• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi terhadap siswa Kelas VII SMP Plus Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi terhadap siswa Kelas VII SMP Plus Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VII SMP PLUS YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM BANYUWANGI. SKRIPSI. Oleh : Silvia Qotrunnada 12410182. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016. i.

(2) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VII SMP PLUS YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM BANYUWANGI. SKRIPSI. Diajukan kepada Dekan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi). Oleh : Silvia Qotrunnada NIM. 12410182. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016. ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) v.

(6) MOTTO Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim). Yes I’m seeking for someone, to help me. So that someday I will be the someone to help some other one. (Vignesh Karthi). “Kebahagiaan akan selalu ada untuk orang yang mengerti bagaimana cara bersyukur”. vi.

(7) HALAMAN PERSEMBAHAN. Sujud serta syukur kepada Allah SWT, cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan ke haribaan Nabi Agung MuhammadSAW. Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat ku sayangi dan ku cintai, orang penting yang selalu ada dalam hidupku.. Kedua harta berharga yang Allah berikan untukku, ayah Drs. Muhammadun S.H, umik Tukhfatul Aliyah.. Sebagai tanda bakti, cinta, hormat, dan terimakasihku yang tak terhitung ku persembahkan karya kecil dan sederhana ini kepada ayah dan umik yang telah memberikanku cinta, kasih sayang, do’a yang sempurna, segala dukungan dan motivasi yang tiada terhingga yang tidak akan mungkin bisa kubalas. Semoga hasil karya sederhana ini bisa membuat ayah dan umik sedikit bahagia, karena memang selama ini aku belum bisa memberikan sesuatu yang berharga atau yang membuat ayah dan umik bahagia.. sedangkan pemberian kalian sampai aku berumur 22 tahun saat ini yang membuatku selalu beryukur pada Allah SWT, dan hidupku dipenuhi dengan kebahagiaan. Terimakasih ayah.. Terimakasih umik.. Untuk ketiga adik-adikku. Indah Rahmawati, Ahmad Syauqi Muhammad, dan Evi Marissa Muharromah. Untuk adik-adikku tersayang, yang terkadang menyebalkan tetapi juga bisa menyenangkan. Untuk Ira yang selalu ada disampingku saat aku berjuang mengejarkan karya kecil ini, memberikan dukungan penuh dengan segala yang kulakukan.. Untuk adikku Oqik yang suka iseng tapi setiap kami berkomunikasi selalu menanyakan kapan aku pulang. Untuk Caca adik kecilku yang semakin beranjak dewasa, kata-kata kecilnya yang selalu bisa membuatku tersenyum. Terimakasih adik-adikku…. vii.

(8) KATA PENGANTAR. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang karena RahmatNya kita dapat menjalani kehidupan dalam keteraturan dan keselamatan. Tak lupa peneliti haturkan shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, sebaik-baiknya Nabi akhir zaman pembawa kebenaran dan kesempurnaan iman, karena berkat Rahmat dan Kebesaran-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas VII SMP Plus Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi”. Penelitian ini disusun tidak terlepas oleh sumbangsih pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti dengan segenap kerendahan hati merasa wajib untuk menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya, kepada berbagai pihak yang telah membantu, yaitu: 1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si selaku Rektor UIN Maliki Malang 2. Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M.Ag selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang 3. Dr. Ali Ridho M.Si selaku dosen pemimbing dan dosen wali bidang akademik,. yang. dengan. penuh. kesabaran. telah. memberikan. bimbingan, pengarahan dan dukungan selama penelitian skripsi. 4. Keluarga tercinta dan terkasih, kedua orang tua saya Bapak Drs. Muhammadun SH dan ibu Tukhfatul Aliyah. Serta adik-adikku, Indah. viii.

(9) Rahmawati, Ahmad Syauqi Muhammad, dan juga Evi Marissa Muharromah yang selalu memberi dukungan dan semangat serta doa yang tulus tiada henti sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. 5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang yang telah mendidik, membimbing serta mengajarkan tentang banyak hal kepada peneliti selama proses belajar. 6. Untuk teman-teman Offering Psikologi angkatan 2012 yang selalu memberi warna dalam hidup saya di kampus. Azza, Fifi, I’a, Dina, Naila, Billa, Adel, Dinar, terima kasih untuk dukungan kalian, terima kasih pula selama ini kalian menjadi teman terbaik. 7. Untuk my kost-mate, Mbak Sese, Mbak Anin, Mbak Sherly, Mbak Anik, Mbak Denny, Mbak Fitri, Mbak Idha. Terima kasih sudah menjadi keluarga kedua ku dan terima kasih selalu bisa membuat ku tertawa lepas. 8. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah membalas amal kebaikan anda semua. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan mengingat terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi skripsi ini. Harapan peneliti mudah-mudahan. ix.

(10) skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Amiin Ya Robbal’Alamiin... Malang,13 Juni 2016. Penulis. x.

(11) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii ABSTRAK .................................................................................................... xiv BAB I : PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10 BAB II : KAJIAN TEORI ........................................................................... 11 A. Dukungan Sosial ........................................................................ 11 1. Pengertian Dukungan Sosial ............................................... 11 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial ............... 13 3. Sumber Dukungan Sosial.................................................... 14 4. Aspek-aspek Dukungan Sosial ........................................... 14 B. Motivasi Berprestasi .................................................................. 18 1. Pengertian Motivasi Berprestasi ......................................... 18 2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi ...................................... 20 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi ... 22 C. Dukungan Sosial dan Motivasi Berprestasi dalam Perspektif Islam ........................................................................................... 25 1. Dukungan Sosial ................................................................. 25 2. Motivasi Berprestasi............................................................ 26 D. Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi ........ 27 E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 28 BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 29 A. Rancangan Penelitian .............................................................. 29 B. Identifikasi Variabel ................................................................ 29 C. Definisi Operasional ................................................................ 30 1. Dukungan Sosial .................................................................. 30 2. Motivasi Berprestasi ............................................................ 30 D. Populasi dan Sampel atau Subjek Penelitian ........................... 30 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31. xi.

(12) 1. Metode Pengumpulan Data ................................................ 31 2. Validitas dan Reliabilitas .................................................... 37 F. Analisis Data ........................................................................... 41 1. Mencari mean .................................................................... 41 2. Mencari Standart Deviasi .................................................. 41 3. Mencari kategorisasi .......................................................... 42 4. Korelasi Product Moment.................................................. 42 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 44 A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 44 1. Latar belakang berdirinya SMP Plus Darussalam ............... 44 2. Gambaran umum subjek ...................................................... 46 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 46 C. Paparan Hasil Penelitian .......................................................... 47 1. Validitas ............................................................................... 47 2. Reliabilitas ........................................................................... 49 3. Kategorisasi Penelitian ........................................................ 50 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ................................................. 53 D. Pembahasan ............................................................................. 56 1. Tingkat Dukungan Sosial siswa kelas VII SMP Plus Darussalam ........................................................................ 56 2. Tingkat Motivasi Berprestasi siswa kelas VII SMP Plus Darussalam ........................................................................ 58 3. Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi ........ 59 BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 64 A. Kesimpulan ............................................................................ 64 B. Saran ....................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66. xii.

(13) DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Aspek Social Embeddedness.................................................. 15 Tabel 2.2 Contoh Aspek Enacted Suport ........................................................... 15 Tabel 2.3 Contoh Aspek Perceived Support....................................................... 16 Tabel 2.4 Contoh Aspek Provided Support........................................................ 17 Tabel 2.5 Contoh Aspek Tanggung Jawab ........................................................ 21 Tabel 2.6 Contoh Aspek Kreatif ....................................................................... 21 Tabel 2.7 Contoh Tabel Nilai ........................................................................... 22 Tabel 2.8 Contoh Aspek Semangat ................................................................... 22 Tabel 3.1 Skor Skala Likert .............................................................................. 32 Tabel 3.2 Blueprint Dukungan Sosial ................................................................ 34 Tabel 3.3 Blueprint Motivasi Berprestasi .......................................................... 36 Tabel 3.4 Indeks Validitas Dukungan Sosial...................................................... 38 Tabel 3.5 Indeks Validitas zmotivasi Berprestasi ............................................... 38 Tabel 3.6 Kriteria Evaluasi Reliabilitas ............................................................. 40 Tabel 3.7 Reabilitas ......................................................................................... 40 Tabel 3.8 Standart Pembagian Klasifikasi ..................................................... 42 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Skala Dukungan Sosial ........................... 48 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Item Skala Dukungan ..................................... 48 Tabel 4.3 Reliabilitas Dukungan Sosial dan Motivasi Berprestasi ................ 49 Tabel 4.4 Kategorisasi Penelitian Dukungan Sosial ...................................... 51 Tabel 4.5 Kategorisasi Tingkat Dukungan Sosial ............................................... 51 Tabel 4.6 Kategorisasi Penelitian Motivasi Berprestasi ............................... 52 Tabel 4.7 Kategorisasi Tingkat Motivasi Berprestasi .................................... 53 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 54 Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 54 Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 55. xiii.

(14) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Dukungan Sosial ................................................................ 17 Gambar 2.2 Skema Motivasi Berprestasi ....................................................... 25 Gambar 3.1 Skema aspek Dukungan Sosial .................................................. 33 Gambar 3.2 Skema aspek Motivasi Berprestasi ................................................. 35 Gambar 4.1 Diagram Dukungan Sosial ......................................................... 51 Gambar 4.2 Diagram Motivasi Berprestasi ........................................................ 53. xiv.

(15) ABSTRAK Qotrunnada Silvia, 12410182, Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi terhadap siswa kelas 7 SMP Plus Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi, Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016. Dukungan sosial merupakan dorongan penyemangat dari orang-orang terdekat pada individu tersebut. Yang meliputi social embeddedness, enacted support, perceived support,dan provided support. Sedangkan motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki individu untuk mencapai tujuan dan apa yang diinginkannnya. Yang meliputi tanggung jawab, kreatif, nilai dan tanggung jawab. Ada beberapa faktor penyebab meningkatnya motivasi berprestasi antara lain keinginan untuk mendapat pengakuan, kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan untuk sukses, kebutuhan untuk dihormati, kebutuhan untuk bersaing, kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dan bentuk penelitian korelasi. Pengambilan sampel menggunakan 100 orang siswa kelas VII regular SMP Plus Darussalam banyuwangi yang bertempat tinggal di Yayasan Pondok Pesantren Darussalam banyuwangi. Instrumen penelitian menggunakan dukungan sosial yang berjumlah 19 dengan reliabilitas α = 0,852, skala motivasi berprestasi yang berjumlah 18 aitem dengan reliabilitas α = 0,844. Kategorisasi pada variabel dukungan sosial dengan kategori tinggi presentasinya adalah 86% dan kategori sedang sisanya sebesar 14%. Kemudian variabel motivasi berprestasi dengan kategorisasi tinggi sebesar 94% dan 6% sisanya berada pada kategorisasi sedang. Keduanya memiliki korelasi sebesar R = 0,981 yang berarti hipotesis diterimadan hasil kolerasi keduanya signifikan. Yang artinya terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi.. Kata kunci : Dukungan Sosial, Motivasi Berprestasi. xv.

(16) ABSTRACT. Qotrunnada Silvia, 12410182, Social Support Relationship with Achievement Motivation of the students of class 7 SMP Plus Darussalam of Islamic Boarding School of Darussalam Banyuwangi, Thesis, Faculty of Psychology. State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016. Social support is a support of encouragement from the people closest to the individual. It is include of social embeddedness, enacted support, perceived support, and provided support. The achievement motivation is an urge of the individual to achieve goals and what wanted. Which includes responsibility, creative, value and responsibility. There are several factors causing increased achievement motivation, those are, the desire for recognition, the need for a reward, the need to succeed, needs to be respected, the need to compete, the need to work hard and excel. This study aimed to look at the relationship of social support with achievement motivation. It used quantitative research methods and forms of correlation study. Sampling used 100 students of class VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi regular residing in Islamic Boarding School of Darussalam Banyuwangi. The research instrument used social support totaling 19 with reliability α = 0.852, achievement motivation scale, amounting to 18 items with reliability α = 0.844. Categorization on social support variables with high category presentation was 86% and the medium category of the rest was 14%. Then achievement motivation with high categorization of 94% and 6% were located in the medium categorization. Both have a correlation of R = 0.981, which meant hypothesis in this study received and the results were both significant correlation. It meant that there was a positive relationship between social support and achievement motivation.. Keywords: Social Support, Achievement Motivation. xvi.

(17) .. .. α = 0.852 α = 0.844. 86% 6% 94%. 14% 0,981 .. xvii.

(18) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi berprestasi merupakan bekal bagi anak muda bangsa untuk meraih kesuksesan. Untuk menumbuhkan motivasi tersebut sangat banyak hambatan-hambatan yang harus dilalui. Saat ini Indonesia sedang mengalami penurunan kualitas dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari survey yang dilakukan oleh Global Competitiveness Report tahun 2009/2010 yang menilai tingkat persaingan global Indonesia dari kualitas pendidikan menempati peringkat ke-54 dari 133 negara, yaitu dibawah Singapura, Malaysia, Cina, Thailand serta India. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi dalam berprestasi ataupun bagaimana seorang siswa dalam mengejar cita-citanya. Diperlukan semakin banyak siswa yang mengukir prestasi agar Indonesia mengalami perkembangan dalam bidang pendidikan. Sebab pendidikan adalah kunci utama agar suatu Negara bisa berkembang dan maju mengikuti Negara-negara yang telah maju sebelumnya. Jika banyak remaja atau siswa mengukir prestasi, akan memberikan ide-ide cemerlangnya untuk kemajuan Negara. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah motivasi. Mc. Clelland (1996), (dalam D.Gunarsa 2008) mengemukakan bahwa Negara-negara yang perekonomiannya maju, masyarakat pada umumnya memiliki dorongan berprestasi yang tinggi.. 1.

(19) 2. Seorang siswa yang sangat sedikit memiliki ilmu pengetahuan akan sulit mengikuti perkembangan zaman.karena seperti yang kita ketahui teknologi akan terus berkembang sepanjang zaman. Oleh karena itu, satu hal yang harus anak lakukan pada saat ini yaitu belajar demi mencapai cita-cita. Untuk belajar anak harus memiliki motivasi, peran motivasi adalah menumbuhkan gairah,merasa senang dan semangat untuk belajar. Motivasi bisa didapatkan melalui orang terdekat, lingkungan sekitar dan banyak lagi. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi maka keinginan untuk belajar pun ikut tinggi. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa ada dorongan (motif) yang mendorong manusia terutama siswa dalam belajar sehingga mereka mau untuk melakukan suatu hal atau kegiatan secara berulang-ulang untuk mencapai cita-cita atau tujuannya tertentu. Dengan demikian, motivasi dapat diibaratkan sebagai sumber energi bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya dalam hal berprestasi. Apabila motivasi yang kuat, maka seseorang akan bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk mencapai tujuannya. Motivasi yang paling penting dalam dunia pendidikan saat ini adalah motivasi berprestasi. Jika seseorang mendapatkan motivasi, maka belajar lebih giat, rajin, memiliki konsentrasi penuh, ulet, dan penuh semangat.. Motivasi. sendiri. berarti. membangkitkan. motif,. mengembangkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Atau bisa juga dikatakan sebagai dorongan untuk melakukan.

(20) 3. sesuatu yang memiliki tujuan (dalam berprestasi. merupakan. dorongan. untuk. Sobur,2003). Jadi motivasi meraih. prestasi. belajar. akademiknya. Tingginya kepedulian orang tua dan guru merupakan penyebab tumbuhnya motivasi berprestasi. Orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk menumbuhkan motivasi tersebut dengan memberikan dukungan untuk mereka. Gottlieb (1983) mengatakan bahwa dukungan bisa didapat dari orang-orang terdekat yang akrab dengan subjek. Untuk menumbuhkan motivasi berprestasi pada siswa atau remaja awal tidaklah mudah. Rendahnya dukungan sosial dari keluarga juga merupakan salah satu factor penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi berprestasi. Orang tua dan guru merupakan pendidik bagi siswa karena intensitasnya bertemu setiap hari. Oleh karena itu orang tua dan guru perlu melakukan kerja sama untuk menumbuhkan motivasi berprestasi tersebut dengan cara memberikan dukungan untuk mereka. Jika dalam suatu keluarga dapat memenuhi kebutuhan biologis dan juga psikologisnya, maka anak remaja tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Mereka juga akan memiliki kepribadian yang baik dan akan berjuang agar suatu saat nanti ia akan berhasil. Kemudian barulah lingkungan sekolah juga ikut berpartisipasi untuk menumbuhkan motivasi siswanya dalam berprestasi. Seperti memberikan tugas yang membangun dan memotivasi dan tidak bersifat menekan pada siswa. Jadi keduanya saling bekerja sama dalam menumbuhkan motivasi berprestasi terhadap siswa. Menurut Santrock (2003), remaja muda membutuhkan guru yang adil dan.

