• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMATUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMATUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMTURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2OO7

TENTANG

PEMBENTUI(AN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MEN]ADI KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan ketentuan pada Pasal 200 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan rDaerah, bahwa pembentukan, penghapusan dan atau penggabungpn desa perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; l

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atEp sefta guna mendukung kelancaran pelaksanaan penyelenggaraadr Pemerintahan Desa, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Statqs Desa menjadi

Kelurahan. ii

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemelintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat ( Berita l$egara Republik Indonesia Tahun 1950 );

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Noior a3B9);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 20A4 tentang Pemeflntahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200ff Nomor I25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia lNomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nompr 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U4pang - Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang - Umang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Ufldang -Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

f5+S);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbqngan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (L(pbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor L26, Tamb$han Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 'l

5. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perupahan Undang-Undang Nomor 8 tahun t974 tentang Pokok-pokoli Kepegawaian (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3893); l

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahqn 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20p5 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor a857); 1

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 tahgn 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahpin 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4858); I

(2)

B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Pprubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

9. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Trpnsparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nolor 29 Seri D).

Dengan persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAI(YAT DAEMH

KABUPATEN BANDUNG dan

BUPATI BANDUNG M E M U T U S K A N :

: PERATURAN DAEMH IGBUPATEN BANDUNG TENTANG PFMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MEN]ADI KELUMHAN.

Menetapkan

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung;

4, 5 . 6. 7 .

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan gfeh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Repgblik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Xfrdonesia Tahun

1945; l

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsuf Penyelenggara Pemerintahan Daerah;

Bupati adalah Bupati Bandung;

Dewan Penruakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD apalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daprah;

Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Oes{ dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa; I

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Ppmerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurpis kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerinbhan Negara Kesatuan Republik Indonesi$;

Desa atau disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa aflalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang benruenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dpn adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Nqgara Kesatuan Republik Indonesia;

B.

9. Kelurahan adalah Wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah K4pupaten dalam

(3)

10. Lurah adalah Kepala Kelurahan;

11.Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, sela4jutnya disingkat BPD, adalah Lembaga yang merupakan penruujudan demokrasi dalam flgnyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; r

l2.Pembentukan Desa adalah Penggabungan beberapa Desa, atau bagian Desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu Desa menjadi dua Desa dtau lebih, atau pembentukan Desa di luar Desa yang telah ada; I

13. Penghapusan Desa adalah Tindakan meniadakan Desa yang ada sebagai pkibat tidak lagi

memenuhi persyaratan; l

14. Penggabungan Desa adalah Penyatuan dua Desa atau lebih menjadi Desa paru. B A B I I

PEMBENTUKAN DESA Bagian Peftama Tujuan Pembentukan Desa

Pasal 2

c. d .

Pembentukan Desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik gunp mempercepat tenarujudnya kesejahteraan masyarakat.

Bagian Kedua

Syarat-syarat Pembentukan Desa Pasal 3

Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal2, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Jumlah Penduduk yaitu jumlah penduduk bagiterbentuknya suatu Dega paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 KK;

b. Luas Wilayah dapat dijangkau dalam masyarakat;

meningkatkan pelayanan

f,un pembinaan Wilayah Kerja memilikijaringan perhubungan atau komunikasi antar dusqn;

Sosial Budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat beragam4 dan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempa!

e. Potensi Desa yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusiai

f. Batas Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang telah dit$tapkan dengan Peraturan Daerah;

g. Sarana dan Prasarana yaitu tersedianya potensi infrastruKur pemerintBhan Desa dan perhubungan.

Bagian Ketiga

Mekanisme pembentukan Desa Pasal 4

(1). Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-;.rsul Desa, adat istiadat, dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

(2). Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilpkukan setelah mencapai usia penyelenggaraan pemerintahan Desa paling sedikit 5 (lima) tahun.

(4)

Pasal 5 Tata cara pembentukan Desa adalah sebagai berikut :

a. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk desa;

b. Masyarakat mengajukan usul pembentukan desa kepada BPD dan kepala desa;

c. BPD mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usqfan masyarakat tentang pembentukan desa, dan kesepakatan rapat dituangkan dalam BHrita Acara Hasil Rapat BPD tentang Pembentukan Desa;

d. Kepala Desa mengajukan usul pembentukan desa kepada Bupati melalui Camat, disertai Berita Acara Hasil Rapat BPD dan rencana wilayah administrasi Desa yang akan dibentuk;

e. Dengan memperhatikan dokumen usulan kepala desa, Bupati mpnugaskan Tjm Kabupaten bersama Tim Kecamatan untuk melakukan obseruasi dan pengkajian ke Desa yang akan dibentuk, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bppati;

f. Bila rekomendasi Tim Kabupaten menyatakan layak dibentuk des4 baru, Bupati menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa;

g. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan DeqF sebagaimana dimaksud pada huruf f, harus melibatkan pemerintah desa, BPD, dan u;'isur masyarakat desa, agar dapat ditetapkan secara tepat batas-batas wilayah desa yang Ekan dibentuk; h. Bupati mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentuftan Desa hasil

pembahasan pemerintah desa, BPD, dan unsur masyarakat desa kepa$a DPRD dalam forum rapat paripurna DPRD;

i. DPRD bersama Bupati melakukan pembahasan atas Rancangan Pepturan Daerah tentang Pembentukan Desa, dan bila diperlukan dapat mengikutseftakan Pemerintah Desa, BPD, dan unsur masyarakat desa;

j. Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan desa yang telah digetujui bersama oleh DPRD dan Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah;

k. Penyampaian Rancangaan Peraturan Daerah tentang Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada huruf j, disampaikan oleh pimpinan DPRD paling lambaf 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama; '

l. Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf k, ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak rancangan tersebut di setujui bersama; dan

m. Dalam hal syahnya Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa yang felah ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada huruf l, Sekretaris Daerah rpengundangkan Peraturan Daerah tersebut didalam Lembaran Daerah. l

Pasal 6

Pembentukan Desa di luar desa yang telah ada, diusulkan oleh Kepala Desq kepada Bupati melalui Camat, dengan tata cara pembentukan sebagaimana diatur dalam PaOpl 5.

BAB III

PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DESA Bagian Peftama

Tujuan Penggabungan dan Penghapusan Desa Pasal 7

Penggabungan dan Penghapusan Desa dibkukan beftujuan untuk lebill meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sehingga dapat lebih meningkatkan taraf hid11p masyarakat;

(5)

Bagian Kedua

Tata Cara Penggabungan dan Penghapusan Desa Pasal 8

(2) Penggabungan, atau penghapusan desa dimaksud pada ayat (1), ferlebih dahulu dimusyawarahkan oleh Pemerintah Desa dan BPD dengan masyarakgf desa masing-masing sefta memperhatikan persyaratan dan tata caranya; I

(3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dplam Keputusan Kepala Desa yang bersangkutan; l

(4) Keputusan bersama Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) {fsampaikan oleh salah satu Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat diseftai Berita Agpra Hasil Rapat BPD;

(5) Dengan memperhatikan dokumen usulan sebagaimana dimaksud pada pyat (4), Bupati menugaskan Tim Kabupaten dengan melibatkan unsur Kecamatan untuk melakukan obseruasi dan pengkajian ke desa yang akan digabung dan atau dihapgs, dan hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati; I

(6) Dokumen sebagaimana pada ayat (5) terdiri dari : a. Daftar nama, Luas Wilayah, Jumlah penduduk

Pembentukan, dan atau penggabungan, dan atau batas wilayah Desanya ;

b. Peta Wilayah Desa Induk hasil pembentukan, penghapusan;

c. Data kekayaan Desa;

d. Data sarana dan prasarana, sefta lembaga kemasyarakatan yang adq di desa. e. Data personil desa yqng_belgqngKqtan _ _ " I

(1) Desa yang karena perkembangan tidak lagi memenuhi syarat sebagai;nana dimaKud dalam pasal 3, dapat digabung dengan desa lain atau dihapus; i

dari Desa Induk dan Desa hasil penghapusan desa dengan batas-atau penggabuilgan dan atau

(6)

= I t I

a

t

-(7) Bila rekomendasi Tim Kabupaten menyatakan kelayakannya untuk peqggabungan dan atau penghapusan desa, Bupati menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penggabungan dan abu Penghapusan Desa;

(B) Hasil penggabungan dan atau penghapusan desa sebagaimana dimaKud pada ayat (6) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 9

A@ knggabungan dan atau penghapusan Desa secara nyata telah dilakSanakan, segerct ffi* organisasi Pemerintahan Desa lengkap dengan personilnya.

B A B I V

PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELUMHAN Bagian Peftama

Tujuan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan Pasal 10

Tujuan perubahan status desa menjadi kelurahan adalah untuk lebih mer'lfngkatkan serta mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat, sesuai dengan tingkat lperkembanganr pembangunan dan dinamika sosial masyarakat.

Bagian kedua

Syarat Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan Pasal 11

(1) Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdgparkan prakarsa Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan aspirasi masyaq{kat.

Referensi

Dokumen terkait

Produk ekstrak bahan aktif dari tumbuhan melinjo mengandung senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dan penyerap sinar UV yaitu turunan asam klorogenat (1), resveratrol (2),

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan tersebut, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi setelah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;.. Bagi PNS yang

Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem sebesar 0,08 atau 8 jam, probabilitas orang dalam antrian sebanyak 8,25 %, jumlah konsumen yang diharapkan menunggu selama 4,95 atau

Setelah peserta memahami peta proyeksi iklim di wilayah mereka dan berdasarkan hasil kegiatan ‘’Sub Pokok Bahasan 4.1 Tabel Perubahan Iklim’’, mintalah masing-masing

Dalam tulisan ini akan dipelajari dinamika populasi dari model pertumbuhan dua spesies ikan yang berkompetisi yang bergantung tidak hanya pada sumberdaya eksternal tetapi

Dari analisa ini dapat dihasilkan dua macam indeks: Indeks kompetensi inti daerah untuk setiap sektor industri dan Indeks kriteria kompetensi inti daerah (untuk setiap

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai “Akulturasi Budaya Jawa Dengan Islam (Wayang Semar Dalam Pandangan Tokoh Budayawan Banyumas)”