• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI KEPENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFESI KEPENDIDIKAN"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFESI KEPENDIDIKAN

Kajian Konsep, Aturan dan Fakta Keguruan

Disusun oleh :

Tustiyana Windiyani, M.Pd.

Drs. Dadang Kurnia, M.Pd.

Ratih Purnamasari, M.Pd.

Penerbit :

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

(3)

PROFESI KEPENDIDIKAN

Kajian Konsep, Aturan dan Fakta Keguruan

Oleh : Tustiyana Windiyani, M.Pd. Drs. Dadang Kurnia, M.Pd. Ratih Purnamasari, M.Pd. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2020 Ukuran : 18 X 25, 5 cm Halaman : 229 Halaman Penerbit :

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

Alamat :

Gedung FKIP Universitas Pakuan Jalan Pakuan No 1 Ciheuleut, Kelurahan Tegallega,

Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor – 16144 Email : pgsd@unpak.ac.id

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan teknik perekaman lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit.

(4)

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin,

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang maha kuasa. Berkat karunia-Nya, naskah buku ini dapat selesai sesuai waktunya. Buku ini disusun sebagai bagian dari tugas kami sebagai dosen. Kami berharap buku ini memberikan kemudahan bagi para mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dalam melaksanakan perkuliahan, khususnya pada mata kuliah Profesi Kependidikan.

Sebagai calon guru SD mahasiswa PGSD harus memiliki wawasan yang luas mengenai profesi kependidikan. Dengan wawasan yang luas mahasiswa akan lebih termotivasi untuk benar-benar masuk dalam dunia profesi kependidikan. Mahasiswa yang memiliki wawasan luas akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam melaksanakan profesinya.

Sebagai mata kuliah yang lebih menekankan pada wawasan pengetahuan, maka buku ini disusun berdasarkan isu-isu terkini terkait profesi kependidikan di masyarakat khsususnya profesi guru SD. Teori-teori dari para ilmuan tetap dibahas, namun porsi pembahasan lebih ditekankan pada aturan perundang-undangan. Hal ini dilakukan mengingat profesi kependidikan senantiasa berkaitan erat dengan aturan undangan. Setiap kebijakan pemerintah yang dituangkan pada perundang-undangan maka 100% menentukan bagaimana konsep profesi kependidikan itu sendiri. Dengan adanya buku ini diharapkan mahasiswa akan semakin termotivasi untuk selalu memantau dan mengikuti perkembangan perundang-undangan di negara ini.

Buku ini tidak tersusun secara tiba-tiba. Ada serangkaian proses yang melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada pimpinan program studi PGSD, kepada pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta pimpinan universitas tercinta, Universitas Pakuan atas dukungan serta kesempatan yang telah diberikan. Walaupun hanya setitik semoga hasil karya kami ini bisa ikut menjadi penyebab berkembangnya dunia pendidikan serta menjadi bukti pengabdian kami di dunia pendidikan.

Seperti pepatah lama yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka apalah artinya buku kami ini jika dibandingkan dengan gading ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu, kami secara terbuka menerima apabila ada yang hendak memberikan saran dan kritik demi mendekati kesempurnaan. Akhir kata kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca khsusunya mahasiswa. Semoga buku ini dapat menjadi sebab termotivasinya para generasi bangsa yang senantiasa perduli terhadap perkembangan bangsa dan negara Indonesia.

Februari, 2020

(5)
(6)

DAFTAR ISI

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN A. Pengertian Profesi ... 1

B. Ciri- ciri Profesi ... 2

C. Profesi Kependidikan ... 4

D. Profesi Keguruan ... 5

Rangkuman ... 8

Eksplorasi ... 8

Evaluasi ... 9

BAB II SYARAT DAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL A. Pengertian professional ... 11

B. Syarat-syarat guru professional ... 13

Rangkuman ... 25

Eksplorasi ... 26

Evaluasi ... 27

BAB III KEWAJIBAN, HAK DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL A. Kewajiban Guru Profesional ... 29

B. Hak Guru Profesional ... 30

C. Tugas Utama Guru ... 31

Rangkuman ... 37

Eksplorasi ... 38

Evaluasi ... 40

BAB IV KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR A. Keterampilan Dasar Mengajar ... 41

B. Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar ... 42

C. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar ... 43

Rangkuman ... 55

Eksplorasi ... 56

Evaluasi ... 56

BAB V KINERJA GURU A. Pengertian Kinerja Guru... 57

B. Beban Kerja Guru ... 58

C. Penilaian Kinerja Guru ... 62

D. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 72

E. Relevansi Manajemen Pendidikan dengan Peningkatan Kinerja Guru ... 75

F. Program Supervisi Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Guru ... 79

Rangkuman ... 80

Eksplorasi ... 81

(7)

BAB VI PENGADAAN GURU DI INDONESIA

A. Pendidikan Calon Guru ... 83

B. Pendidikan Profesi Guru Pra jabatan ... 87

C. Pendidikan profesi guru dalam jabatan ... 94

Rangkuman ... 97

Eksplorasi ... 98

Evaluasi ... 98

BAB VII SERTIFIKASI GURU A. Hakikat Sertifikasi Guru... 99

B. Latar Belakang Sertifikasi Guru ... 100

C. Prosedur dan Mekanisme Sertifiikasi Guru ... 101

Rangkuman ... 105

Eksplorasi ... 106

Evaluasi ... 106

BAB VIII KODE ETIK GURU A. Pengertian Kode Etik Guru ... 107

B. Tujuan Kode Etik Guru ... 108

C. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia ... 109

D. Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Kode Etik Guru ... 110

E. Pelanggaran dan Sanksi Kode etik guru Indonesia ... 115

F. Kode Etik Profesi Guru ... 116

G. Sumpah Guru Indonesia ... 126

Rangkuman ... 127

Eksplorasi ... 128

Evaluasi ... 128

BAB IX ORGANISASI PROFESI GURU A. Pengertian Organisasi Profesi Guru ... 129

B. Sejarah Singkat Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia ... 131

C. Struktur dan Kedudukan Organisasi Profesi Keguruan ... 133

D. Tujuan Organisasi Profesi Keguruan ... 133

E. Jenis-Jenis Organisasi Keguruan ... 134

F. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan ... 137

Rangkuman ... 139

Eksplorasi ... 140

Evaluasi ... 141 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

• Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

(8)

BAB I

KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN PENDAHULUAN

Apa itu profesi kependidikan? Selama ini banyak masyarakat mengira bahwa profesi adalah pekerjaan, anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar. Pada kenyataan, profesi tak hanya menyangkut pada aktifitas sehari-hari saja tetapi aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuh sebagai syarat bekerja. Akan tetapi, keahlian yang diperoleh dari jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti sebagai syarat memperoleh sebutan profesi yang layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat diperlukan sebagai dasar pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam bentuk kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan kelompok kerja yang melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Semua yang ada harus dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin etika yang erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi.

Jika profesi secara umum terarah pada adanya pendidikan keahlian, bagaimanakah dengan profesi kependidikan? Apakah profesi ini juga perlu Pendidikan keahlian? Dalam buku ini Anda akan diajak untuk memahami tentang: Pengertian profesi, Ciri-ciri profesi, Pengertian profesi kependidikan, Pengertian profesi keguruan, dan pentingnya profesonalisme guru dalam Pendidikan.

Setelah mempelajari BAB ini, diharapkan mahasiswa dapat: ✓ Menganalisis pengertian profesi

Mengidentifikasi ciri-ciri profesi

Menganalisis pengertian profesi kependidikan, ✓ Menganalisis pengertian profesi keguruan A. Pengertian Profesi

Istilah profesi mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang masyarakat di lapangan sering menyebut pekerjaan sebagai profesi. Ada banyak pengertian dari kata profesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun profesi itu merupakan sebuah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan merupakan perofesi.

Sama halnya dengan KBBI, Djam Satori (2003: 1-2) menyatakan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)

(9)

dari para anggotanya. Dua definisi ini memiliki kata kunci yang sama yaitu adanya keahlian.

Maka dari definisi tersebut muncul pertanyaan apa yang dimaksud dengan Pendidikan keahlian? Apa saja contoh Pendidikan keahlian? Benarkah tidak semua pekerjaan butuh Pendidikan keahlian?

Merujuk kembali kepada KBBI, keahlian memiliki pengertian kemahiran dalam suatu ilmu (kepandaian, pekerjaan). Sedangkan Pendidikan menurut UU sisdinas 2013 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bngsa dan negara. Maka jika kita satukan pendidikan keahlian adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik menjadi mahir dalam suatu ilmu tertentu. Maka yang menjadi kunci perbedaan dari pekerjaan di luar profesi adalah bahwa dalam sebuah profesi perlu ada pendidikan keahlian yang dilakukan secara sadar serta direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.

B. Ciri- ciri Profesi

Profesi dan pekerjaan merupakan dua istilah kata dengan makna berbeda. Sebuah fakta yang mengejutkan karena sebagian besar orang sering salah kaprah dalam mengucap atau memakai kedua istilah tersebut. Apa sih yang menjadi perbedaan profesi dan pekerjaan bila dilihat dari segi-segi tertentu?

Selama ini banyak orang mengira bahwa profesi adalah pekerjaan, anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar. Pada kenyataan, profesi tak hanya menyangkut pada aktifitas sehari-hari saja tetapi aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuh sebagai syarat bekerja. Akan tetapi, keahlian yang diperoleh dari jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti sebagai syarat memperoleh sebutan profesi yang layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat diperlukan sebagai dasar pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam bentuk kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan kelompok kerja yang melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Semua yang ada harus dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin etika yang erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi.

Menurut pengertian di atas maka perbedaan profesi dan pekerjaan terletak pada segi penguasaan dan disiplin etika dalam menerapkan keahlian, keterampilan serta pendidikan yang sudah ditempuh. Profesi jauh lebih kompleks

(10)

dan luas dari segi pengertian, adapun contohnya seperti dokter, insinyur, programmer, hakim, pengacara ataupun penasihat keuangan.

Setiap kegiatan kerja yang tidak atau menghasilkan imbalan merupakan pengertian dasar dari pekerjaan. Tak seperti profesi, ruang lingkup pekerjaan lebih sempit bahkan tak terlalu mementingkan syarat-syarat tertentu seperti penguasaan pengetahuan dan disiplin etika dalam menerapkan keahlian serta keterampilan. Mencari perbedaan profesi dan pekerjaan tidak begitu sulit. Berdasarkan pengamatan lebih mendalam diketahui bahwa memperoleh sebuah pekerjaan tidak perlu latar belakang pendidikan yang lebih kompleks (teori dan praktek) dan tidak perlu pengalaman serta pengetahuan memadai. Contoh pekerjaan adalah kuli panggul, staf operator komputer, staf operator mesin fotokopi, buruh, tukang kebun, buruh cuci dan sebagainya.

Itulah perbedaan profesi dan pekerjaan menurut pengertian serta ruang lingkup masing-masing. Seseorang yang menggeluti profesi secara serius dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin etika yang tinggi pantas disebut profesional. Meski pekerjaan tak terlalu memandang latar belakang pendidikan, pengalaman serta pengetahuan, namun orang yang membekali diri dengan ketiga elemen tersebut punya nilai lebih.

Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:

1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat ( tidak berganti-ganti pekerjaan).

2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukan).

3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian).

4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

5. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlkan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya)

6. Otonomi dalam membuat putusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang lain).

7. Menerima tanggung jawab terhadap putusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskan , tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lain lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku,

8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan.

(11)

9. Menggunakan administrator untukmemudahkan profesinya relatif bebas dari supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).

10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.

11. Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok “elit” untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter dievaluasi dan dihargai oleh organisasi oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan oleh Departemen Kesehatan).

12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

13. Mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri sendiri dari anggotanya (anggota masyarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien yang dilayaninya)

14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan lain).

Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi jika pekerjaan tersebut dalam proses pelaksanaannya memenuhi ciri-ciri tertentu. Menurut Rachman Nata Widjaja dalam Djaman Sutari (2003:1.4) pekerjaan bisa disebut profesi hanya jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Ada standar kerja yang baku dan jelas.

b) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

c) Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya. d) Ada etika atau kode etik yang mengatur prilaku etik para pelakunya dalam

memperlakukan kliennya.

e) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.

f) Ada pengakuan dari masyarakat (profesional, penguasa dan aman) terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.

Merujuk kepada ciri-ciri di atas maka jenis pekerjaan yang bisa dikatakan sebagai profesi yaitu: guru, dosen, dokter, pengacara, akuntan, polisi, tantara, pramugari pilot, dsb.

C. Profesi Kependidikan

Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat yang mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai

(12)

dengan keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau administrator pendidikan.

Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak profesi yang terlibat dalam pendidikan. Salah satu profesi itu adalah pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dari pengertian profesi dan tenaga kependidikan maka dapat disimpulkan bahwa profesi kependidikan adalah pekerjan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian dalam penyelenggaraan pendidikan. adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan yaitu: guru, dosen, Kepala Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang berperan dalam proses penyelenggaraan Pendidikan.

D. Profesi Keguruan

Berkaitan dengan profesi kependidikan serta anda sebagai calon guru SD, maka pembahasan mengerucut pada salah satu profesi yang ada dalam profesi kependidikan yaitu profesi keguruan. Apa yang dimaksud dengan profesi keguruan?

Istilah profesi telah dibahas sebelumnya yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan keguruan dalam KBBI diartikan sebagai perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran. Sehingga menurut KBBI profesi keguruan yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi Pendidikan keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode pengajaran.

Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam. Ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:

1. Standar untuk kerja

2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab.

3. Organisasi profesi

4. Etika dan kode etik profesi 5. Sistem imbalan

(13)

Robert W.Rickey dalam Djaman Satori dkk(2003:119) mengemukakan ciri-ciri profesi keguruan adalah:

1. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.

3. Bahwa para guru dituntut untuk memilikipemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan ajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan. 4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki peblikasi

profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan slalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

5. Bahwa para guru, selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai

kegiatan “in srvice”.

6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career) 7. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional

maupun lokal.

Ciri-ciri profesi kependidikan juga diuangkapkan oleh National

Association of Education (NEA) atau Asosiasi Pendidikan Nasional. NEA adalah

serikat pekerja dan kelompok kepentingan profesional terbesar di Amerika Serikat. Serikat ini mewakili guru sekolah umum dan personel pendukung lainnya, staf pengajar dan staf di perguruan tinggi dan universitas, pensiunan pendidik, dan mahasiswa yang bersiap untuk menjadi guru. Menurut NEA, profesi kependidikan memiliki ciri sebagai berikut:

1. Jabatan yang melibatkan intelektual

Anak yang baru masuk SD, belum bisa baca tulis, belum bisa dapat hitung menghitung dan sebagainya. Setelah diproses melalui pembelajaran, anak tersebut menjadi terampil baca tulis, terampil hitung menghitung. Perubahan ini dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran itu didominasi oleh kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

Kita mengenal guru TK, guru SD, guru SLB A, guru SLB B dan sebagainya. Guru-guru itu dalam pendidikannya menggeluti ilmu-ilmu khusus. Guru SLB A misalnya, menggeluti bidang khusus ketunanetraan. Guru SLB B menggeluti bidang khusus ketunarunguan. Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa jabatan guru memiliki ilmu-ilmu khusus.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.

Jabatan guru adalah jabatan yang sedang dan terus berkembang. Dulu untuk menjadi guru SD dipersyaratkan minimal berijazah SPG/SGO,

(14)

kemudian berkembang menjadi DII PGSD dan sekarang minimal berijazah SI PGSD. Tidaklah mustahil disuatu saat kelak, untuk menjadi guru SD dipersyaratkan minimal berpendidikan formal S3. Meskipun dalam kenyataan di masyarakat, ada guru yang pendidikan keguruannya hanya beerapa bulan, bahkan ada guru yang diangkat dengan latar belakang pendidikan formal non guru.

4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan. Ada program S1 PGSD sistem ODL (Open And Distance Learning), yang sebelumya pendidikan adalah dari DII PGSD dan sudah berkedudukan sebagai guru. Di sekolah tentunya ada yang mengikuti kegiatan KKG, PKG KKPS atau kegiatan ilmiah lainnya.

5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yan permanen. Jabatan guru dikatakan memenuhi ciri itu jika guru dapat layak dari jabatannya itu, tanp-a harus melakukan pekerjaan lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan guru yang rendah, diduga menjadi salah satu penyebab meengapa LPTK mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku (calon mahasiswa) yang berkualitas.