(21) 4. konsisten, yang dapat menyadadari bahwa remaja membutuhkan seseorang untuk mendorong keterbatasan mereka. Penjelasan diatas mengatakan bahwa salah satu hal paling penting yang juga merupakan salah satu faktor tingginya motivasi berprestasi adalah adanya dukungan sosial yang diberikan pada anak remaja atau usia sekolah. Pada masa remaja sangat perlu bimbingan dan kepedulian terhadap prestasi belajarnya dari orang tua, dan juga guru. Dukungan sosial yang baik akan mempengaruhi segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Lingkungan sekolah juga berpotensi untuk memberikan dukungan sosial bagi siswa. Contohnya saja guru dapat membantu siswa memotivasi mereka untuk berprestasi dengan memberikan tugas yang membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam materi, mengkomunikasikan tujuan siswa, dan menciptakan lingkungan atau budaya sekolah yang baik, serta memberikan fasilitas yang dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Pergaulan remaja saat ini dapat mempengaruhi perkembangannya. Teman sebaya juga sangat mempengaruhi perkembangannya. Teman sebaya yang baik adalah teman sebaya yang mampu meningkatkan minat mereka terhadap motivasi berprestasi, yang saling mendukung untuk mengejar cita-citanya. Teman sebaya dapat membawa kita ke dalam perilaku yang positif dan juga negatif. Melalui berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dalam berbagai hal tertentu, remaja dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan hidupnya dan dapat mencoba berbagai hal yang baru serta saling mendukungan satu sama lain (Cairns, R.B, &.

(22) 5. Neckerman) (dalam, Ristianti 2008). Dukungan sosial bisa didapat tidak hanya dari satu orang saja, melainkan melibatkan orang-orang yang ada di sekitar. Orang-orang yang menemani saat sedang bahagia dan sedih. Dukungan tersebut datang dari orang tua kita, guru, sahabat saat disekolah dan juga bermain, serta orang terdekat yang setiap hari berinteraksi satu sama lain. Dalam perkembangannya bergaul, teman sebaya juga mempengaruhi prestasi dalam belajarnya. Jika teman sebaya memberikan pengaruh yang negatif, maka seseorang itu pun akan ikut pada pengaruh buruk tersebut. Tugas dan lingkungan yang tidak mendukung juga bisa menjadi sumber permasalahan bagi siswa dan itu menimbulkan kurangnya motivasi dalam belajar siswa. Misalnya saja terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru, kelas yang kotor, guru yang tidak dapat menyampaikan mata pelajaran pada muridnya dengan baik, kelas tidak kondusif ketika kegiatan belajar mengajar, dan hal lain sebagainya. Hal ini juga membuat siswa jadi malas untuk berangkat ke sekolah. Apalagi untuk belajar dan mengerjakan tugas. Dalam penelitian Cicilia (2015), tentang hubungan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Penelitian pada Cicilia mengambil sampel mahasiswa yang berada pada masa remaja akhir, sedangkan pada penelitian ini mengambil.

(23) 6. sampel pada siswa yang berada pada remaja awal. Pada remaja akhir, individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati dewasa, pemikirannya sedikit lebih matang daripada remaja awal. Sedangkan pada remaja awal, individu baru akan mengalami perubahanperubahan dari masa anak-anak menuju remaja awal. Mereka lebih dekat dengan teman sebaya, yang saling membantu menggali jati diri mereka. Menurut Santrock dijelaskan bahwa pada remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Mereka akan lebih tertutup dengan orang tuanya dan akan menjadi lebih dekat dengan teman-temannya, seperti membicarakan hal yang pribadi. Perbedaan dalam penelitian ini menggunakan sampel dengan mengambil remaja awal karena kematangan emosi pada remaja awal masih kurang, mereka baru berkembang dari anak-anak menuju remaja seperti yang telah dijelaskan diatas. Persamaan pada penelitian ini dan penelitian Cicilia adalah sama-sama mengambil sampel yang kebanyakan dari mereka tidak tinggal dengan keluarganya, yaitu mahasiswa pada penelitian Cicilia dan santri pada penelitian ini. Perbedaannya adalah santri pada penelitian ini hanya memiliki sedikit waktu renggang untuk belajar, bahkan untuk beristirahat. Mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan sekolah formal dan non formal, atau kegiatan yang ada di pondok. Sedangkan pada penelitian Cicilia mengambil mahasiswa yang hanya mendapatkan pendidikan formal, mereka lebih banyak memiliki waktu senggang sehingga dapat.

(24) 7. dipergunakan untuk belajar dan memiliki kemungkinan motivasi berprestasi lebih besar. Berdasarkan fenomena diatas menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mampu meningkatkan adanya motivasi berprestasi pada remaja, SMP atau sederajat. Penelitian ini di lakukan pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi, meyakini bahwa santri atau siswa dirasa kurang mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, guru, lingkungan sekitar ataupun teman sebaya, maka ia akan merasa kurangnya mendapat perhatian. Dari argument dan kasuskasus diatas, kita ketahui ada beberapa alasan yang diduga siswa-siswi di sekolah memiliki motivasi berprestasi yang belum cukup, diantaranya kurangnya kepedulian serta tidak mendapatkannya dukungan dari orang tuanya, kurang baiknya persepsi siswa terhadap guru-guru yang mengajar disekolah, serta pergaulan di lingkungan masyarakatnya. Sehingga siswa tersebut kurang fokus dan berkonsentrasi pada saat belajar formal di sekolah. Apalagi didukung dengan kurangnya waktu untuk bertemu keluarga, teman-teman baru, guru baru, dan lingkungan yang baru dengan beberapa peraturannya yang ketat. Mereka akan memulai beradaptasi lagi dengan lingkungan baru yang sebelumnya belum pernah mereka alami. Seperti observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti melihat kebanyakan dari mereka yang sebelumnya jarang bangun pagi, ketika di pondok mereka harus bangun pagi sebelum subuh untuk mengantri mandi, berebut dengan teman yang lain. Setiap hari mereka mengikuti ta’lim setidaknya.

(25) 8. dua kali. Sehingga seperti tidak ada waktu luang bagi mereka untuk beristirahat apalagi bermain. Jika mereka lelah dengan berbagai kegiatan di pondok dan juga disekolah, mereka akan mencari celah seperti pada saat istirahat jam kedua sekolah untuk tidur. Kebanyakan dari mereka adalah pendatang yang dititipkan oleh orang tua mereka untuk mencari ilmu di Ponpes Darussalam Banyuwangi. Selain itu mereka rata-rata berasal dari luar kota Banyuwangi sendiri. Beberapa diantaranya juga bertempat tinggal diluar Jawa. Peneliti juga telah melakukan beberapa wawancara terhadap wakil kepala sekolah pada sekolah tersebut, pada tanggal 11 April 2016 yang menyatakan bahwa kebanyakan muridnya kelas VII yang kerap mengalami kesulitan dalam belajarnya, sehingga mempengaruhi prestasinya. Hal ini dapat diketahui dari nilai untuk tugas-tugas dan ulangan siswa yang nilainya tidak stabil. Menurut wakil kepala sekolah, hal ini terjadi dikarenakan murid baru kelas VII masih dalam tahap belajar beradaptasi dilingkungan barunya. Tidak ada lagi orang tua yang menyuruhnya belajar setiap malam, guru baru dengan cara pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, teman-teman baru yang sebelumnya belum mereka kenal sama sekali, serta lingkungan yang baru. Kemudian pada tanggal 13 April 2016 dilakukan wawancara pada salah satu siswa. Mereka mengatakan hal yang sebaliknya, bahwa mereka senang berada di pondok dan tidak ada paksaan untuk mereka tinggal disini. Pernyataan yang berbeda inilah sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Dukungan. Sosial. dengan Motivasi.

(26) 9. Berprestasi terhadap siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dengan wakil kepala sekolah SMP tersebut, kenyataan yang muncul terjadi dilapangan adalah fenomena yang menunjukkan bahwa nilai pada beberapa mata pelajaran di sekolah siswa tidak stabil. Menurutnya hal ini dikarenakan siswa berada dalam lingkungan yang baru, dan juga jauh dari orang tuanya. Bisa juga karena tidak ada waktu untuk belajar karena mereka juga disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang ada di pondok yang juga sama ketatnya dengan disekolah. Serta teman yang baru saja mereka kenal tidak sama dengan teman sebelumnya yang melakukan kegiatan disekolah bersama-sama. Yang hal tersebut berkebalikan dengan fakta yang dipaparkan oleh salah satu siswa yang menyebut bahwa mereka merasa senang berada di pondok dan tidak ada masalah dengan motivasi berprestasinya. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi pada siswa kelas VII SMP Plus Yayasan Pondok Darussalam Banyuwangi”..

