HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL
DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
O L E H :
PORKAS SOJUANGON LUBIS NIM : 809131033
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Tesis ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universiras Negeri Medan.
Adapun tesis ini berjudul : “Hubungan Antara Persepsi Terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Dengan Disiplin
Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi kendala, hambatan,
dan keterbatasan namun dengan usaha yang maksimal, do‟a, kesabaran dan
semangat serta mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak, sehingga
penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
hendak mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Yang terhormat Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos., M.Pd selaku Pembimbing
I sekaligus Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Negeri Medan dan yang terhormat Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku
Pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu dalam
memberikan banyak ilmu, bimbingan, motivasi, dan pengarahan dalam
penyelesaian penulisan tesis ini.
2. Yang terhormat Prof. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd selaku narasumber, yang
terhormat Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku narasumber dan yang
terhormat Dr. Irsan Tanjung, M.Pd selaku narasumber sekaligus validator
iv
ini. Serta yang terhormat Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Sekretaris Prodi
Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah
memberikan motivasi.
3. Yang terhormat Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu
Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan
memberikan pelayanan kepada mahasiswa.
4. Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yang telah
memberikan izin penelitian.
5. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh Bapak serta Ibu Guru SMP Negeri di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu
dalam melakukan kegiatan penelitian mulai dari pelaksanaan uji coba
instrumen, sampai dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan dalam
penulisan tesis ini sehingga data yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan
baik.
6. Yang tercinta Ayahanda Alm Drs. H. Thabrani Lubis, Ibunda Hj. Masdalima
Nasution sosok orang tua yang telah banyak memberikan bantuan baik moril
maupun materiil serta teladan bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan program pascasarjana di Unimed. Terkhusus bagi Alm.
Ayahanda yang baru meninggal dunia semoga dilapangkan kuburnya dan
diampuni dosa-dosanya serta dimasukkan ke dalam surga, Amiin Yaa Rabbal
v
7. Abanganda dan kakanda khususnya Ir. Nenny Agustina Lubis, M.Sc yang
senantiasa memberikan nasihat, motivasi serta do‟a dalam menyelesaikan
program pascasarjana di Unimed.
Akhirnya buat istri tercinta Farida Nurmalasari, S.Pd dan si buah hati
ananda Muhammad Azmi Ibadurrahman Lubis, Muhammad Syamil At-Thoriq
Lubis, Muhammad Affan Al-Abid Lubis dalam suasana bagaimanapun kalian
terus memberikan yang terbaik kepada penulis, tesis ini merupakan wujud dari
bakti kalian kepada penulis. Terima kasih tiada terhingga dan semoga Allah SWT
senantiasa memberikan Ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Demikian tesis ini diselesaikan, semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
PORKAS SOJUANGON LUBIS 809131033
i ABSTRAK
Porkas Sojuangon Lubis, 809131033. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kecerdasan Emosional Dengan Disiplin Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri, 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. (2) untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan disiplin kerja SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. (3) untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif dan eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian yaitu variabel endogenus dan variabel eksogenus. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 5 sekolah negeri dalam jumlah guru sebanyak 311 orang guru. Untuk menentukan sampel digunakan teknik proportional sampling yaitu dengan tabel Krecji sehingga didapatkan sampel sebanyak 175 orang guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang atau 56,27 % dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Instrumen yang dipakai sebelum digunakan untuk menjaring data terlebih dahulu diuji validitasnya dengan menggunakan rumus Product Moment dengan tingkat penerimaan 95 % atau taraf signifikan 0,05 dan uji diuji Reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (r11).
Data penelitian ini diuji normalitas distribusi variabelnya dengan rumus Chi Kwadrat, Linieritas dan Keberartian persamaan regresi diuji dengan Analisis Varians (ANAVA). Homogenitas diuji dengan rumus Barlett dan uji indepedensi dilakukan dengan rumus Product Moment. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi parsial jenjang pertama dan keberartiannya diuji dengan uji-t. Korelasi ganda diuji dengan analisis regresi ganda.
