkisar antara 1/10 pengamatan. Harga rata - rata didekati dengan cara menjumlahkan nilai data yang tertinggi dan data terendah dan dibagi 2 / dengan formulasi (HL)/2.

4. Tentukan nilai range dibagi rata - rata (R/X)

5. Tentukan jumlah pengamatan yang diperlukan atau seharusnya dilaksanakan dengan tabel ( 95 % convidence level dan 5% degree accuracy untuk 90% convidence level dan 10% degree accuracy maka N ditemukan dibagi 4).

6. Apabila harga (R/X) tidak bisa dijumpai seperti tertera didalam tabel, maka diambil data yang paling mendekati.[5]

(50)

Tabel 2.2 Jumlah pengamatan yang diperlukan (N’)

Untuk 95% convidence level dan 5% degree of accuracy (precision) R/X Data Sampel Dari R/X Data Sampel Dari R/X Data Sampel Dari 5 10 5 10 5 10 0.1 3 2 0.42 52 30 0.74 162 93 0.12 4 2 0.44 57 33 0.76 171 98 0.14 6 3 0.46 63 36 0.78 180 103 0.16 8 4 0.48 68 39 0.80 190 108 0.18 10 6 0.50 74 42 0.82 199 113 0.20 12 7 0.52 80 46 0.84 209 119 0.22 14 8 0.54 86 49 0.86 218 125 0.24 17 10 0.56 93 53 0.88 229 131 0.26 20 11 0.58 100 57 0.90 239 138 0.28 23 13 0.60 107 61 0.92 250 143 0.30 27 15 0.62 114 65 0.94 261 149 0.32 30 17 0.64 121 69 0.96 273 156 0.34 34 20 0.66 129 74 0.98 284 162 0.36 38 22 0.68 137 78 100 296 169 0.38 43 24 0.70 145 83 0.40 47 27 0.72 153 88

H. Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan didefinisikan dalam banyak pengertian. Penyebab umumnya adalah karena mutu pelayanan tersebut bersifat multi-dimensional, tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing – masing. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang :

1. Bagai pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer)

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada ketanggapan petunggas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas

(51)

serta keramah – tamahan petugas dalam melayani pasien, dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita pasien.

2. Bagi penyelenggara kesehatan (health provider)

Pelayanan kesehatan lebih terkait pada kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran mutakhir (medical science and technologi) serta adanya otonomi profesi atau kebebasan untuk melakukan segala sesuatu secara professional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan.

3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan (health financing)

Pelayanan kesehatan lebih terkait pada efisiensi pemakai sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan atau kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi kerugian penyandang dana pelayanan kesehatan.

Untuk mengetahui perbedaan dimensi ini, disepakati dalam membicarakan ini seyogyanya pedoman yang dipakai adalah hakekat dasar dari diselenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan pada pemakaian jasa pelayanan kesehatan ( health needs and demands ), sedemikian rupa sehingga kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut dapat tetap terpelihara.

Bertitik tolak hakikat dasar ini, disepakati pembicaraan tentang mutu pelayanan seyogyanya dikaitkan dengan kehendak unuk memenuhi kebutuhan seta tuntutan para pemakai jasa pelayanan tersebut. Mutu pelayanan, demikian dirumuskan, menunjukan pada tingkat

(52)

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien. Makin sempurna pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut, makin baik pula pelayanan kesehatan.[17]

(53)

I. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : 5, 6, 7, 12, 15, 17, dan 18

Standar kegiatan / SOP

Kapasitas Kerja - Keterampilan - Umur - Pendidikan - Jenis kelamin - Lama kerja Kuantitas Kegiatan

Pokok Per Tahun - Job Description - Jumlah Hari

Kerja Per Tahun - kegiatan

Standar Beban Kerja Per Tahun

- Waktu Buka

- Jam Kerja Per Tahun - Waktu Kerja Perkegiatan - PFD

Kebutuhan tenaga kerja tempat pendaftaran

pasien rawat jalan berasarkan beban kerja

di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

Tahun 2014

Beban kerja WISN : 1. Standar beban kerja 2. Kuantitas kegiatan

pokok per tahun 3. Standar kelonggaran 4. Waktu kerja terendiri

a. Hari kerja b. Cuti tahunan c. Pendidikan dan pelatihan d. Hari libur nasional e. Ketidak hadiran kerja f. Waktu kerja Kelelahan Mutu Pelayanan RS Produktivitas

(54)

J. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber : 5, 15, dan 18

Kebutuhan tenaga kerja tempat pendaftaran pasien rawat jalan berasarkan beban kerja di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo Tahun 2014

Beban kerja WISN : 1. Standar beban kerja 2. Kuantitas kegiatan

pokok per tahun 3. Standar kelonggaran 4. Waktu kerja terendiri

a. Hari kerja b. Cuti tahunan c. Pendidikan dan

pelatihan

d. Hari libur nasional e. Ketidak hadiran

kerja

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis keadaan yang diperoleh dari hasil pengamatan di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara dengan melakukan pengukuran dan penghitungan data secara langsung. Pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional yaitu suatu data yang diperoleh pada suatu saat atau periode tertentu.[9]

