• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN. tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN. tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

62

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN

A. Profil BAZNAS Kota Pekalongan

1. Sejarah

BAZDA Kota Pekalongan lahir sebagai implementasi UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya pasal 6. Dahulu pertama kali berdiri pada tahun 1993, BAZNAS Kota Pekalongan bernama BAZIS Kota Pekalongan karena memang menghimpun dan mengelola

zakat, infak dan sedekah.1

Di samping amanah UU, beberapa hal yang melatarbelakangi terbentuknya BAZNAS Kota Pekalongan ini adalah:

a. Mayoritas penduduk kota Pekalongan beragama Islam.

b. Komitmen eksekutif dan legislatif serta tokoh masyarakat atau kyai dan alim

ulama untuk membuat wadah pengelolaan zakat yang amanah dan profesional.

c. Peran serta dunia usaha dan industri (BUMN, BUMD dan swasta) dengan

memberikan dana sosial perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat.

BAZNASKota Pekalongan merupakan salah satu organisasi pengelola zakat yang beroperasi sepanjang tahun. Organisasi ini merupakan organisasi yang bekerjasama dengan lembaga pemerintahan maupun perorangan. Sebagai organisasi yang bekerjasama dengan instansi pemerintah, biasanya zakat pegawai langsung

1

Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketua dalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus 2013.

(2)

63 dipotong setiap bulannya. Tapi untuk yang perorangan, organisasi ini membutuhkan sosialisasi yang sangat maksimal karena tidak semua orang mengetahui adanya organisasi pengelola zakat khususnya BAZ. Dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses untuk menjadi seorang muzaki pada organisasi ini, penyaluran dana yang telah dikumpulkan dan juga program-program yang ada pada BAZNAS membuat masyarakat lebih senang jika mereka membagikan sendiri zakat yang akan mereka keluarkan.

Kendala lain yang dihadapi oleh BAZNAS Kota Pekalongan adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh seluruh pegawai maupun orang yang terlibat langsung dalam proses pengumpulan zakat tersebut dan adanya info-info yang diterima oleh masyarakat bahwa pernah terjadi penyelewengan dana yang terjadi di BAZNAS, sehinggga membuat masyarakat enggan menyalurkan zakatnya ke

BAZNAS kendatipun info tersebut belum terbukti kebenarannya.2 Selain itu juga

terjadi kontra termasuk para kyai mengenai pemotongan gaji per bulan bagi pegawai. Dalam mengatasi semua perilaku masyarakat di atas, BAZNAS telah melakukan berbagai sosialisasi seperti mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjid-masjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk. Namun pada kenyataannya ternyata masih terlalu banyak masyarakat yang tidak mengetahui

tentang adanya berbagai program yang dimiliki oleh BAZNAS kota Pekalongan.3

2

Hasil wawancara dengan Drs. H. Mohammad Yahya, sekretaris dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 20 September 2011.

3

Hasil wawancara dengan Drs. H. Abdul Fatah Yasran, wakil ketua dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 21 Oktober 2011.

(3)

64

2. Visi

Menjadi Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sadaqah yang unggul dan

terpercaya.4

3. Misi

a. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang

professional.

b. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang amanah,

transparan dan akuntabel.

c. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.5

4. Tujuan

a. Terselenggaranya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, sesuai

dengan tuntunan agama.

b. Terbinanya kualitas umat baik secara lahiriyah maupun batiniyah.

c. Terselenggaranya pendistribusian zakat secara efektif, efisien, berdayaguna dan

berhasilguna.

d. Meningkatkan kesejahteraan umat dan mendukung terciptanya keadilan sosial.

e. Membina dan mengembangkan kualitas kerja sama yang sinergis antara Badan

Amil Zakat dengan muzaki, mustahiq, dan pihak lain yang terkait.6

5. Susunan Organisasi BAZNAS Kota Pekalongan

Dalam buku petunjuk teknis pengelolaan zakat yang dikeluarkan oleh Institut Manajemen Zakat (2001) dikemukakan bahwa susunan organisasi lembaga pengelola

zakat seperti BAZ adalah sebagai berikut:7

4

Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun 2012.

5 Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun 2012.

6

(4)

65

a. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan

Badan Pelaksana.

b. Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua,

sekretaris dan anggota.

c. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua,

sekretaris dan anggota.

d. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua,

sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan pendayagunaan.

e. Anggota pengurus BAZ terdiri atas unsure masyarakat dan unsure pemerintah.

Unsur masyarakat terdiri atas unsure ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga professional dan lembaga pendidikan yang terkait.

