• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASEAN sebagai Landasan Kebijakan Luar Negeri Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASEAN sebagai Landasan Kebijakan Luar Negeri Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ASEAN sebagai Landasan Kebijakan Luar Negeri

Indonesia

Bambang D. Waluyo

Abstract. Pembahasan mengenai politik luar negeri Indonesia saat ini memang tidak bisa terlepas dari posisi Indonesia di ASEAN. Indonesia dalam menjalankan kebijakan luar negerinya harus tetap mempertimbangkan posisinya di ASEAN, namun bukan berarti ASEAN menjadi “pengekang” dari kebijakan-kebijakan luar negeri Indonesia. Namun, ASEAN masih menjadi sebuah institusi intraregional yang sangat penting bagi Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penggagas dan terbesar di ASEAN. Kepentingan tersebut juga disebabkan oleh faktor geografis yang sangat berdek atan, keterkaitan ekonomi yang lebih mapan, dan keragaman keamanan politik yang dinamis antara Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya (Almuttaqi, 2017).

Keywords. ASEAN, ASEAN and beyond, ASEAN sebagai Landasan Kebijakan Luar Negeri Indonesia.

Untuk menegaskan pentingnya ASEAN sebagai the cornerstone of Indonesia foreign policy, tulisan ini dibagi kedalam dua pembahasan utama yang pertama adalah pentingnya menjadikan ASEAN sebagai the cornerstone of Indonesia foreign policy bagi Indonesia. Dalam hal ini, keberpalingan Indonesia dari kepentingannya di ASEAN juga dapat memberikan dampak negatif yang akan diterima Indonesia jika berfokus diluar ASEAN. Pembahasan terakhir adalah usaha Indonesia seharusnya mengelola kebijakan luar negerinya tanpa meninggalkan ASEAN, terutama untuk menjadi negara poros maritim dunia. Hal tersebut menjadi penting setelah ASEAN Community 2015 berlangsung, Indonesia memiliki posisi penting dalam mengelola dan menjaga kesetabilan kawasan, yaitu ASEAN dan yang ada disekitarnya.

ASEAN dan Indonesia

Pentingnya ASEAN menjadi the cornerstone of Indonesia foreign

policy dapat kita lihat dari tujuan dibentuknya ASEAN itu sendiri.

(2)

ASEAN. Sehingga menjadi penting bagi Indonesia untuk tetap

mempertahankan pengaruhnya di ASEAN dengan menjadikan ASEAN

sebagai the cornerstone of Indonesia foreign policy.

Dalam hal ekonomi, perdagangan intra-ASEAN pada tahun 2017

bahkan mencapai $590 miliar dalam perdagangan barang.[1]

Perdagangan barang diantara negara-negara ASEAN menjadi yang

terbesar dibandingkan dengan mitra dagang lain di luar ASEAN. Hal

tersebut membuktikan betapa pentingnya ASEAN dalam membuka

peluang ekonomi bagi indonesia sebagai mitra dagangnya. ASEAN

menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan

ekonominya karena lokasinya yang mudah di jangkau, serta rasa

kebersamaan untuk meningkatkan ekonomi dikawasan menjadi

jaminan untuk saling menjaga kepercayaan dan kerjasama dalam

jangka panjang. Sehingga jika Indonesia merubah pandangannya

mengenai ASEAN dalam kebijakan luar negerinya, hal tersebut akan

berpengaruh terhadap pandangan oleh negara-negara anggota ASEAN

lainnya terhadap Indonesia dan dapat berdampak pada kerjasama

ekonomi Indonesia di ASEAN.

(3)

Gambar 2ASEAN Trade in Goods

Di sisilain, dengan tumbuhnya rasa saling percaya diantara negara-negara ASEAN juga menghasilkan tingginya tingkat foreign direct investment (FDI) diantara negara anggotanya. Berdasarkan data pada tahun 2017, arus masuk FDI antar negara-negara ASEAN mencapai $26 juta dan menjadi yang paling tinggi dibandingkan dari luar negara anggota ASEAN.[2] Bersamaan dengan keinginan Indonesia untuk memperbesar pertubuhan ekonominya, maka menjadi penting untuk Indonesia agar meningkatkan FDInya sehingga percepatan perkembangan ekonomi Indonesia bisa dipercepat tanpa khawatir terjadinya penarikan modal asing jika harus menggunakan portfolio saham atau obligasi yang lebih berisiko (Ananta, 2019). ASEAN hadir sebagai salah satu jalan keluar dan memberikan peluang yang cukup menjanjikan dalam hal tersebut.

