• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tafsir. Ibnu Katsir. Juz 12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tafsir. Ibnu Katsir. Juz 12"

Copied!
355
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tafsir

Ibnu Katsir

Juz 12

(3)

Judul Asli: ﻢﯿﻈﻌﻟا نآﺮﻘﻟا ﺮﯿﺴﻔﺗ

Judul Terjemah: Tafsir Ibnu Katsir Rekompilasi ebook: Kampungsunnah.org

Rekompilasi ePub: BaitulUlum.blogspot.com

Edisi I: Juli 2017

Untuk update dan koleksi lainnya silakan kunjungi

https://baitululum.blogspot.co.id

Apabila menemukan kekeliruan dalam penulisan buku ini mohon menghubungi kami via email: [email protected]

(4)

D O N A S I

Silakan dukung kami dalam pengembangan ebook lainnya dengan memberikan donasi.

Klik di sini untuk info donasi.

Untuk update dan koleksi lainnya silakan kunjungi

(5)

T E N TA N G TA S F I R I B N U K AT S I R

Ismail bin Katsir (gelar lengkapnya Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Bashri Ad-Dimasyqi, Imaduddin Abu Fida Hafizh Al-Muhaddits Asy-Syafi'i) adalah seorang pemikir dan ulama Muslim.

Namanya lebih dikenal sebagai Ibnu Katsir. Ia lahir pada tahun 1301 M di Busra, Suriah dan wafat pada tahun 1372 M di Damaskus, Suriah.

Tercatat guru pertama Ibnu Katsir adalah Burhanuddin al-Fazari, seorang ulama penganut mazhab Syafi'i. Ia juga berguru

kepada Ibnu Taymiyyah di Damaskus, Suriah, dan kepada Ibnu al-Qayyim. Ia mendapat arahan dari ahli hadis terkemuka

di Suriah, Jamaluddin al-Mizzi, yang di kemudian hari menjadi mertuanya. Ia pun sempat mendengar langsung hadis dari ulama-ulama Hejaz serta memperoleh ijazah dari Al-Wani.

Tahun 1366, oleh Gubernur Mankali Bugha Ibnu Katsir diangkat menjadi guru besar di Masjid Ummayah Damaskus.

Ulama ini meninggal dunia tidak lama setelah ia menyusun kitab Al-Ijtihad fi Talab al-Jihad (Ijtihad Dalam Mencari Jihad) dan dikebumikan di samping makam gurunya, Ibnu Taimiyah.

Ibnu Katsir menulis tafsir Qur'an yang terkenal yang

bernama Tafsir Ibnu Katsir. Hingga kini, tafsir Alquran al-Karim sebanyak 10 jilid ini masih menjadi bahan rujukan dalam

dunia Islam. Di samping itu, ia juga menulis buku Fada'il Alquran (Keutamaan Alquran), berisi ringkasan sejarah Alquran.

Tafsir Qur'an ini dianggap sebagai ringkasan dari tafsir

(6)

karena menggunakan hadits untuk menjelaskan setiap ayat dan bab dari Al-Qur'an.

Metode yang diginakan Ibnu Katsir dalam menafsirkan Al-Qur'an, yakni:

1. Tafsir yang paling benar adalah tafsir Alquran dengan Alquran sendiri.

2. Selanjutnya bila penafsiran Alquran dengan Alquran tidak didapatkan, maka Alquran harus ditafsirkan dengan hadis Nabi Muhammad, sebab menurut Alquran sendiri Nabi Muhammad memang diperintahkan untuk menerangkan isi Alquran.

3. Jika yang kedua tidak didapatkan, maka Alquran harus ditafsirkan oleh pendapat para sahabat karena merekalah orang yang paling mengetahui konteks sosial turunnya Alquran.

4. Jika yang ketiga juga tidak didapatkan, maka pendapat dari para tabiin dapat diambil.

(7)

D A F TA R I S I

Cover Donasi

Tentang Tasfir Ibnu Katsir Surat Hud Hud, ayat 6 Hud, ayat 7-8 Hud, ayat 9-11 Hud, ayat 12-14 Hud, ayat 15-16 Hud, ayat 17 Hud, ayat 18-22 Hud, ayat 23-24 Hud, ayat 25-27 Hud, ayat 28 Hud, ayat 29-30 Hud, ayat 31 Hud, ayat 32-34 Hud, ayat 35 Hud, ayat 36-39 Hud, ayat 40 Hud, ayat 41-43 Hud, ayat 44 Hud, ayat 45-47 Hud, ayat 48 Hud, ayat 49 Hud, ayat 50-52 Hud, ayat 53-56 Hud ayat, 57-60 Hud, ayat 61

(8)

Hud, ayat 62-63 Hud, ayat 64-68: Hud, ayat 69-73 Hud, ayat 74-76 Hud ayat 77-79 Hud, ayat 80-81 Hud, ayat 82-83 Hud, ayat 84 Hud, ayat 85-86 Hud, ayat 87 Hud, ayat 88 Hud, ayat 89-90 Hud, ayat 91-92 Hud, ayat 93-95 Hud, ayat 96-99 Hud, ayat 100-101 Hud, ayat 102 Hud, ayat 103-105 Hud, ayat 106-107 Hud, ayat 108 Hud, ayat 109-111 Hud, ayat 112-113 Hud, ayat 114 - 115 Hud, ayat 116-117 Hud, ayat 118-119 Hud, ayat 120 Hud, ayat 121-122 Hud, ayat 123 Surat Yusuf Yusuf, ayat 1-3 Yusuf, ayat 4 Yusuf, ayat 5

(9)

Yusuf, ayat 6 Yusuf, ayat 7-10 Yusuf, ayat 11-12 Yusuf, ayat 13-14 Yusuf, ayat 15 Yusuf, ayat 16-18 Yusuf, ayat 19-20 Yusuf, ayat 21-22 Yusuf, ayat 23 Yusuf, ayat 24 Yusuf, ayat 25-29 Yusuf, ayat 30-34 Yusuf, ayat 35 Yusuf, ayat 36 Yusuf, ayat 37-38 Yusuf, ayat 39-40 Yusuf, ayat 41 Yusuf, ayat 42 Yusuf, ayat 43-49 Yusuf, ayat 50-52

(10)

S U R AT H U D

HUD, AYAT 6

ﺎ َﻫﱠﺮَﻘَﺘ ْﺴُﻣ ُﻢَﻠْﻌَﯾ َو ﺎ َﻬُﻗ ْزِر ِﱠﷲا ﻰَﻠ َﻋ ﻻِإ ِض ْرﻷا ﻲِﻓ ٍﺔﱠﺑاَد ْﻦِﻣ ﺎَﻣ َو}

{ (6) ٍﻦﯿِﺒُﻣ ٍبﺎَﺘِﻛ ﻲِﻓ ﱞﻞُﻛ ﺎ َﻬ َﻋَد ْﻮَﺘ ْﺴُﻣ َو

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).

Allah Swt menceritakan bahwa Dialah yang menjamin rezeki makhlukNya, termasuk semua hewan yang melata di bumi, baik yang kecil, yang besarnya, yang ada di daratan, maupun yang ada di lautan. Dia pun mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Dengan kata lain, Allah mengetahui sampai di mana perjalanannya di bumi dan ke manakah tempat kembalinya, yakni sarangnya; inilah yang dimaksud dengan tempat penyimpanannya.

Ali ibnu Abu Talhah dan lain-lainnya telah menceritakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Dia mengetahui

tempat berdiam binatang itu. (Hud: 6) Yakni tempat berdiamnya

binatang itu (sarangnya) dan tempat penyimpanannya. (Hud: 6) bila telah mati.

Diriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu. (Hud: 6)

(11)

Maksudnya, di dalam rahim. dan tempat penyimpanannya. (Hud: 6) di dalam tulang sulbi, seperti yang terdapat pada surat Al-An'am.

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ad-Dahhak, dan sejumlah ulama. Ibnu Abu Hatim telah menyebutkan pendapat-pendapat ulama tafsir dalam ayat ini, juga menyebutkan pendapat-pendapat mereka tentang ayat dalam surat Al-An'am tersebut.

Makna yang dimaksud ialah bahwa semuanya itu telah tercatat di dalam suatu Kitab yang ada di sisi Allah yang menerangkan

kesemuanya itu. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya:

ٌﻢَﻣُأ ﻻِإ ِﻪْﯿ َﺣﺎَﻨ َﺠِﺑ ُﺮﯿ ِﻄَﯾ ٍﺮِﺋﺎ َﻃ ﻻ َو ِ

ض ْرﻷا ﻲِﻓ ٍﺔﱠﺑاَد ْﻦِﻣ ﺎَﻣ َو}

{ َنو ُﺮ َﺸ ْﺤُﯾ ْﻢ ِﻬﱢﺑَر ﻰَﻟِإ ﱠﻢُﺛ ٍء ْﻲ َﺷ ْﻦِﻣ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ﻲِﻓ ﺎَﻨ ْﻃﱠﺮَﻓ ﺎَﻣ ْﻢُﻜُﻟﺎَﺜ ْﻣَأ

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

(Al-An'am:38)

ِﺮ ْﺤَﺒْﻟا َو ﱢﺮَﺒْﻟا ﻲِﻓ ﺎ َﻣ ُﻢَﻠ ْﻌَﯾ َو َﻮ ُﻫ ﻻِإ ﺎ َﻬُﻤَﻠ ْﻌَﯾ َﻻ ِﺐْﯿَﻐْﻟا ُﺢِﺗﺎَﻔَﻣ ُهَﺪْﻨ ِﻋ َو}

ٍﺐ ْﻃ َر ﻻ َو ِ

ض ْرﻷا ِتﺎَﻤُﻠ ُﻇ ﻲِﻓ ٍﺔﱠﺒ َﺣ ﻻ َو ﺎ َﻬُﻤَﻠْﻌَﯾ ﻻِإ ٍﺔَﻗَرَو ْﻦِﻣ ُﻂُﻘ ْﺴَﺗ ﺎَﻣ َو

{ ٍﻦﯿِﺒُﻣ ٍبﺎَﺘِﻛ ﻲِﻓ ﻻِإ ٍﺲِﺑﺎَﯾ ﻻ َو

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang

(12)

gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh

Mahfuz). (Al-An'am: 59)

HUD, AYAT 7-8

ﻰَﻠ َﻋ ُﻪ ُﺷ ْﺮ َﻋ َنﺎَﻛ َو ٍمﺎﱠﯾَأ ِﺔﱠﺘ ِﺳ ﻲِﻓ َضْرﻷاَو ِتاَوﺎَﻤ ﱠﺴﻟا َﻖَﻠ َﺧ يِﺬﱠﻟا َﻮ ُﻫَو}

