• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Teoritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Teoritis"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Teoritis 1. Depresi

a. Pengertian Depresi

Depresi termasuk gangguan alam perasaan yang ditandai dengan respon emosional yang berat dikenal melalui intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik dan fungsi sosial seperti perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan bekepanjangan (Stuart dan Sundeen, 2005). Depresi adalah suatu jenis gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih putus asa, dan tidak bahagia serta komponen somatic: anoreksia, konstipasi, kulit lemban (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi menurun. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) (Yosep, 2009).

Depresi merupakan pengalaman yang menyakitkan yaitu suatu perasaan tidak ada harapan lagi. Individu yang mengalami depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi, dan menurunnya daya tahan (Lubis, 2009).

(2)

16

Sementara itu, Chaplin (2002) menyebutkan depresi pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan, dan pesimis dalam menghadapi masa yang akan datang. Pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrem untuk bereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa.

Perbedaan depresi normal dengan depresi klinis terletak pada tingkatannya, namun keduanya memiliki jenis simtom yang sama. Tetapi depresi unipolar atau mayor depresi mempunyai simtom yang lebih banyak, lebih berat (severely), lebih sering, dan terjadi dalam waktu yang lebih lama. Namun batas antara gangguan depresif normal (‘normal’ depressive disturbance) dengan gangguan depresif klinis (clinically significant depressive disorder) masih kabur (Rosenhan & Seligman, 1989).

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan

(3)

17

realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat lagi dimengerti oleh orang lain.

Berdasarkan berbagai definisi dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan pengertian depresi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami simtom-simtom perasaan sedih, tertekan, kesepian, berkurang nafsu makan, membutuhkan usaha lebih besar dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, merasa tidak bersahabat, dan merasa tidak disukai orang lain.

b. Gejala Depresi 1) Gejala Fisik

a) Gangguan pola tidur. Misalnya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur

b) Menurunnya tingkat aktifitas. menunjukan prilaku pasif dan tidak melibatan orang seperti menonton TV, makan, dan tidur c) Menurunnya efsiensi kerja. sulit memfokuskan perhatian atau

pikiran pada suatu hal atau pekerjaan sehingga hanya memfokuskan energy pada hal-hal prioritas. kebanyakan melakukan hal-hal yang tidak berguna seperti mengemil, melamu, merokok terus-menerus, sering menelpon yang tidak perlu

(4)

18

d) Menurunnya produktivitas kerja. Hilangnya sebagian atau seluruh motivasi kerjanya

2) Gejala Psikis

Banyaknya persepsi negatif dan cemoohan mengenai obesitas membuat orang yang mengalami hal tersebut harus menarik diri dari komunitas. Hal ini jelas akan berdampak pada ketentraman jiwa. Disamping itu juga paham bahwa menjadikan makanan sebagai pelarian dari situasi yang sedang dihadapi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Kondisi tersebut secara tidak sadar akan menggiring pada penimbunan lemak yang akan mengakibatkan obesitas.

3) Gejala Sosial

Adanya perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku serta gaya hidup. Kemudian juga meningkatnya pendapatan dan kesibukan kerja yang dapat mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Disamping itu juga penggunaan alat transportasi dan aktivitas fisik yang cenderung pasif juga menyebabkan obesitas.

2. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara

(5)

19

tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).

Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007). Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.

Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan dalam beberapa tipe (Purwati, 2001) yaitu :

a. Tipe Hiperplastik, adalah kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal terjadi pada masa anak-anak. Upaya menurunkan berat badan ke kondisi normal pada masa anak-anak akan lebih sulit.

b. Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe hiperplastik.

c. Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada

(6)

20

masa anak-anak dan terus berlangsung sampai setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini merupakan yang paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif.

Berdasarkan penyebaran lemak di dalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:

a. Tipe buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhan lemak yang berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Tipe ini pada umumnya dialami pria dan wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk adalah lemak jenuh.

b. Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh.

Dari segi fisik, orang yang mengalami obesitas akan mengalami rendah diri dan merasa kurang percaya diri. Sehingga seringkali akan mengalami tekanan, baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya ( Purwati, 2001). Hasil penelitian Era Sukmawati dan Rosita Yuniati dengan judul Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan Depresi Pada Remaja (dalam http://setiabudi.ac.id/ jurnalpsikologi/images/files/ JURNAL%205.pdf) dengan mengambil subjek penelitian sebanyak 70 siswa yang diambil dari dua kelas yaitu kelas 2 IPA1 dan 2 IPS1 di SMA Santo Yosef Surakarta. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang negatif antara

(7)

21

konsep diri dengan kecenderungan depresi pada remaja, dengan nilai koefisien korelasi Pearson (rxy) sebesar -0,655 (p < 0,05), yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsep diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kecenderungan depresinya. Nilai determinan (R2) sebesar 0,429, yang berarti sumbangan konsep diri terhadap munculnya kecenderungan depresi adalah 42,9 % sedangkan untuk sisanya 57,1% disumbangkan oleh faktor-faktor lain baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.

3. Remaja

a) Pengertian remaja

Pengertian remaja merujuk pada pengertian masa remaja yaitu masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2003). Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, 2006).

Muagman (1980) dalam Sarwono (2006) mendefinisikan remaja berdasarkan definisi konseptual World Health Organization (WHO) yang mendefinisikan remaja berdasarkan 3 (tiga) kriteria, yaitu: biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.

(8)

22

1) Remaja adalah situasi masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2) Remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami

perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Remaja adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Masa remaja ditandai dengan karakteristik sebagai berikut Hurlock (2003):

1) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

2) Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

3) Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi

(9)

23

dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.

6) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

7) Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala yang terdapat pada masa remaja adalah adanya perubahan fisik

(10)

24

maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggungjawab.

b) Ciri-ciri Remaja

Menurut Santrock (2003), masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

(11)

25

2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.

4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka

(12)

26

menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Hurlock, (2008 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

Menurut Papalia dan Olds (2009), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Hurlock (2008) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

(13)

27

Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 2008). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Papalia & Olds, 2009).

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. 4) Masalah Umum Pada Remaja

Penyesuaian remaja terhadap situasi baru dapat menimbulkan masalah akibat masa transisi dari anak-anak menuju kedewasaan yang berlangsung begitu cepat. Seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja, berikut ini beberapa masalah yang dialami dalam kaitannya dengan penyesuaian diri terhadap lingkungannya (Santrock, 2002) : 1) Kesulitan dalam hubungannya dengan orang tua.

(14)

28

Merupakan masalah yang paling sering ditemui dan kerap manjadi inti yang mendasari munculnya masalah lain. Gejala kesulitan hubungan dengan orang tua biasanya disebabkan karena kesulitan komunikasi, yaitu kesulitan untuk saling mengerti.

2) Masalah keluarga

Anak–anak dari keluarga broken home, merupakan anak-anak dengan kesulitan tersendiri. Keretakan hubungan keluarga akan menjadi masalah yang sulit bagi remaja karena mereka kehilangan orang yang menjadi panutan bagi dirinya. Kondisi ini dapat menimbulkan kompensasi tingkah laku sebagai cara remaja menyalurkan beban atau ketegangan emosinya.

3) Masalah dengan teman sebaya

Pengakuan dan penerimaan oleh teman-teman merupakan kebutuhan yang mutlak bagi remaja. Remaja-remaja yang terasing dari teman sebayanya akan mengalami kesepian, kesendirian dan rendah diri, termasuk dalam masalah pacar.

4) Kesulitan belajar dan mendapat pekerjaan

Kesulitan dalam bersaing dalam belajar dan pekerjaan bisa jadi menjadi pemicu remaja untuk bersaing secara tidak sehat.

(15)

29

5) Masalah penyalahgunaan obat

Remaja merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma orang dewasa, bila memang ingin diidentifikasikan dengan kelompok sebaya dan tidak mau lagi dianggap anak-anak. Dalam kondisi yang demikian, rasa ingin tahu terhadap obat-obatan terus berkembang selama masa remaja, sehingga timbul kecendrungan untuk menganggap obat-obatan sebagai lambang yang penting bagi keanggotaan kelompok.

6) Masalah seksualitas

Masalah seksualitas dikalangan remaja timbul karena :

a) Kurang adanya pendidikan seks yang tepat sehingga remaja buta terhadap masalah seks

b) Banyaknya rangsangan pornografi baik berupa film, obrolan, gambar dan lain-lain.

(16)

30

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan gambaran teori di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengalaman remaja obesitas yang mengalami depresi? 2. Apa saja yang menjadi penyebab depresi remaja yang mengalami

obesitas

C. Aspek-aspek Depresi

Dalam DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder fourth edition Text Revision) (American Psychiatric Association, 2000) dituliskan kriteria depresi mayor yang ditetapkan apabila sedikitnya lima dari gejala di bawah ini telah ditemukan dalam jangka waktu dua minggu yang sama dan merupakan satu perubahan pola fungsi dari sebelumnya, paling tidak satu gejalanya ialah salah satu dari mood tertekan atau hilangnya minat atau kesenangan (tidak termasuk gejala-gejala yang jelas yang disebabkan kondisi medis umum atau mood delusi atau halusinasi yang tidak kongruen).

1) Mood tertekan hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, sebagaimana ditunjukkan oleh laporan subjektif atau pengamatan dari orang lain.

2) Ditandai dengan berkurangnya minat dan kesenangan dalam semua, atau hampir semua aktivitas hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (ditunjukkan oleh pertimbangan subjektif atau pengamatan dari orang lain).

(17)

31

3) Berkurangnya berat badan secara signifikan tanpa diet atau bertambahnya berat badan (seperti perubahan lebih dari 5% berat badan dalam sebulan), atau berkurangnya atau bertambahnya nafsu makan hampir setiap hari (pada kanak-kanak, pertimbangkan juga kegagalan untuk mendapatkan tambahan berat badan).

4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

5) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, tidak hanya perasaan subjektif tentang kegelisahan atau rasa terhambat).

6) Lelah atau kehilangan tenaga hampir setiap hari

7) Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai (yang mencapai taraf delusional) hampir setiap hari (tidak hanya menyalahkan diri sendiri atau rasa bersalah karena sakitnya).

8) Menurunnya kemampuan berpikir atau konsentrasi, atau ragu-ragu hampir setiap hari (baik atas pertimbangan subjektif atau pengamatan dari orang lain).

9) Pikiran tentang kematian yang berulang (tidak hanya takut akan kematian), atau usaha bunuh diri atau adanya suatu rencana spesifik untuk bunuh diri.

(18)

32

D. Faktor-faktor Depresi

Pada umumnya penelitian-penelitian mengenai depresi akan mendeteksi depresi melalui simtom-simtomnya. Salah satu alat ukur yang umum dikenal adalah CES-D (The Center for Epidemiological Studies-Depression Scale) yang dikembangkan oleh Radloff (1977) melalui National Institute of Mental Health. Komponen utama simtomatologi depresif yang digunakan dalam skala CES-D diidentifikasi dari literatur klinis dan studi faktor analisis. CES-D terdiri dari 20 item dan disusun berdasarkan 4 faktor : 1) Depressed effect / negative affect merupakan perasaan-perasaan, emosi,

atau suasana hati yang dirasakan negatif seperti perasaan sedih (blues), tertekan (depressed), kesepian (lonely), dan menangis (cry sad)

2) Somatic symptoms merupakan gejala psikologis yang dirasakan berkaitan dengan keadaan tubuh seperti merasa terganggu, berkurang atau bertambahnya nafsu makan, membutuhkan usaha dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, dan sulit memulai sesuatu.

3) Positive affect merupakan perasaan, emosi, suasana hati yang dirasakan positif bagi individu dan memiliki harapan yang merupakan kebalikan dari perasaan negatif.

4) Interpersonal relation merupakan perasan negatif yang dirasakan individu berkaitan dengan perilaku orang lain seperti tidak bersahabat dan merasa tidak disuka.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah desain bentuk beauty case dipilih 2 desain, kemudian perancang fokus untuk menentukan ukuran pada desain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya. Ukuran pada

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Kurang Bayar Dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Sampai

Batas normal urin yang dikeluarkan selama 24 jam pada orang dewasa berkisar 1500 ml sampai 1600 ml, akan tetapi pada saat seorang wanita mengalami masa kehamilan

Ketentuan dan tata cara pengajuan pemberian fasilitas pengurangan penghasilan neto atas penanaman modal baru atau perluasan usaha pada bidang usaha tertentu yang

telah dibahas bahwa dengan semakin besarnya collateralizable assets maka semakin besar pula dividen yang akan diterima oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, oleh karena itu model regresi

Senden bütün istediğim Küçük bir sevgidir, Gelen ve ağır ağır büyüyen Değil, gelen ve giden.... www.antoloji.com - kültür

(2004:26) mengatakan bahwa kurikulum merupakan inti dari sebuah penyelenggaraan pendidikan. mendefinisikan Kurikum sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang diberikan