Dengan besarnya jumlah perputaran dana investasi antar negara ASEAN, maka semakin besar pula peluang untuk negara-negara anggota ASEAN untuk saling membantu dan saling bekerja sama dalam hal ekonomi untuk saling memajukan perekonomian bersama. Namun, jika Indonesia mengubah haluannya dari ASEAN akan muncul kemungkinan diantara negara-negara anggota yang tidak percaya lagi menanamkan modalnya untuk berinvestasi di Indonesia. Sebagai akibatnya, Indonesia harus memulai dari awal untuk membangun kepercayaan internasional agar berani menanamkan modal investasinya secara langsung kepada Indonesia. Sehingga akan semakin sulit untuk indonesia dapat memajukan perekonomiannya dan mencapai tujuan untuk menyejahterakan masyarakatnya melalui pembangunan ekonomi.

(4)

negara anggota yang lain dapat kehilangan pegangannya untuk tetap bertahan dan melanjutkan usaha dan tujuan utama berdirinya ASEAN. Pada akhirnya, ASEAN akan kehilangan tujuan utamanya yaitu untuk menciptakan percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan dan mempromosikan keamanan dan kesetabilan di kawasan. Pandangan-pandangan tersebut memperkuat pentingnya posisi Indonesia dalam mempertahankan the cornerstone of Indonesia foreign policy terhadap ASEAN agar mampu mencapai komitmen yang dari awal dipegang oleh Indonesia bersama negara-negara anggota lainnya untuk menciptakan kawasan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi serta memiliki keamanan dan kestabilan kawasan. Pembahasan selanjutnya adalah bagaimana Indonesia seharusnya memanfaatkan posisinya di ASEAN untuk mengelola kebijakan luar negerinya tanpa meninggalkan ASEAN, terutama untuk menjadi negara poros maritim dunia.

Indonesia, ASEAN dan Beyond

Dalam mencapai tujuan Indonesia dalam usaha mengelola kebijakan luar negerinya tanpa meninggalkan ASEAN, terutama untuk menjadi negara poros maritim dunia. Hal tersebut menjadi penting setelah ASEAN Community 2015 berlangsung, Indonesia memiliki posisi penting dalam mengelola dan menjaga kesetabilan kawasan, yaitu ASEAN dan yang ada disekitarnya. Nilai-nilai dan norma yang diangkat oleh ASEAN merupakan pencerminan diri dari negara Indonesia itu sendiri, selain itu keberhasilan dan pencapaian yang dimiliki oleh ASEAN saat ini dapat digunakan sebagai landasan dari pegembangan regionalisme lain di sekitar ASEAN agar mencapai keberhasilan yang serupa.

Seperti halnya keterlibatan Indonesia di association of Indian Ocean rim countries (IORA) sebagai ketua pada tahun 2015 hingga 2017 (Wahyudi, n.d.). Peluang Indonesia untuk terlibat dan berpartisipasi mengembangkan peluang kemajuan ekonomi dunia dan membuka pasar-pasar baru yang potensial untuk Indonesia sendiri. Selain itu, bergabungnya Indonesia juga menjadi langkah baru untuk Indonesia mencapai tujuannya sebagai poros maritim dunia. Namun, dengan besarnya porsi keterlibatan Indonesia di IORA bukan berarti Indonesia meninggalkan ASEAN sebagai landasan dalam mengelola kebijakan luar negerinya.

The association of Indian Ocean rim countries (IORA) ini dibentuk pada 6-7 Maret 1997 di Mauritius. IORA Secretariat terletak di Port Louis, Mauritius, tujuan IORA adalah peningkatan kerja sama ekonomi dan kelautan (Rezasyah, 2017). Saat ini, IORA terdiri dari 21 negara anggota dan tujuh mitra dialog di bawah sayapnya. Samudra Hindia sendiri saat ini adalah samudera terbesar ketiga dan melayani transportasi dan perdagangan internasional dengan dua pertiga dari pengiriman minyak dunia, sepertiga dari lalu lintas kargo curah di dunia dan setengah dari kapal kontainer dunia yang melakukan perjalanan melalui wilayah tersebut (Rezasyah, 2017).

