• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Hortikultura. Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Hortikultura. Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM NIP"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya, maka Petunjuk Teknis Pengolahan Hasil Hortikultura

Tahun Anggaran 2016 ini telah selesai disusun.

Petunjuk Teknis ini merupakan acuan bagi aparat pembina tingkat pusat,

provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan Pengolahan

Hasil Hortikultura dari dana APBN Direktorat dan Pemasaran Hasil

Hortikultura, sehingga tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai secara

efektif, efisien, ekonomis dan tertib sesuai peraturan yang berlaku. Agar

lebih aplikatif dalam penerapannya, diharapkan Petunjuk teknis ini dapat

dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan di

masing-masing daerah.

Petunjuk Teknis ini mencakup tujuan, sasaran, indikator keberhasilan dan

analisa resiko, pelaksanaan kegiatan yang terkait pengembangan

agroindustri/agribisnis di pedesaan berbasis kelompok, jadwal

pelaksanaan kegiatan, pengawalan dan pembinaan serta pelaporannya.

Diharapkan komitmen semua pihak demi terwujudnya pelaksanaan kegiatan

yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta koordinasi yang

sinergis antara pusat, provinsi dan kabupaten/ kota dalam melakukan

pembinaan agroindustri pedesaan berbasis kelompok secara

berkelanjutan.

Dalam rangka perbaikan Petunjuk Teknis selanjutnya, maka saran yang

membangun sangat diharapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini

dan semoga bermanfaat.

Jakarta, Desember 2015

Direktur Jenderal Hortikultura

Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM

NIP. 19580206 198503 1001

(2)

i

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya, maka Petunjuk Teknis Pengolahan Hasil Hortikultura

Tahun Anggaran 2016 ini telah selesai disusun.

Petunjuk Teknis ini merupakan acuan bagi aparat pembina tingkat pusat,

provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan Pengolahan

Hasil Hortikultura dari dana APBN Direktorat dan Pemasaran Hasil

Hortikultura, sehingga tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai secara

efektif, efisien, ekonomis dan tertib sesuai peraturan yang berlaku. Agar

lebih aplikatif dalam penerapannya, diharapkan Petunjuk teknis ini dapat

dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan di

masing-masing daerah.

Petunjuk Teknis ini mencakup tujuan, sasaran, indikator keberhasilan dan

analisa resiko, pelaksanaan kegiatan yang terkait pengembangan

agroindustri/agribisnis di pedesaan berbasis kelompok, jadwal

pelaksanaan kegiatan, pengawalan dan pembinaan serta pelaporannya.

Diharapkan komitmen semua pihak demi terwujudnya pelaksanaan kegiatan

yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta koordinasi yang

sinergis antara pusat, provinsi dan kabupaten/ kota dalam melakukan

pembinaan agroindustri pedesaan berbasis kelompok secara

berkelanjutan.

Dalam rangka perbaikan Petunjuk Teknis selanjutnya, maka saran yang

membangun sangat diharapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini

dan semoga bermanfaat.

Jakarta, Februari 2016

Direktur Jenderal Hortikultura

Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM

NIP. 19580206 198503 1001

(3)

ii Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Lampiran... vi BANGSAL PASCAPANEN (1770.001) ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Sasaran ... 2

BAB II PELAKSANAAN ... 5

A. Pelaksanaan di Pusat ... 5

B. Pelaksanaan di Daerah ... 6

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 9

A. Masukan ... 9

B. Keluaran ... 9

C. Hasil ... 9

D. Manfaat ... 9

E . Dampak... 9

SARANA PRASARANA PASCAPANEN (1770.002) ... 11

BAB I PENDAHULUAN ... 13

A. Latar Belakang ... 13

B. Tujuan dan Sasaran ... 13

BAB II PELAKSANAAN ... 15

A. Pelaksanaan di Pusat ... 15

B. Pelaksanaan di Daerah ... 16

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 21

A. Masukan ... 21 B. Keluaran ... 21 C. Hasil ... 21 D. Manfaat ... 21 E . Dampak... 21 SARANA PENGOLAHAN (1770.003) ... 25 BAB I PENDAHULUAN ... 27 A. Latar Belakang ... 27

(4)

iii

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

BAB II PELAKSANAAN ... 29

A. Pelaksanaan di Pusat ... 29

B. Pelaksanaan di Daerah ... 30

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 33

A. Masukan ... 33

B. Keluaran ... 33

C. Hasil ... 33

D. Manfaat ... 33

E . Dampak... 33

FASILITAS PEMASARAN HORTIKULTURA (1770.004) ... 37

BAB I PENDAHULUAN ... 39

A. Latar Belakang ... 39

B. Tujuan dan Sasaran ... 40

BAB II PELAKSANAAN ... 41

A. Pelaksanaan di Pusat ... 41

B. Pelaksanaan di Daerah ... 43

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 47

A. Masukan ... 47

B. Keluaran ... 47

C. Hasil ... 47

D. Manfaat ... 47

E . Dampak... 47

FASILITAS PENERAPAN JAMINAN MUTU HORTIKULTURA (1770.005) .. 51

BAB I PENDAHULUAN ... 53

A. Latar Belakang ... 53

B. Tujuan dan Sasaran ... 54

BAB II PELAKSANAAN ... 55

A. Pelaksanaan di Pusat ... 55

B. Pelaksanaan di Daerah ... 57

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 59

A. Masukan ... 59

B. Keluaran ... 59

(5)

iv Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

D. Manfaat ... 59

E . Dampak... 59

COLD STORAGE HORTIKULTURA (1770.006) ... 63

BAB I PENDAHULUAN ... 65

A. Latar Belakang ... 65

B. Tujuan dan Sasaran ... 66

BAB II PELAKSANAAN ... 67

A. Pelaksanaan di Pusat ... 67

B. Pelaksanaan di Daerah ... 68

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 71

A. Masukan ... 71 B. Keluaran ... 71 C. Hasil ... 71 D. Manfaat ... 71 E . Dampak... 71 FASILITAS HORTIKULTURA (1770.007) ... 75 BAB I PENDAHULUAN ... 77 A. Latar Belakang ... 77

B. Tujuan dan Sasaran ... 77

BAB II PELAKSANAAN ... 79

A. Pelaksanaan di Pusat ... 79

B. Pelaksanaan di Daerah ... 80

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 83

A. Masukan ... 83

B. Keluaran ... 83

C. Hasil ... 83

D. Manfaat ... 83

(6)

v

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 PEMBINAAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING

HORTIKULTURA (1770.008) ... 87

BAB I PENDAHULUAN ... 89

A. Latar Belakang ... 89

B. Tujuan dan Sasaran ... 90

BAB II PELAKSANAAN ... 91

A. Pelaksanaan di Pusat ... 91

B. Pelaksanaan di Daerah ... 93

BAB III INDIKATOR KINERJA ... 95

A. Masukan ... 95

B. Keluaran ... 95

C. Hasil ... 95

D. Manfaat ... 95

(7)

vi Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lokasi Bangsal Pascapanen Hortikultura APBN Tahun 2016 10 Lampiran 2 : Lokasi Sarana Prasarana Pascapanen Hortikultura APBN

Tahun 2016 ... 22 Lampiran 3 : Lokasi Sarana Pengolahan Hasil Hortikultura APBN

Tahun 2016 ... 34 Lampiran 4 : Lokasi Fasilitasi Pemasaran Hortikultura Hasil Hortikultura

APBN Tahun 2016 ... 48 Lampiran 5 : Lokasi Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura

APBN Tahun 2016 ... 60 Lampiran 6 : Lokasi Bangsal Pascapanen Hortikultura APBN

Tahun 2016 ... 72 Lampiran 7 : Lokasi Hortipark Hortikultura APBN Tahun 2016 ... 84

(8)

vii

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(9)

1

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

BANGSAL PASCAPANEN

1

(10)
(11)

3

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu dan berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain penerapan budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP), juga diperlukan penanganan pasca panen yang baik dan benar (Good Handling

Practices/GHP). Kegiatan pascapanen produk hortikultura merupakan salah

satu kegiatan dalam usahatani yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut penyusutan baik dalam bobot maupun mutu. Diperkirakan tingkat kerusakan dapat mencapai 30% - 50% bila penanganan saat panen kurang tepat. Sebaliknya, apabila ditangani dengan secara baik dan benar, perlakuan pasca panen dapat memperpanjang kesegaran, mencegah menurunnya mutu hasil panen, menekan tingkat kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Penanganan pascapanen hortikultura merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu sayuran. Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai pasar atau dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami perlakuan penyiapan yang pada umumnya dilakukan di bangsal pascapanen (packing house).

Kegiatan penanganan pasca panen hortikultura masih dilakukan disembarang tempat, bukan di bangsal/gudang pasca panen. Keterbatasan pengetahuan dan sarana bangsal pascapanen di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha hortikultura sektor hulu yang belum melakukannya praktek-praktek penanganan hasil panen di lokasi bangsal pascapanen yang memadai. Di negara-negara maju, bangsal pascapanen terdiri dari ruangan besar yang dilengkapi dengan unit penyimpanan dingin serta peralatan modern yang bekerja sepenuhnya secara otomatis, sehingga mampu menangani berton-ton produk hortikultura. Di negara yang sedang berkembang, bangsal pascapanen dapat sangat sederhana yang seringkali hanya berupa suatu "saung" yang ternaungi dari sinar matahari dan memiliki sirkulasi udara yang baik, dilengkapi dengan meja untuk melakukan sortasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bangsal pascapanen dapat berupa kegiatan yang sederhana sampai kompleks; namun demikian pada dasrnya terdiri dari kegiatan sebagai berikut: penerimaan pasokan produk, pembongkaran muatan, pemeriksaan, dan pencatatan pasokan; sortasi (pemilahan produk); pembersihan atau pencucian; pengkelasan (grading); perlakuan dengan fungisida (pilihan); pelilinan (waxing); Pengepakan (packaging); fumigasi, pemeraman, curing, dan pendinginan pendahuluan

(12)

4 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(pre cooling) yang merupakan beberapa perlakuan tambahan sebelum atau

sesudah pengepakan; dan penyimpanan sebelum pengangkutan.

Walaupun semua kegiatan berlangsung di dalam suatu ruangan, tetapi pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan secara semrawut. Untuk itu perlu dibuat tataruang dan tataletak yang baik, sehingga efisien dalam pergerakan barang.

Menyadari akan hal tersebut, maka secara khusus mulai tahun 2016, Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura memfasilitasi terbangunnya bangsal-bangsal pasca panen disentra-sentra produksi hortikultura baik sayuran, buah, tanaman obat maupun hortikultura.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan bangsal pasca panen adalah menyediakan bangsal pascapanen di sentra-sentra produksi hortikultura.

