• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL

DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

O L E H :

PORKAS SOJUANGON LUBIS NIM : 809131033

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Tesis ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universiras Negeri Medan.

Adapun tesis ini berjudul : “Hubungan Antara Persepsi Terhadap

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Dengan Disiplin

Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.

Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi kendala, hambatan,

dan keterbatasan namun dengan usaha yang maksimal, do‟a, kesabaran dan

semangat serta mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak, sehingga

penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

hendak mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Yang terhormat Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos., M.Pd selaku Pembimbing

I sekaligus Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas

Negeri Medan dan yang terhormat Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku

Pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu dalam

memberikan banyak ilmu, bimbingan, motivasi, dan pengarahan dalam

penyelesaian penulisan tesis ini.

2. Yang terhormat Prof. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd selaku narasumber, yang

terhormat Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku narasumber dan yang

terhormat Dr. Irsan Tanjung, M.Pd selaku narasumber sekaligus validator

(5)

iv

ini. Serta yang terhormat Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Sekretaris Prodi

Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah

memberikan motivasi.

3. Yang terhormat Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu

Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan

memberikan pelayanan kepada mahasiswa.

4. Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yang telah

memberikan izin penelitian.

5. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh Bapak serta Ibu Guru SMP Negeri di

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu

dalam melakukan kegiatan penelitian mulai dari pelaksanaan uji coba

instrumen, sampai dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan dalam

penulisan tesis ini sehingga data yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan

baik.

6. Yang tercinta Ayahanda Alm Drs. H. Thabrani Lubis, Ibunda Hj. Masdalima

Nasution sosok orang tua yang telah banyak memberikan bantuan baik moril

maupun materiil serta teladan bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan program pascasarjana di Unimed. Terkhusus bagi Alm.

Ayahanda yang baru meninggal dunia semoga dilapangkan kuburnya dan

diampuni dosa-dosanya serta dimasukkan ke dalam surga, Amiin Yaa Rabbal

(6)

v

7. Abanganda dan kakanda khususnya Ir. Nenny Agustina Lubis, M.Sc yang

senantiasa memberikan nasihat, motivasi serta do‟a dalam menyelesaikan

program pascasarjana di Unimed.

Akhirnya buat istri tercinta Farida Nurmalasari, S.Pd dan si buah hati

ananda Muhammad Azmi Ibadurrahman Lubis, Muhammad Syamil At-Thoriq

Lubis, Muhammad Affan Al-Abid Lubis dalam suasana bagaimanapun kalian

terus memberikan yang terbaik kepada penulis, tesis ini merupakan wujud dari

bakti kalian kepada penulis. Terima kasih tiada terhingga dan semoga Allah SWT

senantiasa memberikan Ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Demikian tesis ini diselesaikan, semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

PORKAS SOJUANGON LUBIS 809131033

(7)

i ABSTRAK

Porkas Sojuangon Lubis, 809131033. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kecerdasan Emosional Dengan Disiplin Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. (2) untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan disiplin kerja SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan. (3) untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif dan eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian yaitu variabel endogenus dan variabel eksogenus. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 5 sekolah negeri dalam jumlah guru sebanyak 311 orang guru. Untuk menentukan sampel digunakan teknik proportional sampling yaitu dengan tabel Krecji sehingga didapatkan sampel sebanyak 175 orang guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang atau 56,27 % dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Instrumen yang dipakai sebelum digunakan untuk menjaring data terlebih dahulu diuji validitasnya dengan menggunakan rumus Product Moment dengan tingkat penerimaan 95 % atau taraf signifikan 0,05 dan uji diuji Reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (r11).

Data penelitian ini diuji normalitas distribusi variabelnya dengan rumus Chi Kwadrat, Linieritas dan Keberartian persamaan regresi diuji dengan Analisis Varians (ANAVA). Homogenitas diuji dengan rumus Barlett dan uji indepedensi dilakukan dengan rumus Product Moment. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi parsial jenjang pertama dan keberartiannya diuji dengan uji-t. Korelasi ganda diuji dengan analisis regresi ganda.

