• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh: Abi primanjaya (20160220001) Fakultas Teknik Dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun oleh: Abi primanjaya (20160220001) Fakultas Teknik Dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya 2017"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh: Disusun oleh:

Abi primanjaya (20160220001) Abi primanjaya (20160220001)

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERS

UNIVERSITITAS HAS HANG TUAHANG TUAH SURABAYA

SURABAYA 2017 2017

(2)

ENGINE-PROPELLER MATCHING

• Secara umum kapal yang bergerak di media air dengan kecepatan tertentu, maka akan • mengalami gaya hambat (resistance) yang berlawanan dengan arah gerak kapal • tersebut. Besarnya gaya hambat yang terjadi harus mampu diatasi oleh gaya dorong • kapal (thrust ) yang dihasilkan dari kerja alat gerak kapal ( propulsor ).

• Daya Efektif (PE)adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya • hambat dari badan kapal (hull ), agar kapal dapat bergerak dari satu tempat ke tempat • yang lain dengan kecepatan servis sebesar VS.

• dimana :

• PE = Daya Efektif, dlm. satuan kWatt • RT = Gaya Hambat Total, dlm. satuan kN

• VS = Kecepatan Servis kapal [{Kec. dlm Knots} * 0.5144 = {Kec. dlm m/det}]

(3)

Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari alat gerak  kapal ( propulsor ) untuk mendorong badan kapal.

dimana :

PT = Daya Dorong, dlm. satuan kWatt T = Gaya Dorong, dlm. satuan kN

Va = Kecepatan advanced aliran fluida di bagian Buritan kapal [m/det] = Vs ( 1 – w ); yangmana w adalah wake fraction (fraksi arus ikut)

Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh baling-baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar PT, atau dengan kata lain, PD merupakan daya yang disalurkan oleh motor penggerak ke baling-baling kapal ( propeller ) yang kemudian

dirubahnya menjadi Daya Dorong kapal (PT). dimana :

PD = Daya Yang Disalurkan, dlm. satuan kWatt

QD = Torsi Baling-baling kondisi dibelakang badan kapal, dlm. satuan kNm nP = Putaran Baling-balin, dlm. satuan rps

  .

(4)

Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan tabung  poros ( stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal. Untuk kapal-kapal yang  berpenggerak dengan

Turbin Gas

 , pada umumnya, daya yang digunakan adalah PS.

Sementara itu, istilah Daya Rem (

Brake Power, PB

) adalah daya yang dihasilkan olehmotor penggerak utama (main engine) dengan tipe marine diesel engines.

(5)

Pada sistem penggerak kapal yang menggunakan Marine Diesel Engines ( type of 

medium to high speed ), maka pengaruh rancangan sistem transmisi perporosan adalah sangat besar didalam menentukan besarnya daya PS. Jika kamar mesin terletak 

dibelakang dari badan kapal, maka besarnya losses akibat sistem transmisi perporosan tersebut adalah berkisar 2 - 3 %. Namun bila kamar mesin terletak agak ke tengah atau jauh di depan, maka besarnya losses akan semakin bertambah.

(6)

EFISIENSI PADA SISTEM

PENGGERAK KAPAL

Efisiensi Lambung

Efisiensi Baling-baling

Efisiensi Transmisi Poros

Efisiensi Keseluruhan

Sistem penggerak

kapal memiliki

beberapa definisi

tentang daya yang

ditransmisikan mulai

dari daya yang

dikeluarkan oleh

motorpenggerak

hingga daya yang

diberikan oleh alat

gerak kapal ke

(7)

Rasio antara daya efektif (PE) dan daya dorong (PT).

• Perhitungan-perhitungan yang sering digunakan dalam mendapatkan efisiensi

lambung adalah sebagai berikut :

η



 

η



 



η



  1   



(1)

η



 

(1)

(1)

(8)

t

dan

w

merupakan

 propulsion parameters

, dimana t adalah

Thrust Deduction

 Factor

yang dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut

  1  



= 0,5

×

− 0,12

 P C

; utk. Kapal dng Baling-baling Tunggal

=0,5×

0,19

PC

;

utk. Kapal dng Baling-baling Kembar 

dimana CP = Koefisien Prismatik 

=

...