6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri

Ciri in belum dapat dipenuhi secara baik oleh jabatan guru di Indonesia, karena standar jabatan guru masih banyak ditentukan oleh pemerintah, bukan oleh para anggota profesi sendiri.

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan guru sudah terkenal luas sebagai jabatn yang anggotanya terdorong oleh keinginan untuk membantu orang lain dan bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi semata. Banyak guru yang memberikan les tanpa memungut biaya dari murid-muridnya.

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional.

Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Jabatan guru di Indonesia sudah memiliki wadah, yaitu PGRI. Setiap guru otomatis menjadi anggotanya.

Jabatan guru belum dapat memenuhi secara maksimal ciri-ciri itu, namun perkembangan di tanah air menunjukkan arah untuk ciri-ciri tersebut. Usaha untuk ini sangat tergantung kepada niat, perilaku dan komitmen dari guru sendiri dan organisasi yang berhubungan dengan itu, selain juga oleh kebijakan pemerintah.

(15)

Rangkuman

✓ Profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

✓ Profesi kependidikan adalah pekerjan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian dalam penyelenggaraan pendidikan. adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan yaitu: guru, dosen, Kepala Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang berperan dalam proses penyelenggaraan Pendidikan.

Menurut KBBI Profesi keguruan yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode pengajaran. ✓ Menurut NEA, profesi kependidikan memiliki ciri sebagai berikut:

1. Jabatan yang melibatkan intelektual

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.

4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan. 5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yan permanen. 6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. 8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional.

Eksplorasi

1. Apa yang menjadi motivasi anda memilih program studi PGSD? 2. Siapa yang meminta anda memilih program studi PGSD? 3. Mengapa anda ingin menjadi seorang guru SD?

4. Apa saja yang anda ketahui tentang tugas seorang guru?

5. Buatlah jawaban dari pertanyaan 1-4 di atas menjadi sebuah tulisan minimal 4 paragraft!

(16)

Evaluasi

1. Pada saat ini dunia pendidikan kedatangan sebuah aplikasi yang menamakan dirinya “ruang guru”. Menurut anda apakah guru yang mengajar di sana dapat dikatakan profesi kependidikan jika dilihat dari ciri-ciri profesi? Uraikan alasan anda!

2. Berdasarkan pemahaman anda apa yang membedakan profesi dengan pekerjaan? Berikan contoh profesi dan pekerjaan masing-masing dua!

3. Menurut anda mengapa sebuah profesi perlu mengikuti sebuah organisasi profesi?

4. Analisislah pengertian profesi keguruan berdasarkan KBBI dan para ahli! 5. Apakah penjaga sekolah merupakan tenaga kependidikan? Mengapa?

(17)
(18)

BAB II

SYARAT DAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL PENDAHULUAN

Pada BAB sebelumnya telah dibahas makna dari profesi keguruan. Profesi keguruan yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang telah melakukan pendidikan tentang keahlian maka ia telah menjadi seorang guru yang professional. Namun pada kenyataannya di lapangan khususnya di negara Indonesia di tahun 2019, seseorang yang sudah menempuh pendidikan di perkuliahan dan mengambil jurusan keguruan tidak serta merta dikatakan telah menjadi guru professional. Setelah lulus kuliah mereka harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah itu mereka akan diikutsertakan pada Pendidikan Profesi Guru (PPG). Lalu bagaimanakan sebenarnya makna professional itu? Apakah selama ini yang terjadi di Indonesia sudah tepat dan sesuai dengan keilmuan?

Bab ini akan membahas tentang: Syarat-syarat guru professional dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru professional. Setelah mempelajari BAB ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menganalisis syarat-syarat guru professional

2. Menganalisis jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional

A. Pengertian Profesional

Profesional merupakan kata yang akhir-akhir ini sering didengungkan di kalangan para guru dan kalangan pendidik pada umumnya. Namun, meski telah sering didengar, sering terbaca, serta telah dinyatakan professional, masih banyak kalangan pendidik dan calon pendidik yang belum yakin dengan pengetahuannya mengenai apa itu professional. Terkadang orang lebih banyak mengaitkan professional dengan sejumlah uang yang bisa didapatkan. Tapi benarkah itu? Maka, anda sebagai calon guru sebelum benar-benar menjadi guru professional sangat dianjurkan untuk memahami apa itu professional.

Dalam KBBI (cetakan V) kata professional memiliki 3 makna, yaitu 1. Bersangkutan dengan profesi

2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya 3. Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya

Jika dilihat dari pengertian dalam KBBI maka pandangan masyarakat bahwa seorang guru yang profesional ditandai dengan sejumlah uang yang diperolehnya, bukan anggapan yang terlalu salah. Hal ini sesuai dengan salah satu

(19)

ciri profesi pendidik menurut NEA. NEA menyebutkan bahwa profesi kependidikan adalah Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin (225), diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Istilah "Profesional" diadaptasikan dari istilah bahasa Inggris yaitu Profession yang berarti pekerjaan atau karir. Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (Edisi Empat), yaitu kamus yang berasal dari Malaysia, menafsirkan profesional sebagai:

1. Terkait dengan (bergiat dalam) bidang profesi (seperti hukum, medis, dan sebagainya.

2. Berbasis (membutuhkan, dll) kemampuan atau keterampilan yang khusus untuk melaksanakannya, efisien (teratur) dan memperlihatkan keterampilan tertentu. Contoh : setiap manajer atau eksekutif dalam suatu perusahaan harus tahu mengurus secara profesional.

3. Melibatkan pembayaran dilakukan sebagai mata pencarian, mendapatkan pembayaran . Contoh : mereka harus mendapatkan bimbingan seorang pelatih teknis yang profesional di bidangnya.

4. Orang yg mengamalkan (karena pengetahuan , keahlian , dan keterampilan ) sesuatu bidang profesi ; memprofesionalkan menjadikan bersifat atau kelas profesional .

Dari berbagai definisi yang ada dan beredar di kalangan masyarakat maka yang harus menjadi acuan seorang guru di Indonesia tetaplah definisi menurut perundang-undangan. Dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB I ketentuan umum disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Selanjutnya dalam BAB III, Pasal 7 (1) disebutkan bahwa Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

(20)

e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

f. memperoleh memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Apabila dibandingkan dengan definisi sebelumnya dari para ahli, perundang-undangan kuhususnya yang mengatur tentang prinsip professional memiliki kemiripan. Maka, sebagai calon guru anda harus memegang prinsip-prinsip ini dengan kuat serta menjadikannya kesatuan dalam diri.

Di Indonesia seorang guru dikatakan professional ketika ia telah melaksanakan pendidikan profesi. Mengenai pendidikan profesi akan dibahas secara lengkap pada BAB VI.

B. Syarat-syarat Guru Profesional

Berbicara tentang syarat-syarat guru profesional maka kita harus lebih banyak membaca peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita, Indonesia. UU Guru dan Dosen BAB IV tentang guru, Bagian Kesatu, Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 mengatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya pada pasal 9 disebutkan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Khusus untuk guru SD, kualifikasi akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. (Permen RI No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru)

Seperti telah disebutkan pada bahasan sebelumnya bahwa di Indonesia seorang guru dikatakan profesional jika Anda telah dinyatakan lulus dalam sebuah pendidikan profesi kemudian memperoleh sertifikat pendidik. Hal ini menunjukkan bahwa meski Anda telah menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan mengambil fakultas keguruan serta telah mengajar di SD, anda belum bisa dikatakan profesional. Hal ini mungkin terlihat merepotkan bagi para calon guru. Namun seperti yang telah diamanatkan dalam UU No. 14 tentang guru dan dosen, BAB II pasal 4 bahwa tujuan dari

(21)

aturan-aturan yang telah dibuat itu adalah untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Semakin berkembangnya tekhnologi di dunia saat ini memungkinkan semakin mudahnya setiap masyarakat untuk mengakses informasi apapun di dunia. Hal ini menyebabkan perkembangan di segala bidang semakin pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya yang bersifat positif akan tetapi meliputi yang negative pula. Seorang guru di zaman ini memiliki tantangan yang sangat besar dalam menjalankan perannya. Maka guru masa kini harus memiliki kompetensi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan tersebut. Mengingat guru adalah ujung tombak dari tujuan pendidikan. Jika tombaknya tumpul maka ia tidak akan mampu menembus sasaran. Indonesia tidak akan mampu mewujudkan tujuan pendidikannya jika gurunya tidak disiapkan dengan optimal.

Selain itu, peraturan perundang-undangan yang ada merupakan bentuk tanggung jawab dari pemerintah terhadap kualitas guru di Indonesia. Ke depan guru harus memiliki kehidupan yang layak sehingga mampu mengembangkan keterampilan secara berkesinambungan. Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa karena para guru tidak memiliki bintang di pundaknya atau tanda jasa lainnya. Namun guru tetap harus diperhatikan kesejahteraannya. Dalam sebuah artikel yang dimuat dalam https://www.liputan6.com/bisnis/read/2139613/daftar-gaji-guru-di-30-negara-ri-peringkat-berapa, Apinio (2014) menyatakan:

“Seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (27/11/2014), dari 30 negara yang menjadi anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and

Development), Swiss adalah negara yang memberikan upah guru terbesar,

yaitu US$ 68.820 pertahun atau sekitar Rp 837 juta (kurs: Rp 12.176/US$). Menariknya, gaji guru di Swiss bahkan lebih tinggi dari rata-rata gaji pekerja di negara tersebut, yaitu sekitar US$ 50.000 pertahun. Posisi Swiss diikuti oleh Belanda, Jerman dan Belgia. Indonesia sendiri menempati posisi paling buncit dengan gaji guru rata-rata hanya US$ 2.830 atau sekitar Rp 34,4 juta per tahun”

Dengan adanya keharusan untuk memiliki sertifikat pendidik maka guru berhak mendapatkan tunjangan sertifikasi. Sertifikasi besarannya satu kali gaji pokok. Dalam PP RI No 15 tahun 2019 tentang perubahan kedelapan belas peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1977 tentang peraturan gaji pegawai negeri sipil, disebutkan bahwa gaji pokok PNS golongan paling bawah, yaitu Gol 1a dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp. 1.560.800 atau 18.729.600/ tahun dan paling besar yaitu Gol 4e dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp. 5.901.200. atau 70.814.400/ tahun.

Di luar dari diperolehnya kesejahteraan, menurut Bank Dunia (2011: 1), manajemen tenaga kependidikan yang efektif adalah suatu hal yang sangat krusial

(22)

dalam pembangunan sistem pendidikan di Indonesia. Khususnya dalam menciptakan jasa pendidik yang kompeten, termotivasi, dan berkualitas tinggi. Semangat dan komitmen guru Indonesia sangat dipengaruhi oleh bagaimana rekruitmen, pelatihan awal, penempatan, pelatihan selama kerja, transfer, promosi, penilaian, serta sistem pengawasan profesi dan administratifnya dikelola.

