• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu program Direktorat KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Salah satu program Direktorat KATA PENGANTAR"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

S

alah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Mene­ ngah Atas (SMA) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasio­ nal Tahun 2016, adalah Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)) yang terdiri dari 8 (delapan) cabang yaitu: karate, silat, atletik, tenis meja, bulutangkis, catur, renang dan bola

KATA PENGANTAR

volly indoor putra dan putri. Ketujuh cabang olahraga ini pelaksanaan­ nya dimulai dari tingkat sekolah, kab/kota, propinsi dan tingkat Nasi­ onal.

Tujuan dilaksanakan Olimpiade Olaharaga Siswa Nasional (O2SN)) ini yaitu: memfasilitasi dan memo­ tivasi para siswa yang mempunyai bakat di cabang olahraga, sehingga

(4)

para siswa dapat meningkatkan skill dan kemampuan mereka sesuai dengan bidang yang di miliki. Kegiat­ an ini sekaligus dalam upaya pem­ bentukan sikap, mental, sportivi tas, kejujuran dan rasa soli daritas yang tinggi antar sesama siswa yang pada gilirannya akan dapat mening­ katkan mutu pendidikan.

Pedoman ini sebagai panduan pelaksanaan O2SN, bagi pela­ tih, juri/wasit, official, dan peserta,

agar penyelenggaraan pertanding­ an/lom ba berjalan sesuai dengan tata cara dan aturan yang telah disepakati bersama.

Semoga program ini mendapat dukungan dari semua lapisan mas­ yarakat dan instansi terkait, baik yang ada di daerah maupun di tingkat pusat, sekaligus kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan dalam memajukan olahraga di Indonesia.

Jakarta, Desember 2016

Direktur

Pembinaan Sekolah Menengah Atas,

Purwadi Sutanto. M.Si NIP. 196204291986011001

(5)

DAfTAR IsI

BAB I PenDAhuluAn

A. Latar Belakang ... 9

B. Dasar Hukum ... 11

C. Tujuan ... 11

D. Hasil Yang Diharapkan ... 12

BAB II MekAnISMe PenyenggArAAn O2Sn A. Cabang Olahraga Yang Dipertandingkan ... 15

B. Persyaratan Peserta ... 17

C. Persyaratan Pelatih ... 20

D. Mekanisme Pelaksanaan ... 20

e. Waktu Pelaksanaan ... 24

F. Pembiayaan ... 25

BAB III PenutuP ... 27

lAMPIrAn 1. Cabang Karate ... 29

2. Cabang Pencak Silat ... 57

3. Cabang Atletik ... 97

4. Cabang Tenis Meja ... 107

5. Cabang Bulutangkis ... 115

6. Cabang Catur ... 125

7. Cabang Renang ... 131

(6)
(7)

BAB 1

PENDAhuluAN

U

ndang­Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang ke­ olahragaan nasional dise­ butkan bahwa tujuan keolahragaan nasio nal adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan ke­ bugaran, prestasi, kualitas manu­ sia, menanam kan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persa­

tuan dan kesatuan bangsa, mem­ perkokoh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa.

Oleh karena itu, pembinaan bi­ dang olahraga bagi siswa dilakukan melalui pendidikan formal mulai ta­ man kanak­kanak sampai dengan perguruan tinggi. Pelaksanaannya melalui mata pelajaran Pendidikan

(8)

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta dapat dilakukan pada kegiat­ an Ekstra Kurikuler. Sehingga di­ harapkan dapat memberikan pe­ mahaman wawasan pengetahuan keolahragaan, memiliki kemampu­ an berolahraga dan meningkatkan derajat kesehatan.

Jenis dan cabang olahraga dise­ rahkan di sekolah, yang sesuai de­ ngan kondisi sekolahmasing­ma­ sing, Ada beberapa sekolah telah memiliki klub­klub olahraga, baik olahraga perorangan maupun be­ regu. Dari Klub yang telah terbentuk itulah para siswa dapat mengem­ bangkan bakatnya secara intensif sehingga diperoleh prestasi olahra­ ga secara optimal.

Prestasi yang telah dicapai pada tingkat internasional pada tahun 2015 adalah, Tim Karate Pelajar SMA Indonesia berhasil meraih 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kejuaraan

Banzai Cup Open 2015, Internatio­ nal Karate Championship di Berlin, Jerman, tahun 2014 berhasil meraih 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kejuaraan

Karate Championship Lion Cup, di Luxembourg, Tahun 2013 berhasil

meraih 2 medali emas, 2 medali perak dan 2 medali perunggu pada Kejuaraan 4th Basel Open Masters

Karate Tournament 2013 di Basel, Swis, Tahun 2010 di Napoli, Itali meraih 2 perunggu. tahun 2009 di Kopenhagen, Denmark meraih 1 emas 2 perak, Tahun 2008 di Kinabalu Malaysia meraih 1 perak dan 1 perunggu. Sebelumnya pada Oktober 2006 di Bangkok pada Ke­ juaraan Bridge ASEAN. Tim Bridge

Pelajar SMA meraih Peringkat IV. Tim Karate Pelajar SMA tahun 2006 di Tokyo, Jepang meraih 1 emas, 1 perak dan perunggu.

Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap keolahragaan di sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Me­ nengah Atas telah memprogramkan kompetisi beberapa cabang olah­ raga, Mulai Tahun 2006, kompeti­ si olahraga Pelajar tersebut diberi nama Pekan Olahraga Pelajar SMA (POPSMA), Dan sejak tahun 2008 hingga sekarang kegiatan ini di­ namakan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Kegiatan ini dilak­ sanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Juara Perta­

(9)

ma O2SN tingkat Nasional disiapkan untuk mengikuti Kompetisi Olahraga Pelajar di Tingkat Internasional.

Sehubungan dengan penyeleng­ garaan kegiatan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas perlu memberikan informasi kepada penyelenggara di daerah. Informasi tersebut disusun dalam sebuah Pedoman Penye­ lenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

B. Dasar Hukum

Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang Undang N0. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pen­ didikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 34 tahun 2006 ten­ tang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 tahun 2008 ten­ tang Pembinaan Prestasi Siswa.

1

2

3

4

5

C. Tujuan

Sedangkan tujuan penyelengga­ raan O2SN Tingkat Nasional ini adalah untuk:

Menumbuh kembangkan iklim kompetisi yang sehat di ling­ kungan peserta didik jenjang

1

(10)

Terciptanya iklim kompetisi yang sehat dilingkungan siswa di tingkat sekolah, kabupaten/ kota, provinsi maupun nasio­ nal;

Terjaringnya siswa tingkat Se­ kolah Menengah Atas (SMA) yang memiliki keunggulan da­ lam bidang olahraga;

Terjadinya peningkatan moti­ vasi siswa jenjang pendidikan menengah dalam penguasaan bidang olahraga;

Terjadinya peningkatan mutu pendidikan, khususnya bidang olahraga, pada jenjang pendi­ dikan menengah;

pendidikan menengah di ting­ kat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan interna­ sional;

Menjaring peserta didik unggul pada jenjang pendidikan me­ nengah dalam bidang olahraga untuk disiapkan menjadi Tim Nasional dalam kompetisi ting­ kat internasional;

Meningkatkan motivasi peserta didik menengah dalam pengua­ saan bidang olahraga;

Memacu terjadinya peningka­ tan mutu pendidikan, khususn­

ya bidang olahraga, pada jen­ jang pendidikan menengah; Meningkatkan rasa persauda­ raan dan persatuan antar gen­ erasi muda Indonesia;

Memberikan kesempatan ke­ pada peserta didik jenjang pen­ didikan menengah untuk men­ genali keragaman budaya dari berbagai wilayah Indonesia; Meningkatkan kreativitas pe­ serta didik jenjang pendidikan menengah.

2

3

4

1

3

4

2

5

6

7

(11)

Terjadinya peningkatan rasa persaudaraan dan persatuan antar generasi muda Indonesia; Terjadinya pergaulan lintas bu­ daya pada generasi muda di berbagai wilayah Indonesia. Terciptanya peningkatan kreati­ vitas siswa jenjang pendidikan menengah.

Terwujudnya mutu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yaitu siswa yang memiliki pemaha­ man dan wawasan pengeta­ huan keolahragaan serta ter­ wujudnya siswa yang sehat jasmani dan rohani.

