• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Ketua Komisi Informasi Pusat RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Ketua Komisi Informasi Pusat RI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sambutan Ketua Komisi Informasi Pusat RI

Rasa syukur pertama kali saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan seizinnya Buku tentang Rencana Strategis (Renstra) Komisi Informasi Pusat (KIP) ini bisa terwujud. Penyusunan Renstra 2013 – 2017 ini difaslitasi oleh Indonesia Parliamentary Center (IPC) yang dengan demikian saya, atas nama Komisi Informasi Pusat, mengucapkan banyak terima kasih atas program fasilitasi tersebut. Renstra 2013– 2017 telah disusun dengan mengerahkan daya pikir dari seluruh jajaran pengambil kebijakan di Komisi Informasi Pusat, untuk itu saya juga meng ucapkan terima kasih untuk dedikasi tersebut.

Meskipun masa jabatan Komisioner KIP periode kedua adalah dari tahun 2013 hingga 2017, tetapi Renstra ini praktis dibuat untuk masa tahun 2014 – 2017. Hal ini disebabkan Komisioner periode kedua baru mendapat penyerahan tanggung jawab sejak 2 Agustus 2013, sedangkan pada saat itu program kerja tengah berjalan dan mengikuti Renstra yang dibuat oleh periode sebelumnya. Kami baru menyusun Rensta periode kedua di awal tahun 2014. Oleh karenanya, fokus indikator capaian dimulai tahun 2014 dan berakhir sampai akhir masa jabatan kami, yakni tahun 2017.

Renstra merupakan turunan dari pernyataan visi dan misi sebuah lembaga. Setelah ada Renstra, sebuah lembaga lalu menentukan hal-hal yang lebih operasional seperti Rencana Kerja dan melaksanakannya. Secara teoritis, posisi Renstra adalah di tengah-tengah dalam urutan penyusunan cetak biru bagi sebuah lembaga. Dimulai dari hal yang sangat kualitatif seperti visi dan misi, Renstra berada di tengah yang bersifat di antara kualitatif dan kuantitatif. Baru kemudian ada Rencana Kerja dan pelaksanaan dari rencana kerja tersebut, yang bersifat kuantitatif.

(3)

Kabupaten/Kota. Sesuai sifatnya, visi dan misi adalah kualitatif dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Tetapi Renstra sudah separuh berbicara ruang dan waktu, sedangkan Rencana Kerja dan Pelaksanaan, ia sangat dibatasi oleh ruang dan waktu, bahkan oleh angka-angka. Oleh karenanya Renstra ini bersifat netral, bisa menjadi acuan dari Komisi Informasi secara keseluruhan namun juga bisa saja diabaikan.

Buku ini disajikan untuk mudah dibaca oleh siapa pun. Oleh karena itu saya tidak akan merangkum, meringkas, atau memberi clue terhadap isi dari buku Renstra ini. Isi dari buku Renstra bisa langsung dipahami secara gamblang. Renstra ini juga menjadi tolok ukur bagi kinerja KIP ke depan karena sudah disertai indikator capaian sehingga dengan sangat terbuka KIP siap diawasi dan dievaluasi oleh siapa pun dalam merealisasinya. Apalagi KIP secara konstitusional adalah lembaga yang diperintahkan untuk menjalankan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Jakarta, Maret 2014

Ketua Komisi Informasi Pusat RI

(4)

DAFTAR ISI

Sambutan ... i

Daftar Isi ... iii

Pendahuluan ... 1

Renstra Komisi Informasi 2013 - 2017 ... 3

Kekuatan dan Tantangan ... 5

Pernyataan Visi dan Misi ... 7

Rencana Strategis ... 9

(5)

Komisi Informasi Republik Indonesia

Rencana Strategis 2013 - 2017

Pendahuluan

Keberadaan Komisi Informasi adalah salah satu amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Komisi Informasi merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menjalan kan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik, dan menyelesaikan sengketa informasi.