(27) 10. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat dukungan sosial pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi ? 2. Bagaimana tingkat motivasi berprestasi pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi ? 3. Apakah ada hubungan antara dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat dukungan sosial pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi. 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi pada siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi. 3. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Banyuwangi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi diri peneliti dan juga orang lain yang membutuhkan. 1. Bagi siswa agar menyadari bahwa motivasi berprestasi itu penting, yang nantinya akan membawa kita kepada kesuksesan. 2. Bagi akademis untuk menambah wawasan dan sarana latihan bagi penulis lain dalam mempraktikkan ilmu pengetahuan teoritis dari aktifitas studinya..

(28) 11. BAB II KAJIAN TEORI. A. Dukungan Sosial 1.. Pengertian Dukungan Sosial Rook (dalam Kumalasari 2012) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah. Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negative dari stress. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Sarafino,. 1994. (dalam. Ristianti. 2008),. menggambarkan. dukungan sosial sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain maupun kelompok. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa dukungan sosial adalah kehadiran orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan kerja, teman dekat Casel, 1992 (dalam Ristianti 2008). Siegel (dalam Ristianti, 2008) mengemukakan,. 11.

(29) 12. dukungan sosial sebagai informasi dari orang lain yang menunjukan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Rook juga menyatakan bahwa dukungan sosial adalah salah satu fungsi dari ikatan sosial, ikatan persahabatan dengan orang lain merupakan salah satu aspek yang mampu memberikan kepuasan emosional dalam kehidupan individu, dalam artian ketika seseorang didukung oleh lingkungan, maka segala sesuatu yang mereka lakukan akan terasa lebih mudah (dalam Smet, 1994). Kemudian Cobb berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan suatu orientasi subjektif individu berupa informasi yang membuatnya yakin bahwa dia disayangi dan diurus, informasi tersebut bisa dibentuk apapun seperti bantuan penegasan, ungkapan yang di persepsikan individu sebagai efek positif (dalam Smet, 1994). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan dorongan penyemangat dari orang-orang terdekat pada individu tersebut. Ketika seseorang merasa dirinya nyaman berada disekitar orang lain, ia merasa dicintai, dilindungi, dan segalanya akan jadi lebih baik ketika ada seseorang yang menemani, disitulah dukungan sosial berasal. Dan saat seseorang memiliki dukungan sosial yang cukup maka seseorang tersebut melakukan segala sesuatunya terasa lebih mudah..

(30) 13. 2.. Faktor-faktor yang mempengaruhi Myers (dalam Ristianti, 2008) mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya : a. Empati. Yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi. emosi. dan. memotivasi. tingkah. laku. untuk. mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. b. Norma dan nilai sosial. Yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan. c. Pertukaran sosial. Yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi. Kesetimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan. Faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan sosial yaitu adanya perasaan empati sesama manusia, memiliki nilai sosial yang tinggi, dan memberikan timbal balik yang positif terhadap seseorang. Misalnya ketika kita memiliki seseorang yang membantu dalam keadaan apapun, maka alangkah baiknya kita memberikan timbal balik dengan membantu seseorang tersebut dalam keadaan apapun juga..

(31) 14. 3. Sumber Dukungan Sosial Goetlieb,1983 (Dalam Ristianti, 2008) mengatakan bahwa ada 2 macam hubungan dukungan sosial, yaitu professional yang bersumber dari orang-orang ahli seperli konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun pengacara. Serta hubungan non professional yang bersumber dari orang-orang terdekat seperti teman, keluarga, maupun relasi. Dukungan sosial bisa terjadi untuk siapa saja dan dari siapa saja yang berada di lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini, dukungan sosial bisa bersumber dari orang-orang yang ada disekitar kita. Misalnya keluarga, sahabat, teman sebaya, guru, pasangan, dan lain sebagainya. Yang memiliki hubungan dekat dengan kita. 4.. Aspek-aspek Dukungan Sosial Menurut (Shaw et al, 2007) terdapat dimensi yang saling berhubungan untuk menggambarkan dukungan sosial, komponenkomponennya yaitu : a. Social Embeddedness Dimensi ini merujuk pada intensitas hubungan seseorang dengan keluarga atau sahabatnya. Gore mengungkapkan bahwa kekuatan dari hubungan seseorang dengan keluarga dan sahabatnya merupakan sebuah proses psikologi yang dapat menjaga kesehatan individu (dalam Gottlieb, 1983)..

(32) 15. Tabel 2.1 Contoh aspek kedekatan sosial Suatu hari saya menghubungi keluarga saya dan mengatakan bahwa saya rindu karena tidak bertemu selama 6 bulan terakhir. Tinggi : beberapa saat kemudian kedua orang tua saya beserta keluarga datang mengunjungi saya dan memberikan dukungan Sedang : kedua orang tua saya bilang bahwa mereka tidak bisa datang dan mereka hanya menelfon saya setiap hari Rendah : setelah kejadian itu keluarga saya hanya mengatakan segeralah pulang. b. Enacted Suport Dimensi ini merujuk pada intensitas hubungan individu dengan orang lain yang mempu memberikan dukungan emosional, dukungan nyata, dan dukungan informasi. Menurut House dukungan informasi meliputi pemberian informasi, nasihat, dan umpan balik tentang apa yang seharusnya dilakukan seseorang, informasi juga dapat. membantu. seseorang dalam. melakukan. coping pada. masalahnya (dalam Smet, 1994). Tabel 2.2 Contoh aspek dukungan yang diperlukan Suatu hari saya mendapat masalah Tinggi : banyak sahabat saya yang begitu besar hingga saya tidak berdatangan membantu saya dalam dapat menyelesaikannya sendiri menyelesaikan masalah saya Sedang : beberapa teman memberikan semangat pada saya Rendah : saya tidak memiliki siapapun yang membantu atau hanya menemani saya dalam mengatasi masalah.

(33) 16. c. Perceived Support Dimensi ini merujuk pada kepuasan individu pada dukungan yang diberikan orang lain. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa tidak hanya keberadaan seseorang saja yang dibutuhkan melainkan ketepatan seseorang dalam memberikan dukungan sosial. Dukungan sosial yang dimaksud bukan hanya sekedar pemberian bantuan pada individu yang membutuhkannya melainkan bagaimana individu tersebut memaknai dukungan yang telah kita terima. Tabel 2.3 Contoh aspek menerima dukungan Ketika mendapat masalah banyak Tinggi : saya sangat bersyukur teman-teman saya datang memiliki orang-orang yang membantu dan menemani saya berharga ada disamping saya saat saya mendapat masalah Sedang : saya senang banyak teman yang menemani saya Rendah : saya masih belum puas karena sahabat terdekat saya tidak memberikan saya dukungan meskipun ada banyak orang yang dating. d. Provided Support Dimensi ini merujuk pada dukungan yang diberikan individu pada orang lain. Selain menerima dukungan, penting bagi seseorang untuk memberikan dukungan kepada orang lain karena hal tersebut berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan seseorang itu sendiri..

(34) 17. Tabel 2.4 Contoh aspek memberi dukungan Ketika ada sahabat saya atau teman Tinggi : saya akan langsung datang terdekat saya mendapat masalah untuk menemaninya atau bahkan membantunya menyelesaikan masalah Sedang : saya akan menelfonnya dan memberikan dukungan dan semangat kepadanya Rendah : saya tidak bisa menghubunginya karena pekerjaan saya lebih penting. Kesimpulan dari Variabel Dukungan Sosial sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Dukungan Sosial. Dukungan Sosial. Pengertian. 4.. Sumber. 1. Keluarga 2. Sahabat 3. Teman sebaya 4. Guru. Faktor-faktor. 1. Empati 2. Norma dan Nilai Sosial 3. Pertukaran Sosial. Aspek-aspek. 1. Kedekatan sosial 2. Dukungan. yang. diperlukan 3. Menerima dukungan 4. Memberi dukungan.

