• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada saat ini terdapat 10 sektor yang tercatat di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur. Sektor Properti dan Real Estate merupakan salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki perusahaan tercatat berjumlah 59 perusahan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengelompokan sektor property dan real estate dalam dua sub sektor, yaitu:

1. Sub Sektor Property dan Real Estate 2. Sub Sektor Konstruksi dan Bangunan

Industri Real Estate dan Property pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real Estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen di atasnya termasuk bangunan-bangunan seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen. Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974 yang mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate adalah perusahaan property yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri, termasuk industri pariwisata. Sedangkan definisi property menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no.05/KPTS/BKP4N/1995, Ps 1.a:4 property adalah tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata lain, property adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan kepemilikan.

Sektor property dan real estate merupakan sektor yang penting di dalam perekonomian negara, karena mempengaruhi sebagian besar sektor

(2)

2 perekonomian negara dan merupakan kontributor penting bagi proses pembangunan infrastruktur dimana upaya pembangunan dan peningkatan standar kehidupan dapat terwujud (okezone.com, 2015). Namun pada awal tahun 2015 ini perlambatan ekonomi yang menimpa Indonesia turut berimbas kepada sektor property (properti.kompas.com, 2015). Rendahnya pertumbuhan property membuat indeks harga saham sektor ini turun. Seperti yang digambarkan pada grafik dibawah ini.

Sumber: Yahoo Finance

Gambar 1.1

Indeks Harga Saham Property 2015

Dari gambar 1.1 menjelaskan bahwa awal tahun 2015 indeks saham property pada BEI berada pada level 532,96. Indeks ini sempat naik hingga menyentuh level tertinggi pada akhir Februari ke posisi 580,71. Namun, kinerja sektor property yang kurang baik membuat indeks sahamnya pun turun, bahkan mencapai 496,91 pada penutupan perdagangan bulan Juni (katadata.co.id, 2015). Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan pertumbuhan pada sektor property dan meningkatnya atau menurunnya pertumbuhan pada industri property dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau memburuknya suatu kegiatan ekonomi di sebuah negara (Sasmita, 2013).

(3)

3 1.2 Latar Belakang Penelitian

Dalam empat tahun terakhir ekonomi Indonesia telah melambat dan baru-baru ini turun menjadi di bawah 5 persen, yang merupakan level terendah untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global (cnnindonesia.co.id, 2015). Dengan kondisi ekonomi yang sering berubah hal ini akan mempengaruhi iklim bisnis dan keberadaan perusahaan dalam negeri secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh sebab itu para pelaku dunia usaha dituntut untuk memiliki strategi agar dapat bertahan serta terus berkembang dan meminimalisir risiko dalam menghadapi kondisi ekonomi tersebut. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi diversifikasi (Verawati, 2012).

Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperluas usahanya dengan membuka beberapa unit bisnis atau anak perusahaan baru baik dalam lini bisnis yang sama maupun dalam unit bisnis yang berbeda dengan bisnis inti perusahaan (Satoto, 2007). Sedangkan menurut David (2003:167-170) menyatakan bahwa diversifikasi adalah pengembangan bisnis baru yang berbeda dengan bisnis yang ada dan melibatkan sejumlah investasi. Penerapan diversifikasi salah satunya bertujuan untuk memaksimumkan ukuran dan keragaman usaha sehingga pemilik dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari beberapa segmen usaha yang dimiliki (Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane, dan Hoskisson, Robert E, 2001:253).

Strategi diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Dengan penerapan diversifikasi, diharapkan jika salah satu segmen usaha mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh dari segmen usaha yang lain dapat menutupi kerugian tersebut (Suwarni dan Pakaryaningsih, 2007).

Diversifikasi selain bertujuan untuk memaksimumkan ukuran dan keragaman perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi risiko perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan melakukan diversifikasi, maka perusahaan akan memiliki struktur organisasi yang lebih

(4)

4 kompleks, tingkat transparansi yang lebih rendah dan meningkatkan kompleksitas informasi yang diproses oleh investor dan analis keuangan (El Mehdi dan Seboui, 2011). Menurut teori keagenan, kondisi ini akan menciptakan keadaan yang mendukung bagi manajer untuk melakukan manajemen laba.

Manajemen menjadi pihak yang paling berpengaruh terhadap adanya praktik manajemen laba. Menurut Ujiyantho dan Pramuka (2007), hal ini dikarenakan manajemen (agent) berperan sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk mengelola perusahaan yang tentunya mengerti tentang seluk-beluk keadaan perusahaan, memiliki informasi yang lengkap mengenai perusahaan dan prospek perusahaan ke depan.

Kondisi ketimpangan pemenuhan informasi ini antara manajer dan para pemegang saham memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk bebas menentukan metode akuntansi dan estimasi yang digunakan dalam melaporkan laba perusahaan sehingga memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba (Verawati, 2012).

Selain strategi diversifikasi terdapat beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya manajemen laba salah satunya yaitu aliran kas bebas (free cash flow). Aliran kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) atau investasi pada aset tetap (Ross dalam Akhmad 2011). Sedangkan menurut Metha dan Barbara (2011) aliran kas bebas adalah adanya dana yang berlebih, yang seharusnya didistribusikan kepada para pemegang saham, dan keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih menunjukkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai aliran kas bebas, misalnya bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dengan tingkat pertumbuhan

(5)

5 rendah maka aliran kas bebas ini didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, tetapi bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang. Dengan memiliki aliran kas bebas yang positif peluang untuk melakukan manajemen laba lebih tinggi (Bukit dan Iskandar, 2009). Free cash flow inilah yang sering jadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Zuhri, 2011).

Jaggi dan Gul dalam Fitriyah (2011) menyatakan salah satu penyebab muncul konflik keagenan yang akan menyebabkan timbulnya agency cost adalah arus kas bebas. Jensen dalam Zuhri (2011) menyatakan bahwa jika arus kas bebas dalam perusahaan tidak digunakan atau diinvestasikan untuk memaksimalkan atau menyeimbangkan pendapatan pemegang saham dalam bentuk investasi yang menguntungkan, maka akan meningkatkan masalah keagenan. Investor akan merasa bahwa manajemen tidak mampu memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan. Karena manajer perusahaan cenderung bertindak oportunis untuk mendapatkan pendapatan pribadi, dengan melibatkan diri dalam proyek-proyek yang kurang menguntungkan, investasi dan pendanaan yang cenderung kurang berguna (Bukit dan Iskandar, 2009). Manajer akan menerapkan prosedur akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan untuk menyembunyikan dampak negatif dari proyek tersebut. Dalam hal ini manajer akan melakukan manajemen laba (Chung, R., Firth, M., dan Kim, J. B., 2005).

Manajemen laba merupakan suatu cara dalam menyajikan informasi laba kepada publik yang sudah disesuaikan dengan interest atau kepentingan dari pihak manajer itu sendiri atau menguntungkan perusahaan (Indraswari, 2010). Sedangkan menurut Scott (2003:368-369) menyatakan bahwa manajemen laba adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Fenomena manajemen laba menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh para praktisi dan akademisi. Alasannya, manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan

(6)

6 (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia. Akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral serta mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan (Sulistyanto, 2008). Praktik manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan manajemen (positif) (Chancera, 2011).

Hubungan antara manajemen laba dan diversifikasi perusahaan merupakan topik yang menarik untuk diteliti. Pada tahun 2015 terjadi penggelembungan laba yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba yang merupakan perusahaan global dan terdiversifikasi perusahaan tersebut melakukan penggelembungan laba sebesar ¥151,8 miliar atau setara dengan Rp.15,85 triliun sejak tahun 2008 (akuntansiterapan.com, 2015). Dari kasus tersebut perusahaan yang mengalami manajemen laba juga melakukan diversifikasi baik operasional maupun geografis.

Dan strategi tersebut dilakukan hingga saat ini, seperti halnya salah satu perusahaan property yang melakukan diversifikasi usahanya yaitu PT. Adhi Karya disamping perusahaan properti perusahaan tersebut juga bergerak dibidang perkeretaapian dan hotel untuk meningkatkan pendapatannya (beritasatu.com, 2014). Dengan demikian dimungkinkan manajemen laba masih dapat terjadi karena perusahaan masih melakukan strategi diversifikasi dengan free cash flow sebagai salah satu sumber internal dana perusahaan untuk melakukan strategi tersebut. Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba dilakukan dengan cara menaikkan labanya (income increasing) atau menurunkan labanya (income decreasing) seperti yang terjadi pada perusahaan di sektor property dan real estate di Indonesia, dan karena hal tersebut diambil 3 perusahaan untuk keragaman data variabel pada fenomena sebagai berikut.

(7)

7 Tabel 1.1

Fenomena pada Unit Analisis

Sumber:idx.co.id (data diolah)

Dari tabel 1.1 dan diperkuat oleh data pada Lampiran 1. Dapat diketahui bahwa PT. Waskita Karya pada tahun 2013 dan 2014 memiliki segmen bisnis yang jumlahnya lebih dari satu dan hanya beroperasi di dalam negeri. Kondisi perusahaan pada tahun 2013 sedang dalam kondisi yang baik ditandai dengan free cash flow yang positif sehingga dilihat dari sisi manajemen laba, perusahaan melakukan hal tersebut dengan cara income decreasing untuk melakukan penghematan pajak pendapatan agar

Perusahaan Variabel 2013 2014

PT.WIKA

DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1

DIVGEO Beroperasi di dalam negeri Beroperasi di dalam negeri

FCF FCF positif FCF negatif

Manajemen laba Motivasi pajak Kepentingan investor

PT.ADHI KARYA

DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1

DIVGEO Beroperasi di dalam negeri dan luar negeri

Beroperasi di dalam negeri dan luar negeri

FCF FCF negatif FCF positif

Manajemen laba Motivasi pajak Motivasi pajak

PT.APLN

DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1

DIVGEO Beroperasi di dalam negeri Beroperasi di dalam negeri

FCF FCF negatif FCF negatif

(8)

8 perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dan pada tahun 2014 kondisi perusahaan memburuk ditandai dengan free cash flow yang negatif untuk menutupi hal tersebut sehingga manajemen labanya dilakukan dengan cara income increasing agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Kemudian untuk perusahaan PT. Adhi Karya pada tahun 2013 dan 2014 memiliki tingkat diversifikasi yang tinggi karena selain segmen bisnis yang banyak, perusahaan juga beroperasi diluar negeri. Dan pada tahun 2013 perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak baik karena memiliki free cash flow yang negatif sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing untuk melakukan penghematan pajak pendapatan. Namun, pada tahun 2014 kondisi perusahaan membaik ditandai dengan free cash flow yang positif maka agar perusahan tidak terkena pajak yang tinggi karena memiliki penghasilan yang lebih besar serta beroperasi diluar negeri maka perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing. Dan pada perusahaan PT. Agung Podomoro Land pada tahun 2013 dan 2014 memiliki segmen bisnis yang jumlahnya lebih dari satu akan tetapi hanya beroperasi di dalam negeri. Namun, pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan mengalami penurunan kinerja sehingga memiliki free cash flow yang negatif oleh sebab itu agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar maka pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing dengan tujuan untuk melakukan penghematan pajak pendapatan.

Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait strategi diversifikasi dan free cash flow terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate. Beberapa penilitian sudah dilakukan dan telah memberikan hasil yang beragam. Jiraporn young, Sang Kim, dan Ike Marthur (2005) tidak menemukan adanya pengaruh antara diversifikasi perusahaan dengan manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan El Mehdi dan Seboui (2011) menunjukkan bahwa

(9)

9 diversifikasi secara geografis meningkatkan menajemen laba, namun diversifikasi secara industri mengurangi manajemen laba. Menurut Indraswari (2010) diversifikasi operasi perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan menurut Aryati (2013) diversifikasi operasi perusahaan bersifat negatif terhadap manajemen laba. Selain itu menurut Dinuka dan Zulaikha (2014) diversifikasi geografis tidak berpengaruh terhadap manajemen laba hal tersebut berbeda dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh Verawati (2012) bahwa diversifikasi geografis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Tidak hanya diversifikasi, variabel lainnya yaitu free cash flow menurut Agustia (2013) aliran kas bebas memberikan pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba. Namun, berbeda halnya dengan Wijaya (2015) bahwa aliran kas bebas mempengaruhi manajemen laba.

Dari beberapa penitilian yang sudah dilakukan hal tersebut membuktikan bahwa diversifikasi dan aliran kas bebas belum mempunyai hasil yang konsisten terhadap manajemen laba. Selain belum mempunyai hasil yang konsisten, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian ini menggunakan proxy abnormal working capital untuk manajemen laba dan penelitian mengenai strategi diversifikasi terhadap manajemen laba masih belum banyak dilakukan. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian mengenai “Manajemen Laba: Strategi Diversifikasi dan Free Cash Flow pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014”.

1.3 Perumusan Masalah

Perusahaan diminta untuk melakukan strategi oleh pemegang saham untuk kelangsungan hidup perusahaan salah satunya adalah diversifikasi dan diversifikasi itu sendiri adalah strategi untuk memperbesar ukuran perusahaan. Dan untuk melakukan strategi tersebut pada umumnya perusahaan menggunakan dana yang dihasilkan dari sumber eksternal

(10)

10 maupun internal perusahaan dan sumber internal perusahaan salah satunya yaitu aliran kas bebas.

Namun, dari kedua hal tersebut yaitu strategi diversifikasi dan aliran kas bebas sama-sama dapat memunculkan konflik keagenan yang dapat menimbulkan praktik manajemen laba. Manajemen laba itu sendiri sangat merugikan berbagai pihak dan dapat mengakibatkan hancurnya tatanan ekonomi, tatanan etika dan moral serta mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Akan tetapi dilihat dari sisi positif manajemen laba merupakan pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Maka akan timbul pertanyaan apakah diversifikasi menciptakan lingkungan yang mendukung dilakukannya manajemen laba, selain itu apakah free cash flow juga mendukung terjadinya manajemen laba.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat diketahui masalah penelitiannya sebagai berikut:

1. Bagaimana diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, free cash flow dan praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?

2. Apakah diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow berpengaruh signifikan secara simultan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?

3. Apakah diversifikasi operasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?

4. Apakah diversifikasi geografis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?

(11)

11 5. Apakah free cash flow berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, free cash flow dan praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

b. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

c. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial diversifikasi operasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

d. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial diversifikasi geografis terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

e. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial free cash flow terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap penyebab terjadinya manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya untuk

(12)

12 penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate. 1.6.2 Aspek Praktis

a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberi bukti empiris mengenai pengaruh diversifikasi dan free cash flow terhadap praktik manajemen laba.

b. Bagi pengguna laporan keuangan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam menilai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajer melakukan manipulasi kinerja perusahaan.

c. Memberikan informasi bagi regulator untuk memahami pentingnya keberadaan fungsi pengawasan dalam suatu perusahaan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent variable), variable terikat (dependent variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Diversifikasi Operasi b. Diversifikasi Geografis c. Free Cash Flow d. Manajemen Laba 1.7.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Bursa Efek Indonesia dengan objek penelitian adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah mempublikasi laporan keuangan secara berkala periode 2011-2014 pada Bursa Efek Indonesia.

1.7.3 Waktu dan Periode Penelitian

Periode penelitian ini adalah pada tahun 2011-2014. Penelitian hanya dilakukan selama empat tahun terakhir karena keterbatasan waktu, data dan hal-hal lainnya

(13)

13 1.8 Sistematika penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek yang akan diteliti dan latar belakang penelitian yang didalamnya mencakup argumentasi teoritis yang mendukung penelitian, fenomena, serta inkonsistensi penelitian sebelumnya. Selain itu bab ini juga berisi perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjeaskan secara rinci mengenai responden yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, analisis model dan hipotesis, pembahasan mengenai hubungan variabel-variabel independen (diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow) dengan variabel dependen (manajemen laba).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan dan saran yang penulis berikan dalam hubungannya diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow dengan manajemen laba dengan tujuan untuk pengembangan ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Fokus penelitian ini adalah mencari efek profil sudu terhadap faktor keamanan agar diperoleh desain yang optimum bila dikenai tegangan gabungan serta mendapatkan aliran yang

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

filter pasif LC resonansi, dan setelah dianalisis, bentuk gelombang arus harmonisa yang terjadi, maka filter aktif shunt akan dipicu untuk menghasilkan arus kompensasi

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik