• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Kartu Gambar Berseri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Murid Kelas IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Kartu Gambar Berseri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Murid Kelas IV"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI KARTU GAMBAR BERSERI DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA PADA MURID KELAS IV

Lilik Ningsih, Marzuki, Kaswari

PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: lilikningsihpgsd@yahoo.com

Abstrak:Fokus penelitian ini, bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk dapat memaparkan yang berhubungan dengan Peningkatan keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian menunjukan dengan kartu gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan berbicara murid kelas IV pembelajaran bahasa Indonesia dengan uraian yaitu 1) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia siklus I sebesar 3,61, siklus II sebesar 3,94, meningkat 0,32. 2) menggunakan kartu gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan berbicara murid yaitu base line sebesar 38,83%, siklus I sebesar 60,55%, siklus II 92,21%, meningkat 53,38%.

Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Kartu Gambar Berseri

Abstract: The focus of this research, how does the increased speaking skills through a series of picture cards in Indonesia language learning in class IV Elementary School Student 02 Sebente Bengkayang? The purpose of this research is to be able to expose that is associated with increased speaking skills through a series of picture cards in Indonesia language learning in class IV Elementary School Student Affairs 02 Sebente Bengkayang. The methods used in this research is descriptive. Form of research used in this research is the Research Action class. The research was conducted by two cycles. Research results showed the picture card series can improve your speaking skills students of class IV Indonesia language learning with a blurb that is 1) ability of teachers in implementing the language learning Indonesia amounted to 3,61 I cycle, cycle II of 3,94, increased 0.32. 2) using the card picture series can improve speaking skills of pupils that base line of 38,83%, cycle I 60,55%, cycle II 92,21%, an increase of 53,38%.

(2)

endidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi murid supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinnya untuk berfungsi secara benar dalam kehidupan masyarakat. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Murid yang belajar diharapkan mengalami perubahan, baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah suatu komponen pembelajaran yang sengaja diciptakan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tentunya terjadi komunikasi antara guru dengan murid maupun sesama murid, sehingga membutuhkan kemampuan dalam berbicara bahasa Indonesia. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan di Sekolah Dasar ( SD ) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi murid sesuai dengan tingkat perkembangan. Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali murid untuk mengembangkan bahasa, disamping aspek penalaran dan hafalan, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima murid sebatas produk bahasa dan sastra. Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya bertujuan untuk membina kemampuan murid berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Pada kenyataannya yang peneliti temukan selaku guru bahasa Indonesia kelas V di Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang masih banyak murid kurang terampil berbicara dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam kesehariannya, murid rata-rata menggunakan komunikasi bahasa dayak bakatik di lingkungan sekolah, sehingga bahasa Indonesia jarang digunakan di sekolah.

Melihat dari semua permasalahan yang dialami peneliti, maka dibutuhkan tindakan yang mampu menemukan solusinya. Peneliti perlu merubah cara pelaksanaan dalam proses belajar mengajar supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti harus dapat menanamkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia dalam suasana yang menyenangkan, sehingga murid merasa bahwa belajar bahasa Indonesia itu tidak rumit. Dalam meningkatkan keterampilan berbicara murid peneliti menggunakan media pembelajaran yang membuat murid lebih aktif dan kreatif dalam berbicara. Satu diantara media yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara adalah dengan menggunakan kartu gambar berseri.

Fokus penelitian ini, bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang?. Fokus tersebut kemudian di jabarkan ke dalam beberapa sub fokus sebagai berikut: 1) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran yang mampu meningkatkan

P

(3)

keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang? 2) Apakah dengan menggunakan kartu gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang?.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk dapat mendeskripsikan yang berhubungan dengan :1)Pelaksanaan pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang. 2) Peningkatan keterampilan berbicara melalui kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente Bengkayang.

Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang sangat penting di Sekolah Dasar, pembelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Departemen P dan K, 1993: 3).

Dengan standar kompetensi BSNP(2006) mata pelajaran bahasa Indonesia ini diharapkan: (1) Murid dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; (2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; (3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya; (4) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah; (5) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; (6) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Menurut Yudha dan Rudhyanto (2005: 7) “Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan afektif (nilai-nilai moral)”. Kamus besar Bahasa Indonesia (2001: 1180) keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil yang akan bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut Tarigan dan Henry (1986:15) yang disebut dengan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan pikiran, dan perasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1190) disebutkan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, atau berbahasa. Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil yang akan bermanfaat bagi masyarakat.

(4)

Keterampilan berbicara menurut Maidar G. Arjad dan Mukti (1991:17) adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berdasarkan pengertian keterampilan dan pengertian berbicara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.Tujuan utama dari berbicara adalah berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, sehingga dapat melatih anak untuk terampil berbicara.

Menurut Maidar G. Arjad dan Mukti (1991:17-20), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh si pembicara untuk keefektifan berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

Media kartu gambar berseri Wright (dalam Hamzah, 1988:31) sebagai urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar dan memberikan latar belakang yang dapat dipercaya. Menurut Arief. S. Sadiman (2003:29) juga mengemukakan bahwa media kartu gambar berseri adalah termasuk media visual, pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi verbal dan berfungsi menarik perhatian murid dalam belajar. Media kartu gambar berseri adalah salah satu media pembelajaran yang termasuk media visual, pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi verbal, dapat berupa gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan.

Menurut Sadiman, dkk( 2003:29-31), beberapa kelebihan dari media gambar adalah: (1) Gambar mudah diperoleh, bisa digunting dari majalah, atau dibuat sendiri. Mudah menggunakannya. Tidak memerlukan alat tambahan. (2) Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar tanpa memberi kesan "show" seperti yang sering dituduhkan kepada pengguna slaid atau film. (3) Koleksi gambar dapat diperbesar terus. (4) Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran, untuk penyajian jumlah gambar dapat disesuaikan dengan besarnya koleksi.

Menurut Sadiman dkk (2003:39) media gambar yang sesuai digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Harus autentik, gambar tersebut harus melukiskan situasi seperti keadaan yang sebenarnya. (2) Sederhana, yaitu komposisinya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. (3) Ukuran relatif, gambar dapat membesarkan atau memperkecil benda atau objek sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda atau objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak maka sulitlah membayangkan berapa besar benda atau objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknya alam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya

(5)

membayangkan gambar. (4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. (5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya murid sendiri seringkali lebih baik. (6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta. Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011: 21). adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Penelitian ini berbentuk deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2010:3) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut I.G.A.K. Wardhani dkk. (2007:4) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) “penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan”.

Penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang tahun ajaran 2013/2014 semester I. Subyek Penelitian ini adalah Lilik Ningsih selaku peneliti dan guru, Murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Sebente yang berjumlah 30 orang terdiri dari murid laki-laki sebanyak 17 orang dan perempuan 13 orang.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) “penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan”. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, Suharsimi Arikunto dkk (2002:23) menyatakan “penelitian tindakan kelas harus

(6)

Adapun alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan pada setiap siklus sebagai berikut.

Gambar

Riset Aksi Model John Elliot (dalam Suharsimi Arikunto, 2002) Secara utuh tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam siklus melalui tahapan Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung yang merupakan teknik pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran baik pada saat sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar berseri maupun saat kegiatan pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran melalui penggunaan kartu gambar berseri. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan, dan lain-lain. Secara keseluruhan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara peserta didik melalui penggunaan kartu gambar berseri disetiap siklus.

Alat pengumpulan data berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data agar dalam menganalisis data nantinya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis. Alat pengumpulan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Lembar observasi yang

(7)

meliputi lembar untuk peserta didik yang merupakan indikator kinerja keterampilan berbicara dan lembar observasi guru, (2) Dokumentasi.

Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan untuk menentukan kesimpulan yang tepat, maka perlu dilakukan analisis data. Analisis data pertama menggunakan lembar observasi guru yang dilakukan dengan menentukan rata-rata skor dari lembar observasi guru, dan yang kedua dengan menggunakan lembar observasi murid yang dilakukan dengan menghitung persentase keterampilan berbicara peserta didik yang terdapat dalam indikator kinerja.

Untuk mencari persentase tersebut maka digunakan rumus persentase menurut Anas (2010:43) sebagai berikut:

P = X 100 % Keterangan: P = Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of case( jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Untuk mencari nilai rata-rata, maka digunakan rumus nilai rata-rata hitung (mean) menurut Anas (2010:80-81) sebagai berikut:

Mx = …

Keterangan:

M = rata-rata ( mean) yang dicari

X1..x6= jumlah dari skor-skor ( nilai-nilai) yamh ada N = Number of case( banyaknya skor-skor itu sendiri) HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kartu gambar berseri dan keterampilan murid dalam berbicara dengan kartu gambar berseri. Data tersebut didapat dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi murid. Data tersebut diambil pada setiap siklus penelitian tindakan kelas yang diperoleh baik dari base line, siklus I dan siklus II.

Adapun base line dilaksanakan pada hari Senin 2 September 2013 dapat di uraikan sebagai berikut (1) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sebesar 3,03, (2) keterampilan murid dalam berbicara dengan kartu gambar berseri 38,8%. Hasil dari base line digunakan untuk melakukan evaluasi pembelajaran serta perencanaan untuk siklus I.

(8)

Perencanaan Pembelajaran Siklus I, beberapa hal yang dilakukan dalam perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: a) Pertemuan peneliti bersama guru kolaborator ini bertujuan memilih materi pelajaran serta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas. b) Menyiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan kartu gambar berseri. c) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu kartu gambar berseri tentang denah jalan. d) Menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar observasi baik terhadap guru maupun murid, lembar penilaian proses.

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 16 September 2013. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat di RPP. Kegiatan tersebut antara lain: 1) kegiatan pendahuluan peneliti mengkondisikan kelas, kemudian mengucapkan salam dan doa, mengecek kehadiran murid, melakukan apersepsi, memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran. (2) kegiatan inti pembelajaran murid akan menceritakan kartu gambar berseri secara individu, murid mendengarkan penjelasan dari guru tentang bagaimana cara menceritakan gambar, murid maju kedepan untuk mengambil kartu gambar berseri secara acak, murid diberi kesempatan untuk mempelajari gambar yang diberikan oleh guru, dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil dari pengamatan terhadap gambar yang diberikan dengan menyebutkan nama lengkapnya, guru bertindak sebagai fasilitator. Setiap murid diberi kesempatan bertanya dan mengomentari hasil presentasi temannya. Murid diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang belum jelas, guru memberikan penghargaan kepada murid berupa tepuk tangan kepada murid yang berani maju dan mampu menceritakan kartu gambar berseri dengan baik. 3) kegiatan penutup, murid bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan evaluasi, memberikan tindak lanjut dan guru menutup pelajaran.

Hasil observasi siklus I, Pengamatan terhadap keterampilan berbicara murid yang dilaksanakan peneliti bersama guru kolaborator yaitu Jamiat menggunakan lembaran observasi siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Penilaian Proses Terhadap Guru Menggunakan Kartu Gambar Berseri pada Siklus I

No Aspek yang diamati Siklus I

1 Membuka pembelajaran 4,00

2 Kegiatan inti pembelajaran 3,50

3 Penutup 3,33

Skor Total 10,83

(9)

Berdasarkan tabel 1 diatas hasil observasi yang telah diperoleh pada siklus I kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan base line sebesar 3,03, di siklus I menjadi sebesar 3,61, dapat dijabarkan menjadi: 1)membuka pelajaran dengan rata-rata 4,00, 2) kegiatan inti pembelajaran dengan rata-rata 3,50, 3) menutup pelajaran dengan rata-rata 3,33.

Hasil keterampilan berbicara murid dengan menggunakan kartu gambar berseri pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sebente dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Keterampilan Berbicara Murid Menggunakan Kartu Gambar Berseri Pada Siklus I

Berdasarkan tabel 2 diatas hasil observasi yang telah diperoleh pada siklus I, rata-rata keterampilan murid dalam berbicara mengalami peningkatan apabila dibandingkan pada base line yaitu 38,83% menjadi 60,55%. Murid belum menunjukan terampil berbicara dalam belajar dapat dijabarkan menjadi: 1)

Pelafalan murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 63,33%, 2) Intonasi murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 53,33%, 3) Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 66,66%, 4) Gerak tubuh murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 56,66%, 5) Mimik wajah murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 63,33%, 6) Penguasaan diri murid saat berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 60%. Sehingga dengan melihat hasil

No Indikator Jumlah Murid ( % )

1. Pelafalan murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 19 63,33

2. Intonasi murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 16 53,33

3.

Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri

20 66,66

4. Gerak tubuh murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 17 56,66

5. Mimik wajah murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 19 63,33

6. Penguasaan diri murid saat berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 18 60

Jumlah 109 363,31

(10)

pada siklus I peneliti berupaya untuk meningkatkan pembelajaran dan penggunaan kartu gambar berseri lebih dioptimalkan.

Refleksi yang dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. Adapun kelebihan siklus I; a) murid terlihat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kartu gambar berseri, sehingga dalam pengelolaan kelas oleh guru maksimal, b)Walaupun peneliti dalam pembelajaran ini masih terlihat canggung, tetapi secara umum sudah menunjukan penguasaan terhadap metode pembelajaran, media pembelajaran, penguasaan kelas, penguasaan materi, maupun dalam penguasaan manajemen waktu. Kelemahan Siklus I; a) berdasarkan observasi yang telah dilakukan masih terdapat kekurangan terhadap keterampilan berbicara murid seperti berbicara di depan kelas, maupun bercerita. Hal ini disebabkan murid ragu-ragu untuk tampil di depan kelas karena belum terbiasa, serta murid sering tidak mendengarkan penjelasan guru. b) guru masih kelihatan canggung dalam melaksanakan pembelajaran dengan media kartu gambar berseri, disebabkan guru baru pertama kali melakukan pembelajaran dengan media kartu gambar berseri .c)guru memulai pembelajaran lebih lama dari jadwal yang telah disepakati akibatnya, ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaanya. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti dan guru kolaborator sepakat melaksanakan tindakan kedua pada siklus II.

Perencanaan Pembelajaran Siklus II, beberapa hal yang dilakukan dalam perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: a) Pertemuan peneliti bersama guru kolaborator ini bertujuan memilih materi pelajaran serta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas. b) Menyiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan kartu gambar berseri. c) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu kartu gambar berseri tentang denah jalan. d) Menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar observasi baik terhadap guru maupun murid, lembar penilaian proses.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Oktober 2013. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat di RPP. Kegiatan tersebut antara lain: 1) kegiatan pendahuluan peneliti mengkondisikan kelas, kemudian mengucapkan salam dan doa, mengecek kehadiran murid, melakukan apersepsi, memberikan informasi materi dan tujuan pembelajaran. (2) kegiatan inti pembelajaran murid akan menceritakan kartu gambar berseri secara individu, murid mendengarkan penjelasan dari guru tentang bagaimana cara menceritakan gambar, murid maju kedepan untuk mengambil kartu gambar berseri secara acak, murid diberi kesempatan untuk mempelajari gambar yang diberikan oleh guru, dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil dari pengamatan terhadap gambar yang diberikan dengan menyebutkan nama lengkapnya, guru

(11)

bertindak sebagai fasilitator. Setiap murid diberi kesempatan bertanya dan mengomentari hasil presentasi temannya. Murid diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang belum jelas, guru memberikan penghargaan kepada murid berupa tepuk tangan kepada murid yang berani maju dan mampu menceritakan kartu gambar berseri dengan baik. 3) kegiatan penutup, murid bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan evaluasi, memberikan tindak lanjut dan guru menutup pelajaran.

Hasil observasi siklus II, Pengamatan terhadap keterampilan berbicara murid yang dilaksanakan peneliti bersama guru kolaborator yaitu Jamiat menggunakan lembaran observasi siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Penilaian Proses Terhadap Guru

Menggunakan Kartu Gambar Berseri pada Siklus II

No Aspek yang diamati Siklus II

1 Membuka pembelajaran 4,00

2 Kegiatan inti pembelajaran 3,80

3 Penutup 4,00

Skor Total 11,80

Skor Rata – rata 3,93

Berdasarkan tabel diatas hasil observasi yang telah diperoleh pada siklus II kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan base line sebesar 3,61, di siklus I menjadi sebesar 3,93, pada siklus II dapat dijabarkan menjadi: 1)membuka pelajaran dengan rata-rata 4,00, 2) kegiatan inti pembelajaran dengan rata-rata-rata-rata 3,80, 3) menutup pelajaran dengan rata-rata 4,00.

Hasil keterampilan berbicara murid dengan menggunakan kartu gambar berseri pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sebente dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Keterampilan Berbicara Murid Menggunakan Kartu Gambar Berseri Pada Siklus II

No Indikator Jumlah Murid ( % ) 1. Pelafalan murid dalam berbicara menggunakan

kartu gambar berseri 28 93,33 2. Intonasi murid dalam berbicara menggunakan

kartu gambar berseri 26 86,66 3. Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam

(12)

Berdasarkan tabel diatas hasil observasi yang telah diperoleh pada siklus II, rata-rata keterampilan murid dalam berbicara mengalami peningkatan apabila dibandingkan pada base line yaitu 60,55% menjadi 92,21%. Murid terampil berbicara dalam belajar dapat dijabarkan menjadi: 1) Pelafalan murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 93,33%, 2) Intonasi murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 86,66%, 3) Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 96,66%, 4) Gerak tubuh murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 93,33%, 5) Mimik wajah murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 86,66%, 6) Penguasaan diri murid saat berbicara menggunakan kartu gambar berseri sebesar 96,66%. Murid sudah menunjukan terampil berbicara dalam belajar. Setelah melaksanakan siklus II dan melihat hasil observasi siklus II maka peneliti dan observer sepakat untuk menghentikan dan melaksanakan refleksi.

Refleksi siklus II yang dilakukan satu kali pertemuan ternyata terjadi peningkatan baik segi kemampuan guru mengajar maupun dari segi keterampilan murid dalam berbicara, walaupun dengan selisih peningkatan yang tidak terlalu besar. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini sudah mencapai titik jenuh sehingga siklus harus dihentikan. Sehingga penelitian ini dilakukan hanya sampai pada siklus II.

Pembahasan

Pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV dengan menggunakan kartu gambar berseri yang dilakukan oleh peneliti dan observer Jamiat, ternyata terjadi peningkatan keterampilan berbicara dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar. Rekapitulasi kemampuan peneliti dan rekapitulasi keterampilan berbicara murid kelas IV dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

4. Gerak tubuh murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 28 93,33 5. Mimik wajah murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 26 86,66 6. Penguasaan diri murid saat berbicara

menggunakan kartu gambar berseri 29 96,66 Jumlah 166 553,3 Rata – rata 27,66 92,21

(13)

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses Terhadap Guru Menggunakan Kartu Gambar Berseri Pada Base Line, Siklus I dan Siklus II

No Aspek yang diamati Base

line Siklus I Siklus II 1 Membuka pembelajaran 3,00 4,00 4,00

2 Kegiatan inti pembelajaran 3,09 3,50 3,80

3 Penutup 3,00 3,33 4,00

Skor Total 9,09 10,83 11,80

Skor Rata – rata 3,03 3,61 3,93 Berdasarkan rekapitulasi observasi pada tabel 5 maka dapat diuraikan bahwa hasil yang diperoleh tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi: 1)membuka pelajaran pada base line sebesar 3,00, kemudian meningkat pada siklus I sebesar 4,00 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 4,00, 2) kegiatan inti pembelajaran pada base line sebesar 3,09 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 3,50 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 3,80, 3) menutup pelajaran pada base line 3,00 kemudian meningkat pada siklus II sebesar 3,33 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 4,00.

Dari base line, siklus I dan siklus II diperoleh rekapitulasi aktivitas pembelajaran murid kelas VI SDN 02 Sebente dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Rekapitulasi Keterampilan Berbicara Murid Dengan Menggunakan Kartu Gambar Berseri pada Base Line, Siklus I dan Siklus II No . Indikator Berbicara Bise Line Muncul Siklus I Muncul Siklus II Muncul Jumlah Murid ( % ) Jumlah Murid ( % ) Jumlah Murid ( % ) 1.

Pelafalan murid dalam berbicara

menggunakan kartu gambar berseri

13 43,33 19 63,33 28 93,33

2.

Intonasi murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri 11 36,66 16 53,33 26 86,66 3. Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri

13 43,33 20 66,66 29 96,66

4. Gerak tubuh murid

(14)

menggunakan kartu gambar berseri 5.

Mimik wajah murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri

11 36,66 19 63,33 26 86,66

6.

