April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647 Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI)
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN TERHADAP KINERJA GURU
Adrianto*1
1Jln. Teuku Umar Lubuk Baja, Telp 0778 425 391 Fax 458394 Batam 29432 1Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina, Batam
e-mail: *1[email protected]
Abstract
The objectives of the present study are : 1) the reveal the influence of Headmaster’s
leadership, emotional intelligence and the development of profession toward the teacher’s
achievement at Sekupang sub-district, Batam, 2) the influence of Headmaster’s leadership the development of profession toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam, 3)
the influence of emotional intelligent on the development of profession toward the teacher’s
achievement at Sekupang sub-district, Batam, 4 ) the influence of development of profession
toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam.This research belongs to a survey conducted based on the quantitative approach. The subjects of the study are 85 senior high school teachers in Sekupang sub-district which spread over 2 school which were decide on non probability sampling. Questionnaire consisting of 20 items per variables is used to collect data. Data analysis was performed using SPSS software version 20 taking account of normality, linearity and multi-co linearity tests.The result show that : 1) there is a significant positive the
overall The effect of Headmaster’s leadership, emotional intelligence and the development of profession toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam, 2) there is a
significant positive effect of Headmaster’s leadership the development of profession toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam, 3) there is a significant positive effect of emotional intelligent on the development of profession toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam 4) there is a significant positive effect of development of profession
toward the teacher’s achievement at Sekupang sub-district, Batam
Keywords— Leadership, emotional intelligent, profession, capability
1. PENDAHULUAN
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004 : 4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa, 2004 : 25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Konsep kecerdasan emosional memang masih relatif baru, oleh karena itu belum dikenal sebagaimana kita mengenal hebatnya kecerdasan intelektual, juga belum banyak dikembangkan oleh dunia pendidikan. Sehingga konsep-konsep dan praktek pendidikan yang berlangsung masih cenderung mengedepankan kecerdasan intelektual. Stigma anak cerdas diberikan kepada mereka yang memiliki nilai rapor tinggi, ranking 10 besar di kelas ataupun nilai UN yang tinggi. Walaupun di satu sisi di kelas mereka termasuk anak yang mau menang sendiri, tidak dapat bergaul dengan teman ataupun suka menyediri. Tidak ada label cerdas bagi anak yang suka bergaul, perhatian dengan teman dan suka menolong tetapi memiliki angka rapor yang rendah. Padahal untuk mencapai keberhasilan hidup tidak cukup hanya dengan bekal cerdas secara intelektual tetapi rendah dalam kecerdasan emosional.
Guru yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian tetapi tidak semua guru mempunyai motivasi yag tinggi untuk mengembangan profesi dirinya. Menurut Hamid Darmadi (1994 : 107) kepuasan kerja timbul dengan baik jika seseorang memiliki motivasi kerja yang baik pula. Asmara dalam Hamid Darmadi (1994 : 118 ) menjelaskan bahwa tindakan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kematangan kerja guru dan kepuasan kerja guru berkorelasi positif, maksudnya kematangan kerja yang tinggi cenderung diikuti oleh kepuasan kerja yang tinggi pula. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah sebagai seorang supervisor dalam pengawasan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinannya yang dapat meningkatkan kepuasan sehingga aktivitas kerja guru meningkat. Kepemimpinan akan terwujud apabila seseorang pemimpin atau kepala sekolah memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya, mengadakan pengawasan, motivasi sehigga dapat menimbulkan kepuasan bagi guru.
mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya secara operasional.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mencoba membahas factor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru seperti kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana dan pengembangan keprofesian guru. Dengan demikian penelitian ini dirumuskan dengan judul : ’’Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Pengembangan Keprofesian Terhadap Kinerja Guru’’.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA negeri di Kecamatan Sekupang.
Penentuan besarnya subjek dalam sampel digunakan Nomogram Harry King (Sugiyono,
2011). Jumlah guru SMAN 1 Batam sebanyak 43 guru dan SMAN 4 Batam sebanyak
42 guru, sehingga populasi dalam penelitian ini 85 guru. Semua anggota populasi
penelitian ini dijadikan responden penelitian, sehingga penelitian ini merupakan
penelitian populasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
dan menggunakan angket. Guru-guru SMA Negeri di kecamatan Sekupang Kota Batam
diberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan berupa angket untuk diisi sesuai
dengan kondisi sekolah sebenarnya
2.1.Uji Multikolinearitas
Uji Multikolieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel inependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelai diantara variabel bebas (Duwi Purwanto, 2011 : 88). Uji multikolinearitas
pada penelitian ini menggunakan
soffwarekomputer
Statistical Program for Social Science(SPSS) versi 20
for windows.2.2.Uji Normalitas Sebaran Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data.
Untuk menguji normalitas data digunakan Chi Kuadrat dan langkah pengujian dengan
soffware
komputer
Statistical Program for Social Science(SPSS) versi 20
for windows.2.3.Uji Linieritas Hubungan
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( X ) dengan
variabel terikat ( Y ) merupakan hubungan yang linier atau tidak. Antara variabel bebas
dan variabel terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika kenaikan skor
variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat.
Untuk menguji linieritas hubungan dilakukan dengan analisis regresi. Hubungan
tersebut linier atau tidak dapat diketahui dari persamaan garis regresinya. Untuk
mengetahui garis tersebut linier atau tidak digunakan uji F. Uji linearitas hubungan pada
penelitian ini menggunakan
soffwarekomputer
Statistical Program for Social Science3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian berupa data hasil angket dari kepemimpinan kepala sekolah (XІ), kecerdasan emosional (XЇ), pengembangan keprofesian (XЈ) dan kinerja guru SMA negeri di kecamatan Sekupang kota Batam. Angket disebarkan kepada 85 responden yang terpilih sebagai sampel penelitian yang terdiri dari 2 sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian secara rinci dari setiap variabel.
3.1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Angket kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari 20 butir yang disebarkan kepada 85 responden. Analisis deskripsi data menggunakan SPSS 20 dan diperoleh data seperti yang ada dalam tabel 11.
Tabel 1.Ringkasan Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah.
No Jenis Data Nilai
1. Mean 85,48
2. Median 86,00
3. Varian 43,40
4. Standar Deviasi 6,59
5. Range 29,00
6. Skor Maksimum 97,00 7. Skor Minimum 68,00
8. Jumlah 7266,00
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan diagram balok sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Balok Kepemimpinan Kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah di Kecamatan Sekupang bahwa 30 responden (35,29%) pada kategori sangat tinggi, 16 responden (18,82%) pada kategori tinggi, 16 responden (18,82%) pada kategori cukup, 16 responden (18,82%) pada kategori rendah dan 7 responden (8,24%) pada kategori sangat rendah.
Interval Nilai
Frekuensi
0 5 10 15 20 25
35.25%
1.82%
18.82% 18.82%
18.82%
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 2. Diagram Lingkaran Distribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil analisis SPSS diperoleh rata – rata (mean) kepemimpinan kepala sekolah sebesar 85,48. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang pada kategori tinggi.
3.2. Kecerdasan Emosional
Angket kecerdasan emosional terdiri dari 20 butir pernyataan yang disebarkan kepada 85 responden. Analisis deskripsi data menggunakan SPSS 20 dan diperoleh data sepertai pada tabel 14.
Tabel 2..Ringkasan Deskripsi Data Kecerdasan Emosional
No Jenis Data Nilai
1. Mean 84,69
2. Median 85,00
3. Varian 24,19
4. Standar Deviasi 4,92
5. Range 21,00
6. Skor Maksimum 96,00 7. Skor Minimum 75,00
8. Jumlah 7199,00
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan diagram balok sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram Balok Kecerdasan Emosional
0 5 10 15 20 25 30
72-75 76-79 80-83 84-87 88-91 92-95 96-99
Distribusi Frekuensi Kecerdasan…
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
Kecerdasan emosional guru di Kecamatan Sekupang bahwa 11 responden (12,94%) pada kategori sangat tinggi, 15 responden (17,65%) pada kategori tinggi, 25 responden (29,41%) pada kategori cukup, 15 responden (17,65%) pada kategori rendah,dan 19 responden (22,35%) pada kategori sangat rendah. Untuk memperjelas dapat digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4. Diagram Lingkaran Kecerdasan Emosional
Berdasar hasil anlisis SPSS diperoleh rata – rata (mean) kecerdasan emosional sebesar 84,69. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang pada kategori cukup.
3.3. Pengembangan Keprofesian
Angket pengembangan keprofesian terdiri dari 20 butir pernyatan yang disebarkan kepada 85 responden. Analisis deskripsi data menggunakan SPSS 20 dan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Ringkasan Deskripsi Data Pengembangan Keprofesian
No Jenis Data Nilai
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan diagram balok seperti gambar 5.
Gambar 5. Diagram Balok Pengembangan Keprofesian
Frekuensi
67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94
Pengembangan keprofesian yang diterima guru di Kecamatan Sekupang bahwa 23 responden (27,06%) pada kategori sangat tinggi, 18 responden (21,18%) pada kategori tinggi, 17 responden (20,00%) pada kategori cukup, 20 responden (23,53%) pada kategori rendah dan 7 responden (8,24%) pada kategori sangat rendah. Untuk memperjelas dapat digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram Lingkaran Distribusi Pengembangan Keprofesian
Berdasar hasil anlisis SPSS diperoleh rata – rata (mean) pengembangan keprofesian sebesar 82,74. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan keprofesian yang diterima guru sekolah menengah atas negeri di Kecamatan Sekupang pada kategori cukup.
3.4. Kinerja Guru
Data kinerja guru terdiri dari 20 butir angket yang disebarkan kepada 85 responden. Analisis deskripsi data menggunakan SPSS 20 dan diperoleh data seperti dalam tabel 4
Tabel 4. Ringkasan Destribusi Frekuensi Kinerja Guru
No Jenis Data Nilai
1. Mean 84,79
2. Median 86,00
3. Varian 30,12
4. Standar Deviasi 5,49
5. Range 27,00
6. Skor Maksimum 94,00 7. Skor Minimum 67,00
8. Jumlah 7207,00
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan diagram balok sebagai berikut :
Gambar 7. Diagram Balok Kinerja Guru.
0 5 10 15 20 25 30 35
67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94
Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
Interval Frekuensi
27.06%
21.18%
20.00% 23.53%
8.24%
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup
Rendah
Kinerja guru sekolah menengah atas negeri di Kecamatan Sekupang bahwa 30 responden (35,29%) pada kategori sangat tinggi, 29 responden (34,12%) pada kategori tinggi, 14 responden (16,47%) pada kategori cukup, 9 responden (10,59%) pada kategori rendah dan 3 responden (3,53%) pada kategori sangat rendah. Untuk memperjelas dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Diagram Lingkaran Distribusi Kinerja Guru
Berdasar hasil anlisis SPSS diperoleh rata – rata (mean) kinerja guru sebesar 84,79. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang pada kategori tinggi.
Setelah dilakukan analisis statistik untuk menguji hipotesis, pada bagian ini akan dilakukan pembahasan. Pembahasan difokuskan pada penjelasan mengenai temuan penelitian ini, dilakukan dengan fakta yang terdapat pada hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini.
1. Pengaruh secara bersama- sama kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Untuk menjelaskan pengaruh – pengaruh variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian secara bersama – sama terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam perlu diketahui terlebih dahulu koefisien determinasi (R²).
Dari hasil analisis diperoleh R² sebesar 0,509 yang berarti bahwa ketiga varibel bebas tersebut mempunyai pengaruh sebesar 50,9 % terhadap kinerja guru. Selain itu pada analisis regresi juga diperoleh F = 27,980 dan P value (sig) = 0,000 yang berarti kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian mempunyai pengaruh secara bersama-sama yang sangat signifikan terhadap kinerja guru guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
2. Pengaruh kepemimpian kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Dari hasil analisis diperoleh t sebesar 3,382, P value (sig) = 0,001 dan korelasi parsial sebesar 0,352 yang berarti kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2011 : 72), bahwa kepemimpinan kepala sekolah memegang peranan yang sangat dominan dalam meningkatakan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
35.29%
34.12% 16.47%
10.59% 3.53%
Sangat Tinggi
Tinggi
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Dari tabel hasil analisis diperoleh t sebesar 2,880, P value (sig) = 0,005 dan korelasi parsial sebesar 0,305 yang berarti kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
4. Pengaruh pengembangan keprofesian terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
Dari tabel hasil analisis diperoleh t sebesar 2,745, P value (sig) = 0,005 dan korelasi parsial sebesar 0,190 yang berarti pengembangan keprofesian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti semakin tinggi pengembangan keprofesian yang diterima akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
4. SIMPULAN
Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan pengembangan keprofesian yang diterima akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
2. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah yang diterima akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
3. Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional guru akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
4. Pengembangan keprofesian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA negeri di kecamatan Sekupang kota Batam. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengembangan keprofesian yang diterima akan meningkatkan kinerja guru sekolah menengah atas negeri di kecamatan Sekupang kota Batam.
5. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala sekolah memegang peranan yang penting dalam meningkatkan motivasi berprestasi guru. Oleh karena itu perlu adanya diklat yang kontinyu terhadap kepala sekolah terutama dalam kepemimpinan pembelajaran sehingga tercipta kepemimpinan kepala sekolah yang baik. Selain itu dalam rekrutmen kepala sekolah perlu dilaksanakan secara selektif, sehingga kepala sekolah berasal dari guru yang mempunyai profesiolaisme yang tinggi.
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.
3. Pengembangan keprofesian memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu kepala sekolah, Dinas Pendidikan, Pemerintah maupun yayasan medorong guru dalam mengembangankan keprofesian guru dengan memberikan workshop atau pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja seorang guru. Sehingga akan tercipta guru yang selalu termotivasi untuk inovatif dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. 4. Dalam penelitian ini dari ketiga variabel bebas memberikan sumbangan terhadap motivasi berprestasi sebesar 50,9 %. Berarti masih ada 49,1% faktor lain yang bisa diteliti dan dikembangkan untuk meningkatkan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad T. (2001) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm: 107
Amstrong, Machael.( 2003). The Art of HRD-Strategic Human Resource Management: A Guide to Action . London: Kogan Page Limited.
Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Arifin Abdullrachman. (2004). Teori Pengembangan clan Filosofi Kepemimpinan Kerja. Jakarta: Ikhtiar Baru
Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Bafadal, I & Imron, A. (2004) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Malang: Kerjasama FIP UM dan Ditjen-Dikdasmen.
Depdikbud, (1989), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hlm: 702
Depdiknas. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.
Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E., (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H. (1985). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armas Duta Jaya.
Ngalim Purwanto. (1992). Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Setyabudhi, A. L. (2017). Kebutuhan Pegawai Pelayanan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi xxx di Batam Menggunakan Work Sampling. JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK), 1(01), 1-8.