Sasaran dari kegiatan bangsal pascapanen adalah meningkatnya kualitas hasil panen hortikultura.

(13)

5

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB II

PELAKSANAAN A. Pelaksanaan di Pusat

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (051) Bangsal Pascapanen Sub Output : tanpa sub-output Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Pelaksanaan (fasilitasi bantuan)

(053) Peningkatan kapabilitas petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(056) Distribusi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani pascapanen di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Adapun penjelasan secara operasional pelaksanaan kegiatan ini dipusat adalah sebagai berikut:

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,

(14)

6 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan.

(053) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi,melalui akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(054) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang disesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. 4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Satker Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2016.

B. Pelaksanaan di Daerah

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi di 33 Provinsi. Lokasi terlampir.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (051) Bangsal Pascapanen Sub Output : tanpa sub-output Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Pelaksanaan (fasilitasi bantuan)

(053) Peningkatan kapabilitas petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(15)

7

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

3. Pelaksanaan dan Penerima Manfaat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang di Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi kegiatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani pascapanen di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Pelaksanaan kegiatan di Propinsi terdiri atas komponen utama (051) Persiapan (identifikasi/koordinasi/pedoman dll), (052) Pelaksanaan (fasilitasi Bantuan) dan didukung komponen penunjang (054) Pembinaan/Pendampingan/ Pertemuan/ Sosialisasi.

Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan.

(052) Fasilitasi Bantuan, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115). Fasilitasi Bantuan diberikan dalam bentuk barang sesuai

dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan sesuai hasil identifikasi. Fasilitasi bantuan bangsal pasca panen ini terbatas pada pengadaan fisik bangsal serta komponen pendukung bangsal pasca panen seperti penyediaan sumber tenaga listrik, air, administrasi serta sarana lain di bangsal dan tidak termasuk penyediaan tanah. Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.

(16)

8 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012. Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Provinsi membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana pascapanen yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada petani/Ketua Kelompoktani/ Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan. (054) Pembinaan / Pendampingan / Pertemuan / Sosialisasi, dengan

peruntukan rincian akun Belanja diantaranya Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

Pembinaan/Pendampingan dilakukan secara terintegrasi dan periodik, melibatkan petugas di tingkat pusat, Propinsi, kabupaten/kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Pertemuan juga dapat dikemas dengan tujuan mensosialisasikan dan mendukung pengembangan teknologi pascapanen khususnya operasional bangsal pascapanen. 4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan (TP) pada DIPA Satker Dinas Pertanian Provinsi Tahun Anggaran 2016.

(17)

9

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB III

INDIKATOR KINERJA A. Masukan

1. Dana

2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi

B. Keluaran

Terlaksananya kegiatan penyediaan bangsal pascapanen sebanyak 30 unit di 26 Propinsi.

C. Hasil

Meningkatnya ketersediaan bangsal pascanen hortikultura serta pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani/pelaku usaha dalam penggelolaan bangsal pasca panen mendukung penerapan prinsip-prinsip penanganan pascapanen yang baik dan benar (GHP).

D. Manfaat

Meningkatnya penerapan pascapanen yang baik dan benar oleh petani / kelompok tani /pelaku usaha hortikultura.

E . Dampak

Menurunnya kehilangan hasil panen serta meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.

(18)

10 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Lampiran 1 : Lokasi Bangsal Pascapanen Hortikultura APBN Tahun 2016

No Lokasi Provinsi Jumlah bangsal pascapanen (Unit)

1 DKI - 2 Jabar 2 3 Jateng 2 4 Yogyakarta 1 5 Jawa Timur 2 6 Aceh 1 7 Sumut 1 8 Sumbar 1 9 Riau - 10 Jambi 1 11 Sumsel 1 12 Lampung 1 13 Kalimantan barat 1 14 Kalimantan Tengah 1 15 Kalimantan Selatan 1 16 Kalimantan Timur 1 17 Sulawesi Utara 1 18 Sulawesi Tengah 2 19 Sulawesi Selatan 1 20 Sulawesi Tenggara - 21 Maluku - 22 Bali 1

23 Nusa Tenggara Barat 1 24 Nusa Tenggara Timur -

25 Papua - 26 Bengkulu 1 27 Maluku Utara - 28 Banten 1 29 Bangka Belitung 1 30 Gorontalo 1 31 Kepulauan riau 1 32 Papua Barat 1 33 Sulawesi Barat 1 34 Kalimantan Utara -

(19)

11

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

SARANA PRASARANA PASCAPANEN

(1770.002)

(20)
(21)

13

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komoditas hortikultura mempunyai karakteristik yang mudah rusak

(perishable) sehingga memerlukan penanganan pascapanen yang tepat

agar produk yang dihasilkan dengan susah payah dapat dipertahankan jumlah dan mutunya.

Penanganan pascapanen merupakan tahapan yang sangat berpengaruh terkait dengan keamanan pangan dan standar mutu produk hortikultura. Kenyataan dilapangan, walaupun petani sudah menghasilkan aneka produk buah, sayur, tanaman obat dan florikultura bermutu baik, namun seringkali masih terjadi kehilangan hasil yang tinggi dan rendahnya ketersedian buah sesuai standar. Petani dan pelaku usaha masih sering melakukan panen pada umur yang tidak tepat dengan cara panen salah tanpa memperhatikan karakterstik buah dan sarana pascapanen yang tepat. Oleh karena itu perlu diupayakan penanganan pascapanen yang baik dan konsisten sepanjang rantai komoditas mulai dari panen hingga ke konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan penerapan prinsip penanganan pascapanen yang baik (Good Handling Practices/GHP). Dalam pelaksanaan penerapan GHP, sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendukung utama meskipun komponen lainnya juga menjadi faktor penentu yang juga tak kalah pentingnya seperti penerapan GHP.

Pemilihan dan penggunaan sarana dan prasarana pasca panen yang tepat akan dapat menghindarkan produk dari berbagai macam kerusakan dan menjaga mutu produk hortikultua yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing produk yang telah dihasilkan. Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura pada tahun 2016 akan menyediakan beragam sarana prasarana pascapanen baik untuk komoditas sayuran, buah-buahan, tanaman obat maupun florikultura.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan sarana prasarana pascapanen adalah menyediakan sebagian fasilitas sarana prasarana pascapanen hortikultura.

Sasaran dari kegiatan sarana prasarana pascapanen adalah meningkatnya produksi dan kualitas serta berkurangnya tingkat kehilangan hasil pada tahap pascapanen pada komoditas hortikultura.

(22)
(23)

15

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB II

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan di Pusat

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (021) Sarana Prasarana Pascapanen Sub Output : tanpa sub-output

Komponen : (051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Bantuan (053) Penerapan GHP a. Penerapan GHP/SL GHP buah b. Penerapan GHP/SL GHP florikultura c. Penerapan GHP/SL GHP sayuran d. Penerapan GHP/SL GHP tanaman obat (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(056) Distribusi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani pascapanen di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Adapun penjelasan secara operasional pelaksanaan kegiatan ini dipusat adalah sebagai berikut:

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan

(24)

16 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan.

(054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi,melalui akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang seuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, terutama terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang disesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Satker Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2016.

B. Pelaksanaan di Daerah

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi di 32 Provinsi. Lokasi dan jumlah terlampir.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (021) Sarana Prasarana Pascapanen Sub Output : tanpa sub-output

(25)

17

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Komponen : (051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Bantuan (053) Penerapan GHP a. Penerapan GHP/SL GHP buah b. Penerapan GHP/SL GHP florikultura c. Penerapan GHP/SL GHP sayuran d. Penerapan GHP/SL GHP tanaman obat (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(056) Distribusi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang di Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi kegiatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani pascapanen di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Pelaksanaan kegiatan di Propinsi terdiri atas komponen utama yaitu: (051) Persiapan (idetifikasi/koordinasi/pedoman dll), (052) Fasilitasi Bantuan, (053) Penerapan GHP dan didukung komponen penunjang (054) Pembinaan/Pendampingan/ Pertemuan/Sosialisasi. Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut : (051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat

dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat

(26)

18 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan.

(052) Fasilitasi Bantuan, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115). Fasilitasi Bantuan diberikan dalam bentuk barang sesuai dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan sesuai hasil identifikasi. Fasilitasi bantuan bangsal pasca panen ini terbatas pada pengadaan fisik bangsal serta komponen pendukung bangsal pasca panen seperti penyediaan sumber tenaga listrik, air, administrasi serta sarana lain di bangsal dan tidak termasuk penyediaan tanah. Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.

Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012. Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Provinsi membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana pascapanen yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada petani/Ketua Kelompoktani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.

(053) Penerapan GHP, dapat dimanfaatkan dengan menggunakan dengan peruntukan rincian akun Belanja diantaranya Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, serta akun lain yang diperlukan seperti belanja barang non operasional lainnya. (054) Pembinaan/Pendampingan/Pertemuan/Sosialisasi, dengan

peruntukan rincian akun Belanja diantaranya Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).

Pembinaan/Pendampingan dilakukan secara terintegrasi dan periodik, melibatkan petugas di tingkat pusat, Propinsi,

(27)

19

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

kabupaten/kota dan BPTPH, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Pertemuan juga dapat dikemas dengan tujuan mensosialisasikan dan mendukung pengembangan teknologi pascapanen khususnya operasional sarana prasarana pascapanen.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan pada DIPA Satker Dinas Pertanian Provinsi Tahun Anggaran 2016

(28)

20 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(29)

21

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB III

INDIKATOR KINERJA A. Masukan

1. Dana

2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi

B. Keluaran

Terlaksananya kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura sebanyak 500 unit di 32 Propinsi.

C. Hasil

Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura serta pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani/pelaku usaha dalam operasionalisasi sarana prasarana pasca panen mendukung penerapan prinsip-prinsip penanganan pascapanen yang baik dan benar (GHP).

D. Manfaat

Meningkatnya penerapan pascapanen yang baik dan benar oleh petani / kelompok tani /pelaku usaha hortikultura.

E . Dampak

Menurunnya kehilangan hasil panen serta meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.

(30)

22 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Lampiran 2 : Lokasi Sarana Prasarana Pascapanen Hortikultura APBN Tahun 2016

No Lokasi Provinsi Jumlah Sarana Prasarana pascapanen (Unit)

1 DKI - 2 Jabar 30 3 Jateng 25 4 Yogyakarta 10 5 Jawa Timur 25 6 Aceh 12 7 Sumut 15 8 Sumbar 25 9 Riau 15 10 Jambi 15 11 Sumsel 15 12 Lampung 15 13 Kalimantan barat 15 14 Kalimantan Tengah 15 15 Kalimantan Selatan 15 16 Kalimantan Timur 15 17 Sulawesi Utara 15 18 Sulawesi Tengah 15 19 Sulawesi Selatan 20 20 Sulawesi Tenggara 15 21 Maluku 15 22 Bali 15

23 Nusa Tenggara Barat 15 24 Nusa Tenggara Timur 15

25 Papua 15

(31)

23

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 No Lokasi Provinsi Jumlah Sarana Prasarana pascapanen (Unit)

27 Maluku Utara 15 28 Banten 15 29 Bangka Belitung 15 30 Gorontalo 15 31 Kepulauan riau 15 32 Papua Barat 15 33 Sulawesi Barat 15 34 Kalimantan Utara -

(32)

24 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(33)

25

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

SARANA PENGOLAHAN

(1770.003)

(34)
(35)

27

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara umum, sifat dan karakteristik produk hortikultura adalah (1) nilai ekonomis tergantung tingkat kesegarannya, (2) bulky dan mudah rusak,(3) produknya melimpah pada musimnya, (4) bukan merupakan sumber karbohidrat utama, tetapi merupakan sumber vitamin, serat dan mineral, dan (5) sangat intensif dalam perawatan, baik dalam proses produksi, maupun dalam penanganannya. Sifat dan karakteristik ini juga mempengaruhi kebijakan penyediaan konsumsi masyarakat terhadap produk hortikultura oleh pemerintah.

Dalam mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura, salah satu kegiatan Direktorat Jenderal Hortikultura adalah pengembangan pengolahan hasil hortikultura. Pengembangan pengolahan hasil hortikultura diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pengolahan, standardisasi mutu produk dan keamanan pangan, ramah lingkungan dan peningkatan nilai tambah yang berkeadilan (berkelanjutan).

Pengembangan pengolahan hortikultura disinergikan dengan pengembangan agroindustri pedesaan berbasis kelompok komoditi hortikultura. Oleh karena karakter dan budaya yang beragam, maka pengetahuan tentang sifat dan karakteristik produk hortikultura di suatu lokasi sentra pengembangan pengolahan hortikultura menjadi sangat penting. Informasi ini akan menentukan keputusan bisnis yang diambil oleh pelaku agribisnis hortikultura, baik petani produsen, maupun pihak lain yang bergerak dalam bidang hortikultura di daerah tersebut.

Dan untuk mendukung kemajuan usaha pengolahan hortikultura di sentra-sentra kawasan produksi hortikultura, maka Direktorat Jenderal Hortikultura melalui TUSI yang baru sesuai Perpres nomor 45 tahun 2015 mulai menyediakan sarana pengolahan bagi pelaku-pelaku usaha hortikultura di Indonesia.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan sarana pengolahan di sentra-sentra produksi hortikultura.

Sasaran dari kegiatan sarana prasarana pengolahan adalah mendukung kemajuan industri pengolahan hasil hortikultura serta meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.

(36)
(37)

29

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB II

PELAKSANAAN A. Pelaksanaan di Pusat

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (053) Sarana Pengolahan Sub Output : tanpa sub-output Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Bantuan

(053) Peningkatan kapabilitas petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

(056) Distribusi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani industri pengolahan hasil hortikultura di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas. Adapun penjelasan secara operasional pelaksanaan kegiatan ini dipusat adalah sebagai berikut:

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,

(38)

30 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan.

(054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi,melalui akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Satker Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2016.

B. Pelaksanaan di Daerah

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi di 33 Provinsi. Lokasi terlampir.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (053) Sarana Pengolahan Sub Output : tanpa sub-output Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Bantuan

(053) Peningkatan kapabilitas petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi

(39)

31

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(055) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (056) Distribusi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang di Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi kegiatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani pascapanen di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Pelaksanaan kegiatan di Propinsi terdiri atas komponen utama (051) Persiapan (Identifikasi/koordinasi/pedoman dll), (052) Fasilitasi Bantuan dan didukung komponen penunjang (054) Pembinaan/Pendampingan/ Pertemuan/Sosialisasi.

Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan CP/CL terkait pelaksanaan kegiatan.

(052) Fasilitasi Bantuan, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115) serta akun lain yang diperlukan seperti belanja barang non operasional lainnya

Fasilitasi Bantuan diberikan dalam bentuk barang sesuai dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan sesuai hasil identifikasi. Fasilitasi bantuan sarana pengolahan berupa pengadaan barang/fisik yang mendukung usaha pengolahan hasil hortikultura termasuk

(40)

32 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

kemasan, label dan aspek lain mendukung nlai tambah hasil pengolahan hortikultura. Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.

Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012. Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Provinsi membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana pascapanen yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada petani/Ketua Kelompoktani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.

(0..) Pembinaan/Pendampingan/Pertemuan/Sosialisasi, dengan peruntukan rincian akun Belanja diantaranya Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

Pembinaan/Pendampingan dilakukan secara terintegrasi dan periodik, melibatkan petugas di tingkat pusat, Propinsi, kabupaten/kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Pertemuan juga dapat dikemas dengan tujuan mensosialisasikan dan mendukung pengembangan teknologi pengolahan hasil khususnya operasional peralatan fisik pengolahan hasil pertanian.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan pada DIPA Satker Dinas Pertanian Provinsi Tahun Anggaran 2016.

(41)

33

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB III

INDIKATOR KINERJA A. Masukan

1. Dana

2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi

B. Keluaran

Terlaksananya kegiatan penyediaan sarana pengolahan hortikultura sebanyak 230 unit di 32 Propinsi.

C. Hasil

Meningkatnya ketersediaan sarana pengolahan hortikultura serta pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani/pelaku usaha dalam penggelolaan usaha pengolahan hasil hortikultura mendukung penerapan prinsip-prinsip pengolahan hasil yang baik dan benar (GMP).

D. Manfaat

Meningkatnya penerapan usaha pengolahan hasil yang baik dan benar oleh petani / kelompok tani /pelaku usaha hortikultura.

E . Dampak

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura serta kesejahteraan pelaku usaha hortikultura melalui peningkatan pendapatan.

(42)

34 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Lampiran 3 : Lokasi Sarana Pengolahan Hasil Hortikultura APBN Tahun 2016

No Lokasi Provinsi Jumlah Sarana Pengolahan (Unit)

1 DKI - 2 Jabar 20 3 Jateng 20 4 Yogyakarta 10 5 Jawa Timur 20 6 Aceh 10 7 Sumut 10 8 Sumbar 10 9 Riau 6 10 Jambi 6 11 Sumsel 8 12 Lampung 6 13 Kalimantan barat 6 14 Kalimantan Tengah 6 15 Kalimantan Selatan 6 16 Kalimantan Timur 6 17 Sulawesi Utara 5 18 Sulawesi Tengah 5 19 Sulawesi Selatan 5 20 Sulawesi Tenggara 5 21 Maluku 5 22 Bali 5

23 Nusa Tenggara Barat 5 24 Nusa Tenggara Timur 5

25 Papua 5

26 Bengkulu 5 27 Maluku Utara 5

(43)

35

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 No Lokasi Provinsi Jumlah Sarana Pengolahan (Unit)

28 Banten 5 29 Bangka Belitung 5 30 Gorontalo 5 31 Kepulauan riau 3 32 Papua Barat 2 33 Sulawesi Barat 5 34 Kalimantan Utara -

(44)

36 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(45)

37

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

FASILITASI PEMASARAN HORTIKULTURA

(1770.004)

(46)

38 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(47)

39

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor hilir pada pengembangan agrinisnis hortikultura selama ini memang belum tertangani dengan optimal. Keberadaan sub sektor hortikultura masih kurang menarik dibanding sub sektor komoditas pertanian lainnya. Hal ini mungkin karena hortikultura bukan merupakan komoditas yang sarat dengan kepentingan politis meski saat ini mulai banyak dibicarakan karena dampaknya pada inflasi, khususnya pada komoditas cabai dan bawang merah. Salah satu yang belum aspek yang belum digarap secara optimum adalah aspek pemasaran hortikultura.

Sesuai dengan Perpres nomor 45 tahun 2015 maka salah satu fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura adalah merumuskan – melaksanakan kebijakan, menyusunan NSPK, memberikan bimbingan teknis serta melaksanakan evaluasi dan dukungan adminstrasi termasuk kepada usaha peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi khususnya pada komoditas aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bermuara pada usaha dalam rangka pencapaian nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan petani hortikultura.

Kompleksitas aspek pemasaran menjadi bagian penting dalam memformulasikan komponen kegiatan yang menjadi atau merupakan bagian yang memberi titik ungkit (laverage) percepatan pemasaran hortikultura di Indonesia. Pemasaran produk hortikultura tidak hanya diarahkan untuk penguatan pasar produk hortikultura di dalam negeri, tetapi juga dimaksudkan untuk lebih mengembangkan pemasarannya di luar negeri. Untuk itu kebijakan-kebijakan yang perlu dikembangkan diantaranya: pengembangan jaringan pemasaran domestik/luar negeri, pengembangan sarana dan kelembagaan pasar, kebijakan pemantauan pasar dan stabilisasi harga dan pengembangan pelayanan informasi pasar,

peningkatan negosiasi dan advokasi pemasaran internasional, peningkatan akses pasar komoditi segar/ produk olahan ekspor, pengembangan market intellegence dan database dan penguatan rantai pasok, pengembangan promosi produk dan investasi di dalam dan luar negeri, pengembangan dan fasilitasi kemitraan usaha.

Rintisan-rintisan pada aspek pemasaran hortikultura seperti pasar tani dan Sub Terminal Agribisnis (STA) akan menjadi perhatian dalam usaha pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan untuk memasarkan produk

(48)

40 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

yang dihasilkannya kepada konsumen, sehingga akan meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani serta sebagai sarana untuk menggerakkan dan memperlancar distribusi/pemasaran hasil pertanian dari sumber produksi ke lokasi permintaan produk (pasar/ konsumen). Dan untuk mendukung kegiatan pemasaran komoditas hortikultura tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura tahun anggaran 2016 telah mengalokasikan APBN untuk mendukung upaya-upaya fasilitasi pemasaran aneka produk hortikultura baik segar maupun olahan.

Kegiatan fasilitasi pemasaran hortikultura ini meliputi beberapa komponen kegiatan utama yaitu fasilitasi pemasaran hasil hortikultura dalam rangka pengembangan pasar domestik, pengembangan pasar internasional dan pemasyrakatan/promosi.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan fasilitasi pemasaran hortikultura adalah untuk menyediakan sarana penguatan infrastruktur pemasaran hortikultura serta pengembangan pemasaran produk hortikultura dalam dan luar negeri.

Sasaran dari kegiatan fasilitasi pemasaran hortikultura adalah mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.

(49)

41

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB II

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan di Pusat

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (054) Fasilitasi Pemasaran Hortikultura Sub Output : tanpa sub-output

Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Pemasaran Hasil Hortikultura

(053) Peningkatan Kapabilitas Petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Pengembangan Pemasaran Internasional

(056) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (057) Pemasyarakatan/promosi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani usaha hulu dan atau hilir komoditas hortikultura di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Adapun penjelasan secara operasional pelaksanaan kegiatan ini dipusat adalah sebagai berikut:

(051) Persiapan (Identifikas/Koordinasi/Pedoman, dll), dapat dimanfaatkan dengan menggunakan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor

(50)

42 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

22/PB/2013, tentang Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petugas Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka penyediaan pedoman terkait pelaksanaan kegiatan. (052) Fasilitasi Pemasaran Hasil Hortikultura, terkait penerapan akun

Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi,melalui akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(055) Fasilitasi Pemasaran Internasional, terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(056) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(057) Pemasyarakatan/promosi, terkait penerapan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

(51)

43

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Satker Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2016.

B. Pelaksanaan di Daerah

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi di 34 Provinsi. Lokasi terlampir.

2. Output/Sub Output/Komponen Kegiatan Output : (054) Fasilitasi Pemasaran Hortikultura Sub Output : tanpa sub-output

Komponen :

(051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi/Pedoman,dll) (052) Fasilitasi Pemasaran Hasil Hortikultura

(053) Peningkatan Kapabilitas Petugas/petani (054) Pembinaan/Bimbingan/ Pertemuan/ Sosialisasi (055) Pengembangan Pemasaran Internasional

(056) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (057) Pemasyarakatan/promosi

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang di Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi kegiatan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura. Sedangkan penerima manfaat adalah petugas dinas, Kelompok tani, Gapoktan, Koperasi, atau pelaku usaha yang menangani usaha hulu dan atau hilir komoditas hortikultura di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura khususnya pada kawasan cabai, bawang merah dan jeruk. Namun demikian, masih dimungkinkan penerima manfaat untuk komoditas hortikultura lainnya meski dengan proporsi terbatas.

Pelaksanaan kegiatan di Propinsi terdiri atas komponen utama yaitu: (051) Persiapan, (052) Fasilitasi Pemasaran Hasil Hortikultura, (054) Pembinaan/Pendampingan/ Pertemuan/ Sosialisasi dan didukung (057) pemasyarakatan/promosi.

(52)

44 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

(051) Persiapan, dengan akun Belanja Bahan (521211),dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Kegiatan persiapan ini terutama dimaksudkan untuk mendukung identifikasi, koordinasi dan kegiatan pra pelaksanaan lain yang diperlukan.

(052) Fasilitasi Pemasaran Hasil Hortikultura, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), Belanja Bahan (521211), dan/atau dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

Fasilitasi ini diberikan dalam bentuk barang fisik sesuai dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan sesuai hasil identifikasi. Fasilitasi bantuan Fasilitasi Pemasaran Hortikultura berupa pengadaan barang/fisik yang mendukung usaha pemasaran hasil hortikultura termasuk Belanja Honor terkait dengan output kegiatan mendukung operasional petugas informasi pasar (PIP) dalam rangka pemantauan harga komoditas khususnya cabai dan bawang merah.

Dan terkait dengan belanja barang yang dilakukan melalui proses pengadaan oleh pihak ketiga dapat dilakukan melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012. Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Provinsi membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada petani/Ketua Kelompoktani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.

(054) Pembinaan / Pendampingan / Pertemuan / Sosialisasi, dengan peruntukan rincian akun Belanja diantaranya Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan

(53)

45

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya

Pembinaan/Pendampingan dilakukan secara terintegrasi dan periodik, melibatkan petugas di tingkat pusat, Propinsi, kabupaten/kota, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Pertemuan juga dapat dikemas dengan tujuan mensosialisasikan dan mendukung pemasaran hasil pertanian. (057) Pemasyarakatan/promosi, dengan akun Belanja Bahan

(521211),dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan dengan mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-22/PB/2013 yang sesuai serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan pada DIPA Satker Dinas Pertanian Provinsi Tahun Anggaran 2016.

(54)

46 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(55)

47

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB III

INDIKATOR KINERJA A. Masukan

1. Dana

2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi

B. Keluaran

Terlaksananya kegiatan penyediaan Fasilitasi Pemasaran Hortikultura hortikultura sebanyak di 33 Propinsi dan nasional.

C. Hasil

Meningkatnya kuantitas, kualitas dan kuantitas produk hortikultura yang dipasarkan baik segar maupun olahan yang dihasilkan oleh pelaku usaha

D. Manfaat

Meningkatnya aksesibilitas dan pengenalan konsumen dalam dan luar negeri terhadap aneka produk hortikultura Indonesia baik segar maupun olahan.

E . Dampak

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura serta kesejahteraan pelaku usaha hortikultura melalui peningkatan pendapatan.

(56)

48 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Lampiran 4 : Lokasi Fasilitasi Pemasaran Hortikultura Hasil Hortikultura APBN Tahun 2016

No Lokasi Provinsi Jumlah Fasiliitasi Pemasaran Hortikultura (kali)

1 Pusat 2 2 DKI - 3 Jabar 1 4 Jateng 1 5 Yogyakarta 1 6 Jawa Timur 1 7 Aceh 1 8 Sumut 1 9 Sumbar 1 10 Riau 1 11 Jambi 1 12 Sumsel 1 13 Lampung 1 14 Kalimantan barat 1 15 Kalimantan Tengah 1 16 Kalimantan Selatan 1 17 Kalimantan Timur 1 18 Sulawesi Utara 1 19 Sulawesi Tengah 1 20 Sulawesi Selatan 1 21 Sulawesi Tenggara 1 22 Maluku 1 23 Bali 1

24 Nusa Tenggara Barat 1 25 Nusa Tenggara Timur 1

(57)

49

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 No Lokasi Provinsi Jumlah Fasiliitasi Pemasaran Hortikultura (kali)

27 Bengkulu 1 28 Maluku Utara 1 29 Banten 1 30 Bangka Belitung 1 31 Gorontalo 1 32 Kepulauan riau 1 33 Papua Barat 1 34 Sulawesi Barat 1 35 Kalimantan Utara 1

(58)
(59)

51

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

FASILITASI PENERAPAN JAMINAN MUTU

HORTIKULTURA

(60)

52 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

(61)

53

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daya saing menjadi kata kunci dalam rangka memenangkan kompetisi di era persaingan global. Pada sub sektor pertanian, usaha mengarah pada peningkatan daya saing produk pertanian termasuk produk hortikultura telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Selanjutnya, sejalan dengan perubahan tugas dan fungsi organisasi di lingkup Kementerian Pertanian, peningkatan daya saing juga masih menjadi kebijakan prioritas dalam mendukung program Nawacita Presiden Jokowi mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri.

Peningkatan produk pertanian berdaya saing diarahkan melalui penerapan standar mutu mulai dari kegiatan di lapangan hingga sampai ke meja konsumen, dengan istilah from land to table. Peningkatan mutu dan standarisasi dilakukan melalui kebijakan Penerapan SNI mulai dari tingkat petani dan pelaku usaha. Salah satu bagian dalam penerapan standar mutu yaitu penerapan sistem jaminan mutu Good Agricultural Practices

(GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manufacturing Practices

(GMP) dan Sanitary and Phytosanitary (SPS) untuk perkarantinaan pertanian, serta berbagai macam sertifikasi lainnya seperti Global GAP,

Organic Farming, Keamanan Pangan/HACCP, serta Maximum Residue

Limit (MRL) untuk produk komoditas strategis.

Sistem standardisasi mutu merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pembinaan mutu hasil pertanian sejak proses penyiapan bahan baku, produksi hingga produk di tangan konsumen. Penerapan sistem standarsasi secara optimal sebagai alat pembinaan mutu hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi maupun produktivitas di bidang pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing dan mendorong kelancaran pemasaran komoditi pangan serta mendorong berkembangnya investasi di sektor pertanian. Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi yang dilaksanakan melalui : Pengembangan standardisasi mutu dan keamanan hasil pertanian (pengembangan SNI, Skema Sertifikasi dan Registrasi Mutu dan Keamanan Pangan Sertifikasi sistem mutu dan keamanan pangan, Kerjasama dan Harmonisasi standar), Pembinaan Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (pperasionalisasi Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan produk pertanian, Pemberian jaminan berupa

registrasi PSAT, registrasi packing house), Pembinaan dan pengembangan

(62)

54 Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2016

Pengembangan SDM (Fasilitator mutu dan keamanan pangan, pengawas mutu dan keamanan pangan (Jabfung PMHP dan PPNS PMHP).

Selain itu, dalam rangka mengembangankan skema jaminan mutu hortikultura yang lain, standar atau sertifikasi lain menyangkut keaslian asal produk seperti Indikasi Geografis juga menjadi perhatian selain sertifikasi keterangan asal produk (product of origin certificate).

Untuk melanjutkan pencapaian perkembangan penerapan jaminan mutu dan pengembangan sistem standarisasi mutu khususnya pada komoditas hortikultura, maka mulai tahun 2016 Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura memberikan fasilitasi penerapan jaminan mutu hortikultura kepada sentra-sentra pengembangan kawasan hortikultura.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan fasilitasi penerapan jaminan mutu hortikultura adalah menyediakan sebagian fasilitas untuk mendukung penerapan jaminan mutu pada produk hortikultura oleh para pelaku usaha hortikultura di lokasi pengembangan kawasan hortikultura.

Sasaran dari kegiatan fasilitasi penerapan jaminan mutu hortikultura adalah meningkatnya jumlah jumlah pelaku usaha produk hortikultura yang menerapkan jaminan mutu.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c yang selanjutnya disebut Direktur Keuangan dan SDM mempunyai tugas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok.. Penelitian

Seperti yang terjadi pada beberapa anggota komunitas Itasha Jepang Kota Bandung, dimana ada beberapa anggota yang merasa bahwa menjadi anggota Itasha dengan

12. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sukamara. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas

Dengan kata lain objek wisata harus memiliki daya tarik yang khusus untuk dapat menarik minat wisatawan dalam mengunjungi objek tersebut.. (2) Something to do yaitu

Aktivitas siswi pada aspek listening activities adalah baik sekali dengan nilai 80, visual activities dengan kriteria baik sekali dengan nilai 80, motor

UMUM.. Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan

Lampiran C.4 Hasil Epanet Pengembangan 2010 (Peta Jaringan) Lampiran C.5 Hasil Epanet Pengembangan Tahun 2010 (Junction) Lampiran C.6 Hasil Epanet Pengembangan Tahun 2010 (Pipe)