BAB V KINERJA GURU
C. Pendidikan profesi guru dalam jabatan
Guru Dalam Jabatan adalah Guru pegawai negeri sipil dan Guru bukan pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama.
Pertimbangan diadakannya pendidikan profesi guru dalam jabatan adalah adanya peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 19 tahun 2017 Tentang Perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Pada Pasal 66 dalam permen tersebut diaktakan bahwa bagi guru dalam jabatan (telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau guru yayasan) yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan sudah memiliki kualifikasi akademik S-l/D-IV tetapi belum memperoleh Sertifikat Pendidik dapat memperoleh Sertifikat Pendidik melalui pendidikan profesi Guru. Pendidikan profesi Guru sebagaimana dimaksud dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Masyarakat. Ketentuan mengenai tata cara memperoleh Sertifikat Pendidik sebagaimana dimaksud diatur dengan Peraturan Menteri.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan. Sertifikasi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Penyelenggaraan sertifikasi oleh perguruan tinggi dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Menteri Pendidikan Nasional menetapkan kuota peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan setiap tahun. Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menentukan peserta sertifikasi berdasarkan kuota yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Penentuan peserta sertifikasi sebagaimana berpedoman pada kriteria yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui: 1) uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik; 2) pemberian sertifikat pendidik secara langsung.
Uji kompetensi dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang:
1) memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV);
2) belum memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV, apabila sudah: mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru; atau mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.
Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: a) kualifikasi akademik;
b) pendidikan dan pelatihan; c) pengalaman mengajar;
d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; e) penilaian dari atasan dan pengawas;
f) prestasi akademik;
g) karya pengembangan profesi; h) keikutsertaan dalam forum ilmiah;
i) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Dokumen portofolio bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan disesuaikan dengan bidang tugasnya.
Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio mendapat sertifikat pendidik. Sedangkan Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat: 1) melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai lulus; atau
2) mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan ujian. sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.Ujian mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru mendapat sertifikat pendidik. Sedangkan guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru diberi kesempatan untuk mengulang ujian.
Pemberian sertifikat pendidik secara langsung diberikan kepada: guru yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atauS-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau guru kelas yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas yang diampunya dengan golongan sekurangkurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau guru bimbingan dan konseling atau konselor yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas bimbingan dan konseling dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau guru yang diangkat dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang sudah
memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas kepengawasan dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau guru yang sudah mempunyai golongan serendahrendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c; dengan cara memverifikasi keabsahan dan kebenaran dokumen.
Tahun 2019 ditetapkan kuota peserta PPG Daljab yang mendapat bantuan biaya pendidikan dari biaya APBN melalui Kemdikbud sebanyak 40.000 orang guru yang telah dinyatakan lulus seleksi oleh Kemristekdikti. Diharapkan setelah memiliki sertifikat pendidik akan menjadi salah satu unsur yang berperan penting dalam menyiapkan generasi emas dan menuju Indonesia unggul di masa society on the move. Penyelenggara PPG dalam Jabatan 2019, yang telah ditetapkan oleh Kemristekdikti sebayak 62 LPTK dengan mengacu kepada Standar Pendidikan Guru (Standar DikGu) yang mencakup standar pendidikan, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Dasar Pelaksanaan PPG Daljab diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, dimana di pasal 66 ayat 1 menyatakan “Bagi Guru Dalam Jabatan yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan sudah memiliki kualilikasi akademik S-l/D-IV tetapi belum memiliki Sertifikat Pendidik dapat memperoleh Sertifikat Pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru” dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2017 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang Diangkat Sampai Dengan Akhir Tahun 2015, dimana di pasal 3 ayat 1 berbunyi Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan dilaksanakan melalui Program PPG yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Menurut Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 Pasal 20 ayat (11) Beban belajar Program PPG Daljab paling sedikit 24 (dua puluh empat) sks. Mengikuti Permenristekdikti ini pada Pasal 20 ayat (6), kurikulum PPG Daljab dengan total 24 sks ini diurai ke dalam tiga bentuk pembelajaran, yaitu kuliah-teori (pendalaman materi akademik), lokakarya, dan praktik pengalaman lapangan (PPL). Materi akademik mencakup dua (2), yaitu akademik pedagogik dan akademik bidang studi/profesional. Materi akademik pedagogik dengan materi pokok Pendidikan dan Profesi Pendidik, diarahkan untuk memberikan penguatan tentang dasar-dasar ilmu pendidikan dan prinsip-prinsip guru sebagai profesi. Sedangkan materi pokok untuk akademik bidang studi/profesional tidak hanya mencakup materi-materi keilmuan, melainkan dikaitkan dengan cara pembelajarannya, atau dikaitkan dengan penerapan prinsip TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge). Lokakarya berupa kegiatan pengembangan/penyusunan perangkat pembelajaran, peerteaching dan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokakarya berupa kegiatan pengembangan/penyusunan perangkat pembelajaran, peerteaching dan proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain pelaksanaan PPG Dalam Jabatan 2019 digambarkan dalam bagan berikut :
Gambar 6.3 Desain PPG Dalam Jabatan 2019
Rangkuman
• Kolaborasi yang sinergis antara LPTK, pemerintah, dan sekolah merupakan kunci keberhasilan program yang harus diwujudkan secara terencana, harmoni dan berkelanjutan, yang diarahkan pada dwitunggal tujuan, yaitu: (a) perkembangan dan pertumbuhan peserta didik secara optimal, (b) perkembangan profesionalisme guru dan calon guru. Diyakini bahwa guru yang baik hanya dapat dihasilkan melalui perbaikan pada kedua lembaga tersebut. Sekolah laborartorium dan sekolah mitra sebagai teaching school sangat penting perannya dalam proses induksi guru dalam rangkaian pendidikan profesi guru terpadu. Program induksi berupa pemantapan dan pengembagan kompetensi guru profesional melalui kegiatan collaborative teaching atau lesson study merupakan tahapan yang harus ditempuh sebelum calon guru ditetapkan dan diangkat penuh oleh Pemerintah sebagai guru profesional. Hanya yang lulus dari program induksi ini dapat diangkat dan ditetapkan sebagi guru profesional.
• Standarisasi sumber daya manusia (aspek pendidikan dosen dan tenaga kependidikan), serta sarana-prasarana pendukung lainnya, bukan saja diperlukan untuk menjamin mutu proses pembelajaraan dan mutu lulusan, tetapi sekaligus juga berfungsi sebagai seleksi alamiah LPTK abal-abal yang ikut masuk dan mencoba mengacaukan upaya mulia melahirkan calon guru profesional masa depan.
Eksplorasi
Setelah mempelajari BAB ini, bukalah link
https://www.kompasiana.com/hilsinta/54f9163ca33311ba028b4692/ppg-prokontra-bagi-mahasiswa-jurusan-pendidikan
Bagaimana pendapatmu mengenai isi dari artikel di atas, hubungkan pendapatmu dengan bahasan pada BAB yang telah dipelajari!
Evaluasi
Setelah memahami isi BAB VI dengan baik, jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Siapakah yang berperan dalam pengadaan guru di Indonesia? Mengapa? 2. Uraikan hasil analisismu tentang perbedaan PPG prajabatan dengan dalam
jabatan!
3. Menurut anda apakah PPG dapat meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan nasional? Mengapa?
BAB VII