(35) 18. B. Motivasi Berprestasi 1. Pengertian Motivasi Berprestasi (Need For Achievment) Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”. Jadi istilah “motif” erat berkaitan dengan “gerak”, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan, atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya motivasi merupakan istilah yang lebih umum untuk menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk siatuasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti. membangkitkan. motif,. membangkitkan. gaya. gerak,. atau. menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan (dalam Sobur, 2003). Di dalam motivasi sendiri terdapat motivasi untuk berprestasi. Yang biasa disebut dengan Need of Achievement. Kebutuhan untuk berprestasi, menurut McClelland (dalam Sobur, 2003), adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh virus mental. Dari pendapat Alex Sobur tersebut dapat diartikan bahwa dalam psikis manusia,.

(36) 19. ada daya yang mampu mendorongnya kea rah suatu kegiatan yang hebat sehingga daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang cepat. Daya pendorong tersebut yang dinamakan dengan virus mental, karena apabila hal ini dimiliki manusia, daya tersebut akan berkembang biak dengan cepat. Dengan kata lain daya tersebut akan meluas dan menimbulkan dampak dalam kehidupan. Menurut Slavin 1994 istilah motivasi berprestasi berasal dari teori kepribadian Henry Murray yang dikembangkan oleh McClelland dan Atkinson (dalam Maentiningsih, 2008) yang mengemukakan bahwa salah satu jenis motivasi yang terpenting dalam dunia pendidikan adalah motivasi berprestasi (Need of Achievement). Menurut Gunarsa, 1991, (dalam Maengtiningsih, 2008) motivasi berprestasi adalah sesuatu yang ada dan menjadi ciri dari kepribadian seseorang dan dibawa dari lahir yang kemudian ditumbuhkan dan dikembangkan melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Santrock, motivasi berprestasi adalah keinginan dan dorongan seorang individu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil baik. McClelland (1987) (dalam Maentiningsih, 2008) mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk berusaha mencapai suatu standart atau ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat dengan membandingkan prestasi yang dibuat selanjutnya. Menurut Chaplin (dalam Maentiningsih, 2008) motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk mencapai.

(37) 20. kesuksesan atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki, keterlibatan diri individu terhadap suatu tugas, harapan untuk berhasil dalam suatu tugas yang diberikan, serta dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sulit secara cepat dan tepat. Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki individu untuk mencapai tujuan dan apa yang diinginkan. Setiap orang mempunyai impiannya masing-masing, memiliki standart ukuran tersendiri dalam hal berprestasi. Dan untuk mencapai impian tersebut, harus diimbangi dengan adanya dorongan yang biasa disebut motivasi. 2. Aspek-aspek atau ciri-ciri/karakteristik Motivasi Berprestasi Sedangkan menurut Mc. Clelland (dalam Djiwandono, 2002) motivasi berprestasi terdiri dari aspek (a) tanggung jawab, (b) kreatif, (c) nilai, (d) semangat. Penjelasan dari aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : a.. Tanggung jawab Dilihat dari bagaimana individu bertanggung jawab dalam penyelesaian tugas, dan memiliki tanggung jawab yang besar. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan merasa dirinya bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya dan akan berusaha sampai berhasil menyelesaikannya. Contoh dari aspek tanggung jawab adalah sebagai berikut :.

(38) 21. Tabel 2.5 Contoh Aspek Tanggung Jawab Guru memberikan tugas kepada Tinggi : saya akan langsung semua siswa yang ada di kelas. mengerjakan tugas tersebut setelah mendapat tugas Sedang : saya pasti mengerjakan tugas itu dengan tidak terburu-buru Rendah : saya tidak perlu mengerjakan tugas tersebut atau saya bisa saja mencontoh teman yang sudah menyelesaikan tugas tersebut. b.. Kreatif Individu yang cenderung bertindak kreatif dan inovatif. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefektif dan seefisien mungkin. Tabel 2.6 Contoh aspek kreatif. Ketika pelajaran matematika guru Tinggi : saya akan berusaha memberikan soal yang sulit kepada mencari cara bagaimanapun caranya siswa dikelas agar dapat menemukan jawaban dari soal tersebut Sedang : saya akan minta ajari teman-teman yang sudah mengerjakan soal tersebut Rendah : saya meninggalkan soal tersebut dengan tidur atau bermain dengan teman yang sama dengan saya. c.. Nilai Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standart yang akan dicapai. Setiap orang memiliki standart yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dengan kemampuan yang dimiliki individu..

(39) 22. Tabel 2.7 Contoh aspek nilai Guru memberikan pengumuman Tinggi : saya akan terus belajar bahwa ujian akhir sekolah sudah sekuat tenaga agar nilai ujian saya dekat bagus dan saya menjadi juara kelas atau bahkan juara umum Sedang : saya akan berusaha pada ujian kali ini dengan mendapat nilai minimal 70 untuk setiap mata pelajaran Rendah : saya tidak terlalu memikirkan ujian, saya hanya menjalankan ujian seperti biasa saat ulangan atau tugas. d. Semangat Memiliki cita-cita yang tinggi. Setiap orang memiliki tujuannya masing-masing, dan setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mencapai suatu tujuan. Tabel 2.8 Contoh aspek semangat Ketika guru bertanya apa tujuan Tinggi : saya ingin menjadi yang dari sekolah kepada siswa yang ada pertama dalam berprestasi di di kelas sekolah ini, saya juga sudah menetapkan apa cita-cita saya di kemudian hari Sedang : saya hanya akan belajar dan mengerjakan tugas bila diperintahkan Rendah : saya tidak terlalu memikirkan tentang sekolah. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi Berikut ini dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi McClelland, yaitu (a) keinginan untuk mendapat pengakuan, (b) kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, (c) kebutuhan.

(40) 23. untuk sukses, (d) kebutuhan untuk dihormati, (e) kebutuhan untuk bersaing, (f) kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul. Penjelasan dari factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a.. Keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari seorang ahli. Individu ingin mengerjakan suatu hal yang menantang, yaitu sesuatu yang belum dikerjakan oleh orang lain, sehingga hasil kerja yang dikerjakannya itu mendapat pengakuan dari orang lain, misalnya dari orang tua dan guru. Keinginan ini mulai terbentuk pada masa kanakkanak. Menurut Bandura & Walters (Morgan, dkk 1986) (dalam Maentiningsih, 2008) seringkali anak belajar meniru perilaku orang lain seperti orang tua dan orang-orang yang penting baginya dan kemudian digunakan sebagai model untuk dirinya.. b.. Kebutuhan. untuk. mendapatkan. penghargaannya.. Individu. menginginkan hasil kerjanya dihargai orang lain. Selain status, kehormatan dan materi, selain seorangpun yang tidak ingin diberi penghargaan atas jerih payahnya sendiri. Menurut McClelland individu yang memiliki motivasi berprestasi cenderung melihat penghargaan sebagai pengukur kesuksesan. c.. Kebutuhan untuk sukses karena usaha sendiri. Seperti yang telah dijelaskan oleh McClelland, dkk (1984) (dalam Maentiningsih, 2008) bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi yang lebih memilih pekerjaan yang menantang dan menjajikan kesuksesan. Jadi.

(41) 24. individu yang memiliki motivasi berprestasi memiliki keinginan untuk sukses dalam mengerjakan suatu tugas. d.. Kebutuhan untuk dihormati teman. Individu memiliki keinginan untuk dihormati oleh orang lain disekitarnya seperti orang tua ataupun oleh teman-teman mereka. Pada individu yang memiliki motivasi berprestasi mereka terfokus untuk memperoleh kehormatan dan status dari teman-teman mereka.. e.. Kebutuhan untuk bersaing. Individu memiliki keinginan untuk bersaing dengan orang lain, misalnya dalam prestasi di sekolah atau bahkan dalam pertandingan olahraga. Keinginan tersebut sangat mendasar dan merupakan kebutuhan manusia. Individu yang memiliki motivasi berprestasi memiliki tujuan untuk bersaing dengan orang lain.. f.. Kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia harus bekerja untuk mendapatkan sesuatu. Bekerja merupakan suatu hakekat dalam kehidupan manusia karena selama hidup manusia harus bekerja. Dengan manusia berusaha untuk mencapai suatu kebutuhan. Dapat disimpulkan bahwa factor dari dukungan sosial adalah. kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkannya. Mereka yang. ingin. mendapatkan. pengakuan. dari. orang. tertentu,. ingin. mendapatkan penghargaan, bersaing, dan keinginan untuk menjadi sukses..

(42) 25. Dengan kebutuhan tersebut tidak bisa dilakukan tanpa adanya motivasi dan kerja keras untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kesimpulan dari Variabel Motivasi Berprestasi sebagai berikut : Gambar 2.2 Skema Motivasi Berprestasi MotivasiBerprestasi. Faktor-faktor. Pengertian. 1. Keinginan. 2.. 3. 4. 5. 6.. untuk mendapat pengakuan Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan Kebutuhan untuk sukses Kebutuhan untuk dihormat Kebutuhan untuk bersaing Kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul. Aspek-aspek. 1. Tanggung Jawab 2. Kreatif 3. Nilai 4. Semangat. C. Dukungan Sosial dan Motivasi Berprestasi dalam perspektif Islam 1. Dukungan Sosial Tidak hanya dalam ilmu psikologi saja, Islam juga menyumbangkan pemikirannya tentang dukungan sosial yang sangat diperlukan siapa saja.

(43) 26. dalam berhubungan dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dalam islam dijelaskan untuk saling peduli dengan sesame, menyenangkan hati orang lain dan saling mengasihi. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 91 yang berisi :. Yang artinya : “Mereka berkata, „Hai Syu‟aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benarbenar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.'” (Hud: 91) (Al-Qur’an dan terjemahannya : 2004). Dalam surat tersebut dapat diketahui bahwa keluarga yang berada dalam posisi paling dekat. Tanpa adanya dukungan dari keluarga akan sulit nantinya untuk mengenbangkan diri. Keluarga sendiri nantinya yang akan menolong kita saat terjadi sesuatu yang buruk, keluarga merupakan sebuah keuntungan yang memberikan dukungan dalam berbuat baik. 2. Motivasi Berprestasi Sama halnya dengan dukungan sosial, motivasi berprestasi juga terdapat beberapa pemikirannya dalam islam. Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai orang islam yang menuntut ilmu dalam hal kebaikan. Sepertai halnya pada surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berisi :.

(44) 27. Yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11). (Al-Qur’an dan terjemahannya : 2004). Setiap umat islam, wajib hukumnya menuntut ilmu. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Majah “Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).” (HR Ibnu Majah). Hadist Riwayat Muslim juga menambahkan bahwa “Barang siapa menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”(HR Muslim). Ayat dan hadist tersebut hanyalah sebagian kecil saja. Islam merupakan agama yang sangat memotivasi umatnya. Allah sangat menyukai umatnya yang suka menuntut ilmu. Ilmu islam maupun ilmu pengetahuan. Begitupun sebaliknya, Allah tidak menyukai umat yang bodoh dan sempit ilmu. D. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Beprestasi Sebagai seorang siswa, motivasi sangat diperlukan guna untuk mendorong serta meningkatkan semangat siswa untuk belajar sehingga akan memperoleh prestasi belajar yang membanggakan. Dan untuk mendapatkan hasil prestasi yang baik, maka diperlukan adanya motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi sendiri adalah suatu dorongan yang dimiliki oleh siswa.

(45) 28. untuk mencapai hasil prestasi yang membanggakan serta lebih baik dari sebelumnya, yang diperoleh dari usahanya sendiri sesuai dengan manifestasi dari motivasi berprestasi, yang hasilnya dapat dilihat dari beberapa ciri perilaku seperti mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannta, memilih resiko atas apa yang sedang diperbuat, dan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. Sedangkan salah satu cara yang menumbuhkan motivasi berprestasi pada remaja khususnya siswa, yaitu di bentuk dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun dari lingkungan masyarakat. Inilah yang disebut dengan dukungan sosial. Dukungan sosial yang paling mempengaruhi seorang remaja datangnya dari keluarga, terutama orang tua. Motivasi yang diberikan oleh orang tua merupakan sebuah obat jika seseorang mulai kehilangan motivasi untuk belajar. Karena itu dengan adanya orang tua disisi anak remaja akan membantu individu tersebut untuk lebih berkembang dalam hal prestasi. E. HIPOTESIS Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut : a. Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada siswa SMP Plus Darussalam Banyuwangi. Semakin tingginya dukungan sosial yang didapat siswa tersebut, maka akan semakin tinggi pula motivasi dalam berprestasi, begitu juga sebaliknya. b. Ho : tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi siswa SMP Plus Darussalam Banyuwangi..

(46) BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan tahapan-tahapan yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan adanya metode penelitian ilmiah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika ( dalam Azwar, 2013 ). Jenis penelitian yang dipakai adalah kuantitatif korelasional. Hasil dari penelitian kolerasional itu dapat menentukan apakah suatu variable berkolerasi positif atau negative, atau bahkan tidak berkolerasi. B. Identifikasi Varibel Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian adalah : 1). Variabel Bebas Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi, menyebabkan, atau berefek pada outcome (dalam Creswell, 2013). Dalam penelitian ini variabel bebas adalah dukungan sosial (X).. 29.

(47) 30. 2). Variabel Terikat Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah motivasi berprestasi (Y). C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variable tersebut yang dapat diamati. Definisi operasional dari setiap variable peneliti adalah sebagai berikut : 1. Dukungan sosial merupakan dorongan penyemangat dari orangorang terdekat pada individu tersebut. Yang meliputi social embeddedness, enacted support, perceived support, dan provided support. 2. Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki individu untuk mencapai tujuan dan apa yang diinginkannnya. Yang meliputi tanggung jawab, kreatif, nilai dan tanggung jawab. D. Populasi Dan Sampel Atau Subjek Penelitian a. Populasi : populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atau objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (dalam Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Plus Darussalam Banyuwangi berjumlah 200 orang..

(48) 31. b. Sampel : sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto untuk menentukan banyaknya sampel, jika kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semuanya untuk diteliti. Jika jumlah subjek besar atau lebih dari 100 orang maka diambil 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasi. Maka peneliti mengambil 50% dari jumlah populasi yaitu 100 orang siswa. c. Sampling : teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling. Random sampling adalah tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan (propabilitas) yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (dalam Sugiyono,2011). E. Teknik Pengumpulan Data a) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian adalah : 1. Metode Skala Dalam metode ini dibutuhkan data-data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dapat menggunakan skala yang diadopsi dari definisi atau aspek-aspek dari tokoh. Bentuk skala dalam penelitian ini menggunakan model skala likert, skala dalam penelitian ini adalah pilihan dengan menggunkan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)..

(49) 32. Peneliti meniadakan alternative pilihan ragu-ragu atau netral di tengah dengan alasan sebagai berikut : 1. Alternatif jawaban di tengah mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban, bisa juga diartikan netral (tanpa pilihan). 2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ditengah (Central Tendency Affect), terutama bagi merea yang raguragu antara setuju dengan tidak setuju. 3. Penggunaan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban di tengah, maka akan mengurangi banyaknya informasi yang akan didapat responden (Hadi, 1993 : 81). Adapun penilaian berdasarkan pernyataan Favourable dan Unfavourable. Sepeti table berikut ini : Tabel 3.1 Skor Skala Likert No 1 2 3 4. Favourable Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 4 3 2 1. Unfavourable Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang hendak diukur yaitu : dukungan sosial dan motivasi berprestasi.. Skor 1 2 3 4.

(50) 33. Dukungan Sosial Mengacu pada teori dan aspek Shaw, 2007. Gambar 3.1 Skema Aspek Dukungan Sosial Dukungan Sosial. Social Embeddedness (kedekatan sosial). Hubungan seseorang dengan keluarga, sahabat dan temannya.. Enacted Support (dukungan yang diperlukan). Memberikan dukungan emosional, dukungan nyata, dan dukungan informasi kepada seseorang.. Perceived Support (menerima dukungan). Kepuasan individu pada dukungan yang diberikan orang lain.. Provided Support (memberi dukungan ). Memberikan dukungan kepada orang lain.. Dari Gambar diatas (Skema tentang Dukungan Sosial), dapat dibuat blue print dan skala Dukungan Sosial berdasarkan aspek Shaw, 2007 sebagai berikut :.

(51) 34. 3. 2 Blue print Tingkat Dukungan Sosial Aspek. Indikator. Item F. Social Embeddedness. Enacted Support. Provided Support. Perceived Support. - Hubungan dengan keluarga - Hubungan dengan teman - Dukungan emosional yang diterima dari orang lain - Dukungan nyata yang diterima dari orang lain - Dukungan informasi yang diterima dari orang lain - Dukungan emosional yang diberikan kepada orang lain - Dukungan nyata yang diberikan kepada orang lain - Dukungan informasi yang diberikan kepada orang lain - Merasa puas dengan saling memberikan dukungan - Dukungan antisipasi. UF. 1,2,3 4,5,6. 7,8,9,10 11,12,13 14,15,16. 17,18,19,20 21,22,23 24,25,26. 27,28,29 30,31 32,33,34,35. - Interaksi yang negative Jumlah. 35. Skor nilai untuk butir favorable yaitu mulai nilai 1 sampai 4 dan skor untuk butir unfavorable. mulai 4 sampai 1. Semakin tinggi skor yang. diperoleh berarti subjek memiliki tingkat dukungan sosial yang tinggi. Untuk mendapatkan data tentang tingkat dukungan sosial, subjek diminta untuk mengondisikasikan seberapa jauh keadaan dirinya dalam empat skala penilaian itu. Skala ini mengacu pada skema dalam pembuatan blue print,.

(52) 35. dan skema itu didapatkan dari kesimpulan definisi dan aspek-aspek tentang dukungan sosial dan mengacu pada teori Menurut Shaw membagi apa saja aspek-aspek dari dukungan sosial pada seseorang. Motivasi Berprestasi Mengacu pada teori aspek Mc.Clelland, 1987. Gambar 3.2 Skema Motivasi Berprestasi. Motivasi Berprestasi. Kreatif. Nilai. Individu yang cenderung bertindak kreatif dan inovatif. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standart yang akan dicapai. Tanggung Jawab. Bagaimana individu bertanggung jawab dalam penyelesaian tugas, dan memiliki tanggung jawab yang besar. Semangat. Memiliki cita-cita yang tinggi. Dari Gambar diatas (Skema tentang Motivasi Berprestasi), dapat dibuat blue print berdasarkan aspek Mc.Clelland, 1987 sebagai berikut :.

(53) 36. Tabel. 3.3 Blue Print Motivasi Berprestasi Aspek. Indikator. Tanggung jawab. Mampu menerima resiko atas semua yang dilakukannya Mengerjakan kewajiban terlebih dahulu Memiliki ide-ide baru di setiap pekerjaannya Memanfaatkan kemampuannya untuk mendapatkan imbalan Merencanakan nilai yang akan diperolehnya Menetapkan standart pada dirinya sendiri Memiliki cita-cita yang tinggi Berusaha untuk mendapatkan informasi yang baru. Kreatif. Nilai. Semangat. Jumlah. Sebaran Item F UF 1 2,3,4,5. 6,7. 8. 9. 11. 10,12. 13,14 15,16,17. 18,19. 20,21 23,24,25,26. 22 27,28,29. 18. 11. Skala motivasi berprestasi ini menggunakan 4 skor penilaian, yaitu poin 1 untuk jawaban yang sangat tidak sesuai, poin 2 untuk jawaban tidak sesuai, poin 3 untuk jawaban sesuai, dan poin 4 untuk jawaban yang sangat sesuai. Semakin tinggi skor menunjukkan motivasi berprestasi yang semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan motivasi berprestasi yang semakin rendah. Skala ini mengacu pada skema dalam pembuatan blue print, dan skema itu didapatkan dari kesimpulan definisi dan aspek-aspek tentang motivasi berprestasi dan mengacu pada teori Menurut McClelland membagi apa saja aspek-aspek dari motivasi berprestasi pada seseorang..

(54) 37. 2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana data yang ada di lapangan yang akan digunakan sebagai penelitian. 3. Observasi Observasi meliputi kegiatan pengamatan yang digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat dukungan sosial dengan motivasi belajar terhadap siswa yang berdomisili di pondok pesantren yayasan Darussalam dan bersekolah di SMP Plus Darussalam Banyuwangi. 4. Metode Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. b) Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas dan Daya Beda Pengujian instrumen penelitian ini dilakukan melalui validasi oleh para ahli. Cara ini biasa disebut dengan expert judgment. Instrumen yang divalidasi akan diperiksa dan dievaluasi. Daya beda hasil pengukuran variabel dukungan sosial yang diperoleh dari penelitian ini dari 35 item terdapat 19 item dikatakan valid karena menunjukkan indeks 0,308-0,583. Sedangkan 16 item pernyataan lainnya yang memiliki koefisien <0,308 dinyatakan tidak valid..

(55) 38. Tabel 3.4 Indeks Validitas Dukungan Sosial No. Aspek. Item. Rentan. Item Gugur 1,2,3,4,6. Jumlah. 1.. 5. 0,308. 2.. Social Embeddedness Enacted Support. 8,16. 0,370-0,401. 2. 0,344-0,547. 7,9,10,11,1 2,13,14,15 26. 3.. Provided Support. 4.. Perceived Support. 17,18,19,20, 21,22,23,24, 25 28,30,31,32, 33,34,35. 0,349-0,583. 27,29. 7. 1. 9. 19. Jumlah. Daya Beda hasil pengukuran variabel motivasi berprestasi yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari 29 item, terdapat 18 item yang dikatakan valid karena menunjukkan indeks 0,319-0,564. Sedangkan 11 item pernyataan lainnya yang memiliki koefisien <0,319 dinyatakan tidak valid. Tabel 3.5 Indeks Validitas Motivasi Berprestasi No. Aspek. Item. Rentan. Jumlah. 0,319-0,327 0,410 0,382-0,564. Item Gugur 1,2,3,4,5 8,9,10,11 -. 1.. 2. 3.. Tanggung Jawab Kreatif Nilai. 4.. Semangat. 6,7 12 13,14,15,16, 17,18,19 20,21,24,25, 26,27,28,29. 0,330-0,559. 22,23. 8. 2 1 7. 18. Jumlah. Peneliti berpatokan pada pendapat Azwar (2012) yang mengatakan bahwa pengukuran yang digunakan untuk menentukan daya beda item dikatakan valid apabila rxy ≥ 0.30..

(56) 39. 2.. Reliabilitas Reliabilitas. merupakan. kekonsistenan. sebuah. alat. ukur,. bahwasanya kemampuan alat ukur tersebut jika digunakan pada masa yang akan datang dengan subyek yang sama akan mendapatkan hasil yang sama. Serta merupakan instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakansebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (dalam Arikunto, 2006). Reabilitas dinyatakan dengan koefisien reabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00 berarti semakin tinggi koefisien reabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reabilitas. Berikut ini merupakan cara yang digunakan untuk menghitung dugaan nilai keterandalan yaitu: Internal Consistency menggunakan Rumus Alpha Cronbach dimana suatu alat ukur tersebut merupakan bagian- bagian aitem yang konsisten. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan computer program SPSS (Statistical Product And Service Solution) 16.0 for windows. Dalam Azwar (2012) untuk menguji reliabilitas rumus yang digunakan adalah :.

(57) 40. Keterangan : = Reabilitas instrument = Banyak butir pertanyaan atau soal = Jumlah varians butir s. = Varians total. Kriteria penilaian reliabilitas menurut DeVellis (dalam Ridho, 2013) disajikan pada : Tabel 3.6 Kriteria Evaluasi Reliabilitas No. 1. 2.. Reliabilitas (rxx) rxx < 0.60 0.60 ≤ rxx < 0.65. 3.. 0.65 ≤ rxx < 0.70. 4. 5. 6.. 0.70 ≤ rxx < 0.80 0.80 ≤ rxx < 0.90 rxx ≥ 0.90. Evaluasi tidak diterima tidak diharapkan diterima namun minimal diharapkan bagus sangat bagus. Hasil Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan bantuan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0 for windows, ditemukan : Tabel 3.7 Reabilitas No 1 2. Aspek Dukungan Sosial Motivasi Berprestasi. Alpha 0,852 0,844. Status Reliabel Reliabel. Berdasarkan table diatas, menunjukkan hasil koefisien reliabilitas pada variable dukungan sosial sebesar 0,852 dan variable motivasi berprestasi sebesar 0,844. Angkat tersebut mampu menggambarkan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliable karena menunjukkan angka > 0,6..

(58) 41. F. Analisis Data Analisis data meruapakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Data mentah yang sudah diperoleh dianalisis dalam beberapa tahapan, yaitu : 1. Mencari Mean Mencari nilai mean diperoleh dari menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan jumlah subyek. Dalam istilah sehari-hari ia disebut angka rata-rata. Dalam statistic disebut mean arimetrik dengan diberi symbol M. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : Rumus M : Keterangan: M. : Mean. N. : Jumlah subyek. X. : Banyaknya nomer pada variabel X. 2. Mencari Standart Deviasi Setelah nilai mean diketahui, maka selanjutnya yaitu mencari nilai standar deviasi (SD), adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: hipotetik =. x (xmaks – xmin).

(59) 42. Keterangan: hipotetik = Standart deviasi hipotetik. Xmaks = Nilai maksimal Variabel Xmin = Nilai minimal Variabel 3. Mencari Kategorisasi Tingkat Dukungan Sosial terhadap Motivasi Berprestasi. dapat. dilihat melalui kategorisasi model distribusi normal, adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Standart Pembagian Klasifikasi Kategori Tinggi Sedang Rendah. Norma X ≥ (µ+1σ) (µ-1σ) ≤ X < (µ+1σ) X < (µ-1σ). 4. Korelasi Product Moment Masalah dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas VII SMP Darussalam, maka digunakan metode analisis korelasi product moment dengan bantuan program komputer IBM SPSS (Statistical Package for Social Science) 16.0 for windows. Perhitungan kolerasi antara variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi berprestasi tersebut menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2010) :.

(60) 43. Keterangan: = Koefisien korelasi product momen n. = Jumlah responden = Jumlah kuadrat skor total. Σ 2. = Jumlah kuadrat skor total (y).

(61) 44. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya SMP Plus Darussalam SMP Plus Darussalam Blokagung didirikan dan dikelola oleh yayasan pondok pesantren Darussalam Blokagung, yayasan ini berdiri sejak 15 Januari 1951 dan secara resmi didaftarkan pada notaris pada tanggal 16 Januari 1978. SMP Plus Darussalam merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan. untuk. menjadikan. sekolah. yang. memiliki. nilai. lebih. dibandingkan denga sekolah lainnya yang sudah lebih dahulu di yayasan pondok pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi. Nnilai lebih yang dimaksud disini adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan agama islam Siswa yang menempuh pendidikan disekolah ini diharapkan tidak hanya mendapat ilmu umum saja, melainkan juga mampu menjadi yang terbaik dalam bidang agama islam. b. Ketrampilan computer Siswa disetiap minggunya memiliki kesempatan untuk belajar di laboratorium computer agar standart dalam bidang komputernya menjadi lebih baik. c. Ketrampilan berbahasa inggris. 44.

(62) 45. Terdapat kursus Daily Conversation setiap pagi 3 kali seminggu. d. Ketrampilan berbahasa arab Terdapat kursus dan Muhadatsah Yaumiyyah setiap pagi 3 kali dalam seminggu. e. Ketrampilan elektronika Terdapat praktikum khusus bagi siswa putra untuk belajar tentang elektronika. f. Ketrampilan Keputrian Terdapat praktikum khusus bagi siswi putri untuk mempelajari apa saja yang dilakukan seorang perempuan di setiap harinya. g. Ketrampilan kaligrafi Pembinaan khoth yang wajib diikuti oleh seluruh siswa Materi yang telah disebutkan diatas sesuai dengan kondisi dan situasi pondok pesantren Darussalam. Eksistensi SMP “Plus” Darussalam terus dipertahankan dikelola dan dibina dengan baik. Diketahui bahwa beberapa wali murid yang menitipkan siswa pada sekolah ini karena keinginannya agar anak-anaknya memiliki bekal IMTAQ dan IPTEK, khususnya berkaitan dengan penguasaan keterampilan-keterampilan seperti yang telah disebutkan diatas. Jadi siswa yang ada disekolah ini tidak hanya diberi pengetahuan agama yang didapat di pondok, melainkan juga mereka mendapat pengetahuan dalam bidang secara umum yang sama dengan sekolah-sekolah lainnya..

(63) 46. 2. Gambaran Umum Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas VII regular SMP Plus Darussalam Banyuwangi. Selain bersekolah di sekolah tersebut, siswa siswi juga tinggal di Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi. Pondok Darussalam ini merupakan salah satu pondok tertua di Banyuwangi, karena itu pendidikan agamanya masih sangat kental. Tidak mudah bagi santri untuk keluar masuk pondok tanpa seizing pengurus. Subjek berjumlah 100 orang. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Plus Darussalam yang ada di Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 orang siswa kelas VII regular. Penelitian dimulai pada hari Senin, 11 April 2016, pada tanggal tersebut peneliti melakukan wawancara pada wakil kepala sekolah SMP Plus Darussalam untuk membahas bagaimana keadaan siswa ,serta keadaan sekolah tersebut secara umum. Kemudian pada hari Rabu, 13 April 2016 peneliti menyebar skala penelitian dengan cara membagikan kepada responden di setiap kelas. Untuk mendapatkan responden sebanyak 100 orang siswa dalam satu hari, peneliti membagikan skala ke tiga kelas VII SMP Plus Darussalam..

(64) 47. C. Paparan Hasil Penelitian 1. Validitas a. Dukungan Sosial Pengujian instrumen penelitian ini dilakukan melalui validasi oleh para ahli. Cara ini biasa disebut dengan expert judgment. Instrumen yang divalidasi akan diperiksa dan dievaluasi. Standart pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas Dalam hal ini peneliti berpatokan kepada pendapat Azwar bahwa suatu aitem dikatakan valid apabila rxy ≥ 0.30 (Azwar, 2012 ). Dalam penelitian ini, peneliti menentukan validitas item pada skala dukungan sosial dan motivasi berprestasi adalah minimal 0.30 sehingga item valid apabila rxy ≥ 0.30 tersebut dianggap memuaskan. Akan tetapi, apabila didapatkan koefisien validitas kurang dari 0.30 maka item-item tersebut memiliki daya rendah dan menjadi gugur. Hasil analisis validitas 19 item pada skala dukungan sosial menunjukkan bahwa semua item dinyatakan valid. Berikut adalah rinciannya :.

(65) 48. Table 4.1 Hasil Uji Validitas Item Skala Dukungan Sosial. No. Aspek. Item Valid. 1.. 5. 2.. Social Embeddedness Enacted Support. 3.. Provided Support. 4.. Perceived Support. 17,18,19,20, 21,22,23,24, 25 28,30,31,32, 33,34,35. 8,16. Item Gugur 1,2,3,4,6. Jumlah. 7,9,10,11,1 2,13,14,15 26. 2. 27,29. 7. 1. 9. 19. Jumlah. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa skala dukungan sosial terdiri dari 35 item. Dari hasil uji validitas instrument pada dukungan sosial diperoleh hasil bahwa terdapat 16 item gugur, sedangkan jumlah item yang valid sebanyak 19 item dan bisa dikatakan valid karena telah mencapai standart yang telah ditetapkan, yaitu apabila rxy ≥ 0.30. b. Motivasi Berprestasi Hasil analisis validitas pada 18 item skala motivasi berprestasi menunjukkan bahwa semua item dinyatakan valid. Berikut rinciannya : Table 4.2 Hasil Uji Validitas Item Skala Motivasi Berprestasi. No. Aspek. Item Valid. 1.. 2. 3.. Tanggung Jawab Kreatif Nilai. 4.. Semangat. 6,7 12 13,14,15,16, 17,18,19 20,21,24,25, 26,27,28,29. Jumlah. Rentan Valid 0,319-0,327 0,410 0,382-0,564. Item Gugur 1,2,3,4,5 8,9,10,11 -. Jumlah. 0,330-0,559. 22,23. 8. 2 1 7. 18.

Gambar

Tabel 2.1 Contoh aspek kedekatan sosial  Suatu  hari  saya  menghubungi
Tabel 2.3 Contoh aspek menerima dukungan  Ketika  mendapat  masalah  banyak
Tabel 2.4 Contoh aspek memberi dukungan  Ketika ada sahabat saya atau teman
Tabel 2.5 Contoh Aspek Tanggung Jawab  Guru  memberikan  tugas  kepada
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor : ULP/510.2/07.LU.24-PK.II/2012 tanggal 27 Juni 2012 untuk Pekerjaan REHABILITASI JALAN JATITENGAH - BABAJURANG

[r]

 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usah lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau

Setelah reformasi semangat desentralisi di gaungkan karena sentralisai di anggap tidak berhasil memajukan daerah, banyak daerah tertinggal dan tidak berkembang sehingga

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Penulisan Skripsi yang berjudul: Pelaksanaan Peraturan Daerah (Qanun) Aceh No. Aica Mugi Indonesia, Langsa) adalah untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Perbedaan tingkat mortalitas larva serangga dapat disebabkan jumlah dan kualitas nutrient habitat larva berada, maupun umur larva yang menurut Reiter (1995) dikenal

Nominal Group in The Ten Korean Film Synopsis, English Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Muria Kudus University.. Key Word : Nominal