HUBUNGAN TINGKAT DEMOKRATISASI
KEPEMIMPINAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL
DENGAN
KINERJA
KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI
KOTAMEDAN
Disusun dan Diajukan Oleb
HENRI SIREGAR
NIM : 015030039
Telah Dipertahankan DU/epan Panitia Ujian Tesis
Pada Tangga/16 Februari 2005 dan Dinyatakan Telah Memenulti Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
I
'-..
Menyetuji, Tim Pembimbing
.
..--Prof.
Or.
Belferik Manullang. NIP. 130518778Or. Siman , M.Pd. NIP. 130879744
Pascasarjana
No. Nama
3. Pmf. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
(Angguta)
4. Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D. (Anggota)
5. Dr. Lahmuddin, M.Ed.
(Anggota)
1v1ahasiswa
Nama
NIM.
Tanggal Ujian
:Henri Siregar
: 015030039
: 26 Februari 2005
Tanggal
H--KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan
rahmat dan karunia ~Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
Hubungan Tingkat Demokratisasi KepemimpinaD Kepala Sekolah dan
Kecerdasao :Emosional dengan Kinerja Kepala Sekolah di SMA Negeri Kota
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat adanya bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Untuk hal ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang dan Dr. Siman, M.Pd,
sebagai pembimbing I dan II, yang tak henti~hentinya memberikan pengarahan dan
bimbingan. Penulis tidak Jupa juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kota Medan, yang memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan
juga kepala-kepala sekolah dan guru-guru SMA Negeri di Kota Medan yang telah
banyak meluangkan waktu dalam menjawab angket, kiranya kebaikan bapak-ibu
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa
Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada ayahanda
H.
Muhammad ldris Siregar, ibunda Hj. Habibah Harahap, dan istri Khairani serta
anak-anak penulis, Desefty Jukharia Siregar, Muhammad Rizky Diapari Siregar, dan
Syaifu1 Azhari Siregar atas dukungan yang diberikan. Tidak Jupa penulis ucapkan
Akhimya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tesis ini
masih jauh dari sempuma, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan yang
sifatnya membangun dari pembaca sekalian. Mudah-mudahan tesis ini memberi
manfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan.
Medan, Februari 2005
Penulis
ABSTRAK
Siregar,Henri (2005).Hubungan Tingkat Demokrotisasi Kepemimpinan dan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja kepala sekolah SMA Negeri di Kota Medan,Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan,Januari 2005.
Pene1itian ini bertujuan mengkaji :(1 ).Hubungan tingkat demokratisasi kepemimpinan dengan
kinerja
kepala sekolah SMA Negeri di Kota Medan,(l).Hubungan kecerdasan emosional dengank.inerja
kepala sekolah SMA Negeri di Kota Medan,dan(3).Hubungan tingkat demokratisasi kepemimpinan dan kecerdasan emosionalsecara
bersama-sama dengan kinerja kepala sekolah SMA Negeri Kota Medan.Populasi penelitianini
adalah kepala SMA Negeri di Kota Medan yang berjumlah 21 orang.Sampel penelitian ini berjumlah 10 kepala sekolah ,dan diambilsecara
propolsional acak berstrata.Responden penelitian ini berjum.lah 30 orang yang diambil dari guru.Untuk pengumpulan data· i instrumen berbentuk an et den an skala
Likert yang terdiri atas lima opsi.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa : (l).Rata-rata skor tingkat demokratisasi kepemimpinan kepa.la SMA Negeri di Kota Medan tennasuk kategori"cukup"(80%)(2).Rata-rata skor kecerdasan emosional kepala sekolah (Xi) termasuk kategori "cukup"(63,33%),(3).Rata-rata skor kinerja kepala sekolah SMA Negeri (Y),tennasuk kategori"cukup" (50%)
dan
''rendah"(50%),(4).Persamaan regresi ganda Y=41,12+0,02 XJ+0,54X2,(5).Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat demokratisasi kepemimpinan dan kecerdasan emosional
secara
bersama-sama dengan kinerja kepala sekolah SMA Negeri di Kota Medan.dengan R= 0,51 , dan (6).Besarnya surnbangan relatif dan efektif tingkat demokratisasi kepemimpinan terhadap kinerja kepala sekolahSMA
Negeri Medan masing-masing1,
78%.dan 0,91 %,dan besarnya surnbangan relatif danefektif
kecerdasan emosional terhadap kinerja kepala SMA masing-masing adalah 98,22% dan 49,98%.Disimpu.lkan bahwa semakin tinggi tingkat demokratisasi kepemimpinan dan kecerdasan emosional kepala sekolah,semak.in baik kinetja kepala sekolahSMA
Negeri di Kota Medan.,---····
ABSTRACT
Siregar,Henri.(2005).The Correlation Between the Degree of Democratization Leadership and Emotional Intelegence and The Performance of Principal of State Senior High School in Medan.Graduate Program.Medan State University,2005.
This study is aimed to find out :(l).The correlation between the degree of democratization leadership and the performance of principal of State Senior High School
in
Medan.(2). The correlation between emotional intelegence and the performance of principal of State Senior High School ,in Medan and,(3).The simultaneously correlation of the degree of democratization leadership and emotional intelegence with the perfonnance of principal of State Senior HighSchool
inMedan.The
population forthis
studywere 21
principalsof
State Senior High School in Medan but only 10 of them were taken-by applying proportional stratified random sampling as the sample of population.Bisides the•
e
DAFTARISI
ABSTRAK ... ..
ABSTRACT ... ii
KA TA PENGANT A R . . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. iii
DAFT AR GA~AR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR lSI ... viii
BAD I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah . . . 6
C. Pernbatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian .. . . .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. .. . . .. . . . 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
DAB II. LANDASAN TEORETIS. KERANGKA BERPIKIR DAN PENGA-JUAN HIPOTESIS . . . . .. .. . . .. .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . . .. l 0 A. Landasan Teoretis ... ... 10
B. Penelitian yang Relevan . . . .. . .. .. . . .. . .. .. .. .. . .. . .. . . . .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. .. 22
C. Kerangka Berpikir . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. .. . . . .. . . .. . . .. .. 23
D. Pengajuan Hipotesis ... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... .. . . .. .. . .. .. .. . .. . . . .. .. . . .. . . .. . .. .. . .. . 27
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .. .. . . .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. 27
B.
Populasi dan SaJDpel ... 27C. Jenis Penelitian ... 33
D. Defenisi Operasional ... 34
G. Teknik Pengumpulan data ... 38
H. Teknik Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 38
DAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian . . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. .. . . 40
1. Deskripsi Data ... 40
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 47
B.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 56BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Simpulan ... 51
B. lmplikasi ... 58
C. Saran ... 58
Daftar Pustaka ... 59
Lamp iran ... . .. 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gam bar I Model Penelitian ... 26
Gambar 2 Pembagian Sampel Wilayah ... 28
Gam bar 3 Histogram Skor Varibel Tingk.at Demokratisasi Kepemimpinan ... .41
[image:9.612.37.582.123.666.2]Gam bar 4 Histogram Kecenderungan Tingk.at Demokratisasi Kepemimpinan .... 42
Gambar 5 Histogram Skor Varibel Kecerdasan Emosional ... ... .44
Gambar 7 Histogram Skor Varibel Kinerja Kepala Sekolah ... 46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel l Jumlah Guru SMA Sampel Penelitian ... 28
Tabel 2 Karakteristik Guru Sam pel Penelitian ... 29
Tabel 3 Distribusi Populasi Berdasarkan Strata ... 30
Tabel 4 Ringkasan Jumlah Sampel ... 32
Tabel 5 Rangkuman Jumlah Responden untuk Tiap-tiap Strata ... 33
Tabel 6 Kisi-kisi lnstrumen Penelitian ... 35
Tabel 7 Ringkasan Data Setiap V ariabel Penelitian ... 40
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Varibel Tingkat Demokratisasi Kepemimpinan.41 Tabel 9 Kecenderungan Varibel Tingkat Demokratisasi Kepemimpinan ... 42
Tabel lO Distribusi Frekuensi Skor Varibel Kecerdasan Emosional ... 43
Tabel 11 Kecenderungan Varibel Kecerdasan Emosional ... 44
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Kepala Sekolah ... 45
Tabel 13 Kecenderungan Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... 46
Tabel 14 Rangkuman Uji Nonnalitas ... 48
Tabell5 Ringkasan Anava Regresi X, Y,
Y
= 27,91+
0,56 X1 ... 49Tabel 16 Ringkasan Anava Regresi X2 Y,
Y
=
