• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Pendidikan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

KEPENDIDIKAN

O l e h :

Drs.Norman Syam,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULUU 2012

(2)

HAKIKAT MANUSIA DAN

KEBUTUHAN AKAN

PENDIDIKAN

1. HAKIKAT ANAK SEBAGAI MANUSIA.

_ Anak merupakan suatu unsur/komponen

_ Unsur utama Pendidikan adalah manusia

_ Anak dilahirkan dibekali dengan

bermacam

potensi

_ Anak adalah calon manusia/tumbuh dan

berkembang

(3)

Lanjutan

# Jadi Hakikat Manusia itu mewarisi potensi- potensi waktu dilahirkan.

# Freud memandang hakikat manusia memiliki 3 tenaga Psikis, yaitu :

> ID = Merupakan penggerak bagi perkemba ngan individu.

> EGO = Berfungsi menjembatani ID dg dunia

(4)

Lanjutan

> SUPER EGO = Berperan sebagai pengawas atau pengontrol tingkah laku. 2. PANDANGAN TEORI EVOLUSI

Teori evolusi dikemukakan oleh : Charles

Robert Darwin (1809-1882) mengemukakan bahwa manusia adalah suatu produk dari sua tu proses perkembangan yang berlangsung secara berangsur dalam jangka waktu lama.

(5)

Lanjutan

Proses Evolusi menurut Darwin

berlangsung

melalui 3 prinsip :

1. Perjuangan hidup (Struggle For Life)

2. Bisa hidup dalam lingkungan yang

cocok

(Survival of the Fittest)

3. Seleksi alam atau alamiah (Natural

Selection).

(6)

Lanjutan

• 3. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MANUSIA DAN HEWAN.

Menurut Handerson (1959) makhluk hidup memiliki karakteristik sebagai berikut :

a). Dorongan untuk hidup

b). Aktivitas biologis tersusun sedemikian rupa.

(7)

Lanjutan

Perbedaan biologis Manusia dan

Hewan :

a). Berjalan tegak

b). Mempunyai ibu jari, yang

memungkinkan

untuk menggunakan alat-alat.

c). Dapat berbicara.

(8)

Lanjutan

4. KEBUTUHAN MANUSIA AKAN PENDIDIKAN Potensi yang dimiliki manusia, merupakan modal dasar untuk dikembangkan. Agar po tensi dapat berkembang dengan baik perlu bantuan,bimbingan,dan pengetahuan dari orang yang bertanggung jawab.

Kegiatan tersebut berarti memberikan Pendi dikan. Untuk itu manusia perlu pendidikan.

(9)

TRI PUSAT PENDIDIKAN

Tri Pusat Pendidikan dikemukakan oleh;Ki

Hajar

Dewantara, dimasa kecil bernama

R.M.Suwardi

Suryaningrat.

Ki Hajar Dewantara dilahirkan pada tanggal

2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26

April

(10)

Lanjutan

• Untuk mewujudkan cita-citanya di bidang Pen didikan, Ki Hajar Dewantara mendirikan seko lah “ Taman Siswa” pada 3 Juli 1922.

Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara pada “Taman Siswa” menerapkan:

> ING NGARSO SUNG TULODO > ING MADYO MANGUN KARSO > TUT WURI HANDAYANI.

(11)

Lanjutan

• Dalam melaksanakan pendidikan Ki Hajar De

wantara menganut sistem “Tri Pusat

Pendidi

kan” atau tiga komponen yang

bertanggung

jawab terhadap pendidikan yaitu:

< Lingkungan Keluarga

< Lingkungan Sekolah

(12)

Lanjutan

• Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh

Pen

didikan Nasional, dan ia juga aktif dalam

perge

rakan Nasional yang bertujuan

“Indonesia Merdeka”.

Pergerakan Nasional yang diikutinya:

_ Budi Utomo (1908)

(13)

DIMENSI-DIMENSI MANUSIA

1. MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU

Individu diartikan sebagai “Orang

Seorang”

sesuatu yang merupakan suatu

keutuhan

yang tidak dapat dibagi-bagi dan

individu

(14)

Lanjutan

• Menurut Langeveld (1979),bahwa anak

didik

adalah seseorang yang ingin menjadi

seorang

pribadi, ingin pribadinya sendiri.

Selanjutnya Langeveld, mengatakan

bahwa

(15)

Lanjutan

• Individualitas setiap orang memiliki:

> Kehendak

> Perasaan

> Cita-cita

> Kecendrungan

> Semangat

(16)

2.MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK SOSIAL

• Langeveld (1955),berpendapat setiap bayi

yang lahir dikaruniai potensi sosialitas.

• Artinya “Setiap orang dapat saling

berkomuni

kasi yang pada hakekatnya didalamnya

terkandung unsur saling memberi dan

saling

(17)

Lanjutan

• Kilpatrick (1957)

Mengemukakan bahwa untuk hidup

dalam

artian yang benar-benar manusia, setiap

orang harus hidup bersama dengan

orang

lain.

(18)

3.MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK SUSILA

# Susila berasal dari kata; Su dan Sila.

• Artinya kepantasan yang lebih tinggi.

• Dalam bahasa ilmiah digunakan dua istilah

yang mempunyai konotasi berbeda, yaitu:

< Etiket=Persoalan kepantasan dan

kesopanan

(19)

Lanjutan

• Drijarkara (1978)

Mengartikan manusia susila sebagai

manusia

yang memiliki nilai-nilai, menghayati

dan me

laksanakan nilai-nilai tersebut dalam

perbuatan.

(20)

Lanjutan

• Nilai susila dapat dibedakan atas 3 macam: 1). Nilai Otonom

Yaitu bersifat individual (baik menurut se seorang).

2). Nilai Heteronom

Yaitu bersifat kolektif (menurut kelompok)

3). Nilai Keagamaan

(21)

4.MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK BERAGAMA

• Pada hakekatnya manusia adalah makhluk relegius. Beragama merupakan kebutuhan

manusia,karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat berlindung. Kohnstamm, berpendapat bahwa pendidikan

agama seyogyanya menjadi tugas orang tua dalam lingkungan keluarga,karena pendidikan agama adalah persoalan afektif dan kata hati.

(22)

BEBERAPA DEFINISI

PENDIDIKAN

> ENSIKLOPEDI PENDIDIKAN

Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,pengalamannya,kecakapan nya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasma niah maupun rohaniah.

(23)

Lanjutan

• KI HAJAR DEWANTARA:

Pendidikan adalah Pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (Culturel National) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan yang dapat mengangkat derajat Negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama

dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan sege nap manusia diseluruh dunia.

(24)

Lanjutan

• U.U.RI.No.20 Th 2003 Bab.I Ps.1 Ayat 1:

• Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,penge ndalian diri,kepribadian kecerdasan,akhlak mu lia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

(25)

Lanjutan

• U.U.RI No.2O Th.2003 Bab I Ps.1 Ayt 2.

• Pendidkan Nasional adalah Pendidikan

yang

berdasarkan Pancasila dan UUD R.I 1945

yang

berakar pada nilai-nilai agama,

kubudayaan

Nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman.

(26)

SISTEM PENDIDIKAN

NASIONAL

• UNDANG-UNDANG REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 2003

TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN

NASIONAL

(27)

Lanjutan

• U.U.R.I No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat.3 :

• Sistem Pendidikan Nasional adalah

keseluruh

an komponen pendidikan yang saling

terkait

secara terpadu untuk mencapai tujuan

pendi

(28)

Lanjutan

• UU.R.I No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat.4:

• Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri mela

lui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

(29)

Lanjutan

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat 5 :

• Tenaga Kependidikan adalah anggota

masyara

kat yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk

menunjang penyelenggaraan

pendidikan.

(30)

Lanjutan

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab I Ps.1 Ayat 6 :

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor,

pamong belajar, widyaswara, tutor,

instrutur,

fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan.

(31)

Lanjutan

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat.11 :

• Pendidikan Formal adalah jalur

pendidikan

yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah,

(32)

Lanjutan

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat 12 :

• Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidik an di luar pendidikan formal yang dapat dilak sanakan secara terstruktur dan berjenjang.

< UU.RI No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat 13 :

Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

(33)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat 16

• Pendidikan berbasis Masyarakat adalah

penye

lenggaraan pendidikan berdasarkan

kekhasan agama, sosial, budaya,

aspirasi dan potensi

masyarakt sebagai perwujudan

pendidikan

(34)

Lanjutan

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.I Ps.1 Ayat 14 :

• Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendi dikan untuk membantu pertumbuhan dan per kembangan jasmani dan rohani agar anak me miliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

(35)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat 17

• Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria

minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan RI.

< Bab.I Ps.1 Ayat 18.

Wajib belajar adalah program pendidikan mini mal yang harus diikuti oleh warga Negara Ind onesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

(36)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat 20

• Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

< Bab.I Ps.1 Ayat 24

Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur

masyara

(37)

Lanjutan

• Dasar Pendidikan Nasional

• Pendidikn Nasional berdasarkan

berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar

RI 1945

(38)

Lanjutan

• Fungsi Pendidikan Nasional

• Pendidikan Nasional Berfungsi

mengembangkan kemampuan dan memben tuk watak serta peradaban bangsa yang ber martabat dalam rangka mecerdaskan

kehidu

pan bangsa.