Selain memiliki kualifikasi akademik yang telah ditetapkan seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, BAB I ketentuan umum). Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional (UU No 14 tentang guru dan dosen BAB IV pasal 10). Selanjutnya tentang penjelasan setiap kompetensi diatur oleh peraturan menteri N0. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Sebagai calon guru SD Anda harus paham betul kompetensi-kompetensi tersebut. Di bawah ini adalah empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru kelas di SD:

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik terdiri atas 10 kompetensi inti. Masing-masing kompetensi inti diturunkan kembali menjadi beberapa kompetensi yang lebih teknis. Kecuali kompetensi inti nomor lima. Kompetensi itu sudah teknis sehingga tidak diuraikan kembali. 10 kompetensi inti pedagogik secara lengkapnya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kompetensi Pedagogik No. KOMPETENSI

INTI KOMPETENSI GURU SD/ MI

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

(23)

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.

Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI. Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal SD/MI.

3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.

Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.

Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan

Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh

Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan

(24)

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya

7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.

Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

(25)

9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI

2. Kompetensi kepribadian

Sebelumnya telah disebutkan bahwa menurut peraturan menteri NO. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Lalu apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian. Beberapa definisi kepribadian menurut beberapa ahli yaitu: a. Menurut Syah (2000:225-226) kepribadian akan menentukan apakah

seseorang menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). b. Raimond Bernad Cattel (dalam Purwanti, 2013) mengemukakan,

”kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan untuk memprediksi tentang apa yang dikerjakan seseorang dalam saat tertentu, mencakup semua tingkah laku individu baik yang terbuka (lahiriyah) maupun yang tersembunyi.”

c. Kepribadian pada prinsipnya adalah kesatuan atau susunan antara aspek mental seperti, pikiran, perasaan, dengan aspek perilaku yang merupakan perbuatan nyata, aspek-aspek ini berhubungan antara satu dengan lainnya secara fungsional dalam individu sehingga bertingkah laku secara tetap dan

(26)

d. Schermerhon, dkk mengemukakan dalam Simbolon (2008:62), “Personality represent the overall profile, or combination of

characteristics, the captures the uniquenature of the person as the reats and interacts withother.” Kepribadian merepresentasikan keseluruhan

profil atau kombinasi karakteristik dan memiliki keunikan secara alami dari diri seseorang sebagai reaksi dari interaksinya dengan orang lain.

Dari beberapa definisi tentang kepribadian, maka dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa kompetensi kepribadian adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan berupa kesatuan atau susunan antara aspek mental seperti, pikiran, perasaan, dengan aspek perilaku yang merupakan perbuatan nyata, yang berhubungan antara satu dengan lainnya secara fungsional dalam individu sehingga bertingkah laku secara tetap dan khas. Berikut adalah kompetensi inti untuk kompetensi kepribadian menurut peraturan menteri NO. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Tabel 2.2 Kompetensi kepribadian guru kelas SD/MI

No. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI GURU SD/ MI 1 Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 3 Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

Bekerja mandiri secara profesional. 4 Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

(27)

Bekerja mandiri secara profesional. 5 Menjunjung tinggi kode etik

profesi guru. Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi guru. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

3. Kompetensi sosial

Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, guru juga harus memiliki kompetensi social. Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam bersosialisasi di sekolah dan di masyarakat. Kompetensi social yang harus dimiliki guru yaitu:

Tabel 2.3 Kompetensi social guru kelas SD/MI

No. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI GURU SD/ MI 1 Bersikap inklusif, bertindak

objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 2 Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 3 Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai

(28)

memiliki keragaman sosial

budaya. pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

4 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi profesional

Dari empat kompetensi yamg harus dimiliki oleh guru SD, kompetensi professional merupakan kompetensi yang dianggap paling sulit. Hal ini dikarenakan pada kompetensi ini guru SD diharapkan menguasai konsep-konsep lima bidang studi yaitu bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn. Berikut secara lengkapnya:

Tabel 2.4 Kompetensi professional guru kelas SD/MI

No. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI GURU SD/ MI 1 Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Bahasa Indonesia

Memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa. Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia. 20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) 20.5 Memahami teori dan genre sastra Indonesia. 20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra

(29)

Indonesia, secara reseptif dan produktif.

Matematika

Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran, statistika, dan logika matematika. 20.8 Mampu menggunakan matematisasi

horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata. Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan

keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta. penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. 20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak komputer.

IPA

Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak langsung. 20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukumhukum ilmu pengetahuan alam dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. 20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk

hubungan fungsional antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.

IPS

Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan keterampilan IPS. 20.15

(30)

Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan global. 20.17 Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, kehidupan agama, dan

perkembangan masyarakat serta saling ketergantungan global. PKn

Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn. 20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi konstitusional Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara. 20.20 Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan hukum secara adil dan benar. Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.

2 Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

Memahami standar kompetensi lima mata pelajaran SD/MI.

Memahami kompetensi dasar lima mata pelajaran SD/MI.

Memahami tujuan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI. 3 Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara integratif

(31)

dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 4 Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara\ terus menerus. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 5 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

Itulah empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru kelas SD/MI. Kompetensi-kompetensi inilah yang menjadi penilaian di dalan pendidikan profesi guru. Jika seorang guru telah dinyatakan menguasai dan ia lulus di setiap jenis ujiannya maka ia dikatakan guru profesional.

(32)

Rangkuman

✓ Dalam KBBI (cetakan V) kata professional memiliki 3 makna, yaitu: bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya ✓ Dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB I ketentuan

umum disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

✓ Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin (225), diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

✓ Istilah "Profesional" diadaptasikan dari istilah bahasa Inggris yaitu Profession yang berarti pekerjaan atau karir

✓ Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, BAB I ketentuan umum).

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional (UU No 14 tentang guru dan dosen BAB IV pasal 10).

(33)

Eksplorasi

1. Perhatikan sebuah kutipan di bawah ini! Apakah anda setuju dengan pendapat Bill Gates? Mengapa?

2. Bandingkanlah pendapat dari Bill Gate dengan judul artikel di bawah ini!

3. Menurut anda apa yang harus dilakukan oleh guru agar dapat menghadapi era revolusi 4.0?

(34)

Evaluasi

1. Apa yang dapat anda simpulkan tentang pengertian profesional?

2. Identifikasilah perbedaan kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional!

3. Analisislah syarat-syarat menjadi guru profesional ditinjau dari kepemilikan sertifikat akademik!

4. Bagaimana aplikasi 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional di era industri 4.0?

(35)
(36)

BAB III

KEWAJIBAN, HAK DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL

PENDAHULUAN

Sebuah profesi, profesi apapun itu tentu akan terikat dengan dua hal yaitu dengan hak dan kewajiban. Begitupula dengan profesi guru khususnya guru SD. Hak yaitu kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya (KBBI edisi 5). Seseorang dikatakan memiliki hak jika sudah diatur dalam aturan tertentu. Hak tidak dapat dipisahkan dari kewajiban. Kewajiban yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum mendapatkan hak. Seorang guru SD memiliki kewajiban tertentu, maka setelah melaksanakan kewajiban ia diberikan haknya sesuai aturan yang berlaku.

BAB III ini membahas tentang hak dan kewajiban seorang guru, khsusnya guru Sekolah Dasar. Setelah mempelajari BAB ini diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menganalisis Kewajiban guru profesional 2. Menganalisis Hak-hak guru profesional 3. Menganalisis tugas utama guru profesional

A. Kewajiban Guru Profesional

Dalam UU Guru dan Dosen BAB IV bagian kedua pasal 20 tentang guru, diuraikan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban: 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik

guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari keterangan tersebut dapat dipahami bahwa guru memiliki lima kewajiban. Lima kewajiban tersebut diatur selanjutnya oleh PP. Meski begitu dari lima kewajiban itu guru mempunyai tugas pokok atau utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

(37)

2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, pasal 1). Adanya penyebutan “utama” ini mengisyaratkan bahwa porsi perhatian yang tertinggi harus dicurahkan pada tugas utama tersebut.

B. Hak Guru Profesional

Setelah melaksanakan kewajiban maka guru memiliki hak-hak tertentu. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan

intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. 10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi

akademik dan kompetensi, dan/atau

11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Cukup seimbang memang jika dilihat perbandingan antara hak dan kewajiban profesi guru. Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini yang membuat guru mampu bekerja secara optimal dan menerima timbal balik yang pantas serta melaksanakan tugas sesuai dengan kode etik guru. Tidak ada guru yang lebih banyak hak dari pada kewajiban yang dilakukan dan begitu pula sebaliknya lebih banyak kewajiban dari pada hak yang diterima, meskipun demikian memang masih banyak saja hal ini terjadi.

Namun cukup ironis juga ketika masih banyak guru yang sudah melaksanakan kewajiban namun belum mendapatkan hak-hak yang semestinya bisa mereka dapatkan. Terutama di daerah yang jauh dari kota, selain sarana dan prasarana yang masih kurang, kesejahteraan kehidupan guru yang bisa dicapai dari penerimaan hak belum mampu dinikmati seluruh guru. Ya, memang kemerataan pendidikan di Indonesia masih belum dapat dicapai, sebuah tugas bagi seluruh masyarakat Indonesia agar hal ini dapat diwujudkan sehingga cita-cita bangsa dapat digapai melalui pendidikan yang baik.

(38)

C. Tugas Utama Guru

Meski begitu dari lima kewajiban itu guru mempunyai tugas pokok atau utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, pasal 1). Adanya penyebutan “utama” ini mengisyaratkan bahwa porsi perhatian yang tertinggi harus dicurahkan pada tugas utama tersebut.

Untuk menjadi guru di lembaga formal seperti sekolah diperlukan persyaratan administrasi tertentu. Salah satunya harus memiliki ijazah perguruan tinggi keguruan dan akta mengajar. Fungsi akta mengajar kira-kira sama dengan surat izin mengemudi bagi seorang sopir.

Calon guru yang sudah mengantongi izin mengajar sesuai mata pelajaran yang diampu, sudah dibekali dengan berbagai pengetahuan dasar kependidikan . Dalam ilmu kependidikan terdapat tugas-tugas guru dalam pembelajaran, startegi dan metode pembelajaran, didaktik pendidikan, dan lain sebagainya.

Pengetahuan dasar ini dikemudian hari akan diperdalam melalui penataran, pendidikan dan pelatihan. Bila sudah melengkapi syarat-syarat berikutnya, seperti bertugas minimal 20 tahun, golongan IVa, kelak guru akan menyandang predikat guru profesional dan memperoleh tunjangan profesi yang lumayan besar.

Gambar 3.1. Guru sedang membimbing siswa dalam kelompok

Bagi calon guru, guru baru, atau yang berminat menjadi guru, amatlah penting memahami kembali tugas utama guru dalam pendidikan. Berdasarkan PP RI No 19,

(39)

maka dapat kita uraikan beberapa tugas utama dari seorang guru. Tugas-tugas ini pada hakikatnya saling berhubungan satu sama lain serta sulit untuk dipisahkan. Definisi yang disematkan padanya hanya sekedar untuk membatasi pengertian masing-masing kata. Tugas-tugas utama tersebut adalah

1. Mendidik

Tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas yang boleh dikatakan cukup rumit. Tugas mendidik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku (afektif) yang akan dikembangkan pada siswa. Mendidik berarti mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.

