MITIGASI BENCANA
GEMPABUMI
Dr. H. Kirbani Sri Brotopuspito
Pusat Studi Bencana
Universitas Gadjah Mada
BENCANA
GEMPABUMI
• Apakah gempabumi itu ?
Gempabumi adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Seketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang ini menjalar menjauhifokuspusat terjadinya gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak, tergantung pada kekuatan sumber, jarak episenter, dan kedalaman fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangunan itu berdiri.
-
Normal Fault
Macam-macam patahan / fault
-
Thrust / Reverse Fault
-
Lateral Fault / Strike Slip
P • T T T • P P
SURVEI DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN
BENCANA GEMPABUMI
• Dimanakah gempabumi terjadi ?
Gempabumi dapat terjadi dimanapun di bumi ini, tetapi umumnya gempabumi terjadi di sekitar batas lempeng tektonik yang disekitarnya terdapat banyak sesar / patahan aktif.
Titik tertentu di sepanjang sesar yang merupakan sumber dan tempat dimulainya gempa disebut fokus atau hyposenter dan titik di permukaan bumi yang tepat di atasnya disebutepisenter.
SURVEI DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN
BENCANA GEMPABUMI
• Lapisan
litosfir
bumi terdiri atas
lempeng-lempeng tektonik
yang kaku dan terapung di
atas batuan yang relatif tidak kaku. Daerah
pertemuan dua lempeng atau lebih kita sebut
sebagai plate margin atau batas lempeng. Di
sekitar daerah tersebut, biasanya terdapat
banyak
sesar aktif
yang berpotensi sebagai
sumber gempabumi.
SURVEI DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN
BENCANA GEMPABUMI
• Kapan gempabumi terjadi ?
Gempabumi dapat terjadi kapan saja, tanpa
mengenal musim. Sampai dengan saat ini para
ahli gempabumi (seismologist) belum dapat
meramalkan secara tepat kapan terjadinya
gempabumi.
SURVEI DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN
BENCANA GEMPABUMI
• Siapa yang mempelajari gempabumi ?
• Seismologist
adalah ilmuwan yang mempelajari
gempabumi. Mereka menggunakan peralatan
yang disebut
seismograf
untuk mencatat
gerakan tanah dan mengukur besar / kekuatan
suatu gempa.
SURVEI DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN
BENCANA GEMPABUMI
• Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi mencatat / merekam , dan menggambarnya dalam bentuk
seismogram.
• Gelombang seismik, atau getaran, yang terjadi selama
gempabumi terjadi, tergambar sebagai garis
bergelombang seismogram.
• Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung
besaran gempa. Seismologist menggunakan skala
Richter untuk menggambarkan kekuatan magnitudo /
energi sumber gempabumi, dan skala Mercalli untuk menunjukkan kekuatan intensitas gempabumi atau pengaruh / akibat gempabumi terhadap tanah, gedung dan manusia.
SKALA MAGNITUDO / ENERGI
GEMPABUMI – SKALA RICHTER
• Ms = log A + 1.656 log D + 1.818 • Ms SKALA RICHTER
• A Amplitudo getaran tanah dalam micron • D Jarak stasion seimpograf ke episenter
dalam derajat (360derajat = 40 000 km) • Perbedaan 1 SKALA RICHTER artinya energi sumber
gempa bumi berlipat 30 X
• Perbedaan 4 SKALA RICHTER artinya energi sumber
gempa bumi berlipat 30 X 30 X 30 X 30 = 810 000 X
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI MODIFIED
MERCALLY INTENSITY
MMI (KUALITATIF) PGA (KUANTITATIF)
INTENSITAS dan KETERANGANnya:
I. Getaran tidak dirasakan kecuali dalam
keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang,
benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah,
terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI
-MODIFIED MERCALLY INTENSITY
(MMI)
IV.Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa orang terbangun, gerabah pecah, jendela/pintu gemerincing dan dinding berbunyi.
V.Getaran dirasakan oleh hampir semua
penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, jendela dan sbb pecah,
barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan lain-lain barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI
-MODIFIED MERCALLY INTENSITY
(MMI)
VI.Getaran dirasakan oleh semua penduduk kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII.Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik sedangkan pada bangunan dengan kontruksi kurang baik terjadi retak-retak kemudian cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI
-MODIFIED MERCALLY INTENSITY
(MMI)
VIII.Kerusakan ringan pada bangunan dengan kontruksi yang kuat. Retak-retak pada
bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX.Kerusakan pada bangunan yang kuat rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus banyak retak-retak pada bangunan yang kuat. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI
-MODIFIED MERCALLY INTENSITY
(MMI)
X.Bangunan dari kayu yang kuat rusak; rangka-rangka rumah lepas dari pondamennya; tanah terbelah; rel melengkung; tanah
longsor ditiap-tiap sungai dan ditanah-tanah yang curam.
XI.Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali; tanah terbelah; rel melengkung sekali.
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI
-MODIFIED MERCALLY INTENSITY
(MMI)
XII. Hancur sama sekali. Gelombang
tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap.
Benda-benda terlempar ke udara.
