• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDONESIA E-COMMERCE MENUJU ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Ali Akbar Hehaitu Direktorat Kerjasama ASEAN, Kemendag. Jakarta, 4 Desember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDONESIA E-COMMERCE MENUJU ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Ali Akbar Hehaitu Direktorat Kerjasama ASEAN, Kemendag. Jakarta, 4 Desember"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Ali Akbar Hehaitu

Direktorat Kerjasama ASEAN, Kemendag.

Jakarta, 4 Desember 2014

1

INDONESIA E-COMMERCE MENUJU

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) 2015

(2)

 ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi lebih dari 600 juta penduduknya.

 Pada KTT ke -5 di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framewok Agreement Enchanching ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Efective Prefential Tariff (CEPT).

 Dalam skema CEPT setiap negara dimungkinkan untuk tidak melakukan liberalisasi perdagangan sepanjang hal tersebut menurut pertimbangannya dapat membahayakan keamanan nasional, moral masyarakat, kesehatan manusia, binatang dan tanaman, dan nilai - nilai seni, sejarah, purbakala dan arkeologi.

 sebagai mekanisme utama, Pendirian AFTA memberikan implementasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif, penghapusan hambatan - hambatan non-tarif, dan perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan fasilitas pedagangan. Dalam perkembangannya, AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga perdagangan, jasa dan investasi.

(3)

Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free

Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk

mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi

0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan

hambatan-hambatan non tarif lainnya.

Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya

kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor

barang bagi ASEAN 6 pada tahun 2010, Brunai Darussalam,

Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan

pada tahun 2015 bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam.

(4)

4 P E R L U A S A N P E N D A L A M A N 1967: INA, MAL PHI, SIN, THA 1977: PTA 1992: CEPT AFTA 1984: BRU 1995: VN 1997: LAO, MYM 1999: CAM 1995: AFAS 2004: ASN-China 2006: ASN-KOR 2008: ASN-JAP 2009: ASN-ANZ; ASN-India; ASN-China Investment; ASN Korea Investment

EAFTA Study CEPEA Study

1997: ASEAN Vision 2020 1998: AIA

2003: 3 Pillars of ASEAN Community 2020; 11 Priority Integration Sectors (PIS)

2007: AEC 2015; ASEAN Charter; AEC Blueprint 2008: first year of AEC Blueprint;

ASEAN Charter entered into force 2009: ATIGA, ACIA, AEC Scorecard

ASEAN Economic Community 2015

2005: Logistics as PIS

2010: ASEAN Plus Working Groups on ROO, Tariff Nomenclature, Customs, Ec Cooperation

2010: Connectivity Master Plan

2011: ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic Partnership

2011: ASEAN Framework for Equitable Economic Development

2009: Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015

2012: Launching of Regional Comprehensive Economic Partnership

(5)

 Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita - citakan ASEAN sebagai Komunitas negara - negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020.

 Selanjutnya ASEAN juga mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN.

 Pembentukan Komuntas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN.

 juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak pada kawasan tanpa meninggalkan prinsp-prinsip utama ASEAN, yaitu:

 saling menghormati (Mutual Respect);

 tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non-Interfence);

 Konsensus;

 Diaog; dan

 Konsultasi.

 Pengalaman kawasan Asia Tenggara semasa krisis keuangan dan ekonomi Tahun 1997-1998 telah memicu kesadaran ASEAN mengenai pentingnya peningkatan dan perluasan kejasama intra kawasan.

(6)

ASEAN POLITICAL-SECURITY COMMUNITY * ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (2015) ** ASEAN SOCIO-CULTURE COMMUNITY ***

Dasar Pembentukan: Declaration of ASEAN Concord II, KTT ke-9 ASEAN, 7 Oktober 2003 di Bali

* Kerjasama Keamanan: penanganan sengketa antar sesama ASEAN atau dengan non-ASEAN, mencegah ekskalasi sengketa menjadi konflik

** Kerjasama Ekonomi: membentuk integrasi ekonomi kawasan

*** Kerjasama Sosial-Budaya: masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi (a caring and sharing community)

(7)

Free flow of goods

SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE Free flow of services Free flow of investment Freer flow of capital

Free flow of skilled labor

Priority Integration Sectors

Food, Agriculture and Forestry

Integration into the Global Economy Coherent Approach towards External Economic Relations Enhanced participation in global supply networks EQUITABLE ECONOMIC DEVELOPMENT Initiative for ASEAN Integration (IAI) SME development 7 COMPETITIVE ECONOMIC REGION Competition policy Intellectual Property Rights Infrastructure development Taxation e-Commerce Consumer Protection

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Strategic Schedule

(8)

Skema cetak biru aliran bebas barang

AEC 2015

(9)

TRANSAKSI E-COMMRECE

 Pada era modern dan digital pada saat ini perdagangan ataupun aktivitas jual beli dengan menggunakan dunia maya (online) atau yang lebih dikenal dengan sebutan

e-commerce telah menjadi senjata utama yang dapat memudahkan transaksi perdagangan.

E-commerce dinilai lebih efektif dan efisien dalam memasarkan produk maupun dalam melakukan transaksi perdagangan.

 Perkembangan transaksi online sendiri secara global mengalami pertumbuhan meningkat. Nilai transaksi bisnis e-commerce secara global telah mencapai 1,25 triliun dolar AS pada tahun 2013. Sedangkan untuk tahun 2014 ini nilai transaksinya diperkirakan naik menjadi 1,5 triliun dolar AS.

 Berdasarkan riset Vela Asia dan Google, total nilai pasar e-commerce Indonesia pertengahan tahun 2013 hingga Januari 2014 diprediksi mencapai USD 8 miliar, yang setara dengan Rp 96 triliun. "Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai angka USD 24 miliar atau setara dengan Rp 288 triliun,“

 Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia pertumbuhannya diperkirakan naik mencapai 71%, terbesar di dunia dengan nilai USD 1,8 milar atau setara Rp 18 triliun pada tahun ini. "Pertumbuhan pasar e-commerce di dalam negeri rata-rata per tahunnya terus naik. Tahun 2013 mencapai Rp 130 triliun atau kurang lebih 1% pendapatan dunia, setelah sebelumnya pada 2012 mencapai Rp 69 triliun“.

(10)

IMPLEMENTASI E-COMMERCE DALAM

PERDAGANGAN INDONESIA

(11)

 Organisasi dan forum internasional maupun regional yang membahas dan mengagendakan penyusunan berbagai konsep yang berkaitan dengan penerapan prinsip e-Commerce di dunia perdagangan internasional.

 Organisasi-organisasi atau forum-forum itu antara lain:

 United Nation Commission on International Trade Law (UNCITRAL),

 Model Law on e-Commerce to enactment (1996),

 The European Union tahun 2000 yang memperkenalkan e-Commerce Legal Issues Platform,

 Word Trade Organization (WTO),

 The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),

 The Group of Eight (G-8),

 The International Telecommunication Union (ITU),

 The United Nation (UN),

 The World Intellectual Property Organization (WIPO) dan APEC di mana didalamnya terdapat e-Commerce Steering Group.

 Organisasi-organisasi ini membahas dan mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi e-Commerce yang saat ini fokus utamanya adalah paperless trading, data privacy dan cross-border economy exchange,”.

(12)

Terkait yuridiksi, pilihan hukum dan forum penyelesaian sengketa

ditentukan oleh para pihak dan atau mengikuti kaedah dalam hukum

perdagangan internasional. Atas transaksi antara pelaku usaha asing

dengan konsumen Indonesia dan antara pelaku usaha asing dengan

pemerintah Indonesia, berlaku hukum perlindungan Indonesia.

Perihal kontrak elektronik, kontrak perdagangan elektronik sah ketika

terdapat kesepakatan para pihak.

Kontrak Perdagangan Elektronik paling sedikit harus memuat identitas para

pihak, spesifikasi barang dan atau Jasa yang disepakati, legalitas barang dan

atau jasa, nilai transaksi perdagangan, persyaratan dan jangka waktu

pembayaran, prosedur operasional pengiriman barang dan atau jasa, dan

prosedur pengembalian barang dan atau jika terjadi ketidaksesuain.

Kontrak Perdagangan Elektronik dapat menggunakan tanda tangan

elektronik dan harus dibuat dalam bahasa Indonesia.

Kontrak Perdagangan Elektronik harus disimpan dalam jangka waktu

tertentu.

PPSE wajib membuat sistem yang memungkinkan penyimpanan kontrak

elektronik.

PMSE = Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

(13)

DASAR HUKUM

 UU No. 7/2014 tentang Perdagangan, Pasal 66 menyebutkan untuk menerbitkan PP tentang Transaksi Perdagangan melalui Sistem elektronik.

Ketentuan terkait

e-commerce

itu tertera dalam pasal 65. Antara lain,

mengatur pelaku usaha yang memperdagangkan barang dan atau jasa

dengan menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan atau

informasi secara lengkap dan benar.

Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa

dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data

dan/atau informasi," demikian kutipan ayat (2) pasal 65 UU Perdagangan

itu.

Data dan informasi yang dimaksud antara lain: identitas dan legalitas

pelaku usaha sebagai produsen atau pelaku usaha distribusi, persyaratan

teknis barang yang ditawarkan, persyaratan teknis atau kualifikasi jasa

yang ditawarkan, harga dan cara pembayaran barang dan atau jasa, dan

cara penyerahan barang.

 PP tentang Transaksi Perdagangan melalui Sistem elektronik sebagaimana diamanatkan dalam UU tersebut dalam proses penerbitan. Diharapkan tahun ini sudah selesai.

 Adapun penggunaan sistem elektronik sebagaimana dimaksud, wajib memenuhi

(14)

UU ITE No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Beberapa

pasal

dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) yang

berperan dalam e-commerce adalah :

Pasal 2,

setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum

Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat

hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum

Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

Pasal 9,

Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik

harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan

syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.

Pasal 10, Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik

dapat

disertifikasi

oleh

Lembaga

Sertifikasi

Keandalan.

Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(15)

Pasal 18,

Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik

mengikat para pihak.

Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi

Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.

Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik

internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata

Internasional.

Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan,

arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang

berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi

Elektronik internasional yang dibuatnya.

Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau

lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang

menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut,

didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional

(16)

Peraturan

Pemerintah

No.

82

Tahun

2012

tentang

“Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik”. Telah

diterbitkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika RI

(Kemenkominfo) selaku badan regulasi resmi dari pemerintah.

Kementerian Perdagangan sendiri pada saat ini sedang

melakukan promosi terhadap bisnis

online

ini dengan cara

mempersiapkan regulasi

e-commerce

.

Regulasi tersebut dibutuhkan untuk melindungi konsumen dan

sekaligus melindungi rintisan bisnis yang menggunakan

e-commerce

sebagai basis usahanya.

Hal tersebut akan membuat pelaku usaha mendapatkan

kepastian

dan

perlindungan

jika

melakukan

transaksi

(17)

Untuk mendukung penggunaan e-Commerce di Indonesia, Kemkominfo

saat ini menyiapkan perangkat- perangkat regulasi terkait:

penerapan dan pemanfaatan e-Commerce serta transaksi elektronik,

menyiapan sarana dan prasarana layanan e-Commerce dan transaksi

elektronik,

menerapkan proses transformasi masyarakat khususnya UKM menuju

e-UKM secara terencana dan bertahap, hingga ke daerah melalui

Pusat Komunitas Kreatif Bangunan yang berfasilitas media Teknologi

Informatika dan Komunikasi (TIK) yang dikhususkan bagi para Usaha

Kecil Menengah (UKM) dalam mentransformasikan manual business

ke elektronik business, memfasilitasi, membina dan memberi

bimbingan teknis bagi masyarakat dalam rangka penerapan

e-Commerce di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, Kemkominfo juga menyiapan dan fasilitasi proses e-Commerce

dan transaksi elektronik internasional secara cross-border, technology

neutral dan mengedepankan perlindungan data pribadi atau indentitas

pribadi.

(18)

Terkait pajak, transaksi perdagangan secara elektronik dikenakan pajak

sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Pelaku Usaha yang menawarkan secara elektronik kepada Konsumen

Indonesia wajib tunduk pada ketentuan perpajakan Indonesia karena

dianggap memenuhi kehadiran secara fisik dan melakukan kegiatan

usaha secara tetap di Indonesia.

Terkait bea meterai, pengenaan bea materai terhadap dokumen bukti

transaksi elektronik diberlakukan terhadap bukti transaksi yang

dilakukan secara tertulis di atas kertas.

Situs yang telah diaudit berhak memperoleh trustmark.

Situs yang tidak bertanggungjawab dapat dimasukkan dalam blacklist.

Tanggungjawab pemerintah sendiri dalam pengembangan e-Commerce

atau PMSE adalah melakukan pembinaan melalui mekanisme

pendaftaran, mendorong peningkatan e-UKM dan melakukan

pengawasan.

Pemerintah juga bertanggungjawab mendorong penyelesaian sengketa

di luar pengadilan antara lain secara online alias Online Dispute

Resolution atau ODR.

(19)

DAYA SAING, PELUANG DAN

TANTANGAN

INDUSTRI E-COMMERCE DAN

UKM ONLINE INDONESIA

(20)
(21)
(22)

Pada acara “

China-ASEAN e-commerce Summit 2014

” telah

pembahasan berbagai hal yang terkait dengan transaksi

elektronik dan termasuk juga regulasinya.

Negara

-negara

di

ASEAN

dan

Tiongkok

terus

mempersiapkan

diri

dalam

melakukan

antisipasi

pertumbuhan

e-commerce

seiring dengan kemajuan

teknologi pada saat ini.

Transaksi yang terdapat di dalam jaringan

e-commerce

menjadi sebuah peluang bagi Indonesia untuk dapat

memasarkan berbagai produk ke negara tujuan Republik

Rakyat Tiongkok. Seperti diketahui jika negara Tiongkok

menjadi salah satu mitra perdagangan terbesar bagi

Indonesia

(23)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

PELUANG:

Indonesia adalah pangsa pasar e-Commerce terbesar dunia. Indonesia

juga penyumbang serangan internet terbesar dunia 38% disusul Cina

33%, USA 6,9% Taiwan 2,5%, Turki 2,4% dan sisanya Negara lain.

Pembeli online di Indonesia ada sekitar 7 juta orang atau hampir 20% dari

total netizen Indonesia, Netizen yaitu yang menggunakan internet

minimal 3 jam sehari ada 36 juta orang di Indonesia.

Pengusaha kecil menengah di Indonesia hingga akhir 2013 ada sekitar 56

juta. "5 juta diantaranya telah menyiapkan akses dan membangun

infrastruktur e-Commerce. Hingga akhir 2013, 75 ribu UKM telah

melakukan bisnis e-Commerce,“

Kementerian Perdagangan memperkirakan transaksi jual beli barang

melalui internet (e-commerce) dari Indonesia akan menembus angka US$

10,08 miliar. Rata-rata nilai transaksi belanja online tersebut tumbuh 40

persen setiap tahun.

Sementara itu, nilai transaksi e-commerce dunia pada tahun ini

diperkirakan naik 20 persen atau sebesar US$ 1,5 triliun dari pencapaian

2013 US$ 1,25 triliun.

(24)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

TANTANGAN…

24

Kekuatan e-Commerce ada pada kenyamanan

membeli via Internet, banyak pilihan dengan harga

yang kompetitif,

Potensi besar populasi penduduk Indonesia,

Fleksibilitas akses serta praktis dan mudah

bertransaksi.

Kelemahan e-Commerce terletak pada masih

lemahnya daya beli,

Sedikitnya jumlah pemilik credit card,

Belum meratanya koneksi internet,

Besarnya biaya pengiriman barang, dan

Belum bagusnya kualitas SDM yang ada.

(25)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia TANTANGAN PROFIL SDM INDONESIA 2013 25 PENDIDIKAN PEKERJA JML (juta) % SD ke Bawah 54,62 47,9 SMP 20,29 17,8 SMA 17,77 15,9 SMK 10,18 8,9 Diploma (1-3) 3,22 2,8 Universitas 7,94 6,9 Total 114,02 100

Angkatan Kerja: 121,19 juta

Pekerja: 114,02 juta (94,08% dari total angkatan kerja)

Penganggur: 7,17 juta (5,29% dari total angkatan kerja

Tingkat Pendidikan Pekerja

SEKTOR JML (juta) %

Pertanian 39,96 35,05

Industri 14,78 12,96

Konstruksi 6,89 6,04

Perdagangan 24,81 21,76

Transport, Pergudangan & Komunikasi

5,23 4,59

Keuangan 3,01 2,64

Jasa Kemasyarakatan 17,53 15,37

Lainnya (tambang, listrik, gas dan air)

1,81 1,59

Sebaran Tenaga Kerja

(26)

Regulasi tentang e-Commerce di Indonesia telah turut diatur dalam

Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum

yang sah.

Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus

menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat

kontrak, produsen dan produk yang ditawarkan,.

Dalam Pasal 10 ayat (1) UU) Nomor 11 tahun 2008 ditegaskan bahwa

setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat

disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan.

Pasal 15 ditetapkan bahwa setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus

menyelenggarakan Sistem Elektronik secara andal dan aman serta

Bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana

mestinya. Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat

hukum yang sah selama memenuhi persyaratan tertentu.

(27)

UU ITE Indonesia disahkan oleh DPR pada tanggal 25 Maret 2008.

UU ITE terdiri dari 13 Bab dan 54 Pasal yang mengupas secara

mendetail bagaimana aturan hidup di dunia maya dan transaksi

yang terjadi didalamnya.Perbuatan yang dilarang (cybercrime)

dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):

o Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)

o Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan

Permusuhan)

o Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)

o Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)

o Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)

o Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi

Rahasia)

o Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))

o Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))

(28)

Pengaturan e-Commerce itu memberikan kepastian dan kesepahaman

mengenai apa yang dimaksud dengan Perdagangan Melalui Sistem

Elektronik (selanjutnya disingkat PMSE) dan memberikan perlindungan dan

kepastian kepada pedagang, penyelenggara PMSE, dan konsumen dalam

melakukan kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik. “Pengaturan

e-Commerce juga bertujuan untuk mempromosikan kegiatan PMSE di dalam

negeri,”.

Dalam UU Perdagangan diatur bahwa setiap pelaku usaha yang

memperdagangkan Barang dan atau Jasa dengan menggunakan sistem

elektronik wajib menyediakan data dan atau informasi secara lengkap dan

benar. Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan Barang dan atau

Jasa dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data

dan atau informasi dan penggunaan sistem elektronik tersebut wajib

memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

(29)

Data dan atau informasi PMSE paling sedikit harus memuat

identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau

Pelaku Usaha Distribusi, persyaratan teknis Barang yang

ditawarkan, persyaratan teknis atau kualifikasi Jasa yang

ditawarkan, harga dan cara pembayaran Barang dan atau Jasa,

dan cara penyerahan Barang.

Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang

melalui sistem elektronik, orang atau badan usaha yang

mengalami sengketa dapat menyelesaikan sengketa tersebut

melalui pengadilan atau melalui mekanisme penyelesaian

sengketa lainnya,.

Setiap pelaku usaha yang memperdagangkan Barang dan atau

Jasa dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak

menyediakan data dan atau informasi secara lengkap dan benar

akan dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin“.

(30)

UU Perdagangan sendiri mendefinisikan PMSE sebagai

perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian

perangkat dan prosedur elektronik.

Jenis pelaku usaha PMSE meliputi pedagang (merchant) dan

Penyelenggara Perdagangan Secara Elektronik ("PPSE"), terdiri

atas Penyelenggara Komunikasi Elektronik, Iklan Elektronik,

penawaran elektronik, Penyelenggara sistem aplikasi Transaksi

Elektronik, Penyelengara jasa dan sistem aplikasi pembayaran

dan Penyelenggara jasa dan sistem aplikasi pengiriman barang.

Bentuk

Perusahaan

PMSE

dapat

berbentuk

orang

perseorangan atau berbadan hukum. Penyelenggara Sarana

Perdagangan Secara Elektronik dapat berbentuk perorangan

atau berbadan hukum.

Pedagang asing wajib memenuhi persyaratan dan ketentuan

peraturan perundangan.

(31)

 Perlindungan hukum terhadap konsumen • Indonesia

UU ITE menerangkan bahwa konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang lengkap berkaitan dengan detail produk, produsen dan syarat kontrak.

• Malaysia

Communications and Multimedia Act 1998 menyebutkan bahwa setiap penyedia jasa layanan harus menerima dan menanggapi keluhan konsumen.

• Filipina

Electronic Commerce Act 2000 dan Consumer Act 1991 menyebutkan bahwa siapa saja yang menggunakan transaksi secara elektronik tunduk terhadap hukum yang berlaku. Sedangkan pada negara ASEAN lainnya, hal tersebut belum diatur.

 Perlindungan terhadap data pribadi serta privasi • Singapura

Sebagai pelopor negara ASEAN yang memberlakukan cyberlaw yang mengatur e-commerce code untuk melindungi data pribadi dan komunikasi konsumen dalam perniagaan di internet.

• Indonesia

Datanya Sudah diatur dalam UU ITE. • Malaysia & Thailand

Datanya Masih berupa rancangan,

Sedangkan pada negara ASEAN lainnya, data pribadi masih belum diatur. PERLINDUNGAN HUKUM E-COMMERCE:

(32)

 Cybercrime

Sampai dengan saat ini ada delapan negara ASEAN yang telah memiliki cyberlaw yang mengatur tentang cybercrime atau kejahatan di internet yaitu Brunei, Malaysia,

Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan termasuk Indonesia melalui UU ITE yang disahkan Maret 2008 lalu. Ternyata sudah banyak sekali UU ITE ini tersebar di Negara ASEAN. Tetapi walaupun sudah ada UU ITE masih aja ada para hacker di negeri ini.

 Spam

Spam digunakan sebagai pengiriman informasi atau iklan suatu produk yang tidak pada tempatnya dan hal ini sangat mengganggu.

• Singapura

Di singapura merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang memberlakukan hukum secara tegas terhadap spammers (Spam Control Act 2007)

• Malaysia & Thailand

Spam tersebut masih berupa rancangan. • Indonesia

(33)

 Hak Cipta Intelektual atau Digital Copyright

Di ASEAN saat ini ada enam negara yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Filipina,

Malaysia dan Singapura yang telah mengatur regulasi tentang hak cipta intelektual.

 Online Dispute resolution (ODR)

ODR adalah resolusi yang mengatur perselisihan di internet. • Filipina

Merupakan satu-satunya negara ASEAN yang telah memiliki aturan tersebut dengan adanya Philippines Multi Door Courthouse.

• Singapura

Mulai mendirikan ODR facilities. • Thailand

Masih dalam bentuk rancangan. • Malaysia

Masih dalam tahap rancangan mendirikan International Cybercourt of Justice. • Indonesia

Dalam UU ITE belum ada aturan yang khusus mengatur mengenai perselisihan di internet.

 Sementara di negara ASEAN lainnya masih belum ada. ODR sangat penting menyangkut implementasinya dalam perkembangan teknologi informasi dan e-commerce.

(34)

34

www.kemendag.go.id

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/

Referensi

Dokumen terkait

Staff Komando Resimen (Skomenwa) Departemen Pertahanan & Keamanan Departemen Dalam Negeri Departemen Pendidikan & Kebudayaan Satuan Resimen Mahasiswa (Satmenwa) Satuan

Pendidik kesehatan di FK Unud selalu memperhatikan kesehatannya dengan melakukan pola hidup sehat namun masih ada pendidik kesehatan yang tidak melakukan pemeriksaan

Hasil penelitian Bahado et all (2006) dan Ramdath et al (2004) menunjukkan bahwa nilai indeks glikemik sukun rebus adalah 60 yang termasuk dalam kategori pangan

Oleh yang demikian, dalam pengurusan Islam, semua pehak yang terlibat dalam sesuatu aktiviti kehidupan (lebih-lebih lagi dalam persoalan yang berkaitan dengan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Etnosentrisme dalam Memoderasi Niat Beli Produk Domestik (Studi pada

Setelah penulis membaca dan mengidentifikasikan bagian-bagian novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer, penulis menemukan berbagai data berupa cuplikan novel

Semenjak Islam masuk dan berkembang di Aceh, tradisi yang terdapat pada masyarakat Aceh yang sebelumnya terdapat unsur-unsur budaya Hindu, kini telah disesuaikan dengan ajaran

BUSS adalah saluran komunikasi dan kendali yang digunakan oleh mikroprosesor untuk berhubungan dengan unit memori dan unit I/O dalam sebuah sistem mikroprosesor. Perbedaan