Dari hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru dengan korelasi r1y = 0.91; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru dengan korelasi r2y = 0.86. Dalam penelitian ini ditemukan juga besar sumbangan relatif kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 67.41 % dan sumbangan efektif sebesar 57.97 %.. Sedangkan sumbangan relatif kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru sebesar 33 % dan sumbangan efektif sebesar 28.38 %.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dapat dijadikan sebagai penentu terbentuknya disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

(8)
(9)

vi A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 11

1. Disiplin Kerja Guru ... 11

2. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 16

3. Kecerdasan Emosional ... 27

B. Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 40

1. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru ... 40

2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja Guru ... 42

3. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja Guru ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

B. Metode dan Teknik Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 48

D. Definisi Operasional ... 49

1. Disiplin Kerja Guru ... 49

2. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 50

3. Kecerdasan Emosional ... 50

E. Metode Pengumpulan Data ... 50

(10)

vii

1. Kisi-kisi Instrumen ... 52

a. Kisi-kisi Instrumen Variabel Disiplin Kerja Guru ... 52

b. Kisi-kisi Instrumen Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 52

c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional ... 53

2. Uji Coba Instrumen ... 53

3. Analisis Instrumen ... 54

a. Uji Kesahihan Instrumen (Validitas) ... 55

b. Uji Keterhandalan Instrumen (Reliabilitas) ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 57

e. Uji Kecenderungan Variabel ... 59

2. Uji Persyaratan Analisis ... 59

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Homogenitas ... 60

c. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 61

3. Hipotesis Statistik ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 65

1. Data Disiplin Kerja Guru (Y) ... 66

2. Data Persepsi Terhdap Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) .. 67

3. Data Kecerdasan Emosional (X2) ... 69

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 71

1. Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja ... 71

2. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 72

3. Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan Emosional ... 73

C. Uji Persyaratan Analisis ... 74

1. Uji Normalitas ... 74

a. Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y Atas X1 ... 74

b. Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y Atas X2 ... 75

2. Uji Homogenitas ... 75

a. Uji Homogenitas Varian Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 75

b. Uji Homogenitas Varian Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Kecerdasan Emosional (X2) ... 76

3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 77

a. Persamaan Regresi Variabel Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 77

b. Persamaan Regresi Variabel Disiplin Kerja Guru (Y) Atas Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ... 79

D. Pengujian Hipotesis ... 81

(11)

viii

b. Hipotesis Kedua : Hubungan X2 dengan Y ... 82

c. Hipotesis Pertama : Hubungan X1 dan X2 dengan Y ... 83

E. Koefisien Korelasi ... 86

F. Temuan Penelitian ... 86

G. Pembahasan Penelitian ... 87

H. Keterbatasan Penelitian ... 91

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 93

B. Implikasi ... 94

1. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 95

2. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Kecerdasan Emosional ... 95

C. Saran Penelitian ... 96

DAFTAR PUSTAKA ...100

LAMPIRAN ...103

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Jumlah Populasi Penelitian ... 46

3.2. Tabel Krecji ... 47

3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Disiplin Kerja Guru ... 52

3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53

3.5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional ... 53

3.6. Kriteria Interpretasi ... 57

3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57

3.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 59

4.1. Rangkuman Hasil Deskripsi Data Dari Setiap Variabel ... 65

4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja ... 66

4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 68

4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ... 70

4.5. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Disiplin Kerja Guru 72 4.6. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Persepsi Terehadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 73

4.7. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Dari Kecerdasan Emosional ... 73

4.8. Rekapitulasi Analisis Perhitungan Uji Normalitas Antar Variabel 75 4.9. Uji Homogenitas Y Atas X1 ... 76

4.10. Uji Homogenitas Y Atas X2 ... 76

4.11. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Antar Variabel Penelitian .. 76

4.12. Rekapitulasi ANAVA untuk Persamaan Regresi Y atas X1 ... 77

4.13. Rekapitulasi ANAVA untuk Persamaan Regresi Y atas X2 ... 79

4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Korelasi ... 81

4.15 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y ... 82

4.16 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y ... 83

4.17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dan X2 dengan Y ... 84

4.18 Rangkuman Bobot Sumbangan Variabel X1, X2 Terhadap Y ... 85

4.19 Hasil Koefisien Korelasi Parsial ... 86

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Formula Michael E. Rock ... 35 2.2. Model Hubungan Antara Variabel (X1), (X2) dan (Y) ... 43 4.1. Histogram Distribusi Skor Variabel Disiplin Kerja ... 67 4.2. Histogram Distribusi Skor Variabel Persepsi Terhadap

Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69 4.3. Histogram Distribusi Skor Variabel Kecerdasan Emosional ... 71 4.4. Uji Linieritas Variabel Displin Kerja Guru Atas Persepsi Terhadap

Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78 4.5. Uji Linieritas Variabel Disiplin Kerja Guru Atas Kecerdasan

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket Disiplin Kerja Guru (Y) ... 95

2. Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 98

3. Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ... 101

4. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 104

5. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional ... 105

6. Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Disiplin Kerja Guru ... 106

7. Perhitungan Validitas Instrumen Angket ... 107

8. Perhitungan Reliabilitas (Keterhandalan) Instrumen Angket ... 119

9. Hasil Rekapitulasi Angket Persepsi terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 125

10.Hasil Rekapitulasi Angket Kecerdasan Emosional ... 126

11.Hasil Rekapitulasi Angket Disiplin Kerja Guru ... 127

12.Data Induk Penelitian ... 128

13.Perhitungan Statistik Deskriptif ... 132

14.Perhitungan Uji Normalitas ... 141

15.Perhitungan Uji Homogenitas ... 149

16.Perhitungan Tingkat Kecenderungan Data ... 156

17.Perhitungan Uji Linieritas ... 159

18.Perhitungan Korelasi Sederhana ... 169

19.Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 172

20.Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multiple Variabel Penelitian ... 175

21.Perhitungan Korelasi Ganda ... 178

22.Perhitungan Korelasi Parsial ... 179

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga,

masyarakat, dan persekolahan. Dengan melalui proses pendidikan, diharapkan

manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha dan kerja keras sesuai

dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

melahirkan sumber daya manusia yang handal dan sebaliknya pendidikan yang

berlangsung hanya mementingkan segi kuantitasnya saja akan menjadi beban bagi

pembangunan bangsa. Menurut Purba (2009:91) salah satu persoalan pendidikan

yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap

jenjang dan satuan pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari akibat peran serta guru

di lapangan.

Tampaknya pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai seperti yang

diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas

sumber manusia. Merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini

disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah guru, padahal guru

merupakan titik sentral dari kualitas pendidikan. Guru sebagai perancang

sekaligus pelaksana proses pembelajaran. Sebagai perancang guru dapat

menentukan arah pendidikan. Demikian juga sebagai pelaksana guru tidak hanya

mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga menanamkan nilai-nilai

budaya. Oleh karena itu, guru dapat dikatakan juga sebagai ujung tombak dalam

(16)

2

seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki

disiplin kerja yang tinggi.

Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah

air kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang

pendidikan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan

merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntunan

pembangunan bangsa diberbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait

dengan manajemen yang terdapat pada sekolah.

Perubahan yang serba cepat dalam kehidupan masyarakat, akibat

perkembangan ilmu dan teknologi, serta macam-macam tuntunan kebutuhan dari

berbagai sektor sangat berpengaruh terhadap kehidupan sekolah. Sekolah sebagai

sistem sosial yang terbuka, dan sebagai agen perubahan, bukan hanya harus peka

terhadap penyesuaian diri, tetapi juga seharusnya pula dapat mengantisipasi

perkembangan-perkembangan yang akan terjadi ke depan.

Sebagai suatu bangsa yang menjadi anggota dari masyarakat global,

kualitas manusia yang handal sangat penting dalam rangka mempertahankan dan

menunjukkan eksistensi kita dalam persaingan internasional yang sangat

kompetitif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan

berkompetisi, maka kualitas pendidikan sangat penting dan mendesak dilakukan.

Sekolah sebagaimana dikemukakan Mulyasa (2004:27) merupakan

lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan, merupakan sistem yang memiliki

berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan yang memerlukan

(17)

3

pegawai, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal, sekolah

memiliki dan berhubungan dengan institusi lain baik secara vertikal maupun

horizontal. Di dalam konteks pendidikan, sekolah memiliki stakeholders (yang

berkepentingan), antara lain siswa, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha.

Oleh karena itulah sekolah memerlukan pengelolaan yang akurat agar dapat

memberikan hasil optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak

yang berpentingan.

Proses pencapaian tujuan sekolah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah

satu yang terpenting adalah guru. Guru merupakan komponen pendidikan yang

sangat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan

tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan langsung dengan kegiatan

proses belajar mengajar di kelas. Oleh sebab itu, seorang guru memiliki peranan

strategis dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Agar guru dapat melaksanakan perannya sebagai pendidik dan pengajar,

maka seorang guru dituntut memiliki pengetahuan khusus (professional) dan

berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Seorang guru dituntut memiliki

keterampilan-keterampilan mengajar yang baik dan mampu mengelola siswa dan

kelasnya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan menengah ini, seorang guru

diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang terarah dan teratur,

sehingga siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Oleh

sebab itu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus dilandasi oleh aturan-aturan

(18)

Aturan-4

aturan ini tidak hanya untuk siswa tapi juga berlaku untuk guru dan yang lainnya.

Hal ini dimaksudkan agar tercipta disiplin yang baik dalam proses belajar

mengajar di kelas. Sardiman (2000:12) menyatakan bahwa siswa dan guru harus

menyadari arti penting disiplin dalam kegiatan belajar. Jika disiplin ditegakkan,

maka akan tercipta kerjasama dan interaksi yang baik antara guru dan siswa di

kelas. Sehingga hal ini akan menyebabkan proses belajar mengajar akan

berlangsung dengan baik, tertib, dan sesuai dengan diharapkan.

Pembahasan mengenai disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya

manusia menurut Siagian (2008:304), berangkat dari pandangan atau pemikiran

bahwa tidak ada manusia sempurna. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu

memiliki berbagai ketentuan yang ditaati oleh para anggotanya, standar yang

harus dipenuhi. Siagian mengemukakan bahwa disiplin merupakan tindakan

manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan

berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, ditegaskannya bahwa

pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki

dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga pegawai

tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai

lainnya serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Arikunto (1993:45) menyatakan bahwa disiplin merupakan suatu masalah

penting, disiplin erat kaitannya dengan adanya kesadaran akan keharusan

melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Proses belajar tidak

mungkin mencapai target maksimal tanpa adanya disiplin yang baik. Jadi disiplin

merupakan salah satu unsur yang penting dalam keberlangsungan kegiatan belajar

(19)

5

Adanya disiplin akan memungkinkan seorang siswa akan belajar dengan

kebisaaan baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Seorang guru yang baik tidak akan bisa menegakkan disiplin kepada

siswanya, jika dirinya tidak disiplin. Artinya, agar guru dapat menanamkan

kesadaran dan nilai-nilai akan arti penting disiplin kepada siswa, terlebih dahulu

guru harus membisaakan dirinya taat dan patuh kepada ketentuan dan peraturan

yang berlaku. Sehingga dirinya dapat menjadi contoh bagi siswanya dan yang

lainnya (Imron:1995). Oleh sebab itu, guru yang baik adalah guru yang mampu

memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswa. Imron (1995:67) lebih lanjut

juga menjelaskan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka

komponen guru harus memiliki disiplin kerja yang baik. Dengan disiplin kerja

tersebut dia dapat bekerja mengelola kelas dengan baik sehingga KBM dapat

berjalan dengan lancar dan terarah. Seperti halnya yang diungkapkan Rusdi dan

Ester (2009:21) guru masih kesulitan dalam menentukan metode mengajar yang

tepat. Selanjutnya, Mutmainnah (2008:1) mengungkapkan pembelajaran yang

dilakukan guru di lapangan masih menggunakan cara konvensional (mencatat

buku, ceramah, Tanya jawab, dan diskusi kelompok biasa) yang berbasis konten

(concent based). Hal ini akan dapat mengakibatkan minat siswa berkurang dalam

mengikuti pembelajaran dan selanjutnya akan mengakibatkan rendahnya

kemampuan mereka.

Faktor yang dianggap mempengaruhi disiplin kerja adalah kepemimpinan

kepala sekolah dan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, diperlukan adanya

pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang mampu memberi inspirasi

(20)

6

direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal, melalui disiplin kerja.

Disiplin menurut Rivai (2004:43) bukan sekedar untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan

nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa

percaya diri serta tekad untuk terus melakukan perubahan walaupun mungkin ia

sendiri akan terkena dampaknya dengan perubahan itu.

Kepemimpinan dipandang sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat

secara langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam diri

guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan sekolah,

namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa disiplin kerja guru cenderung

rendah dengan ditunjukkannya sikap guru merasa kurang puas atas kepemimpinan

kepala sekolah dan hal ini secara langsung berdampak pada tingkat kehadiran

guru misalnya dalam melaksanakan tugas, hasil pengamatan awal yang dilakukan

di lapangan menunjukkan bahwa daftar absensi guru pada semester genap tahun

pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa persentase rata-rata ketidakhadiran guru

mencapai 4,85 %, dan keterlambatan dalam melaksanakan tugas mencapai 7,75 %

kepatuhan dan ketaatan guru terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku di

sekolah cenderung rendah, masuk dan keluar dari kelas yang tidak bersesuaian

dengan jam yang sudah diberlakukan, masih adanya guru yang belum memiliki

program pembelajaran ketika mengajar, belum jelasnya pendelegasian tugas-tugas

guru yang diberikan kepala sekolah. Kondisi ini memperlihatkan bahwa disiplin

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

cenderung rendah dan kepatuhannya belum memiliki kepatuhan yang

(21)

7

Tindakan pendisiplinan merupakan suatu usaha untuk menegakkan

peraturan dan tata tertib, termasuk sejumlah langkah untuk membina guru

sehingga memiliki sikap patuh terhadap peraturan dan sikap yang layak terhadap

pekerjaan. Tujuan menengakkan disiplin dalam bekerja secara umum adalah

untuk memperbaiki mental dan moral para anggota pada suatu lembaga sehingga

tercipta rasa tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan.

Fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan dapat mengidentifikasikan

adanya dugaan bahwa belum seluruhnya guru memiliki kecerdasan emosional

dalam pribadi masing-masing. Dilatar belakangi kondisi objektif mengenai

disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan yang menyertai

uraian latar belakang masalah penelitian di atas, memberikan landasan untuk

melakukan penelitian mengenai : ” Hubungan Antara Persepsi Terhadap

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional dengan Disiplin Kerja

Guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi

masalah-masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi

terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Percut Sei Tuan? (2) Apakah terdapat hubungan yang positif

kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Percut Sei Tuan? (3) Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama

(22)

8

Apakah kepala sekolah mampu menciptakan perbaikan terhadap disiplin kerja

guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ?

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini variabel-veriabel yang akan diteliti dibatasi hanya pada

variabel bebas karena kedua variabel ini diyakini sebagai yang mempengaruhi

variabel terikat. Variabel bebas tersebut adalah persepsi terhadap kepemimpinan

kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1) dan kecerdasan emosional

(X2) serta disiplin kerja guru sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini dilakukan

dengan guru-guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap kepemimpinan

kepala sekolah dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan

Percut Sei Tuan ?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif kecerdasan emosional dengan disiplin

kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan ?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi terhadap kepemimpinan

kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan

(23)

9

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai:

1. Hubungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin

kerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan.

2. Hubungan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri

di Kecamatan Percut Sei Tuan.

3. Hubungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan

emosional secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru pada SMP Negeri

di Kecamatan Percut Sei Tuan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat

digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel kepemimpinan kepala

sekolah dan kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dengan disiplin kerja

guru sebagai variabel terikat. Maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

bagi semua pihak yang terkait diantaranya :

1. Secara Teoretis

a. Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang disiplin kerja guru

melalui kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut

(24)

10

2. Secara Praktis

a. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deli Serdang

sebagai bahan penilaian mengenai disiplin kerja guru untuk ditingkatkan

lebih baik pada masa yang akan datang.

b. Kepala Sekolah SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai

masukan dalam rangka memperbaiki disiplin kerja guru pada masa yang

akan datang.

c. Para guru dalam meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas untuk

(25)

93

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang

diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi terhadap kepemimpinan

kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin kerja guru, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Besarnya sumbangan

efektif yang diberikan variabel persepsi terhadap kepemimpinan kepala

sekolah terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar 57.97. Dimana guru SMP

Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang memiliki

persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah masih tergolong cukup,

karena persentase kecenderungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala

sekolah dari guru diperoleh sebesar 73,33 % berada pada kategori cukup.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dengan disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan

variabel kecerdasan emosional terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar

28.01 %. Dimana guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang memiliki kecerdasan emosional masih tergolong cukup, karena

persentase kecenderungan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah

(26)

94

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dengan disiplin

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan variabel kecerdasan

emosional terhadap disiplin kerja guru adalah sebesar 86.36 %. Dimana guru

SMP Negeri di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

memiliki persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan

emosional masih tergolong cukup, karena persentase kecenderungan persepsi

terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dari guru

diperoleh sebesar 74,66 % berada pada kategori cukup.

B. Implikasi

Perumusan implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk

meningkatkan persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang lebih baik

dan kecerdasan emosional yang baik sehingga disiplin kerja guru dapat

meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah

memiliki hubungan dengan disiplin kerja guru yang menunjukkan semakin baik

persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah maka disiplin kerja guru juga

semakin baik, semakin baik kecerdasan emosional maka disiplin kerja guru juga

semakin baik. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat

(27)

95

1. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Peningkatan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah

Penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah untuk

menerapkan kemampuan dalam menggerakkan segala sumber daya manusia yang

ada pada dirinya. Apabila kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan situasional di sekolah, maka kepala seklah akan dapat memimpin

sekolah dengan baik. Seorang kepala sekolah perlu mengenali dan mengelola gaya

kepemimpinan dengan tepat. Implikasinya kepala sekolah sangat perlu untuk

menggunakan berbagai gaya kepemimpinan situasional sesuai dengan keadaan

dan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Sebagai seorang kepala sekolah perlu

membangun persepsi bagi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah.

Banyak kepala sekolah yang secara egoistis menganggap bahwa minta

maaf adalah perbuatan yang merendahkan jabatan dan harga diri, padahal minta

maaf adalah merupakan suatu koreksi diri sehingga membuat suatu perubahan

yang lebih baik ke masa yang akan datang. Selain itu, kepala sekolah juga perlu

melatih diri dalam berempati karena dapat memunculkan hubungan yang baik dan

kerjasama yang baik antara guru-guru. Kepala sekolah juga perlu melatih dan

membiasakan diri untuk mendengarkan, memberikan informasi yang jelas kepada

guru.

2. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Peningkatan Kecerdasan Emosional

Untuk meningkatkan disiplin kerja guru melalui kecerdasan emosional,

diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak khususnya kepala sekolah. Kepala

sekolah memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada guru untuk

(28)

96

sekolah merupakan orang yang turut menentukan kebijakan yang berkenaan

dengan kelangsungan sistem organisasi, pemberian kompensasi, penghargaan dan

hal lainnya agar guru merasa puas dalam bekerja.

Sebagai seorang kepala sekolah perlu menciptakan bagaimana disiplin

kerja guru itu dapat terbangun dengan baik diperlukan kecerdasan emosi yang

baik. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mengenali dan mengelola emosi yang

baik, kepala sekolah segera memperbaiki diri demi mencapai kemajuan sekolah

yang lebih baik. Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, kepala sekolah harus

dapat mengendalikan emosinya dengan baik agar disiplin kerja guru di sekolah

dapat tercapai dengan yang diinginkan. Kepala sekolah juga harus mampu untuk

memahami, merasakan dan merespon guru dengan melibatkan emosi dengan tulus

secara personal maupun interpersonal. Dengan demikian guru tersebut akan

menunjukkan disiplin kerja guru yang baik.

C. Saran Penelitian

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka disarankan kepada :

1. Kepala Sekolah

a. Persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya kepala

sekolah sebaiknya semakin meningkatkan kualitas kepemimpinannya

serta membangun hubungan yang baik dengan para guru sehingga tercipta

satu komitmen untuk meningkatkan disiplin kerja yang baik.

b. Kecerdasan emosional, kepala sekolah sebaiknya harus mampu untuk

(29)

97

secara tulus secara personal maupun interpersonal. Dengan demikian guru

tersebut akan menunjukkan disiplin kerja yang tinggi.

2. Guru

a. Persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya guru bersedia

melaksanakan perbaikan tugas dengan lapang dada jika memperoleh

kritik dari rekan-rekan guru lain dan teguran dari kepala sekolah dan hadir

dalam melaksanakan tugas di sekolah sesuai dengan waktu yang sudah

disepakati bersama.

b. Kecerdasan emosional, sebaiknya guru berlatih mengenali emosinya dan

emosi orang lain. Perlu menyadari dirinya sebagai seorang guru yang baik

yaitu mampu memecahkan masalah belajar yang dihadapi peserta didik,

bersikap tenang dalam menghadapi siswa yang nakal dan rebut, tidak

menunjukkan wajah yang kesal jika gagal menghadapi masalah

pembelajaran, segera memperbaiki diri jika ada kesalahan yang diperbuat

serta mengutamakan tugas mengajar dari pada tugas yang lain di luar

tugas sebagai guru. Sehingga tercipta disiplin kerja yang tinggi di sekolah.

3. Bagi Dinas Pendidikan

a. Kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Deli Serdang memberikan penghargaan kepada guru-guru

yang berprestasi seperti kenaikan pangkat otomatis dan atau bahkan

promosi untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi dan juga

untuk memberikan peringatan bahkan hukuman tapi mendidik kepada

(30)

98

b. Kecerdasan emosional, sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Deli Serdang dalam mengangkat guru atau kepala sekolah terlebih dahulu

mengadakan pelatihan-pelatihan agar dapat mengukur kemampuan

terhadap kecerdasan emosional guru tersebut agar dalam melaksanakan

tugas nantinya bila sudah bekerja mereka akan menunjukkan disiplin

kerja yang tinggi.

4. Peneliti Lain

Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penelitian ini dengan

variabel-variabel berbeda yang turut memberikan hubungan dengan disiplin

kerja guru mengingat belum dapat diperleh hasil dan tujuan yang maksimal

dalam penelitian ini akibat adanya beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan

(31)

100

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bush, T. & Coleman, M. 2008. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Cooper, Robect, dan Ayaman, Sawaf.2002. Exekuive EQ Ahli Bahasa Alex Tri

Kancono Widodo. Jakarta : Gramedia.

Depdiknas. 2005. UU Guru dan Dosen. Jakarta: PP No. 14 Tahun 2005.

Fred E. Fiedler and Martin M. Charmer. 1984. Leadership and Effective

Management. Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company.

Goleman, Daniel. 1998. Emotional Interlegence. Ahli Bahasa T. Hermaya. Jakarta: Gramedia.

--- 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Boyatzis, Mckee, 2007. Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan

Emosi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, T, H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M, S, P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastings, J. 1999. Dicipline At Workpart One Of The Informal Process, Nursing Manajemen.

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua. Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Manullang Belferik & Sri Milfayetty. 2005. Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQ. Medan: UNIMED

Martin, 2008. Emotional Quality Management. Jakarta. HR Excellency.

(32)

101

Purba Sukarman, 2009. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal. Kajian Manajemen Pendidikan.

Jakarta: UHAMKA

Purwanto M. Ngalim. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Riva’i, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

--- 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen. 2006. Prilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Indonesia: Macan Jaya Cemerlang.

Rohiat, 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

Romli Ardi. Hand Out Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PPs UHAMKA.

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.

--- 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alpa Beta.

Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Stein, Howard, M.D, 2003. Ledakan EQ. Jakarta: Kaifa Mizan Pustaka.

Stoner Jammer A.F and A. Sindoro. 1996. Manajemen. Jakarta : Prenhallindo.

Subekti, H. 2008. Etika Manajemen. Jakarta: Jurnal Budaya Organisasi.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

--- 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutisna Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoretis untuk Praktek

(33)

102

Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Setiadi Akbar. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Wahjosumidjo. 2004. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

--- 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Walpole, Ronald E. 1997. Probality and Statistic for Engineering & Scientist. New York: Pearson.

William R Tracey. 1984. Managing Training and Development System. USA: AMACOM.

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia.

--- Kapita Selekta Teori Kepemimpinan : Pengantar untuk Praktek

dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.

Gambar

Tabel   3.1.  3.2.
Gambar
Tabel Uji Coba Instrumen Variabel Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang dengan mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah melihat

With the current design of vent openings, the present results demonstrated that the mean and turbulent wind conditions within a large part of the greenhouse tunnel volume were

Variabel ini merujuk pada hubungan atau konektivitas individu dengan yang lainnya dalam hal pengalaman sebelumnya. dengan lawan bicara, status, hubungan

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 042/U/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN

merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : “Apakah Pendidikan, Pelatihan Dan Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai

Atribut tanda jabatan/pin dan/atau tanda pengenal pegawai dipakai pada Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia..

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan Laporan yang berjudul