• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FINANSIAL PERIKANAN LAUT LEMURU (SARDINELLA LEMURU) Oleh Dra. Achadyah Prabawati Dosen STIA Pembangunan Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FINANSIAL PERIKANAN LAUT LEMURU (SARDINELLA LEMURU) Oleh Dra. Achadyah Prabawati Dosen STIA Pembangunan Jember"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN FINANSIAL PERIKANAN LAUT LEMURU

(SARDINELLA LEMURU)

Oleh Dra. Achadyah Prabawati Dosen STIA “Pembangunan” Jember

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: 1) efisiensi penggunaan alat tangkap purseseine; 2) nilai tambah dan kelayakan usaha pengolahan ikan; 3) kepekaan financial usaha pengolahan perikanan laut ; 4) distribusi ikan segar. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Metode analisis menggunakan 1) R/C ratio, 2) Nilai tambah, 3) NPV, Net B/C, IRR, dan PBP, 4) Sensitifitas, dan 5) Ford Field Analysis.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Pada musim banyak ikan didaerah Selat Bali maupun di Sembulungan mempunyai R/C rata-rata >1 sehingga sangat efisien. Usaha pengalengan ikan layak dilakukan karena memberikan nilai tambah yaitu keuntungan 94,53%. NPV, Net B/C, IRR, dan PBP, serta sensitifitas mempunyai tingkat kelayakan. Dan sesuai FFA maka ada medan kekuatan dan factor penghambat. pada factor sarana dan prasarana, produksi, pengolahan serta pemasaran.

PENDAHULUAN

Sarana produksi, produksi, pengolahan dan pemasaran, menurut Manurung dan Indraningsih merupa-kan suatu system yang saling terkait dalam perikanan. Tiga jenis ikan yang menduduki nilai terbesar dalam penangkapan, yaitu ikan lemuru,

layang dan ikan tongkol. Lemuru (sardinella Lemuru) merupakan sumberdaya perikanan utama Muncar dengan potensi penangkapan maksimum 25.256 ton per tahun, dan hasil produksi penangkapan sebesar 26.125 ton per tahun (Dinas

(2)

Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi , 2004)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) efisiensi biaya produksi penggunaan alat tangkap purseseine, 2) Nilai tambah dsan kelayakan usaha pengolaha ikan lemuru, 3) Kepekaan usaha pengo-lahan perikanan laut secara financial terhadap perkiraan perubahan dalam perekonomian, 4) Distribusi margin pemasaran ikan lemuru segar dan 5) Rancangan pengembangan agribisnis ikan lemuru.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi: 1) pelaku kegiatan agribisnis perikanan laut lemuru dalam mengembangkan usahanya, 2) Peme-rintah Daerah untuk mengembang-kan kebijamengembang-kan yang mendukung pengembangan agribisnis perikanan laut lemuru yang terstruktur.

TINJAUAN PUSTAKA

Agribisnis adalah rangkaian kegiatan yang utuh dan tidak ter-pisah, mulai dari proses produksi,

pengolahan sampai dengan pema-saran. Para pengamat menilai bahwa agribisnis perikanan itu sering dihadapkan pada masalah resiko dsan ketidak pastian usaha yang tinggi yang bersifat eksternalitas yaitu diluar jangkauan petani (Soekartawi, 1995).

Sedangkan kegiatan pra pe-nangkapan, menurut Mintoro (1993) dibedakan atas: 1) Mempersiapkan alat penangkapan ikan, meliputi bahan-bahan perbaikan alat tangkap yang rusak misalnya tali dan pancing.. 2) Mempersiapkan bekal untuk operasional penangkapan, yang terdiri dari makanan, minuman dan rokok, pengawet ikan (garam), es, solar untuk perahu bermotor.

Penangkapan perikanan laut mempunyai sifat spesifik, yaitu perikanan laut tidak berdasarkan luas lahan, karena sumber daya yang tersedia secara alami dalam samudra, serta dapat dimanfaatkan oleh penduduk di suatu negara. Namun pemanfaatan sumberdaya tersebut mempunyai ketentuan batas wilayah

(3)

yang diatur dalam suatu konvensi atau hukum laut yang harus dise-pakati diantara negara yang bersangkutan. (Sugiarto, 1998).