ِﺪ ْﻌَﺑ ْﻦِﻣ َنﻮُﺛﻮُﻌْﺒَﻣ ْﻢُﻜﱠﻧِإ َﺖْﻠُﻗ ْﻦِﺌَﻟ َو ﻼَﻤ َﻋ ُﻦ َﺴ ْﺣَأ ْﻢُﻜﱡﯾَأ ْﻢُﻛ َﻮُﻠْﺒَﯿِﻟ ِءﺎَﻤْﻟا

ﺎَﻧ ْﺮ ﱠﺧَأ ْﻦِﺌَﻟ َو (7) ٌﻦﯿِﺒُﻣ ٌﺮ ْﺤ ِﺳ ﻻِإ اَﺬ َﻫ ْنِإ اوُﺮَﻔَﻛ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﱠﻦَﻟﻮُﻘَﯿَﻟ ِتْﻮَﻤْﻟا

َﺲْﯿَﻟ ْﻢ ِﻬﯿِﺗْﺄَﯾ َم ْﻮَﯾ ﻻَأ ُﻪ ُﺴِﺒ ْﺤَﯾ ﺎَﻣ ﱠﻦُﻟﻮُﻘَﯿَﻟ ٍةَدوُﺪْﻌَﻣ ٍﺔﱠﻣُأ ﻰَﻟِإ َباَﺬَﻌْﻟا ُﻢ ُﻬْﻨ َﻋ

{ (8) َنﻮُﺋ ِﺰ ْﻬَﺘ ْﺴَﯾ ِﻪِﺑ اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ ْﻢ ِﻬِﺑ َقﺎ َﺣ َو ْﻢ ُﻬْﻨ َﻋ ﺎًﻓوُﺮ ْﺼَﻣ

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia

menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah), "Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati, " niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” Dan

sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata,

"Apakah yang menghalanginya?” Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu

memperolok-olokkannya.

Allah Swt. menceritakan tentang kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, bahwa Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam

(13)

enam hari (masa), dan bahwa 'Arasy-Nya sebelum itu berada di atas air.

ِﻊِﻣﺎ َﺟ ْﻦ َﻋ ، ُ

ﺶَﻤ ْﻋَْﻷا ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ ،َﺔَﯾ ِوﺎَﻌُﻣ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ :ُﺪَﻤ ْﺣَأ ُمﺎَﻣِْﻹا َلﺎَﻗ

َلﺎَﻗ :َلﺎَﻗ ٍﻦْﯿ َﺼ ُﺣ ِﻦْﺑ َناَﺮْﻤ ِﻋ ْﻦ َﻋ ،ْزِﺮ ْﺤُﻣ ِﻦْﺑ َناَﻮْﻔ َﺻ ْﻦ َﻋ ،داﱠﺪ َﺷ ِﻦْﺑ

."ٍﻢﯿِﻤَﺗ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ ىَﺮ ْﺸُﺒْﻟا اﻮُﻠَﺒْﻗا" :َﻢﱠﻠ َﺳَو ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُﱠﷲا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﱠﷲا ُلﻮ ُﺳَر

." ِﻦَﻤَﯿْﻟا َﻞ ْﻫَأ ﺎَﯾ ىَﺮ ْﺸُﺒْﻟا اﻮُﻠَﺒْﻗا" :َلﺎَﻗ .ﺎَﻨ ِﻄ ْﻋَﺄَﻓ ﺎَﻨَﺗ ْﺮ ﱠﺸَﺑ ْﺪَﻗ :اﻮُﻟﺎَﻗ

ُﱠﷲا َنﺎَﻛ" :َلﺎَﻗ ؟ َنﺎَﻛ َﻒْﯿَﻛ ِﺮْﻣَْﻷا اَﺬَﻫ ِلﱠوَأ ْﻦ َﻋ ﺎَﻧْﺮِﺒ ْﺧَﺄَﻓ ،ﺎَﻨْﻠِﺒَﻗ ْﺪَﻗ :اﻮُﻟﺎَﻗ

ِظﻮُﻔ ْﺤَﻤْﻟا ِحْﻮﱠﻠﻟا ﻲِﻓ َﺐَﺘَﻛَو ،ِءﺎَﻤْﻟا ﻰَﻠ َﻋ ُﻪ ُﺷْﺮ َﻋ َنﺎَﻛَو ،ٍء ْﻲ َﺷ ﱢﻞُﻛ َﻞْﺒَﻗ

ْﻦِﻣ َﻚُﺘَﻗﺎَﻧ ْﺖﱠﻠ َﺤْﻧا ، ُناَﺮ ْﻤ ِﻋ ﺎَﯾ : َلﺎَﻘَﻓ ٍتآ ﻲِﻧﺎَﺗَﺄَﻓ : َلﺎَﻗ ." ٍء ْﻲ َﺷ ﱢﻞُﻛ َﺮْﻛِذ

يِﺪ ْﻌَﺑ َنﺎَﻛ ﺎَﻣ يِرْدَأ َﻼَﻓ ،ﺎ َﻫِﺮْﺛِإ ﻲِﻓ ُﺖ ْﺟَﺮ َﺨَﻓ :َلﺎَﻗ .ﺎ َﻬِﻟﺎَﻘ ِﻋ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Jami’ ibnu Syaddad, dari Safwan ibnu Muharriz, dari Imran ibnu Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda,

"Terimalah kabar gembira, hai Bani Tamim!" Mereka berkata, "Engkau telah menyampaikan berita gembira kepada kami, maka berilah kami." Nabi Saw. bersabda, "Terimalah kabar gembira ini, hai

penduduk negeri Yaman!" Mereka menjawab, "Kami terima, maka

ceritakanlah kepada kami tentang permulaan dari kejadian ini. Bagaimanakah prosesnya?" Rasulullah Saw. bersabda: Allah telah

ada sebelum segala sesuatu terjadi, dan 'Arasy-Nya berada di atas air, lalu Dia mencatat di dalam Lauh Mahfuz ketetapan segala

sesuatu. Imran ibnu Husain berkata, "Lalu aku kedatangan

(14)

kendaraanmu telah lepas dari tambatannYa’lalu aku pergi

mengejarnya sehingga aku tidak mengetahui hadis selanjutnya." Hadis ini diketengahkan di dalam dua kitab Sahih, yaitu Sahih

Bukhari dan Sahih Muslim dengan teks yang cukup banyak, antara

lain seperti berikut:

ْﻦُﻜَﯾ ْﻢَﻟ َو ُﱠﷲا َنﺎَﻛ" : َلﺎَﻘَﻓ ِﺮْﻣَْﻷا اَﺬ َﻫ ِل ﱠوَأ ْﻦ َﻋ َﻚُﻟَﺄ ْﺴَﻧ َكﺎَﻨْﺌ ِﺟ :اﻮُﻟﺎَﻗ

ﻰَﻠ َﻋ ُﻪ ُﺷ ْﺮ َﻋ َنﺎَﻛ َو- ُﻪَﻌَﻣ :ٍﺔَﯾا َوِر ﻲِﻓ َو- ُهُﺮْﯿ َﻏ :ٍﺔَﯾا َوِر ﻲِﻓ َو- ُﻪَﻠْﺒَﻗ ٌء ْﻲ َﺷ

." َ

ض ْرَْﻷا َو ِتا َﻮَﻤ ﱠﺴﻟا َﻖَﻠ َﺧ ﱠﻢُﺛ ، ٍء ْﻲ َﺷ ﱠﻞُﻛ ِﺮْﻛﱢﺬﻟا ﻲِﻓ َﺐَﺘَﻛ َو ، ِءﺎَﻤْﻟا

Bahwa mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu untuk menanyakan tentang kisah kejadian ini pada awalnya." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Allah telah ada, dan

tiada sesuatu pun sebelum-Nya —menurut riwayat lain disebutkan tiada sesuatu pun selain-Nya, dan menurut riwayat yang lainnya lagi

disebutkan tiada sesuatu pun bersamaNya— dan 'Arasy-Nya berada

di atas air, lalu Allah menulis segala sesuatu di Lauh Mahfuz kemudian menciptakan langit dan bumi.

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan dari Abdullah ibnu Amr ibnul As yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

َ

ض ْرَْﻷا َو ِتا َﻮَﻤ ﱠﺴﻟا َﻖُﻠ ْﺨَﯾ ْنَأ َﻞْﺒَﻗ ِﻖِﺋ َﻼ َﺨْﻟا َﺮﯾِدﺎَﻘَﻣ َرﱠﺪَﻗ َﱠﷲا ﱠنِإ"

" ِءﺎَﻤْﻟا ﻰَﻠ َﻋ ُﻪ ُﺷ ْﺮ َﻋ َنﺎَﻛ َو ،ٍﺔَﻨ َﺳ َﻒْﻟَأ َﻦﯿ ِﺴ ْﻤ َﺨِﺑ

Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir-takdir semua makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak

(15)

masa lima puluh ribu tahun, dan saat itu 'Arasy-Nya berada di atas air.

Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Bukhari mengatakan bahwa:

، ِجَﺮ ْﻋَْﻷا ِﻦ َﻋ ،ِدﺎَﻧﱢﺰﻟا ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ ، ٌﺐْﯿَﻌ ُﺷ ﺎَﻧَﺮَﺒ ْﺧَأ ، ِنﺎَﻤَﯿْﻟا ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ

َﻢﱠﻠ َﺳ َو ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُﱠﷲا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﱠﷲا َلﻮ ُﺳَر ﱠنَأ ؛ُﻪْﻨ َﻋ ُﱠﷲا َﻲ ِﺿَر ،َة َﺮْﯾ َﺮ ُﻫ ﻲِﺑَأ ْﻦ َﻋ

َﻻ ىَْﻸَﻣ ِﱠﷲا ُﺪَﯾ" :َلﺎَﻗ َو ." َﻚْﯿَﻠ َﻋ ْﻖﻔﻧُأ ﻖِﻔﻧأ :ﱠﻞ َﺟ َو ﱠﺰ َﻋ ُﱠﷲا َلﺎَﻗ" :َلﺎَﻗ

َﻖَﻠ َﺧ ُﺬْﻨُﻣ َﻖَﻔْﻧَأ ﺎَﻣ ْﻢُﺘْﯾَأَﺮَﻓَأ" َلﺎَﻗ َو "َرﺎ َﻬﱠﻨﻟا َو َﻞﯿﻠﻟا َءﺎ ﱠﺤﺳ ،ٌﺔَﻘَﻔَﻧ ﺎﻬﻀﯿﻐَﯾ

ﻰَﻠ َﻋ ُﻪ ُﺷ ْﺮ َﻋ َنﺎَﻛ َو ،ِهِﺪَﯾ ﻲِﻓ ﺎَﻣ ﺾﻐَﯾ ْﻢَﻟ ُﻪﱠﻧِﺈَﻓ ، َض ْرَْﻷا َو ِتا َﻮَﻤ ﱠﺴﻟا

" ُﻊَﻓ ْﺮَﯾ َو ُ

ﺾِﻔ ْﺨَﯾ ُناَﺰﯿِﻤْﻟا ِهِﺪَﯿِﺑ َو ، ِءﺎَﻤْﻟا

telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, telah menceritakan kepada kami Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa

Rasulullah Saw. pernah bersabda: Allah Swt. berfirman,

"Berinfaklah, niscaya Aku memberikan gantinya kepadamu!"