Adapun susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan periode tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

a. Susunan Dewan Pertimbangan BAZNAS Kota Pekalongan

NO JABATAN DALAM

PENGURUS

NAMA KETERANGAN

1 Ketua Dr. H. M. Basyir Ahmad Walikota

Pekalongan

2 Wakil Ketua Dr. H. Imam Tobroni, S.Ag,

M.M

Kantor Kemenag

(5)

66

3 Sekretaris Drs. Dwi Arie Putranto, M.Si. Pemkot

4 Wakil Sekretaris Drs. H. Soedaryo El Kamali,

MA

STAIN

5 Anggota KH. Yasykur Tasrip Ulama’

6 Anggota M. Isa Muchsin Al Irsyad

7 Anggota KH. Zakaria Anshor NU

8 Anggota Drs. H. M. Ghozali Muhammadiyah

9 Anggota Arief Mahmud, Bc.Hk. Tokoh Masyarakat

b. Susunan Komisi Pengawas BAZNAS Kota Pekalongan

NO JABATAN DALAM

PENGURUS

NAMA KETERANGAN

1 Ketua KH. Akrom Sofyan Ulama’

2 Wakil Ketua Drs. KH. Abdul Fatah Yasran Ulama’

3 Sekretaris Drs. H. Mohammad Yahya Kantor Kemenag

4 Wakil Sekretaris Sri Kuncoro P, BA Pemkot

5 Anggota Drs. Muslih Husein, M. Ag. STAIN

6 Anggota Hj. Balgis Diab, S.Ag,SE,MM DPRD

7 Anggota Drs. H. Nadhif Kantor Kemenag

8 Anggota dr. Hj. Sri Nurdijah Kasbollah Cendekiawan

(6)

67

c. Susunan Badan Pelaksana Harian BAZNAS Kota Pekalongan

NO JABATAN DALAM

PENGURUS

NAMA KETERANGAN

1 Ketua H. Ahmad Alf Arslan Djunaid,

SE

Wakil Walikota

2 Wakil Ketua I Dr. H. Imam Suradji, M.Ag. STAIN

4 Sekretaris H. Ahmad Slamet Irfan, SH Pemkot

5 Wakil Sekretaris I Denny Noviyanto, S.Ag Kantor Kemenag

6 Wakil Sekretaris II H. M. Hasan Bisri, M.Ag STAIN

7 Bendahara H. Ahmad Rofiq, B.A Ketua BMT

SM-NU

8 Sie Pengumpulan H. Sofyan Adnan, SH Pemkot

dr. H. M. Murtazam Cendekiawan

9 Sie Pendistribusian Kasiman Mahmud Desky,

M.Ag.

KUA

H. Tubagus Surur, M.Ag. STAIN

Arif Wahyudi, M.Ag Tokoh Masyarakat

10 Sie Pendayagunaan DR. Makrum Kholil, M.Ag. STAIN

KH. Hasanudin Subkhi Ulama’

11 Sie Pengembangan DR. Ade Dede Rohayana,

M.Ag

STAIN

Suryani, SH, M.Hum. UNIKAL

(7)

68

6. Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan

a. Umum

1) Disadari bahwa untuk menjadikan Badan Amil Zakat Kota Pekalongan

sebagai lembaga pengelola zakat yang amanat dan profesional memerlukan kerja keras dan pemikiran semua pihak.

2) Agar kerja BAZNAS Kota Pekalongan makin optimal maka harus sesering

mungkin dilakukan rapat-rapat dalam melaksanakan program BAZNAS. Baik yang berkenaan dengan penghimpunan maupun penyaluran. Disepakati bahwa prinsip kerja BAZNAS Kota Pekalongan ke depan adalah sebesar-besarnya mengumpulkan dana ZIS, dan dari dana yang terkumpul seoptimal mungkin segera didistribusikan/didayagunakan.

3) Rapat-rapat pengurus BAZNAS Kota Pekalongan adalah institusi yang bisa

memutuskan untuk menyalurkan dana ZIS dan semua pihak harus menghargai.

4) Mengingat bantuan Pemkot Pekalongan yang terbatas, maka sejauh mungkin

dana dana bantuan itu bisa dialokasikan untuk merealisasikan semua program yang ada di BAZNAS Kota Pekalongan.

b. Program Bidang Pengawasan

1) Diskusi/lokakarya kajian tentang fikih dalam melakukan pengawasan dana

zakat dan non zakat.

2) Mengadakan pengawasan dana zakat dan non zakat.

3) Menunjuk auditor eksternal untuk melakukan audit pengelolaan keuangan

(8)

69

c. Program Bidang Pengumpulan

1) Menertibkan edaran tentang cara Menghitung Zakat Sendiri (MZS)

bekerjasama dengan Bidang Pengembangan.

2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla,

masjid, instansi Babinrohis, IPHI Kota Pekalongan, calon jamaah haji dan sebagainya.

3) Pendataan muzaki

4) Mengumpulkan zakat, infak dan sadaqah.

d. Program Bidang Pendayagunaan dan Pendistribusian

1. Fakir-Miskin

a) Pemberian bantuan biaya hidup bagi fakir miskin.

b) Pemberian modal kerja.

c) Pengembangan modal usaha bagi pedagang kecil.

d) Pengembangan modal usaha bagi pengusaha kecil.

e) Pemberian bantuan pendampingan bagi pengobatan penderita gangguan

jiwa dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan khusus dari keluarga miskin.

2. Muallaf, berupa pemberian dana bagi pembinaan secara rutin terhadap muallaf

di daerah rawan, daerah kumuh dan perumahan miskin.

3. Fi al-Riqab, berupa pemberian dana advokasi bagi para buruh atau TKW yang

mendapatkan masalah.

4. Al-Ghorimin, berupa pemberian bantuan bagi masyarakat yang terlilit hutang.

(9)

70

a. Memberikan santunan bagi guru ngaji (kamisan).

b. Pemberian beasiswa untuk anak SD sampai S1 yang rawan putus sekolah.

c. Pemberian bantuan pelunasan tunggakan biaya sekolah bagi anak-anak dari

keluarga miskin.

d. Diklat ketrampilan.

e. Pemberian bantuan kepada lembaga keagamaan dan sabilillah untuk syiar

Islam khususnya di daerah rawan, rob dan kawasan kumuh.

f. Pemberian beasiswa bagi para santri pondok pesantren asal Pekalongan dari

keluarga miskin.

6. Ibn Sabil, berupa pemberian biaya transportasi bagi orang yang kehabisan

biaya perjalanan.

e. Program Bidang Pengembangan

1. Mengadakan publikasi dan sosialisasi kegiatan BAZNAS melalui:

a) Penerbitan buletin tiap 3 bulan, sebagai media informasi dan sosialisasi

BAZNAS.

b) Publikasi melalui radio (RKB), surat kabar dan lainnya.

c) Pemasangan Baliho BAZNAS.

2. Membentuk UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di setiap instansi pemerintah dan

swasta.

3. Mengkoordinir pengiriman dai/mubaligh yang akan dikirim ke UPZ untuk

kebutuhan sosialisasi BAZNAS.

4. Menghadiri undangan-undangan yang memerlukan informasi mengenai

(10)

71

5. Menerbitkan website untuk memperluas komunikasi BAZNAS Kota

Pekalongan.

6. Mengembangkan saldo infak lewat PT/Koperasi atau dipinjamkan sebagai

modal dengan model yang sesuai syariah.

B. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat di BAZNAS Kota Pekalongan

1. Sumber Pendanaan BAZNAS

a. Dana zakat, infak dan sedekah

Dana zakat, infak dan sedekah BAZNAS Kota Pekalongan sebagian besar bersumber dari pegawai di lingkungan Pemkot Pekalongan (PNS), dan dana dari masyarakat yang mau membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Pekalongan.

b. Dana operasional

Anggaran kegiatan BAZNAS Kota Pekalongan bersumber dari dana APBD Pemkot Pekalongan sebesar Rp 50.000.000 per tahun, dana zakat bagian amil dan dari bagi hasil simpanan dengan pihak perbankan. Dana tersebut dipergunakan untuk honor pegawai full timer, bisyaroh rapat-rapat dan ATK.

2. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat BAZNAS Kota Pekalongan8

a. Perencanaan

1) Menerbitkan edaran tentang Menghitung Zakat Sendiri (MZS) bekerjasama

dengan Bidang Pengembangan.

Untuk menentukan berapa zakat yang harus dikeluarkan oleh muzaki, BAZNAS kota Pekalongan memberikan panduan penghitungan zakat

8 Hasil wawancara dengan Ahmad Slamet Irfan, SH, sekretaris dalam susunan Badan Pelaksana Harian

(11)

72 kepada muzakki yang tidak dapat menghitung sendiri zakatnya agar zakat yang dikeluarkan sesuai dengan yang ditentukan dalam syariat Islam dalam hal nishabnya.

2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla,

masjid, Instansi Babinrohis dan sebagainya.

Dalam perencanaan program kerjanya, BAZNAS kota Pekalongan akan melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kewajiban membayar zakat. Di antara sosialisasi yang akan dilakukan adalah dengan mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjid-masjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk.

3) Pendataan muzaki.