5

8

6

7

Mendikbud Anies Baswedan didampingi Dirjen Dikmen Hamid Muhammad Ph.D saat

(12)

“Momentum O2SN adalah proses awal untuk membangun karakter dan sikap sportif bagi para siswa. Hingga kelak nanti­ nya mereka akan tumbuh sebagai generasi

yang sportif pula serta menjunjung tinggi rasa hormat terhadap orang lain”

(13)

BAB 2

MEKANIsME

PENyElENGGARAAN

O2sN

C

abang olahraga yang dipertandingkan pada kegiatan Olimpiade Olah­ raga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2016 adalah sebagai berikut :

A. Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

kArAte 3 PutrA 3 PutrI 3 PelAtIh

• Kata Perorangan Putra • Kumite ­61 Kg Putra

• Kumite +61 Kg Putra • Kata Perorangan Putri

• Kumite ­53 Kg Putri • Kumite +53 Kg Putri

nOMOr PertAnDIngAn

(14)

PenCAk SIlAt AtletIk tenIS MejA BulutAngkIS CAtur renAng 3 PutrA 3 PutrA 1 PutrA 1 PutrA 1 PutrA 1 PutrA 3 PutrI 3 PutrI 1 PutrI 1 PutrI 1 PutrI 1 PutrI 3 PelAtIh 3 PelAtIh 1 PelAtIh 1 PelAtIh 1 PelAtIh 1 PelAtIh

• Tunggal Putra • Tunggal Putri

• Tanding Kelas C Putra • Tanding Kelas C Putri

• Tanding Kelas F Putra • Tanding Kelas F Putri

• Lari 100 M Putra • Lompat Jauh Putra • Loncat Tinggi Putra • Lari 100 M Putri • Lompat Jauh Putri • Loncat Tinggi Putri

Perorangan

• Tunggal Putra • Tunggal Putri

Perorangan

• Tunggal Putra • Tunggal Putri

Catur Cepat Perorangan

• Putra • Putri

Perorangan

• 100 m Gaya Bebas Putra • 100 m Gaya Bebas Putri

nOMOr PertAnDIngAn nOMOr PertAnDIngAn nOMOr PertAnDIngAn nOMOr PertAnDIngAn nOMOr PertAnDIngAn nOMOr PertAnDIngAn

(15)

Bebas dari penyalahgunaan Nar koba.

Belum pernah menjuarai di

event Internasional Resmi ca­ bor masing­masing (Emas, Pe­ rak, Perunggu) Khusus Cabang Olahraga Catur Peserta yang memiliki gelar Master nasio­ nal / Master Percasi di perbo­ lehkan ikut serta dalam O2Sn

Tidak berasal dari sekolah bi­ naan PPLP dan PPLD

Tidak berasal dari SMA Seko­ lah Khusus Olahraga (Seperti Siswa SMA negeri atau swas­

ta yang duduk di kelas X dan atau XI pada tahun pelajaran 2016/2017.

Usia tidak lebih dari 18 tahun, batas akhir kelahiran pada ta­ hun 1998

Menyerahkan foto copy Surat Tanda Kelulusan (STKL) SMP (legalisir), foto copy raport (le­ galisir), foto copy kartu pelajar/ OSIS, pas foto, dan foto copy akte kelahiran / Surat ketera­ ngan lahir (legalisir).

BOlA VOlly 8PutrA 8 PutrI • Beregu Putra & Putri

nOMOr PertAnDIngAn

2 PelAtIh

Untuk tingkat nasional masing­masing provinsi mengirimkan 42 peserta dan 9 orang pelatih (dana transportasi peserta dan pelatih berasal dari dana dekonsentrasi)

B. Persyaratan Peserta

Persyaratan umum peserta O2SN adalah:

1

2

3

4

5

6

7

(16)

Sekolah Khusus Olahraga Kal­ tim, Jatim di Sidoarjo, DKI Ja­ karta Ragunan, Palembang) Peserta Cabang Olahraga Sepak Bola dan Bola Volly Beregu adalah peserta yang mewakili 1 sekolah tidak boleh berlainan sekolah

Belum pernah meraih medali

emas, perak dan Perunggu da­ lam event O2SN­SMA

Peserta O2SN Tidak sedang mengikuti pelatnas

Membawa surat keterangan sehat dari dokter

Tingkat kabupaten/kota ada­ lah siswa yang diusulkan oleh

8

9

10

11

12

(17)

kepala sekolah, dengan meli­ batkan cabor masing­masing. Tingkat provinsi adalah siswa yang menjadi pemenang per­ tama di tingkat kabupaten/kota, dengan melibatkan cabor ma­ sing­masing.

Tingkat nasional adalah siswa yang menjadi pemenang perta­

ma di tingkat provinsi, dengan melibatkan cabor masing­ma­ sing. Dilampirkan SK dari dinas pendidikan Provinsi ma sing­ masing.

Apabila tidak sesuai dengan persyaratan di atas, maka kepada yang bersangkutan tidak diperke­ nankan untuk mengikuti pertand­ ingan/perlombaan.

13

(18)

D. Mekanisme Pelaksanaan

kegiatan Olimpiade Olahraga Sis­ wa Nasional (O2SN) dilaksana kan melalui beberapa tahap yaitu :

tIngkAt SekOlAh

Kepala sekolah bersama guru Pembina OSIS dan guru Pen­ jaskesor melaksanakan hal­hal sebagai berikut:

a. Memilih siswa yang memiliki prestasi pada cabang olah­ raga yang dipertandingkan (persyaratan siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan)

b. Tim/peserta yang dikirim merupakan perwakilan se­ kolah, yang disahkan de­ ngan SK kepala sekolah.

c. Mengirim siswa/tim cabang olahraga yang dipertanding­

Pelatih yang mendampingi atlit adalah pelatih yang sudah meng ikuti pe­ nataran kepelatihan minimal tingkat propinsi dan ditunjuk oleh Dinas Pen­ didikan Propinsi

C. Persyaratan Pelatih

kan, untuk mengikuti selek­ si pada tingkat kabupaten/ kota.

Pengiriman data peserta dari sekolah ke kabupaten/kota paling lambat pada minggu ke 3 (tiga) bulan Maret 2016.

tIngkAt kABuPAten / kOtA

Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota melakukan kegiatan se­ bagai berikut:

a. Membentuk kepanitiaan O2­ SN tingkat kabupaten/kota, dengan melibatkan pengu­ rus organisasi cabang olah­ raga di tingkat kab/Kota

b. Memberitahukan kegiatan O2SN ke SMA negeri/swas­ ta yang ada di wilayahnya,

1

(19)

selambat­lambatnya 1 (sa­ tu) bulan sebelum kegiatan O2SN tingkat kabupaten/ kota diselenggarakan;

c. Mempersiapkan penyeleng­ garaan pertandingan / per­ lombaan, meliputi akomo­ dasi, konsumsi, tempat pertandingan, juri / wasit, atur an pertandingan, dll;

d. Tim keabsahan dilaksana­ kan H­1 sebelum pelaksa­ naan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peserta dapat menerima ID Card

e. Melaksanakan kegiatan O2­ SN dan menentukan peme­ nang pertandingan untuk se tiap cabang olahraga yang dipertandingkan/dilom­ bakan. Kepada pemenang dapat diberikan piagam penghargaan, piala dan ha­ diah sesuai dengan kondisi daerah masing­masing;

f. Mengirimkan pemenang se­ tiap cabang olahraga yang dipertandingkan untuk meng­

ikuti O2SN di tingkat provinsi. Jika pemenang I berhalang­ an, dapat digantikan oleh rangking di bawah nya.

g. Selambat­lambatnya da­ lam waktu 1(satu) minggu setelah penyelenggaraan berakhir, Panitia wajib me­ nyampaikan laporan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan tembusannya disam­ paikan kepada Direktorat Pembinaan SMA.

Penyelenggaraan O2SN di tingkat kabupaten/kota dilaksa­ nakan paling lambat pada ming­ gu ke 4 (empat) April 2016.

tIngkAt PrOVInSI

Dinas Pendidikan Provinsi me­ lakukan kegiatan sebagai beri­ kut:

a. Membentuk kepanitiaan O2­ SN tingkat provinsi, dengan melibatkan pengurus orga­ nisasi cabang olahraga di tingkat Provinsi

b. Memberitahukan kegiatan

3

(20)

O2SN ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota yang ada di wilayahnya, selambat­lam­ batnya pada bulan Maret 2016;

c. Mempersiapkan penyeleng­ garaan pertandingan / per­ lombaan, meliputi akomo­ dasi, konsumsi dan tempat pertandingan, juri / wasit, aturan pertandingan, dll;

d. Tim keabsahan dilaksana­ kan H­1 sebelum pelak­ sanaan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peser­ ta dapat menerima ID Card

e. Melaksanakan kegiatan O2­ SN tingkat provinsi dan me­ nen tukan pemenang per tan­ dingan untuk setiap cabang olahraga yang dipertan ding­ kan/dilombakan. Kepada pe­ menang dapat diberikan pia­ gam penghargaan, piala dan hadiah sesuai dengan kondi­ si daerah masing­masing;

f. Mengirimkan pemenang se ­ tiap cabang olahraga yang

dipertandingkan untuk meng­ ikuti O2SN di tingkat nasio­ nal. Jika pemenang I berh­ alangan, dapat digantikan oleh rangking di bawahnya.

g. Selambat­lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu sete­ lah penyelenggaraan bera­ khir, Panitia wajib menyam­ paikan laporan kepada:

Subdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Jl. R.S. Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan 12410 telp. 021 75912056, 021 75908519; Fax. 021 75912057 Penyelenggaraan O2SN di tingkat provinsi dilaksanakan secara serempak di seluruh Indonesia pada minggu ke 3 (tiga) Mei 2016. Informasi se­ lanjutnya akan disampaikan oleh Dinas Pendidikan Provin­ si pada surat pemberitahuan, panduan pelaksanaan dan ben­

(21)

tuk lainnya.

tIngkAt nASIOnAl

Direktorat Pembinaan SMA Di­ rektorat Jenderal Pendidikan Menengah melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Membentuk kepaniatiaan O2 SN tingkat nasional, de­ ngan melibatkan instansi terkait;

b. Menyusun disain dan pe­ doman penyelenggaraan O2 SN, sebagai acuan pe­ nyelenggaraan pada se mua ting katan;

c. Melakukan koordinasi de­ ngan semua unsur terkait, termasuk Kantor Kementri­ an Pemuda dan Olahraga, Pengurus Cabang Olahraga Tingkat Pusat, dinas pen­ didikan provinsi dan lain­ lain.

d. Memberitahukan kegiatan O2SN ke dinas pendidik­ an provinsi dan kabupaten/

4

(22)

diberikan piagam peng­ harga an, medali dan hadiah sesuai dengan ke tentuan.

h. Selambat­lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu se­ telah selesai penyelengga­ raan O2SN, Panitia wajib menyampaikan laporan ke­ pada Direktur pembinaan Sekolah Menengah.

Penyelenggaraan O2SN di tingkat nasional dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 30 Juli 2016, yang akan diikuti oleh 1428 orang peserta dan 306

official. Informasi selanjutnya akan disampaikan oleh Panitia Pelaksana dalam bentuk su­ rat pemberitahuan, panduan pelaksanaan dan ben tuk lain­ nya.

kota di seluruh Indonesia, selambat­lambatnya pada bulan April 2016;

e. Mempersiapkan penyeleng­ garaan pertandingan / per­ lombaan, meliputi akomo­ dasi, konsumsi dan tempat pertandingan, juri/wasit, atur­ an pertandingan, dll;

f. Tim keabsahan dilaksana­ kan H­1 sebelum pelaksa­ naan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peserta dapat menerima ID Card

g. Melaksanakan kegiatan O2 SN tingkat nasional dan me nentukan pemenang per tandingan untuk se tiap cabang olahraga yang di­ pertandingkan / dilomba kan. Kepada peme nang akan

E. Waktu Pelaksanaan

jadwal pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2016 sebagai berikut :

(23)

F. Pembiayaan

tIngkAt SekOlAh

tanggal : 7 ­ 11 Maret 2016

tempat : Di tentukan Sekolah

tIngkAt PrOVInSI

tanggal : 16 ­ 21 Mei 2016

tempat : Ibukota Provinsi

tIngkAt nASIOnAl

tanggal : 24 ­ 30 Juli 2016

tempat : DKI Jakarta

tIngkAt kAB/kOtA

tanggal : 18 ­ 23 April 2016

tempat : Ibukota Kab/Kota

Penyelenggaraan seleksi olah­ raga di tingkat sekolah dibiayai melalui RAPBS (Rencana Ang­ garan Pendapatan dan Belanja Sekolah) atau dana lain yang sah dan tidak mengikat.

Penyelenggaraan O2SN di ting ­ kat kabupaten/kota bersumber

dari dana APBD (Anggaran Pen dapatan Belanja Daerah) atau dana lain yang sah dan ti­ dak mengikat.

Penyelenggaraan O2SN di ting kat provinsi bersumber dari dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)

1

2

(24)

atau dana lain yang sah dan ti­ dak mengikat.

Penyelenggaraan O2SN di ting kat nasional 2016 dibiayai

dengan dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) atau dana lain yang sah dan ti­ dak mengikat.

(25)

BAB 3

PENuTuP

K

eberhasilan penyelenggara­ an Olimpiade Olahraga Sis­ wa Nasional (O2SN) tahun 2016 ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melak­ sanakan kegiatan secara tertib, ter­ atur, penuh disiplin dan rasa tang­ gung jawab yang tinggi.

Dengan memahami pedoman ini diharapkan panitia penyeleng­ gara, peserta dan pihak­pihak lain dapat melaksanakan tugas dengan sebaik­baiknya sehingga kegiatan

Olimpiade Olahraga Siswa Nasio­ nal (O2SN) ini mencapai hasil yang maksimal.

Kami sangat mengharapkan kri­ tik dan saran sebagai bahan ma­ sukan bagi perbaikan penyeleng­ garaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di tahun­tahun mendatang.

Semoga pedoman ini dapat mencapai sasaran yang diharap­ kan.

(26)
(27)

lAMPIRAN 1

PErATurAN PErTANDiNgAN KArATE

A. Peserta

Belum pernah juara I, II, dan III kejuaraan SEAKF, AKF serta WKF.

Bukan atlit pelatnas PB FORKI baik PRIMA maupun PRIMA PRATAMA.

(28)

Sistem Pertandingan meng­ gunakan Sistem Referchance

(Babak Kesempatan Kembali) dengan juara III bersama. Peraturan Pertandingan, baik

KATA maupun KUMITE, meng­ gunakan klasifikasi junIOr

dari Peraturan Pertandingan

World Karate Federation (WKF) versi 9.0 Tahun 2015.

Peserta hanya boleh bermain di satu kelas pertandingan (di­ larang bermain rangkap kelas pertandingan).

Merupakan Atlet Cabang Olah­ raga Karate yang telah LOLOS proses pemeriksaan keabsah­ an dari Tim Keabsahan Olim­ piade Olahraga Siswa Nasio nal

(O2SN) SMA Tahun 2016 di Ja­ karta.

3

4

1

2

B. Peraturan Pertandingan umum

C. Kelas Pertandingan

dan Medali yang Diperebutkan

PutrA PutrI 1. Kata Perorangan 5. Kumite ­ 61 Kg 8. Kumite + 61 Kg 1. Kata Perorangan 5. Kumite ­ 53 Kg 6. Kumite + 53 Kg

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

(29)
(30)

Penimbangan Badan

Hari / Tanggal : ________________________________________ Tempat : ________________________________________ Waktu : ________________________________________ Pertemuan teknik (Technical Meeting)

Hari / Tanggal : ________________________________________ Tempat : ________________________________________ Waktu : ________________________________________

D. Jadwal Penyelenggaraan

1

2

H A R I

1

08.00 – 09.00 PERSIAPAN ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 09.00 – 10.00 PEMBUKAAN ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

10.00 – 12.00 perorangan putra KATA

12.00 – 13.00 ISTIRAHAT ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

13.00 – 14.00 perorangan putra KATA 14.00 – 17.00 + 53 kg Putri KUMITE

17.00 – 18.00 Upacara Penghargaan ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

Pemenang (UPP)

tanggal:

(31)

H A R I

2

H A R I

3

10.00 – 12.00 perorangan putri KATA

12.30 – 13.30 ISTIRAHAT ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

13.30 – 14.30 perorangan putri KATA 14.30 – 17.00 + 61 kg Putra KUMITE 17.00 – 18.00 Upacara Penghargaan ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ Pemenang (UPP) 10.00 – 12.00 ­ 61 Kg Putra KUMITE 12.00 – 13.00 ISTIRAHAT ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 13.00 – 15.00 ­ 53 kg Putri KUMITE 15.00 – 15.30 PENUTUPAN ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 15.30 – 16.00 Upacara Penghargaan ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ Pemenang (UPP) tanggal: tanggal: Tentatif Tentatif

PASAl 1 : AreA PertAnDIngAn

E. Peraturan Pertandingan Kata

Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, se­ hingga tidak mengganggu penampilan KATA.

1

2

(32)

PASAl 2 : PAkAIAn reSMI

Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi se­ perti ditentukan dalam pasal 2 peraturan Kumite.

Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dike­ sampingkan/tidak diikutsertakan.

PASAl 3 : PengAturAn PertAnDIngAn kAtA

Dalam pertandingan KATA sistem eliminasi dengan repe­ chage (kesempatan kembali) akan diterapkan.

Semua jenis Kata yang berasal dari Karate tradisional boleh ditampilkan namun penampilan Kata yang menggu­ nakan senjata (Kobudo) tidak diijinkan.

Variasi diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan.

Administrasi pertandingan harus diberitahu tentang pilihan Kata yang akan dimainkan di tiap babak.

Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap babak. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh ditampilkan ulang.

PASAl 4 : PAnel jurI

Panel yang terdiri dari 5 Juri untuk setiap babak akan ditu­ gaskan oleh Manajer Tatami.

1

1

2

3

4

1

5

2

(33)

Sebagai tambahan pencatat waktu, pencatat skor dan pembuat pengumuman akan ditunjuk

PASAl 5 : krIterIA untuk kePutuSAn

Penilaian

Dalam menilai penampilan kontestan perorangan, para juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan pada empat (4) kriteria utama : kesesuaian, penampilan teknis, kinerja atletis dan kesulitan teknis.

Keempat kriteria utama harus disetarakan tingkatan penting­ nya dalam melakukan penilaian terhadap penampilan kontes­ tan.

Diskualifikasi

Seorang kontestan dapat didiskualifikasi karena salah satu ala­ san berikut :

Memainkan Kata yang salah atau menyebutkan Kata yang salah.

Nyata jelas jeda atau berhenti beberapa detik pada saat memainkan Kata.

Mengganggu fungsi posisi juri (seperti juri harus pindah un­ tuk alasan keamanan atau menyentuh seorang juri pada saat memainkan Kata).

Sabuk terjatuh pada saat memainkan Kata.

Tidak mengikuti instruksi juri kepala atau berkelakuan yang tidak baik.

2

1

2

3

4

5

(34)

Pelanggaran

Pelanggaran berikut ini jika terjadi secara jelas harus dipertim­ bangkan dalam penilaian sesuai dengan kriteria di atas : a) Sedikit kehilangan keseimbangan.

b) Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap (penghormatan dianggap sebagai bagian dari gerakan Kata), seperti kegagalan untuk melakukan tangkisan secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah ke sasaran yang benar.

c) Ketidak­sinkronisasian gerakan, seperti melakukan teknik se­ belum transisi /pergerakan tubuh selesai, atau dalam kasus beregu gagal untuk melakukan gerakan secara serempak. d) Penggunaan isyarat terdengar (oleh orang lain, termasuk

anggota timnya) atau melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan, atau kara­ te­gi, atau napas yang berbunyi keras.

e) Membuang ­ buang waktu , termasuk berjalan terlalu lama, membungkuk secara berlebihan atau jeda terlalu panjang sebelum memulai memainkan Kata.

f) Menyebabkan cedera oleh kurangnya pengendalian gerak­ an/teknik selama Bunkai.

PASAl 6 : PelAkSAnAAn PertAnDIngAn

Saat dimulai pertandingan dari setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian kontestan yang

1

(35)

satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan yang satunya menggunakan sabuk biru (AO), dan berbaris pada perimeter area pertandingan yang menghadap Juri Kepala. Setelah memberi hormat kepada Panel Juri, AO kemudian mundur keluar arena pertandingan untuk menunggu giliran dan AKA akan bergerak maju ke dalam area pertandingan. Setelah memberi hormat, di dalam arena pertandingan, ke arah Panel Juri dan pengumuman nama Kata yang akan diperagakan dan memulainya. Setelah menyelesaikan penampilan Kata, AKA akan meninggalkan area untuk menunggu penampilan AO. Setelah AO menyelesaikan Kata, keduanya akan kembali ke perimeter area pertanding­ an dan menunggu keputusan dari Panel Juri.

Jika KATA dipertunjukkan tidak sesuai dengan peraturan atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala dapat memanggil para Juri untuk menginformasikan dan mem­ berikan keputusan.

Jika satu kontestan didiskualifikasikan, Juri Kepala akan membuat isyarat bendera (sebagaimana terdapat pada sinyal Torimasen Kumite).

Setelah kedua kontestan menyelesaikan Kata, kontestan akan berdiri berdampingan pada perimeter. Juri Kepala akan menyerukan keputusan (Hantei) dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda dan para Juri secara bersamaan akan mengangkat bendera sesuai dengan pilihan mereka. Juri Kepala akan meniup peluit lebih keras, dimana bende­ ra­bendera akan diturunkan.

Keputusan akan dibuat untuk AKA atau AO. Tidak ada nilai

2

3

4

(36)

seri / seimbang yang diberikan, kontestan yang menerima mayoritas suara akan dinyatakan sebagai pemenang dan diumumkan oleh penyiar.

Para peserta pertandingan akan memberi hormat pada satu sama lainnya, kemudian kepada Panel Juri dan kemu­ dian meninggalkan area pertandingan.

6

F. Peraturan Pertandingan KuMiTE

PASAl 1 : AreA PertAnDIngAn kuMIte

Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya.

Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF, dengan sisi­sisi sepanjang delapan meter (di­

1

(37)

ukur dari luar) dengan tambahan dua meter pada semua sisi­sisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman. Garis posisi wasit adalah berjarak 2 meter dari garis tengah (titik tengah) dengan panjang garis 0,5 meter.

Dua garis parallel masing­masing sepanjang 1 meter dibuat dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertanding an dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi competitor (AKA dan AO).

Para juri akan ditempatkan pada keempat sudut pada area aman, Wasit dapat bergerak ke seluruh area tatami terma­ suk pada area aman tempat para juri duduk, masing­ma­ sing juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru. Pengawas Pertandingan / Match Supervisor / Kansa akan duduk di luar area aman, dibelakang kiri atau kanan wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah atau alat penanda dan sebuah peluit.

Pengawas Nilai duduk di meja administrasi pertandingan, di antara Pencatat Nilai dan Pencatat Waktu.

Oficial / Pelatih duduk di luar area aman & menghadap ke arah meja administrasi pertandingan. Jika tatami berupa panggung para oficial duduk di luar panggung.

Garis batas harus dibuat berjarak satu meter dari tempat beristirahat dalam area pertandingan dengan warna ber­ beda dari keseluruhan area pertandingan.

6

7

8

9

3

4

5

(38)

PASAl 2 : PAkAIAn reSMI

Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah ditentukan.

Komisi Wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar peraturan.

kOnteStAn

Kontestan harus mengenakan karate­gi berwarna pu­ tih yang tidak bercorak atau tanpa garis. Hanya lambang Provinsi yang boleh dipakai, lambang ini dipasang pada dada kiri karate­gi dan ukuran lambang tidak boleh mele­ bihi ukuran keseluruhan yang berkisar 12 cm x 8 cm. Hanya label produk asli/orisinil yang dapat terlihat pada karate­gi, label ini harus berada pada lokasi yang biasa yaitu ujung kanan bawah karategi dan posisi pinggul pada celana, se­ bagai tambahan, nomor identifikasi yang dikeluarkan oleh panitia pelaksana dapat dikenakan pada bagian punggung. Satu kontestan harus mengenakan sebuah sabuk berwar­ na merah dan satunya lainnya sabuk berwarna biru, sabuk merah dan biru harus berukuran lebarnya 5 cm dengan panjang 15 cm terurai dari simpul ikat. Sabuk harus ber­ warna biru & merah polos tanpa hiasan / bordiran tulisan apapun selain label pabrik.

Karate­gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus memiliki panjang minimum yang menutupi / meliputi pinggul, tapi tidak boleh melebihi dari ¾ panjang paha. Untuk wanita, kaos putih polos boleh di­ kenakan didalam karate­gi.

1

1

2

2

(39)

Panjang maksimum lengan karategi tidak boleh melebihi / melewati lekukan pergelangan tangan dan tidak boleh lebih pendek daripada setengah dari lengan (siku), lengan

karate ­gi tidak diperkenankan untuk digulung.

Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang­ku­ rangnya dua pertiga dari tulang kering dan tidak boleh men­ capai dibawah tulang mata kaki dan tidak boleh digulung. Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap rapi dan di­ pangkas sampai batas yang tidak menganggu penglihatan dan sasaran. Hachimaki (ikat kepala) tidak diijinkan, kalau wasit menganggap rambut kontestan terlalu panjang dan atau tidak rapi, Wasit dapat mengeluarkan kontestan dari lapangan/area pertandingan. Jenis aksesoris rambut beri­ kut tidak diijinkan : seperti jepitan rambut dari logam, pita, manik­manik dan hiasan lain adalah dilarang, pita karet khusus untuk penahan poni diizinkan. kontestan wani­ ta diperbolehkan mengenakan sebuah scarf penutup kepala (jilbab) berwarna hitam polos, yang menutupi rambutnya namun tidak boleh menutupi bagian depan lehernya. Sebagaimana Atlet di bawah ini.

3

4

(40)

Kontestan harus berkuku pendek dan tidak diijinkan me­ ngenakan objek­objek logam atau yang lainnya yang mung kin dapat melukai lawan mereka. Penggunaan kawat gigi harus disetujui dulu oleh wasit dan dokter resmi, dan merupakan tanggungjawab penuh dari kontestan atas se­ tiap luka/ kecelakaan.

Berikut ini perlengkapan pelindung yang diwajibkan:

a. Pelindung tangan (Hand­Protector), satu kontestan meng unakan warna merah dan yang lainnya meng­ guna kan warna biru.

b. Pelindung gusi (Gum­Shield).

6

(41)

c. Pelindung badan (Body Protector)

d. Pelindung tulang kering (Shin­pad Protector) dan Pe­ lindung kaki (Leg­Protector), satu kontestan meng­ gunakan warna merah dan yang lainnya menggunakan warna biru.

(42)

e. Kacamata tidak diijinkan. Lensa kontak lunak (soft con­ tact lenses) dapat dikenakan dengan resiko ditanggung sendiri oleh kontestan.

f. Dilarang Memakai pakaian dan menggunakan perleng­ kapan diluar standard WKF.

PelAtIh

Pelatih diwajibkan pada setiap saat, dan selama masa tur­ namen mengenakan pakaian sport (training suite) resmi dari kontingennya dan menunjukkan ID Card resmi.

PASAl 3 : PengAturAn PertAnDIngAn KUMITE

Satu turnamen karate dapat terdiri dari pertandingan ku­ mite dan atau pertandingan KATA. Pertandingan kumite

selanjutnya dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan individu/perorangan, pertandingan per­ orangan selanjutnya dapat dibagi ke dalam divisi­divisi umur dan berat badan, divisi berat badan pada akhirnya dibagi kedalam beberapa kelas, putaran juga menggam­ barkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.

Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertanding­ an perorangan

Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir keti­ ka dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini. Dalam pertandingan beregu yang bukan memperebutkan medali nilai 8 ­ 0 akan diberikan bagi tim lawan.

1

2

3

(43)

PASAl 5 : lAMA WAktu PertAnDIngAn

Lama waktu pertandingan kumite (dengan menggunakan peraturan Junior) adalah selama 2 menit untuk semua ba­ bak baik putra maupun putri.

Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan/melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan peluit, menan­ dakan waktu kurang dari 10 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.

PASAl 6 : PenIlAIAn

Tingkat penilaiannya adalah : a. IPPON ► 3 angka b. WAZA ­ ARI ► 2 angka c. YUKO ► 1 angka

Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan me­ menuhi kriteria sebagai berikut :

a. Bentuk yang baik b. Sikap sportif

c. Ditampilkan dengan semangat/spirit yang teguh d. Kewaspadaan (Zanshin)

e. Waktu yang tepat f. Jarak yang benar

1

1

2

2

3

(44)

Ippon (3 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Tendangan ke arah Jodan.

b. Semua teknik yang dilancarkan dan menghasilkan nilai pada lawan setelah dilempar/dibanting atau terjatuh sendiri.

Waza­Ari (2 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Tendangan ke arah Chudan.

Yuko (1 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Chudan dan Jodan Tsuki.

b. Chudan dan Jodan Uchi.

PASAl 7 : krIterIA untuk kePutuSAn

hasil dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah satu kon­ testan yang unggul delapan angka atau mendapat nilai lebih be­ sar saat pertandingan berakhir atau mendapat keputusan HAN­ TEI atau HANSOKU, SHIKAKU, atau KIKEN dijatuhkan pada salah satu kontestan.

Ketika sebuah pertandingan pada pertandingan perorang­ an berakhir tidak boleh diumumkan seri. Hanya pada per­ tandingan beregu dimana sebuah babak berakhir de ngan nilai sama atau tanpa nilai, Wasit akan mengumumkan seri (Hikiwake).

Pada pertandingan perorangan jika setelah waktu berakhir tidak ada nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan atau­

3

4

1

2

5

(45)

pun terjadi nilai seri, keputusan akan dilaksanakan dengan voting/pemungutan suara oleh satu wasit dan empat juri (HANTEI), masing­masing harus memilih salah satu kon­ testan dan keputusan diambil berdasarkan hal­hal sebagai berikut :

a. Sikap, semangat bertarung dan kekuatan yang ditunjuk­ kan oleh kontestan.

b. Superioritas/ kelebihan dari teknik dan taktik yang diper­ lihatkan.

c. Kontestan mana yang mempunyai inisiatif menyerang yang lebih dominan.

Tim pemenang adalah yang memperoleh angka keme­ nangan (victory point). Jika kedua tim memiliki kemenangan yang sama, maka tim yang memiliki jumlah nilai terbanyak (seluruh nilai dalam partai pertandingan) akan dinyatakan sebagai pemenang, dan perbedaan maksimum dari total

point adalah 8.

Jika kedua tim memiliki jumlah kemenangan dan nilai yang sama, maka dilanjutkan dengan partai tambahan dengan anggota tim yang mana saja dan apabila masih seri juga, dilakukan prosedur Hantei seperti pada pertandingan per­ orangan (butir 2 di atas).

Pada pertandingan beregu putra bila satu tim memperoleh angka dan nilai kemenangan yang cukup, maka dinyatakan sebagai pemenang pada saat itu, dan pertandingan lanjut­ an tidak diperlukan.

3

4

(46)

PASAl 8 : PerIlAku yAng DIlArAng

Ada dua kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu Kategori 1 dan Kategori 2 ( C1 dan C2 ).

kAtegOrI 1

Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat/keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan ke arah atau mengenai tenggorokkan.

Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokan, persen­ dian atau pangkal paha.

Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.

Teknik melempar/membanting yang berbahaya/terlarang yang dapat menciderai lawan.

kAtegOrI 2

Berpura­pura atau melebih­lebihkan cedera yang dialami. Keluar dari area pertandingan (JOGAI) yang tidak disebab­ kan oleh lawan.

Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan pertahan­ an dirinya terbuka atau tidak memperhatikan keselamatan dirinya atau tidak mampu untuk menjaga jarak yang diper­ lukan untuk melindungi diri (MUBOBI).

1

2

3

4

1

2

3

(47)

Menghindari pertarungan yang mengakibatkan lawan ke­ hilangan kesempatan untuk memperoleh angka.

Pasif (ketidak aktifan) tidak berusaha untuk melakukan serangan dalam pertarungan.

Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong, dan menangkap lawan, mengadu dada dengan dada yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik se­ rangan susulan.

Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan­serangan yang tidak ter­ kontrol.

Melakukan serangan bersamaan dengan kepala, lutut atau sikut.

Berbicara kasar atau memanasi/menggoda lawan, tidak mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas ke arah anggota / Panel Wasit, serta tindakan lain yang melanggar etika.

PASAl 9 : hukuMAn CHUKOKU:

CHUKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali dalam sebuah jenis kategori (C1 atau C2).

KEIKOKU:

KEIKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan

4

5

6

7

8

9

(48)

kedua kalinya dalam sebuah jenis kategori atau pada pe­ langgaran yang belum cukup serius untuk mendapat HAN­ SHOKU­CHUI.

HANSHOKU-CHUI:

Ini adalah sebuah peringatan atau diskualifikasi yang biasanya diberikan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya te lah diberikan pada pertandingan tersebut ataupun dapat di­ kenakan langsung untuk pelanggaran yang serius, dimana hu­ kuman HANSOKU belum tepat diberikan.

(49)

HANSOKU:

Ini adalah sebuah hukuman atau diskualifikasi yang diberi­ kan pada pelanggaran yang sangat serius atau ketika HAN­ SHOKU­CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu, ang­ gota tim yang mengalami cidera akan menerima delapan angka, dan nilai lawannya menjadi nol.

SHIKKAKU:

Ini adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau per tandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman SHIK­

(50)

KAKU harus dikonsultasikan dengan Komisi Wasit. SHIKKAKU

dapat diberlakukan jika kontestan melakukan tindakan : meng­ abaikan perintah Wasit, menunjukkan kebencian / tindakan ti­ dak terpuji, merusak martabat dan kehormatan Karate­do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan semangat turnamen. Pada pertandingan beregu jika satu anggota dari se­ buah tim menerima SHIKKAKU, maka angka timnya menjadi nol dan tim lawan akan mendapat tambahan delapan angka.

PASAl 10 : CIDerA & keCelAkAAn DAlAM PertAnDIngAn

KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan ketika satu atau beberapa kontestan tidak/gagal hadir ketika dipanggil, tidak mampu melanjutkan, mening­ galkan pertandingan atau menarik diri atas perintah Wasit. Alasan meninggalkan pertandingan ini bisa karena cidera yang tidak disebabkan oleh tindakan lawan.

Di dalam kumite perorangan jika dua kontestan menciderai satu sama lain atau menderita dari efek cidera yang dide­ rita sebelumnya dan dinyatakan oleh dokter turnamen ti­ dak mampu melanjutkan pertandingan, pertandingan akan dimenangkan oleh pihak yang mengumpulkan nilai terba­ nyak. Jika nilainya sama maka akan diputuskan dengan

HANTEI, didalam kumite beregu wasit akan mengumum­ kan seri (Hikiwake) dan dilanjutkan dengan pertandingan tambahan, jika jumlah kemenangan & nilai tetap sama akan diputuskan dengan Hantei.

Satu kontestan yang cidera dan telah dinyatakan tidak layak untuk bertanding oleh dokter turnamen tidak dapat bertanding lagi dalam turnamen tersebut.

1

2

(51)

Seorang kontestan yang cidera dan memenangkan lang­ sung pertandingan melalui diskualifikasi (Hansoku) kare­ na cidera, tidak diperbolehkan untuk bertanding lagi tanpa ijin dokter. Jika ia cidera, dia dapat menang untuk kedua kali nya melalui diskualifikasi tapi segera ditarik dari pertan­ dingan kumite dalam turnamen itu.

Jika kontestan cidera, pertama Wasit harus segera meng­ hentikan pertandingan dan selanjutnya memanggil dokter. Dokter berwenang untuk memberikan diagnosa dan meng­ obati cidera saja.

Seorang kontestan yang cidera saat pertandingan ber­ langsung dan memerlukan perawatan medis akan diberi­ kan 3 menit untuk menerima perawatan tersebut. Jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang telah diberikan Wasit akan menyatakan kontestan tidak fit untuk melanjut­ kan pertarungan atau perpanjangan waktu akan diberikan. Kontestan yang terjatuh, terlempar atau KO dan tidak dapat berdiri atas kedua kakinya dengan segera dalam waktu 10 detik, dinyatakan tidak layak untuk melanjutkan pertarung­ an dan secara otomatis akan ditarik dari semua pertan­ dingan kumite di dalam turnamen itu. Dalam hal kontestan terjatuh, terlempar atau KO dan tidak bisa berdiri di atas kedua kakinya dengan segera, Wasit akan memerintah­ kan pencatat waktu untuk memulai penghitungan 10 detik dengan meniup peluitnya dan pada waktu yang bersamaan dokter dipanggil jika diperlukan. Pencatat waktu menghen­ tikan perhitungan waktu jika Wasit telah mengangkat ta­ ngannya. Bila waktu 10 detik telah selesai dilakukan, dok­ ter akan diminta untuk mendiagnosa kontestan.

4

5

6

(52)

Judge 3 AO AKA Chief Judge Judge 2 Judge 4 Judge 5 AreA PertAnDIngAn KATA AreA PertAnDIngAn KUMITE 12 m Judge 2 Wasit AO AKA Judge 1 Judge 3 Judge 4 2 m 3 m 6 m 8 m 1 m 2 m Area Aman 2 m Area Aman 1 m

(53)

Daftar Nama KATA resmi WKF

• Anan • Jion • Papuren

• Anan Dai • Jitte • Passai • Annanko • Jyuroku • Pinan 1 ­ 5

• Aoyagi • Kanchin • Rohai

• Bassai Dai • Kanku Dai • Saifa (Saiha) • Bassai Sho • Kanku Sho • Sanchin • Chatanyara Kushanku • Kanshu • Sanseiru • Chinte • Kosokun (kushanku) • Sanseru • Chinto • Kosokun (kushanku) • Seichin

Dai

• Enpi • Kosokun (kushanku) • Seienchin Sho

• Fukygata 1 ­ 2 • Kosokun Shiho • Seipai • Gankaku • Kururunfa • Seirui

• Garyu • Kusanku • Seisan (Seishan) • Gekisai (Geksai) 1 ­ 2 • Matsumura Rohai • Shinpa

• Gojushiho • Mattskaze • Shinsei • Gojushiho Dai • Matsumura Bassai • Shisochin • Gojushiho Sho • Meikyo • Sochin • Hakucho • Myojo • Suparinpei • Hangetsu • Naifanchin • Tekki 1 ­ 3

(Naihanshin) 1 ­ 3

• Haufa • Nijushiho • Tensho • Heian 1 ­ 5 • Nipaipo • Tmorai Bassai • Heiku • Niseishi • Useishi (Gojushiho) • Ishimine Bassai • Ohan • Unsu (Unshu) • Itosu Rohai 1 ­ 3 • Pachu • Wankan

(54)
(55)

lAMPIRAN 2

PErATurAN PErTANDiNgAN PENCAK SiLAT

O

limpiade Olahraga Siswa Na sional (O2SN) akan dilaksanakan pada ta­

Pendahuluan

hun 2016 di Provinsi DKI Jakarta. Salah satu Cabang Olah raga yang dipertandingkan dalam Multi Event

(56)

ini adalah cabang Olah Raga Pencak Silat. Demi untuk kelancaran dan suksesnya penyelenggaraan kejuaraan ini PB. IPSI membuat Petunjuk Teknis kejuaraan Pencak Silat untuk O2SN tahun 2016.

Peraturan Pertandingan

Kategori Pertandingan

Peraturan Pertandingan yang digunakan pada O2SN 2016 adalah Pera­ turan Pertandingan Hasil MUNAS IPSI XIII Tahun 2012 yang telah direvisi mengikuti PERSILAT tanggal 30 Agustus 2013.

Cabang Olah Raga Pencak Silat di O2SN 2016 akan mempertandingkan Katagori Tunggal dan Tanding, dengan rincian :

tunggAl PutrA Sebanyak 1 kelas tunggAl PutrI Sebanyak 1 kelas tAnDIng PutrA Sebanyak 2 kelas

1.1. kelas C diatas 47 kg s/d 51 kg

1.2. kelas F diatas 59 kg s/d 63 kg

tAnDIng PutrI Sebanyak 2 Kelas 1.1. kelas C diatas 47 kg s/d 51 kg

1.2. kelas F diatas 59 kg s/d 63 kg

jadi total keseluruhan kelas yang dipertandingkan sebanyak 6 kelas

1

2

3

(57)

Medali dan piagam yang dibutuhkan sebanyak : Katagori Tanding :

a. juara I (1 Orang) akan mendapat medali emas dan Piagam; b. juara II (1 Orang) akan mendapat medali Perak dan Piagam; c. juara III (2 Orang) akan mendapat medali Perunggu dan Piagam. Katagori Tunggal :

a. juara I (1 Orang) akan mendapat medali emas dan Piagam; b. juara II (1 Orang) akan mendapat medali Perak dan Piagam; c. juara III (2 Orang) akan mendapat medali Perunggu dan Piagam. jadi total keseluruhan medali :

6 keping emas + Piagam.

6 keping Perak + Piagam.

10 keping Perunggu + Piagam.

Medali dan Piagam

Jumlah Official

1

2

jumlah Official setiap kontingen adalah sebagai berikut :

(58)
(59)

kAtegOrI tunggAl: Pertandingan Pencak Silat O2­ SN ­ 2016 untuk Kategori Tung­ gal, akan dilaksanakan den­ gan sistim Pool (kalau peserta lebih dari 7) dan akan diambil 3 terbaik, untuk dipertanding­ kan kembali pada babak Fi­ nal. mengacu pada Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS IPSI XIII Ta­

Sistem Pertandingan

Delegasi Tekhnik

Perwasitan dan Penjurian

hun 2012, yang telah direvisi mengikuti PERSILAT tanggal 30 Agustus 2013.

kAtegOrI tAnDIng: Pertandingan Pencak Silat O2­ SN ­ 2016 untuk Kategori Tan­ ding akan dilaksanakan dengan sistem gugur yang mengacu pada Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS IPSI XIII Tahun 2012, yang te­ lah direvisi mengikuti PERSI­ LAT tanggal 30 Agustus 2013.

1

1

1

2

2

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan pertandingan akan ditetapkan satu Orang Delegasi Teknik (Technical Delegate) yang ditunjuk oleh PB. IPSI

Dalam melaksanakan tugas­ nya, Delegasi teknik akan di­ bantu oleh seorang Asisten Delegasi Tekhnik yang diusul­ kan oleh Panitia Pelaksana

Perwasit dan penjurian dalam Pertandingan Pencak Silat O2SN ­ 2016 akan dilaksanakan oleh Wasit­Juri yang telah mempunyai sertifikat Wasit ­ Juri Pencak Silat Minimal dengan Kualifikasi Tingkat Nasio­ nal Kelas III dari masing­masing daerah dan dibantu oleh Wasit ­ Juri daerah yang ditunjuk sebagai Provinsi penyelenggara.

(60)

Penentuan personalia Delegasi Teknik, Asisten Delegasi Teknik, Ket­ ua Pertandingan, Dewan Wasit Juri dan Wasit Juri ditetapkan dan di­ sahkan oleh PB. IPSI dengan Surat Keputusan .

Jumlah aparat yang bertugas dalam 1 ( Satu ) Gelanggang: a. ketua Pertandingan: 2 Orang

b. Dewan Wasit ­ juri: 2 Orang c. Wasit ­ juri: 15 Orang

Untuk Pertandingan Pencak Silat di O2SN­2016 akan memper­

2

3

4

Perlengkapan gelanggang yang wajib disediakan oleh panitia pelak­ sana terdiri dari:

gelanggang pertandingan/ matras (Standart IPSI)

Standart IPSI, Matras Bidang gelanggang berbentuk segi em­ pat bujur sangkar dengan uku­ ran 10 m X 10 m. Berwarna Hi­ jau. Bidang tanding berbentuk lingkaran dalam bidang gelang­ gang dengan garis tengah 8 m. Batas gelanggang dan bi­ dang tanding dibuat dengan

Perlengkapan gelanggang

garis berwarna putih selebar ­/+ 5 cm kearah dalam.

Pada tengah­tengah bidang tanding dibuat lingkaran den­ gan garis tengah 3m, lebar garis ­/+ 5 cm berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.

Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar ge­ langgang yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tan­ ding terdiri atas:

a. Sudut berwarna biru yang berada disebelah ujung

1

(61)

kanan meja Ketua pertan­ dingan.

b. Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal su­ dut biru.

c. Sudut berwarna kuning yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut netral.

Sistem penilaian digital (Standart IPSI)

Pelindung badan

1. Kualitas standard IPSI; 2. Warna hitam;

3. Ukuran 5 (lima) macam: Super Extra besar (XXL), Extra Besar (XL) Besar (L), Sedang (M) dan Kecil (S); 4. Sabuk / bengkung mer­

ah dan biru untuk pesilat sebagai tanda pengenal sudut. Ukuran lebar 10 cm dari bahan yang tidak mu­ dah terlipat;

5. Satu gelanggang memer­ lukan setidaknya 5 (lima) pasang pelindung badan dan disediakan oleh panitia Pelaksana;

6. Pesilat putra/putri meng­ gunakan pelindung ke­ maluan dari bahan plastik, yang disediakan oleh mas­ ing­masing pesilat;

7. Pelindung sendi, tungkai dan lengan diperkenankan satu lapis dengan kete­ balannya tidak lebih dari 1 cm dan terbuat dari bahan yang tidak keras;

8. Diperbolehkan menggu­ nakan Joint Taping;

9. Diperbolehkan menggu­ nakan pelindung gigi.

Didukung dengan perlengka­ pan lain yaitu :

1. Meja dan kursi pertanding­ an.

2. Meja dan kursi Wasit Juri.

2

(62)

3. Formulir pertandingan dan alat tulis menulis.

4. Jam pertandingan, gong (alat lainnya yang sejenis) dan bel.

5. Lampu babak atau alat lain­ nya untuk menentukan ba­ bak.

6. Lampu isyarat berwarna merah, biru dan kuning untuk memberikan isyarat yang diperlukan sesuai dengan proses pertanding­ an yang berlangsung. 7. Bendera warna merah dan

biru, bertangkai, ma sing­ masing dengan ukur an 30 cm X 30 cm untuk Juri Tanding dan bendera de­ ngan ukuran yang sama warna kuning untuk Pen­ gamat Waktu.

8. Papan informasi catatan waktu peragaan pesilat ka­ tegori Tunggal, Ganda dan Regu.

9. Tempat Senjata.

10. Papan Nilai untuk penilaian secara manual.

11. Timbangan digital .

12. Perlengkapan pengeras sua ra (sound system). 13. Ember, kain pel, keset kaki. 14. Alat perekam suara / gam­ bar, operator dan perleng­ kapannya (alat ini tidak me­ rupakan alat bukti yang sah dalam menentukan keme­ nangan).

15. Papan nama: Ketua Per­ tandingan, Dewan Wasit Juri, Sekretaris Pertanding­ an, Pengamat waktu, Dok­ ter pertandingan, juri ses­ uai dengan urutannya (1 sampai 5). Bila diperlukan istilah tersebut dapat diter­ jemahkan kedalam bahasa lain yang dituliskan diba­ gian bawah.

(63)

16. Perlengkapan lain yang di­ perlukan. Antara lain, dalam keadaan penonton terlalu ramai dan suara wasit tidak

dapat didengar oleh Pesilat maka Wasit dapat menggu­ nakan pengeras / pembe­ sar suara (wireless).

Venue / Tempat Pertandingan

Penutup

Aturan dan Ketentuan dalam Pencak Silat

Pertandingan Pencak Silat dilak­ sanakan di gedung Olahraga yang dapat menampung 2 gelangang pertandingan/matras pertandingan

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam petunjuk Teknis ini akan di­ tentukan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(Minimal lantai gedung berukuran 15 M X 30 M), dan terdapat pula tempat untuk penonton/supporter.

A. kAtegOrI tunggAl

kategori yang menampilkan seorang Pesilat memperagakan kema­ hirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori tunggal.

PerAturAn uMuM

a) Peraturan pertandingan yang akan digunakan adalah per­ aturan pertandingan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) hasil

1

(64)

MUNAS IPSI Tahun 2012 yang telah direvisi mengikuti PERSI­ LAT tanggal 30 Agustus 2013.

b) Pertandingan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur­unsur beladiri, seni dan olahraga Pencak Silat dan men­ junjung tinggi PRASETYA PESILAT INDONESIA.

c) Semua peserta dianggap telah memahami dan mengerti isi dari peraturan tersebut.

PerAturAn khuSuS 1. kategori tunggal a) Tunggal Putra b) Tunggal Putri 2. Perlengkapan Bertanding a) Pakaian:

Pakaian Pencak Silat model standar, warna bebas dan po­ los (celana dan baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala (jilbab bukan merupakan ikat kepala )dan kain samping warna polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada peserta. Boleh memakai badge IPSI di dada sebelah kiri dan badge

daerah disebelah kanan.

2

(65)

b) Senjata:

(a) Golok atau parang

Terbuat dari logam, tidak tajam dan runcing dengan ukuran 30 cm s.d. 40 cm.

(b) Tongkat

Terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm s.d. 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm ­ 3,5 cm. tAhAPAn PertAnDIngAn

a) Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (tujuh) peserta maka dipergunakan pool system.

b) Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool, ditampilkan kemba­ li untuk mendapatkan penilaian di tahap berikutnya, kecua­ li tahap pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat final adalah 3 (tiga) pemenang menurut urutan per­ olehan nilai dari tahapan pool sebelumnya.

c) Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ke­ tua Pertandingan dan Dewan Juri serta disampaikan kepada peserta pada rapat teknik.

d) Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Ra­ pat Teknik.

e) Setiap kategori, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta dan langsung ke babak final.

WAktu BertAnDIng

Waktu penampilan adalah 3 ( tiga ) menit.

3

(66)

tAtA CArA PertAnDIngAn

a) Memulai pertandingan, para juri masuk melapor bertugas ke­ pada ketua pertandingan melalui sebelah kanan ketua pertand­ ingan. Memberi hormat dan melapor untuk memulai tugas. Mengambil tempat yang ditentukan.

b) Senjata yang akan dipergunakan sudah diperiksa dan disah­ kan oleh Ketua Pertandingan, kemudian diletakkan pada stan­ dar yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara.

c) Pesilat yang akan melakukan peragaan, memasuki gelang­ gang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang ditentukan, menuju ke titik tengah gelanggang. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan selanjutnya berbalik untuk memberi hormat kepada para juri.

d) Sebelum peragaan dimulai Ketua Pertandingan memberi is­ yarat kepada para Juri, Pengamat waktu dan Aparat Pertand­ ingan lainnya, agar bersiap untuk memulai tugas.

e) Setelah selesai pembukaan salam PESILAT, gong tanda waktu dimulainya pertandingan dibunyikan dan peserta pertandingan langsung melaksanakan peragaan tangan kosong dilanjutkan dengan bersenjata. Berakhirnya waktu yang ditetapkan ditand­ ai dengan bunyi gong.

f) Setelah waktu peragaan berakhir, pesilat memberi hormat ke­ pada Juri dan Ketua Pertandingan dari titik tengah gelanggang dan selanjutnya meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang telah diten­ tukan.

(67)

g) Ketua pertandingan memastikan waktu peragaan dan akan mengumumkan waktu peragaan ( bila menggunakan digital waktu akan mengikuti yang terlihat dilayar )

h) Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3 menit

i) Para Juri kemudian memberikan penilaian untuk peragaan yang baru saja berlangsung selama 30 (tiga puluh) detik. j) Pembantu gelanggang mengambil formulir hasil penilaian juri

dan menyerahkan kepada Dewan Juri ( Kecuali dengan meng­ gunakan digital hasil penilaian para juri langsung terlihat di la­ yar )

k) Setelah selesai bertugas para Juri meninggalkan tempatnya secara tertib menuju Ketua Pertandingan, memberi hormat dan melaporkan tentang selesainya pelaksanaan tugas. Se­ lanjutnya para Juri meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.

ketentuAn BertAnDIng 1. Aturan Bertanding

a) Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas tangan kosong dan selanjutnya meng­ gunakan senjata golok/parang dan tongkat. Toleransi ke­ lebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik. Bila penampilan lebih dari batas waktu toleransi waktu yang diberikan akan dikenakan hukuman.

(68)

b) Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, ke­ benaran rincian teknis jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus ini.

c) Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya kare­ na kesalahannya, peragaan dihentikan oleh Ketua Pertan­ dingan dan pesilat yang bersangkutan dinyatakan Diskuali­ fikasi

d) Mengeluarkan suara diperbolehkan. 2. hukuman

Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta ka­ rena kesalahan atas:

a) Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus

1) Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan melakukan gerakan yang salah, yaitu :

(a) Kesalahan dalam perincian gerak (b) Kesalahan urutan perincian gerak

2) Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta untuk setiap gerakan yang tertinggal (tidak ditampilkan) 3) Apabila pesilat terlepas pegangan pada senjata, namun

senjata tidak jatuh kematras nilai kurang 1 bagi setiap pergerakan yang salah atau tambahan pada gerak.

(69)
(70)

4) Hukuman DISKUALIFIKASI diberikan kepada Pesilat yang tidak menampilkan salah satu jurus, memperaga­ kan urutan jurus yang salah dan melebihi masa toleransi waktu serta senjata patah atau terlepas dari gagang­ nya,tongkat pecah atau patah.

b) Faktor waktu

1) Peragaan kurang atau lebih dari 3 (tiga) menit

1.a. Penampilan kurang atau lebih dari 5 (Lima) s/d 10 (sepuluh) detik dikenakan pengurangan nilai 10 (se­ puluh).

1.b. Penampilan kurang atau lebih dari 10 (Sepuluh) di­ nyatakan Diskulifikasi.

2) Pesilat yang waktu peragaanya lebih dari 3 (tiga) menit, berkewajiban untuk menyelesaikan sisa gerakan jurus tunggal dan para juri berkewajiban untuk menilai ke­ benaran jurus yang diperagakan oleh Pesilat.

Pesilat hanya akan mendapatkan pengurangan nilai se­ suai dengan ketentuan faktor waktu.

c) Faktor­faktor lain

1) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang (10 m x 10 m).

2) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan jatuh senjatanya di luar yang ditentukan.

(71)

3) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta yang memakai pakaian yang tidak sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak sempurna). Termasuk ikat kepala dan/atau kain samping terlepas. Senjata patah atau terlepas dari gagangnya, tongkat pecah atau patah akan di diskualifikasi

4) Ketua Pertandingan melalui Dewan Juri berhak menge­ sahkan atau membatalkan hukuman pengurangan nilai yang dibuat oleh para juri kepada Pesilat bersangkutan, dengan ketentuan bahwa hukuman tersebut harus di­ sahkan oleh sekurang­kurangnya 3 (tiga) juri yang bertu­ gas.

5) Apabila pertandingan tidak bisa dilanjutkan karena juri tidak melaksanakan tugasnya (sakit, cedera atau ping­ san) atau karena factor non teknis (mati lampu, terjadi keributan, bencana alam dan lain sebagainya), maka Ketua Pertandingan akan menghentikan pertandingan, dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) Apabila hal tersebut terjadi pada Pesilat SELAIN NOMOR UNDIAN TERAKHIR, maka akan diulang sejak awal dengan juri yang sama setelah selesain­ ya nomor undian terakhir pada pool dan kategori yang bersangkutan.

(b) Apabila hal tersebut terjadi pada pesilat NOMOR UNDIAN TERAKHIR, maka akan diulang sejak awal dengan juri yang sama secepat­cepatnya 5 (lima) menit dan selambat­lambatnya 10 (sepuluh) menit setelah teratasinya kendala non teknis.

(72)

(c) Juri yang tidak bisa melaksanakan tugasnya akan diganti dengan juri yang lain.

d) Pertandingan yang tidak bisa dilanjutkan karena juri tidak bisa melaksanakan tugas akibat kecelakaan yang disebabkan oleh Pesilat (terbentur Pesilat, senjata lepas dan lain sebagainya), maka Pesilat dinyatakan DISKUALIFIKASI dan Ketua Pertand­ ingan mengganti juri yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Delegasi Teknik dan pertand­ ingan dilanjutkan dengan nomor undian berikutnya. 3. undur Diri

Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga) kali pe­ manggilan oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki ge­ langgang untuk memperagakan kategori Tunggal.

Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.

4. Diskualifikasi

a) Penilaian terhadap peserta menjadi batal. Bila setelah be­ rakhirnya penampilan didapati bahwa ada jurus yag salah oleh peserta. Dalam hal ini peserta dikenakan hukuman dan diskualifikasi

b) Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang meny­ impang dari ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifi­ kasi.

c) Pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya, karena ke­ salahannya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII C.. SMP NEGERI 34

Sebagian besar responden menyatakan sangat setuju untuk menggunakan kain pelindung setiap kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya (70,8%), menggunakan sarung

Zakat pensiunan BNI dan keluarga BNI lainnya (Dana Pensiun BNI, YDD Swadharma, Yayasan Kesejahteraan Pegawai dan Koperasi Pegawai Swadharma) serta pegawai perusahaan anak

Dengan Uji yang sama untuk pengaruh dosis parasetamol dosis toksis juga memberikan pengaruh adanya kenaikan kadar SGPT pada kelompok kontrol negatif jika dibandingkan

bahwa karena terjadi pergeseran personalia Kantor Internasional Universitas Negeri Yogyakarta, untuk itu perlu memberhentikan dengan hormat yang bersangkutan

Suatu kultur yang sangat formal dan terstruktur, dimana segala sesuatu yang dilakukan adalah beradasarkan prosedur-prosedur yang sudah ditentukan. Kultur ini melakukan

Masih adanya persalinan yang belum ditolong oleh tenaga non kesehatan (16,6%) dan dilakukan di rumah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul

Harga pokok produksi memiliki beberapa unsur biaya yaitu :biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya tenaga kerja langsung .Metode yang dipakai dalam penentuan harga pokok