(5)

IORA merupakan forum kerja sama antarnegara terbesar di Samudera Hindia yang berdiri pada tahun 1997 (“IORA Masa Depan Ekonomi Dunia,” n.d.). IORA beranggotakan 21 negara dan beberapa anggota diantaranya juga merupakan anggota ASEAN. Sehingga keputusan yang dilakukan oleh Indonesia di IORA merupakan dari pengembangan kepentingan nasional dan regional ASEAN, yang mana tujuan utama dari pembentukan ASEAN sendiri adalah untuk menciptakan kesetabilan kawasan dan pengembangan ekonomi yang lebih maju. Dengan keterlibatan negara-negara ASEAN di IORA, maka perluasan dari penciptaan kesetabilan kawasan dan kemajuan ekonomi bersama akan semakin besar. Dengan semakin besarnya peluang-peluang tersebut, sudah semestinya Indonesia mengambil porsi besar dalam pengembangan IORA karena sejalan dengan tujuan nasional dan ASEAN itu sendiri.

CONCLUSION

Dari pembahasan tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa Indonesia harus tetap mempertahankan ASEAN sebagai the cornerstone of Indonesia foreign policy agar dapat mempertahankan kesetabilan kawasan dan ekonomi yang telah dicapai saat ini. Namun disamping itu semua, Indonesia tetap perlu untuk melampaui (go beyond) terutama untuk mencapai tujuan tujuan bersama yaitu kesetabilan kawasan dan kemajuan ekonomi bersama tanpa harus meninggalkan ASEAN. Maksud dari tanpa harus meninggalkan ASEAN adalah dengan mempertahankan “nilai-nilai” utama dari tujuan di ciptakannya ASEAN dan dengan maksud memperluas tujuan dan nilai-nilai tersebut kesekitar ASEAN yang berpotensi besar untuk menjadi forum kerjasama dunia yang menguntungkan.

References

Almuttaqi, A. I. (2017). Asean still the cornerstone of Indonesia’s foreign policy.

Retrieved May 18, 2019, from

http://www.nationmultimedia.com/news/opinion/30309501

Ananta, Y. (2019). “Genjot Investasi Asing, PDB RI Bisa Tumbuh di Atas 5%.”

Retrieved May 18, 2019, from

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190418105245-17-67505/genjot-investasi-asing-pdb-ri-bisa-tumbuh-di-atas-5

ASEAN Statistical Highlights 2018. (2018). Retrieved from

(6)

https://www.aseanstats.org/wp-content/uploads/2018/10/ASEAN-Statistical-Overview – ASEAN. (n.d.). Retrieved May 18, 2019, from https://asean.org/asean/about-asean/overview/

Rezasyah, T. (2017). INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA) AS STRATEGIC FACTOR IN SHAPING INDONESIA’S IMAGINED COMMUNITY AS AN ARCHIPELAGIC COUNTRY (Vol. I). Retrieved from

https://media.neliti.com/media/publications/265380-indian-ocean-rim-association-iora-as-str-72653d12.pdf

Wahyudi, E. (n.d.). Indonesia Jadi Ketua IORA Periode 2015-2017. Retrieved May 24, 2019, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150611151340-106-59393/indonesia-jadi-ketua-iora-periode-2015-2017

Daftar Gambar

Gambar 1. ASEAN Net FDI Inflow (ASEAN Statistical Highlights 2018, 2018)

Gambar 2. ASEAN Trade in Goods (ASEAN Statistical Highlights 2018, 2018)

[1] Lihat gambar 2.

Gambar

Gambar 1ASEAN Net FDI Inflow
Gambar 2ASEAN Trade in Goods

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kadar minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih kering yang diperoleh dari daerah Kaliurang, Kulonprogo dan Gunungkidul

Waria ini mulai eksisnya dan menunjukan penampilannya kepada masyarakat dan juga keluarganya di Lubuk Basung pada tahun 2013, yang mana waria ini telah menerima

demonstrasi dan praktek. Teknik evaluasi hasil belajar di tempat pelatihan dan di tempat pemagangan dilakukan dengan observasi hasil kerja praktek. Seberapa besar

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah dilakukan penelitian ilmiah mengenai tanaman kitolod diantaranya yaitu, tanaman kitolod memiliki

Nilai koefisien korelasi suhu terhadap efisiensi pada perlakuan menggunakan reduksi suhu ialah -0.131, pada perlakuan tanpa reduksi suhu ialah -0.257.. Nilai koefisien

Berdasarkan Tabel 1.1., penelitian yang dilakukan di Desa Tinapan dan sekitarnya, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang fokus mengenai geokimia

Tanggung jawab kepala negara baik dilihat dari fungsi dan tujuan negara maupun pandangan para ahli politik Islam seperti Al-Mawardi, Ibnu Taimiyah dan Muhammad Yusuf

Kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan memiliki pusaka alam, budaya baik ragawi dan tak-ragawi yang terajur secara utuh sebagai aset pusaka. Penjelasan: Kota