GEMPABUMI BENCANA
TSUNAMI
• TSUNAMI adalah gelombang laut pasang akibatterjadinya gempabumi di dasar laut dengan
kekuatan yang cukup besar (M>5), dapat juga akibat letusan gunungapi di laut (Krakatau 1883), dan longsoran tebing di pantai laut / danau
• TSUNAMI pada umumnya diakibatkan oleh
mekanisme sesar naik dan sesar turun, sedangkan sesar geser sangat jarang mengakibatkan
terjadinya tsunami
• Berasal dari Bahasa Jepang
MITIGASI BENCANA
GEMPABUMI DAN TSUNAMI
• PADA UMUMNYA BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI
TERJADI DALAM WAKTU YANG RELATIF PENDEK, DALAM KAWASAN YANG RELATIF TIDAK TERLALU LUAS, TETAPI AKIBATNYA DAPAT SANGAT FATAL
• SEHINGGA DIPERLUKAN SISTEM PENGELOLAAN YANG
CERDAS UNTUK DAPAT MEMITIGASINYA
SURVEI DAN PEMETAAN
PEMANTAUAN KONTINU & PERINGATAN DINI
ANALISIS KOMPREHENSIF
KEPUTUSAN TINDAKAN TEPAT (MATRIKS)
EVALUASI UNTUK PERBAIKAN
SURVEI DAN PEMETAAN
BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI
PENGUMPULAN DATA GEMPABUMI DAN TSUNAMI:
LOKASI (LINTANG, BUJUR, DAN KEDALAMAN) GEMPABUMI
MAGNITUDO GEMPABUMI
JENIS SESAR/PATAHAN PENYEBAB TERJADINYA GEMPABUMI
PEMBUATAN PETA SEISMITAS
CONTOH MATRIKS
BENCANA vs TINDAKAN
BENCANA TINGKAT I BENCANA TINGKAT II BENCANA TINGKAT III BENCANA TINGKAT IV BENCANA >< TINDAKAN MUBAZIR MUBAZIR 1/2 MUBAZIR 1/4 TEPAT TINDAKAN TINGKAT IV MUBAZIR 1/2 MUBAZIR 1/4 TEPAT 1/4 FATAL TINDAKAN TINGKAT III MUBAZIR 1/4 TEPAT 1/4 FATAL 1/2 FATAL TINDAKAN TINGKAT II TEPAT 1/4 FATAL 1/2 FATAL FATAL TINDAKAN TINGKAT IISIAN MATRIKS
BENCANA GEMPABUMI vs TINDAKAN
• Bencana I
: Gempabumi kecil
• Bencana II
: Gempabumi sedang
• Bencana III
: Gempabumi besar
• Bencana IV
: Gempabumi sangat besar
(catastrophic)
• Tindakan I
: Tidak ada tindakan apa-apa
• Tindakan II
: Peringatan untuk Waspada
• Tindakan III
: Evakuasi Sementara
• Tindakan IV
: Evakuasi Permanen / Penataan Ulang
ISIAN MATRIKS
BENCANA TSUNAMI vs TINDAKAN
• Bencana I
: Tsunami kecil
• Bencana II
: Tsunami sedang
• Bencana III
: Tsunami besar
• Bencana IV
: Tsunami sangat besar
(catastrophic)
• Tindakan I
: Tidak ada tindakan apa-apa
• Tindakan II
: Peringatan untuk Waspada
• Tindakan III
: Evakuasi Sementara
• Tindakan IV
: Evakuasi Permanen / Penataan Ulang
PERCEPATAN GETARAN TANAH
MAKSIMUM (
PGA
) AKIBAT GEMPABUMI
KIRBANI SRI BROTOPUSPITO LABORATORIUM GEOFISIKA FMIPA UGM
kirbani@ugm.ac.iddan kirbani@yahoo.com
Definisi
• Peak Ground Acceleration (PGA), Percepatan Getaran Tanah Maksimum akibat gembabumi adalah:
Percepatan getaran tanah maksimum yang terjadi
pada suatu titik pada posisi tertentu dalam suatu kawasan yang dihitung dari akibat semua gempabumi yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan memperhatikan besar magnitudo dan jarak
hiposenternya, serta periode dominan tanah di mana
Makin lama kurun waktu makin tinggi
PGA
• Gempabumi dengan magnitudo skala richter besar hanya terjadi dalam kurun waktu yang lama
• Makin vital bangunan harus dibangun dengan daya tahan yang mampu terhadap PGA yang tinggi ini juga berarti harus
memperhitungkan kejadian gempabumi dengan magnitudo skala richter besar yang terjadi dalam kurun waktu yang lama.
• Misalnya PLTN harus dibangun dengan memperhatikan kejadian luarbiasa dalam kurun waktu 1000 000 tahun.