(39)

Lanjutan

• Tujuan Pendidikan Nasional:

• Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan men jadi warga negara yang demokratis serta ber tanggungjawab.

(40)

PRINSIP PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN

• UU.RI No.20 Bab.III Ps.4

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis

dan berkeadilan serta tidak diskriminatif deng

an menjujunjung tinggi Hak Asasi Manusia, ni

lai keagamaan, nilai kultural dan kemajemuk

(41)

Lanjutan

• (2).Pendidikan diselenggarakan sebagai satu

kesatuan yang sistemik dengan sistem ter buka dan multimakna.

(3).Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

(42)

Lanjutan

• (4).Pendidikan diselenggarakan dengan mem beri keteladanan,membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

(5).Pendidikan diselenggarakan dengan meng

embangakan budaya membaca,menulis, dan berhitung bagi segenap warga masya rakat.

(43)

Lanjutan

• (6).Pendidikan diselenggarakan dengan mem berdayakan semua komponen

masyarakat

melalui peran serta dalam penyelenggara

an dan pengendalian mutu layanan pendi

(44)

HAK DAN KEWAJIBAN

WARGA NEGARA,ORANG

TUA MASYARAKAT DAN

PEMERINTAH

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.IV Ps.5

• HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

(1).Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh Pendidikan.

(2).Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khu sus.

(45)

Lanjutan

• (3).Warga Negara di daerah terpencil atau ter belakang serta masyarakat adat yang ter pencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

(4).Warga Negara yang memiliki potensi kecer dasan dan bakat istimewa berhak mempe roleh pendidikan khusus

(46)

Lanjutan

(5).Setiap Warga Negara berhak mendapat

ke

sempatan meningkatkan pendidikan

sepan

jang hayat.

Pasal 6.

(1).Setiap Warga Negara yang berusia tujuh

sampai dengan lima belas tahun wajib

mengikuti pendidikan dasar.

(47)

Lanjutan

• (2). Setiap Warga Negara

bertanggung

• jawab terhadap

keberlangsungan

(48)

HAK DAN KEWAJIBAN

ORANG TUA

• UU.RI No.20 Th.2003 Bab.IV Ps.7

• (1).Orang tua berhak berperan serta dalam

memilih satuan pendidikan dan mempe

roleh informasi tentang perkembangan

pendidikan anaknya.

(2).Orang tua dari anak usia wajib belajar,

berkewajiban memberikan pendidikan

dasar kepasa anaknya.

(49)

HAK DAN KEWAJIBAN

MASYARAKAT

• Pasal 8

Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,pelaksanaan,pengawasan dan evaluasi proram pendidikan.

Pasal 9

Masyarakat berkewajiban memberikan duk ungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

(50)

HAK DAN KEWAJIBAN

PEMERINTAH DAN

PEMERINTAH DAERAH

Pasal 10

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak

• mengarahkan, membimbing, membantu,

dan

• mengawasi penyelenggaraan pendidikan

sesu

• ai dengan peraturan perundang-undangan

• yang berlaku.

(51)

Lanjutan

Pasal 11

(1).Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan,serta

menjamin terselengaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi

(52)

Lanjutan

• (2). Pemerintah dan Pemerintah Daerah

wajib menjamin tersedianya dana

guna

terselenggaranya pendidikan bagi

setiap

warga negara yang berusia tujuh

sampai

(53)

LANDASAN PENDIDIKAN

• Pendidikan diselenggarakan berlandaskan Filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultu ral setiap masyarakat, untuk itu setiap

tenaga

kependidikan membekali dirinya denga wawa

san dan pengetahuan yang tepat sesuai deng

(54)

1.LANDASAN FILOSOFIS

• Landasan filisofis adalah landasan

yang berdasarkan filsafat.

• Kata filsafat (Philosophy) berasal dari

bahasa

Yunani, yaitu :

Philein = Mencintai

Sophos atau Sophis =

(55)

Lanjutan

• Kosepsi filosofis tentang kehidupan

manusia

bersumber dari dua faktor :

(a). Religi dan Etika = bertumpu

pada keya

kinan

(b). Ilmu Pengetahuan = Mengandalkan

penalaran

(56)

2.LANDASAN SOSIAL

• Kegiatan Pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua ge nerasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.

Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh “August Comte” (1798-1857. Pada 1839 sosiologi merupakan ilmu pengetahuan

positif

(57)

Lanjutan

• Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prin

sipnya mencakup semua jalur pendidikan,baik

“pendidikan sekolah” maupun “pendidi luar sekolah” termasuk “Pendidikan Keluarga”. Pendidikan keluarga merupakan bagian

dari

(58)

Lanjutan

• Hal ini berdasarkan atas UU.RI No.2 Th.1989 Ps.10 Ayat 4 :

“Pendidikan Keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang

diselengga

rakan dalam keluarga dan memberikan keyaki

nan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.

(59)

3.LANDASAN KULTURAL

• Kebudayaan merupakan gagasan dan karya Manusia beserta hasil budi dan karya.

Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud: (1).Ideal = Berupa ide, gagasan, nilai, dsb. (2).Kelakuan = Bermacam pola dalam masya rakat.

(3).Fisik = Benda hasil karya manusia. (Koentjaningrat,1975)

(60)

Lanjutan

• PENDIDIKAN NASIONAL ADALAH

PENDIDIKAN

• YANG BERAKAR KEPADA

KEBUDAYAAN

• BANGSA INDONESIA

(61)

4.LANDASAN PSIKOLOGIS

• Pendidikan selalu melibatkan peserta didik,

pemahaman peserta berkaitan dengan aspek kejiwaan, aspek kejiwaan merupakan salah

satu kunci keberhasilan pendidikan.

Psikologi berasal dari bahasa Yunani=Psycholo gy, terdiri dari: Psyche dan Logos.

Psyche = Jiwa,Roh. Logos = Ilmu/kajian ilmiah. Jadi Psikologi = Kajian ilmiah atau ilmu tentang jiwa,roh atau mental.

(62)

Lanjutan

• Psikologi memiliki hubungan yang erat dengan Pendidikan yaitu; kecerdasan, berpikir, belajar,

bakat. Kecerdasan akan terwujud dalam berba

gai bentuk,kemampuan berpikir, baik

berpikir konvergen maupun divergen atau berpikir memusat dan memencar.

(63)

Lanjutan

• Manusia dilahirkan dengan sejumlah

kebutuhan yang harus dipenuhi dan

potensi

yang harus dikembangkan, untuk

memenuhi

kebutuhan tersebut manusia

berintegrasi

(64)

Lanjutan

• Maslow, mengemukakan ada 6 kelompok kebu tuhan manusia:

(1).Kebutuhan Fisiologis = Kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan,tidur,dsb) (2).Kebutuhan rasa aman = Bebas dari takut. (3).Kebutuhan akan cinta dan pengakuan = kebutuhan akan kasih sayang.

(65)

Lanjutan

• (4).Kebutuhan akan harga diri = kebutuhan akan pengakuan oleh orang lain.

(5).Kebutuhan untuk aktualisasi diri = kebutu han untuk menyatakan

pendapat,persaan.

(6).Kebutuhan untuk mengetahui dan mema hami = kebutuhan yang berkaitan

dengan

(66)

5.LANDASAN ILMIAH DAN

TEKNOLOGI (IPTEK)

• Pengetahuan (Knowledge) adalah segala sesua tu yang diperoleh melalui berbagai cara peng

idraan terhadap fakta penalaran (rasio) dan wahyu.

Suatu pengetahuan harus memenuhi kriteria dari segi; Ontologis, Epistemologis dan Aksio logis secara konsekwen dan penuh disiplin, kri teria inilah yang disebut dengan ilmu pengeta huan (Science).

(67)

Lanjutan

• 1. Ontologis

Merupakan ilmu yang berkaitan dengan

objek yang di tela”ah.

Jadi Ontologis adalah apa yang ingin

diketa

hui oleh ilmu, bagaimana ujud dari objek

tersebut.

(68)

Lanjutan

• 2. Epitimologi

Yaitu ilmu yang berkaitan dengan proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, yakni bagaimana prosedurnya, bagaimana cara/teknik untuk mendapatkan.

3. Asiologi

Ilmu yang berkaitan dengan manfaat/kegu naan pengetahuan ilmiah itu = untuk apa pengetahuan ilmiah itu dipergunakan.

(69)

Lanjutan

• Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK).

Merupakan salah satu hasil dari

usaha manusia untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik yang telah

dimulai pada permu

(70)

UU.RI No.14 Th.2005

Tentang

GURU DAN DOSEN

• Bab.I Ps.1 Ayat 1.

• Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar,membimbing

mengarahkan,melatih,menilai dan

mengevalu asi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

(71)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat 4.

• Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memer lukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma ter tentu serta memerlukan pendidikan profesi.

(72)

lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat.5

• Penyelenggara Pendidikan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat yang me nyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidi kan formal.

Bab.I Ps.1 Ayat.6

Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yg menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal setiap jenjang.

(73)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat.11

• Sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat

pendidik untuk guru dan dosen.

Bab.I Ps.1 Ayat.12

Sertifikat Pendidik adalah bukti formal

sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru dan

dosen sebagai tenaga profesional.

(74)

Lanjutan

• Bab.I Ps.1 Ayat.13

• Organisasi profesi guru adalah

perkumpulan

yang berbadan hukum yang

didirikan dan di

urus oleh guru untuk

mengembangkan profe

sionalitas guru.

(75)

KEDUDUKAN,FUNGSI DAN

TUJUAN

• Bab.II Ps.2 Ayat.1

• Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidkan formal yang di angkat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

(76)

Lanjutan

Bab.II Ps.2 Ayat.2

Pengakuan kedudukan guru sebagai

tenaga pro

Fesional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

(77)

Lanjutan

• Bab.II Ps.4

• Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1)

berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran

berfu

ngsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional.

(78)

Lanjutan

• Bab.II Ps.6

• Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidi kan nasional dan mewujudkan tujuan pendidi kan nasional,yaitu berkembangnya potensi pe serta didik agar menjadi manusia yang berim an dan bertaqwa kepada Tuhan YME,berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,ser ta menjadi WN yg demokratis & tanggung jwb

(79)

HAK DAN KEWAJIBAN

GURU

• Bab.IV Ps.16

(1) Pemerintah memberikan tunjangan profesi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

(80)

Lanjutan

• Bab.IV Ps.16

(2).Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diberikan setara dengan 1(satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemeri ntah atau Pemerintah daerah pada tingkat,

(81)

Lanjutan

Bab.IV Ps.20

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, Guru berkewajiban:

a.Merencanakan pembelajaran,melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,serta me nilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b.Meningkatkan dan mengembangkan kualifika si akademik dan kompetensi secara berkelan jutan sejalan dg perkembangan IPTEK & seni.

(82)

Lanjutan

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,aga ma,suku,ras dan kondisi fisik tertentu,atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-

undangan,hukum,dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.

(83)

Lanjutan

• Bab.IV Pasal 35

(1).Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

yaitu merencanakan pembelajaran,melaksa

nakan pembelajaran,menilai hasil pembela

lajaran,membimbing dan melatih peserta didik,serta melaksanakan tugas tambahan.

(84)

Lanjutan

• (2).Beban kerja guru sebagaimana dimaksud • pada ayat (1) adalah sekurang-kurangnya • 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan • sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam • tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

• (3).Ketentuan lebih lanjut mengenai beban ker • ja guru sebagaimana pada ayat (1) dan (2) • diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(85)

ORGANISASI PROFESIONAL

KEGURUAN

• FUNGSI PROFESIONAL KEGURUAN.

Jabatan profesi harus mempunyai wadah

untuk menyatukan gerak langkah dan mengen dalikan keseluruhan profesi, “yaitu organisasi profesi”. Bagi guru-guru di Indonesia, wadah nya sudah ada yakni “Persatuan Guru Repub lik Indonesia” (PGRI). PGRI didirikan di Surakar ta pada tanggal 25 November 1945.

(86)

KODE ETIK GURU

INDONESIA

• Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan melalui kongres. Kode etik guru Indonesia ditetapkan pertama kali dalam Kongres PGRI XIII di Jakar ta pada tahun 1973, dan disempurnakan pada Kongres PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta.

Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan itu adalah sebagai berikut:

(87)

Lanjutan

1. Guru berbakti membimbing peserta didik un tuk membentuk manusia Indonesia seutuh nya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi ten

tang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

(88)

Lanjutan

4. Guru menciptakan suasana sekolah baiknya yang menunujang berhasilnya proses belajar-mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tang gung jawab bersama terhadap pendidikan.

(89)

Lanjutan

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama

me

ngembangkan dan meningkatkan mutu

dan

martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi,

sema

ngat kekeluargaan, dan kesetiakawanan

sosial.

(90)

Lanjutan

8. Guru secara bersama-sama memelihara

dan

meningkatkan mutu organisasi PGRI

sebagai

sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan

(2) Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seseorang yang karena pendidikan dan/atau keahliannya diangkat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan peraturan perundang –

Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah Daerah yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru profesional dari Departemen Pendidikan Nasional,

(1) Satuan pendidikan yang menyelenggarakan PAUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) berperan sebagai penyelenggara layanan pendidikan bagi anak usia dini

Pasal 71 Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara

Setiap Pendidik wajib melakukan penilaian hasil belajar Peserta Didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf h pada Satuan Pendidikan Menengah, Satuan

• Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Guru yang bersangkutan bertugas pada