44,54 + 0,53 X2 ... 50Tabel 17 Jnterkorelasi an tar Variabel Penelitian ... 53
Tabel18 Ringkasan Anava Regresi Tingkat Demokratisasi Kepemimpinan • dengan Kinerja Kepa1a Sekolah ... 51
Tabel 19 Ringkasan Anava Regresi Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -dengan Kinerja Kepala Sekolah .. ... ... ... ... ... .... ... .... .. ... ... .... 52
Tabel 20 Ringkasan Anava Regresi X l dan X2 dengan Y ... 54
Tabel 21 Ringkasan Analisis Korelasi Parsial ... 55
Tabel 22 Bobot Sumbangan Relatif dan EfektifVariabel Bebas ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lamp iran I Instrumen penelitian ... , . . .. .. .. . . . .. . . .. . . 61
Lampiran 2 Uji Validitas Tingkat Demokratisasi Kepemimpinan ... 73
Lamp iran 2.a Uji Reliabilitas Tingkat Demokratisasi Kepemimpinan... 76
Lampiran 2.b Uji Validitas Kecerdasan Emosional... ... 78
Lampiran 2.c Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional.. ... 79
Lamp iran 2.d Uji Validitas Kinetja Kepala Sekolah ... 81
Lamp iran 2.e Uji Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah... 83
Lampiran 3 Rangkuman Butir yang Tidak Terpakai ... 85
Lampiran 4 Data lnduk Penelitian ... 86
Lamp iran 5 Deskripsi Data Hasil Penelitian .... _... 87
Lamp iran 6 Uji Normalitas .. . . ... . . .. .. . . ... .. . .. . .. . . . ... 97
Lamp iran 7 Perhitungan Uji Linieritas dan Persamaan Regresi . . . I 01 Lamp iran 8 Perhitungan Koefisien Korelasi Jenjang Nihil... ... 1 t 0 Lamp iran 9 Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial .. . . . ... 114
Lampi ran 1 0 Perhitungan Regresi Ganda . . . 117
Lamp iran 11 Perhitungan Koeflsien Korelasi Ganda ... 120
Lamp iran 12 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... 121
Lampi ran 13 Sural Ij in Penelitian ... _. _.... .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . . .. .. . . .. . .. . .. .. 122
z
~
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan didirikan lembaga pendidikan adalah untuk menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuban pasar. Peningkatan
sumber daya manusia tidak terlepas dati aparatur pendidik, oran~ stakeholder.f
yang ia masa kini.
Salah satu keberhasilan pembangunan sektor pendidikan sangat ditentukan oleh
faktor kepemimpinan. Pemimpin di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
di sebut kepala sekolah.
Sistem desentralisasi saat ini telah melangkah ke arab penyeimbangan
ulang struktur kewenangan. birokrasi, dan perkembangan perhatian yang besar
terhadap pelimpahan pembuatan keputusan dan sumberdaya yang jauh dari kontrol
pusat tcrhadap institusi-institusi di mana pendidikan di selenggarakan. Hal
ini
mengisyaratkan sekolah diberi wewenang yang lebih besar dapat menentukan
kemajuan sekolah.
Realita persekolahan kita dewasa ini, menunjukkan mutu yang rendah,
seperti pendapat Syah Nur (2002: 1 ), dunia pendidikan dewasa ini dihujani dengan
kritikan-k:ritikan. seperti : kuantitas fasilitas fisik pendidikan yang tidak kunjung
z
~
kualitas keluaran pendidikan yang kurang mampu bersaing dalam kontt:ks global,
dan kualitas tenaga kependidikan yang kurang mantap.
Pendapat Syah Nur di atas, memang permasalahan pendidikan kita
sangatlah kompleks, sangat dibutuhkan partisipasi semua pihak untuk saling bahu
membahu untuk bekerjasama baik dari segi pemikiran dan pendanaan. Jika dilihat
dari basil Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA Negeri Kota Medan Tahun Pelajaran
200112002 untuk kelompok IPA rata-rata nilai 4,79, kelompok IPS 5,70, dan
kelompok Bahasa 5,51. Untuk TahWl Pelajaran 2002/2003 untuk kelompok fPA
rata-rata nilai 5,70, kelompok IPS 4,65, dan kelompok Bahasa 4,72. (Subdis PMU,
Sumatera Utara, 2003). Jika dilihat dari rata-rata basil UAN SMA Negeri Kota
Medan dalam 2 tahun pelajaran di atas masih tergolong rendah.
Segi kepemimpinan Simorangkir (Sinar Indonesia Baru, 2001)
berpendapat, bahwa kepala sekolah kurang mampu memahami/menyadari fungsi,
tugas dan tanggungjawabnya, sehingga rnengurangi mutu pendidikan.
Memang. kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari masih
bersifat rutinitas, terkait dengan pelaksanaan administrasi, jadual mengajar,
pembuatan laporan dan peraturanltata tertib yang baku. Sekolah belum memplUlyai
program kerja yang jelas dan belum disusun bersama antara dewan guru dan
kornite sekolah, serta belum mendayagunakan semua potensi sekolah dengan baik,
kepala sekolah belum mampu mengkoordinir aktivitas sekolah termasuk
z
Untuk menanggulangi permasalahan di atas, sejak tahun 1999 pemerintah
berupaya menggalakkan peningkatan mutu pendidikan dengan pendekatan baru
yakni peningkatan mutu pendidikan hams berbasis sekolah sebagai institusi yang
paling terdepan dalam kegiatan belajar- mengajar. Pendekatan ini disebut dengan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Konsep MBS ini mengedepankan sekolah sebagai pilar utama
peningkatan mutu. Sekolah harus dapat berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait
(stakeholders) dalam memajukan sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan
dituntut berperan aktif untuk mewujudkan konsep MBS ini, dengan kata lain
kepala sekolah harus dapat dan mampu menjalankan konsep-konsep yang dituntut
MBS. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahjosumidjo (1999:90), kepala sekolah
harus bertindak sebagai seorang leader yang mampu menggerakkan orang lain,
sehingga secara sadar orang lain mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Pemerintah Kota Medan, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Medan
selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah, hal ini terlihat dari
pertemuan-pertemuan kelompok ketja kepala sekolah yang selalu difasilitasi Dinas
Pendidikan, adanya evaluasi kineJja kepala sekolah setiap semester,
disebarluaskannya buku-buku tentang peningkatan kine:rja kepala sekolah.
Usaha-usaha yang telah dilak.ukan Dinas Pendidikan Medan belum sepenuhnya mendapat
harapan, ini terbukti masih adanya keluhan-keluhan dari wali murid tentang
kineJja kepala sekolah, belum terjadi hubungan yang hannonis antara guru
dan
z
kepala sekolah. ini terbukti masih adanya guru-guru yang melak.ukan demonstrasi
untuk menyampaikan pendapatnya dan sebagainya.
Salah satu faktor penyebab belum efektifnya MBS adalah unsur
kepemimpinan kepala sekolah yang masih bersifat monoton, menunggu perintah
dari atas dan tidak berinisiatif untuk mengembangkan kualitas pembel~jaran.
Studi-studi yang dilakukan menunjukkan eratnya hubungan antara motu
kepemimpinan kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti
disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal siswa.
Beberapa contoh studi yang dilakuk.an menyatakan : Pertama, survei dipuluban
SMA menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang mutunya baik memiliki ciri-ciri
yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang mutunya biasa dalam gairah belajar
siswa, motivasi guru. hasil belajar, dan iklim sekolah secara keseluruhan. Ciri-ciri
tersebut diatribusikan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kedua, studi di 13
negara maju dan 16 negara berkembang menunjukkan basil yang konsisten bahwa
sek.itar sepertiga dari varians mutu pendidikan di sekolah dijelaskan oleh kualitas
kepemimpinan kepala sekolah (Dedi Supriadi,1998: 178).
Berdasarkan contoh studi-studi di atas, sangat jelas bahwa kepala sekolah
berpengaruh dalam mengembangkan lembaganya. Kepala sekolah merupakan
pimpinan pendidikan yang sangat penting, karena lebih dekat dan langsung
berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap sekolah dan sangat
Kedudu.kan kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting, karena
kepala sekolah dapatlah dikatakan sebagai sentral, sebab maju mundurnya,
dinamis statisny~ mati hidupnya sekolah, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya
kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan dalam lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Sejalan dengan
yang
dikemukakan Samani (1999: 12) seorangkepala sekolah sangat berpengaruh dalam mengembangkan lembaganya, karena
lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan
program
pendidikantiap sekolah dan bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Berdasarkan
pendapat ini, melalui pengaruh kepa.Ja sekolah dan motivasinya a.kan membuat
guru berinovasi dan mengembangkan kr e atifitasny~ sehingga
bermuara
kepeningkatan mutu pendidikan. Banyak faktor-faktor yang berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah, antara lain : pengetahuan fungsi-fungsi
manajemen, keterampilan kepemimpinan, tingk.at demokratisasi kepemi.mpinan,
Z
gaya kepemimpinan.Begitu besarnya peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya
kegiatan di sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang
dimiliki oleh kepala sekolah. Menurut Burbanuddin (1994:90) keberhasilan
seseorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya tidak ditentukan keahliannya
di bidang konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan kemampuan
pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi atau
iklim organisasi untuk menggerakkan bawahannya secara berhasil.
B. ldentifikasi
Masalab
Kedudukan kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor
penggerak peningkatan mutu sekolah. Banyak faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan kinerja kepala sekolah seperti yang disebutkan di atas.
Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasiftkasikan menjadi faktor
internal dan ekstemal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari sekolah itu
sendiri, seperti pengetahuan manajemen sekolah, kecerdasan emosional, tingkat
kesejahteraan, tingkat pendidikan dan sebagainya. Untuk faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar sekolah, seperti kurikulwn, kebijakan-kebijakan
pendidikan, stakeholders, dan sebagainya. Dari Jatar belakang dan penjelasan di
atas dapat diidentiflkasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan kinetja
kepala sekolah tersebut, seperti : Apakah pengetahuan manajemen kepala sekolah
berhubungan dengan efektivitas kinerja kepala sekolah?. Apakah tingkat
demokratisasi kepemimpinan kepala sekolah berhubungan dengan kinerja kepala
sekolah?. Apak:ah keterampilan kepemimpinan kepala sekolah berhubungan
dengan kinerja kepala sekolah?. Apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah
berhubungan dengan kinerja kepala sekolah?. Apakah kesejahteraan berhubungan
dengan kinerja kepala sekolah?. Apakah kuantitas
dan
kualitas fasilitas fisiksekolah berhubungan dengan kinerja kepala sekolah?. Apakah sentralisasi
z
terkait (stakeholders) berhubungan dengan kinerja kepala sekolah? Apakah
kecerdasan emosional berhubungan dengan kinetja kepaia sekolah?
C.
Pembatasan Masalah
Untuk
meneliti kinerja kepala sekolah, banyakvariabel
yang perludiperhatikan seperti yang dikemukakan dalam identiftkasi masalah terdahulu,
sehingga penulis merasa perlu membuat suatu batasan masalah yang akan di~i
maka
lingkup penelitian ini dibatasi pada tingkat demokratisasi kepemimpinan kepala
sekolah dan kecerdasan emosional yang berhubungan dengan kinerja kepala
sekolah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifik.an antara tingkat
demokratisasi kepemimpinan kepala sekolah dengan kinetja kepala sekoJah di
SMA Negeri Kota Medan?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signiftkan antara kecerdasan
emosional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah di SMA Negeri Kota
Medan?
, ,
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifik.an antara tingkat
demolaatisasi kepemimpinan dan kecerdasan emosional secara bersama~sama
dengan kinerja kepala sekolah di SMA Negeri Kota Medan ?
E. Tujuan PeneHtian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat demokratisasi kepemimpinan
2. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional kepala sekolah
dengan kinerja kepala sekolah di SMA Negeri Kota Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat demokratisasi kepemimpinan dan
kecerdasan emosional kepala sekolah secara bersama~sama dengan kinerja
kepala sekolah di SMA Negeri Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan tentang ada tidaknya
bubungan positif antara tingkat demokratisasi kepemimpinan dan kecerdasao
emosional kepala sekolah dengan kinerja kepala sekolah, baik secara parsial
maka penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalarn peningkatan
kinerja kepala sekolah.
2. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai masukan
untuk mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam menciptakan
tenaga-tenaga edukatif yang merniliki gaya kepemimpinan dan kecerdasan
emosional.
Bagi Dinas Pendidikan Kota Medan, agar selalu mengawasi kinerja kepala
sekolah.
Bagi Kepala Sekolah, sebagai masukan dalam Evaluasi kinerjanya.
Bagi peneliti lain, yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan
kinetja kepala sekolah.
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat demokratisasi kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan
dan berarti dengan k.ineija kepala sekolah, dengan koe:fisien korelasi 0,475.
Hal ini berarti semakin baik tingkat demokratisasi kepemimpinan maka
semakin baiklah kinerja kepala sekolah. Tingkat demokratisasi kepemimpinan
ini memberikan surnbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing 1, 78 %
dan 0,91 % terhadap kinerja kepala sekolah.
2. Kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang positif dan signiflk.an
dengan kinerja kepala sekolah, dengan koefisien k.orelasi 0,560. Hal ini
berarti semakin baik kecerdasan emosional k.epala sek.olah maka semakin
baiklah kinerjanya Kecerdasan emosional memberikan sumbangan relatif dan
efektif masing-masing 98,22% dan 49,98% terhadap kinerja kepala sekolah.
3. Tingkat demokratisasi kepemimpinan dan kecerdasan emosional secara
bersama-sama mempunyai hubungan dengan kinerja kepala sekolah. dengan
koefisien korelasi 0,51, dan koefisien detenninasi 0,26, sehingga secara
bersama-sama kedua variabel dapat menjelaskan 26 % tentang kinerja kepala
B. lmplikasi
Kecerdasan emosional kepala sekolah mempunyai korelasi yang lebih
tinggi dari tingkat demokratisasi kepemimpinan. Hal
ini
membulcti.kanrnemahamai
kecerdasan emosional sangatlah penting. Kecerdasan emosionalpada saat ini muJai di permasalahkan organisasi maupun kelompok, banyak yang
pro dan kontra. Jadi dari hasil penelitian ini sangatlah penting kecerdasan
emosional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah demi pencapaian
mutu.
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam satuan pendidikan, harus
menekankan betapa pentingnya kecerdasan emosional ini. Bagi setiap warga
sekolah yang memiliki kecerdasan emosional
ini
akan meningkatkan hubunganyang baik baik antara sesama guru, karyawan, atasan maupun dengan siswa.
Saran - saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi basil peneliti~ maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Kepala sekolah sebaiknya secara konsisten meningkatkan pemahamannya
akan kecerdasan emosional dan demokratisasi kepemimpinannya.
PeningkttU:m ini dapat dilakukan melalui belajar sendiri dengan membaca
buku-buku dan juga belajar melalui diskusi dengan sesama guru maupun
tenaga-tenaga ahli.
2. Kantor Dinas Pendidikan, sebaiknya mengupayakan peningkatan kinerja
kepala sekolah, hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan pemahaman
warga sekolah tentang kecerdasan emosional.
3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk mengkaji faktor·faktor lain yang
berhubungan dengan kinerja kepala sekolah agar kualitas persekolahan
semakin meningkat.
DAFfAR KEPUSTAKAAN
Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Burhanuddin. t 994. Ana/isis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta.
Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara, 2003. Laporan Umum Pelaksanaan Ujian Nasional. Medan.
Dinas Pendidik
Gibson, Donnelly & Ivancevich. 1994. Organizations. Terjemahan Djakarsih. Jakarta : Erlangga.
Hasan Iqbal. 1999. Statistik 1 (Statistik Deslcriptif). Jakarta : Bumi A.ksara.
Hersey, Paul and Blancchard H. Kenneth. 1986. Manajemen of Organizational Behavior, (Edisi Bahasa Indonesia Agus Dharma). Jakarta : Prenhallindo.
Kamars, Dachnel. 2004. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang Universitas Putra Indonesia Press.
Good. 1973. Supervisor Behavior in Education . New York Graw Hill Book Company.
ManulJang, Belferik. 2002. Studi tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah dan Efektivitas MBS di Sekolah Dasar. Medan : Jumal, Universitas Negeri Medan.
Salusu. J. 2000. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta : Gramedia widiasarana Indonesia.
Samani. 1999. Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Samosir, Lustani. 2000. Kontribusi Pengetahuan Manajemen Sekolah dan Kemampuan Bekerjasama terhadap Kinerja Kepala SLTP Negeri Tapanuli Utara. Padang : PPs Universitas Negeri Padang.
Siagian, Sondang P. 1988. Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta : Gunwg Agung.
- - - 1 9 9 6 .
Filsafat Administrasi. Jakarta :Gunung
Agung.Subino. 1982. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito.
Sudjana. 1986. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito.
Sugiyono. 1993. Metode Pene/itian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta : Adicita
KaryaNusa.
1999. Administrasi Mana ·emen dan Or
Syah Nur, Agustiar. 2001. Peralihan Manajemen Pendidikan dari Sistem Sentralisasi
Ire
Desentralisasi. Padang : PPs. Universitas Negeri Padang.Terry, George R. 1%4. Principles of Management. Dlinois: Richard D Irwan,
Inc.,
Homewood.
Wahjosumidjo. 1999. Kepemimplnan Kepala Sekolah.
Jakarta :Rajawali Pers.
" '
Winardi, 2000. Fungsi-fungsi Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Yuki Gary, 1996. Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia Jusuf
Udaya). Jakarta : Prenhallindo.