B. Identifikasi Variabel

1. Standar beban kerja

2. Kuantitas kegiatan pokok per tahun 3. Standar kelonggaran

4. Waktu kerja tersendiri 5. Kebutuhan tenaga kerja

C. Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Oprasional

No Variabel Definisi Operasional

1 Standar beban kerja

Jumlah beban kerja selama satu tahun per kategori sumber daya manusia, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛

(56)

efektif satu tahun dikali jumlah jam satu hari kemudian di kalikan 60 menit.

b. Waktu kerja per kegiatan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan ditambah PFD yaitu kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal untuk melepas lelah dan untuk keterlambatan.

2 Kuantitas kegiatan pokok per tahun

Kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh petugas TPPRJ dalam satu hari sesuai dengan SOP. Diperoleh dari volume kegiatan dikalikan dengan hari kerja efektif per tahun.

volume kegiatan x hari kerja efektif per tahun a. Volume kegiatan yaitu beban kerja di TPPRJ

b. Hari kerja efektif per tahun yaitu jumlah hari kerja seelama satu tahun dikurangi dengan cuti per tahun, pendidikan, dan pelatihan, hari libur nasional dan ketidak hadiran kerja.

3 Standar kelonggaran

Jenis kegiatan dan kebutuhan waktu penyelesaian suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok / pelayanan.

Standar kelonggaran = Rata −Rata Waktu Per −Faktor Kelonggaran Waktu Kerja Tersendiri

4 Waktu kerja tersedia

Merupakan jumlah hari kerja dikurangi cuti tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional dan ketidak hadiran kerja dikalikan waktu kerja selama kurun waktu satu tahun.

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 = { 𝐾 − 𝐿 + 𝑀 + 𝑃) x 𝑅

Keterangan : K = Hari Kerja L = Cuti Tahunan M = Hari Libur Nasional

P = Pendidikan, Pelatihan dan ketidak Hadiran Kerja R = Waktu Kerja

(57)

5 Kebutuhan tenaga kerja

Work Load Indicator Staff Need (WISN) adalah metode perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh tiap kategori sumber daya manusia pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan

Kualitas kegiatan pokok per tahun Standar beban kerja per tahun

a. Kuantitas kegiatan pokok per tahun, yaitu beban kerja petugas TPPRJ dalam satu tahun.

b. Standar beban kerja per tahun, yaitu beban kerja dalam satu tahun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan di bagian TPPRJ

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian : petugas yang terkait dengan TPPRJ yaitu 6 orang petugas.

2. Objek Penelitian : data kunjungan pasien dalam satu tahun di TPPRJ.

E. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh data kunjungan pasien rawat jalan di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo tahun 2013 sebanyak 105215 kunjungan dan sampel sebanyak 100 data kunjungan diambil menggunakan metode penentuan sampel Stratified Random Sampling.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑑)2 Keterangan:

(58)

N = besarnya populasi

d = tingkat penyimpangan terhadap populasi, derajat ketetapan yang di inginkan adalah 10% atau 0,1 sehingga, jumlah sampel :

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁(𝑑)2 = 105215 1 + 105215(0.1)2 = 105215 1 + 1052.15 = 105215 1053.15 = 99.91 100 sampel

Cara penentuan sampel yaitu dengan stratified Random Sampling dengan langkah sebagai berikut:

1. Susun kerangka sampling

2. Bagi kerangka sampling ke dalam strata yang dikehendaki 3. Tentukan jumlah sampel secara keseluruhan

4. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum 5. Pilih sampel dalam setiap stratum secara acak.

Tabel 3.2

Penarikan Sampel Berstrata Proporsional

Stratum Kunjungan Jumlah

kunjungan Presentase dari total Jumlah sampel per stratum 1 Kunjungan pasien baru 35.356 33.60 = 34 34 (34%x100) 2 Kunjungan pasien lama 69.859 66.39 = 66 66 (66%x100) Jumalah Total 105215 100 100

Gambar

Tabel 2.2 Jumlah pengamatan yang diperlukan (N’)
Gambar 2.1 Kerangka Teori  Sumber : 5, 6, 7, 12, 15, 17, dan 18
Tabel 3.1  Definisi Oprasional

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Oleh karena itu saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Sri Hartati, mahasiswi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program studi DIII Rekam Medis dan

Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari program studi DIII RMIK.

Kategori SDM yang akan dihitung kebutuhan tenaganya adalah staf di di Unit Rekam medis RSIA Siti Hawa sebagai penyedia pelayanan kesehatan dari program jaminan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Airan Raya memiliki 3 orang petugas di unit rekam medis rawat jalan dan dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga rekam medis

Dari hasil perhitungan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diperlukan penambahan 1 orang lagi di unit rekam medis Klinik Medika Tanjungsari agar tercapainya pelayanan