Dari hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru dengan korelasi r1y = 0.91; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru dengan korelasi r2y = 0.86. Dalam penelitian ini ditemukan juga besar sumbangan relatif kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 67.41 % dan sumbangan efektif sebesar 57.97 %.. Sedangkan sumbangan relatif kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru sebesar 33 % dan sumbangan efektif sebesar 28.38 %.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dapat dijadikan sebagai penentu terbentuknya disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
vi A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 11
1. Disiplin Kerja Guru ... 11
2. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 16
3. Kecerdasan Emosional ... 27
B. Penelitian Yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berpikir ... 40
1. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru ... 40
2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja Guru ... 42
3. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja Guru ... 42
D. Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
B. Metode dan Teknik Penelitian ... 45
B. Populasi dan Sampel ... 46
1. Populasi ... 46
2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 48
D. Definisi Operasional ... 49
1. Disiplin Kerja Guru ... 49
2. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 50
3. Kecerdasan Emosional ... 50
E. Metode Pengumpulan Data ... 50
vii
1. Kisi-kisi Instrumen ... 52
a. Kisi-kisi Instrumen Variabel Disiplin Kerja Guru ... 52
b. Kisi-kisi Instrumen Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 52
c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional ... 53
2. Uji Coba Instrumen ... 53
3. Analisis Instrumen ... 54
a. Uji Kesahihan Instrumen (Validitas) ... 55
b. Uji Keterhandalan Instrumen (Reliabilitas) ... 56
G. Teknik Analisis Data ... 57
e. Uji Kecenderungan Variabel ... 59
2. Uji Persyaratan Analisis ... 59
a. Uji Normalitas ... 60
b. Uji Homogenitas ... 60
c. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 61
3. Hipotesis Statistik ... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 65
1. Data Disiplin Kerja Guru (Y) ... 66
2. Data Persepsi Terhdap Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) .. 67
3. Data Kecerdasan Emosional (X2) ... 69
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 71
1. Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja ... 71
2. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 72
3. Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan Emosional ... 73
C. Uji Persyaratan Analisis ... 74
1. Uji Normalitas ... 74
a. Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y Atas X1 ... 74
b. Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y Atas X2 ... 75
2. Uji Homogenitas ... 75
a. Uji Homogenitas Varian Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 75
b. Uji Homogenitas Varian Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Kecerdasan Emosional (X2) ... 76
3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 77
a. Persamaan Regresi Variabel Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 77
b. Persamaan Regresi Variabel Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ... 79
D. Pengujian Hipotesis ... 81
viii
b. Hipotesis Kedua : Hubungan X2 dengan Y ... 82
c. Hipotesis Pertama : Hubungan X1 dan X2 dengan Y ... 83
E. Koefisien Korelasi ... 86
F. Temuan Penelitian ... 86
G. Pembahasan Penelitian ... 87
H. Keterbatasan Penelitian ... 91
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 93
B. Implikasi ... 94
1. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 95
2. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Kecerdasan Emosional ... 95
C. Saran Penelitian ... 96
DAFTAR PUSTAKA ...100
LAMPIRAN ...103
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jumlah Populasi Penelitian ... 46
3.2. Tabel Krecji ... 47
3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Disiplin Kerja Guru ... 52
3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53
3.5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional ... 53
3.6. Kriteria Interpretasi ... 57
3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57
3.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 59
4.1. Rangkuman Hasil Deskripsi Data Dari Setiap Variabel ... 65
4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja ... 66
4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 68
4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ... 70
4.5. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Disiplin Kerja Guru 72 4.6. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Persepsi Terehadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 73
4.7. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Kecerdasan Emosional ... 73
4.8. Rekapitulasi Analisis Perhitungan Uji Normalitas Antar Variabel 75 4.9. Uji Homogenitas Y Atas X1 ... 76
4.10. Uji Homogenitas Y Atas X2 ... 76
4.11. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Antar Variabel Penelitian .. 76
4.12. Rekapitulasi ANAVA untuk Persamaan Regresi Y atas X1 ... 77
4.13. Rekapitulasi ANAVA untuk Persamaan Regresi Y atas X2 ... 79
4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Korelasi ... 81
4.15 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y ... 82
4.16 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y ... 83
4.17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dan X2 dengan Y ... 84
4.18 Rangkuman Bobot Sumbangan Variabel X1, X2 Terhadap Y ... 85
4.19 Hasil Koefisien Korelasi Parsial ... 86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Formula Michael E. Rock ... 35 2.2. Model Hubungan Antara Variabel (X1), (X2) dan (Y) ... 43 4.1. Histogram Distribusi Skor Variabel Disiplin Kerja ... 67 4.2. Histogram Distribusi Skor Variabel Persepsi Terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69 4.3. Histogram Distribusi Skor Variabel Kecerdasan Emosional ... 71 4.4. Uji Linieritas Variabel Displin Kerja Guru Atas Persepsi Terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78 4.5. Uji Linieritas Variabel Disiplin Kerja Guru Atas Kecerdasan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Angket Disiplin Kerja Guru (Y) ... 95
2. Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 98
3. Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ... 101
4. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 104
5. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional ... 105
6. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Disiplin Kerja Guru ... 106
7. Perhitungan Validitas Instrumen Angket ... 107
8. Perhitungan Reliabilitas (Keterhandalan) Instrumen Angket ... 119
9. Hasil Rekapitulasi Angket Persepsi terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 125
10.Hasil Rekapitulasi Angket Kecerdasan Emosional ... 126
11.Hasil Rekapitulasi Angket Disiplin Kerja Guru ... 127
12.Data Induk Penelitian ... 128
13.Perhitungan Statistik Deskriptif ... 132
14.Perhitungan Uji Normalitas ... 141
15.Perhitungan Uji Homogenitas ... 149
16.Perhitungan Tingkat Kecenderungan Data ... 156
17.Perhitungan Uji Linieritas ... 159
18.Perhitungan Korelasi Sederhana ... 169
19.Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 172
20.Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multiple Variabel Penelitian ... 175
21.Perhitungan Korelasi Ganda ... 178
22.Perhitungan Korelasi Parsial ... 179
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga,
masyarakat, dan persekolahan. Dengan melalui proses pendidikan, diharapkan
manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha dan kerja keras sesuai
dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan
melahirkan sumber daya manusia yang handal dan sebaliknya pendidikan yang
berlangsung hanya mementingkan segi kuantitasnya saja akan menjadi beban bagi
pembangunan bangsa. Menurut Purba (2009:91) salah satu persoalan pendidikan
yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari akibat peran serta guru
di lapangan.
Tampaknya pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai seperti yang
diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas
sumber manusia. Merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah guru, padahal guru
merupakan titik sentral dari kualitas pendidikan. Guru sebagai perancang
sekaligus pelaksana proses pembelajaran. Sebagai perancang guru dapat
menentukan arah pendidikan. Demikian juga sebagai pelaksana guru tidak hanya
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga menanamkan nilai-nilai
budaya. Oleh karena itu, guru dapat dikatakan juga sebagai ujung tombak dalam
2
seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki
disiplin kerja yang tinggi.
Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah
air kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang
pendidikan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan
merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia
yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntunan
pembangunan bangsa diberbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait
dengan manajemen yang terdapat pada sekolah.
Perubahan yang serba cepat dalam kehidupan masyarakat, akibat
perkembangan ilmu dan teknologi, serta macam-macam tuntunan kebutuhan dari
berbagai sektor sangat berpengaruh terhadap kehidupan sekolah. Sekolah sebagai
sistem sosial yang terbuka, dan sebagai agen perubahan, bukan hanya harus peka
terhadap penyesuaian diri, tetapi juga seharusnya pula dapat mengantisipasi
perkembangan-perkembangan yang akan terjadi ke depan.
Sebagai suatu bangsa yang menjadi anggota dari masyarakat global,
kualitas manusia yang handal sangat penting dalam rangka mempertahankan dan
menunjukkan eksistensi kita dalam persaingan internasional yang sangat
kompetitif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan
berkompetisi, maka kualitas pendidikan sangat penting dan mendesak dilakukan.
Sekolah sebagaimana dikemukakan Mulyasa (2004:27) merupakan
lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan, merupakan sistem yang memiliki
berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan yang memerlukan
3
pegawai, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal, sekolah
memiliki dan berhubungan dengan institusi lain baik secara vertikal maupun
horizontal. Di dalam konteks pendidikan, sekolah memiliki stakeholders (yang
berkepentingan), antara lain siswa, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha.
Oleh karena itulah sekolah memerlukan pengelolaan yang akurat agar dapat
memberikan hasil optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak
yang berpentingan.
Proses pencapaian tujuan sekolah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satu yang terpenting adalah guru. Guru merupakan komponen pendidikan yang
sangat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan
tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan langsung dengan kegiatan
proses belajar mengajar di kelas. Oleh sebab itu, seorang guru memiliki peranan
strategis dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Agar guru dapat melaksanakan perannya sebagai pendidik dan pengajar,
maka seorang guru dituntut memiliki pengetahuan khusus (professional) dan
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Seorang guru dituntut memiliki
keterampilan-keterampilan mengajar yang baik dan mampu mengelola siswa dan
kelasnya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan menengah ini, seorang guru
diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang terarah dan teratur,
sehingga siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Oleh
sebab itu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus dilandasi oleh aturan-aturan
Aturan-4
aturan ini tidak hanya untuk siswa tapi juga berlaku untuk guru dan yang lainnya.
Hal ini dimaksudkan agar tercipta disiplin yang baik dalam proses belajar
mengajar di kelas. Sardiman (2000:12) menyatakan bahwa siswa dan guru harus
menyadari arti penting disiplin dalam kegiatan belajar. Jika disiplin ditegakkan,
maka akan tercipta kerjasama dan interaksi yang baik antara guru dan siswa di
kelas. Sehingga hal ini akan menyebabkan proses belajar mengajar akan
berlangsung dengan baik, tertib, dan sesuai dengan diharapkan.
Pembahasan mengenai disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya
manusia menurut Siagian (2008:304), berangkat dari pandangan atau pemikiran
bahwa tidak ada manusia sempurna. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu
memiliki berbagai ketentuan yang ditaati oleh para anggotanya, standar yang
harus dipenuhi. Siagian mengemukakan bahwa disiplin merupakan tindakan
manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan
berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, ditegaskannya bahwa
pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki
dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga pegawai
tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai
lainnya serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Arikunto (1993:45) menyatakan bahwa disiplin merupakan suatu masalah
penting, disiplin erat kaitannya dengan adanya kesadaran akan keharusan
melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses belajar tidak
mungkin mencapai target maksimal tanpa adanya disiplin yang baik. Jadi disiplin
merupakan salah satu unsur yang penting dalam keberlangsungan kegiatan belajar
5
Adanya disiplin akan memungkinkan seorang siswa akan belajar dengan
kebisaaan baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Seorang guru yang baik tidak akan bisa menegakkan disiplin kepada
siswanya, jika dirinya tidak disiplin. Artinya, agar guru dapat menanamkan
kesadaran dan nilai-nilai akan arti penting disiplin kepada siswa, terlebih dahulu
guru harus membisaakan dirinya taat dan patuh kepada ketentuan dan peraturan
yang berlaku. Sehingga dirinya dapat menjadi contoh bagi siswanya dan yang
lainnya (Imron:1995). Oleh sebab itu, guru yang baik adalah guru yang mampu
memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswa. Imron (1995:67) lebih lanjut
juga menjelaskan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka
komponen guru harus memiliki disiplin kerja yang baik. Dengan disiplin kerja
tersebut dia dapat bekerja mengelola kelas dengan baik sehingga KBM dapat
berjalan dengan lancar dan terarah. Seperti halnya yang diungkapkan Rusdi dan
Ester (2009:21) guru masih kesulitan dalam menentukan metode mengajar yang
tepat. Selanjutnya, Mutmainnah (2008:1) mengungkapkan pembelajaran yang
dilakukan guru di lapangan masih menggunakan cara konvensional (mencatat
buku, ceramah, Tanya jawab, dan diskusi kelompok biasa) yang berbasis konten
(concent based). Hal ini akan dapat mengakibatkan minat siswa berkurang dalam
mengikuti pembelajaran dan selanjutnya akan mengakibatkan rendahnya
kemampuan mereka.
Faktor yang dianggap mempengaruhi disiplin kerja adalah kepemimpinan
kepala sekolah dan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang mampu memberi inspirasi
6
direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal, melalui disiplin kerja.
Disiplin menurut Rivai (2004:43) bukan sekedar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan
nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa
percaya diri serta tekad untuk terus melakukan perubahan walaupun mungkin ia
sendiri akan terkena dampaknya dengan perubahan itu.
Kepemimpinan dipandang sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat
secara langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam diri
guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan sekolah,
namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa disiplin kerja guru cenderung
rendah dengan ditunjukkannya sikap guru merasa kurang puas atas kepemimpinan
kepala sekolah dan hal ini secara langsung berdampak pada tingkat kehadiran
guru misalnya dalam melaksanakan tugas, hasil pengamatan awal yang dilakukan
di lapangan menunjukkan bahwa daftar absensi guru pada semester genap tahun
pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa persentase rata-rata ketidakhadiran guru
mencapai 4,85 %, dan keterlambatan dalam melaksanakan tugas mencapai 7,75 %
kepatuhan dan ketaatan guru terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku di
sekolah cenderung rendah, masuk dan keluar dari kelas yang tidak bersesuaian
dengan jam yang sudah diberlakukan, masih adanya guru yang belum memiliki
program pembelajaran ketika mengajar, belum jelasnya pendelegasian tugas-tugas
guru yang diberikan kepala sekolah. Kondisi ini memperlihatkan bahwa disiplin
kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
cenderung rendah dan kepatuhannya belum memiliki kepatuhan yang
7
Tindakan pendisiplinan merupakan suatu usaha untuk menegakkan
peraturan dan tata tertib, termasuk sejumlah langkah untuk membina guru
sehingga memiliki sikap patuh terhadap peraturan dan sikap yang layak terhadap
pekerjaan. Tujuan menengakkan disiplin dalam bekerja secara umum adalah
untuk memperbaiki mental dan moral para anggota pada suatu lembaga sehingga
tercipta rasa tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan.
Fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan dapat mengidentifikasikan
adanya dugaan bahwa belum seluruhnya guru memiliki kecerdasan emosional
dalam pribadi masing-masing. Dilatar belakangi kondisi objektif mengenai
disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan yang menyertai
uraian latar belakang masalah penelitian di atas, memberikan landasan untuk
melakukan penelitian mengenai : ” Hubungan Antara Persepsi Terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja
Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi
masalah-masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi
terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Percut Sei Tuan? (2) Apakah terdapat hubungan yang positif
kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Percut Sei Tuan? (3) Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama
8
Apakah kepala sekolah mampu menciptakan perbaikan terhadap disiplin kerja
guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ?
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini variabel-veriabel yang akan diteliti dibatasi hanya pada
variabel bebas karena kedua variabel ini diyakini sebagai yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas tersebut adalah persepsi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1) dan kecerdasan emosional
(X2) serta disiplin kerja guru sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini dilakukan
dengan guru-guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan
Percut Sei Tuan ?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif kecerdasan emosional dengan disiplin
kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan
9
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai:
1. Hubungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin
kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Hubungan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri
di Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Hubungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan
emosional secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri
di Kecamatan Percut Sei Tuan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat
digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel kepemimpinan kepala
sekolah dan kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dengan disiplin kerja
guru sebagai variabel terikat. Maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi semua pihak yang terkait diantaranya :
1. Secara Teoretis
a. Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang disiplin kerja guru
melalui kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut
10
2. Secara Praktis
a. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deli Serdang
sebagai bahan penilaian mengenai disiplin kerja guru untuk ditingkatkan
lebih baik pada masa yang akan datang.
b. Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai
masukan dalam rangka memperbaiki disiplin kerja guru pada masa yang
akan datang.
c. Para guru dalam meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas untuk
93
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang
diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Besarnya sumbangan
efektif yang diberikan variabel persepsi terhadap kepemimpinan kepala
sekolah terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar 57.97. Dimana guru SMP
Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang memiliki
persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah masih tergolong cukup,
karena persentase kecenderungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala
sekolah dari guru diperoleh sebesar 73,33 % berada pada kategori cukup.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional
dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan
variabel kecerdasan emosional terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar
28.01 %. Dimana guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang memiliki kecerdasan emosional masih tergolong cukup, karena
persentase kecenderungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah
94
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin
kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan variabel kecerdasan
emosional terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar 86.36 %. Dimana guru
SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
memiliki persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan
emosional masih tergolong cukup, karena persentase kecenderungan persepsi
terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dari guru
diperoleh sebesar 74,66 % berada pada kategori cukup.
B. Implikasi
Perumusan implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk
meningkatkan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang lebih baik
dan kecerdasan emosional yang baik sehingga disiplin kerja guru dapat
meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah
memiliki hubungan dengan disiplin kerja guru yang menunjukkan semakin baik
persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah maka disiplin kerja guru juga
semakin baik, semakin baik kecerdasan emosional maka disiplin kerja guru juga
semakin baik. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat
95
1. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Peningkatan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah
Penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah untuk
menerapkan kemampuan dalam menggerakkan segala sumber daya manusia yang
ada pada dirinya. Apabila kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan situasional di sekolah, maka kepala seklah akan dapat memimpin
sekolah dengan baik. Seorang kepala sekolah perlu mengenali dan mengelola gaya
kepemimpinan dengan tepat. Implikasinya kepala sekolah sangat perlu untuk
menggunakan berbagai gaya kepemimpinan situasional sesuai dengan keadaan
dan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Sebagai seorang kepala sekolah perlu
membangun persepsi bagi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah.
Banyak kepala sekolah yang secara egoistis menganggap bahwa minta
maaf adalah perbuatan yang merendahkan jabatan dan harga diri, padahal minta
maaf adalah merupakan suatu koreksi diri sehingga membuat suatu perubahan
yang lebih baik ke masa yang akan datang. Selain itu, kepala sekolah juga perlu
melatih diri dalam berempati karena dapat memunculkan hubungan yang baik dan
kerjasama yang baik antara guru-guru. Kepala sekolah juga perlu melatih dan
membiasakan diri untuk mendengarkan, memberikan informasi yang jelas kepada
guru.
2. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Peningkatan Kecerdasan Emosional
Untuk meningkatkan disiplin kerja guru melalui kecerdasan emosional,
diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak khususnya kepala sekolah. Kepala
sekolah memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada guru untuk
96
sekolah merupakan orang yang turut menentukan kebijakan yang berkenaan
dengan kelangsungan sistem organisasi, pemberian kompensasi, penghargaan dan
hal lainnya agar guru merasa puas dalam bekerja.
Sebagai seorang kepala sekolah perlu menciptakan bagaimana disiplin
kerja guru itu dapat terbangun dengan baik diperlukan kecerdasan emosi yang
baik. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mengenali dan mengelola emosi yang
baik, kepala sekolah segera memperbaiki diri demi mencapai kemajuan sekolah
yang lebih baik. Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, kepala sekolah harus
dapat mengendalikan emosinya dengan baik agar disiplin kerja guru di sekolah
dapat tercapai dengan yang diinginkan. Kepala sekolah juga harus mampu untuk
memahami, merasakan dan merespon guru dengan melibatkan emosi dengan tulus
secara personal maupun interpersonal. Dengan demikian guru tersebut akan
menunjukkan disiplin kerja guru yang baik.
C. Saran Penelitian
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka disarankan kepada :
1. Kepala Sekolah
a. Persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya kepala
sekolah sebaiknya semakin meningkatkan kualitas kepemimpinannya
serta membangun hubungan yang baik dengan para guru sehingga tercipta
satu komitmen untuk meningkatkan disiplin kerja yang baik.
b. Kecerdasan emosional, kepala sekolah sebaiknya harus mampu untuk
97
secara tulus secara personal maupun interpersonal. Dengan demikian guru
tersebut akan menunjukkan disiplin kerja yang tinggi.
2. Guru
a. Persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya guru bersedia
melaksanakan perbaikan tugas dengan lapang dada jika memperoleh
kritik dari rekan-rekan guru lain dan teguran dari kepala sekolah dan hadir
dalam melaksanakan tugas di sekolah sesuai dengan waktu yang sudah
disepakati bersama.
b. Kecerdasan emosional, sebaiknya guru berlatih mengenali emosinya dan
emosi orang lain. Perlu menyadari dirinya sebagai seorang guru yang baik
yaitu mampu memecahkan masalah belajar yang dihadapi peserta didik,
bersikap tenang dalam menghadapi siswa yang nakal dan rebut, tidak
menunjukkan wajah yang kesal jika gagal menghadapi masalah
pembelajaran, segera memperbaiki diri jika ada kesalahan yang diperbuat
serta mengutamakan tugas mengajar dari pada tugas yang lain di luar
tugas sebagai guru. Sehingga tercipta disiplin kerja yang tinggi di sekolah.
3. Bagi Dinas Pendidikan
a. Kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Deli Serdang memberikan penghargaan kepada guru-guru
yang berprestasi seperti kenaikan pangkat otomatis dan atau bahkan
promosi untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi dan juga
untuk memberikan peringatan bahkan hukuman tapi mendidik kepada
98
b. Kecerdasan emosional, sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Deli Serdang dalam mengangkat guru atau kepala sekolah terlebih dahulu
mengadakan pelatihan-pelatihan agar dapat mengukur kemampuan
terhadap kecerdasan emosional guru tersebut agar dalam melaksanakan
tugas nantinya bila sudah bekerja mereka akan menunjukkan disiplin
kerja yang tinggi.
4. Peneliti Lain
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penelitian ini dengan
variabel-variabel berbeda yang turut memberikan hubungan dengan disiplin
kerja guru mengingat belum dapat diperleh hasil dan tujuan yang maksimal
dalam penelitian ini akibat adanya beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan
100
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Bush, T. & Coleman, M. 2008. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Cooper, Robect, dan Ayaman, Sawaf.2002. Exekuive EQ Ahli Bahasa Alex Tri
Kancono Widodo. Jakarta : Gramedia.
Depdiknas. 2005. UU Guru dan Dosen. Jakarta: PP No. 14 Tahun 2005.
Fred E. Fiedler and Martin M. Charmer. 1984. Leadership and Effective
Management. Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company.
Goleman, Daniel. 1998. Emotional Interlegence. Ahli Bahasa T. Hermaya. Jakarta: Gramedia.
--- 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Boyatzis, Mckee, 2007. Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan
Emosi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Handoko, T, H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, M, S, P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastings, J. 1999. Dicipline At Workpart One Of The Informal Process, Nursing Manajemen.
Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua. Padang: Universitas Putra Indonesia Press.
Manullang Belferik & Sri Milfayetty. 2005. Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQ. Medan: UNIMED
Martin, 2008. Emotional Quality Management. Jakarta. HR Excellency.
101
Purba Sukarman, 2009. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal. Kajian Manajemen Pendidikan.
Jakarta: UHAMKA
Purwanto M. Ngalim. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai
Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Riva’i, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
--- 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen. 2006. Prilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Indonesia: Macan Jaya Cemerlang.
Rohiat, 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Refika Aditama.
Romli Ardi. Hand Out Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PPs UHAMKA.
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
--- 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alpa Beta.
Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Stein, Howard, M.D, 2003. Ledakan EQ. Jakarta: Kaifa Mizan Pustaka.
Stoner Jammer A.F and A. Sindoro. 1996. Manajemen. Jakarta : Prenhallindo.
Subekti, H. 2008. Etika Manajemen. Jakarta: Jurnal Budaya Organisasi.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
--- 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutisna Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoretis untuk Praktek
102
Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini dan Setiadi Akbar. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Wahjosumidjo. 2004. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
--- 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Walpole, Ronald E. 1997. Probality and Statistic for Engineering & Scientist. New York: Pearson.
William R Tracey. 1984. Managing Training and Development System. USA: AMACOM.
Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia.
--- Kapita Selekta Teori Kepemimpinan : Pengantar untuk Praktek
dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.