Rasulullah Saw. bersabda pula: Tangan (kemurahan) Allah selalu

penuh, tiada suatu nafkah pun yang dapat menguranginya; Dia selalu memberi sepanjang malam dan siang hari. Bukankah kalian lihat apa yang telah dinafkahkan-Nya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang ada di tangan kanan

(kemurahan)-Nya tidaklah berkurang (karenanya). Dan adalah

'Arasy-Nya berada di atas air, dan di tangan-Nya terletak mizan

(16)

،َﺔ َﻤَﻠ َﺳ ُﻦْﺑ ُدﺎﱠﻤ َﺣ ﺎَﻧَﺮَﺒ ْﺧَأ ، َنوُرﺎ َﻫ ُﻦْﺑ ُﺪﯾِﺰَﯾ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ :ُﺪَﻤ ْﺣَأ ُمﺎَﻣِْﻹا َلﺎَﻗ

ﻦﯾ ِزَر ﻲِﺑَأ ِﻪﱢﻤ َﻋ ْﻦ َﻋ ،سُﺪ ُﻋ ِﻦْﺑ ﻊﯿِﻛ َو ْﻦ َﻋ ،ءﺎ َﻄ َﻋ ِﻦْﺑ ﻰَﻠْﻌَﯾ ْﻦ َﻋ

َلﻮ ُﺳَر ﺎَﯾ : ُﺖْﻠُﻗ :َلﺎَﻗ- ﻲﻠْﯿَﻘُﻌﻟا ِﻖِﻔَﺘْﻨُﻤْﻟا ِﻦْﺑ ِﺮِﻣﺎ َﻋ ُﻦْﺑ ﻂﯿِﻘَﻟ ُﻪُﻤ

ْﺳاَو-ﺎ َﻣ ،ءْﺳاَو-ﺎَﻤ َﻋ ﻲِﻓ َنْﺳاَو-ﺎَﻛ" : َلْﺳاَو-ﺎَﻗ ؟ُﻪَﻘْﻠ َﺧ َﻖُﻠ ْﺨَﯾ ْنَأ َﻞْﺒَﻗ ْﺳاَو-ﺎَﻨﱡﺑَر َنْﺳاَو-ﺎَﻛ َﻦْﯾَأ ،ِﱠﷲا

" َﻚِﻟَذ َﺪ ْﻌَﺑ َش ْﺮَﻌْﻟا َﻖَﻠ َﺧ ﱠﻢُﺛ ،ٌءا َﻮ َﻫ ُﻪَﻗ ْﻮَﻓ ﺎَﻣ َو ٌءا َﻮ َﻫ ُﻪَﺘ ْﺤَﺗ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ya'la ibnu Ata, dari Waki' ibnu Adas, dari pamannya (yaitu Abu Razin yang nama aslinya Laqit ibnu Amir ibnul Munfiq Al-Uqaili), bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita sebelum Dia menciptakan

makhluk-Nya?" Rasulullah Saw. bersabda: Dia berada di awan yang

di bawahnya tidak ada udara dan di atasnya tidak ada udara (pula), kemudian sesudah itu Dia menciptakan 'Arasy.

Hadis ini telah diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi di dalam kitab Tafsir-nya, juga oleh Ibnu Majah di dalam kitab Sunan-nya melalui hadis Yazid ibnu Harun dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan

adalah 'Arasy-Nya (sebelum itu) di atas air. (Hud: 7) Yakni sebelum

Dia menciptakan sesuatu.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Wahb ibnu Munabbih, Gamrah, Qatadah, Ibnu Jarir, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

(17)

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan

adalah 'Arasy-Nya (sebelum itu) berada di atas air. (Hud: 7) Allah

menceritakan kepada kalian bagaimana permulaan penciptaan makhluk-Nya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:

Dan adalah 'Arasy-Nya (sebelum itu) berada di atas air. (Hud: 7)

Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Dia membagi air itu menjadi dua bagian; sebagian dijadikan di bawah 'Arasy, dan air itu adalah lautan yang meluap.

Ibnu Abbas mengatakan, singgasana itu disebut 'Arasy karena ketinggiannya.

Ismail ibnu Abu Khalid mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sa'd At-Ta-i berkata, 'Arasy itu berupa yaqut merah."

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.

(Hud: 7) Keadaan 'Arasy-Nya adalah seperti yang digambarkan oleh Allah Swt. sendiri, karena saat itu tiada lain kecuali air yang di

atasnya terdapat 'Arasy, dan di atas 'Arasy adalah Tuhan Yang

memiliki keagungan dan kemuliaan, kekuasaan dan pengaruh, Yang Memiliki dan Yang Menguasai, Yang Maha Penyantun lagi Maha Mengetahui, Yang Memiliki Rahmat dan Nikmat, serta Yang Maha Memperbuat segala yang dikehendakiNya.

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Al-Minhal ibnu Amr ibnu Sa'id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: dan adalah singgasana-Nya (sebelum

itu) di atas air. (Hud: 7) Bunyi pertanyaan adalah, "Air itu berada di

(18)

******************* Firman Allah Swt.:

{ﻼَﻤ َﻋ ُﻦ َﺴ ْﺣَأ ْﻢُﻜﱡﯾَأ ْﻢُﻛ َﻮُﻠْﺒَﯿِﻟ}

agar Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya. (Hud: 7)

Artinya, Dia menciptakan langit dan bumi agar bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya yang telah Dia ciptakan, agar mereka

menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan Allah tidak menciptakan hal tersebut dengan sia-sia,

seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya:

َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﱡﻦ َﻇ َﻚِﻟَذ ﻼ ِﻃﺎَﺑ ﺎَﻤ ُﻬَﻨْﯿَﺑ ﺎَﻣ َو َ

ض ْرﻷا َو َءﺎَﻤ ﱠﺴﻟا ﺎَﻨْﻘَﻠ َﺧ ﺎَﻣ َو}

{ِرﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣ اوُﺮَﻔَﻛ َﻦﯾِﺬﱠﻠِﻟ ٌﻞْﯾ َﻮَﻓ اوُﺮَﻔَﻛ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena

mereka akan masuk neraka. (Shad: 27)

ُﱠﷲا ﻰَﻟﺎَﻌَﺘَﻓ َنﻮُﻌ َﺟْﺮُﺗ َﻻ ﺎَﻨْﯿَﻟِإ ْﻢُﻜﱠﻧَأَو ﺎًﺜَﺒ َﻋ ْﻢُﻛﺎَﻨْﻘَﻠ َﺧ ﺎَﻤﱠﻧَأ ْﻢُﺘْﺒ ِﺴ َﺤَﻓَأ}

{ِﻢﯾِﺮَﻜْﻟا ِشْﺮَﻌْﻟا ﱡبَر َﻮ ُﻫ ﻻِإ َﻪَﻟِإ َﻻ ﱡﻖ َﺤْﻟا ُﻚِﻠَﻤْﻟا

Maka apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan

(19)

kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arasy yang mulia.

(Al-Mu’minun: 115-116)

{ ِنوُﺪُﺒْﻌَﯿِﻟ ﻻِإ َﺲْﻧﻹا َو ﱠﻦ ِﺠْﻟا ُﺖْﻘَﻠ َﺧ ﺎَﻣ َو}

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56)

******************* Adapun firman Allah Swt.:

{ﻼَﻤ َﻋ ُﻦ َﺴ ْﺣَأ ْﻢُﻜﱡﯾَأ ْﻢُﻛﻮُﻠْﺒَﯿِﻟ}

agar Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya. (Hud: 7)

Maksudnya, untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling banyak amalnya. Dalam ayat ini tidak disebutkan paling

banyak amalnya, melainkan paling baik amalnya. Dan tiadalah amal itu baik kecuali jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah Swt. dan sesuai dengan syariat (tuntunan) Nabi Saw. Apabila sesuatu amal kehilangan salah satu dari kedua syarat tersebut, maka amal itu batil dan gugur (tidak ada pahalanya).

******************* Firman Allah Swt.:

(20)

dan jika kamu katakan (kepada penduduk Mekah),

"Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati.” (Hud: 7),

hingga akhir ayat.

Allah Swt. berfirman bahwa jika engkau beritakan—hai

Muhammad— kepada orang-orang musyrik itu bahwa Allah kelak akan menghidupkan kembali mereka sesudah mati, sebagaimana Dia memulai penciptaan mereka, padahal mereka mengetahui

bahwa Allah Swt. adalah Yang menciptakan langit dan bumi, seperti yang disebutkan oleh firman lainnya:

{ُﱠﷲا ﱠﻦُﻟﻮُﻘَﯿَﻟ ْﻢ ُﻬَﻘَﻠ َﺧ ْﻦَﻣ ْﻢ ُﻬَﺘْﻟَﺄ َﺳ ْﻦِﺌَﻟ َو}

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka," niscaya mereka menjawab, "Allah."

(Az-Zukhruf: 87)

َﺲ ْﻤ ﱠﺸﻟا َﺮ ﱠﺨ َﺳ َو َ

ض ْرﻷا َو ِتا َوﺎَﻤ ﱠﺴﻟا َﻖَﻠ َﺧ ْﻦَﻣ ْﻢ ُﻬَﺘْﻟَﺄ َﺳ ْﻦِﺌَﻟ َو}

{ُﱠﷲا ﱠﻦُﻟﻮُﻘَﯿَﻟ َﺮَﻤَﻘْﻟا َو

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah"

(Al-'Ankabut: 61)

Sekalipun mengetahui hal tersebut, mereka ingkar kepada hari berbangkit dan hari kembali kelak di hari kiamat, padahal bila dinilai dari segi kemampuan jauh lebih mudah daripada memulai

penciptaan, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

(21)

{ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُن َﻮ ْﻫَأ َﻮ ُﻫ َو ُهُﺪﯿِﻌُﯾ ﱠﻢُﺛ َﻖْﻠ َﺨْﻟا ُأَﺪْﺒَﯾ يِﺬﱠﻟا َﻮ ُﻫ َو}

Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah. (Ar-Rum: 27)

{ٍةَﺪ ِﺣا َو ٍﺲْﻔَﻨَﻛ ﻻِإ ْﻢُﻜُﺜْﻌَﺑ ﻻ َو ْﻢُﻜُﻘْﻠ َﺧ ﺎَﻣ}

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari

dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan mem bangkitkan) satu jiwa saja. (Luqman: 28)

******************* Adapun firman Allah Swt.:

{ ٌﻦﯿِﺒُﻣ ٌﺮ ْﺤ ِﺳ ﻻِإ اَﺬ َﻫ ْنِإ}

Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. (Hud: 7)

Yakni mereka berkata dengan nada kafir dan ingkar, "Kami tidak percaya kepadamu yang mengatakan terjadinya hari berbangkit, dan tiadalah yang menyebutkan hal tersebut kecuali orang yang telah engkau sihir, lalu ia mengikuti apa yang engkau katakan."

******************* Firman Allah Swt.:

(22)

Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. (Hud: 8)

Allah Swt. berfirman, "Seandainya Kami tangguhkan azab dan hukuman terhadap orang-orang musyrik itu sampai kepada suatu waktu yang ditentukan atau waktu yang telah dibatasi. Lalu Kami janjikan hal itu kepada mereka sampai kepada batas waktu yang telah ditetapkan, niscaya mereka akan mengatakan dengan nada mendustakan dan menantang ingin segera diturunkan azab itu. 'Apakah gerangan yang menyebabkan azab itu ditangguhkan dari kami?

Dikatakan demikian karena tabiat dan watak mereka telah terbiasa dengan dusta dan ragu, maka tiada kebiasaan mereka kecuali hanyalah berdusta dan meragukan; mereka tidak dapat melepaskan tabiatnya.

Lafaz ummah di dalam Al-Qur'an dan Sunnah digunakan untuk menunjukkan makna yang beraneka ragam. Adakalanya makna yang dimaksud ialah waktu, seperti dalam firman-Nya:

{ٍةَدوُﺪ ْﻌَﻣ ٍﺔﱠﻣُأ ﻰَﻟِإ}

suatu waktu yang ditentukan. (Hud: 8)

Juga dalam surat Yusuf, yaitu:

{ٍﺔ ﱠﻣُأ َﺪْﻌَﺑ َﺮَﻛﱠدا َو ﺎَﻤ ُﻬْﻨِﻣ ﺎ َﺠَﻧ يِﺬﱠﻟا َلﺎَﻗ َو}

Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya. (Yusuf:

(23)

Adakalanya menunjukkan makna "imam yang diikuti", seperti yang terdapat di dalam firman-Nya:

{ َﻦﯿِﻛِﺮ ْﺸُﻤْﻟا َﻦِﻣ ُﻚَﯾ ْﻢَﻟ َو ﺎًﻔﯿِﻨ َﺣ ِﱠِ

ﷲ ﺎًﺘِﻧﺎَﻗ ًﺔ ﱠﻣُأ َنﺎَﻛ َﻢﯿ ِﻫاَﺮْﺑِإ ﱠنِإ}

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat

dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan

(Tuhan). (An-Nahl: 120)

Adakalanya dipakai untuk menunjukkan makna tuntunan dan agama, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya yang menceritakan perkataan orang-orang musyrik, bahwa mereka telah mengatakan:

{ َنوُﺪَﺘْﻘُﻣ ْﻢ ِﻫِرﺎَﺛآ ﻰَﻠ َﻋ ﺎﱠﻧِإ َو ٍﺔﱠﻣُأ ﻰَﻠ َﻋ ﺎَﻧ َءﺎَﺑآ ﺎَﻧْﺪ َﺟ َو ﺎﱠﻧِإ}

Sesungguhnya kami menjumpai bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka. (Az-Zukhruf: 23)

Adakalanya pula dipakai untuk menunjukkan makna segolongan manusia, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

{ َنﻮُﻘ ْﺴَﯾ ِسﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣ ًﺔﱠﻣُأ ِﻪْﯿَﻠ َﻋ َﺪ َﺟ َو َﻦَﯾْﺪَﻣ َءﺎَﻣ َدَر َو ﺎﱠﻤَﻟ َو}

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya).

(Al-Qashash: 23)

(24)

اﻮُﺒِﻨَﺘ ْﺟا َو َﱠﷲا اوُﺪُﺒ ْﻋُا ِنَأ ﻻﻮ ُﺳَر ٍﺔﱠﻣُأ ﱢﻞُﻛ ﻲِﻓ ﺎَﻨْﺜَﻌَﺑ ْﺪَﻘَﻟ َو}

{ َتﻮ ُﻏﺎ ﱠﻄﻟا

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu” (An-Nahl: 36)

َﻻ ْﻢُﻫَو ِﻂ ْﺴِﻘْﻟﺎِﺑ ْﻢُﻬَﻨْﯿَﺑ َﻲ ِﻀُﻗ ْﻢُﻬُﻟﻮ ُﺳَر َءﺎ َﺟ اَذِﺈَﻓ ٌلﻮ ُﺳَر ٍﺔﱠﻣُأ ﱢﻞُﻜِﻟ َو}

{ َنﻮ ُﻤَﻠ ْﻈُﯾ

Tiap-tiap umat mempunyai rasul maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. (Yunus: 47)

Makna "umat" dalam ayat ini ialah orang-orang yang diutus di kalangan mereka seorang rasul, baik yang mukmin maupun yang kafir, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim:

َﻻ َو ﱞيِدﻮ ُﻬَﯾ ،ِﺔﱠﻣُْﻷا ِهِﺬ َﻫ ْﻦِﻣ ٌﺪ َﺣَأ ﻲِﺑ ُﻊَﻤ ْﺴَﯾ َﻻ ،ِهِﺪَﯿِﺑ ﻲ ِﺴْﻔَﻧ يِﺬﱠﻟاَو"

"َرﺎﱠﻨﻟا َﻞ َﺧَد ﱠﻻِإ ﻲِﺑ ُﻦِﻣ ْﺆُﯾ َﻻ ﱠﻢُﺛ ، ﱞﻲِﻧاَﺮ ْﺼَﻧ

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, tiada seorang pun dari kalangan umat ini —baik orang Yahudi ataupun orang Nasrani— yang telah mendengarku, lalu ia tidak beriman kepadaku, melainkan masuk neraka.

Sedangkan yang dimaksud dengan "umat pengikut" adalah orang-orang yang percaya kepada para rasul, seperti pengertian

(25)

yang terdapat di dalam firman-Nya:

{ ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ْﺖ َﺟِﺮ ْﺧُأ ٍﺔﱠﻣُأ َﺮْﯿ َﺧ ْﻢُﺘْﻨُﻛ}

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.

(Ali Imran: 110)

Di dalam hadis sahih disebutkan:

."ﻲﺘﻣأ ﻲِﺘ ﱠﻣُأ : ُلﻮُﻗَﺄَﻓ "

Maka aku berkata, "Umatku, umatkul"

Lafaz Ummah ini pun terkadang digunakan untuk menunjukkan pengertian suatu golongan atau sebagian, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt.:

{ َنﻮُﻟِﺪ ْﻌَﯾ ِﻪِﺑ َو ﱢﻖ َﺤْﻟﺎِﺑ َنوُﺪ ْﻬَﯾ ٌﺔﱠﻣُأ ﻰ َﺳﻮُﻣ ِمْﻮَﻗ ْﻦِﻣ َو}

Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat

(golongan)_yawg memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak,

dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Al-A'raf:

159)

{ٌﺔ َﻤِﺋﺎَﻗ ٌﺔﱠﻣُأ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ِﻞ ْﻫَأ ْﻦِﻣ}

di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus. (Ali

(26)

HUD, AYAT 9-11

ٌرﻮُﻔَﻛ ٌسﻮُﺌَﯿَﻟ ُﻪﱠﻧِإ ُﻪْﻨِﻣ ﺎ َﻫﺎَﻨ ْﻋﺰﻧ ﱠﻢُﺛ ًﺔَﻤ ْﺣَر ﺎﱠﻨِﻣ َنﺎ َﺴْﻧﻹا ﺎَﻨْﻗَذَأ ْﻦِﺌَﻟ َو}

ﻲﱢﻨ َﻋ ُتﺎَﺌﱢﯿ ﱠﺴﻟا َﺐ َﻫَذ ﱠﻦَﻟﻮُﻘَﯿَﻟ ُﻪْﺘ ﱠﺴَﻣ َءاﱠﺮ َﺿ َﺪْﻌَﺑ َءﺎَﻤْﻌَﻧ ُهﺎَﻨْﻗَذَأ ْﻦِﺌَﻟ َو (9)

ْﻢ ُﻬَﻟ َﻚِﺌَﻟوُأ ِتﺎ َﺤِﻟﺎ ﱠﺼﻟا اﻮُﻠِﻤ َﻋ َو او ُﺮَﺒ َﺻ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﻻِإ (10) ٌرﻮ ُﺨَﻓ ٌحِﺮَﻔَﻟ ُﻪﱠﻧِإ

{ (11) ٌﺮﯿِﺒَﻛ ٌﺮ ْﺟَأ َو ٌةَﺮِﻔْﻐَﻣ

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya,

niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana-bencana itu dariku, " sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.

Allah Swt. menceritakan perihal manusia dan sifat-sifat tercela yang ada pada dirinya, kecuali bagi orang yang dikasihi oleh Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya yang beriman. Bahwa manusia itu apabila mendapat musibah sesudah mendapat nikmat, maka ia akan berputus asa dan merasa terputus dari kebaikan di masa selanjutnya, serta kafir dan ingkar terhadap keadaan yang sebelumnya. Seakan-akan dia tidak pernah mengalami suatu

kebaikan pun, dan sesudah itu dia tidak mengharapkan suatu jalan keluar pun. Demikian pula keadaannya jika ia mendapat nikmat sesudah sengsara, sebagaimana disebutkan oleh Allah Swt.:

(27)

niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana-bencana itu dariku." (Hud: 10)

Yaitu tidak akan ada kesengsaraan dan bencana lagi yang menimpaku sesudah ini.

{ٌرﻮ ُﺨَﻓ ٌحِﺮَﻔَﻟ ُﻪﱠﻧِإ}

sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (Hud: 10)

Maksudnya, merasa sangat gembira dengan nikmat yang ada di tangannya, lalu ia bersikap angkuh dan sombong terhadap orang lain. Allah Swt. berfirman dalam ayat selanjutnya.

{او ُﺮَﺒ َﺻ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﻻِإ}

kecuali orang-orang yang sabar. (Hud: 11)

Yakni sabar dalam menghadapi bencana dan kesengsaraan.

{ ِتﺎ َﺤِﻟﺎ ﱠﺼﻟا اﻮُﻠِﻤ َﻋ َو}

dan mengerjakan amal-amal saleh. (Hud: 11)

Yaitu dalam keadaan sehat dan sejahtera.

{ٌة َﺮِﻔْﻐَﻣ ْﻢ ُﻬَﻟ َﻚِﺌَﻟوُأ}

(28)

Yakni karena bencana yang telah menimpa mereka.

{ٌﺮﯿِﺒَﻛ ٌﺮ ْﺟَأ َو}

dan pahala yang besar. (Hud: 11)

karena apa yang telah mereka perbuat di masa makmur dan sejahteranya. Seperti yang disebutkan di dalam suatu hadis:

َﻻ َو ﺐ َﺼَﻧ َﻻ َو ،ﱞﻢ َﻏ َﻻ َو ﱞﻢَﻫ َﻦِﻣ ْﺆُﻤْﻟا ُﺐﯿ ِﺼُﯾ َﻻ ،ِهِﺪَﯿِﺑ ﻲ ِﺴْﻔَﻧ يِﺬﱠﻟاَو"

ْﻦِﻣ ﺎ َﻬِﺑ ُﻪْﻨ َﻋ ُﷲا َﺮﱠﻔَﻛ ﱠﻻِإ ،ﺎ َﻬُﻛﺎ َﺸُﯾ ُﺔَﻛْﻮ ﱠﺸﻟا ﻰﱠﺘ َﺣ نَﺰ َﺣ َﻻ َو ،ﺐ َﺻ َو

ُهﺎَﯾﺎ َﻄ َﺧ

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman

kekuasaanNya, tidak sekali-kali menimpa seorang mukmin suatu derita dan tidak pula suatu kesusahan, tidak pula suatu kepayahan, tidak pula suatu penyakit, tidak pula suatu kesedihan sehingga duri yang menusuknya, melainkan Allah menghapuskan karenanya sebagian dari dosa-dosanya.

Di dalam kitab Sahihain disebutkan:

اًﺮْﯿ َﺧ َنﺎَﻛ ﱠﻻِإ ًءﺎ َﻀَﻗ ِﻦِﻣ ْﺆُﻤْﻠِﻟ ُﱠﷲا ﻲ ِﻀْﻘَﯾ َﻻ ،ِهِﺪَﯿِﺑ ﻲ ِﺴْﻔَﻧ يِﺬﱠﻟا َو"

َﺮَﺒ َﺼَﻓ ُءاﱠﺮ َﺿ ُﻪْﺘَﺑﺎ َﺻَأ ْنِإ َو ،ُﻪَﻟ اًﺮْﯿ َﺧ َنﺎَﻛ َﺮَﻜ َﺸَﻓ ُءاﱠﺮ َﺳ ُﻪْﺘَﺑﺎ َﺻَأ ْنِإ ،ُﻪَﻟ

" ِﻦِﻣ ْﺆُﻤْﻟا ِﺮْﯿ َﻏ ٍﺪ َﺣَِﻷ َﻚِﻟَذ َﺲْﯿَﻟ َو ،ُﻪَﻟ اًﺮْﯿ َﺧ َنﺎَﻛ

(29)

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaannya, tidak sekali-kali Allah memutuskan bagi orang mukmin suatu keputusan melainkan hal itu baik baginya. Jika dia beroleh kegembiraan, maka dia akan bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia tertimpa kesedihan, maka ia bersabar, dan bersabar itu baik baginya. Hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun selain orang mukmin.

Karena itulah dalam firman Allah Swt. disebutkan:

اﻮُﻠِﻤ َﻋ َو اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﻻِإ ٍﺮ ْﺴ ُﺧ ﻲِﻔَﻟ َنﺎ َﺴْﻧﻹا ﱠنِإ ِﺮ ْﺼَﻌْﻟا َو}

{ِﺮْﺒ ﱠﺼﻟﺎِﺑ ا ْﻮ َﺻا َﻮَﺗ َو ﱢﻖ َﺤْﻟﺎِﺑ ا ْﻮ َﺻا َﻮَﺗ َو ِتﺎ َﺤِﻟﺎ ﱠﺼﻟا

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

(Al-Asr: 1-3)

{ﺎ ًﻋﻮُﻠ َﻫ َﻖِﻠ ُﺧ َنﺎ َﺴْﻧﻹا ﱠنِإ}

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir

(Al-Ma’arij: 19), hingga beberapa ayat berikutnya.

HUD, AYAT 12-14

ﻻ ْﻮَﻟ اﻮُﻟﻮُﻘَﯾ ْنَأ َكُرْﺪ َﺻ ِﻪِﺑ ٌﻖِﺋﺎ َﺿ َو َﻚْﯿَﻟِإ ﻰ َﺣﻮُﯾ ﺎَﻣ َﺾْﻌَﺑ ٌكِرﺎَﺗ َﻚﱠﻠَﻌَﻠَﻓ}

ٍء ْﻲ َﺷ ﱢﻞُﻛ ﻰَﻠ َﻋ ُﱠﷲا َو ٌﺮﯾِﺬَﻧ َﺖْﻧَأ ﺎَﻤﱠﻧِإ ٌﻚَﻠَﻣ ُﻪَﻌَﻣ َءﺎ َﺟ ْوَأ ﺰﻨَﻛ ِﻪْﯿَﻠ َﻋ َلﺰﻧُأ

(30)

ٍتﺎَﯾَﺮَﺘْﻔُﻣ ِﻪِﻠْﺜِﻣ ٍر َﻮ ُﺳ ِﺮ ْﺸَﻌِﺑ اﻮُﺗْﺄَﻓ ْﻞُﻗ ُهاَﺮَﺘْﻓا َنﻮُﻟﻮُﻘَﯾ ْمَأ (12) ٌﻞﯿِﻛ َو

ْﻢَﻟ ْنِﺈَﻓ (13) َﻦﯿِﻗِدﺎ َﺻ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْنِإ ِﱠﷲا ِنوُد ْﻦِﻣ ْﻢُﺘْﻌ َﻄَﺘ ْﺳا ِﻦَﻣ اﻮ ُﻋْدا َو

ْﻢُﺘْﻧَأ ْﻞ َﻬَﻓ َﻮ ُﻫ ﻻِإ َﻪَﻟِإ َﻻ ْنَأ َو ِﱠﷲا ِﻢْﻠِﻌِﺑ َلﺰﻧُأ ﺎَﻤﱠﻧَأ اﻮُﻤَﻠ ْﻋﺎَﻓ ْﻢُﻜَﻟ اﻮُﺒﯿ ِﺠَﺘ ْﺴَﯾ

{ (14) َنﻮ ُﻤِﻠ ْﺴُﻣ

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak

diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dia seorang malaikat?” Sesungguhnya kamu

hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. Bahkan mereka mengatakan, "Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), maka

datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar" Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruan kamu (ajakan

kamu) itu, maka ketahuilah sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan

dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri (kepada Allah)?

Allah Swt. berfirman menghibur Rasul-Nya dalam menghadapi pembangkangan kaum musyrik yang mengatakan apa yang telah mereka katakan terhadap Rasul, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

ﻻ ْﻮَﻟ ِقاَﻮ ْﺳﻷا ﻲِﻓ ﻲ ِﺸْﻤَﯾ َو َمﺎَﻌ ﱠﻄﻟا ُﻞُﻛْﺄَﯾ ِلﻮ ُﺳﱠﺮﻟا اَﺬ َﻫ ِلﺎَﻣ اﻮُﻟﺎَﻗ َو}

ٌﺔﱠﻨ َﺟ ُﻪَﻟ ُنﻮُﻜَﺗ ْوَأ ﺰﻨَﻛ ِﻪْﯿَﻟِإ ﻰَﻘْﻠُﯾ ْوَأ اًﺮﯾِﺬَﻧ ُﻪَﻌَﻣ َنﻮُﻜَﯿَﻓ ٌﻚَﻠَﻣ ِﻪْﯿَﻟِإ َلﺰﻧُأ

(31)

{اًرﻮ ُﺤ ْﺴَﻣ ﻼ ُﺟَر ﻻِإ َنﻮُﻌِﺒﱠﺘَﺗ ْنِإ َنﻮُﻤِﻟﺎ ﱠﻈﻟا َلﺎَﻗ َو ﺎ َﻬْﻨِﻣ ُﻞُﻛْﺄَﯾ

Dan mereka berkata, "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya

seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan

bersama-sama dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang yang zalim itu

berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir." (Al-Furqan: 7-8)

Lalu Allah Swt. memerintahkan Rasul-Nya dan memberikan petunjuk kepadanya bahwa janganlah dadanya merasa sempit karena perlakuan mereka terhadapnya, jangan pula hal tersebut menghambatnya dan memalingkannya dari menyeru mereka di malam dan siang hari untuk menyembah Allah Swt. Dalam ayat lainnya disebutkan oleh firman-Nya:

{ َنﻮُﻟﻮُﻘَﯾ ﺎَﻤِﺑ َكُرْﺪ َﺻ ُﻖﯿ ِﻀَﯾ َﻚﱠﻧَأ ُﻢَﻠْﻌَﻧ ْﺪَﻘَﻟ َو}

Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. (Al-Hijr: 97)

Sedangkan dalam surat Hud ayat 12 berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

{اﻮُﻟﻮُﻘَﯾ ْنَأ َكُرْﺪ َﺻ ِﻪِﺑ ٌﻖِﺋﺎ َﺿ َو َﻚْﯿَﻟِإ ﻰ َﺣﻮُﯾ ﺎَﻣ َﺾْﻌَﺑ ٌكِرﺎَﺗ َﻚﱠﻠَﻌَﻠَﻓ}

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena

(32)

khawatir bahwa mereka akan mengatakan.

Yakni karena perkataan mereka yang demikian itu.

Sesungguhnya engkau adalah seorang pemberi peringatan, dan engkau mempunyai teladan dari saudara-saudaramu dari kalangan para rasul sebelummu. Karena sesungguhnya mereka didustakan dan disakiti, tetapi mereka tetap bersabar sehingga datang kepada mereka pertolongan dari Allah Swt.

Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang mukjizat yang

terkandung di dalam Al-Qur'an, bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mendatangkan hal yang semisal dengan Al-Qur'an, tidak juga sepuluh surat yang semisal dengannya, tidak pula suatu surat

darinya. Karena kalam Allah berbeda dengan perkataan makhluk, sebagaimana sifat-sifat Allah berbeda dengan sifat-sifat makhluk, dan Zat Allah tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.

Mahasuci dan Mahatinggi Allah, tidak ada Tuhan selain Dia dan tidak ada Rabb selain Dia. Kemudian Allah Swt. berfirman:

{ْﻢُﻜَﻟ اﻮُﺒﯿ ِﺠَﺘ ْﺴَﯾ ْﻢَﻟ ْنِﺈَﻓ}

Jika mereka yang kalian seru itu tidak menerima seruan kalian,

(Hud: 14)

Maksudnya, jika mereka tidak menyambut tantangan yang telah kalian serukan kepada mereka, maka ketahuilah bahwa mereka tidak mampu melakukannya, dan bahwa Al-Qur'an ini adalah firman Allah yang diturunkan dari sisi-Nya; di dalamnya terkandung ilmu, perintah, dan larangan-Nya.

(33)

dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri (kepada Allah)? (Hud: 14)

HUD, AYAT 15-16

ْﻢ ُﻫ َو ﺎ َﻬﯿِﻓ ْﻢ ُﻬَﻟﺎ َﻤ ْﻋَأ ْﻢ ِﻬْﯿَﻟِإ ﱢف َﻮُﻧ ﺎ َﻬَﺘَﻨﯾِز َو ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا َةﺎَﯿ َﺤْﻟا ُﺪﯾِﺮُﯾ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣ}

ُرﺎﱠﻨﻟا ﻻِإ ِةَﺮ ِﺧﻵا ﻲِﻓ ْﻢ ُﻬَﻟ َﺲْﯿَﻟ َﻦﯾِﺬﱠﻟا َﻚِﺌَﻟوُأ (15) َنﻮ ُﺴ َﺨْﺒُﯾ َﻻ ﺎ َﻬﯿِﻓ

{ (16) َنﻮُﻠَﻤْﻌَﯾ اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ ٌﻞ ِﻃﺎَﺑ َو ﺎ َﻬﯿِﻓ اﻮُﻌَﻨ َﺻ ﺎَﻣ َﻂِﺒ َﺣ َو

Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan

pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.

Sehubungan dengan ayat ini Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya orang-orang yang suka riya (pamer dalam amalnya), maka pahala mereka diberikan di dunia ini.

Demikian itu karena mereka tidak dianiaya barang sedikit pun. Ibnu Abbas mengatakan, "Barang siapa yang beramal saleh untuk

mencari keduniawian, seperti melakukan puasa, atau salat, atau bertahajud di malam hari, yang semuanya itu ia kerjakan hanya semata-mata untuk mencari keduniawian, maka Allah berfirman, 'Aku akan memenuhi apa yang dicarinya di dunia, ini sebagai pembalasannya, sedangkan amalnya yang ia kerjakan untuk mencari keduniawian itu digugurkan, dan dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi'."

(34)

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Anas ibnu Malik dan Al-Hasan mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Mujahid dan lain-lainnya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka riya.

Qatadah mengatakan, "Barang siapa yang dunia merupakan niat, dambaan, dan buruannya, maka Allah membalas kebaikannya di dunia ini. Dan bila ia datang ke akhirat, maka ia tidak lagi memiliki pahala amal kebaikan yang akan diberikan kepadanya. Adapun orang mukmin, maka amal kebaikannya dibalas di dunia ini, dan kelak di akhirat dia mendapat pahala dari amalnya itu." Dalam hadis yang marfu’ telah disebutkan hal yang semisal dengan ini.

Allah Swt. telah berfirman:

ﱠﻢُﺛ ُﺪﯾ ِﺮُﻧ ْﻦَﻤِﻟ ُءﺎ َﺸَﻧ ﺎَﻣ ﺎ َﻬﯿِﻓ ُﻪَﻟ ﺎَﻨْﻠ ﱠﺠ َﻋ َﺔَﻠ ِﺟﺎَﻌْﻟا ُﺪﯾِﺮُﯾ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣ}

ﺎ َﻬَﻟ ﻰَﻌ َﺳ َو َةَﺮ ِﺧﻵا َداَرَأ ْﻦَﻣ َو اًرﻮ ُﺣْﺪَﻣ ﺎًﻣﻮُﻣْﺬَﻣ ﺎ َﻫﻼ ْﺼَﯾ َﻢﱠﻨ َﻬ َﺟ ُﻪَﻟ ﺎَﻨْﻠَﻌ َﺟ

ِءﻻ ُﺆ َﻫ ﱡﺪ ِﻤُﻧ ﻼُﻛ اًرﻮُﻜ ْﺸَﻣ ْﻢ ُﻬُﯿ ْﻌ َﺳ َنﺎَﻛ َﻚِﺌَﻟوُﺄَﻓ ٌﻦِﻣ ْﺆُﻣ َﻮ ُﻫ َو ﺎ َﻬَﯿ ْﻌ َﺳ

َﻒْﯿَﻛ ْﺮ ُﻈْﻧا اًرﻮ ُﻈ ْﺤَﻣ َﻚﱢﺑَر ُءﺎ َﻄ َﻋ َنﺎَﻛ ﺎَﻣ َو َﻚﱢﺑَر ِءﺎ َﻄ َﻋ ْﻦِﻣ ِءﻻ ُﺆ َﻫَو

{ﻼﯿ ِﻀْﻔَﺗ ُﺮَﺒْﻛَأ َو ٍتﺎ َﺟَرَد ُﺮَﺒْﻛَأ ُةَﺮ ِﺧﻶَﻟ َو ٍﺾْﻌَﺑ ﻰَﻠ َﻋ ْﻢ ُﻬ َﻀْﻌَﺑ ﺎَﻨْﻠ ﱠﻀَﻓ

Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan bagiannya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

(35)

Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang

usahanya dibatasi dengan baik Kepada masing-masing golongan — baik golongan ini maupun golongan itu— Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat

dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra: 18-21)

ُﺪﯾ ِﺮُﯾ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣ َو ِﻪِﺛ ْﺮ َﺣ ﻲِﻓ ُﻪَﻟ ْدﺰﻧ ِةَﺮ ِﺧﻵا َثْﺮ َﺣ ُﺪﯾِﺮُﯾ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣ}

{ ٍﺐﯿ ِﺼَﻧ ْﻦِﻣ ِةَﺮ ِﺧﻵا ﻲِﻓ ُﻪَﻟ ﺎَﻣ َو ﺎ َﻬْﻨِﻣ ِﻪِﺗ ْﺆُﻧ ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا َثْﺮ َﺣ

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya; dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya

sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat (Asy-Syura: 20)

HUD, AYAT 17

ُبﺎَﺘِﻛ ِﻪِﻠْﺒَﻗ ْﻦِﻣ َو ُﻪْﻨ ِﻣ ٌﺪ ِﻫﺎ َﺷ ُهﻮُﻠْﺘَﯾ َو ِﻪﱢﺑ َر ْﻦِﻣ ٍﺔَﻨﱢﯿَﺑ ﻰَﻠ َﻋ َنﺎَﻛ ْﻦَﻤَﻓَأ}

ِباَﺰ ْﺣﻷا َﻦِﻣ ِﻪِﺑ ْﺮُﻔْﻜَﯾ ْﻦَﻣ َو ِﻪِﺑ َنﻮُﻨ ِﻣ ْﺆُﯾ َﻚِﺌَﻟوُأ ًﺔ َﻤ ْﺣ َر َو ﺎ ًﻣﺎ َﻣِإ ﻰ َﺳﻮ ُﻣ

َﺮَﺜ ْﻛَأ ﱠﻦِﻜَﻟ َو َﻚﱢﺑ َر ْﻦِﻣ ﱡﻖ َﺤْﻟا ُﻪﱠﻧِإ ُﻪْﻨِﻣ ٍﺔَﯾ ْﺮِﻣ ﻲِﻓ ُﻚَﺗ ﻼَﻓ ُهُﺪ ِﻋ ْﻮَﻣ ُرﺎﱠﻨﻟﺎَﻓ

{ (17) َنﻮُﻨ ِﻣ ْﺆُﯾ َﻻ ِسﺎﱠﻨﻟا

(36)

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al-Qur'an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan

rahmat? Mereka itu beriman kepada Al-Qur’an. Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur'an itu. Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang mukmin yang berada pada fitrah Allah yang telah difitrahkan-Nya kepada semua hamba-Nya, yaitu pengakuan yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Disebutkan oleh Allah melalui firman-Nya:

َﻻ ﺎ َﻬْﯿَﻠ َﻋ َسﺎﱠﻨﻟا َﺮ َﻄَﻓ ﻲِﺘﱠﻟا ِﱠﷲا َةَﺮ ْﻄِﻓ ﺎًﻔﯿِﻨ َﺣ ِﻦﯾﱢﺪﻠِﻟ َﻚَﻬ ْﺟ َو ْﻢِﻗَﺄَﻓ}

{ُﻢﱢﯿَﻘْﻟا ُﻦﯾﱢﺪﻟا َﻚِﻟَذ ِﱠﷲا ِﻖْﻠ َﺨِﻟ َﻞﯾِﺪْﺒَﺗ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama

(Islam); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. (Ar-Rum: 30), hingga akhir ayat.

Di dalam hadis Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

ﻪﻧاﺮ ﱢﺼَﻨُﯾو ﻪﻧاد ﱢﻮ َﻬُﯾ ُها َﻮَﺑَﺄَﻓ ،ِةَﺮ ْﻄِﻔْﻟا ﻰَﻠ َﻋ ُﺪَﻟﻮُﯾ ٍدﻮُﻟ ْﻮَﻣ ﱡﻞُﻛ"

ْﻦِﻣ ﺎ َﻬﯿِﻓ نﻮ ﱡﺴ ِﺤُﺗ ْﻞ َﻫ ،ءﺎﻌ ْﻤ َﺟ ًﺔَﻤﯿ ِﻬَﺑ ُﺔَﻤﯿ ِﻬَﺒْﻟا ُﺪَﻟﻮُﺗ ﺎَﻤَﻛ ،ﻪﻧﺎﺴ ﱢﺠَﻤُﯾو

" ؟ َءﺎ َﻋْﺪ َﺟ

(37)

Setiap anak dilahirkan atas fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi. Sama halnya dengan ternak unta betina yang melahirkan unta dalam keadaan utuh, apakah kalian melihat adanya kecacatan pada telinganya?