 ∀

.

Sedangkan, w adalah

wake fraction

yang dapat dicari dengan menggunakan

 persamaan sebagai berikut,

  1 



=0,70.

:

Single screw ship

with normal stern

=0,50.

:

Single screw ship

with sternbulb



=0,70.

-0,3+0,3.(0,4- 

:

Twin screw Ships.

a=j 

arak antara 2 poros {m}

(9)

Rasio antara daya dorong (

)

dengan daya yang disalurkan (

).

Efisiensi ini merupakan power conversion, perbedaan nilai yang terjadi terletak pada kondisi open water (

)

atau pada kondisi behind the ship (

)

. Persamaannya sebagai  berikut :

Efisiensi Baling-baling

0

PROP 

,

Dariduakondisi disampingmuncul rasio

Merupakan perbandingan antara efisiensi baling-baling  pada kondisi dibelakang

kapal dengan efisiensi

 baling-baling pada kondisi di air terbuka

Besar efisiensi relative-rotative pada umumnya nilainya berkisar 1 (satu)

Efisiensi Relativie

(10)

Efisiensi Transmisi Poros

Efisiensi ini merupakan produk dari keseluruhan efisiensi masing-masing individual komponen terpasang. Secara mekanis efisiensi ini sangat

tergantung pada bentuk konfigurasi stern arrangement-nya. Persamaannya sebagai berikut.

arrangement dari transmisi daya yang digunakan pada sistem penggerak kapal

(11)

Efisiensi Keseluruhan

hasil dari keseluruhan efisiensi di masing-masing  phrase daya yang terjadi pada sistem  propulsi kapal ( sistem penggerak kapal ). Efisiensi Keseluruhan dapat diperoleh dengan  persamaan, sebagai berikut ;

(12)

DAYA MOTOR YANG DI-INSTAL

Daya motor penggerak kapal (PB) yang dimaksud adalah Daya Rem ( Brake Power ) atau daya yang diterima oleh poros transmisi sistem penggerak kapal (PS), yang selanjutnya dioperasikan secara kontinyu untuk menggerakkan kapal pada kecepatan servisnya (VS). Maka daya motor   penggerak kapal dapat dihitung, seperti persamaan dibawah ini.

Sehingga untuk menentukan besarnya daya motor yang harus di-instal di kapal, adalah seperti yang ditunjukkan oleh persamaan sebagai berikut ;

Daya pada PB-MCRinilah yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam

(13)

K A R A K T E R I S T I K L A M B U N G & B A L I N G - B A L I N G

(

H U L L & P R OP E L L E R C H A R A C T E R I S T I C S

)

Salah satu tahapan yang sangat berpengaruh didalam melaksanakan proses Analisa Engine

- Propeller Matching adalah tahap pemodelan dari karakteristik badan kapal

yang dirancang/diamati.

1. TAHANAN KAPAL & KECEPATAN SERVIS

Tahanan kapal ini merupakan gaya hambat dari media fluida yang dilalui oleh kapal saat

 beroperasi dengan kecepatan tertentu. Besarnya gaya hambat total ini merupakan jumlah dari semua komponen gaya hambat (tahanan) yang bekerja di kapal, meliputi Tahanan Gesek, Tahanan Gelombang, Tahanan Appendages, Tahanan Udara, dsb.

dimana D adalah massa jenis fluida (Kg/m3); CT adalah koefisien tahanan total kapal S merupakan luasan permukaan basah dari badan kapal (m2).

Jika variabel tersebut constant (

),

maka dapat dituliskan sebagai berikut.

  0,5..

.

. 



(14)

K A R A K T E R I S T I K   TA H AN A N K A PA L

(15)

2. GAYA DORO NG KAPAL (

T S H I P

)

Gaya Dorong (Thrust ) kapal merupakan komponen yang sangat penting, yangmana digunakan untuk mengatasi Tahanan (Resistance) atau Gaya Hambat kapal.

Pada kondisi yang sangat-sangat ideal, besarnya gaya dorong yang dibutuhkan mungkin sama  besar dengan gaya hambat yang terjadi dikapal. Namun kondisi tersebut sangat-sangat tidak

realistis, karena pada faktanya di badan kapal tersebut terjadi phenomena hidrodinamis yang menimbulkan degradasi terhadap nilai besaran gaya dorong kapal.

dimana t adalah thrust deduction fact or .

Kemudian dengan mensubstitusi R di Pers. (2) dengan yang tertulis di Pers. (1), maka diperoleh hubungan persamaan sebagai berikut ;

 

(−)

(2)

 

  



(16)

Selanjutnya, jika unsur VS pada Pers. (1) ini juga disubstitusikan dengan Pers. (2), diperoleh model persamaan gaya dorong kapal (TSHIP) adalah sebagai berikut ;

3.Karakteristik Baling-Baling Kapal

Secara umum karakteristik dari baling-baling kapal pada kondisi open water test adalah

seperti yang direpresentasikan pada Diagram KT – KQ – J (lihat Gambar 4). Setiap tipe dari masing-masing baling-baling kapal, memiliki karakteristik kurva kinerja yang berbeda-beda. Sehingga kajian terhadap karakteristik baling-baling kapal tidak dapat di- generalised untuk  keseluruhan bentuk atau tipe dari baling-baling.

Model persamaan untuk karakteristik kinerja baling-baling kapal adalah sebagai berikut,

  

.

Pr

.

4

 

.

Pr

.

   

.

ɳ 

 . 

2.

 

  



(−)

(1)

  1 

(2)

ℎ=

(−)(−)



(17)

dimana :

KT = Koefisien Gaya Dorong (Thrust ) Baling-baling KQ = Koefisien Torsi Baling-baling

J = Koefisien Advanced Baling-baling

VA = Kec. Advanced dari fluida yg melintasi propeller disk 

0O = Efisiensi Baling-baling pd kondisi open water 

n = Putaran Baling-baling D = Diameter Baling-baling

TProp = Gaya Dorong Baling-baling ( Propeller Thrust ) QProp = Torsi Baling-baling ( Propeller Torque)

Gambar

Gambar 1-Gaya-gaya yang bekerja pada sistem penggerak kapal
Gambar 2  –   Efisiensi pada Komponen Transmisi dari Sistem Propulsi Kapal 

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Secara keseluruhan perbedaan pengaruh antara metode Latihan Sit up (A1) dan metode latihan Back lift (B2) terhadap

Namun begitu, dengan mengambil kira kedua-dua parameter ini, adalah didapati bahawa firma yang mempunyai tahap kecairan yang negatif akan bergantung lebih tinggi kepada

Pada grafik pola operasi perhitungan program dinamik deterministik forward untuk tahun kering, pada bulan April level tampungan St berada pada tingkat 8 (delapan), pada bulan Mei

16 Tristani Widianingrum KWT Kenanga Kuningan *Sosialisasi hasil pelatihan 2x seketariat KWT Maret Kelompok Anggota KWT Ketua KWT. *Menerapkan hasil sosialisasi 1x seketariat KWT

Hal ini berarti kesenian, budi pekerti, syarat-syarat agama (nilai-nilai agama), sastra (dongeng, babat, cerita-cerita rakyat dan sebagainya), juga pendidikan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitiannya adalah penelitian Quasi Experimental (eksperimen semu) dengan desain penelitian Non Equivalent

 Untuk mengetahui faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya myoma uteri pada pasien dalam laporan kasus ini..  Untuk mengetahui bagaimana diagnosis myoma uteri