Siswa dalam satu kelas akan memiliki berbagai karakter dan tingkah laku. Semua karakter tersebut akan dikembangkan dan diarahkan kepada karakter dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan oleh seorang guru.

Mengembangkan karakter dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik tidak bisa diajarkan melalui doktrin-doktrin. Yang diperlukan adalah keteladanan dan contoh-contoh yang baik dan nyata dari seorang guru. Konsekuensinya adalah guru perlu berkepribadian yang baik sesuai norma-norma yang berlaku.

Dalam hal keteladanan seorang guru yang memiliki pemahaman agama yang baik maka ia akan cenderung mampu menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah agama ada tuntunan yang bisa digunakan oleh guru dalam menjalankan tugasnya baik sebagai guru, sebagai masyarakat ataupun sebagai orang tua. Agama akan menuntun seorang guru dalam segala sisi kehidupannya bahkan dapat menuntunnya dalam mendidik siswanya.

Adanya kemungkinan seorang guru menggunakan ajaran agama yang dianutnya dalam mendidik siswa maka jenis agama yang ia anut akan menentukan cara ia mendidik. Jika selama ini masih banyak guru yang belum mampu memberikan keteladanan yang baik maka sudah bisa dipastikan bahwa pemahamannya belum baik. Atau mungkin sudah baik namun komitmen dalam dirinya belum baik.

Dalam agama Islam perilaku manusia terkhusus guru sudah diatur dengan detil dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Ajaran Islam begitu lengkap. Apapun yang dilakukan oleh manusia di dunia ada tuntunannya. Darimana tuntunan itu? Yaitu dari Al-qur-an dan perilaku nabi Muhammad SAW (tindakan, bicara dan diamnya) yang dikenal dengan istilah hadist. Maka seorang guru yang beragama Islam dan ia memahami al-quran dan al-hadits dengan baik maka sudah dapat dipastikan ia akan menjadi seorang guru yang mampu mendidik siswa dengan baik pula. Pada saat ini kecendrungan orang tua yang secara finansial mumpuni berusaha mencarikan sekolah-sekolah, terutama jenjang TK dan SD yang berbasis agama terutama agama Islam meski mereka harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Ada semacam kesadaran yang muncul mengenai pentingnya pemahaman agama di usia dini. Ternyata kesadaran itu tidak hanya muncul dikalangan masyarakat yang beragama islam.

(40)

Karena agama-agama lain pun turut juga memiliki sekolah yang benar-benar mengajarkan ajaran agamanya. Misalnya sekolah-sekolah berbasis agama sebagai berikut:

Gambar 3.2 Sekolah-sekolah Dasar Berbasis Agama

2. Mengajar

Kata mengajar mungkin bukan kata yang asing untuk seorang guru. Meski begitu terkadang banyak orang yang memiliki batasan sendiri dalam hal pengertiannya. Di era revolusi industri seorang guru lebih diarahkan untuk menjadi fasilitator dibandingkan dengan menjadi pengajar. Bahkan ada yang mengatakan bahwa guru adalah activator.

Sardiman AM (2004:48), menyebutkan bahwa mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar lebih kompleks karena ada unsur kesengajaan dalam tempat waktu dan apa yang diajarkan.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001:44-53), mengemukakan, bahwa:m engajar dapat diartikan sebagai : 1) Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik

(41)

atau murid di sekolah, 2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, 3) usaha mengorganisasi lingkungan sehinggamenciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, 5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, 6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.

Pendapat lain juga menjelaskan yaitu menurut Dadang Suhardan (2006:53), bahwa mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Selain itu mengajar menurut Burton yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2003:61), yaitu :

mengajar Merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam membangun pemahaman tentang pengetahuan, sikap serta keterampilan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Lebih rinci, menurut Nasution (2010:80), mengajar terdiri atas sejumlah kegiatan tertentu, yaitu :

1. Membangkitkan dan memelihara perhatian.

2. Menjelaskan kepada murid hasil apa yang diharapkan.

3. Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan, dan keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan. 4. Menyajikan simulasi yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

5. Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar mengajar.

6. Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.

7. Menilai hasil belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan soal.

8. Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasikan apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.

9. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.

Dari pengertian-pengertian di atas terlihatlah bahwa dalam konsep mengajar ada di dalamnya upaya mendidik. Sehingga dapat dikatakan bahwa mengajar lebih luas dari mendidik.

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Pedagogik  No.   KOMPETENSI
Tabel 2.2 Kompetensi kepribadian guru kelas SD/MI
Tabel 2.3 Kompetensi social guru kelas SD/MI
Tabel 2.4 Kompetensi professional guru kelas SD/MI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah menentukan kuota dan calon penerima subsidi tunjangan fungsional berdasarkan data penerima subsidi tunjangan fungsional tahun anggaran 2012 untuk masing- masing

Program subsidi tunjangan fungsional (STF) adalah program pemberian subsidi kepada guru bukan pegawai negeri sipil (GBPNS) yang diangkat oleh penyelenggara

Berdasarkan pasal 15 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2017disebutkan bahwa Tunjangan Profesi Guru (TPG) diberikan kepada a) guru; b) Guru yang diberi tugas sebagai Kepala

(2) Anggota Dewan Pengawas yang berasal dari unsur Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, diangkat dari pejabat Satuan Kerja

SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK DIUSULKAN MENDAPAT TUNJANGAN GURU (TUNJANGAN PROFESI, SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL, TUNJANGAN KHUSUS DAN SUBSIDI).

• Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Guru yang bersangkutan bertugas pada

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau

Pasal 53 1 Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1 kepada dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara