• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

45 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

I

I

I

I

S

S

U

U

-

-

I

I

S

S

U

U

S

S

T

T

R

R

A

A

T

T

E

E

G

G

I

I

S

S

B

B

E

E

R

R

D

D

A

A

S

S

A

A

R

R

K

K

A

A

N

N

T

T

U

U

G

G

A

A

S

S

D

D

A

A

N

N

F

F

U

U

N

N

G

G

S

S

I

I

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktorfaktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.

Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan

(2)

46 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Permasalahan-permasalahan pembangunan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

a. Belum adanya penetapan Wilayah Pertambangan (WP) oleh Pemerintah dan belum optimalnya pelaksanaan prinsip good

mining practices yang berakibat meningkatnya PETI;

b. Perlunya peningkatan nilai tambah bahan galian non logam dan logam;

c. Masih perlunya peningkatan upaya mitigasi bencana alam geologi, dengan sosialisasi, pemantauan maupun pemasanagan alat pantau bencana alam geologi;

d. Pengembangan wilayah khususnya untuk persampahan, kawasan industri dan kawasan permukiman belum memperhatikan daya dukung bawah permukaan (geologi).

e. Kawasan lindung geologi yang ada di Jateng terancam fungsinya; f. Ancaman degradasi lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya

geologi (penurunan muka air tanah, berkurangnya daerah resapan, kegiatan penambangan);

g. Masih banyaknya usaha pertambangan rakyat yang tidak melaksanakan reklamasi untuk pengembalian fungsi lahan pertambangan.

2. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi

a. Perlunya upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah;

(3)

47 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

b. Penurunan fungsi daerah imbuhan air tanah sehingga diperlukan optimalisasi informasi higrogeologi untuk menunjang penataan ruang;

c. Beralihnya fungsi wilayah resapan (catchmen area) menjadi kawasan perumahan;

d. Masih banyaknya daerah rawan kekeringan sehingga masyarakat sulit mendapatkan air bersih baik untuk kebutuhan sehari-hari atau pengairan pertanian pada setiap musim kemarau datang;

e. Belum optimalnya pengelolaan pemanfaatan potensi panas bumi di Jawa Tengah;

f. Keperlibatan pembangunan dan pemanfaatan sumur gali/pasak untuk pertanian belum mencerminkan keadilan gender.

3. Bidang Ketenagalistrikan

a. Masih perlunya peningkatan Rasio Elektrifikasi dengan melistriki dusun belum berlistrik di Jawa Tengah;

b. Perlunya pengembangan sumber energi listrik dari potensi energi baru terbarukan seperti air, surya, dan gelombang arus laut; c. Masih banyaknya bencana kebakaran yang diakibatkan oleh

instalasi listrik yang tidak laik, karena instalasi listrik belum bersertifikasi laik operasional sesuai PUIL 2000, masyarakat belum memahami tentang keselamatan listrik, banyak dijumpai Instalatur liar dan peralatan/material listrik non SNI;

d. Pembangunan pembangkit listrik terkendala kesulitan dalam pengadaan lahan dan pembangunan jaringan listrik terkendala pada lahan kawasan hutan;

e. Belum efisiennya konservasi energi, yang ditandai dengan masih rendahnya budaya hemat energi dan kemampuan SDM yang masih terbatas;

f. Rendahnya minat perbankan domestik untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan infrastruktur energi.

(4)

48 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

4. Bidang Minyak dan Gas Bumi

a. Belum optimalnya pengembangan sumber bahan bakar yang berasal dari pengembangan potensi energi baru terbarukan disebabkan karena rendahnya kesadaran dan pengetahuan akan pemanfaatan serta pengoperasian energi baru terbarukan;

b. Masih dijumpai kelangkaan dan penyimpangan distribusi BBM bersubsidi/LPG 3 kg;

c. Hasil produksi migas/lifting belum dapat dirasakan kemanfaatannya di Jawa Tengah;

d. Produk bahan bakar nabati (biofuel), biomass dan biogas belum optimal;

e. Disparitas harga BBM subsidi dan Non subsidi termasuk BBN yang tinggi.

5. Sekretariat

a. Manajemen perencanaan dan evaluasi, pengelolaan keuangan, SDM serta pengelolaan aset belum optimal;

b. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas belum optimal;

c. Belum efektifnya penyelenggaraan good governance untuk mengimbangi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan;

d. Perlunya peningkatan pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung perubahan peran ke depan yang diharapkan berubah dari yang semula lebih dominan sebagai operator regulator menjadi dominan regulator-fasilitator.

(5)

49 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

V i s i

“MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI” “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”

Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Jawa Tengah dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Provinsi Jawa Tengah, selaras dengan RPJM Nasional Tahun 2010-2014, dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025. Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah tersebut harus dapat diukur keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Provinsi Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari. Makna yang terkandung dalam Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Sejahtera

Jawa Tengah Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik, mempunyai akses

terhadap informasi serta hiburan terselenggara; terciptanya hubungan antar rakyat Jawa Tengah yang dinamis, saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian dan tepo seliro; serta tersedia sarana dan prasarana publik terkait dengan supra dan infrastruktur pelayanan publik, transportasi dan teknologi yang mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik.

(6)

50 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat bersifat dinamis, dari

waktu ke waktu akan mengalami perubahan sesuai dengan

aspirasi dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Untuk itu prasarana dan sarana, know-how, supra dan infrastruktur dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat baik secara fisik maupun non-fisik serta sosial dan politik harus secara terus menerus mengikuti dinamika perubahan yang ada di dalam masyarakat serta dibuka ruang yang seluas-luasnya untuk mencapai kemajuan dan perkembangan bagi kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

Berdikari

Berdikari merupakan tindakan yang didasarkan pada kekuatan sendiri atau berposisi berdiri di atas kaki sendiri. Artinya membangun Jawa Tengah berdasarkan kekuatan yang ada di Jawa Tengah dan mengekplorasi seluruh potensi yang dapa t digunakan, baik di Jawa Tengah, Nasional, maupun Internasional. Untuk laku kerjanya, berdaulat dalam kemitraan dengan para pihak, menjadi sendi gerak kerja bersama yang saling menghormati. Ketika kekuatan belum memadai, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Membangun berdasarkan kekuatan dan sumber daya yang ada di Jawa Tengah, agar terhindar dari jebakan ketergantungan dengan pihak eksternal;

2. Mengekplorasi seluruh potensi baik ilmu dan pengeta huan, teknologi, kearifan lokal, sumber daya alam dan lingkungan, serta SDM Jawa Tengah dimanapun bermukim, untuk mendukung dan meningkatkan kekuatan sendiri;

3. Melakukan kerjasama dengan para pihak, dalam dan luar negeri secara berdaulat, saling menghormati dan menguntungkan. Kerjasama yang mengikat keterpaksaan,

(7)

51 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

ketergantungan, dan merugikan Jawa Tengah baik secara langsung mapun tidak langsung, serta jangka pendek maupun jangka panjang harus ditolak dengan tegas.

Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” merupakan instrumen untuk menciptakan nilai-nilai kesejahteraan yang setara (equal) bagi segenap komponen masyarakat Jawa Tengah dan mewujudkan kondisi Jawa Tengah yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya, yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, dengan tindakan dan perilaku “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.

Guna mewujudkan harapan/keinginan Rakyat Jawa Tengah menjadi sejahtera tentunya diperlukan kerja keras dari seluruh komponen, baik dari pihak pemerintah daerah maupun dari seluruh lapisan masyarakat yang ada di Provinsi Jawa Tengah untuk dapat mendayagunakan dan mengoptimalkan segenap potensi sumber daya alam yang dimiliki dengan tetap mengacu pada prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Misi

1) Membangun Jateng berbasis Trisakti Bung Karno – berdaulat di bidang Politik, berdikari di bidang Ekonomi, & berkepribadian di bidang Kebudayaan.

2) Mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, penanggulangan kemiskinan & pengangguran.

3) Mewujudkan Penyelenggaraan pemerintahan yg bersih, jujur & transparan “mboten korupsi & mboten ngapusi”.

4) Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan & kesatuan.

(8)

52 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

5) Memperkuat partisipasi masyarakat dlm pengambilan keputusan & proses pembangunan yg menyangkut hajat hidup orang banyak. 6) Meningkatkan kualitas yan publik utk penuhi kebutuhan dasar

masyarakat.

7) Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jateng yg berkelanjutan & ramah lingkungan.

Sebelas Program Unggulan

1) Meningkatkan dan memperluas pendidikan politik masyarakat untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas

2) Melaksanakan reformasi birokrasi berbasis kompetensi

3) Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan & terintegrasi.

4) Mewujudkan desa mandiri.

5) Meningkatkan kesejahteraan buruh. 6) Rakyat sehat.

7) Optimalisasi fasilitas penyelenggaraan pendidikan dasar & menengah

8) Peningkatan keadilan gender.

9) Infrastruktur & sarana transportasi. 10) Ijo royo-royo.

11) Peningkatan fungsi & peran seni budaya Jawa.

Dari ketujuh Misi Provinsi Jawa Tengah tersebut di atas, maka Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah harus mendukung pencapaian misi kedua, dengan tujuan mewujudkan desa mandiri / berdikari melalui kedaulatan pangan dan kedaulatan energi.

Sasaran yang akan dicapai yaitu terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal, dengan indikator sasaran berupa meningkatnya rasio elektrifikasi dan meningkatnya persentase pemanfaatan energi baru terbarukan terhadap total konsumsi energi.

(9)

53 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Tabel 3.1

Misi yang harus diimplementasikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mewujudkan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Misi-2 Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran Mewujudkan Desa Mandiri/Berdikari melalui Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi Terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal 1) Rasio Elektrifikasi 2) Persentase pemenfaatan EBT terhadap total konsumsi energi

3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Kabupaten/Kota

Analisis Renstra K/L dan SKPD kabupaten/kota (yang masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing SKPD.

Renstra Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Peraturan Menteri ESDM Nomor: 04 tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun 2010-2014.

3.3.1. Visi Kementerian ESDM

Visi Kementerian ESDM merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan pada tahun 2014.

Adapun Visi tersebut adalah :

“Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.

(10)

54 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

3.3.2. Misi Kementerian ESDM

Misi Kementerian ESDM merupakan rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Kementerian ESDM, yakni:

1. Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri; 2. Meningkatkan aksesbilitas masyarakat pada energi, mineral dan

informasi geologi;

3. Mendorong keekonomian harga energi dan mineral;

4. Meningkatkan kemampuan dalam negeri mengelola energi, mineral, dan geologi;

5. Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral;

6. Meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian usaha energi dan mineral;

7. Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM; 8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sektor ESDM;

9. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 3.3.3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan dan Sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Kementerian ESDM yang merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 5 tahun (di akhir tahun 2014) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

No Tujuan Sasaran

1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik

1) Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 2) Meningkatnya kemampuan

pasokan bahan baku untuk domestik

3) Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

(11)

55 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 infrastruktur energi dan mineral 5) Peningkatan efisiensi pemekaian

dan pengolahan energi 2. Terwujudnya peningkatan investasi

sektor ESDM

Meningkatnya investasi sektor ESDM 3. Terwujudnya peran penting sektor

ESDM dalam penerimaan negara

Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara 4. Terwujudnya peningkatan peran

ESDM dalam pembangunan daerah Terwujudnya ESDM dalam pembangunan daerah peningkatan peran 5. Terwujudnya pengurangan beban

subsidi di BBM dan Listrik 1) 2) Jumlah subsidi BBM Jumlah subsidi listrik 6. Terwujudnya peran penting sektor

ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan mengurangi impor

Optimalnya ekspor dan impor sektor ESDM

7. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan

1) Terwujudnya penyerapan tenaga kerja;

2) Terwujudnya pemberdayaan nasional;

3) Peningkatan nilai tambah;

4) Peningkatan industri jasa dan industri yang berbahan baku

3.3.4. Kondisi Energi dan Sumberdaya Mineral

Kondisi yang dikemukakan oleh Kementerian ESDM yang mempengaruhi kondisi Provinsi Jawa Tengah di antaranya adalah : a. Bauran Energi Nasional masih didominasi oleh BBM;

b. Belum optimalnya pengembangan energi alternatif pengganti BBM;

c. Belum optimalnya investasi untuk pengembangan sektor energi dan

sumberdaya mineral, dikarenakan tumpang tindihnya wilayah pertambangan dengan kehutanan, perkebunan, lamanya pinjam pakai wilayah kehutanan;

d. Keterbatasan kemampuan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi pertumbuhan beban akibat investasi untuk penambahan kapasitas terpasang relatif kecil, diakibatkan oleh keterbatasan pendanaan ketenagalistrikan oleh pemerintah;

e. Rasio elektrifikasi sebesar 85,29% sehingga, masih 14,71% KK yang belum mempunyai akses tenaga listrik;

(12)

56 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

f. Masih banyaknya perizinan Kawasan Pertambangan di daerah yang tidak mengikuti kaidah pertambangan yang baik dan benar, serta masih maraknya aktivitas pertambangan rakyat yang ilegal; g. Konservasi air tanah di cekungan air tanah menghadapi kendala

dengan makin maraknya aktivitas pengambilan air tanah tanpa izin, serta pengambilan air tanah yang kurang terkendali terutama di kawasan perindustrian dan kota besar.

Sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, maka terkait dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kementerian ESDM yang harus diselaraskan sesuai dengan tujuan dan sasaran Kementerian ESDM adalah sebagai berikut :

1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, dengan upaya kemandirian energi di Jawa Tengah memalui pengembangan energi baru terbarukan;

2. Terwujudnya peningkatan peran ESDM dalam pembangunan daerah, dengan upaya peningkatan infrastruktur sektor ESDM; 3. Terwujudnya pengurangan beban subsidi di BBM dan Listrik,

dengan pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi;

4. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan, diharapkan pembangunan sektor ESDM dapat memberikan efek berentai dengan mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Terkait dengan program yang terdapat dalam Renstra Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, perlu ditelaah sasaran pada Renstra Kementerian ESDM dan Renstra Kabupaten/Kota yang diidentifikasi sebagaimana yang dijabarkan pada Tabel 3.3. dan Tabel 3.4. berikut.