Keberadaan Komisi Informasi sesuai dengan Pasal 24 UU KIP berkedudukan di Ibu Kota Negara, tingkat provinsi, dan kabupaten/kota jika dibutuhkan. Komisi Informasi Pusat periode pertama dilantik pada 16 Juli 2009 untuk masa bakti 2009 - 2013 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 48/P Tahun 2009.

Dalam menjalankan fungsinya Komisi Informasi periode pertama telah merumuskan Rencana Strategis (Renstra) untuk 2010 - 2013. Dalam Renstra tersebut dirumuskan visi, misi, kebijakan, dan strategi yang dipetakan melalui berbagai potensi dan permasalahan yang terkait dengan UU KIP dan Komisi Informasi sebagai lembaga.

Visi dan misi yang telah berhasil dirumuskan kemudian dijabarkan deng an rumusan indikator capaian untuk masing-masing misi. Selain itu juga dirumuskan objective (tujuan) dan outcome untuk masing-masing indikator yang kemudian didiskusikan bersama dengan staf Sekretariat Komisi Informasi yang ikut dalam penyusunan Renstra

Adapun rumusan visi Komisi Informasi periode pertama (2009 - 2013) adalah “Menjadi lembaga yang mandiri, kredibel, dan berperan sebagai

(6)

ikon pengembangan budaya transparansi di Indonesia.” Ada tiga kondisi ideal yang ingin dicapai Komisi Informasi melalui pernyataan visi tersebut. Pertama adalah lembaga yang mandiri. Kemandirian yang diinginkan mencakup kemandirian pengelolaan organisasi dan keuangan internal, kemandirian pengembangan program dan kegiatan, serta kemandirian dalam pengembangan regulasi dalam upaya mengembangan budaya transparansi.

Kedua adalah lembaga yang kredibel. Komisi Informasi merupakan lembaga yang memiliki kredibilitas dalam upaya penyebarluasan dan pengembangan budaya transparansi dan keterbukaan melalui empat indikator antara lain berwibawa, handal, terpercaya, dan akuntabel. Ketiga adalah lembaga yang berperan menjadi ikon pengembangan budaya transparansi di Indonesia. Komisi informasi merupakan lembaga yang berperan aktif dalam setiap kesempatan sebagai upaya pengembangan budaya transparansi dan keterbukaan di Indonesia.

Upaya mewujudkan visi tersebut di atas menjadi kenyataan, dirumuskanlah tiga misi yang diemban Komisi Informasi. Misi-misi tersebut kemudian dijabarkan. Yang pertama adalah optimalisasi Komisi Informasi sebagai pusat penyelesaian sengketa. Kedua, penyelenggaraan pelayanan secara PRIMA (Positif, Rinci, Imbang, Mandiri, dan Atraktif). Ketiga adalah edukasi publik yaitu dengan mendorong terwujudnya masyarakat yang terbuka terhadap informasi baik yang dibutuhkan maupun yang diharapkan. Empat tahun masa bakti Komisi Informasi periode 2009 - 2013 telah ber akhir. Tongkat estafet Komisi Informasi telah diserahkan kepada tujuh orang Komisioner yang terdiri dari enam orang Komisioner baru dan satu orang incumbent.

(7)

Renstra Komisi Informasi 2013 - 2017

Untuk menyelaraskan peralihan antar-periode komisioner, diperlukan sebuah pemetaan dan penyusunan rencana strategis (Renstra) Komisi Informasi untuk periode 2014 - 2017. Kegiatan penyusunan Renstra periode ini bertujuan merumuskan visi, misi, dan rencana strategis untuk memantapkan kekuatan yang telah dimiliki Komisi Informasi Pusat guna menghadapi tantangan-tantangan dalam melaksanakan fungsi dan tugas Komisi Informasi, serta penerapan UU KIP di Indonesia.

Pada tanggal 19 - 21 Maret 2014, bertempat di Hotel Ara, Serpong, Tanggerang, Banten, dengan difasilitasi oleh Indonesian Parliamentary Center (IPC) ketujuh orang komisioner Komisi Informasi Pusat periode kedua me rumuskan visi, misi, serta rencana strategis. Pada hari ketiga, yakni tanggal 21 Maret 2014, para Komosioner memadukan rumusan dan rencana kerja bersama para pejabat struktural Sekretariat KIP serta para Tena ga Ahli guna menyatukan langkah untuk melaksanakan Renstra Komisi Informasi ke depan secara kelembagaan.

Alur penyusunan Renstra yang didesain fasilitator dimulai dari perkenalan seluruh peserta Renstra (yang terdiri para Komisioner) dengan menggunakan metode mandala diri. Peserta ditugaskan menulis moto atau slogan diri, hal-hal yang disukai, hal-hal yang tidak disukai, hal-hal yang menjadi kekuatan dan hal-hal yang menjadi kelemahan masing-masing. Diharapkan dalam sesi ini peserta dapat lebih saling mengenal dan tercipta suasana yang nyaman di antara peserta penyusunan Renstra. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan kesepakatan alur serta aturan forum penyusunan Renstra oleh fasilitator yang disepakati bersama peserta. Hal ini dilakukan untuk memastikan peserta mengetahui alur dan aturan selama kegiatan penyusunan Renstra berlangsung. Diharapkan kegiatan penyusunan Renstra dapat berjalan tepat waktu dan mencapai hasil-hasil yang direncanakan.

(8)

Pemetaan dan pemahaman akan kondisi Komisi Informasi yang aktual merupakan tahap awal dalam menyusun Renstra 2013 - 2017. Dengan pemahaman akan situasi, kondisi, dan posisi Komisi Informasi diharapkan penyusunan Renstra dapat mendata seluruh kekuatan internal dan peluang eksternal yang dimiliki guna mengatasi tantangan yang ada serta mewujudkan visi dan misi Komisi Informasi periode 2013 - 2017.

Seluruh peserta diarahkan untuk melakukan pemetaan sesuai dengan pengalaman dan sudut pandang masing-masing dalam menilai dan memahami Komisi Informasi. Dimulai dengan pendataan keberhasilan Komisi Informasi periode sebelumnya yang bisa dijadikan modal awal untuk melanjutkan tugas dan fungsi Komisi Informasi. Demikian juga tantangan yang dihadapi Komisi Informasi dalam melaksanakan fungsi dan tugas ke depan sesuai dengan amanat UU KIP.

Setiap peserta menuliskan keberhasilan, kekuatan, dan tantangan yang dimiliki Komisi Informasi dalam kertas metaplan yang kemudian didiskusikan dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan tema dan bidang. Pemetaan ini akan digunakan untuk merumuskan visi dan misi Komisi Informasi.

Dengan mengacu pada pemetaan yang telah dilakukan dan mandat UU KIP, lalu dirumuskan visi dan misi Komisi Informasi yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan fungsi dan tugas Komisi Informasi. Perumusan visi dan misi dilakukan dengan metode curah pendapat oleh peserta dan penyusunan matrikulasi gagasan yang muncul.

(9)

Kekuatan dan Tantangan

Kelembagaan Komisi Informasi yang sudah berjalan satu periode merupakan kekuatan internal yang sudah dimiliki. Di antaranya adalah sudah adanya infrastruktur dalam Penyelesaian Sengketa Informasi (PSI) yang cukup memadai. Serta didukung oleh tim kerja (Komisioner, Staf, dan Tenaga Ahli) yang solid dan kompeten.

Kekuatan lain adalah tingginya dukungan organisasi masyarakat sipil atau CSO terhadap Komisi Informasi. KI juga telah memiliki jaringan profesional yang mendukung kerja-kerjanya. Selain itu, dukungan jaringan lembaga seperti Mahkamah Agung, Polri, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kementerian, dan lainnya merupakan kekuatan yang dapat menunjang kinerja Komisi Informasi ke depan.

Isu keterbukaan informasi dengan adanya perkembangan teknologi informasi menjadi perhatian skala internasional dan regional. Pun harapan masyarakat dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui keterbukaan informasi publik, merupakan kekuatan eksternal yang dimiliki Komisi Informasi.

Tentunya peralihan kepemimpinan Komisi Informasi juga menimbulkan tantangan-tantangan yang harus dihadapi, baik tantangan internal maupun eksternal. Persoalan komunikasi adalah salah satu tantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Pola komunikasi dan budaya organisasi yang belum terbangun di periode lalu perlu segera dibenahi baik antar-Komisioner, antara Komisioner dengan Sekretariat, dan dengan Tenaga Ahli Komisi Informasi.

Tantangan lain adalah produk-produk Komisi Informasi yang perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Produk seperti putusan sengketa, peraturan-peraturan, dan media kampanye perlu didukung dengan kajian dan penelitian yang lebih konprehensif.

(10)

Sebagai lembaga, faktor sumber daya manusia (SDM) perlu mendapat perhatian khusus. Kekurangan staf untuk mendukung kinerja penyelesaian sengketa merupakan tantangan tersendiri di samping masih perlunya peningkatan kapasitas staf yang sudah ada. Hal ini perlu didukung dengan sistem kepegawaian yang lebih jelas dan pasti disesuaikan dengan kebutuhan dan budaya kerja yang ingin dibangun Komisi Informasi. Agar budaya kerja organisasi dapat berjalan optimal diperlukan prosedur operasional standar (POS) yang baik pula. Perumusan POS dan regulasi lain termasuk hukum acara persidangan yang lebih aktual dan efektif merupakan prioritas tantangan yang harus diselesaikan Komisi Informasi.

Pendanaan Komisi Informasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang masih berada di bawah anggaran Kesekjenan Kementrian Komunikasi dan Informasi adalah tantangan tersendiri. Hal ini sangat berpengaruh pada pengadaan barang dan jasa (struktur dan infrastruktur lembaga) serta pelaksanaan program guna mendukung kinerja Komisi Informasi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

Selain tantangan-tantangan internal di atas, banyak tantangan eksternal yang harus dihadapi Komisi Informasi. Di antaranya peran Komisi Informasi dalam mendorong Badan Publik dalam mematuhi dan melaksanakan UU KIP. Lalu peran Komisi Informasi dalam mengawal peraturan perundangan lainnya agar tidak bertentangan dan kontra produktif dengan UU KIP. Juga partisipasi aktif Komisi Informasi dalam forum internasional terkait keterbukaan informasi publik dan jaminan akses informasi, adalah tantangan lain untuk mengakselerasi kampanye keterbukaan informasi publik.

(11)

Pernyataan Visi dan Misi

Kegiatan Penyusunan Renstra Komisi Informasi Pusat (KIP) periode 2017 berhasil merumuskan visi Komisi Informasi, yaitu:

Sebagai Lembaga Mandiri, Kredibel, dan Menjadi Ikon dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Negara yang Akuntabel serta Masyarakat Informasi yang Partisipatif”.

Visi tersebut bisa dijabarkan arti katanya menjadi:

1. Lembaga yang mandiri. Artinya terlepas dari berbagai kepentingan dan intervensi dari pihak manapun dalam pengelolaan organisasi, pengembangan program kerja dan anggaran, pembentukan regulasi, serta penyelesaian sengketa informasi publik.

2. Lembaga yang kredibel. Artinya memiliki kapasitas, integritas, penga- ruh, dan kepercayaan publik.

3. Ikon dalam mewujudkan peyelenggaraan Negara yang akuntabel. Arti- nya menjadi simbol, representasi, dan referensi dalam mewujudkan keterbukaan informasi menuju penyelenggaraan negara yang akun- tabel dan partisipatif.

