• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) MEI 2017, KOTA DUMAI INFLASI 0,11 PERSEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) MEI 2017, KOTA DUMAI INFLASI 0,11 PERSEN."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 1 Bulan Mei 2017, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,71. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 2,41 persen dan laju inflasi “year on year” (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 5,83 persen.

Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok sandang sebesar 1,07 persen; diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,66 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen. Sedangkan penurunan indeks harga juga terjadi pada beberapa kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,52 persen; diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain tomat buah, bawang putih, daging sapi, telur ayam ras, bayam, jengkol, nila, jeruk, tempe, kentang, apel, daun singkong, tenggiri, susu untuk bayi, wortel, rokok kretek, rokok kretek filter, kopi bubuk, rokok putih, tarip listrik, upah pembantu RT, celana panjang jeans, baju anak stelan, sandal kulit, pembalut wanita, mobil, bensin dan lain sebagainya.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 18 (delapan belas) kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen; diikuti Bandar Lampung sebesar 0,89 persen; Banda Aceh dan Metro sebesar 0,86 persen;Tembilahan sebesar 0,69 persen; Palembang sebesar 0,64 persen; Bengkulu dan Batam sebesar 0,56 persen; Lubuk Linggau sebesar 0,54 persen; Tanjung Pinang sebesar 0,41 persen; Sibolga sebesar 0,39 persen; Jambi sebesar 0,31 persen; Bungo sebesar 0,16 persen; Pekanbaru sebesar 0,12 persen; Dumai sebesar 0,11 persen; Medan sebesar 0,08 persen dan inflasi terendah di Meulaboh sebesar 0,06 persen.

Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, 8 (delapan) ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 0,89 persen; diikuti Banda Aceh sebesar 0,86 persen; Palembang sebesar 0,64 persen; Bengkulu sebesar 0,56 persen; Tanjung Pinang sebesar 0,41 persen; Jambi sebesar 0,31 persen; Pekanbaru sebesar 0,12 persen dan Medan sebesar 0,08 persen serta 2 (dua) kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen dan terendah di Padang sebesar 0,04 persen.

No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI)

MEI 2017, KOTA DUMAI INFLASI 0,11 PERSEN.

(2)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 2 URAIAN INFLASI

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu satu indikator ekonomi yang penting serta sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi/deflasi di tingkat konsumen diperkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas barang dan jasa yang di konsumsi rumah tangga di suatu wilayah tertentu.

Inflasi bulanan merupakan gambaran perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan bersangkutan dengan bulan sebelumnya dan inflasi kalender merupakan perubahan IHK bulan bersangkutan terhadap IHK bulan Desember tahun sebelumnya, atau sering juga disebut inflasi kumulatif. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) merupakan perubahan IHK bulan yang bersangkutan dengan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

INFLASI/DEFLASI DI KOTA DUMAI

Berdasarkan hasil pemantauan oleh BPS Kota Dumai, bulan Mei 2017, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,71. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 2,41 persen dan laju inflasi “year on year” (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 5,83 persen.

Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok sandang sebesar 1,07 persen; diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,66 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen. Sedangkan penurunan indeks harga juga terjadi pada beberapa kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,52 persen; diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen.

Tabel 1. Inflasi Kota Dumai Mei 2017, Tahun Kalender danYear on Year 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Mei 2017 IHK Desember 2016 thd April 2017 % perub Laju Inflasi Tahun Kalender Inflasi Tahun ke Tahun

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Umum 130.71 127.63 0.11 2.41 5.83

1.Bahan Makanan 134.03 133.75 -0.52 0.21 6.64

2.Makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau

142.09 140.51 -0.11 1.12 5.49

3.Perumahan, Air, Listrik, Gas

dan Bahan Bakar

129.00 121.64 0.66 6.05 8.17

4.Sandang 126.71 123.04 1.07 2.98 4.82

5.Kesehatan 123.29 119.45 0.24 3.21 4.02

6.Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga

119.69 119.93 -0.02 -0.20 0.39

7.Transpor, komunikasi dan

Jasa Keuangan

122.82 118.51 0.29 3.64 5.04

Keterangan: 1) Kolom (4) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2017 terhadap IHK bulan April 2017

Keterangan: 2) Kolom (5) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016

(3)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 3 Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain: tarip listrik sebesar 0,14 persen; tomat buah, bawang putih dan mobil sebesar 0,07 persen; daging sapi dan celana panjang jeans sebesar 0,03 persen; telur ayam ras, bayam, rokok kretek dan rokok kretek filter sebesar 0,02 persen; jengkol, nila, jeruk, tempe, kentang, apel, daun singkong, tenggiri, susu untuk bayi, wortel, kopi bubuk, rokok putih, upah pembantu RT, baju anak stelan, sandal kulit, pembalut wanita dan bensin sebesar 0,01 persen; dan lain sebagainya.

Tabel 2.

Andil Inflasi/Deflasi menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Dumai Mei 2017 (%)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi/Deflasi (%)

[1] [2]

Umum 0.11

1. Bahan Makanan -0.13

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau -0.02 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0.14

4. Sandang 0.07

5. Kesehatan 0.01

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.00

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.05

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasiadalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen; diikuti kelompok sandang sebesar 0,07 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Terdapat 2 (dua) kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,13 persen; diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil terhadap inflasi/deflasi di Kota Dumai karena harga relatif stabil.

Gambar 1.

Perkembangan Inflasi Bulanan Kota Dumai, 2013-2017

-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

IN

FLA

S

I

(4)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 4 Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Year On Year

Kota Dumai 2013-2017

URAIAN INFLASI/DEFLASI KOTA DUMAI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada bulan Mei 2017, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,52 persen atau terjadi penurunan indeks harga dari 134,73 pada April 2017 menjadi 134,03 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 0,21 persen dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 6,64 persen.

Dari sebelas sub kelompok dalam kelompok bahan makanan ada 4 (empat) sub kelompok yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok ikan segar sebesar 4,03 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 3,53 persen; sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,35 persen dan sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,17 persen. Sedangkan 7 (tujuh) sub kelompok mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok buah-buahan sebesar 3,57 persen; diikuti sub kelompok kacang-kacangan sebesar 1,90 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,38 persen; sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,75 persen; sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 0,70 persen; sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,64 persen dan sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,58 persen.

Kelompok bahan makanan pada Mei 2017 memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,13 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai dengan Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain: tomat buah dan bawang putih sebesar 0,07 persen; daging sapi sebesar 0,03 persen; telur ayam ras dan bayam sebesar 0,02 persen serta jengkol, nila, jeruk, tempe, kentang, apel, daun singkong, tenggiri, susu untuk bayi dan wortel sebesar 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi terbesar diantaranya bawang merah dan serai sebesar 0,08 persen; tongkol/ambu-ambu sebesar 0,07 persen; cabai merah sebesar 0,06 persen; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso sebesar 0,03 persen; cabe rawit, beras, susu untuk balita, ketimun, cabe hijau, kangkung, cumi-cumi, udang basah dan daging ayam ras sebesar 0,01 persen.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

In flas i Yea r o n Yea r (% ) 2014 thdp 2013 2015 thdp 2014 2016 thdp 2015 2017 thdp 2016

(5)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 5

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada Mei 2017 mengalami deflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi penurunan indeks dari 142,24 pada pada April 2017 menjadi 142,09 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 1,12 persen dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 5,49 persen.

Dari 3 (tiga) sub kelompok dalam kelompok ini, ada 2 (dua) sub kelompok yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,56 persen; diikuti sub kelompok makanan jadi sebesar 0,02 persen. Sedangkan, inflasi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,67 persen.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada Mei 2017 memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,02 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai dengan Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain: rokok kretek dan rokok kretek filter sebesar 0,02 persen; diikuti kopi bubuk dan rokok putih sebesar 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi yaitu gula pasir sebesar 0,07 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada bulan Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,66 persen atau terjadi peningkatan indeks harga dari 128,15 pada April 2017 menjadi 129,00 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 6,05 persen dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 8,17 persen.

Dari 4 (empat) sub kelompok dalam kelompok ini, 2 (dua) sub kelompok mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,23 persen, diikuti sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,13 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,06 persen dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,05 persen.

Pada Mei 2017, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,14 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah tarif listrik sebesar 0,14 persen dan upah pembantu RT sebesar 0,01 persen. Sementara komoditas sabun detergen bubuk/cair mengalami deflasi dengan sumbangan sebesar 0,01 persen.

4.

Sandang

Kelompok Sandang pada Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga dari 125,37 pada April 2017 menjadi 126,71 persen pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017

(6)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 6 terhadap Desember 2016) sebesar 2,98 persen dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 4,82 persen.

Dari 4 (empat) sub kelompok dalam kelompok ini, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 2,38 persen; diikuti sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,69 persen; sub kelompok sandang wanita sebesar 0,44 persen dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,16 persen.

Pada Mei 2017 kelompok sandang memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,07 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi yakni celana panjang jeans sebesar 0,03 persen; diikuti baju anak stelan, sandal kulit dan pembalut wanita sebesar 0,01 persen.

5. Kesehatan

Kelompok Kesehatan pada bulan Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,24 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,00 pada April 2017menjadi 123,29 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 3,21 persen. Laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 4,02 persen

.

Dari 4 (empat) sub kelompok dalam kelompok ini, 3 (tiga) sub kelompok mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,38 persen; diikuti sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,12 persen; sub kelompok obat-obatan sebesar 0,11 persen. Sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil.

Pada Mei 2017, kelompok kesehatan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan Mei 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,71 pada pada April 2017 menjadi 119,69 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar -0,20 persen (deflasi) dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 0,39 persen.

Dari 5 (lima) sub kelompok dalam kelompok ini, sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sub kelompok rekreasi sebesar 0,09 persen. Sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, sub kelompok lainnya relatif stabil.

Pada Mei 2017, andil komoditas dalam kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga relatif stabil.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada bulan Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,29 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 122,47 pada April 2017 menjadi 122,82 pada Mei 2017. Laju inflasi tahun kalender (Mei 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 3,64 persen dan laju inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 5,04 persen.

(7)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 7 Dari 4 (empat) sub kelompok dalam kelompok ini, 2 (dua) sub kelompok mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,86 persen; diikuti sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,07 persen. Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi sebesar 1,03 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan relatif stabil.

Pada Mei 2017 kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,05 persen terhadap total deflasi/inflasi Kota Dumai dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi yaitui mobil sebesar 0,07 persen; diikuti bensin sebesar 0,01 persen. Komoditas telepon seluler dan tarip pulsa ponsel mengalami deflasi dengan sumbangan sebesar 0,02 persen. Sedangkan komoditas lainnya relatif stabil.

INFLASI DI PULAU SUMATERA

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 18 (delapan belas) kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhoukseumawe dan Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen; Bandar Lampung sebesar 0,89 persen; Banda Aceh dan Metro sebesar 0,86 persen; Tembilahan sebesar 0,69 persen; Palembang sebesar 0,64 persen; Bengkulu dan Batam sebesar 0,56 persen; Lubuk Linggau sebesar 0,54 persen; Tanjung Pinang sebesar 0,41 persen; Sibolga sebesar 0,39 persen; Jambi sebesar 0,31 persen; Bungo sebesar 0,16 persen; Pekanbaru sebesar 0,12 persen; Dumai sebesar 0,11 persen; Medan sebesar 0,08 persen dan Meulaboh sebesar 0,06 persen. Sedangkan 5 (lima) kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen dan terendah di Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.

Dari 10 (sepuluh) ibukota provinsi di Sumatera, 8 (delapan) kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Bandar Lampung sebesar 0,89 persen; diikuti Banda Aceh sebesar 0,86 persen; Palembang sebesar 0,64 persen; Bengkulu sebesar 0,56 persen; Tanjung Pinang sebesar 0,41 persen; Jambi sebesar 0,31 persen; Pekanbaru sebesar 0,12 persen dan Medan sebesar 0,08 persen. Sedangkan 2 (dua) ibukota provinsi mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen dan terendah di Padang sebesar 0,04 persen.

Berdasarkan urutan inflasi kota-kota IHK se-Sumatera urutan Kota IHK di Provinsi Riau berada pada urutan ke 6 untuk Kota Tembilahan, urutan ke 15 untuk Pekanbaru dan urutan ke 16 untuk Dumai.

(8)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 8

Tabel 3.

Perbandingan IHK dan Inflasi Mei 2017 Kota-Kota di Pulau Sumatera

Kota

IHK

Mei 2017

thd

% perubahan

April 2017

[1] [2] [3] LHOKSEUMAWE 122.79 0.90 TANJUNG PANDAN 136.58 0.90 BANDAR LAMPUNG 129.92 0.89 BANDA ACEH 121.23 0.86 METRO 135.94 0.86 TEMBILAHAN 132.20 0.69 PALEMBANG 126.31 0.64 BENGKULU 137.31 0.56 BATAM 128.18 0.56 LUBUKLINGGAU 126.07 0.54 TANJUNG PINANG 127.35 0.41 SIBOLGA 131.42 0.39 JAMBI 127.27 0.31 BUNGO 126.89 0.16 PEKANBARU 130.05 0.12 DUMAI 130.71 0.11 MEDAN 131.73 0.08 MEULABOH 127.37 0.06 PEMATANG SIANTAR 132.80 -0.01 PADANG 133.56 -0.04 PADANGSIDIMPUAN 126.23 -0.09 BUKITTINGGI 125.52 -0.44 PANGKAL PINANG 134.81 -0.93

(9)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 9 Tabel 4.

Indeks Harga Konsumen Kota Dumai dan Perubahannya, Mei 2017(Tahun 2012 = 100,00)

Kelompok/Sub kelompokPengeluaran IHK Mei 2017 % Perub. Mei 2017 thd April 2017 (Inflasi Bulanan) % Perub. Mei 2017 thd Desember 2016 (Inflasi Tahun Kalender) % Perub. Mei 2017 thd Mei 2016 (InflasiYear on Year)

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

UMUM 130.71 0.11 2.41 5.83

1. BAHAN MAKANAN 134.03 -0.52 0.21 6.64

a. Padi-padian, Umbi-umbian, &Hasil-hasilnya 132.23 -0.35 1.09 0.46

b. Daging dan Hasil-hasilnya 134.82 0.58 -1.70 1.79

c. Ikan Segar 133.21 -4.03 4.96 19.79

d. Ikan Diawetkan 156.85 -0.17 14.64 15.45

e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 129.38 0.70 -0.57 1.63

f. Sayur-sayuran 139.99 0.75 -8.05 13.26

g. Kacang-kacangan 116.46 1.90 3.08 0.36

h. Buah-buahan 164.78 3.57 8.85 9.66

i. Bumbu-bumbuan 127.47 -3.53 -14.29 0.89

j. Lemak dan Minyak 114.28 0.64 4.27 8.68

k. Bahan Makanan Lainnya 115.25 1.38 1.52 5.12

2. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 142.09 -0.11 1.12 5.49

a. Makanan Jadi 129.76 -0.02 1.07 2.63

b. Minuman yang Tidak Beralkohol 145.52 -1.56 -0.32 3.77

c. Tembakaudan Minuman Beralkohol 165.33 0.67 2.13 11.70

3. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 129.00 0.66 6.05 8.17

a. Biaya Tempat Tinggal 116.68 -0.06 1.26 3.19

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 161.26 2.23 18.02 21.63

c. Perlengkapan Rumah Tangga 125.41 -0.05 -0.37 1.28

d. Penyelenggaraan Rumah Tangga 119.50 0.13 3.51 3.64

4. SANDANG 126.71 1.07 2.98 4.82

a. Sandang Laki-laki 146.94 2.38 5.07 12.33

b. Sandang Wanita 128.71 0.44 1.12 0.50

c. Sandang Anak-anak 128.63 0.69 2.05 8.57

d. Barang Pribadi dan Sandang Lainnya 98.02 0.16 3.32 -5.58

5. KESEHATAN 123.29 0.24 3.21 4.02

a. Jasa Kesehatan 128.73 0.12 8.07 8.07

b. Obat-obatan 118.03 0.11 0.61 1.19

c. Jasa Perawatan Jasmani 123.18 0.00 2.15 2.15

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 122.77 0.38 2.08 3.45

6. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 119.69 -0.02 -0.20 0.39

a. Jasa Pendidikan 133.63 0.00 0.00 0.00

b. Kursus-kursus /Pelatihan 123.69 0.00 6.61 6.61

c. Perlengkapan /Peralatan Pendidikan 110.58 0.01 -0.73 2.64

d. Rekreasi 104.45 -0.09 -1.73 -1.73

e. Olahraga 115.22 0.00 4.87 5.83

7. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 122.82 0.29 3.64 5.04

a. Transpor 129.45 0.86 2.58 3.03

b. Komunikasi & Pengiriman 101.27 -1.03 -0.14 4.16

c. Sarana dan Penunjang Transpor 146.46 0.07 17.65 17.78

(10)

Berita Resmi Statistik Kota Dumai No. 05/05/14.73/Th.X, 2 Juni 2017 10

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi

BPS KOTA DUMAI

Kepala BPS Kota Dumai

Jl. Tuanku Tambusai Bagan Besar Dumai.

Telp. 0765-4300005, Email: bps1473@bps.go.id

Gambar

Tabel 1. Inflasi Kota Dumai Mei 2017, Tahun Kalender danYear on Year 2016  Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dibutuhkan suatu uji aktivitas yang secara umum sederhana, mudah dan murah namun dapat dipercaya dan dapat mendeteksi adanya senyawa yang mempunyai aktivitas

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungannya merupakan sikap ilmiah khusus yang sangat diperlukan oleh orang yang belajar biologi maupun pendidik biologi untuk menempa

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Landasan teori dari penelitian Ini adalah tentang adanya ketentuan yang tertuang dalam UU penerbangan yang menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan

Dalam hal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani ada dua hal yaitu dengan membeli atau dengan membuat. Jika membeli maka perlu persyaratan-persyaratan tertentu,

Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan, prosedur penelitian pengembangan meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian Teori, Pembuatan Produk Awal,

 Menjelaskan dampak pelaksanaan dhaman dan kafalah ang tidak sesuai dengan sari%at Islam. KKM SK 1( 7&mlah SK 1( 8 ) K- 9 11 Memahami ri5a@ 5ank