Pengolahan agroindustri pada dasarnya merupakan suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer hasil pertanian sebagai bahan baku untuk diolah menjadi produk baru., baik yang bersifat setengah jadi maupun siap dikonsumsi. (Aziz.1993)

Menurut Muhamad (2004), kegiatan pemasaran ikan adalah semua bentuk kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pekerjaan untuk meningkatkan kegunaan ikan dengan memindahkan ikan dari nelayan dan menggunakan jasa, seperti pengangkutan sehingga men-cakup kegunaan tempat, waktu dan pemilikan.

HIPOTESIS

1. Alat tangkap purseseine lebih efisien untuk menangkap ikan lemuru

2. Agroindustri perikanan laut lemuru (Sardinella Lemuru) mampu memberikan nilai tambah

3. Agroindustri perikanan laut lemuru (Sardinella Lemuru) layak secara financial.

4. Agroindustri perikanan laut lemuru (Sardinella Lemuru) di Muncar tidak peka terha-dap perubahan biaya tenaga kerja , biaya bahan baku, dan biaya bahan baker.

5. Distribusi Margin pemasaran ikan lemuru tidak merata diantara berbagai lembaga pemasaran.

METODOLOGI PENELITIAN Daerah penelitian dipilih secara sengaja di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian menggunakan metode diskriptif analitik. Metode pengam-bilan sample alat tangkap lemuru adalah metode simple random sampling dengan 44 responden, dan pengambilan sample atas 2 agro

(4)

industri pengalengan ikan adalah purposive method (disengaja). Selanjutnya pengambilan sample

pemasaran ikan menggunaka metode snow ball sampling.

Alat uji hipotesis mengguna-kan rumus yaitu :

1.

TC TR CRatio

R/  , TR = Total Penerimaan, TC = Biaya Tetap dan Variabel

2. VANPIC , NP = Penjualan Produksi, IC = Biaya selain Tenaga Kerja 3. a.

 

   n i t t

i

C B NPV

1

, B = Manfaat = Benefit , C = Biaya = Cost

b.

 

 

     n i t t n i t t

i

i

B C C B C NetB

1

1

/ c.

 

i

i

NPV

NPV

NPV

i

ii ii i i t i IRR  

,

ii = Bunga modal terendah , iii = Bunga modal tertinggi

d. n NetBenefit Investasi PBP / 

4. Analisis sensitifitas kepekaan terhadap kenaikan biaya (bahan baku sebesar 11,75%, tenaga kerja sebesar 16,31%; dan bahan bakar sebesar 26,42%) dari biaya semula dimana parameter lainnya dianggap tetap.

5. 



 

j m i n j ij

C

M 1 1

Cij = Biaya pemasaran , πij = keuntungan lembaga pemasaran

Analisis FFA untuk melihat pengembangan agribisnis perikanan lemuru, dengan tahapan analisis

medan kekuatan (Dinas Perkebunan Jawa Timur, 2001) antara lain: 1) Mengidentifikasi masalah

(5)

berda-sarkan isu strategis, 2)Meng-analisis masalah, 3)Mengidentifikasi solusi masalah, dan 4)Meng-identifikasi aktifitas strategis.

HASIL ANALISIS DAN PEMBA-HASAN

Hasil analisis R/C ratio penangkapan ikan lemuru di Sembulungan (daerah terdekat) dan Selat Bali (daerah terjauh) pada musim banyak ikan dan sedikit ikan adalah:

Tabel 1: Hasil Analisis R/C Penangkapan Ikan Lemuru dengan Purseseine

Keterangan

Musim Banyak Ikan (Rp) Musim Sedikit Ikan (Rp) Selat Bali Sembulungan Selat Bali Sembulunga

n TR Rata2 1.012.438.63 6 1.012.438.636 57.869.318 57.869.316 Tertinggi 6.224.113.63 6 6.2243113.63 6 167.784.09 1 167.784.091 Terenda h 225.081.818 225.081.818 12.471.591 12.471.591 TC Rata2 730.282.051 422.450.607 251.570.92 8 170.903.264 Tertinggi 1.024.017.88 0 531.337.516 298.814.28 7 173.789.457 Terenda h 685.782.016 377.950.573 291.669.91 2 166.385.821 R/ C Rata2 1.39 2.40 0.23 0.34 Tertinggi 6.08 11.71 0.56 0.97 Terenda h 0.33 0.60 0.04 0.07

Sumber : Data diolah tahun 2005

Pada musim banyak ikan didaerah Selat Bali maupun di Sembulungan mempunyai R/C rata-rata >1 sehing-ga sansehing-gat efisien. Namun di Selat Bali yang lebih jauh dari di sembulungan, maka biaya jelajah

penangkapan yang dikeluarkan se-makin besar sehingga R/C lebih rendah.

Adapun proses produksi ikan lemuru menjadi ikan kalengan menimbulkan nilai tambah agro-

(6)

industri pengalengan ikan lemuru (Sardinella Lemuru).

Tabel 2: Nilai Tambah Agroindustri Pengalengan Ikan 2004

No Output, Input dan Harga Produk Ikan

1 Bahan Baku (kg/hari) 7.595,71

2 Harga Bahan Baku (Kg/ hari) 2.000,00

3 Hasil Produksi (Kaleng/ hari) 41.752,00

4 Faktor Konversi (3/1) 5.50

5 Harga Produk (Rp/ kaleng) 2.000,00

6 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp/ Kg Bahan Baku) 344.69

7 Input lain (Rp/ Kg Bahan Baku) 2.695,98

8 Nilai Produk (4x5) (Rp/ Kg) 10.993,57

9 a. Nilai tambah (8-7-2) (Rp/ Kg) 6.297,59

b. Rasio Nilai Tambah (9a/ 8)x100% 57,28

10 a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp/ Kg) 344,69

b. Bagian Tanaga Kerja (10a/ 9a)x100% 5,47

11 a. Keuntungan (9a-10a)(Rp/ kg) 5.932,90

b. Tingkat keuntungan (11a/ 9a)x100% 94,53

Sumber: Data diolah tahun 2005

Keuntungan per Kg bahan baku yang diperoleh pengusaha lebih besar dibandingkan dengan imbalan yang diperoleh tenaga kerja langsung. Sehingga agroindustri pengalengan ikan lemuru lebih mementingkan factor managemen dan imbalan modal, karena pengalengan ikan merupakan agroindustri yang padat modal.

Analisis finansial merupakan penilaian kelayakan dalam

pelak-sanaan pengembangan usaha lebih lanjut. Untuk mengetahui secara financial usaha pengalengan ikan menguntungkan atau tidak, maka selisih total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan pengusaha pada discount rate 18% (Bank BRI) yang berlaku pada saat penelitian, sesuai dengan perincian berikut:

(7)

Tabel 3: Analisa Finansial Kriteria PT Blambangan Ry PT Sb Vl Samudra Rata-rata Keterangan NPV (Rp) 1.596.346.478 1.147.725.824 1.372.036.151 layak Net B/C 1,42 1,37 1,39 layak IRR (%) 31,24 31,20 31,22 layak PBP 3,76 4,34 4,05 -

Sumber: data diolah tahun 2005

NPV lebih dari 0 berarti mempunyai keuntungan, sehingga usaha tersebut layak .

Nilai Net B/C pada discount Rate sebesar 18%, mempunyai angka 1,42 dan 1,37 ini berarti bahwa peru-sahaan tersebut mampu memberikan manfaat 1,42 dan 1,37 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan untuk ke-giatan produksinya.

IRR atau tingkat pengembalian internal agroindustri masih mampu mengembalikan pengeluaran inves-tasi yang digunakan sampai pada tingkat suku bunga 31,24% dan 31,20%.

Periode pengembalian investasi yang ditanam untuk biaya tetap adalah 3,76 tahun dan 4,34 tahun.

Analisis sensitifitas agroin-dustri pengalengan ikan lemuru dilakukan apabila terjadi perubahan keadaan. Penelitian sensitifitas ini dilakukan dengan menaikkan tiga macam variable yaitu bahan baku, tenaga kerja dan bahan bakar, dengan asumsi factor lain yang mempengaruhi dianggap konstan (tetap). Adapun hasil estimasi yaitu :

(8)

Tabel 4: Analisa Finansial bila Biaya Bahan Baku naik 11,75% Kriteria PT Blambangan Ry PT Sb Vl Samudra Rata-rata Ket. NPV (Rp) 292.163.019 352.868.374 322.515.697 layak Net B/C 1,08 1,11 1,09 layak IRR (%) 20,63 22,42 21,52 layak PBP 6,17 6,57 6,37 -