4. Ikon dalam mewujudkan masyarakat informasi yang partisipatif. Arti- nya menjadi simbol, representasi, dan referensi dalam mewujudkan masyarakat informasi yang partisipatif.

Untuk mewujudkan agar visi tersebut menjadi kenyaataan, maka dirumuskan misi Komisi Informasi sebagai berikut:

1. Memperkuat kelembagaan menuju Komisi Informasi yang mandiri dan kredibel.

(12)

pelanggaran hak atas informasi

3. Mengarus-utamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara.

4. Memastikan dan memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik.

5. Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi.

(13)

Rencana Strategis

Untuk mewujudkan pernyataan misi tersebut maka disusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai berikut:

1. Memperkuat kelembagaan menuju Komisi Informasi (KI) yang mandiri dan kredibel. Dengan dicapai melalui:

a. Adanya publikasi yang rutin dan berkualitas mulai tahun 2014, di antaranya dengan terbitnya dua buku setiap tahun, tiga jurnal se- tiap tahun, dan enam newsletter setiap tahun.

b. Adanya minimal dua nota kesepakatan (MoU) setiap tahun de -ngan lembaga lain, dimulai tahun 2014.

c. Terciptanya rumusan value/corporate culture khas Komisi Infor- masi pada tahun 2014 dan kemudian terinternalisasi.

d. Selesainya amandemen UU KIP pada akhir tahun 2015, yang antara lain Pasal 29 yang berisi bahwa Komisi Informasi Pusat didukung bukan lagi oleh Sekretariat tetapi oleh Sekretariat Jen- deral (Kesekjenan).

e. Memiliki kantor yang memadai dan mendukung profesionalitas kerja pada tahun 2015.

f. Semua program sudah mengacu pada substansi dari visi dan misi yang telah disusun, mulai tahun 2015.

g. Meningkatnya persentase Badan Publik yang menaati peraturan terkait keterbukaan informasi.

h. Memiliki enam orang panitera pengganti pada tahun 2015 dan 10 orang petugas kepaniteraan yang memiliki kualifikasi terkait tugasnya pada tahun 2017.

2. Memperkuat penanganan sengketa dan penegakan hukum terhadap pelanggaran hak atas informasi. Dengan dicapai melalui:

a. Tersusunnya KI Prudensi pada tahun 2014.

b. Terwujudnya dokumentasi arsip Penyelesaian Sengketa Informasi (PSI) mulai tahun 2014.

(14)

ac a ra PSI (seperti Pemeriksaan Setempat, Persidangan Jarak Jauh, Pelimpahan Perkara, dan lainnya).

d. Terbentuk kepaniteraan PSI yang berdiri sendiri dan tidak dirang- kap oleh Sekretariat pada tahun 2016.

e. Sampai dengan Juni 2017, PSI mencapai 100 % dari total register. 3. Mengarus-utamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara. Dengan dicapai melalui:

a. Telah tersusun dan terdiseminasinya 10 telaah dan pendapat hukum terhadap berbagai kebijakan Negara mulai tahun 2014. b. Komisi Informasi berpartisipasi dalam proses penyusunan kebi-

jakan Negara, minimal tiga kebijakan setiap tahun, mulai tahun 2014.

4. Memastikan dan memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik. Dengan dicapai melalui:

a. Semua provinsi telah memiiliki Komisi Informasi pada akhir tahun 2015

b. Adanya laporan tahunan dari setiap Badan Publik Negara mulai tahun 2015.

c. Mengupayakan agar seluruh Badan Publik Negara sudah menun- juk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan memiliki standar layanan pada tahun 2017.

d. Pada semua provinsi sudah terdapat jaringan masyarakat peduli keterbukaan informasi pada tahun 2017.

5. Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi. Dengan dicapai melalui: a. Komisi Informasi Pusat tergabung dalam keanggotaan asosiasi

(15)

Fokus Indikator Capaian Pertahun (2014 - 2017)

Terciptanya rumusan value/ corporate culture khas Komisi Informasi dan kemudian mulai proses internalisasi.

2014

Tahun Misi Indikator Capaian

Memperkuat kelembagaan menuju komisi informasi yang mandiri dan kredibel.

Minimal ada dua MoU ditanda-tangani dengan lembaga lain. Adanya publikasi yang rutin dan berkualitas antara lain dua buku, tiga jurnal, dan enam newsletter.

Memperkuat penanganan sengketa dan penegakan hukum terhadap

pelanggaran hak atas informasi.

PSI terselesaikan 80% dari total register.

Tersusun tiga regulasi hukum acara PSI.

Tersusun KI Prudensi.

Mulai memiliki dokumentasi arsip PSI.

Mengarus-utamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara.

Tersusun dan terdiseminasi-nya dua telaah dan pendapat hukum terhadap berbagai kebijakan Negara.

Berpartisipasi dalam proses penyusunan tiga kebijakan negara (undang-undang) Memastikan dan

memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik

Empat provinsi yang belum memiliki bisa memiliki Komisi Informasi Provinsi

(16)

Memiliki kantor yang memadai dan mendukung profesionalitas kerja.

Semua program sudah meng acu pada substansi dari visi dan misi.

2015

Tahun Misi Indikator Capaian

Memperkuat kelembagaan menuju komisi informasi yang mandiri dan kredibel.

Selesainya amandemen UU KIP yang antara lain pada Pasal 29 berisi bahwa KIP didukung bukan lagi oleh Sekretariat tetapi oleh Sekretariat Jenderal (Kesek jenan).

Ditandatanganinya MoU deng-an lembaga lain terkait UU KIP minimal dengan dua lembaga. Mengupayakan 60% Badan Pub -lik Negara sudah menunjuk PPID dan memiliki standar layanan. Terbentuknya jaringan

masyarakat peduli keterbukaan informasi di 10 provinsi.

Berperan aktif dalam keg -iatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi

Terlibat dalam satu kegiatan terkait keterbukaan informasi yang bersifat internasional.

(17)

Meningkatnya persentase Badan Publik yang menaati peraturan terkait keterbukaan informasi.

Memiliki tiga orang panitera pengganti yang memiliki kualifikasi terkait tugasnya. Terinternalisasinya value/ corporate culture khas KI. Memperkuat penanganan

sengketa dan penegakan hukum terhadap

pelanggaran hak atas informasi.

PSI terselesaikan 85% dari total register.

Tersusun tiga regulasi hukum acara PSI.

Tersusun KI Prudensi. Pemutakhiran pendokumen-tasian arsip PSI.

Mengarus-utamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara

Tersusun dan terdiseminasinya dua telaah dan pendapat hukum terhadap berbagai kebijakan Negara.

Berpartisipasi dalam proses penyusunan tiga kebijakan Negara (undang-undang) Memastikan dan

memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik

Adanya laporan tahunan dari Badan Publik Negara terkait Keterbukaan Informasi Publik. Mengupayakan 70% Badan Pub-lik negara sudah menunjuk PPID dan memiliki standar layanan. Terbentuknya jaringan

masyarakat peduli keterbukaan informasi di 20 provinsi.

(18)

Terlibat dalam satu kegiatan terkait keterbukaan informasi yang bersifat internasional Tergabung dalam keanggotaan dua organisasi atau asosiasi. Berperan aktif dalam

ke giatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi

2016

Tahun Misi Indikator Capaian

Memperkuat kelembagaan menuju komisi informasi yang mandiri dan kredibel.

Semua program sudah mengacu pada substansi dari visi dan misi. Ditandatanganinya MoU dengan lembaga lain terkait UU KIP minimal dengan dua lembaga. Adanya publikasi yang rutin dan berkualitas antara lain dua buku, tiga jurnal, dan enam newsletter.

Meningkatnya persentase Badan Publik yang menaati peraturan terkait keterbukaan informasi. Memiliki tiga orang panitera pengganti yang memiliki kualifikasi terkait tugasnya Terinternalisasinya value/ corporate culture khas KI. Memperkuat penanganan

(19)

Memastikan dan

memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik.

Adanya laporan tahunan dari Badan Publik Negara terkait Keterbukaan Informasi Publik. Mengupayakan 80% Badan Publik Negara sudah menunjuk PPID dan memiliki standar layanan.

Terbentuknya jaringan

masyarakat peduli keterbukaan informasi di 30 provinsi.

Mengarus-utamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara.

Tersusun dan terdiseminasinya tiga telaah dan pendapat hukum terhadap berbagai kebijakan Negara.

Berpartisipasi dalam proses penyusunan tiga kebijakan negara (undang-undang)

Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi.

Terlibat dalam satu kegiatan terkait keterbukaan informasi yang bersifat internasional. Menginisasi kegiatan terkait keterbukaan informasi tingkat internasional.

Tersusun KI Prudensi. Pemutakhiran pendokumen-tasian arsip PSI.

(20)

2017

Tahun Misi Indikator Capaian

Memperkuat kelembagaan menuju komisi informasi yang mandiri dan kredibel.

Semua program sudah mengacu pada substansi dari visi dan misi. Ditandatanganinya MoU dengan lembaga lain terkait UU KIP minimal dengan dua lembaga. Adanya publikasi yang rutin dan berkualitas antara lain dua buku, tiga jurnal, dan enam newsletter.

Meningkatnya persentase Badan Publik yang menaati peraturan terkait keterbukaan informasi. Memiliki 10 orang panitera pengganti yang memiliki kualifikasi terkait tugasnya Terinternalisasinya value/ corporate culture khas KI. Memperkuat penanganan

sengketa dan penegakan hukum terhadap pelang-garan hak atas informasi

PSI terselesaikan 100% dari total register

Terbentuk kepaniteraan PSI yang berdiri sendiri tidak dirangkap oleh Sekretariat.

Tersusun KI Prudensi. Pemutakhiran pendokumen-tasian arsip PSI.

(21)

Memastikan dan

memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik.

Adanya laporan tahunan dari Badan Publik Negara terkait Keterbukaan Informasi Publik. Mengupayakan 100% Badan Publik Negara sudah menunjuk PPID dan memiliki standar layanan.

Terbentuknya jaringan

masyarakat peduli keterbukaan informasi di 34 provinsi.

Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi.

Terlibat dalam satu kegiatan terkait keterbukaan informasi yang bersifat internasional. Berpartisipasi dalam proses penyusunan tiga kebijakan negara (undang-undang)

(22)

Gedung ITC Lantai 5 Jalan Abdul Muis No 8

Referensi

Dokumen terkait

yang telah membimbing penulis dengan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi dengan judul : “PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Produksi pengupasan topsoil yang dihasilkan saat ini belum mampu memenuhi target produksi yang diinginkan perusahaan, salah satu penyebabnya adalah rendahnya waktu kerja

PROSPEK APLIKASI ANDROID, IOS, WINDOWS, DAN BLACKBERRY Didalam era teknlogi sekarang ini, kita pastinya mengenal betul beberapa aplikasi yang banyak digunakan di komputer maupun

Kualitas produk merupakan modal untuk menentukan keunggulan kompetitif terutama bagi perusahaan perangkat komunikasi.Kualitas produk pada penelitian ini dibentuk

Setiap orang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan

Bakteri yang terdapat pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan mengalami kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia

Selain ketentuan berupa denda yang bersifat administratif di Undang-Undang Jaminan Produk Halal ini juga mengatur ketentuan pidana bagi pelaku usaha yang tercantum dalam

PENELITIAN KOLABORASI INTERNASIONAL (KI-UNS) S-1 Ekonomi Pembangunan F.EB 40 FITRIAN IMADUDDIN, S.T., M.Sc., Ph.D.. 0015068508 2 DEVELOPMENT OF A NEW FRAMEWORK TO