Untuk menentukan calon muzaki, BAZNAS kota Pekalongan membuat suatu standar tertentu, contohnya seperti bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu yang gajinya telah lebih dari Rp 2.400.000. Sedangkan yang gajinya di bawah Rp 2.400.000 hanya dianjurkan untuk berinfak atau sadakah. Dan untuk memudahkan dalam pengumpulan zakat, BAZNAS kota Pekalongan juga bekerja sama dengan pihak perbankan. Hal ini dilakukan selain memudahkan BAZNAS, juga untuk memudahkan para muzaki dalam membayarkan zakatnya. Selain itu juga hal ini dapat menambah jumlah dana zakat di perbankan yang diperoleh dari bagi hasil yang diberikan oleh pihak perbankan kepada BAZNAS.

(12)

73

4) Mengumpulkan zakat, infak dan sedekah dari Pegawai Negeri yang muslim

yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZNAS kota Pekalongan dengan cara mengirim petugas penarik zakat, infak dan sedekah, atau muzaki langsung mentransfer zakatnya ke rekening BAZNAS kota Pekalongan. Selain itu, BAZNAS kota Pekalongan juga telah membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) untuk mengumpulkan dana zakat dari para muzaki yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ pegawai tetap, yakni melalui bendahara gaji yang ada di masing-masing instansi/SKPD tempat bertugas setiap bulannya, seperti di Pemkot Pekalongan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Kementrian Agama, dan

sebagainya. Kemudian dana zakat dan infak tersebut disetorkan ke:9

a) Bagian Umum dan Keuangan SETDA Kota Pekalongan

b) Bank Mu’amalat, Jl. Hayam Wuruk no. 142, dengan nomor rekening

BAZDA (Zakat) 5110033893/ nomor rekening BAZDA (Infaq) 5110033912

c) BMT SMNU, Jl. Sriwijaya no. 2, dengan nomor rekening BAZDA

(Zakat) 01.2010.100.02751/ nomor rekening BAZDA (Infaq) 01.2010.100.02750

Seluruh dana yang terkumpul kemudian disimpan dalam rekening BAZDA Kota Pekalongan. Setelah dana tersebut disimpan dalam rekening selama satu tahun, kemudian dana tersebut disalurkan atau didistribusikan kepada

9

Hasil wawancara dengan Laila Rumadhiani, selaku staf administrasi BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 7 September 2012.

(13)

74 para mustahik melalui beberapa program yang telah dibuat oleh BAZNAS Kota Pekalongan.

Tabel

Perkembangan Penerimaan Zakat BAZNAS Kota Pekalongan

No Tahun Penerimaan Zakat

(Rp) Penerimaan Infak (Rp) 1 2009 51.450.000,00 272.326.750,00 2 2010 38.398.000,00 36.573.599,96 3 2011 1.125.933.291,00 510.177.331,00 4 2012 1.301.104.008,00 551.230.458,00 5 2013 1.284.782.850,00 602.284.302,00 b. Pengorganisasian

Susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan meliputi dewan pertimbangan, komisi pengawas dan badan pelaksana harian. Kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah dilakukan oleh UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta. Kemudian hasil pengumpulan disetorkan ke Bank Muamalat dan BMT SMNU.

c. Pelaksanaan dan Pengarahan10

Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan zakat, BAZNAS Kota Pekalongan bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BMT SMNU. Selain itu, BAZNAS

10

Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketuadalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus 2013.

(14)

75 Kota Pekalongan juga membentuk UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta.

d. Pengawasan

Untuk kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah mendapatkan pengawasan dari komisi pengawas dan pihak pengurus harian BAZNAS kota Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat tentang Akhlak Remaja dalam Kegiatan IRMAS di Keluarahan Setono Kota Pekalongan dapat dijelaskan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden

Self evaluation dilakukan BAZNAS Kabupaten Jepara setelah selesainya program kerja yang telah dilaksakan untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

Selain menerima zakat dari BAZNAS, para mustahik juga akan menerima zakat dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Desa ataupun Kecamatan masing-masing daerah, dengan kuantitas

Sasaran muzakki saat itu seratus persen dari PNS yang langsung dipotong gajinya melalui bendahara Dinas, Instansi, Kantor di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan

Analisis faktor eksternal dalam rangka pengumpulan zakat profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Sukabumi ditunjukan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang

Hal ini dibuktikan dengan perilaku anak keluarga nelayan di Desa Gedangan Pekalongan yang cenderung negatif, seperti: berkata kotor, tidak suka pendidikan agama, lebih

Dari beberapa uraian yang telah penulis bahas dapatlah diambil sebuah kesimpulan yakni bahwasanya keberadaan BP4 di wilayah Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan sebagai