Sumber: data diolah tahun 2005

Tabel 5: Analisa Finansial bila Biaya Tenaga Kerja naik 16,31% Kriteria PT Blambangan Ry PT Sb Vl Samudra Rata-rata Ket. NPV (Rp) 1.435.333.677 1.125.971.681 1.280.652.679 layak Net B/C 1,37 1,36 1,37 layak IRR (%) 29,88 30,95 30,42 layak PBP 3,95 4,38 4,16 -

Sumber: data diolah tahun 2005

Tabel 6: Analisa Finansial bila Biaya Bahan Bakar naik 26,42% Kriteria PT Blambangan Ry PT Sb Vl Samudra Rata-rata Ket. NPV (Rp) 1.547.930.102 978.184.139 1.263.057.121 layak Net B/C 1,.40 1,32 1,36 layak IRR (%) 30,85 29,40 30,12 layak PBP 3,82 4,70 4,26 -

Sumber: data diolah tahun 2005

Analisi margin pemasaran ikan lemuru segar dapat diketahui dengan melihat rantai pemasaran

ikan lemuru segar di Muncar Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut:

(9)

Gambar 1: Rantai Pemasaran Ikan Lemuru Segar

Nelayan

Pemilik/ Kuasa TPI/ Timbang Agroindustri Pemilik

Pengecer Konsumen/

Belantik Pengepul

Sodagar di luar kota

Margin pemasaran merupa-kan indikatror yang sering digunamerupa-kan untuk melihat pemasaran yang efektif dan untuk mengetahui penyebab tingginya margin pema-saran tersebut. Pada saat musim banyak ikan maka jumlah ikan yang

ditawarkan melimpah, sehingga har-ga ikan lemuru lebih rendah dibandingkan pada musim sedikit ikan. Dibawah ini hasil analisis margin pemasaran ikan lemuru segar di musim banyak ikan dan sedikit ikan.

Tabel 7: Hasil Analisis Margin Pemasaran Ikan Lemuru Segar di Musim Banyak Ikan N o Lembaga SP I SP II SP III Pemasaran Rp/ Kg DM (%) Shar e (%) Rp/ Kg DM (%) Shar e (%) Rp/K g DM (%) Shar e (%) 1 Nelayan a. Harga jual 1.800 69,23 1.800 72,00 1.800 74,26 2 Belantik a. Harga beli 1.800 69,23 1.800 78,26 b. Harga jual 2.000 2.300 c. Biaya : Es 54 6,75 2,08 54 10,80 2,348 Angkut 67 8,38 2,58 87 13,40 2,913 Total Biaya 121 121 Keuntungan 79 9,88 3,04 379 75,80 16,48

(10)

3 Pengecer a. Harga beli 2.000 76,92 1.800 72,00 b. Harga jual 2.600 2.500 c. Biaya : Es 160 20,00 6,15 160 22,66 6,40 Angkut 135 16,88 5,19 135 19,29 5,40 Total Biaya 295 295 Keuntungan 305 38,13 11,73 405 57,86 16,20 4 Konsumen 2600 100 2500 100 2.300 100 MP 300 700 100 500 100

Sumber : data diolah 2005

Tabel 8: Hasil Analisis Margin Pemasaran Ikan Lemuru Segar di Musim Sedikit Ikan N o Lembaga SP I SP II SP III Pemasaran Rp/ Kg DM (%) Shar e (%) Rp/ Kg DM (%) Shar e (%) Rp/K g DM (%) Shar e (%) 1 Nelayan a. Harga jual 2.500 50 2500 55,56 2.500 62,50 2 Belantik a. Harga beli 2.500 50 2.500 62,50 b. Harga jual 3.000 4.000 c. Biaya : Es 54 2,16 1,08 54 3,50 1,35 Angkut 67 2,68 1,34 67 4,47 1,68 Total Biaya 121 121 Keuntungan 379 15,16 7,58 1.446 96,40 36,15 3 Pengecer a. Harga beli 3.000 60 2.500 55,56 b. Harga jual 5.000 4.500 c. Biaya : Es 160 6,4 3,2 160 8,00 3,56 Angkut 135 5,4 2,7 135 6,75 3,00 Total Biaya 295 295 Keuntungan 1.705 68,2 34,1 1.705 85,25 37,89 4 Konsumen 5.000 100 4500 100 4.000 100 MP 2.500 100 2.500 100 1.500 100

(11)

Rancangan Pengembangan Agribisnis Perikanan Laut Lemuru di Muncar Kabupaten Banyuwangi menggunakan analisis FFA (Ford Field Anlysis ), yaitu analisis Medan Kekuatan , dengan tahapan :

1. Identifikasi masalah berdasarkan isu strategis pengembangan agri-bisnis perikanan laut lemuru. Ada beberapa masalah strategis , diantaranya :

a. Ketersediaan sumberdaya ikan lemuru yang terus menurun, kepadatan alat tangkap dan tingginya biaya operasional kegiatan penang-kapan ikan

b. Manajemen integrative dalam pengembangan agribisnis perikanan laut lemuru.

c. Kelembagaan dalam pengem-bangan agribisnis perikanan laut lemuru.

d. Pembiayaan pengembangan agribiosnis perikanan laut lemuru.

2. Analisis masalah berdasarkan faktor pendorong dan

pengham-bat dalam pengem-bangan usaha agribisnis terstruk-tur perikanan laut lemuru. Ada beberapa factor pendorong (Driving Force Factor) , diantaranya adalah : a. Pada sarana dan prasarana,

dimana ikan lemuru adalah potensi utama (80%) ikan laut didaerah Muncar.

b. Pada pengolahan ikan di-lengkapi dengan cold storage, pengalengan ikan dan pe-nepungan ikan menggunakan proses produksi cepat dan higienis, sanitasi baik dan ada standard mutu produk, Pengalengan ikan juga menghasilkan produk deriva-tive (tepung ikan dan minyak ikan) dan memiliki Assosiasi Pengusaha Pengalengan Ikan (APPI).

c. Pada pemasaran, jumlah pembeli dan penjual cukup banyak, dan semua hasil tang kapan ikan lemuru segar terserap oleh pasar. Informasi harga diperoleh dari pasar

(12)

yang berpusat di TPI Muncar dan harga terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat (Restrainning Force Factor) diantaranya adalah:

a. Pada sarana dan prasarana, dimana terjadi pencemaran lingkungan disekitar pantai karena ikut tertangkapnya ikan lemuru anakan.

b. Pada proses produksi dimana nelayan dengan pendidikan SD-SMP yang sangat pasrah dengan keadaan, serta tidak ada kelompok nelayan pursesine, sementara penyu-luhan dari dinas perikanan laut hanya bersifat informasi. c. Pada pengolahan diketahui

managemen usaha agroindus-tri kecil kurang professional dan menggu-nakan teknologi sederhana, serta belum

adanya kelompok agroin-dustri.

d. Pada pemasaran dimana seg-mentasi pasar ikan kalengan adalah kalangan menengah keatas, kurang promosi serta pemasaran ditingkat local. Sementara harga ikan lemuru segar ,mudah berubah dan ditentukan oleh pihak agro-industri.

3. Rancangan model pengembangan agribisnis perikanan laut lemuru diharapkan dapat memacu per-tumbuhan semua subsiatem se-cara betsama-sama, mulai dari sarana dan prasarana, produksi penangkapan, pengolahan dan pemasaran.

(13)

Gambar 2: Rancangan Model Pengembangan Agribisnis Terstruktur .

Perangkat hukum, peraturan, Penelitian, pengembangan dan Kebijaksanaan Pemerintah lainnya

Lembaga keuangan Perguruan Tinggi

Investor / Swasta

Himpunan Kelompok Usaha

ANGGOTA

Kelompok Usaha Kelompok Kelompok Penyalur Saprodi Usaha Usaha -Penangkapan Ikan Kelompok Agroindustri Pedagang (Es, BBM, Armada Usaha -Tepung Ikan Ikan Lemuru & Alat tangkap) Nelayan -Cold Storage Segar : -Agroindustr (Bhn Purseseine -Pengasinan -Belantik Baku & Pelengkap) -Pengalengan -Sodagar

-APPI

Upaya untuk mewujudkan pengembangan agribisnis terstruktur adalah dengan melakukan penge-lolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat, yang merupaka suatu pendekatan pengelolaan yang meli-batkan kerja sama antara masyarakat setempat dan pemerintah yang secara bersama berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai pada

pelaksanaan. Pendekatan seperti ini adalah suatu strategi untuk mencapai pembangunan yang pengambilan keputusan tentang pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan berada ditangan organisasi-orga-nisasi dalam masyarakat di daerah tersebut. Disini masyarakat diberi kesempatan dan tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan

(14)

sum-berdaya yang dimiliki, dimana masyarakat mendefinisikan kebu-tuhan, tujuan dan aspirasinya serta membuat keputusan demi kesejah-teraannya.