(13)

57 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Tabel 3.3.

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Telaahan Sasaran

Renstra Kementerian ESDM NO. Sasaran Jangka Menengah

Renstra Kementerian ESDM Permasalahan Pelayanan Dinas ESDM Faktor Penghambat Pendorong 1. Terwujudnya Peningkatan Investasi Sektor ESDM

-Belum

tersedianya data dan informasi secara terukur

-Belum disusun dan ditetapkannya Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Lintas Kabupaten/Kota. -Konflik kepentingan antara Kabupaten/Kota dengan Provinsi serta

SKPD terkait

(Kehutanan dan

Lingkungan Hidup serta Pemerhati Lingkungan Hidup)

-Ketersediaan dana APBD dan APBN -Potensi dan sebaran

Energi dan

Sumberdaya mineral yang menyebar dan cukup tingi

-Minat investor cukup tinggi

-Meningkatnya kebutuhan ESDM 2. Terwujudnya Peran Penting

Sektor ESDM Dalam

Penerimaan Negara - Belum optimalnya pembinaan pengawasan pengendalian sektor ESDM -Kurangnya ketaatan masyarakat penambang terhadap aturan PerUU dan kurangnya jumlah pejabat pengawas

-Luas wilayah

cakupan

pengawasan dan jumlah pemegang IUP yang cukup besar

3. Terwujudnya Peran Penting

Sektor ESDM Dalam

Pembangunan Daerah -Konflik lintas sektoral dalam penetapan WIUP (Kehutanan,dan Lingkungan Hidup) -Rentannya Kepastian Hukum bagi pelaku usaha -Kegiatan Pertambangan rentan menimbulkan kerusakan lingkungan hidup -Investasi sektor ESDM berpotensi besar membangkitakan “MULTIFLIYER EFEK 4. Terwujudnya Peningkatan Efek Berantai/Ketenagakerjaan -Rendahnya Kualitas dan Kuantitas Pengetahuan Pertambangan SD Manusia yang ada -Masih rendahnya kesejahteraan masyarakat di lingkar tambang -Terdapat perguruan tinggi yang berbasis pertambangan dan geologi

(14)

58 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Tabel 3.4.

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Telaahan Sasaran Renstra

Kabupaten/Kota No Sasaran Jangka Menengah terkait Renstra Kabupaten/ Kota Permasalahan Pelayanan Dinas ESDM Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Program Rencana Makro dan pemantapan wilayah ESDM Sebaran potensi

ESDM tidak dibatasi wilayah administrasi Pemahaman Stakeholder terhadap konsep sebaran potensi ESDM dan pelaksanaannya masih rendah Tetap tersedianya dana APBN dan

APBD dan

Sumberdaya Manusia

Tabel 35.

Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap Sasaran Renstra SKPD kabupaten/kota

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran

Renstra SKPD Provinsi Sasaran pada Renstra kabupaten/kota Sasaran pada Renstra K/L 1. Pertambangan tanpa ijin

yang ditertibkan;

Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan

pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan Pembinaan, pelayanan, pelaksanaan kegiatan pertambangan mineral, batubara, panas bumi yang profesional.

2. Persentase partisipasi perempuan dalam pemanfaatan sumur gali dan sumur pasak;

Tingkat partisipasi perempuan dalam pemanfaatan sumur gali/pasak untuk pertanian ( - ) ( - ) 3. Persentase Kajian Cekungan Air Tanah (CAT)

Jumlah Kajian Cekungan Air Tanah (CAT), dalam rangka konservasi air tanah

( - ) ( - )

4. Rasio Elektrifikasi Peningkatan rasio

elektrifikasi Meningkatnya elektrifikasi samapi rasio dengan 80 %

Menyediakan tenaga listrik dalam jumlah cukup, Kualitas baik dan harga yang wajar, serta meningktanya pemanfaatan energi baru terbarukan adn penrapan konservasi energi

5. Persentase pemanfaatan Energi baru Terbarukan dalam Bauran Energi .

Meningkatnya

pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi

Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi dan kajian pemetaan daerah rawan bencana geologi Pengungkapan potensi geologi, untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat 6. Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi

Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi

Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi dan kajian pemetaan daerah rawan bencana geologi Pengungkapan potensi geologi, untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat

(15)

59 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3.4.1. Telaahan RTRW

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, telah tertuang dan sesuai Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, sebagai berikut :

1). Kawasan Tanah Longsor

Kawasan rawan tanah longsor di Jawa Tengah berada di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang.

2). Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi (Vulkanik)

Kawasan rawan letusan gunung berapi, berada di kawasan Gunung Merapi dan Kawasan Gunung Slamet, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Magelang, Boyolali, Klaten, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang dan Kota Tegal.

3). Kawasan Rawan Gempa Bumi

Kawasan rawan gempa bumi, berada di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, dan Wonogiri.

4). Kawasan Rawan Tsunami

Kawasan rawan tsunami berada di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonogiri.

(16)

60 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Kawasan rawan kekeringan dilihat dari aspek ketersediaan air berada di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Jepara, Kudus, Blora, Rembang, Pati, Demak, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes. 6). Kawasan Rawan Gas Beracun

Kawasan Rawan Gas Beracun berada di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.

7). Kawasan Lindung Geologi

a. Kawasan Lindung Kars : Kawasan Karsa Sukolilo meliputi Kabupaten Pati, Grobogan, Blora; kawasan kars Pracimantoro Kabupaten Wonogiri; kawasan kars Gombong Kabupaten Kebumen, Banyumas.

b. Kawasan cagar alam geologi terletak di Karangsambung Kabupaten Kebumen dan Bayat Kabupaten Klaten.

c. Kawasan Imbuhan Air, meliputi kawasan resapan air tanah pada Cekungan Majenang, Cekungan Sidareja, Cekungan Nusa Kambangan, Cekungan Cilacap, Cekungan Kroya, Cekungan Banyumudal, Cekungan Purwokerto – Purbalingga, Cekungan Kebumen - Purworejo, Cekungan Wonosobo, Cekungan Magelang – Temanggung, Cekungan Karanganyar - Boyolali, Cekungan Belimbing, Cekungan Eromoko, Cekungan Giritontro, Cekungan Semarang – Demak, Cekungan Randublatung, Cekungan Watuputih, Cekungan Lasem, Cekungan Pati – Rembang, Cekungan Kudus, Cekungan Jepara, Cekungan Ungaran, Cekungan Sidomulyo, Cekungan Rawapening, Cekungan Salatiga, Cekungan Kendal, Cekungan Subah, Cekungan Karang Kobar, Cekungan Pekalongan – Pemalang, Cekungan Tegal – Brebes, Cekungan Lebaksiu.

(17)

61 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

8). Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan meliputi :

a. Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara, terletak di :

(1). Kawasan Majenang - Bantarkawung di Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Brebes;

(2). Kawasan Serayu - Pantai Selatan di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Wonosobo;

(3). Kawasan Gunung Slamet terletak di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes; (4). Kawasan Sumbing - Sindoro - Dieng di Kabupaten

Bajarnegara, Wonosobo, Magelang, Temanggung, Batang, Pekalongan, dan Pemalang;

(5). Kawasan Merapi - Merbabu - Ungaran di Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Semarang dan Kota Salatiga;

(6). Kawasan Gunung Muria di Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara;

(7). Kawasan Pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang, Pati, dan Kudus;

(8). Kawasan Kendeng Selatan di Kabupaten Boyolali, Sragen, Grobogan, dan sedikit wilayah Kabupaten Blora;

(9). Kawasan Gunung Lawu di Kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen;

(10). Kawasan Pegunungan Selatan di Kabupaten Wonogiri; (11). Kawasan Serayu – Pantai Utara di Kabupaten Kendal,

Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes b. Kawasan pertambangan panas bumi, terletak di :

(1). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo;

(18)

62 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

(2). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Gunung Telomoyo di Kabupaten Magelang dan Semarang;

(3). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang dan Kendal;

(4). Kawasan panas bumi Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen;

(5). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Baturraden di Kabupaten Banyumas, Tegal, Brebes, Purbalingga, Pemalang;

(6). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Guci di Kabupaten Tegal, Brebes, dan Pemalang; dan

(7). Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi lain yang akan ditetapkan kemudian.

c. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, terdiri dari : (1). Wilayah Kerja Migas yang meliputi Kabupaten Cilacap,

Banyumas, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karangayar, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Grobogan, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Salatiga, Pekalongan, Kota Tegal; dan

(2). Pengembangan Sumur Tua/Marjinal yang tersebar di Kabupaten Blora, Grobogan dan Kendal.

Permasalahan Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan telaahan rencana tata ruang dan wilayah, antara lain terjadinya tumpang tindih tata ruang ESDM dengan sektor lainnya (sektor kehutanan dan lingkungan hidup) yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan.

Faktor penghambatnya adalah belum tersedianya data yang akurat terhadap pemanfaatan lahan berdasarkan kepentingan sektor, sedangkan faktor pendorongnya adalah meningkatnya kebutuhan meterial galian yang memberi peluang investasi sektor ESDM.

(19)

63 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

3.4.2. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategus dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, Bab V tentang KLHS dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, pada prinsipnya meletakkan langkah-langkah telaah KLHS sebagai berikut :

1. Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD untuk melaksanakan KLHS dalam penyusunan Renstra SKPD yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup berdasarkan rekomendasi KLHS RPJMD dengan Surat Keputusan Gubernur.

2. Selanjutnya Tim Penyusun Renstra SKPD bertugas untuk :

a.Melakukan pengkajian pengaruh rencana program terhadap isu strategis RPJMD yang relevan hasil rekomendasi proses KLHS RPJMD.

b.Mendeskripsikan hasil pengkajian pengaruh rencana program terhadap isu strategis RPJMD.

c. Tim Penyusun Renstra SKPD kemudiaan merumuskan langkah-langkah mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif.

d.Tim Penyusun Renstra SKPD kemudiaan merumuskan rekomendasi berupa rangkuman langkah-langkah mitigasi/adaptasi dan/atau akternatif rencana program SKPD.

(20)

64 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

e. Tim Penyusun Renstra SKPD melakukan penyempurnaan

rencana program dan kebutuhan pendanaan berdasarkan rekomendasi.

3.4.2.1. Pembentukan Tim Penyusun Renstra Dinas ESDM

Tim Penyusun Renstra Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagaimana terlampir.

3.4.2.2. Proses KLHS Renstra ESDM

Berdasarkan rekomendasi KLHS RPJMD bahwa ada 3 (tiga) program ESDM yang dinilai berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup, yaitu: (1) Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah; (2) Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas; dan (3) Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.

1)Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah

Fokus kegiatan program pengembangan pertambangan dan air tanah meliputi : peningkatan pelayanan rekomendasi teknis penerbitan ijin pengusahaan dan pemanfaatan air tanah, peningkatan pembinaan, penertiban dan pengawasan, penyediaan data maupun peta, promosi, pengembangan dan konservasi sumber daya mineral termasuk air tanah, serta sinkronisasi perencanaan program dan penanganan daerah rawan kering. Kegiatan pertambangan dan pengambilan air yang tidak sesuai dengan peruntukan dan peraturan yang berlaku akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Dampak yang ditimbulkan pada program ini adalah : (a) Meningkatkan pencemaran dengan adanya aktivitas pengembangan pertambangan; (b) Pertambangan yang tidak memperhatikan cara penambangan yang baik akan mengakibatkan kerusakan lingkungan (lahan kritis, erosi, banjir) bencana longsor; (c) dapat menurunkan

(21)

65 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

cadangan air tanah; (d) dapat menurunkan permukaan air tanah; (e) munculnya konflik sosial dan antar sektor.

Langkah-langkah mitigasi dan alternatif yang harus dilakukan adalah: (a) Penegakan peraturan dan pengawasan dari kegiatan pengembangan pertambangan dan air tanah; (b) Optimalisasi IPAL dari limbah kegiatan pertambangan; (c) Penanaman pohon di daerah tangkapan air (konservasi); (d) Pembuatan sumur resapan dangkal dan dalam; (e) Pengetatan pemberian rekomendasi perizinan dan pengawasan pengambilan air tanah (kabupaten/kota); (f) Reklamasi lahan bekas tambang; (g) Pemantapan mengenai masalah wilayah pertambangan; dan (h) Penyediaan air baku dari air permukaan yang murah.

Rekomendasi adalah Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah dilakukan dengan mempertimbangkan konservasi sumber daya air tanah dan reklamasi wilayah bekas pertambangan.

2) Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas

Fokus kegiatan program pengembangan ketenagalistrikan dan migas meliputi : peningkatan rasio elektrifikasi, penyediaan infrastruktur energi (listrik dan migas), pengawasan manajemen listrik pedesaan

dan captive power, pengawasan distribusi BBM subsidi dan LPG 3

kg, pengembangan listrik pedesaan, penyusunan rencana umum kelistrikan daerah.

Penyediaan infrastruktur energi dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi yang dilaksanakan akan menimbulkan dampak lingkungan karena tumpang tindih peruntukan lahan.

Dampak yang ditimbulkan akibat pelaksanaan program ini adalah munculnya konflik sosial dan antar sektor serta merubah pola permukiman.

(22)

66 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Diperlukan upaya mitigasi dan alternatif sebagai berikut : (a) Penegakan hukum dan pengawasan terhadap pemanfaatan minyak dan gas bumi; (b) Optimasi IPAL serta manajemen pengelolaan lingkungan; (c) Penegakan peraturan terkait baku mutu lingkungan; (d) Sosialisasi program terhadap masyarakat terkait dengan manfaat dan resiko kemungkinan terjadi; (e) Pengembangan ketenagalistrikan berbasis sumber daya ramah lingkungan; (f) Optimalisasi sumur tua; (g) Jalur pipa yang standar; (h) Penyesuaian trase jalur pengembangan ketenagalistrikan dan migas; dan (i) Pengembangan perangkat insentif dan disinsentif.

Rekomendasi : Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas memperhatikan penggunaan sistem teknologi ramah lingkungan, pengelolaan dan optimasi sumber daya, jalur pengembangan dan peraturan zonasi serta kemanfaatan bagi kesejahtraan masyarakat 3) Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Energi

Fokus kegiatan pada program ini meliputi pengembangan energi baru terbarukan baik pemanfaatan maupun diversifikasi energi, pelaksanaan lelang dan pengawasan WKP Panas Bumi, efisiensi energi, kemandirian energi, serta kajian potensi energi baru terbarukan.

Dampak yang ditimbulkan timbul pencemaran lingkungan dari buangan aktivitas pengembangan energi seperti panas dan munculnya konflik sosial dan antar pemanfaatan ruang.

Diperlukan upaya mitigasi dan alternatif sebagai berikut : (a) Menggunakan teknologi ramah lingkungan dan tepat guna; (b) Mendorong pelaksanaan gerakan hemat energi; (c) Menggali potensi energi baru terbaharukan yang dapat dikembangkan dengan kearifan lokal; (d) Pengembangan dan pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengembangkan potensi energi lokal; (e)

(23)

67 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Memperkuat kelembagaan masyarakat pengelola EBT; (f) Perencanaan dan penetapan lingkungan kerja dan lingkungan kepentingan energi terbaharukan.

Rekomendasi : Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dilakukan dengan memperhatikan manajemen lingkungan berupa teknologi ramah lingkungan dan penetapan wilayah kerja dan wilayah kepentingan dan penguatan kelembagaan pengelolaan pengembangan EBT.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu – isu strategis diidentifikasi melalui kebijakan dan kegiatan pembangunan masa lalu yang mempengaruhi visi, misi, output, biaya dan atau manajemen. Cara mengidentifikasi dan memilih selanjutnya mempengaruhi keputusan bagaimana Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah melakukan perencanaan, realisasi dan pengawasan pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan. Permasalahan pembangunan daerah yang ada di Jawa Tengah adalah sebagai

Perencanaan pembangunan daerah, khususnya di SKPD, dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan nasional, regional maupun sektoral. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan pembangunan daerah di SKPD dimulai dengan melakukan analisis terhadap lingkungan strategis, baik pada skala

(24)

68 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

nasional maupun regional. Tujuannya adalah agar perencanaan pembangunan daerah di SKPD dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan pembangunan, baik tingkat nasional maupun regional.

3.5.1. Faktor Lingkungan Internal

Beberapa kekuatan (strength) yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Instansi yang menangani energi dan sumber daya mineral,

kegeologian, migas di provinsi maupun kab/kota;

2. Tersedianya sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan;

3. Peraturan perundang-undangan bidang ESDM yang mendukung; 4. Hasil-hasil pembangunan di bidang ESDM yang selama ini telah

dilaksanakan menjadi modal utama pembangunan;

5. Sarana dan prasarana kerja berupa kantor dan meubeler;

6. Model manajemen birokrasi Dinas ESDM yang terstruktur dan sistematis;

7. Jaringan kerja dan stakeholder (swasta, kelompok masyarakat/ormas, LSM dan perguruan tinggin) berjalan dengan baik.

Beberapa kendala/kelamahan (weakness), antara lain :

1. Belum maksimalnya kesejahteraan masyarakat lokal sekitar potensi tambang;

2. Distribusi manfaat pembangunan sektor ESDM belum merata dan berkeadilan;

3. Pemanfaatan sumber daya manusia sektor ESDM belum optimal; 4. Kepastian hukum dan pelayanan usaha Sektor ESDM masih

rendah;

5. Penyelenggaraan pembangunan sektor ESDM kurang sinergi dan terkoordinasi;

(25)

69 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

6. Peraturan perundang-undangan Sektor ESDM belum sepenuhnya dapat diterapkan

7. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan sektor ESDM;

8. Kedisiplinan sumber daya manusia aparatur belum optimal; 9. Keterbatasan anggaran;

10. Belum adanya jabatan fungsional khusus sektor ESDM di Jawa Tengah.

3.4.2. Faktor Lingkungan Eksternal

Beberapa peluang (opportunities) yang dapat dimanfaatkan, antara lain :

1. Potensi pemanfaatan sektor ESDM;

2. Komitmen dalam negeri untuk menyelenggarakan pengelolaan sektor ESDM berkelanjutan yang cukup tinggi;

3. Dukungan Internasional yang besar untuk pengembangan bidang energi baru terbarukan yang berkelanjutan;

4. Keberadaan potensi ESDM, stakeholder dan peran serta masyarakat yang tinggi dalam mendukung pembangunan nasional;

5. Ketergantungan terhadap potensi ESDM;

6. Permintaan dan tingkat kebutuhan terhadap hasil sumberdaya ESDM;

7. Meningkatnya kemajuan IPTEK;

8. Adanya kebijakan provinsi dan pusat yang berpihak kepada msyarakat sekitar;

9. Pendanaan dari APBN dan APBD yang cukup memadai; 10. Sistem perizinan pemanfatan ESDM cukup selektif;

11. Keterlibatan perempuan dalam pembangunan dan pemanfaatan sektor ESDM.

(26)

70 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Beberapa ancaman (threats) yang perlu diantisipasi, antara lain : 1.Pertambangan tanpa izin belum sepenuhnya mampu diatasi,

sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan lahan bekas pertambangan;

2.Penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk Mineral Logam dan Batubara belum ditetapkan;

3.Adanya tupang tindih kebijakan dengan instansi lain dalam perizinan;

4.Penempatan aparat pengawas yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya;

5.Penyediaan lapangan kerja sektor ESDM masih rendah;

6.Tumpang tindih pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan kebijakan investasi dalam pengembangan usaha sektor ESDM berubah-ubah;

7.Intervensi kepentingan sosial politik hukum dan HAM; 8.Minat investor Luar Negeri di sektor ESDM yang tinggi.

Memperhatikan kekuatan, kendala, peluang dan ancaman maka dirumuskan isu-isu strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, yang terkait dengan beberapa hal yang menjadi fokus perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah periode tahun 2013-2018 yang tercantum dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018.

Isu strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral akan diselaraskan dengan isu strategis dalam RPJMD yaitu isu kelima tentang Kedaulatan Energi. Isu-isu strategis yang teridentifikasi berdasarkan permasalahan yang ada di sektor ESDM adalah :

1. Masih luasnya kegiatan pertambangan tanpa ijin;

Penambangan tanpa ijin menjadi permasalahan yang masih dihadapi Provinsi Jawa Tengah. Luas area penambangan liar di

(27)

71 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Jawa Tengah mencapai 43,67Ha, menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karakter pertambangan tanpa ijin adalah sporadis dan bersifat setempat-tempat sehingga luas area tidak bisa ditetapkan secara pasti.

2. Perlunya upaya konservasi pemanfaatan air tanah;

Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama di daerah sulit air (rawan kekeringan) dan penurunan kualitas dan kuantitas air tanah maka diperlukan upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah

3. Masih banyaknya KK yang belum berlistrik;

Pencapaian pembangunan terkait dengan energi, terlihat dari pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi (RE) yang menunjukkan jumlah KK yang sudah berlistrik. Sampai dengan Tahun 2013, RE Jawa Tengah telah mencapai sebesar 85,29% telah melampaui target RPJMD sebesar 77,19%.

4. Masih diperlukannya upaya mitigasi bencana alam geologi bagi

masyarakat;

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam di seluruh kabupaten/kota dengan beberapa bencana alam, mulai dari angin puting beliung, banjir, tanah longsor, gempa baik tektonik maupun vulkanik hingga banjir bandang. Usaha untuk mengurangi resiko atau korban dari bencana dilakukan dengan tindakan preventif yaitu mitigasi bencana dengan sosialisasi dan pemantauan secara berkala.

5. Masih rendahnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan

dalam bauran energi;

Pengembangan energi baru terbarukan di Provinsi Jawa Tengah diperlukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan energi fosil yang masih cukup tinggi. Sampai dengan tahun 2012 energi bauran di Jawa Tengah mencapai 4,42 %,

(28)

72 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

6. Masih diperlukannya peningkatan kinerja pelayanan publik

bidang ESDM.

Pemerintah yang bersih dan baik saat ini menjadi isu nasional, yang juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka diperlukan peningkatan kinerja pelayanan publik bidang ESDM.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan

Menimbang, bahwa meskipun Termohon telah mengakui dan membenarkan secara berklausul terhadap dalil – dalil permohonan Pemohon, akan tetapi dalam perkara

Menurut Nanga (2001:17) pendapatan perorangan adalah pendapatan agregat (yang berasal dari berbagai sumber) yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah

-Masjid, SPBU dan Rumah Makan di sekitar Cikampek -Rest Area Tol Cikampek di KM 62, 42, 33 Bekasi -Rest Area Tol Cipularang di KM 97 dan 88 -Masjid Aliyah Karawang Barat..

 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Kalimantan Tengah pada Januari 2015 tercatat sebesar 105,42 atau mengalami peningkatan sebesar 1,60 persen dibandingkan dengan bulan

Konstanta sebesar 2010,338 menunjukkan bahwa deposito mudharabah sebesar Rp 2.010,338 triliun sebelum dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito pada bank umum.Koefisien

Dengan demikian penulis melakukan skripsi ini untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah Sakit Khusus Paru- paru Palembang dengan tujuan untuk memudahkan pihak

Dengan tujuan supaya hukum anti-dumping maupun aturan safeguard Indone- sia dalam era globalisasi perdagangan dapat melindungi produk dalam negeri dari injury akibat impor