commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir.
1.1 Latar Belakang
Saat ini Universitas Sebelas Maret (UNS), sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang mempunyai peran sebagai pusat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), secara khusus mempunyai kewajiban pula untuk mempromosikan dan mentransfer IPTEK untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan mewujudkan kemandirian bangsa. Kepentingan dalam upaya mempromosikan dan mentransfer IPTEK tersebut selaras dengan salah satu budaya kerja yang menjadi pegangan sikap dari institusi ini, yaitu Entrepreneurship. Dalam budaya kerja ACTIVE (Achievement orientation, Customer satisfaction, Teamwork, Integrity, Visionary, Entrepreneurship), entrepreneurship (kewirausahaan) didefinisikan sebagai budaya kerja yang melakukan pengolahan sumberdaya agar memiliki nilai tambah dan keunggulan dari peluang yang ada. Sumberdaya yang mempunyai peluang dapat memberikan nilai tambah dan keunggulan salah satunya adalah hasil penelitian berbasis teknologi yang telah dilakukan. Hingga saat ini, UNS belum dapat memaksimalkan kontribusinya terhadap peningkatan nilai tambah karena penelitian yang telah dikembangkan belum dilakukan upaya komersialisasi, atau selesai hanya pada tahap penelitian dan pengembangan. Menurut Siegel, dkk. (1995), upaya komersialisasi dapat memberikan nilai tambah dengan pengaplikasikan invensi pada suatu kegiatan produksi atau konsumsi. Selain itu alasan komersialisasi hasil penelitian belum dapat dilakukan dengan maksimal karena belum siapnya sistem untuk mengkomersialisasi di UNS.
Dalam upaya membangun sistem komersialisasi penelitian berbasis teknologi, kajian penerapan komersialisasi di UNS sedang dilakukan oleh Pusat Inovasi Teknologi UNS (PIT UNS) yang merujuk model komersialisasi universitas yang dikembangkan oleh Lee dan Gaertner (1994). Dalam upaya pengambilan keputusan pengembangan komersialisasi teknologi, PIT UNS
menganalisis nilai kesiapan teknologi dari berbagai penelitian unggulan universitas. Upaya tersebut dilakukan dengan menilai skala tingkat kesiapan teknologi (TKT) sesuai skema teknometer yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). TKT merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesiapan teknologi yang ditunjukan pada skala 1 – 9, yang mana satu tingkat dengan tingkat yang lain saling terkait dan menjadi landasan bagi tingkatan berikutnya (Taufik, 2003).
Dari hasil penilaian beberapa penelitian unggul berbasis teknologi, penelitian baterai lithium ion dinilai berpotensi untuk dikomersialisasi dengan pencapaian nilai TKT 6 (lampiran 1 dan 2). TKT 6 adalah tingkat yang menyatakan bahwa model atau prototipe telah diuji dalam lingkungan yang relevan. Menurut Diharjo, dkk. (2014), suatu teknologi dengan skala TKT 6 selanjutnya harus menganalisis faktor lingkungan seperti ekonomi dan karakteristik bisnis untuk membangun kemitraan agar dapat memberikan gambaran keuntungan atas suatu upaya komerisialisasi teknologi sebelum memasuki tahapan start up bisnis. Selain itu menurut Taufik (2003) suatu teknologi bernilai TKT 6 berada pada posisi dimana risiko teknis sudah mulai berkurang, yang mana setelahnya proses komersialisasi masuk dalam fase pengembangan. Dari hal tersebut, upaya komersialisasi teknologi baterai lithium dilanjutkan dengan melakukan pengembangan teknologi.
Saat ini, keputusan atas berlanjutnya komersialisasi teknologi yang telah dikembangkan, menjadi suatu sorotan penting atas upaya pengembangan teknologi yang sedang dilakukan. Dalam pengambilan keputusan atas suatu upaya komersialisasi teknologi, aspek teknologi, pasar, organisasi dan lingkungan harus menjadi pertimbangan (Meigounpoory dan Ahmadi, 2012). Selain itu menurut ACOA (2012) dan Prebble, dkk. (2008), pengambilan keputusan atas pengembangan produk baru didasarkan kepada kesesuaian tujuan terhadap tujuan organisasi, kelayakan teknis, studi pasar dan kemampuan implementasi produksi dilihat dari sisi keuangan.
Dalam upaya melakukan penilaian terhadap pengambilan keputusan komersialisasi tersebut, pengembangan teknologi dilakukan dengan mengkaji
commit to user
Goldsmith. Model Goldsmith dipilih sebagai metode acuan, karena model ini dirancang khusus untuk menganalisis proses komersialisasi teknologi secara strategis dan sistematis yang mengilustrasikan keseluruhan tahap proses komersialisasi dari terbentuknya ide, pengembangan, tahap start-up perusahaan hingga exit-strategy (Diharjo, dkk., 2014; Goldsmith, 1995; Goldsmith, 2003). Menurut Rosa dan Rose (2007) model Goldsmith sangat cocok untuk mengkomersilkan ide-ide yang sama sekali baru. Selain itu di Indonesia model ini merupakan model acuan yang digunakan oleh BPPT dalam melakukan proses komersialisasi.
Model goldsmith terdiri atas tiga fase yang terdiri atas enam tahapan; tahap investigasi, kelayakan, perencanaan, pengantar, pertumbuhan dan kedewasaan, yang harus dilakukan dalam mengkomersialisasi suatu teknologi (Nasution dkk., 2009). Pada tiap tahapan terdiri atas tiga langkah berurutan yang terdiri atas aspek teknis, pasar dan bisnis. Saat ini penelitian baterai lithium masuk pada fase pengembangan sesuai pencapaian skala TKT 6. Fase pengembangan ketika merujuk pada model komersialisasi Goldsmith, diawali dengan tahap kelayakan, dilanjutkan dengan tahap perencanaan dan diakhiri dengan tahap pengantar. Dalam upaya melakukan penilaian terhadap pengambilan keputusan komersialisasi, penelitian ini bermaksud melakukan tahapan kelayakan komersialisasi teknologi yang terdiri atas tiga langkah yaitu kelayakan teknis, studi pasar, dan kelayakan ekonomi, dan menilai tingkat kesiapan komersialisasi teknologi dari hasil pengembangan tahap kelayakan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana tahap kelayakan pada fase pengembangan komersialisasi teknologi baterai lithium ion jika ditinjau dari aspek teknis, pasar dan bisnis sesuai model komersialisasi Goldsmith?
2. Bagaimana penilaian tingkat kesiapan teknologi terhadap pengembangan tahap kelayakan komersialisasi teknologi baterai lithium ion?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengembangkan tahap kelayakan fase pengembangan komersialisasi teknologi baterai lithium ion sesuai model komersialisasi Goldsmith.
2. Mengetahui penilaian tingkat kesiapan teknologi terhadap pengembangan tahap kelayakan komersialisasi teknologi baterai lithium ion.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Memberikan kerangka tahap kelayakan fase pengembangan komersialisasi baterai lithium ion
2. Dapat menjadi alat dalam menganalisis dan pemberian rekomendasi dalam mengambil keputusan keberlanjutan komersialisasi teknologi baterai lithium-ion untuk masuk dalam diinkubasi teknologi atau masuk dalam tahap pengembangan fase pengembangan model komersialisasi Goldmsith 3. Dapat menjadi dokumen pendukung dalam peningkatan dan pemenuhan
skala tingkat kesiapan teknologi sesuai konsep teknometer.
1.5 Batasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya aspek dan sisi yang dapat ditelaah, sementara waktu dan kemampuan untuk menyelesaikan laporan ini demikian terbatas, maka agar pembahasan dapat lebih spesifik dan terarah, tanpa mengurangi esensi tujuan yang ingin dicapai, pembahasan penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian berfokus pada tahap kelayakan fase pengembangan model komersialisasi Goldsmith
2. Teknologi yang dikomersialisasikan merupakan produk baterai Lithium ion sekunder yang dikembangkan oleh tim inventor UNS.
3. Pasar yang menjadi fokus pada studi pasar adalah pasar baterai lithium ion di Indonesia.
1.6 Asumsi Penelitian
commit to user
sehingga unit usaha komersialisasi tidak terbebani belanja modal (cost of capital).
2. Tidak ada kendala dalam aspek administrasi dan hukum bagi UNS dalam mendirikan unit usaha atas kegiatan komersialisasi teknologi (unit usaha komersialisasi).
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika penulisan, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian, sehingga perancangan dilakukan secara teoritis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, perancangan sampai dengan interpreasi dan analisis serta pemberian saran dan kesimpulan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, kemudian dilakukan pengolahan data secara bertahap.
BAB V ANALISIS DAN REKOMENDASI
Bab ini memuat uraian analisis dan rekomendasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah. Bab ini juga menguraikan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian.