PANDUAN EDUKASI
PANDUAN EDUKASI
PENANGANAN NYERI
PENANGANAN NYERI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN DOMPU
KABUPATEN DOMPU
2017
2017
BAB I BAB I DEFINISI DEFINISI
Nye
Nyeri ri adaadalah lah benbentuk tuk penpengalgalamaaman n sensensorsorik ik dan dan emoemosionsion al al yanyang g tidatida k k menmenyenyenangangkankan ya
yang ng beberhrhubuubungangan n dedengangan n adaadanynya a kekerurusasakan kan jajariringangan n atatau au cencenderderung ung akaakan n teterjrjadadii kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan. Edukasi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan. Edukasi adal
adalah ah : : SuaSuatu tu kegikegiataatan n komukomuniknikasi asi unyuunyuk k menmengedugedukaskasi i pasipasien en dan dan kelkeluaruarganyganya a ataatauu pen
penanganggungung jg jawaawab pb pasieasie n tn tententang ang perperawaawatan tan yanyang dg diteriterima ima sejsejak ak masmasuk uk rumarumah sh sakiakit st sampampaiai pul
pulang ang yanyang g dibdiberikerikan an oleoleh h semusemua a proprofesi fesi yanyang g terkterkait ait daldalam am perperawaawatan tan paspasien ien di di rawrawatat inap dan rawat jalan.
inap dan rawat jalan.
Pasien Menurut [EP!"#$% adalah sebagai berikut &Pasien adalah orang sakit Pasien Menurut [EP!"#$% adalah sebagai berikut &Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh seorang dokter& 'adi pasien adalah seseorang yang kondisi badannya yang dirawat oleh seorang dokter& 'adi pasien adalah seseorang yang kondisi badannya tidak pada semestinya atau kurang baik dimana orang tersebut dirawat oleh seorang dokter tidak pada semestinya atau kurang baik dimana orang tersebut dirawat oleh seorang dokter
"eluarga menurut epartemen "esehatan (! )*+,,-
"eluarga menurut epartemen "esehatan (! )*+,,- dalam li )/0*0- adalah unit terkecildalam li )/0*0- adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah
BAB I BAB I DEFINISI DEFINISI
Nye
Nyeri ri adaadalah lah benbentuk tuk penpengalgalamaaman n sensensorsorik ik dan dan emoemosionsion al al yanyang g tidatida k k menmenyenyenangangkankan ya
yang ng beberhrhubuubungangan n dedengangan n adaadanynya a kekerurusasakan kan jajariringangan n atatau au cencenderderung ung akaakan n teterjrjadadii kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan. Edukasi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan. Edukasi adal
adalah ah : : SuaSuatu tu kegikegiataatan n komukomuniknikasi asi unyuunyuk k menmengedugedukaskasi i pasipasien en dan dan kelkeluaruarganyganya a ataatauu pen
penanganggungung jg jawaawab pb pasieasie n tn tententang ang perperawaawatan tan yanyang dg diteriterima ima sejsejak ak masmasuk uk rumarumah sh sakiakit st sampampaiai pul
pulang ang yanyang g dibdiberikerikan an oleoleh h semusemua a proprofesi fesi yanyang g terkterkait ait daldalam am perperawaawatan tan paspasien ien di di rawrawatat inap dan rawat jalan.
inap dan rawat jalan.
Pasien Menurut [EP!"#$% adalah sebagai berikut &Pasien adalah orang sakit Pasien Menurut [EP!"#$% adalah sebagai berikut &Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh seorang dokter& 'adi pasien adalah seseorang yang kondisi badannya yang dirawat oleh seorang dokter& 'adi pasien adalah seseorang yang kondisi badannya tidak pada semestinya atau kurang baik dimana orang tersebut dirawat oleh seorang dokter tidak pada semestinya atau kurang baik dimana orang tersebut dirawat oleh seorang dokter
"eluarga menurut epartemen "esehatan (! )*+,,-
"eluarga menurut epartemen "esehatan (! )*+,,- dalam li )/0*0- adalah unit terkecildalam li )/0*0- adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah
BAB II BAB II
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
*.
*. Edukasi Manajemen nyeri diberikan kepada pasien dan keluarga saat baruEdukasi Manajemen nyeri diberikan kepada pasien dan keluarga saat baru masuk rumah sakit1 selama perawatan dan persiapan pasien pulang
masuk rumah sakit1 selama perawatan dan persiapan pasien pulang /.
/. Edukasi Manajemen nyeri diberikan di rawat inap1 rawat jalan dan diEdukasi Manajemen nyeri diberikan di rawat inap1 rawat jalan dan di po
poliliklklininik ik 2.
2. Edukasi nyeri diberikan oleh P'P sesuai dengan SP3 penatalaksanaanEdukasi nyeri diberikan oleh P'P sesuai dengan SP3 penatalaksanaan nyeri
nyeri 4.
4. Edukasi tentang nyeri di berikan yaitu Edukasi tentang nyeri di berikan yaitu tentang penanganan nyeri dengan:tentang penanganan nyeri dengan: a.
a. 55aarmrmakakoollooggii b.
b. Non Non 5arm5armakolakologiogi
6ingkup Edukasi yang diberikan: 6ingkup Edukasi yang diberikan:
Semua orang dalam kehidupannya sudah pasti pemah mengalami Semua orang dalam kehidupannya sudah pasti pemah mengalami ep
episoisode de nynyerieri. . #er#erjujuta ta oraorang ng yanyang g memmempupunynyai ai kekeluhluhan an nynyeri eri tidtidak ak me
mendndapapatatkakan n pepenanangngananan an yayang ng adadekekuauat. t. SeSehihingngga ga dadampmpak ak yayangng diti
ditimbumbulkanlkannya nya ternternyata yata sangsangat at seriuserius. s. MulaMulai i dari dari dampdampak ak psikpsikoloologis1gis1 soci
social1 al1 ekonekonornorni i sampsampai ai dengdengan an mutmutu u kehikehidupdupan an sehasehari7hari7hari. pabilari. pabila ny
nyeri eri sudsudah ah berberamambah bah parparah ah rnarnaka ka penpengegelollolaanaannynya a susudadah h semsemakiakinn kompleks dan hal ini menimbulkan pertambahan biaya yang tidak sedikit. kompleks dan hal ini menimbulkan pertambahan biaya yang tidak sedikit.
A.
A. Efek NyerEfek Nyeri Ti Ter!er!"!# M$%$ Kei"!# M$%$ Kei"$#!&"$#!& Ny
Nyereri i yayang ng hehebabat t akakan an memenynyebebababkakan n papasisi en en sasangngat at memendndereritita1a1 tidak mampu bergerak1 tidak mampu bernafas dan batuk dengan baik1 tidak mampu bergerak1 tidak mampu bernafas dan batuk dengan baik1 susah tidur1 tidak enak makan 8dan 9minum1 cemas1 gelisah1 perasaan susah tidur1 tidak enak makan 8dan 9minum1 cemas1 gelisah1 perasaan ti
tidadak k akakan an tetertrtololonong g dadan n pupututus s asasa. a. "e"eadadaaaan n sesepepertrti i inini i sasangngatat me
mengnggagangngu u kekehihidudupapan n nonormrmal al pependndereritita a sesehahari7ri7hahariri1 1 sesehihingnggaga ke
kehihidudupapannnnya ya memenjnjadadi i titidadak k beberrrrnunutu tu babaik ik babagi gi didiririnynya a sesendndiriri1i1 keluargany
B.
B. PePe&'&'erer%i%i!&!& Ny
Nyereri i adadalalah ah bebentntuk uk pepenganga lalamaman n sesensnsororik ik dadan n ememososioionanal l yayangng tid
tidak ak memenynyenenanangkgkan an yanyang g beberhrhububunungagan n dedengngan an adadanyanya a kekerurusaksakanan ja
jariringngan an atatau au cecendende rurung ng akakan an teterjrjadadi i kekerurusasakakan n jajariringngan an atatau au susuatatuu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan.
keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan.
(.
(. E%E%i)i)*)*)'i'i
Etiologi nyeri sangat beraneka ragam dengan lokasi nyeri yang Etiologi nyeri sangat beraneka ragam dengan lokasi nyeri yang ju
juga ga bibisa sa teterjrjadadi i di di sesemumua a sisiststem em orgorgan an tutubuhbuh1 1 didimamana na nynyereri i bibisa sa akakibibatat suatu penyakit medis1 trauma1 pasca operasi1 nyeri akibat tumor1 kanker suatu penyakit medis1 trauma1 pasca operasi1 nyeri akibat tumor1 kanker atau metastase kanker1 nyeri persalinan1 dsb. Secara garis besar1 etiologi atau metastase kanker1 nyeri persalinan1 dsb. Secara garis besar1 etiologi nyeri dapat dirangkum sebagai berikut :
nyeri dapat dirangkum sebagai berikut : *.
*. NyNyereri fii fisisiolologogisis
Pada nyeri fisiologis1 stimulus nyeri berlangsung singkat dan tidak Pada nyeri fisiologis1 stimulus nyeri berlangsung singkat dan tidak men
menimbimbulkulkan an kerkerusausakan kan jarjaringingan. an. "et"etika ika stimstimuluulus s nyenyeri ri hilhilangang11 pro
proseses s di di nosnos isisepeptor tor jugjuga a ikuikut t hilhilanang g sesehinhingga gga titidak dak memenimnimbulbulkakann kerusakan jaringan dan proses yang berkepanjangan. Nyeri fisiologis kerusakan jaringan dan proses yang berkepanjangan. Nyeri fisiologis in
ini i pepentntining g ununtutuk k memempmpertertahahanankakan n kekelalangngsusungngan an hihidudup p sesetitiapap ma
makhkhluluk k sesebabab b sasangngat at didipeperiuriukakan n dadalalam m memengngakaktitiaasi si rereflflekekss menghindari rangsangan nyeri dan
menghindari rangsangan nyeri dan meningkatkan kewaspadaan.meningkatkan kewaspadaan. /.