Penguasaan diri murid saat berbicara menggunakan kartu gambar berseri 12 40 18 60 29 96,66 Jumlah 70 233,01 109 363,31 166 553,3 Rata – rata 11,66 38,83 18,16 60,55 27,66 92,21

Berdasarkan rekapitulasi observasi pada tabel 5 maka dapat diuraikan bahwa hasil yang diperoleh tentang keterampilan berbicara murid dengan menggunakan kartu gambar berseri dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pelafalan murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 43,33%, kemudian meningkat pada siklus I sebesar 63,33 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 93,33%, Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 50% dalam kategori baik. 2) Intonasi murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 36,66% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 53,33% dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 86,66%, Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 50% dalam kategori baik. 3) Ketepatan murid menceritakan isi cerita dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 43,33% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 66,66 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 96,66%, Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 50% dalam kategori baik. 4) Gerak menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 33,33% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 56,66% dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 93,33%,. Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 60% dalam kategori baik. 5) Mimik wajah murid dalam berbicara menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 36,66% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 63,33% dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 86,66%, Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 50% dalam kategori baik. 6) Penguasaan diri murid saat berbicara menggunakan kartu gambar berseri pada base line sebesar 40% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 60% dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 96,66%. Sehingga peningkatan yang terjadi dari base line ke siklus II sebesar 56,66% dalam kategori baik.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas IV Sekolah Dasar 02 Sebente, kesimpulannya dapat diuraikan sebagai berikut: (1)Dengan menggunakan media kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media kartu gambar berseri yaitu siklus I dengan skor rata-rata 3,61 dan siklus II dengan skor rata-rata 3,94 atau terjadi kenaikan 0,32. (2) Dengan menggunakan media kartu gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ternyata dapat meningkatkan keterampilan berbicara murid, sebelum menggunakan media kartu gambar berseri skor rata-rata 38,83% , pada siklus I menjadi 60,55% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 92,21%. Berdasarkan hasil ini telah terjadi peningkatan dari sebelum menggunakan media kartu gambar berseri ke siklus I yaitu sekitar 21,72% dan dari siklus I sampai siklus II sekitar 31,66%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Proses pembelajaranyang dirancang peneliti dalam pembelajaran bahasa indonesiaa hendaknya harus dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa murid yang meliputi ketrampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. (2) Guru hendaknya menumbuhkan keaktifan murid dengan berbagai media yang telah menarik dan menantang, sehingga suasana pembelajaran menjadi tampak lebih hidup dan bermanfaat. (3) Kepala sekolah hendaknya slalu mendukung dan memfasilitasi guru untuk mendapatkan dan menciptakan media-media pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran di sekolah dapat mencapai kualitas yang baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar murid dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan Nasional. 2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Kreativitas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hamzah, Amir Sulaeman. 1988. Media Audio-Visual. Jakarta: PT Gramedia. I.G.A.K. Wardhani dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Latuheru, J. D. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang: Penerbit IKIP Ujung Pandang

(16)

Maidar G. Arsjad dan Mukti U. S., 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sadiman dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.

Sugiyono, 2011, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta

Suharsimi Arikunto dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tarigan dan Henry G. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Debt to Equity Ratio (DER) akan memperbesar tanggungan perusahaan, Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan,

orang yang siqah, tetapi riwayatnya bertentangan dengan riwayat yang dikemukakan oleh banyak periwayat yang siqah juga.. Sedangkan Kualitas matannya sesuai dengan kriteria

Bursa Indonesia hari ini berpeluang rebound mengikuti reboundnya bursa global, namun secara teknikal IHSG masih cukup mengkhawatirkan mengingat MACD dan stochastic

Pengembangan Kawasan Ekonomi (0,38) Peningkatan Investasi Swasta (0,29) Peningkatan Pembangunan Sektor Unggulan (0,33) Pemerataan Anggaran Pembangunan (0,35) Pembangunan Akses

Pengelolaan usahatani ini pada spesifik lokasi lahan sawah tadah hujan di musim kemarau dapat dilakukan dengan memanfaatkan embung sebagai suplesi air untuk pengairan

Abstrak : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan Blocking dalam permainan bola voli melalui metode bola gantung siswa kelas V SD Negeri 5

Dengan demikian persoalan ini membutuhkan solusi yang konstruktif terhadap sistem pendidikan agama islam yang ternyata tidak mampu mengantarkan siswa menjadi

paragraph 6.5.8–6.5.14 (dan, jika dapat diterapkan, PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 89– 94 untuk akuntansi lindung nilai atas nilai wajar untuk