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Hammad, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:

ُﻦﯿ ِﻃﺎَﯿ ﱠﺸﻟا ُﻢ ُﻬْﺗ َءﺎ َﺠَﻓ ،ءﺎَﻔَﻨ ُﺣ يِدﺎَﺒ ِﻋ ُﺖْﻘَﻠ َﺧ ﻲﱢﻧِإ :ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ُﱠﷲا ُلﻮُﻘَﯾ"

"ْﻢ ُﻬَﻟ ُﺖْﻠَﻠ ْﺣَأ ﺎَﻣ ْﻢ ِﻬْﯿَﻠ َﻋ ْﺖَﻣﱠﺮ َﺣو ،ْﻢ ِﻬِﻨﯾِد ْﻦ َﻋ ْﻢ ُﻬْﺘَﻟﺎَﺘ ْﺟﺎَﻓ

Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif lalu datanglah setan kepada mereka sehingga setan menyesatkan mereka dari agamanya. Dan setan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan kepada mereka. Dan setan memerintahkan kepada mereka agar mempersekutukan Aku dengan apa yang Aku tidak menurunkan keterangan tentangnya.”

Di dalam kitab Musnad dan kitab Sunan disebutkan seperti berikut:

"ُﻪُﻧﺎ َﺴِﻟ ُﻪْﻨ َﻋ بِﺮﻌُﯾ ﻰﱠﺘ َﺣ ،ِﺔﱠﻠِﻤْﻟا ِهِﺬ َﻫ ﻰَﻠ َﻋ ُﺪَﻟﻮُﯾ ٍدﻮُﻟ ْﻮَﻣ ﱡﻞُﻛ"

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan memeluk agama (Islam) ini, sehingga lisannya dapat berbicara mengungkapkan

keinginannya.

(38)

******************* Firman Allah Swt.:

{ُﻪْﻨ ِﻣ ٌﺪ ِﻫﺎ َﺷ ُهﻮُﻠْﺘَﯾ َو}

dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah (Hud: 17)

Maksudnya, yang disampaikan oleh saksi dari sisi Allah, yaitu apa yang diwahyukan oleh Allah kepada para nabi, berupa syariat-syariat yang suci sempurna, diagungkan, dan diakhiri dengan syariat Nabi Muhammad Saw.

Karena itulah Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Ibrahim An-Nakha'i, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan sehubungan dengan makna

firman-Nya berikut ini : dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah (Hud: 17) Menurut mereka, yang dimaksud adalah Malaikat Jibril a.s.

Diriwayatkan pula dari Ali r.a., Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa yang dimaksud ialah Nabi Muhammad Saw. Kedua pendapat

tersebut berdekatan maknanya, karena Jibril a.s. dan Muhammad Saw. masing-masing telah menyampaikan risalah Allah Swt.

Malaikat Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad menyampaikan kepada umat.

Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud adalah Ali r.a. Tetapi pendapat ini lemah dan tidak diketahui sumbernya; pendapat yang pertama dan yang kedualah yang benar.

Seorang mukmin dengan bekal fitrah yang ada pada dirinya dapat menyaksikan kebenaran syariat secara global, dan secara

(39)

rinci tersimpulkan dari syariat itu sendiri. Kemudian fitrahnya membenarkan dan mengimaninya. Karena itulah Allah Swt. berfirman:

{ُﻪْﻨ ِﻣ ٌﺪ ِﻫﺎ َﺷ ُهﻮُﻠْﺘَﯾ َو ِﻪﱢﺑَر ْﻦِﻣ ٍﺔَﻨﱢﯿَﺑ ﻰَﻠ َﻋ َنﺎَﻛ ْﻦَﻤَﻓَأ}

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh saksi dari Allah. (Hud: 17)

Yakni Al-Qur'an yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Saw., kemudian Nabi Muhammad Saw. menyampaikannya kepada

umatnya. Kemudian Allah Swt. berfirman:

{ﻰ َﺳﻮُﻣ ُبﺎَﺘِﻛ ِﻪِﻠْﺒَﻗ ْﻦِﻣ َو}

dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa. (Hud: 17)

Artinya, sebelum Al-Qur'an telah ada kitab Musa, yaitu Taurat.

{ًﺔ َﻤ ْﺣَر َو ﺎًﻣﺎَﻣِإ}

yang menjadi pedoman dan rahmat. (Hud: 17)

Allah menurunkannya kepada umat tersebut sebagai pedoman dan panutan yang mereka ikuti serta sebagai rahmat dari Allah buat mereka. Maka barang siapa yang beriman kepadanya (Taurat)

dengan sebenarnya, niscaya hal itu akan membimbingnya untuk beriman kepada Al-Qur'an. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

(40)

{ِﻪِﺑ َنﻮُﻨِﻣ ْﺆُﯾ َﻚِﺌَﻟوُأ}

Mereka itu beriman kepada Al-Qur'an. (Hud: 17)

Kemudian Allah berfirman mengancam orang yang mendustakan Al-Qur'an atau sesuatu dari Al-Qur'an, yaitu:

{ُهُﺪ ِﻋ ْﻮَﻣ ُرﺎﱠﻨﻟﺎَﻓ ِباَﺰ ْﺣﻷا َﻦِﻣ ِﻪِﺑ ْﺮُﻔْﻜَﯾ ْﻦَﻣ َو}

Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Maksudnya, barang siapa dari kalangan penduduk bumi yang kafir kepada Al-Qur'an, baik dari kalangan orang-orang musyrik, orang-orang kafir, orang-orang ahli kitab, dan lain-lainnya dari kalangan keturunan anak Adam dengan berbagai warna kulit, bentuk, dan bangsanya yang telah sampai kepadanya Al-Qur'an, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

{ َﻎَﻠَﺑ ْﻦَﻣ َو ِﻪِﺑ ْﻢُﻛَرِﺬْﻧﻷ}

supaya dengan Al-Qur'an itu aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya).

(Al-An'am: 19)

(41)

Katakanlah "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua." (Al- A'raf: 158)

{ُهُﺪ ِﻋ ْﻮَﻣ ُرﺎﱠﻨﻟﺎَﻓ ِباَﺰ ْﺣﻷا َﻦِﻣ ِﻪِﺑ ْﺮُﻔْﻜَﯾ ْﻦَﻣ َو}

Dan barang siapa di atara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Syu'bah, dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Abu Musa Al-Asy'ari r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

ْوَأ ﱞيِدﻮ ُﻬَﯾ ِﺔ ﱠﻣُْﻷا ِهِﺬ َﻫ ْﻦِﻣ ٌﺪ َﺣَأ ﻲِﺑ ُﻊَﻤ ْﺴَﯾ َﻻ ،ِهِﺪَﯿِﺑ ﻲ ِﺴْﻔَﻧ يِﺬﱠﻟا َو"

"َرﺎﱠﻨﻟا َﻞ َﺧَد ﱠﻻِإ ﻲِﺑ ُﻦِﻣ ْﺆُﯾ َﻻ ﱠﻢُﺛ ، ﱞﻲِﻧاَﺮ ْﺼَﻧ

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman

kekuasaannya, tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar tentang aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku, melainkan pasti masuk neraka.

Abu Ayyub As-Sukhtiyani telah meriwayatkan dari Sa'id ibnu

Jubair yang mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia mendengar suatu hadis dari Nabi Saw. menurut apa adanya melainkan ia menjumpai yang sesuai dengannya atau yang membenarkannya di dalam Al-Qur'an. Telah sampai pula kepadanya bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

(42)

َﻼَﻓ ، ﱞﻲِﻧاَﺮ ْﺼَﻧ َﻻ َو ﱞيِدﻮ ُﻬَﯾ َﻻ َو ،ِﺔﱠﻣُْﻷا ِهِﺬ َﻫ ْﻦِﻣ ٌﺪ َﺣَأ ﻲِﺑ ُﻊَﻤ ْﺴَﯾ َﻻ"

"َرﺎﱠﻨﻟا َﻞ َﺧَد ﱠﻻِإ ﻲِﺑ ُﻦِﻣ ْﺆُﯾ

Tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku melainkan masuk neraka.

Kemudian ia berkata kepada dirinya sendiri, manakah hal yang membenarkannya dari Kitabullah? Karena jarang sekali ia

mendengar sesuatu hadis dari Rasulullah, melainkan ia menjumpai hal yang membenarkannya di dalam Al-Qur'an. Akhirnya ia

menjumpainya pada ayat berikut:

{ُهُﺪ ِﻋ ْﻮَﻣ ُرﺎﱠﻨﻟﺎَﻓ ِباَﺰ ْﺣﻷا َﻦِﻣ ِﻪِﺑ ْﺮُﻔْﻜَﯾ ْﻦَﻣ َو}

Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Yakni dari kalangan pemeluk semua agama. ******************* Firman Allah Swt.:

{ َﻚﱢﺑَر ْﻦِﻣ ﱡﻖ َﺤْﻟا ُﻪﱠﻧِإ ُﻪْﻨِﻣ ٍﺔَﯾ ْﺮِﻣ ﻲِﻓ ُﻚَﺗ ﻼَﻓ}

Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu. (Hud: 17),

(43)

Artinya, Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah, tiada keraguan dan tiada kebimbangan di dalamnya. Seperti yang disebutkan pula di dalam firman-Nya:

{ َﻦﯿ ِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا ﱢبَر ْﻦِﻣ ِﻪﯿِﻓ َﺐْﯾَر َﻻ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ُﻞﯾﺰﻨَﺗ ﻢﻟا}

Alif Lam Mim. Turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan padanya (adalah) dari Tuhan semesta alam. (As-Sajdah: 1-2)

{ِﻪﯿِﻓ َﺐْﯾَر َﻻ ُبﺎَﺘِﻜْﻟا َﻚِﻟَذ ﻢﻟا}

Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya.

