• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) Sahuri*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) Sahuri*"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

Sahuri*

*Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja STIKes BINAWAN Jl.Kalibata Raya No 25-30 Jakarta 13630

Email Korespodensi: sahuri@binawan-ihs.ac.id ABSTRAK

Latar Belakang: Gangguan sistim musculoskeletal (MSDs) merupakan penyebab utama ketidakhadiran pekerja di Amerika Serikat. Sektor industri swasta 75% dari 135 juta pekerja melaporkan 7 juta kasus dan 5 sampai 6 juta kasus pekerja sakit punggung per tahun di seluruh penduduk AS. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar pengaruh faktor individu dan faktor pekerjaan terhadap terjadinya musculoskeletal disorders(MSDs) pada divisi service forklift PT. Bumen Citra Mandiri Bekasi tahun 2013. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan wawancara yaitu penyebaran kuesionerkepada responden yaitu karyawan di Divisi Service forklift PT. Bumen Citra Mandiri yang jumlah keseluruhan 46 pekerja dan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling.Hasil:berdasarkan alat pemroses data menunjukan bahwa factor individu seperti usia, lama kerja, lama jam tidur dan olah raga, hanya periode lamanya waktu kerja yang berpengaruh terhadap terjadinya keluhan –keluhan MSDs. Tiga factor lainnya usia, lamanya waktu tidur dan berolah raga tidak berpengaruh dan faktor pekerjaan seperti postur, beban, frekuensi, durasi, dan getaran sangat berpengaruh terhadap MSDs. Diskusi :dengan diketahuinya bahwa postur, beban, frekuensi, durasi, dan getaran serta lamanya waktu kerja sangat berpengaruh terhadap MSDs maka perlu dilakukan program-program khusus tentang pencegahan MSDs, penyakit akibat kerja untuk tenaga kerja Divisi Service PT. Bumen Citra .

Kata kunci: MSDs, faktor individu, faktor pekerja

THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL AND OCCUPATIONAL FACTORS TO THE OCCURRENCE OF MUSCULOSKELETAL DISORDERS

ABSTRACT

Background: Musculoskeletal Disorders is the main cause of workers’ absence in USA. 75% of

135 million employees of private industry sector reports that there has been 7 million cases and 5 upto 6 million cases is about backpain experienced by workers all over America annually. The aim of this study is to determine how much is the influence of Individual and Occupational factors to the occurrence of Musculoskeletal Disorders in the service division of forklift PT. Bumen Citra Mandiri Bekasi 2013. Method:This study uses quantitative analysis . The method of collecting data is interviewing the respondens by giving questionare. The respondents are all the workers at forklift Service division PT. Bumen Citra Mandiri, with the overall number of workers 46, and all of them are total sampling. Results: The results of data processing show that the individual factors such as age , period of employment , hours of exercise and sleep , only period of employment influences the occurrence of MSDs complaints . While the other three factors , namely individual factors of age , exercise and sleep hours do not show an influence to the occurrence of MSDs complaints . Occupational factor consists of posture , load , frequency , duration , and vibration. show the influence to the occurrence of MSDs complaints . Discussion: knowing that postur, the burden of job, frequency, duration of work, vibration and the periode of work are very significant to the occurance of MSDs sot the management of PT. Bumen Citra Mandiri needs to apply specific programs to avoid the MSDs,.

(2)

PENDAHULUAN

Aktivitas Manual Material Handling yang tidak tepat dapat menyebabkan kerugian bahkan kecelakaan kerja pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah Musculoskeletal disorders. Keluhan musculoskeletal disorders adalah keluhan pada otot –otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Dalam kegiatan usahanya yaitu bagian servis forklift PT.Bumen Citra Mandiri banyak melakukan kegiatan bongkar pasang komponen-komponen berat dan kegiatan penyimpanan spareparts ke rak-rak penyimpanan di gudang.Masalah utama

dalam kegiatan usahannya adalah

bergeraknya forklift atau material komponen –komponen spareparts untuk keperluan sales, servis dan rental. Hal ini terlihat sejak forklift dan komponen material spareparts diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya persediaan tersebut diteruskan untuk disimpan di gudang

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan musculoskeletal disorders masih ada sekalipun dalam dua dekade terakhir pengetahuan tentang penyakit akibat kerja dan pengendalian risiko berkembang cepat namun gangguan MSDs masih sering terjadi.

Gambar 1. Model Faktor Kontributor

Penyebab Musculoskeletal Disorders

(MSDs)

Dari gambar tersebut tampak bahwa faktor karakteristik umum dan faktor

Karakteristik pekerjaan merupakan factor

determinan terhadap terjadinya

Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Divisi Service Forklift PT. Bumen Citra

Mandiri.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar pengaruh faktor individu dan faktor

pekerjaan terhadap terjadinya

musculoskeletal disorders(MSDs) pada divisi service forklift PT. Bumen Citra Mandiri Bekasi tahun 2013.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

wawancara yaitu penyebaran

kuesionerkepada responden yaitu karyawan di Divisi Service forklift PT. Bumen Citra Mandiri yang jumlah keseluruhan 46 pekerja dan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling.Analisa data dengan menggunakan analisa univariate dan bivariate. Analisa bivariate dengan menggunakan Uji Chi Square dan Fisher’s

Exact Test.

HASIL

Analisa Univariat Karakteristik

Dari uji kuallitas data berdasarkan karakteristik terdiri dari lima kategori yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan olah raga dan jam tidur diambil nilai rata-rata sebagai cut off point sehingga dapat diperoleh dua kelompok yaitu kelompok dibawah rata dan kelompok diatas rata-rata.

Dari 46 tenaga kerja, 7 diantaranya adalah berjenis kelamin wanita dan 39 orang berjenis laki-laki.Kemudian untuk kategori umur yang termuda adalah 19 tahun dan yang tertua adalah 49 tahun. Dari rentang umur 19 tahun sampai 49 diperoleh nilai mean 30 tahun. Kelompok tenaga kerja dengan katagori usia dibawah 30 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 23, 9 %. Dengan demikian jumlah kelompok tenaga kerja yang

(3)

berusia diatas 30 tahun merupakan kelompok terbanyak yaitu 35 orang dengan persentase sebesar 76,1 %.Untuk jenis pekerjaan, mekanik merupakan bidang pekerjaan terbanyak yaitu 19 orang dengan persentase sebesar 41,3 % dan disusul oleh bagian Customer sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 30,4 % dan kemudian tenaga kerja bagian operator armada / forklift sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 17,4 % serta terdapat 5 orang bagian Workshop dengan persentase sebesar 10,9 % . Untuk masa kerja terdapat kelompok < 5 tahun sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 41,3 %. Dan kelompok masa kerja 6 –10 tahun sebayak 18 orang dengan persentase sebesar 39,1 %. Kemudian kelompok masa kerja > 10 tahun terdapat 9 orang dengan persentase sebesar 19,6 %. Sedangkan untuk kategori pendidikan terdapat kelompok SMP sebanyak dua orang dengan persentase sebesar 4,3 % ,

SMA /SMK merupakan kelompok

pendidikan yang terbanyak yaitu 36 orang dengan persentase sebesar 78,3 % dan kelompok pendidikan Perguruan Tinggi terdapat 8 orang dengan persentase 17,4 %. Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik

Divisi ServicePT.BCM

DISKUSI

Responden operator mengalami

aktivitas berdiri terlalu lama dengan prosentase 40 %.Sedangkan aktivitas duduk terlalu lama sebanyak 0 responden dengan prosentase 0 %. 1 responden operator dengan prosentase 20 %, mengakuiaktivitas mencengkeram merupakan aktivitas yang dapat menyebabkan keluhan MSDs. 2

responden dengan prosentase 40%,

menyatakan aktivitas menengadah yang merupakan penyebab MSDs. Untuk masa kerja terdapat kelompok < 5 tahun sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 41,3 %. Dan kelompok masa kerja 6 –10 tahun sebayak 18 orang dengan persentase sebesar 39,1 %. Kemudian kelompok masa kerja > 10 tahun terdapat 9 orang dengan persentase sebesar 19,6 %. Sedangkan untuk kategori pendidikan terdapat kelompok SMP sebanyak dua orang dengan persentase sebesar 4,3 % , SMA /SMK merupakan kelompok pendidikan yang terbanyak yaitu 36 orang dengan persentase sebesar 78,3 % dan kelompok pendidikan Perguruan Tinggi terdapat 8 orang dengan persentase 17,4 %. Analisa Bivariat

Analisa Hubungan Karakteristik individu dengan Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs). Untuk melihat pengaruh

karakteristik terhadap variabel dependen keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) digunakan uji Chi Square, yaitu pengaruh karakteristik responden divisi service PT. Bumen Citra Mandiri terhadap keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDs). Untuk

karakteristik terdiri dari usia, masa kerja , olah raga dan jam tidur. Hasil uji Chi

Square dengan menggunakan tabel 2X2

maka dilakukan uji korelasi Fisher’s dan didapat value 0.191 untuk usia, 0.017 untuk masa kerja, 0.389 untuk kebiasaan olah raga dan 0.251untuk jam tidur.Dengan demikian maka data ini menunjukkan bahwa data untuk usia, kebiasaan olah raga dan jam tidur tidak mampu membuktikan adanya pengaruh terhadapkeluhan Musculoskeletal

(4)

Disorders (MSDs) karena p> 0.05 sehingga

H0 gagal ditolak. Kecuali masa kerja dimana p < 0.05 maka H0 ditolak. Hasil pengaruh

karakteristik terhadap keluhan

musculoskeletal disorders dapat dilihat pada

tabel.

Pengaruh Karakteristik terhadap MSDs Tabel 2.Pengaruh Karakteristikterhadap

MSDsDivisi Service PT.BCM

Hasil analisa pengaruh karakteristik usia terhadap MSDs diperoleh bahwa ada 10 responden dengan prosentase 45.5% usia< 30 tahun atau (kelompok usia dibawah rata-rata ) yang merasa gejala terkena MSDs. Sedangkan diantara karakteristik usia ≥30 tahun atau ( kelompok usia di atas rata-rata) ada 15 responden (37,5%) yang merasa gejala MSDs. Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,194 ini berarti H0 gagal ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peluang terkena MSDs antara usia < 30 dengan usia >= 30 ( adapengaruh yang signifikan usia terhadap MSDs . Dari hasil analisis diperoleh pula nila Odds Ratio = 2,00 (95%CI: 0,616 6,4694), artinya responden dengan usia ≥30 tahun mempunyai peluang 2,00 kali untuk terkena MSDs dibanding dengan usia <30 tahun. Sedangkan responden dengan usia <30 tahun mempunyai risiko 2,00 kali untuk tidak terkena MSDs dibandingkan usia > 30 tahun.

Hasil analisa pengaruh karakteristik usia terhadap MSDs diperoleh bahwa ada 9 responden dengan prosentase 0.4 % usia < 6.5 tahun atau (kelompok usia dibawah rata-rata) yang merasa gejala terkena MSDs. Sedangkan diantara karakteristik usia ≥6.5 tahun atau ( kelompok usia di atas rata-rata) ada 16 responden (0. 7%) yang merasa gejala MSDs. Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,017.Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan terkena MSDs antara masa kerja <6.5 tahun dengan masa kerja > 6.5 tahun ( ada pengaruh yang signifikan masa kerja terhadap MSDs . Dari hasil analisis diperoleh pula nila Odds Ratio = 0,22 (95%CI: 0,616-6,4694), artinya responden dengan masa kerja ≥6.5 tahun mempunyai peluang 2,00 kali untuk terkena MSDs dibanding dengan usia <6.5 tahun. Sedangkan responden dengan usia <6.5 tahun mempunyai risiko 2,00 kali untuk tidak terkena MSDs dibandingkan usia > 6.5 tahun. Jadi ada pengaruh masa kerja terhadap MSDs, karena p =0.017 < 0.05 maka H0 ditolak.

Didalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengaruhkarakteristik usia, olah raga dan jam tidur terhadapMSDs adalah H0 gagal ditolak. Karena p usia 0.197, p Olah raga 0.389 dan p jam tidur 0.251, ketiganya > 0.05.

Pengaruh pekerjaanterhadap MSDs Pengaruh faktor postur terhadap keluhan musculoskeletal disorders karena p= 0.008 dinyatakan memiliki pengaruh terhadapMSDs , karena p< 0.05 maka H0 ditolak. Hasil pengaruh factor postur terhadap keluhan MSDs dapat dillihat pada tabel.

(5)

Tabel 3.Pengaruh pekerjaanterhadap MSDsDivisi Service PT.BCM

Pengaruh faktor frekuensi terhadap keluhan musculoskeletal disorders karena p= 0.000 dinyatakan memiliki pengaruh terhadapMSDs ,karena p< 0.05 maka H0 ditolak. Hasil pengaruh faktor frekuensi terhadap keluhan MSDs dapat dillihat pada tabel.

Tabel 4. Pengaruh faktor frekuensi terhadap keluhan MSDsDivisi Service

PT.BCM

.

Tabel 5. Pengaruh faktor beban terhadap keluhan MSDs Divisi Service PT.BCM

Pengaruh faktor Beban terhadap keluhan musculoskeletal disorders karena p= 0.000 dinyatakan memiliki pengaruh terhadapMSDs , karena p< 0.05 maka H0 ditolak. Hasil pengaruh faktor beban terhadap keluhan MSDs dapat dillihat pada tabel

Tabel 7. Pengaruh faktor Getaran terhadap keluhan MSDsDivisi Service

(6)

Tabel 6. Pengaruh faktor durasi terhadap keluhan MSDsDivisi Service PT.BCM

Pengaruh faktor durasi terhadap keluhan musculoskeletal disorders karena p= 0.001 dinyatakan memiliki pengaruh terhadap MSDs , karena p< 0.05 maka H0 ditolak. Hasil pengaruh faktor durasi terhadap keluhan MSDs dapat dillihat pada tabel.

Pengaruh faktor getaran terhadap keluhan musculoskeletal disorders karena p= 0.038 dinyatakan memiliki pengaruh terhadap MSDs , karena p< 0.05 maka H0 ditolak.

1. Hasil Tidak ada pengaruh

UsiaterhadapMSDs Hasil uji Chi Square dengan menggunakan tabel 2x2 maka dilakukan uji korelasi Fisher’sdandidapat value 0.194. Ini menunjukkan bahwa data

tidakmampumembuktikan adanya

pengaruhusia terhadapMSDs karena p > 0,05 sehingga Ho gagal ditolak

2.

Ada

pengaruh

masa

kerjaterhadapMSDs yaitu Hasil uji Chi

Square dengan menggunakan tabel

2x2 maka dilakukan uji korelasi

Fisher’sdan didapat value 0.017. Ini

menunjukkan bahwa data mampu

membuktikan

adanya

pengaruh

variabel masa kerja terhadap MSDs

karena p < 0,05 sehingga Ho ditolak.

3.

Tidak

adapengaruhOlah

Raga

terhadapMSDs yaitu Hasil uji Chi

Square dengan menggunakan tabel

2x2 maka dilakukan uji korelasi

Fisher’sdan didapat value 0.389. Ini

menunjukkan

bahwa

data

tidak

mampu

membuktikan

adanya

pengaruh

kebiasaan

olah

ragaterhadapMSDs karena p > 0,05

sehingga Ho gagalditolak.

4.

Pengaruh

faktor

postur

terhadap

keluhan

musculoskeletal

disorders

karena p= 0.008 dinyatakan memiliki

pengaruh terhadapMSDs , karena p<

0.05 maka H0 ditolak.

5.

Pengaruh faktor frekuensi terhdap

keluhan

musculoskeletal

disorders

karena p= 0.000 dinyatakan memiliki

pengaruh terhadap MSDs , karena p<

0.05 maka H0 ditolak.

6.

engaruh

faktor

Beban

terhadap

keluhan

musculoskeletal

disorders

karena p= 0.000 dinyatakan memiliki

pengaruh terhadap MSDs , karena p<

0.05 maka H0 ditolak.

7.

pengaruhfaktor

durasi

terhadap

keluhan

musculoskeletal

disorders

karena p= 0.001 dinyatakan memiliki

pengaruh terhadap MSDs , karena p<

0.05 maka H0 ditolak.

8.

pengaruh factor getaran terhadap

keluhan

musculoskeletal

disorders

karena p= 0.038 dinyatakan memiliki

MSDs , karena p< 0.05 maka H0

ditolak.