PGA MMI
IMM = 3,66 log (PGA) – 1,66IMM = Intensitas Getaran Tanah dalam
(dalam skala MMI)
PGA = Peak Ground Acceleration
(dalam gal)
PGA 10 gal II MMI PGA 100 gal V MMI PGA 400 gal VII MMI PGA 650 gal VIII MMI
RUMUS PGA
McGuire (1974 dalam Lomnitz and Rosenblueth, 1976; and 1993, Fauzi, 2000)
PGA = b1 [10 ^ b2Ms] [{R + 25} ^ (-b3)]
Di mana:
PGA = Peak Ground Acceleration dalam gal b1 = 472.3 tetapan empiris 1
b2 = 0.278 tetapan empiris 2 b3 = 1.301 tetapan empiris 3 Ms = magnitudo gelombang permukaan
= -8.545 + 1.201 mb (Thenhaus et al, 1993) Mb = magnitudo gelombang badan
R = jarak hypocenter ke titik pengamat
Percepatan Getaran Tanah Maksimum (dalam g) akibat gempabumi di Indonesia dalam kurun waktu 500 tahun
menurut SNI1726-2001 16o 14o 12o 10o 8o 6o 4o 2o 0o 2o 4o 6o 8o 10o 16o 14o 12o 10o 8o 6o 4o 2o 0o 2o 4o 6o 8o 10o 94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120o 122o 124o 126o 128o 130o 132o 134o 136o 138o 140o 94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120o 122o 124o 126o 128o 130o 132o 134o 136o 138o 140o Banda Aceh Padang Bengkulu Jambi Palangkaraya Samarinda Banjarmasin Palembang Bandarlampung Jakarta Sukabumi Bandung Garut Semarang Tasikmalaya Solo Blitar Malang
BanyuwangiDenpasarMataram
Kupang Surabaya Jogjakarta Cilacap Makasar Kendari Palu Tual Sorong Ambon Manokwari Merauke Biak Jayapura Ternate Manado Pekanbaru : 0,03 g : 0,10 g : 0,15 g : 0,20 g : 0,25 g : 0,30 g Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 5 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 4 2 5 3 6 080 Kilometer 200 400
Percepatan Getaran Tanah Maksimum (dalam gal) akibat gempabumi di Indonesia dalam kurun waktu 500 tahun menurut BMG
yang dihitung dengan Metode Mc Guire (Fauzi 2001)
Percepatan Getaran Tanah Maksimum (dalam m/s2) akibat gempabumi di sekitar P. Jawa
RUMUS PGA
Kanai 1966 dalam Kirbani dkk. 2006
PGA = b1 [10 ^ (b2Ms-1.66+(3.6/R)logR-1.67+1.83/R)]
Di mana:
PGA = Peak Ground Acceleration dalam gal b1 = 5/(T^0.5)
T = periode dominan tanah b2 = 0.61
Ms = magnitudo gelombang permukaan
= -8.545 + 1.201 mb (Thenhaus et al, 1993) Mb = magnitudo gelombang badan
R = jarak hypocenter ke titik pengamat
Percepatan Getaran Tanah Maksimum (dalam gal) akibat gempabumi di sekitar DIY dalam tahun 1943-2006 menurut Kirbani dkk. 2006 yang dihitung dengan metode Kanai
Zona Intensitas
Intensitas Getaran Tanah Maksimum (dalam MMI) akibat
gempabumi di sekitar DIY dalam tahun 1943-2006 menurut Kirbani dkk. 2006 yang dihitung dengan metode Kanai
Percepatan Getaran Tanah Maksimum (dalam m/s2) akibat gempabumi di sekitar
Model lapisan sedimen Sungai Opak yang dipakai untuk menghitung Percepatan Getaran Tanah Maksimum oleh Walter dkk., 2006.
Model lapisan sedimen dan basemen di bawah Yogyakarta (Kirbani dkk., 2007) yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas penghitungan Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan pemahaman mekanisme main dan aftershocks gempabumi 26 Mei 2006.
Pustaka:
• Fauzi, 2001, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Peta Bencana Alam di Indonesia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Indonesia. www.bmg.go.id
• Kirbani Sri Brotopuspito, Tiar Prasetya, Ferry Markus Widigdo, 2006, Percepatan Getaran Tanah Maksimum Daerah Istimewa Yogyakarta 1943-2006, Jurnal Geofisika v.1/2006, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI).
• Kirbani Sri Brotopuspito, Agus Tri Hantoro, Anton Hilman Saputra, Boris Tanesia, dan Mochamad Nukman, 2007, Rekonstruksi Basemen dan Diskontinuitas Mohorovocic di bawah Daerah Istimewa Yogyakarta dari Penjalaran Gelombang P Gempabumi di sekitarnya, makalah diusulkan untuk terbit dalam Jurnal Geofisika 2007, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI).
• SNI 1726-2002, STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Republik
Indonesia, April 2002.
• USGS 2006, USGS Earthquake Hazards Program Seismic Hazard Map JAVA, INDONESIA.htm
• Walter, T.R., B.G. Luehr, R. Wang, M. Sobiesiak, H. Grosser, H.U. Wetzel, C. Milkereit, J. Zschau, J. Wassermann, P.J. Prih Harjadi, and Kirbani Sri Brotopuspito, 2006, A city built on jello: First results of the Earthquake Task Force in the disaster area of the 26 May 2006 Java earthquake, paper submitted to the Geophysical Research Letter.