/. NyNyeri ieri inflnflamamasi 8 nasi 8 nososiseiseptptif if Mer
Merupupakaakan n nynyeri eri yayang ng didisebsebababkakan n suasuatu tu prproseoses s infinflamlamasi asi dadann keru
kerusakasakan n jarijaringangan n selaiselain n jarijaringangan n sarafsaraf. . #ila #ila jarijaringangan n mengmengalamalamii inflamasi atau kerusakan1 maka akan dikeluarkan berbagai macam inflamasi atau kerusakan1 maka akan dikeluarkan berbagai macam med
mediatoiator r inflinflamasamasi i sepseperti erti proprostagstaglandlandin1 in1 bradbradikinikinin1 in1 seroserotontonin1in1 hi
histstamaminin1 1 ddsbsb. . MeMedidiatatoror7m7medediaiatotor r tetersrsebebut ut tetersrsebebut ut dadappatat men
mengakgaktiatiasi si dan dan menmensenssensitisitisasi asi nosinosiseptseptor or secasecara ra langlangsunsung g dandan tidak langsung yang akan merubah stimulus nyeri dalam bentuk aksi tidak langsung yang akan merubah stimulus nyeri dalam bentuk aksi pot
2.
2. NyNyereri nei neururopopatathihicc
Merupakan nyeri yang didahului oleh disfungsi atau lesi primer pada Merupakan nyeri yang didahului oleh disfungsi atau lesi primer pada si
siststem em sasararaf1 f1 babaik ik sasararaf f peperirifefer r mamaupupun un sasararaf f sesentntraral. l. NyNyererii ne
neururopopatathihic c anantartara a lalain in : : nynyereri i neneururopopatati i didiababetetikika1 a1 trtrigigememininalal neuralgia1 post herpetika neuralgia1 dll. ;anda dari nyeri neuropatik neuralgia1 post herpetika neuralgia1 dll. ;anda dari nyeri neuropatik antara lain terjadi hiperalgesia1 alodynia dan nyeri spontan tiba7tiba1 antara lain terjadi hiperalgesia1 alodynia dan nyeri spontan tiba7tiba1 dengan rasa nyeri seperti terbakar1 tertusuk. Mekanisme terjadinya dengan rasa nyeri seperti terbakar1 tertusuk. Mekanisme terjadinya ny
nyeri eri neneururopopatatic ic sansangagat t kokompmpleleks ks dadan n samsampapai i seksekaraarang ng bebelulumm dipahami sepenuhnya.
dipahami sepenuhnya.
D.
D. K*K*!+!+ififik!ik!+i+i Nye
Nye ri ri dadapat pat dikdiklalasisififikakasi si daldalam am berber bagbagai ai cacarara1 1 antantarara a lalain in :: *.
*. MenuMenurut surut sumbember terjar terjadindinya nyeya nyeri nosri nosisepiseptif :tif : a.
a. Nye Nyeri ri somsomatatik1 ik1 terterjadjadi i akiakibat bat adaadanya nya ekseks itaitasi si dan dan sesensnsitiitisasasisi no
nosissisepteptoror di di kulkulit it dan jaringadan jaringan n sepeseperti1 tulang1 jaringarti1 tulang1 jaringan n lunalunak k per
periariartiktikuleuler1 r1 sesendi ndi dan dan otootot. t. NyeNyeri ri somsomatatik ik ini ini sisifafatnytnyaa terlokalisir
terlokalisir1 intermiten atau 1 intermiten atau terus menerus. Nyeri terus menerus. Nyeri somatik ditandaisomatik ditandai dengan rasa nyeri yang tajam1 s
dengan rasa nyeri yang tajam1 s akit berdenyut atau seperti ditekanakit berdenyut atau seperti ditekan )#loomstone < #orsook 1 /00/-.
)#loomstone < #orsook 1 /00/-. b.
b. Ny Nyereri i iiseseraral1 l1 beberarawawal l dadariri nosisepnosiseptor-notor-nosiseptorsiseptor yang terdapatyang terdapat pa
pada da jajariringngan an iiseseraral1 l1 sesepepertrti i jajariringngan an kakardrdioioaaskskululer1 er1 jajariringnganan respirasi1 jaringan gastrointestinal1 dan jaringan genitourinaria. respirasi1 jaringan gastrointestinal1 dan jaringan genitourinaria. No
Nosisiseseptptoror iis es er ar a1 1 t it iddaak k sse pe pe re rttii nnoosisiseseptptoror kutkutaneuaneus1 s1 tidtidak ak dira
dirancanncang g sebasebagai gai resepreseptor tor nyenyeri ri tuntunggal ggal karekarena na ororgan gan iseiserara ja
jararang ng teterprpapapar ar dedenganga n n kekerurusasakakan n yayang ng beberarat. t. #e#erbrbagagai ai ststimimululii ya
yang ng memerurusasak k )p)pememoototongnganan1 1 teterbrbakakarar1 1 clclamampipingng- - titiddak ak menghasilkan nyeri saat diberikan pada struktur isera. Namun1 menghasilkan nyeri saat diberikan pada struktur isera. Namun1 in
inflaflamamasi1 si1 iskiskememia1 ia1 peperegreganangagan n memesensenteterikrikus1 us1 didilatlatasi asi atatauau spas
spasme me ororgan gan beroberonggngga a munmungkigkin n menmenghasghasilkailkan n spasspasme me yanyangg be
berarat. t. StStimimululi i inini i bibiasasananya ya beberkrkaiaitatan n dedenganga n n prprososes es papatotolologigis s dadann nyer
nyeri i yang yang dihdihasilasilkan kan munmungkigkin n berpberperan eran sebasebagai gai pertpertahaahanannan de
dengngan an memeninimbmbululkan kan immimmobobiliilisassasi. i. #er#erbebeda da dedengngan an nynyerieri somatik1 nyeri ini tidak terlokalisasi secara topografik1 nyeri ini somatik1 nyeri ini tidak terlokalisasi secara topografik1 nyeri ini
difus1 bersifat intermiten atau konstan1 ditandai dengan rasa perih dan kram
/. Menurut penyebabnya :
a. nyeri onkologik 8 nyeri kanker b. nyeri non7onkologik
2. Menurut asal embriologis jaringan :
a. referred pain : nyeri alih dari suatu organ yang dirasakan nyeri di tempat lain1 misalnya nyeri akibat infark miokard dirasakan juga menjalar pada lengan dan jari tangan kiri
b. phantom pain : nyeri yang terjadi pada jaringan yang memiliki asal embriologis yang sama1 misalnya akibat amputasi kaki atau tangan yang akan tetap dirasakan sebagai nyeri.
4. Menurut derajat nyerinya : nyeri ringan1 sedang1 dan berat =. Menurut timbulnya nyeri : nyeri akut dan nyeri kronik
a. Ny er i ak ut : pe ny eb ab ny a bi as an ya di ke ta hu i1 da pa t te rja di pa da pa sca oper as i1 tra uma1 pr os es pe ny ak it seb el um nya d en ga n du ra si r el at if p ende k1 da n bi la pe ny eba bnya dihilangkan maka nyeri juga akan sembuh sendirinya1 dan nyeri ini lebih dikenal dengan sebutan >+i,%),!%ik ?.
b. Nyeri kronik: penyebabnya sering sulit diketahui1 biasanya disertai oleh penyakit sebelumnya atau injury misalnya rematoid artritis1 osteoartritis1 nyeri tulang belakang1 nyeri bahu1 kanker1 nyeri tetap terjadi meskipun telah terjadi penyembuhan jaringan dalam waktu @ 2 bulan1 durasi panjang1 dan nyeri ini lebih dikenal dengan &#e&y!ki%&. ;ujuan penanganan nyeri pada nyeri kronik adalah mengontrol nyeri1 bukan menyembuhkan nyeri. (),#)&e&%+ )f -r)&i- #!i&:
*- Per+i+%e&% #!i& A pain that lasts */ or more hours each day /- Bre!k%r)$' #!i& A flare of pain that &breaks through& the
medicine taken around7the7clock1 which typically peaks in as little as 2 minutes and may last up to 20 minutes /. 2
digunakan pada praktek klinis sehari7hari.
E. T!&"! "!& Ge!*!
;anda dan gejala klinis dari pasien dengan nyeri adalah keluhan nyeri itu sendiri. "arena nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang bersifat subyektif1 maka setiap pasien yang mengeluh nyeri berarti memang benar7benar dalam keadaan nyeri. 'angan pernah sekalipun meragukan keluhan nyeri yang disampaikan pasien . Bejala klinis akibat nyeri yang dialami pasien dapat berupa respon simpatis atau parasimpatis.Pemeriksaan fisik dan gejala klinis lainnya hanya merupakan penunjang diagnosa nyeri yang dialami pasien1 dan tidak bisa dijadikan
sebagai patokan utama diagnosa nyeri. (espon simpatis akibat nyeri antara lain: *. Peningkatan tekanan darah
/. ;akikardi 2. Pucat
4. Peningkatan frekuensi nafas =. Spasme otot
C. #erkeringat banyak
(espon parasimpatis antara lain : *. Penurunan tekanan darah /. #radikardi 2. Mual7muntah 4. ;erasa lemas =. Pucat C. "ehilangan kesadaran F. P!%)fi+i)*)'i Nyeri
(angkaian proses yang menyertai antara kerusakan jaringan )sebagai sumber stimuli nyeri- sampai dirasakannya persepsi nyeri adalah suatu proses elektro7 fisiologik1 yang disebut sebagai nosisepsi ("nociception").
elektro7 fisiologik nosisepsi1 yakni:
*. ;ransduksi )&transduction&-1 merupakan proses stimuli nyeri ("naxious stimuli') yang diterjemahkan atau diubah menjadi suatu aktifitas listrik pada ujung7ujung saraf.