KESIMPULAN

Penangkapan ikan lemuru dengan alat tangkap purseseine adalah efisien pada musim banyak ikan untuk daerah Selat Bali dan Sembulungan, dan tidak efisien pada musim sedikit ikan. Usaha agro-industri pengalengan ikan di Muncar Kabupaten Banyuwangi memberikan nilai tambah, serta layak secara financial. Analisis sensitifitas pada agroindustri pengalengan ikan tidak peka terhadap perubahan harga bahan baku , biaya tenaga kerja dan biaya bahan bakar. Distribusi margin pemasaran ikan lemuru tidak merata diantara berbagai lembaga pemasaran.

SARAN

- Dukungan pemerintah dalam hal pembimbingan dan pembinaan,

bantuan modal uasaha maupun subsidi terhadap pelaku agri-bisnis.

- Penguatan jaringan kerjasama dengan pemasok saprodi dan bahan baku.

- Mengoptimalkan fungsi TPI se-bagai terminal agribisnis

- Pembentukan Forum Dialog antar pelaku agribisnis dan kelompok agroindustri.

- Mengoptimalkan peran APPI - Penguatan jaringan kerjasama

antara pengusaha dan konsumen potensial.

DAFTAR PUSTAKA

Azis, 1993, permodalan Agroin-dustri, Jakara: Insan Mitra Mandiri

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabu-paten Banyuwangi, 2004, Laporan tahunan 2004, Banyu-wangi.

Manurung, V.T dan K.S Indriasih, 1995, Profil dan Masalah Pengembangan Perikanan Laut Skala Kecil dan Menengah di

(15)

Jawa Timur dan Maluku. Dalam jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi vol 13. No 1 Juli 1995. Jakarta: Departemen Pertanian. Muhammad, Sahri, 2004,

Mana-jemen Operasi Bisnis Penang-kapan Ikan, Malang: fakultas Perikanan Universitas Brawijaya.

Soekartawi, 1995, Pembangunan Pertanian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Soetriono dkk, 2002, Analisis Manfaat dan Biaya I, Jember: Universitas Jember.

Gambar

Tabel 1: Hasil Analisis R/C Penangkapan Ikan Lemuru dengan Purseseine  Keterangan
Tabel 2: Nilai Tambah Agroindustri Pengalengan Ikan 2004
Tabel 3: Analisa Finansial  Kriteria  PT Blambangan  Ry  PT Sb Vl Samudra  Rata-rata  Keterangan  NPV  (Rp)  1.596.346.478  1.147.725.824  1.372.036.151  layak  Net B/C  1,42  1,37  1,39  layak  IRR (%)  31,24  31,20  31,22  layak  PBP  3,76  4,34  4,05  -
Tabel 4: Analisa Finansial bila Biaya Bahan Baku naik 11,75%   Kriteria  PT Blambangan  Ry  PT Sb Vl Samudra  Rata-rata  Ket
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan selesainya Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Belanja Modal yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran 2012 melaksanakan Pemilihan

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim dalam Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik”, berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa

Untuk itu berdasarkan hasil yang diperoleh dari seminar proposal Tugas Akhir yang dilaksanakan pada hari ……… tanggal …… bulan ……… tahun ………..,

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan hasil belajar yang terjadi pada siswa kelas satu yang berasal dari PAUD dan non PAUD..

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tingkat partisipasi terhadap Program Desa Mandiri Pangan (DMP) di Kelurahan Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif dengan menganalisis laporan keuangan menggunakan data kuantitatif dan teknik analisis data yang digunakan

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa persamaan kedudukan saksi ahli dalam pembuktian perkara pidana menurut hukum Islam dan hukum positif bahwa kedua-dua nya merupakan