5 s t H C m C a i C m G a d 2 m m 5.1 Analis Pada s sedikit oran telah dirasak Gama Pada G Hulu merasa Ciliwung T menyatakan Ciliwung hil ada perubah iklim atau ti Berdas Ciliwung b masyarakat t Gambar 8 t adanya peru di DAS Cili 26.67% me menyatakan menyatakan sis Kriteria saat ini, per g yang mer kan oleh seb
abr 7 Perseps Gambar 7 d akan adanya Tengah, 86.6 tidak ada lir, 70% me han iklim da dak. sarkan perse berpengaruh tentang kete erlihat bahw ubahan keter iwung Teng enyatakan t tidak tahu adanya peru 10 0 20 40 60 80 100 120 Per sent ase dan Indika rubahan ikli agukan adan agian besar m si masyaraka di atas, terlih a perubahan 67% menya gejala peru nyatakan ad an 10% men epsi masyar pada kete ersediaan air wa 100% re rsediaan air gah, 70% me tidak adany u. Sedangka ubahan keter 00 86 Hulu T Wi ator Kerenta m merupaka nya perubah masyarakat at tentang ad hat bahwa 1 n iklim di da atakan adany ubahan iklim danya peruba nyatakan tid rakat, perub ersediaan a di DAS Cili sponden di di DAS Cili enyatakan ad ya perubaha an responde rsediaan air 6.67 7 13.33 Tengah layah DAS anan an isu yang han iklim. G DAS Ciliwu danya gejala 00% respon aerah merek ya perubaha m. Sedangka ahan iklim, 2 dak tahu apa bahan iklim air di DAS iwung tersaj DAS Ciliw iwung dan s danya perub an ketersed n di DAS dan 20% me 70 20 10 Hilir g sangat han Gejala perub ung (Gambar perubahan i nden di DAS ka. Responde an iklim da an responde 20% menyat akah terjadi yang terjad S Ciliwung i pada Gamb ung Hulu m sekitarnya. M bahan keters diaan air d Ciliwung H enyatakan tid Ya Tidak Tidak tahu ngat. Tidak ahan iklim r 7). iklim S Ciliwung en di DAS an 13.33% en di DAS takan tidak perubahan di di DAS g. Persepsi bar 8. Pada menyatakan Masyarakat sediaan air, dan 3.33% Hilir, 80% dak ada.
s p m p b b d b k s b m m t s k B o Gam Dampa sebagian bes para petani a masyarakat perubahan k berkurangny bangunan/ge Namun di DAS Cili bisa beradap ke pengguna saluran dari beradaptasi masyarakat membeli air tidak mampu sungai yang ketersediaan Bahkan, ada oleh pemerin Per senta se mbar 8 Perse ak perubaha sar masyarak atau masyar yang telah ketersediaan ya ketersedi edung. n demikian, iwung belum ptasi dengan aan air sumu i mata air y dengan mem di DAS Ci r bersih, pen u atau masy g sudah ter n air di ala a beberapa m ntah, LSM, p 100 0 20 40 60 80 100 120 H epsi masyara an ketersedia kat yang ter rakat yang b menggunak air. Selain iaan air dis
masyarakat m menjadi m n perubahan ur atau beke yang lebih j mbuat sumur iliwung Hili nggunaan a yarakat miski rcemar bera am tidak ad masyarakat y perusahaan a 0 7 Hulu Wi akat tentang p aan air di DA rgantung pad elum mengg kan fasilitas itu, berdasa sebabkan ka t menyataka masalah besa tersebut. M erjasama den jauh. Masy r lebih dalam ir beradapta ir tanah. Na in, mereka t at. Tetapi k da, maka m ang menggu atau masyara 70 26.67 3.33 Tengah layah DAS perubahan k AS Ciliwung da ketersedia gunakan fasi s PAM, tid arkan persep arena pening an bahwa ma ar bagi mere Masyarakat d ngan aparat arakat di D m atau berali asi dengan c amun demik tetap menggu kalau pada mereka men unakan fasili akat peroran 80 20 Hilir ketersediaan g sangat dira aan air di ala ilitas PAM. dak merasak psi masyara gkatan pend asalah keter eka. Masyar di DAS Ciliw pemerintah DAS Ciliwun ih ke PAM. cara beralih kian, masya unakan air y musim kem numpang ke
tas air yang ngan. Berubah Tidak Tidak Tah air asakan oleh am, seperti Sedangkan kan adanya akat bahwa duduk dan sediaan air rakat masih wung Hulu membuat ng Tengah Sedangkan h ke PAM, rakat yang yang ada di marau atau e tetangga. disediakan hu
Berdasarkan informasi tersebut, maka kriteria dan indikator kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung tersaji pada Tabel 11. Sedangkan cara perolehan nilai dari tiap-tiap indikator tersaji pada Lampiran 9.
Tabel 11 Kriteria dan indikator kerentanan masyarakat
Prinsip Kriteria Indikator Ket
Singkapan Perubahan Kondisi hidrologis di DAS Ciliwung (Alam_E)
Indeks penggunaan air (IPA) hasil proyeksi KNLH (1998) Kepekaan 1 Permintaan air
semakin tinggi (SDM_S)
Kepadatan penduduk/KP
2 Infrastruktur/sarana penyediaan air yang belum memadai. (Fisik_S)
Jumlah masyarakat yang tidak/belum menggunakan fasilitas PAM/ledeng (Kualitas infrastruktur/KI) Asumsi : 1) kondisi ketersediaan air di seluruh wilayah sama; 2) kualitas air PAM bagus 3 Ketergantungan
masyarakat akan lahan sangat tinggi (Ekon_S)
Persentase masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian (Ketergantungan lahan /KL) Asumsi: sektor pertanian sangat tergantung pada ketersediaan air. kemampuan adaptasi 1 Kualitas masyarakat yang tinggi (SDM_AC) 1 Tingkat pendidikan (TP) 2 Bisa baca tulis (MH) 3 Tingkat kesejahteraan (TK) 4 Perilaku konservasi (PK) 2 Harmonisnya hubungan antar masyarakat dan pemerintahan (Sosial_AC)
1. Tingkat konflik (KO) 2. Dukungan pemerintah
kepada masyarakat (DP)
3 Terjaminnya pendapatan daerah perkapita (Ekon_AC)
Indeks pendapatan daerah perkapita IPDRB) 4 Adanya daerah
resapan air yang berkualitas baik (Alam_AC)
Persentase luas lahan selain areal terbangun dan lahan terbuka (LH)
Asumsi: lahan selain areal terbangun dan areal terbuka mempunyai kemampuan untuk memperbesar infiltrasi air ke tanah, sedangkan besarnya kemampuan infiltrasi diabaikan. Sumber : Hasil analisis
Pada Tabel 11 terlihat bahwa seluruh aspek kehidupan (SDM, fisik/teknologi, ekonomi, sosial dan alam) berpengaruh pada penilaian kerentanan masyarakat di DAS Ciliwung. Singkapan hanya dibatasi pada perubahan kondisi hidrologis (aspek alam) saja. Kepekaan masyarakat dipengaruhi oleh aspek ekonomi, SDM dan fisik. Sedangkan kemampuan adaptasi dipengaruhi oleh aspek SDM, ekonomi, sosial dan alam.
5.2 Analisis AHP
Analisis AHP digunakan untuk melakukan analisis pembobotan atau prioritas berdasarkan kepentingan relatif antar level. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data nilai berupa daftar pertanyaan/kuisioner yang tersaji pada Lampiran 10. Data penilaian berdasarkan pertimbangan kebijakan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Data penilai atau responden AHP tersaji pada Lampiran 11.
Hasil penilaian dari semua responden diolah menggunakan software expert
choice. Hasilnya tersaji pada Lampiran 12. Hasil akhir analisis AHP menunjukkan
bahwa nilai rasio inkonsistensi (inconcictency ratio/IR) sebesar 0.0 atau di bawah nilai inkonsistensi rasio yang diperbolehkan, yaitu sebesar 0.1. Dapat dikatakan bahwa bobot nilai yang diberikan oleh para responden penilai telah memenuhi syarat kekonsistenan. Nilai bobot dari tiap-tiap indikator hasil analisis AHP tersaji pada Gambar 9.
Kerentanan Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim
100%
Adaptive capacity/ Kemampuan Adaptasi Masyarakat 37.1% Exposure/ singkapan 21.8% Sensitivity/Kepekaan Masyarakat 41.1% SDM_S 20.9% Alam_E 21.8% Fisik_S 7.4% + -Tujuan : Prinsip : Kriteria : Indikator : Alternatif : Ekon_S 12.8% SDM_AC 6.9% Sosial_AC 12.5% Ekon_AC 5.8% TP 1.4% IPDRB 5.8% PK 2.2% MH 1.6% TK 1.8% KL 12.8% KI 7.4% KP 20.9% IPA 21.8% ...
Klasifikasi Kerentanan Masyarakat (Tinggi, Agak Tinggi, Sedang, Agak Rendah, Rendah)
DP 7.7% KO 4.8% LH 11.9% Alam_AC 11.9%
Pada Gambar 9 di atas terlihat bahwa total nilai bobot adalah 100% atau 1. Pada tingkat prinsip atau level 1, terlihat bahwa bobot nilai untuk kepekaan paling tinggi, sebesar 41.1%. Berikutnya adalah kemampuan adaptasi sebesar 37.1%, dan singkapan sebesar 21.8%. Pada level 2, pada unsur kepekaan, indikator kepadatan penduduk (kriteria permintaan air semakin tinggi/aspek SDM) mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi sebesar 20.9%, diikuti aspek ekonomi (kriteria ketergantungan pada lahan tinggi) sebesar 12.8% dan aspek fisik (kriteria infrastruktur/sarana penyediaan air yang belum memadai) sebesar 7.4%. Pada unsur kemampuan adaptasi terlihat bahwa aspek sosial (kriteria hubungan yang harmonis diantara masyarakat) mempunyai nilai bobot paling tinggi, sebesar 12.5%. Diikuti oleh aspek alam (kriteria tersedianya lahan resapan yang cukup) sebesar 11.9%, SDM (kriteria kualitas masyarakat yang tinggi) sebesar 6.9%, dan ekonomi (terjaminnya pendapatan daerah perkapita) sebesar 5.8%.
Pada aspek SDM (kriteria kualitas masyarakat yang tinggi), indikator perilaku konservasi (PK) mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi sebesar 2.2%, diikuti tingkat kesejahteraan (TK) sebesar 1.8%, melek huruf (MH) sebesar 1.6% dan tingkat pendidikan (TP) sebesar 1.4%. Sedangkan pada kriteria harmonisnya hubungan antara masyarakat (aspek sosial), dukungan pemerintah (DP) mempunyai nilai bobot lebih tinggi sebesar 7.7% dan konflik (KO) sebesar 4.8%. 5.3 Pemetaan Kerentanan Masyarakat
5.3.1 Pemetaan Singkapan
Hasil pemetaan singkapan perubahan iklim terlihat pada Gambar 10 dan 11. Pada Gambar 10 terlihat bahwa indeks singkapan sebelum adanya perubahan iklim sebesar 0.44 dan dimasukkan dalam kategori agak rendah. Sedangkan pada Gambar 11 terlihat bahwa indeks singkapan setelah perubahan iklim sebesar 0.65 dan dimasukkan dalam kategori sedang. Perubahan nilai indeks singkapan sebelum dan sesudah singkapan menunjukkan bahwa DAS Ciliwung peka terhadap perubahan iklim dan memicu degradasi DAS Ciliwung semakin tinggi.
Gambar 11 Peta singkapan setelah terjadi perubahan iklim 5.3.2 Pemetaan Kepekaan Masyarakat
Hasil pemetaan kepekaan masyarakat ditunjukkan dalam Gambar 12. Pada Gambar 12 terlihat bahwa kepekaan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung berbeda secara spasial. DAS Ciliwung Hilir mempunyai indeks kepekaan masyarakat sebesar 1.25 (ketegori kelas sedang). DAS Ciliwung Hulu
dan Tengah dikategorikan dalam kelas agak rendah dengan indeks kepekaan masing-masing sebesar 0.83 dan 0.63.
Gambar 12 Peta kepekaan masyarakat di DAS Ciliwung 5.3.3 Pemetaan Kemampuan Adaptasi
Hasil pemetaan kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung tersaji Pada Gambar 13. Pada Gambar 13 terlihat bahwa kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim berbeda secara spasial. DAS
Ciliwung Hulu mempunyai indeks kemampuan adaptasi sebesar 1.32 (kelas agak tinggi). DAS Ciliwung Tengah dan Hilir dalam kategori sedang dengan indeks kemampuan adaptasi masing-masing sebesar 1.17 dan 0.96.
Gambar 13 Peta kemampuan adaptasi masyarakat di DAS Ciliwung 5.3.4 Pemetaan Kerentanan
Hasil pemetaan kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim tersaji pada Gambar 14. Pada Gambar 14 terlihat bahwa tingkat kerentanan masyarakat
terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung berbeda secara spasial. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung Hilir tergolong dalam kelas sedang dengan indeks kerentanan sebesar 0.94. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung Hulu dan Tengah termasuk kategori kelas agak rendah dengan indeks kerentanan masing-masing sebesar 0.16 dan 0.11
Secara detail, indeks tiap elemen kerentanan pada tiap tipologi DAS terlihat pada Gambar 15. Sedangkan proses untuk memperoleh nilai indeks dapat dilihat pada Lampiran 13.
Gambar 15 Grafik indeks kerentanan
Dari Gambar 15 di atas, terlihat indeks singkapan di seluruh DAS Ciliwung adalah sama sebesar 0.65. Indeks kepekaan paling tinggi di DAS Ciliwung Hilir sebesar 1.25, diikuti DAS Ciliwung Hulu dan Tengah sebesar 0.83 dan 0.63. Indek kemampuan adaptasi yang paling tinggi di DAS Ciliwung Hulu sebesar 1.32, selanjutnya adalah DAS Ciliwung Tengah dan Hilir sebesar 1.17 dan 0.96. Sedangkan indeks kerentanan yang paling tinggi di DAS Ciliwung Hilir sebesar 0.94, diikuti DAS Ciliwung Hulu dan Tengah sebesar 0.16 dan 0.11.
Pada Gambar 12 juga menunjukkan hubungan antar elemen kerentanan. Kepekaan mempunyai hubungan yang sejajar dengan kerentanan, sebaliknya kemampuan adaptasi mempunyai hubungan terbalik dengan kerentanan. Disimpulkan bahwa tingkat kerentanan merupakan hubungan positif dari kepekaan masyarakat dan hubungan negatif dari kemampuan adaptasi masyarakat.
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Hilir Tengah Hulu
Ni lai Indek s Tipologi DAS