KESIMPULAN dan SARAN Simpulan

Dengan diketahuinya bahwa postur, beban, frekuensi, durasi, dan getaran sangat

berpengaruh terhadap MSDs maka

manajemen PT. Bumen Citra Mandiri perlu melakukan program-program khusus tentang pencegahan MSDs, penyakit akibat kerja untuk tenaga kerja Divisi Service PT. Bumen Citra.

Saran

Masih diperlukan Pelatihan tentang Ergonomi untuk tenaga kerja divisi service secara berkala. Kepada setiap pekerja perlu melakukan gerakan bebas dari penyakit akibat kerja MSDs selama proses bekerja di bagian service .Perlu adanya pemasangan

(7)

leaflet yang berisikan himbauan untuk melaksanakan prosedur kerja aman

(Worksafe procedur) di divisi service.

KEPUSTAKAAN

Delleman,Nico. J.er al.2004.Working posture

and movement; tools for evaluation and engineering., CRS Press

Analisis postur kerja :OWAS.

http//ergonomic- fit.blogspot.com/2012/01/analisis-postur-kerja-owas.html

Prasetyo, Bambang. 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif. Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada.

Ariawan, Iwan. 2011. Besar dan metode

sampel

Tarwaka. 2011.Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka,et al.2004. Ergonomi untuk keselamatan kerja dan produktivitas.

Surakarta:UNIBA Press

Luttmann, Alwin.,et al. 2013. Protecting Workers’ Health Series No. 5

Preventing musculoskeletal disorders

in the workplace.

http://www.who.int/occupational_ health/publications/muscdisorders/en/. Diunduh Desember 2013

Kroemer,K.H. and Grandjean, E.

1977.Fitting the task to the man.A

textbook of occupational ergonomis.

5th Ed. London: Taylor & Francis Sejarah

Forklift.http://www.sewa.ofees.net/for

klift/42artikel/58-sejarah-forklift .html. Diunduh November 2013

Ergonomis and driving.Occupational health clinics for Ontario workers Inc. (http://www.ohcow.on.ca/resourses/ha ndbooks/ergonomis_driving/Ergonomi

s_And_Driving.htm). Diunduh

November 2013

Viruet, Heriberto Barriera., 2006.

Musculoskeletal Disorders Among Forklift Operators: A Review And

Critical Appraisal For Safety Improvement. Cincinnati

Bridger, R.S., 2003. Introduction to ergonomis, 2nd Ed. London: Tailor % Francis Group

Courtiol. Marc.2010. The natural health

benefit of napping. OSHAcademy 711.Introduction to ergonomisstudy guidehttp://www.oshatrain.org/courses /studyguides/711studyguide.pdf . Diunduh November 2013 OSHA 3125, 2000; Sanders,Martha. J, 2004)

(8)

Gambar

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik  Divisi ServicePT.BCM
Tabel 5. Pengaruh faktor beban terhadap  keluhan MSDs Divisi Service PT.BCM
Tabel 6. Pengaruh faktor durasi terhadap  keluhan MSDsDivisi Service PT.BCM

Referensi

Dokumen terkait

(3) Contoh bentuk Format Laporan Pendamping Sosial BPNT APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagaimana tercantum dalam Lampiran Huruf C angka 1 dan angka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah uji coba model sosialisasi nilai toleransi menggunakan strategi Role Playing kombinasi Debat dapat meningkatkan

muthlaq tidak dapat disesuaikan dengan lafaz yang muqayyad , meskipun keduanya mempunyai sebab yang sama, kecuali bila ada indikasi (qarînah) atau dalil lain

Hasil analisis ragam terhadap pengamatan intensitas serangan penyakit yang disebab oleh jamur patogen tular tanah pada kacang tanah menunjukkan, bahwa dosis kompos Trichoderma

Seperti yang telah dijelaskan pada pengujian sifat mekanik yakni uji tekan, dan uji kekerasan terjadi kenaikan nilai ketika terjadi kenaikan komposisi tembaga pada

Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas guru selama pelaksanaan proses pembelajaran senam guling

Hasil penelitian didapatkan dari 91 sampel terdapat 23 orang kunjungan Posbindu PTM tidak teratur dan 68 orang kunjungan Posbindu PTM teratur, dari 91 sampel terdapat

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan strategi pengembangan Sumber Daya Insani (SDI) yang meliputi pelatihan dan pengembangan pegawai dalam peningkatan excellent