/. ;ransmisi ("transmission"),merupakan proses penyaluran impuls melalui saraf sensoris menyusul proses transduksi. !mpuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf delta dan serabut D sebagai neuron pertama dari perifer ke medulla spinalis.
2. Modulasi ("modulation"), adalah proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan impuls nyeri yang masuk ke kornu posterior medula spinalis. Sistem analgesik endogen meliputi1 enkefalin1 endorfin1 serotonin dan noradrenalin yang mempunyai efek menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.
4. Persepsi ("perseption"), adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi1 transmisi dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri
(angsang nosiseptif menyebabkan respons hormonal bifasik1 artinya terjadi pelepasan hormon katabolik1 sebaliknya terjadi penekanan sekresi hormon anabolik. ormon katabolik akan menyebabkan hiperglikemia melalui mekanisme resistensi terhadap insulin dan proses glukoneogenesis1 selanjutnya terjadi katabolisme protein dan lipolisis. "ejadian ini akan menimbulkan balans nitrogen negatif. ldosteron1 kortisol1 menyebabkan terjadinya retensi Na dan air. "atekolamin merangsang reseptor nyeri sehingga intensitas nyeri bertambah.
Pelepasan "atekolamin1 ldosteron1 "ortisol1 dan aktifasi ngiotensin !! akan menimbulkan efek langsung pada miokardium atau pembuluh darah dan meningkatkan retensi Na dan air. ngiotensin !! menimbulkan asokonstriksi. "atekolamin menimbulkan takikardia1 meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan resistensi askuler perifer1 sehingga terjadilah hipertensi.
#er ta mba hnya c ai ra n e kst ra s elu ie r di pa ru7 par u a kan menimbulkan kelainan entilasi perfusi. Nyeri di daerah dada atau abdomen akan menimbulkan peningkatan tonus otot di daerah tersebut sehingga dapat muncul resiko hipoentilasi1 kesulitan bernafas dalam dan mengeluarkan sputum1 sehingga penderita mudah mengalami penyulit atelektasis dan hipoksemia.
Peningkatan aktifitas simpatis akibat nyeri menimbulkan inhibisi fungsi saluran cerna. Bangguan pasase usus1 sering terjadi pada penderita nye ri. ;erhadap fungsi immunol ogikF nye ri akan
menimbulkan limfopenia1 leukositosis1 dan depresi (ES. kibatnya resistensi terhadap kuman patogen menurun. "emudian1 terhadap fungsi koagulasiF nyeri akan rnenimbulkan perubahan iskositas darah dan fungsi platelet1 sehingga adesiitas trombosit meningkat. itarnbah dengan efek katekolamin1 yang menimbulkan asokonstriksi dan immobilisasi akibat nyeri1 maka akan mudah terjadi komplikasi trombosis.
G. Pe&'k!i!& Nyeri
* . s pe k "l i ni s N ye r i ku t
Neurotransmiter utama yang berperan pada proses nosiseptif adalah Blutamat. Pada kondisi nyeri akut1 reseptor u ta ma y an g b er pe ra n a da la h MP (alpha-amino-3-hydroxy-5-methylisoxazole--propionic-acid). Pada kondisi nyeri kronis1 reseptor utama yang berperan adalah NM (N-methyl-!-aspartate). (eseptor NM pada kondisi fisiologik tidak akan terangsang1 kecuali ada pelepasan glutamat dalam jumlah besar atau menetap )#rookoff1 /000-. ktiasi berualang reseptor MP akan menyebabkan deplesi ion magnesium yang berperan sebagai penghalang ion kalsium dan natrium pada kompleks reseptor NM. Perubahan pada membran neuron ini merupakan bentuk awal hipersensitisasi sentral1 sebagai permulaan transisi nyeri akut menjadi nyeri kronik )#rookoff1 /000-.
Nyeri akut dibagi atas:
Pertama1 nyeri yang muncul pada pasien1 dimana sebelumnya tidak ada nyeri kronik. $ntuk pasien dengan nyeri akut tipe ini1 pengobatan ditujukan terhadap nyeri dan penyebabnya.
Kedua1 nyeri yang datang tiba7tiba pada pasien yang sebelumnya sudah menderita nyeri kronik akan tetapi nyeri akut tidak berhubungan dengan nyeri kroni k. Misalnya: pas ien dengan nyeri
kanker yang diderita selama ini1 kemudian menderita patah tulang tanpa berhubungan dengan kankernya1 dan mengalami nyeri. "eadaan seperti ini selain pengobatan untuk nyeri yang lama1 perlu ditambahkan analgetik yang sesuai untuk patah tulang.
Ketiga1 nyeri akut yang merupakan eksaserbasi nyeri kronik yang selama ini diderita oleh pasien. Misalnya: seorang pasien dengan nyeri kanker kronik dan mengalami nyeri patah tulang oleh karena memberatnya penyakit. 3leh karena itu kecemasan sangat mempengaruhi intensitas nyeri.$ntuk kasus seperti ini1 terapi ditujukan untuk menurunkan kecemasan yang dapat berupa dukungan
emosional.
Nyeri merupakan suatu hal yang komple k1 kea daan yang multidimensional sebagai akibat dari kombinasi rangsang nyeri nociception dan kerusakan jaringan1 pengalaman nyeri sebelumnya1 kepercayaan pasien1 budaya dan kepribadian pasien. (asa nyeri ini bersifat indiidualisme sehingga sulit dinilai secara obyektif dan harus diiakukan obserasi serta penilaian secara rutin dengan menggunakan alat bantu. ai ini menjelaskan mengapa pasien dengan tingkat stimulus nyeri dan kerusakan jaringan yang sama akan merasakan pengalaman nyeri dengan sangat berbeda. "arena tidak terdapat suatu alat yang dapat menilai langsung nyeri secara obyektif1 kita harus mempercayai laporan pasien tentang tingkat nyeri yang mereka alami )#allantyne1 /00,-.
H. I&+%r$,e& Pe&i*!i!& Nyeri
Menurut 'D3 pada tahun /00*1 penilaian nyeri merupakan tanda ital yang kelima yang berarti kita harus meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan penilaian nyeri yang pada akhirnya dapat meningkatkan penanganan nyeri akut. Penilaian nyeri yang teratur dan berulang harus dilakukan untuk menilai keadekuatan terapi analgesia yang sedang berjalan. 5rekuensi penilaian nyeri tergantung dari durasi dan beratnya nyeri1 kebutuhan dan respon pasien serta jenis obat dan interensi yang digunakan. Penilaian tersebut harus meliputi komponen nyeri yang berbeda1 sebagai contoh penilaian nyeri pada pasien pascaoperasi harus meliputi penilaian pada kondis i static (saat
istirahat1 tidak bergerak- dan pada kondisi dynamic )saat bergerak1 duduk1 batuk-. Nyeri yang tidak terkontrol memerlukan penilaian berulang serta ealuasi diagnosa dan mempe rtimbangkan kemungk inan terjadinya suatu komplikasi atau terjadi nyeri neuropati. Secara garis besar1 penilaian nyeri dibagi menjadi /1 yaitu penilaian unidimensional
/00=-*. Penil aian unidimensional
;erdapat beberapa skala untuk menilai intensitas nyeri ataupun tingkat berkurangnya nyeri setelah suatu interensi analgesia. alam menilai respon terhadap suatu terapi biasanya dipakai skala penurunan nyeri dan bukan intensitas nyerinya1 )Dousin1 /00=-. #ate$orical scales menggunakan kata7kata untuk mendeskripsikan intensitas nyeri atau derajat penurunan nyeri. %er&al descriptie scale (%!) biasanya mengg unakan kata7kata tidak nyeri1 nyeri ringan1 nyeri sedang1 nyeri berat atau sangat nyeri. GS pertama kali disampaikan oleh "eele pada tahun *+4, )Doll dkk1 /004-. GS lebih sulit digunakan pada pasien pascaoperasi dibandingkan dengan skala numerikal dan kurang sensitif untuk menilai hasil terapi analgesia dibandingkan dengan isual analo$ue scale (%) )#allantyne1 /00,-. #ate$orical scales mempunyai keuntungan karena sederhana1 mudah dan cepat dilakukan1 dan berguna pada pasien7pasien tua atau pasien dengan gangg uan penglihatan. kan tetapi terbatasnya pilihan kategori dibandingkan dengan numerical scales membuat cate$orical scales lebih sulit untuk mengetahui adanya perbedaan terhadap hasil terapi analgesia yang diberikan )Dousin1
/00=- Numerical scale terdapat dalam bentuk 9sebagai kalimat erbal ataupun tertulis. Skala numerikal dalam kalimat erbal dikenal sebagai numerical ratin$ scale (N*), disampaikan oleh ownie pada tahun *+H,1 dimana pasien diminta untuk menyatakan tingkat nyerinya dalam skala numerikal1 biasanya antara 0 I *0 dimana 0 sebagai tidak nyeri dan *0 sebagai sangat nyeri. N(S merupakan salah satu instrumen pengukur nyeri yang sering digunakan dalam penelitian )Doll dkk1 /004-. Skala numerikal dalam bentuk tertulis dikenal sebagai isual analo$ue scale (%) dan saat ini merupakan instrumen pengukur nyeri yang paling luas digunakan dalam praktek klinis maupun dalam penelitian. GS berupa suatu garis lurus horiJontal dengan panjang *00 mm1 pada
ujung kiri ditandai dengan tidak ada nyeri sedangkan pada ujung kanan ditandai dengan sangat nyeri1 kemudian pasien diminta untuk memberi tanda pada garis tersebut yang kemudian akan diukur jaraknya dari sebelah kiri. 'arak tersebut dihitung dalam satuan
milimeter )mm- dan mencerminkan tingkat nyeri yang dialami pasien. Selain dalam pos isi horiJontal1 GS juga dapat diposisikan ertikal dan hasilnya tetap alid )Doll dkk1 /004-. !nterpretasi niiai GS sangat berariasi tergantung definisi yang digunakan1 akan tetapi interpretasi nilai GS yang paling banyak digunakan yaitu nilai K 20 mm sebagai nyeri ringan1 2*7H0 mm sebagai nyeri sedang1 dan @H0 mm sebagai nyeri berat. asil dari penilaian GS ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam menyesuaikan dosis obat anti nyeri yang diberikan )ubrun dkk1 /002 F #odian dkk1 /00*-. Skala ini mempunyai keuntungan oleh karena sederhana1 mudah dan cepat menggunakannya1 memungkinkan pasien menentukan sendiri tingkat nyerinya dalarn rentang yang cukup lebar. kan tetapi dalam rnenentukan skala ini diperiukan konsetrasi dan koordinasi yang cukup baik sehingga tidak dapat dipergunakan pada anak7anak )Dousin1 /00=-. Perubahan nilai GS juga mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Penurunan nilai GS kira7kira *0 mm atau *= L dikatakan sebagai nyeri sedikit menurun1 penurunan nilai /0720 mm atau 22L dianggap sebagai penurunan nyeri yang bermakna dari sudut pasien dan penurunan GS hingga CCL dianggap
sebagai menghilangnya nyeri yang substansial )'ensen dkk1 /002-.
-Bambar 2. Numerical rating scale
/. Pe nilaian +ultidimens ional
Penilaian multidimensional tidak hanya menilai intensitas nyeri1 tapi juga menghasilkan informasi tentang karakteristik nyeri dan dampaknya terhadap indiidu pasien. Salah satu penilauan multidimensional yang sering dipakai adalah +cill ain uestionare (+). MP dikembangkan oleh MelJack pada tahun *+,H untuk memperoleh penilaiati kualitatif dan kuantitatif dari nyeri yang dirasakan oleh pasien. MP menghasilkan / nilai global1 yaitu pain ratin$ index dan intensitas nyeri terkini. MP terbukti sebagai penilaian nyeri yang alid dan dapat dipercaya. ain ratin$ index diperoleh dari jumlah nilai dari /0 pertanyaan yang dijawab oleh pasien yang mendeskripsikan segi sensoris1 afektif dan dimensi nyeri. !ntensitas nyeri terkini berupa skala nyeri dari 07=1 dimana 0 O tidak nyeri1 * O nyeri ringan1 / O merasa tidak nyaman1 2 O terganggu oleh nyeri1 4 O sangat terganggu oleh nyeri1 = O sangat tersiksa oleh nyeri )"atJ dick1 /002-.
Ealuasi psikis bermanfaat saat ealuasi medis gagal mengetahui penyebab dari rasa nyeri11 atau pada saat intensitas dari nyeri tidak
sesuai dengan penyakit atau cideranya. Ealuasi jenis ini membantu untuk menentukan peran psikologis atau faktor kebiasaan. ;es yang umum digunakan adalah Minnesota Multiphasic Personality !nentory )MMP!- dan #eck epre ssion !nentory.
MMP! terdiri dari =CC pertanyaan benar atau salah yang berus aha untuk menentukan sifat dari pasien menjadi *0 skala klinik. ;iga skala berlalcu untuk mengidentifikasi pasien yang dengan berusaha untuk menyembunyikan sifat asli dan mengubah hasil. arus di carat bahwa perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi hasil. 6amanya tes dan beberapa pertanyaan pada sebagian pasien dianggap suatu yang memalukan. MMP! terutama digunakan untuk menegaskan impresi klinik tentang peran dari faktor psikisF ini tidak dapat dipercaya untuk membedakan antara nyeri organik atau fungsional. epresi sering terjadi pada pasien dengan nyeri kronik. "adang sulit untuk rnenentukan kontribusi dari depresi terhadap rasa menderita akibat nyeri. #eck
epression !nentory adalah tes yang sangat bermanfaat untuk mengindentifikasi pasien dengan depresi mayor.
#eberapa tes telah diciptakan untuk menilai keterbatasan fungsional. ;ermasuk didalamnya Multidimensional Pain !nentory )MP!-1 Pemeriksaan asil Medis 2C7'enis 5ormulir Singkat )Short 5orm- )S572C-1 Pain isability !nde )P!-1 dan 3swestry isability uestionnaire. ;es ini lebih banyak menggambarkan persepsi pasien terhadap ketidak mampuan.
"elainan emosi sering dihubungkan dengan keluhan nyeri kronik1 dan nyeri kronik sering menyebabkan stress psikologi. Mana penyebab utamanya kadang sulit untuk dibedakan. Pada kasus seperti
ini1 nyeri dan stress emosionalnya harus diterapi.
Manajemen nyeri yang baik tentu saja memerlukan pula kerjasama antara dokter dan pasien yang optimal.$ntuk itu1 dokter perlu mengajukan beberapa pertanyaan se hubungan dengan nyeri
yang diderita pasien1 agar dokter mendapatkan informasi yang jelas1 lengkap sehingga pelayanan nyeripun dapat dilaksanakan dengan efektiff efisien dan holistik. #erikut terdapat beberapa pertanyaan yang dapat kita berikan pada pasien dengan nyeri akut:
a. 6okasi nyeri
b. pakah nyeri yang diderita merupakan keluhan utama atau penyerta dari penyakit lain
c. 6okasi dari nyeri1 dan penyebarannya
d. 3nset dan situasi yang dapat menimbulkan nyeri
e. !ntensitas atau skala nyeri1 saat istirahat atau bergerak1 dan perubahan skala nyeri yang terjadi akibat aktiitas tertentu
f. "arakter nyeri1 seperti apakah nyeri terasa menusuk tajam1 berdenyut 1 rasa terbakar. Selain itu perlu dilakuk an pemeriksaan sehubungan dengan adanya tanda7tanda nyeri neuropati seperti rasa terbakar1 tertusuk1 alodinia )nyeri yang timbul hanya dengan sentuhan
timbul.
Selain pertanyaan tentang nyeri1 beberapa hal lain yang harus diealuasi dari pasien sehubungan dengan kondisi medis dan psikisnya antara lain:
a. Bejala yang berhubungan dengan nyeri seperti mual8muntah. al ini dapat membantu kita mengetahui penyebab dari nyerinya dan mengidentifikasi kebutuhan akan penanganan gejala tersebut
b. Efek dari nyeri terhadap aktiitas1 seperti gangguan tidur dan kegiatan sehari7hari
c. ;erapi yang pernah di lakukan dan efek terapi tersebut terhadap nyeri d. (iwayat penggunan obat7obatan
e. (iwayat keluarga
f. Pemeriksaan psikososial. danya kecemasan1 mekanisme pembelaan ego1 atau okupasi
g. Pemeriksaan fisik
h. Ealuasi terhadap disabilitas akibat nyeri
$ nt uk p as ie n7 pa si en d en ga n n ye ri k ro ni s1 d ip er lu ka n anamnesa lain seperti:
/. pakah onset nyeri berhubungan dengan trauma ataukah tersembunyiQ
0. Sudah berapa lama pasien merasakan nyeriQ
3. ;anyakan kepada pasien bagaimana cedera yang berhubungan dengan nyeri tersebut terjadiQ
. imanakah nyeri dirasakanQ )apakah lebih dari satu lokasiQ-5. pakah pasien merasakan nyeri alihQ
1. pakah nyeri tidak terasa pada kondisi t ertentuQ 2. Berakan bagaimana yang membuat nyeri bertambahQ
. pakah ada cuaca tertentu yang membuat nyeri bertambahQ 4. al apa yang menyembuhkan nyeriQ
/. pakah leel nyeri yang dideskripsikan oleh pasien menggunakan skala penilaianQ
//. pakah ada suatu pola nyeri ketika pasien bangun pagi harinyaQ pakah nyeri bertambah dengan berlalunya hariQ !ni mengindikasikan nyeri bertambah dengan aktiitas
/0. #agaimana efek obat analgesik terhadap nyeriQ
/3. pakah nyeri membangunkan pasienQ
/. pakah pasien berespon psiko7fisiologis terhadap nyeri berat1 misalnya letargi1 muntah dan perubahan moodQ
/5. Mintalah pasien untuk mendeskripsikan nyerinya
/1. pakah ada mati rasa maupun hilangnya kekuatan motorik yang berkaitan dengan nyeriQ
/2. pakah stimuli normal membuat nyeri bertambah1 seperti misalnya sentuhan ringan1 mandi showerQ
6N787N 7N96N79 N6*7 ;*< *<97N !78=<=N 697 +6+6*7= 76N !N +6*<=N %798 7N =687+
/. pakah nyeri dapat ditolerir sehari7harinyaQ
/4. pakah pola nyeri tidak laJimQ
0. pakah nyeri bersifat intermittentQ
0/. pakah nyerinya kronikQ
00. pakah nyeri hilang ketika pasien melakukan aktiitas sehari7hariQ
03. pakah nyeri tersebut memiliki komponen neuropatik atau elemen dari Rcomple regional pain syndrome9 ketika pasien mengeluh tentang rasa nyeri terbakar yang kronik pada salah satu tungkaiQ
0. pakah ada respon psiko7fisiologis terhadap nyeriQ
I. E"$k!+i P!+ie& "!& Ke*$!r'!
Edukasi pasien dan ke5uarga merupakan bagian yang penting dalam penatalaksanaan nyeri. alam praktek sehari7hari1 manajemen nyeri
merupakan suatu hal yang harus dilakukan secara holistik1 tidak hanya mengobati nyeri secara farmakologis dan non7farmakologis1 tetapi pasien dan keluarga juga harus mengetahui terapi7terapi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan. alam kehidupan sehari7hari terdapat beberapa mitos dan1 kesalahan informasi yang dapat berkontribusi pada ketidak efektifan manajemen nyeri. #eberapa mitos yang termasuk antara lain:
*. Penggunaan obat yang berlebihan dan terlalu sering dapat menyebabkan penyalahgunaan obat dan kondisi adiksi yang mana dapat menghasilkan depresi nafas atau kematian
/. Nyeri harus diterapi bukan dicegah
2. Pasien dengan rasa nyeri harus melaporkan tentang nyerinya kepada petugas kesehatan
4. Pasien yang merasa nyeri atau menunjukkan adanya rasa nyeri dapat dilihat dari perilakunya.
=. 6eel nyeri sering kali diekspresikan secara berlebihan oleh pasien C. Pasien tidak dapat bebas dari rasa nyeri
H. #eberapa rangsang nyeri baik untuk pasien agar gejala suatu penyakit tidak tertutupi
,. #ayi baru lahir tidak dapat merasakan nyeri +. $mumnya manula memiliki rasa nyeri.
3leh karena itu1 diperlukan tenaga kesehatan berlisensi yang dapat bertanggung jawab dan akuntabel untuk menjamin bahwa pasien menerima pengobatan yang sesuai berbasis bukti pengkajian keperawatan dan melakukan interensisecara efektif dan memenuhi standar yang diakui perawatan. alam rangka untuk mengadokasi pasien1 tenaga kesehatan
harus memiliki lisensi sebagai berikut: *. Pengetahuan iri
Praktek keperawatan mencakup pengetahuan tentang diri seseorang melalui penilaian sikap1 nilai1 kepercayaan1 dan latar belakang budaya dan pengaruh yang telah terbentuk masing7masing
kita sebagai indiidu. 5aktor7faktor ini mempengaruhi perawat ketika menilai1 mengealuasi1 dan menafsirkan pemyataan pasien1 perilaku1 respon fisik1 dan penampilan.
efektif antara lain:
a. !ndiidu pengalaman dengan rasa sakit
b. Pasien dengan pengguna terapi non farmakologis dalam penanganan nyerinya.
c. Pasien yang memiliki keluarga dengan sejarah penggunaan obat anti nyeri.
"etika tenaga kesehatan berlisensi dipengaruhi atau dibatasi oleh faktor pribadi1 maka ia tidak boleh menilai1 mengealuasi atau berkomunikasi tingkat nyeri pasien secara efektif atau obyektif. al ini dapat lebih diperburuk jika tenaga kesehatan tersebut tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajemen nyeri dan1 sebagai hasilnya1 tidak dapat mengenali kebutuhan untuk mencari informasi tambahan untuk menilai dan mengelola nyeri pasien tepat. /. Pengetahuan tentang Nyeri
Ny eri ber sif at suby ek ti f. 6e el ny eri ber ga nt un g pa da seberapa banyak yang dirasakan oleh pasien. ;enaga kesehatan menggunakan proses keperawatan dalam manajemen nyeri. Pengukuran yang memadai dan manajemen nyeri mencakup pe ng eta hu an da lam bi da ng be riku t:
a . P en il ai an n ye ri :
* - ;e na ga k es eh at an m el ak uk an p en il ai an s es ua i d en ga n t ah ap an p er ke mb an ga n s ta nd ar y an g m el ip ut i : a la t pe nguk ur ny er i ya ng te la h me nu nj ukka n rel ia bi li ta s da n aliditas dan partisipasi pasien1 yang penting dalam proses pe ni la ia n. #a gi pa si en ya ng ti da k da pa t ik ut be rp art is ip as i secara langsung1 standar penilaian nyeri harus meliputi pe ngama ta n pe ril ak u de ngan ata u ta np a tin da ka n fi si ol og is . /- ;anda7tanda fisiologis seperti takikardia1 diaphoresis1
hipertensi1 dan pucat merupakan tanda non7spesifik untuk nyeri. $ntuk pasien sakit1 tanda7tanda fisiologis dapat hadir untuk jangk a w aktu yang singkat atau sama sekali.
nyeri mungkin tidak sesuai.
4- ;enaga kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang perbedaan dalam kategori nyeri )yaitu akut1 kronis1
kanker-=- ;enaga kesehatan harus memiliki pengetahuan mengenai potensi sumber yang paling mungkin dari nyeri )misalnya saraf1 otot1 tulang1 iseral-F
C- ;enaga kesehatan harus mampu menilai pola nyeri indiidu1
termasuk pengalaman nyeri pasien indiidu1 metode
mengekspresikan rasa sakit1 pengaruh budaya1 dan bagaimana indiidu mengelola rasa sakit mereka.
2. !nterensi 5armakologis dan non7farmakologis:
a. ;enaga kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang interensi
farmakologi opioid1 non7opioid1 dan terapi obat ajuant )termasuk dosis1 efek samping1 interaksi obat1 dll- yang paling efektif untuk sumber rasa sakit seorang pasien.
b. Pengetahuan bahwa plasebo tidak harus digunakan untuk menilai
apakah ada atau tidak obat anti nyeri untuk mengobati rasa sakit.
c. Pengetahuan tentang strategi nonfarmakologis untuk manajemen
nyeri )misalnya akupunktur1 aplikasi panas dan dingin1 pijat1 teknik pernapasan1
4. Standar dan pedoman manajemen nyeri.
=. Perbedaan antara toleransi1 ketergantungan fisik dan psikologis1 penarikan dan pseudoaddiction.
C. Pengetahuan tentang Standar Perawatan
Standar perawatan yang efektif terhadap nyeri dengan penilaian berkelanjutan. ang termasuk antara lain:
a. Mengakui dan menerima rasa sakit pasien
b. Mengidentifikasi sumber yang paling mungkin dari nyeri pasien c. Menilai nyeri secara berkala1 dengan menuliskannya pada buku
laporan sehingga dapat diperkirakan kapan nyeri akan berulang kembali.
mungkin termasuk hambatan pribadi1 budaya dan "elembagaan. Sumber hambatan7hambatan ini dapat mencakup tetapi tidak terbatas pada pasien1 keluarga1 orang penting lainnya1 perawat dokter1 dan kendala institusional.
e. Mengembangkan rencana perawatan pasien yang meliputi rencana interdisipliner untuk manajemen nyeri yang efektif melibatkan pasien1 keluarga dan bagian lainnyaF
f. Menerapkan strategi manajemen nyeri dan interensi keperawatan ditunjukkan termasuk:
g. Pengobatan agresif terhadap efek samping )yaitu mual1 muntah1 konstipasi1 dll pruritus-1
h. Mendidik pasien dan keluarga tentang: *- Peran mereka dalam manajemen nyeri1
/- Efek merugikan dari nyeri tak henti7hentinya1
2- Mengatasi hambatan untuk manajemen nyeri yang efektif1
4- Manajemen nyeri merencanakan dan hasil yang diharapkan dari rencana
i. Mengealuasi efektiitas strategi dan interensi keperawatan
j. Mendokumentasikan dan pelaporan dari interensi nyeri1 respon pasien1 dan hasil terapi
k. dokasi untuk pasien dan keluarga untuk manajemen nyeri yang efektif.
/. Ter!#i F!r,!k)*)'i+ "!& N)& F!r,!k)*)'i+
alam penanganan nyeri1 dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis yang dapat dilakukan secara bersama7sama dengan tujuan menghasilkan penanganan nyeri yang lebih baik. Penanganan nyeri ini berdasarkan pada path>ay nyeri.
1. Ter!#i N)& F!r,!k)*)'i+
#eberapa terapi non farmakologis dapat dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri. ;erapi ini dapat dikombinasikan dengan terapi farmakologis yang lain. #eberapa contoh terapi non farmakologis antara lain:
a. !nterensi Psikologis
;eknik ini paling efektif bila dikerjakan oleh psikolog atau psikia ter. ;erm as uk didala mnya te rapi kognitif 1 tera pi peri laku1 biofeedbac k dan teknik rela ksas i1 serta hipnosis . !nte rensi kognitif didasarkan pada asumsi bahwa sikap pasien terhadap nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Sikap maladaptif berkontribusi terhadap nyeri berkepanjangan dan kecacatan. Pasien
diajarkan keterampilan untuk mengatasi rasa sakit baik secara indiidual atau dalam terapi kelompok.
;eknik yang paling sering adalah pengalihan perhatian. ;erapi perilaku didasarkan pada pemikiran bahwa kebiasaan pada pasien
Gasodilators
(enal dose dopamine
self-regulation techniques anxiolytiCS
antidepressants
education. explanation re-pain
Cortex
d e s c e n d i n g m o d u l a t i o n s e r o t o n i n ( T C A ' S ) n o g -e p i n -e p h r i n -e -e n k -e p h a l i n a spinal cord stimulation
ultimodal !ain " Stress#anagemen
viscera blood vessels
!eridural local anesthetics
ntihistamines Blucocorticoids NS!s
6ocal anesthetic infiltration Substance P antagonist Serotonin antagonists !A$%& ST$S Symphathetic ganglion blockade Systemic opiates NSAIDs NSAIDs hypotalamus thalamus
dengan nyeri kronis ditentukan oleh konsekuensi dari kebiasaan tersebut. Penguatan positif )seperti perhatian dan pasangan- malah cenderung memperburuk rasa sakit1 sedangkan penguatan negatif mengurangi perilaku nyeri. ;erapis menyatakan perilaku nyeri &tidak baik& dan mencoba untuk memanipulasi penguatan1 interfensi jenis ini membutuhkan kerjasama dan anggota keluarga dan tenaga
kesehatan.
;eknik relaksasi mengajarkan pasien untuk mengalihkan respon yang timbul dan peningkatan tonus simpatik yang berhubungan dengan nyeri. ;eknik yang paling sering digunakan adalah latihan relaksasi otot yang progresif. #iofeedback dan hipnosis adalah interensi erat yang terkait. Semua bentuk biofeedback didasarkan pada prinsip bahwa pasien dapat diajarkan untuk mengontrol parameter fisiologis. Setelah mahir daengan teknik ini1 pasien mungkin dapat mengendalikan faktor7faktor fisiologis yang
memperburuk nyeri )misalnya1 ketegangan otot-1 dapat
menimbulkan respon relaksasi1 dan dapat lebih efektif menerapkan keterampilan koping. Parameter fisiologis yang paling umum digunakan adalah kekakuan otot )biofeedback elektromiografi- dan suhu )biofeedback termal-. Efektiitas hipnosis berfariasi antara tiap indiidu. ;eknik hipnosis mengajarkan pasien untuk mengubah persepsi nyeri dengan membuat mereka fokus pada sensasi lain1 melokalisasi nyeri ke tempat lain1 dan menja7uhkan diri dari pengalaman nyeri melalui pengalihan pikiran. ;ehnik 9relaksasi terlihat bermanfaat pada pasien dengan sakit kepala kronis dan gangguan muskuloskeletal.
b. ;erap i 5i si k
Panas dan dingin dapat mengurangi rasa nyeri dengan meredakan kekakuan otot. Selain itu1 pangs menurun kekakuan sendi dan meningkatkan aliran darah sementara dingin menyebabkan asokontriksi dan dapat mengurangi edema jaringan. "erja analgesik panas dan dingin juga sebagian dapat dijelaskan
dengan teori proses gerbang nyeri )di atas-. Modalitas pemanasan superfisial meliputi tehnik konduksi )paket panas1 mandi parafin1 fluidotherapy-1 koneksi )hidroterapi-1 dan radiasi )inframerah-. ;eknik untuk aplikasi panas yang mendalam meliputi ultrasound seperti gelombang pendek dan diathermi gelombang mikro1 modalitas ini lebih efektif untuk nyeri sendi yang dalam dan otot. ingin paling efektif untuk nyeri yang berhubungan dengan cedera akut dan edema. #ila diterapkan secara selektif1 dingin juga dapat meredakan kekakuan otot. plikasi dapat mengambil bentuk kemasan dingin1 pijat es1 atau sernprotan apocoolant )klorida etil atau fluoromethane-.
3lahraga harus menjadi bagian dari setiap program rehabilitasi untuk nyeri kronis. Program olahraga yang bertahap mencegah kekakuan sendi1 atrofi otot1 dan kontraktur1 yang semuanya dapat berkontribusi pada rasa nyeri pasien dan cacat fungsional.
c. kupuntur
kupuntur bisa membantu pada beberapa pasien dengan nyeri kronis1 terutama nyeri yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal kronis dan sakit kepala. ;eknik ini berupa penusukan jaruin ke titik anatomis tertentu yang sudah ditentukan1 disebat meridian. Stimulasi jarum setelah ditusukkan dengan memutar7mutar jarum atau pemberian arus listrik ringan. ;itik penusukan jarum tampak tidak berhubungan dengan anatomi
sistem saraf konfensional. Meskipun literatur ilmiah mengenai mekanisme akupunlctur aksi dan pecan dalam penanganan nyeri adalah bertentangan1 beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupunktur merangsang pelepasan opioid endogen1 karena efeknya bisa berlawanan dengan nalokson.
d. Stimulasi 6istrik
Stimulasi listrik dari sistem saraf dapat menghasilkan analgesia pada pasien dengan nyeri akut dan kronis. Saat ini dapat dilakukan
sistem saraf pusat. e. Stimulasi ;ranskutan
Stimulasi listrik saraf transkutan );ENS- diperkirakan menghasilkan analgesia dengan menstimulasi serabut aferen bes ar. Mungkin dapat bermanfaat pada pasien dengan nyeri akut ringan sampai sedang dan pasien dengan nyeri punggung kronis rendah1 arthritis dan nyeri neuropatik. ;eori gerbang nyeri menunjukkan bahwa input aferen dari serat epicritic besar bersaing dengan serat nyeri yang lebih kecil. Sebuah teori alternatif menyatakan bahwa pada stimulasi tinggi1 ;ENS menyebabkan blok konduksi serat kecil aferen nyeri. engan ;ENS konensional1 elektroda ditempatkan pada titik nyeri dan distimulasi secara berkala oleh arus searah )D- dari pembangkit listrik )biasanya selama 20 menit beberapa kali sehari-. rus *0720 m dengan tekanan berkisar =07,0Ts diterapkan pada frekuensi ,07*00 J. #eberapa pasien yang sulit disembuhkan terhadap ;ENS konensional merespon dengan ;ENS frekuensi rendah );ENS seperti akupunktur-1 yang menggunakan rangsangan dengan lebar pulsasi @ /00 us pada frekuensi K*0 J )selama =7*= menit-. ;idak seperti ;ENS konensional1 stimulasi frekuensi rendah sebagian dapat direerse dengan nalokson1 menunjukkan adanya kerja opioid endogen.
f. Spinal Dord Stimulation )SDS-9 Stimulasi Medula Spinalis
;eknik ini juga disebut stimulasi kolumna dorsalis karena diduga untuk menghasilkan analgesia langsung dengan menstimulasi serat syaraf U besar dalam kolumna dorsalis di tulang belakang. Mekanisme yang diajukan meliputi aktiasi modulasi sistem desenden dan inhibisi simpatik. Stimulasi saraf tulang belakang paling efektif untuk nyeri neuropatik. !ndikasinya untuk nyeri simpatik dimediasi1 lesi sumsum tulang belakang dengan nyeri segmental lokal1 nyeri tungkai1 nyeri ekstremitas bawah iskemik akibat penyakit pembuluh darah perifer1 dan adhesie arachnoiditis. Pasien dengan sindrom kembali karena operasi gagal )5#SS-1 yang
Btrz...1 NSA IL,•
S ed snq For,rrt
! n"#an
biasanya gangguan campuran nociceptie7neuropatik campuran1 juga tampalcnya juga bisa menggunakan SDS.
Elektroda sementara ditempatkan di daerah epidural dan dihubungkan dengan pembangkit listrik eksternal untuk mengealuasi efikasi pada pasien yang diberikan selama = I H hari percobaan. 'ika respon yang baik diperoleh1 sistem tanam ditempatkanF elektroda epidural permanen biasanya ditempatkan perkutan1 tunnel1 dan dihubungkan ke pembangkit subkutan.
Sayangnya1 efektiitas teknik ini pada beberapa pasien berkurang seiring dengan waktu. "omplikasi termasuk infeksi1 pindahnya lead1 dan kerusakan lead.
g. Stimulasi intraserebral
Stimulasi otak dalam dapat digunakan untuk nyeri kanker berat1 dan jarang untuk nyeri neuropatik yang berat yang berasal
dari proses nonmalignansi. Elektroda yang ditanamkan secara stereotactic ke dalam daerah abu7abu periaVueductal dan perientrikular untuk nyeri nosiseptif )terutama kanker dan nyeri punggung kronis-F untuk nyeri neuropatik1 elektroda yang ditanamkan ke nukleus thalamicus spesifik sensorik. "omplikasi yang paling serius adalah perdarahan intrakranial dan infeksi.
2. Ter!#i F!r,!k)*)'i+
#anyak hal dapat dilakukan untuk menginterensi nyeri secara farmakologis. Perkembangan penelitian di dunia kedokteran telah
mengembangkan berbagai pengobatan baik untuk nyeri akut maupun untuk nyeri kronis.
!. I&ii%)r +ik*))k+i'e&!+e
nalgesik nonopioid oral termasuk salisilat1 asetaminofen1 dan NS!. 3bat ini menghambat sintesa prostaglandin )D3W-dan memiliki berbagai ariasi sifat analgesik1 antipiretik1 )D3W-dan antiinflamasi. cetaminophen lebih sedikit memiliki aktiitas antiinflamasi. nalgesia karena kerja blok sintesa prostaglandin1 yang mensensitisisasi dan memperkuat rangsangan nociceptie. #eberapa jenis nyeri1 terutama nyeri yang akibat operasi ortopedi dan ginekologi1 merespon sangat baik terhadap obat ini1 menunjukkan peran penting pada prostaglandin. D3W inhibitor tampaknya memiliki kerja penting pada sistem syaraf perifer dan sistem saraf pusat. "erja analgesianya dibatasi oleh efek samping dan toksisitas pada dosis yang lebih tinggi. Setidaknya dua jenis D3W diketahui. D3W7* adalah konstitutif dan tersebar luas di seluruh tubuh1 tapi D3W7/ terlihat terutama pada peradangan. Selektif D3W7/ inhibitor1 seperti celecoib1 tampaknya memiliki toksisitas rendah1 terutama efek sampingnya pada gastrointestinal. Selain itu. D3W7/ inhibitor tidak memp1engaruhi agregasi platelet. Sayangnya1 beberapa D3W7/ inhibitor )rofecoib dan mungkin
yang lain- tampaknya meningkatkan resiko komplikasi
kardioaskular.
Semua obat diserap dengan baik secara enteral. Makanan menunda penyerapannya namun tidak berpengaruh pada bioaailabilitas. "arena kebanyakan obat ini sangat terikat dengan protein )@ ,0L-1 obat7obat ini dapat menggantikan obat yang sangat terikat lainnya seperti warfarin. Semua mengalami metabolisme di hati dan diekskresi melalui ginjal. "arenanya dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
;abel. Nonopioid nalgesik 3ral A&!*'e+i- !k%$ P!r$ !,3 O&+e% !,3 D)+i+ ,'3 /!r!k Pe,eri!& !,3 D)+i+ H!ri!& M!k+i,!* ,'3 S!*i-y*!%e+ cetylsalicylic acid )aspirin-/72 0.=7*.0 =007*000 4 2C007C000 iflunisal )olobid- ,7*/ *7/ =007*000 ,7*/ *=00 Dholine magnesium trisalicylate );rilisate-,7*/ *7/ =007*000 */ /00072000 #4A,i&)#e&)*+ cetaminophen );ylenol1 lainnya- *74 0.= =007*000 4 */0074000 Pr)#ri)&i- !-i"+ !buprofen )Motrin1 others-*.,7/.= 400 47C 2/00 Naproen )Naprosyn- */ 7 *= * /=07=00 */ *=00 Naproen sodium )napro-*2 *7/ /H=7==0 CA, *2H= I&")*e+ !ndomethacin )!ndocin-4 0.= /=7=0 ,7*/ *=07/00 "etorolac );oradol- 4 7 C 0.=7* *0 47C 40 (O542 I&ii%)r+ Delecoib ) D e l e b r e -** 2 *007/00 */ 400
cetaminophen memiliki efek samping yang paling sedikit tetapi sangat hepatotoic pada dosis yang sangat tinggi. !soniaJid1 Jidoudine1 dan barbiturat dapat mempotensiasi toksisitas
asetaminofen. spirin dan NS! yang paling sering menyebabkan permasalahan abdomen1 rasa terbakar pada saluran cerna1 mulas1 mual1 dan dispepsiaF pada beberapa pasien mengalami ulserasi dari mukosa lambung1 yang tampaknya disebabkan oleh penghambatan prostaglandin dimediasi produksi mukus dan sekresi bikarbonat. Efek
samping lain seperti puling1 sakit kepala1 dan mengantuk. "ecuali asetaminofen dan D3W7/ inhibitor1 semua D3W inhibitor lainnya menginduksi disfungsi trombosit. spirin mengacetylat platelet ireersibel1 menghambat adhesi platelet selama *7/ minggu1 sedangkan efek antiplatelet dari NS! lain adalah reersibel dan berlangsung sekitar lima eliminasi waktu paruh )/47+C jam-. Efek
antiplatelet ini tidak tamoak meningkatkan kejadian perdarahan pasca operasi pada sebagian besar pasien rawat jalan. S dan NS! dapat membangkitkan bronkospasme pada pasien dengan tiga serangkai polip hidung1 rinitis1 dan asma. S tidak boleh digunakan pada anak dengan aricella atau infeksi influenJa karena dapat menimbulkan sindrom (eye. ;erakhir1 NS! dapat menyebabkan insufisiensi ginjal akut dan nekrosis papiler ginjal1 terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal yang mendasarinya.
. O#i)i"
*- Pemberian 3ral
Nyeri pasca operasi menengah harus ditangani dengan opioid oral baik diberikan saat dibutuhkan atau dengan jadwal tetap. #iasanya dikombinasikan dengan oral inhibitor D3WF terapi kombinasi meningkatkan kerja analgesia dan mengurangi efek samping. 3bat yang paling umum digunakan adalah kodein1 oycodone1 dan hydrocodone. 3bat ini diserap dengan baik1 metabolisme pertama melalui hati membatasi pelepasan sistemiknya. Seperti opioid lainnya1 mereka mengalami biotransformasi dan konjugasi hepatik sebelum eliminasi di ginjal. Dodeine diubah oleh hati menjadi morlin. Efek samping
opioid oral serupa dengan opioid sistemik F bila diresepkan pada jadwal tetap1 pelunak feses atau pencahar mungkin dibutuhkan.
;ramadol adalah sintetik opioid oral yang juga memblok r eu pt ak e da ri n or ep in ef ri n d an s er ot on in . 3 ba t i ni tampaknya memiliki khasiat yang sama dengan kombinasi dari kodein dan asetaminofen tetapi1 tidak seperti yang lainnya1 obat ini sedikit sekali menyebabkan depresi pern apas an dan sedik it ef ek pa da pengos onga n la mbung. ;abel. 3pioid 3ral
O#i)i" !k%$ P!r$ !,3 O&+e% !,3 D$r!+i !,3 P)%e&+i Re*!%if D)+i+ !6!* ,'3 /!r!k Pe,eri!& !,3 Dodeine 2 0./=7*.0 274 /0 207C0 4 ydromorphone )ilaudid-/72 0.270.= /72 0.C /74 4 ydrocodone* )3ycontin-*72 0.=7*.0 27C 2 =7H.= 4 C 3ycodone/ /72 0.= 27C 2 =7*0 C 6eorphanol )6eo7 romoran-*/7*C *7/ C7, 0.4 4 C7, Methadone )olophine-*=720 0.=7*.0 4 7 C * /0 C7, Propoyphene )aron-2 C7*/ *7/ 27C 20 *00 C ;ramadol )$ltram- C7H *7/ 27C 20 =0 4 7 C Morphine solution4 )(oanol-/74 0.=7* 4 * *0 274 Morphine controlled7release4 )MS Dontin-/74 * ,7*/ * *= ,7*/
nalgesi oleh opioid pada tiap orang dicapai leel tertentu dalam darah pada intensitas nyeri tertentu. Pasien dengan nyeri berat biasanya diminta untuk terus melaporkan rasa nyeri sampai tingkat
mengalami analgesia dan rasa nyeri mulai berkurang. ;itik itu disebut sebagai konsentrasi minimum analgesik yang efektif )MED-. Peningkatan sedikit di atas titik ini meningkatkan efek analgesia yang besar.
/- Suntikan subkutan < intramuscular
"edua rute ini paling jarang digunakan karena menyakitkan dan menghasilkan leel darah tak terduga karena penyerapannya tidak menentu. "etidakpuasan pasien biasanya karena penundaan dalam pemberian obat dan dosis yang salah. Siklus sedasi1 analgesia1 dan analgesia yang tidak kuat sering terjadi.
2- Pemberian !ntraena
Pemberian intraer a mengatasi tidak dapat diprediksinya penyerapan obat namun belum tentu ketepatan dosis pada tiap indiiau. "eseimbangan optimal antara analgesia yang memadai1 sedasi1 dan depresi pernapasan dapat dicapai dengan pemberian yang sering1 inteimiten dari dosis kecil opioid )contohnya1 morfin *7/ mg-. ;erlepas dari obat yang dipilih1 karena redistribusi obat1 durasi kerja yang singkat diamati sampai beberapa dosis diberjkanF leel pada darah yang cukup dapat dipertahankan dengan infus kontinu. Sayangnya1 teknik ini sangat rumit dan membutuhkan pemantauan ketat untuk depresi pernapasan. "arena itu harus terbatas pada pemulihan postanesthesia1 perawatan intensif1 dan unit onkologi khusus.
-. A&%i"e#re+!&
3bat ini menunjukkan efek analgesik pada dosis lebih kecil dari dosis yang dibutuhkan untuk menimbulkan antidepresan. "edua kerja ini disebabkan karena blokade presynaptic reuptake serotonin1 norepinefrin1 atau keduanya )lihat #ab /H-. gen trisiklik terdahulu tampaknya lebih efektif menunjukan kerja analgesik daripada selectie serotonin reuptake inhibitor )SS(!-.
Sebaliknya1 SS(! tampak lebih efektif sebagai antidepresan. ntidepresan umumnya lebih berguna pada pasien dengan nyeri neuropati1 misalnya1 dari neuralgia postherpetik dan neuropati diabetes. 3bat ini mempotensiasi aksi opioid dan sering menormalkan pola tidur.
;iap obat yang ada berbeda efek sampingnya1 yang mencakup efek antimuscarinic1 mulut kering )erostomia-1 penurunan akomodasi penglihatan1 retensi urin1 dan konstipasiF efek antihistamin )* dan /-1 sedasi dan meningkatnya p lambungF blok a7adrenergik mengakibatkan hipotensi ortostatik1 dan efek seperti Vuinidine pada penggunaan amitriptilin.
". A&%ik)&$*+!&
ntikonulsan sangat bermanfaat pada pasien dengan nyeri neuropatik1 neuralgia trigeminal particular dan neuropati diabetes. 3bat ini memblok gerbang natrium channels dan dapat menekan discharge spontan saraf yang memainkan peran utama dalam gangguan ini. Babapentin memiliki efek menguntungkan yang unik. 'uga menunjukkan sebagai obat tambahan untuk nyeri pasca operasi yang efektif. 3bat yang sering digunakan adalah fenitoin1 carbaniaJepine1 asam alproat1 clonaJepam1 dan gabapentin. 6amotrigin dan topirarnate juga efektif. Semua sangat terikat protein dan relatif memiliki waktu paruh yang panjang. DarbamaJepine memiliki daya serap lambat dan tak terduga1 yang membutuhkan pemantauan kadar dalam darah untuk mendapatkan keberhasilan yang optimal.
;abel. ntidepresan ;erpilih O!% N)re#i&e# ri&e Re$#%!ke I&ii%i)& Ser)%)&i& Re$#%!ke I&ii%i)& Efek Se"!+i Ak%ifi%!+ A&%i,$+ -!ri&i-Hi#)%e&+i Or%)+%!% i+ !k%$ P!r$ !,3 D)+i+ Se!ri ,'3
mitriptylin e )Elail- X X X X X X ;inggi ;inggi Menengah 207*0 /=7200
#upropion )ellbutrin- X X (endah (endah (endah **7*4 20074=0
Ditalopram )Delea- 0 X X X (endah (endah (endah 2= /0 40
Dlomiprami ne )na framil-X framil-X framil-X X X X ;inggi Menenga h Menengah /07,0 H=7200 esipramin. )Norpramin
X X X 0 (endah (endah (endah */7=0 =07200
oepine )SineVuan- X X X ;inggi ;inggi Menengah ,7/4 H=7400
Escitalopra 0 X X X (endah (endah (endah /H72/ *07/0
5luoetine )ProJac- 0 X X X (endah (endah (endah *C07
/00
/07,0 !m ipramine );ofrani !- X X X X X Menenga h Menenga
h
;inggi C7/0 H=7400
NefaJodone )SerJone- 0 X (endah (endah (endah /7 4 2007C00
Nortriptylin Y )Pamelor- XX X X X Menenga h
Menenga h
(endah *=7+0 407*=0
Paroeline )Pai !- 0 X X X (endah (endah (endah 2* /0 7 40
Sertraline )Zoloft- 0 X X X (endah (endah (endah /C =07/00
;raJodone )esyrel- 0 X X ;inggi (endah Menengah 27+ *=07400
Genlafaine )Effeor- X X X X (endah (endah (endah =7** H=72H=
;abel. ntikonulsan yang mungkin berguna dalam manajemen nyeri A&%i-)&$*+!&% !k%$ P!r$ !,3 D)+i+ Se!ri ,'3 Lee* Ter!#ii I%'8,L3 DarbarnaJepine );egratol-*07/0 /007*/00 47*/ DlonaJepam )Dlonopin-*,720 *7*, 0.0*70.0, Babapentin )Neurontin-=7H +007*,00 @ / 6amotrigine )6amictal-/4 /=7400 /7/0
Phenytoin )ilantin-// /007C00 *07/0 ;opiramate );opama-/0720 /=7/00 ;idak diketahui Galproic acid )epakene-C7*C H=07*/=0 =07*00 e . N e$ r) *e# %i k
#eberapa dokter menemukan obat neuroleptik berguna pada pasien dengan nyeri neuropati berulang. Neuroleptik mungkin yang paling berguna pada pasien dengan agitasi atau gejala psikotik. 3bat yang paling umum digunakan adalah fluphenaJine1 haloperidol1
klorpromaJin1 dan perphenaJine. Efek terapi tampaknya
disebabkan oleh blok reseptor dopaminergik di mesolimbic. Sayangnya1 efek kerja yang sama di jalur nigrostriatal dapat menghasilkan efek samping ekstrapiramidal yang tidak diinginkan1 contohnya wajah topeng1 festinating gait1 kekakuan cogwheel1 dan brad ykin esi a. #eberapa pasien juga terlihat memiliki reaksi distonik akut seperti krisis oculogyric dan tortikolis. Efek samping jangka panjang adalah akatisia )kegelisahan ekstrim- dan tardie dyskinesia )gerakan choreoathetoid lidah1 lipsmacking1 ketidak stabilan trunkal-. Seperti obat antidepresan1 banyak dari obat ini juga memiliki efek antihistaminic1 antmuscarinic1 dan blok a
adrenergik.
f . K )r% ik )+ %e r) i"
Blukokortikoid secara luas digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sebagai antiinflamasi dan kemungkinan kerja analgesiknya. apat diberi secara topikal1 oral1 atau parenteral )intraena1 subkutan1 intrabursal1 intraarticular1 epidural-. osis yang besar dan pemberian jangka panjang menyebabkan efek samping yang lebih jelas. "elebihan glukokortikoid dapat menyebabkan hipertensi. hiperglikemia1 peningkatan kerentanan terhadap infeksi1 tukak lambung1 osteoporosis1 nekrosis aseptik dari caput
femur1 miopati proksimal1 katarak1 dan1 kadangpsikosis. Pasien juga dapat menunjukan gejala fisik sindrom Dushing. #erlebihnya kerja mineralokortikoid menyebabkan retensi natrium dan hipokalemia1 dan dapat memicu gagal jantung kongestif.
;abel. Dorticosteroids ;erpilih
Dr$' R)$%e+ Gie& G*$-)-)r%i -)i" A-%ii%y I&er!*)-)r%i-)i" A-%ii%y E9$i! *e&% D)+e ,'3 H!*f 4 Life 3 ydrocortisone 31 !1 ; * * /0 , 7 */ Prednisone 3 4 0., = */72C Prednisolone 31 !1 ; 4 0., = */ 7 2C Methylprednisolo ne )epo7Medrol1 Solu7 Medrol-31 !1; = 0.= 4 */72C ;riamcinolone )ristocort- 31 !1; = 0 4 */72C #etamethasone )Delestone- 31 !1 ; /= 0 0.H= 2C 7H/ eamethasone )ecadron- 31 !1 ; /= 0 0.H= 2C 7H/ '. :24!"re&er'i- A')&i+
Efek utama dari /7adrenergik agonis adalah pengaktifan jalur inhibitor desending di dorsal horn. Epidural dan intratekal /7 adrenergik agonis sangat efektif dalam toleransi nyeri neuropatik dan opioid.#eberapa obat yang dapat digunakan antara lain lonidin dan emedetomidine.
. (*)&i"i&
"lonidin )kataples dan duraklon- adalah turunan dari imidaJolin dengan aktifitas yang !ebih dominan sebagai agonis a / adrenaJid."lonidin sanagt larut dalam lemak dan dapat menembus sawar darah otak dan plasenta. #eberapa studi menunjukkan bahwa
ikatan klonidin kadar resektor adalah paling tinngi di rostral enterulateral medulla dibatang otak dimana dia akan mengaktifkan neuron7neuron in hibitor. Efek secara keseluruhan adalah
menurunkan aktifitas simpatetik1 meningkatkan tonus
parasimpatetik dan mengurangi sirkulasi katekolamin. #erikut terdapat bukti efek anti hipertensi dari klonodin terjadi melalui ikatan pada reseptor non adrenaljik )imidaJolin- berbeda dengan analgesiknya1 terutama pada kordaspinalis1 adalah melalui reseptor predankos sinaptik /7adrenergik yang akan memnghambat
transmisi rangsang nyeri.
"lonidin biasanya digunakan sebagai anti hipertensi1 tetapi dalam anestesi digunakan sebagai penunjang dalam penanganan nyeri melalui epidural impus. "lonidin sangat bermanfaat untuk penanganan7 penderita dengan nyeri neoropatik yang resisten
terhadap pemberian opioid melalui ipidural impus.Epek anti nyeri klonidin adalah segmental jika diberikan secara epidural tergantung lokasi tempat injeksinya. 'ika digunakan untuk penanganan hipertensi akut atau kronik1 akan menurunkan tonus
simpatetik yang akan menurunkan tahanan paskules sistemik1 denyut nadi dan tekanan darah. Penggunaan klonidin yang tidak tercatat adalah sebagai obat premidikasi1 mengontrol sindrom with drawal ) nikotin1 opioid1 alcohol dan gejala7gejala asomotor dari menopause-1 dan penobatan glaucoma dan beberapa gangguan spikiatrik.
Pemberian klonidin secara epidural biasanya dimulai pada 2 0 (g 8h di ca mp ur d en ga n o pi oi d d an 8 a na st et ik l oc al . Pemberian klonidin secara oral akan segera diabsropsi dengan konsep kerja 207C0 menit dan sekurang kurangnya C7*/ jam. Pada pengobatan pada hipertensi akut1 01* mg dapat diberikan secara oral tiap jam hingga tekanan darah terkontrol1 dosis dapat ditingkatkan maksimal 01C mgF dosis maintenense 01*7012 mg /seha ri. Sediaan klonidin transdermal juga dapat digunakan