(Al-Baqarah: 1-2)

Adapun firman Allah Swt.:

{ َنﻮُﻨ ِﻣ ْﺆُﯾ َﻻ ِسﺎﱠﻨﻟا َﺮَﺜْﻛَأ ﱠﻦِﻜَﻟ َو}

tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (Hud: 17)

Ayat tersebut sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

{ َﻦﯿِﻨ ِﻣ ْﺆ ُﻤِﺑ َﺖ ْﺻَﺮ َﺣ ْﻮَﻟ َو ِسﺎﱠﻨﻟا ُﺮَﺜْﻛَأ ﺎَﻣ َو}

Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf: 103)

(44)

{ِﱠﷲا ِﻞﯿِﺒ َﺳ ْﻦ َﻋ َكﻮﱡﻠ ِﻀُﯾ ِض ْرﻷا ﻲِﻓ ْﻦَﻣ َﺮَﺜْﻛَأ ْﻊ ِﻄُﺗ ْنِإ َو}

Dan Jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah

(Al-An'am: 116)

{ َﻦﯿِﻨ ِﻣ ْﺆ ُﻤْﻟا َﻦِﻣ ﺎًﻘﯾِﺮَﻓ ﻻِإ ُهﻮُﻌَﺒﱠﺗﺎَﻓ ُﻪﱠﻨ َﻇ ُﺲﯿِﻠْﺑِإ ْﻢ ِﻬْﯿَﻠ َﻋ َقﱠﺪ َﺻ ْﺪَﻘَﻟ َو}

Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran

sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. (Saba: 20)

(45)

HUD, AYAT 18-22

ْﻢ ِﻬﱢﺑَر ﻰَﻠ َﻋ َنﻮ ُﺿَﺮْﻌُﯾ َﻚِﺌَﻟوُأ ﺎًﺑِﺬَﻛ ِﱠﷲا ﻰَﻠ َﻋ ىَﺮَﺘْﻓا ِﻦﱠﻤِﻣ ُﻢَﻠ ْﻇَأ ْﻦَﻣ َو}

ﻰَﻠ َﻋ ِﱠﷲا ُﺔَﻨ ْﻌَﻟ ﻻَأ ْﻢ ِﻬﱢﺑَر ﻰَﻠ َﻋ اﻮُﺑَﺬَﻛ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ِءﻻ ُﺆ َﻫ ُدﺎ َﻬ ْﺷﻷا ُلﻮُﻘَﯾ َو

ْﻢ ُﻫ َو ﺎ ًﺟ َﻮ ِﻋ ﺎ َﻬَﻧﻮُﻐْﺒَﯾ َو ِﱠﷲا ِﻞﯿِﺒ َﺳ ْﻦ َﻋ َنوﱡﺪ ُﺼَﯾ َﻦﯾِﺬﱠﻟا (18) َﻦﯿِﻤِﻟﺎ ﱠﻈﻟا

ﺎ َﻣ َو ِض ْرﻷا ﻲِﻓ َﻦﯾِﺰ ِﺠْﻌُﻣ اﻮُﻧﻮُﻜَﯾ ْﻢَﻟ َﻚِﺌَﻟوُأ (19) َنوُﺮِﻓﺎَﻛ ْﻢ ُﻫ ِةَﺮ ِﺧﻵﺎِﺑ

اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎ َﻣ ُباَﺬَﻌْﻟا ُﻢ ُﻬَﻟ ُﻒ َﻋﺎ َﻀُﯾ َءﺎَﯿِﻟ ْوَأ ْﻦِﻣ ِﱠﷲا ِنوُد ْﻦِﻣ ْﻢ ُﻬَﻟ َنﺎَﻛ

او ُﺮ ِﺴ َﺧ َﻦﯾِﺬﱠﻟا َﻚِﺌَﻟوُأ (20) َنوُﺮ ِﺼْﺒُﯾ اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ َو َﻊ ْﻤ ﱠﺴﻟا َنﻮُﻌﯿ ِﻄَﺘ ْﺴَﯾ

ِة َﺮ ِﺧﻵا ﻲِﻓ ْﻢ ُﻬﱠﻧَأ َمَﺮ َﺟ َﻻ (21) َنوُﺮَﺘْﻔَﯾ اﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ ْﻢ ُﻬْﻨ َﻋ ﱠﻞ َﺿ َو ْﻢ ُﻬ َﺴُﻔْﻧَأ

{ (22) َنو ُﺮ َﺴ ْﺧﻷا ُﻢ ُﻫ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang y ang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata Orang-orang inilah

yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka. Ingatlah, kutukan Allah

(ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang

menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki

(supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang

tidak percaya adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat

(46)

dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.

Allah Swt. menerangkan keadaan orang-orang yang

mendustakan-Nya, juga tentang dipermalukan-Nya mereka di hari akhirat kelak di hadapan mata kepala semua makhluk dari kalangan para malaikat, para rasul, para nabi, serta seluruh umat manusia dan jin. Sehubungan dengan hal ini Imam Ahmad mengatakan;

َنا َﻮْﻔ َﺻ ْﻦ َﻋ ،ُةَدﺎَﺘَﻗ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ ،مﺎﱠﻤ َﻫ ﺎَﻧَﺮَﺒ ْﺧَأ َﻻﺎَﻗ ُنﺎﱠﻔ َﻋ َو ﺰ ْﻬَﺑ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ

َﻒْﯿَﻛ :َلﺎَﻗ ٌﻞ ُﺟَر ُﻪَﻟ َضَﺮ َﻋ ْذِإ ،َﺮَﻤ ُﻋ ِﻦْﺑا ِﺪَﯿِﺑ اًﺬ ِﺧآ ُﺖْﻨُﻛ :َلﺎَﻗ زِﺮ ْﺤُﻣ ِﻦْﺑ

َم ْﻮَﯾ ى َﻮ ْﺠﱠﻨﻟا ﻲِﻓ ُلﻮُﻘَﯾ َﻢﱠﻠ َﺳ َو ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُﱠﷲا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﱠﷲا َلﻮ ُﺳَر َﺖْﻌِﻤ َﺳ

ﱠنِإ" :ُلﻮُﻘَﯾ :َﻢﱠﻠ َﺳَو ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُﱠﷲا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﱠﷲا َلﻮ ُﺳَر ُﺖْﻌِﻤ َﺳ :َلﺎَﻗ ؟ِﺔَﻣﺎَﯿِﻘْﻟا

، ِسﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣ ُهُﺮُﺘ ْﺴَﯾ َو ،ﻪَﻔَﻨﻛ ِﻪْﯿَﻠ َﻋ ُﻊ َﻀَﯿَﻓ ، َﻦِﻣ ْﺆُﻤْﻟا ﻲِﻧْﺪُﯾ ﱠﻞ َﺟ َو ﱠﺰ َﻋ َﱠﷲا

؟ اَﺬَﻛ َﺐْﻧَذ ُفِﺮْﻌَﺗَأ ؟ اَﺬَﻛ َﺐْﻧَذ ُفِﺮْﻌَﺗَأ :ُﻪَﻟ ُلﻮُﻘَﯾ َو ،ِﻪِﺑﻮُﻧُﺬِﺑ ُهُرﱢﺮَﻘُﯾ َو

َﻚَﻠ َﻫ ْﺪَﻗ ُﻪﱠﻧَأ ِﻪ ِﺴْﻔَﻧ ﻲِﻓ ىَأَرَو ،ِﻪِﺑﻮُﻧُﺬِﺑ هرﱠﺮَﻗ اَذِإ ﻰﱠﺘ َﺣ ؟ اَﺬَﻛ َﺐْﻧَذ ُفِﺮْﻌَﺗَأ

ﱠﻢُﺛ .َم ْﻮَﯿْﻟا َﻚَﻟ ﺎ َﻫُﺮِﻔ ْﻏَأ ﻲﱢﻧِإ َو ،ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا ﻲِﻓ َﻚْﯿَﻠ َﻋ ﺎ َﻬُﺗ ْﺮَﺘ َﺳ ْﺪَﻗ ﻲﱢﻧِﺈَﻓ : َلﺎَﻗ

ُدﺎ َﻬ ْﺷﻷا} : ُلﻮُﻘَﯿَﻓ َنﻮُﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟا َو ُرﺎﱠﻔُﻜْﻟا ﺎﱠﻣَأ َو ،ِﻪِﺗﺎَﻨ َﺴ َﺣ َبﺎَﺘِﻛ ﻰ َﻄْﻌُﯾ

{ َﻦﯿ ِﻤِﻟﺎ ﱠﻈﻟا ﻰَﻠ َﻋ ِﱠﷲا ُﺔَﻨ ْﻌَﻟ ﻻَأ ْﻢ ِﻬﱢﺑَر ﻰَﻠ َﻋ اﻮُﺑَﺬَﻛ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ِءﻻ ُﺆ َﻫ

telah menceritakan kepada kami Bahz dan Affan; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz yang mengatakan bahwa ia dalam keadaan memegang tangan Ibnu

(47)

Umar di saat-ada seorang lelaki bertanya kepadanya, "Apakah yang telah engkau dengar dari Rasulullah Saw. tentang najwa (berbisik) di hari kiamat kelak?" Ibnu Umar menjawab, bahwa ia pernah

mendengar Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt.

mendekati orang mukmin, lalu meletakkan perlindungan dan

naungan-Nya di atas orang mukmin itu sehingga orang mukmin itu dalam keadaan tertutup dari pandangan manusia. Lalu Allah

menyebutkan semua dosanya. Allah berfirman kepadanya, "Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu? Tahukah kamu dosa anu?” Setelah Allah menyebutkan semua dosanya dan orang mukmin yang bersangkutan merasakan bahwa dirinya pasti binasa, maka Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu itu sewaktu di dunia, dan sesungguhnya Aku sekarang mengampuninya bagimu hari ini." Kemudian diberikan kepadanya kitab catatan amal-amal kebaikannya. Adapun terhadap orang kafir dan orang-orang munafik, maka para saksi akan berkata, " Orang-Orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Qatadah dengan sanad yang sama.

******************* Firman Allah Swt.:

{ﺎ ًﺟ َﻮ ِﻋ ﺎ َﻬَﻧﻮُﻐْﺒَﯾ َو ِﱠﷲا ِﻞﯿِﺒ َﺳ ْﻦ َﻋ َنوﱡﺪ ُﺼَﯾ َﻦﯾِﺬﱠﻟا}

(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah

dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. (Hud: 19)

Maksudnya, mereka mencegah manusia mengikuti perkara hak, mencegah manusia menempuh jalan hidayah yang menghantarkan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, jihad menyampaikan ajaran Al-Qur’an dan melakukan peperangan terhadap orang kafir, musyrik dan munafik terutama pada masa-masa awal Islam merupakan suatu

Pada ayat di atas dapat dipahami bahwa Nabi saw, memerintahkan agar mendoakan orang-orang yang berhujjah dan membantah masalah isa, yang terdiri dari kalangan Ahli

penafsiran antara Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dengan Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam kitab tafsir Al-Marghi tentang kisah Ash฀āb Al- Kahfi yang

Wajah ceria dan berseri akan mudah menarik hati orang lain ketika diajak kepada kebaikan. Akan tetapi menampakkan wajah yang berseri haruslah ditempatkan pada tempat yang

Berdasarkan penelitian, penulis menemukan berbagai macam perumpamaan orang kafir yang disebutkan dalam al-Qur’an dan penjelasan dari Ibnu Katsir, diantaranya

Dalam penafsiran kitab tafsir Al-Maraghi mengenai homoseksual dalam Q.S al-A‟raf ayat 80-84 mengatakan apa yang diperbuat kaum Nabi Luth itu dapat menghancurkan

Konsep pendidikan tauhid dalam Islam menurut al Qur‟an Surat al Baqarah ayat 132-133 merupakan proses membimbing manusia untuk tetap teguh kepercayaannya bahwa Allah Maha

Menurut hasil analisis yang diperoleh bahwa konsep pendidikan Islam dalam al-Qur‟an surat al-Jumu‟ah ayat 1-5 menurut tafsir al-Maraghi adalah konsep pendidikan Islam