• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor penyebab stres akdemik pada siswa (studi deskriptif pada siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor penyebab stres akdemik pada siswa (studi deskriptif pada siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FAKTOR PENYEBAB STRES AKADEMIK PADA SISWA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh : Dian Vivi Anggraini 141114015. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK FAKTOR PENYEBAB STRES AKADEMIK PADA SISWA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan) Dian Vivi Anggraini Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab stres akademik siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor penyebab stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripstif kuantitatif. Subjek penelitian ialah siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan yang berjumlah 63 siswa. Instrumen penelitian ini kuesioner Faktor Penyebab Stress Akademik yang disusun peneliti (koefisien reliablitas 0.76) dengan jumlah 34 item yang meliputi 4 faktor yaitu pelajaran yang padat, banyaknya kegiatan namun waktu terbatas, tekanan untuk berprestasi tinggi, dan dorongan meniti tangga sosial. Ada 7 kategori tingkat stress yaitu sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, sedang, agak rendah, rendah, dan sangat rendah (Bungin, 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat faktor penyebab stres berada dalam kategori agak tinggi. Penyebab stres akademik pada siswa adalah faktor dorongan untuk meniti tangga sosial (63%), pelajaran lebih padat (62%), banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas (56%), dan tekanan untuk berprestasi tinggi (51%). Dari hasil perhitungan skor item, terdapat 1 item yang masuk dalam kategori tinggi dengan presentase 76%, yaitu item dari faktor pelajaran lebih padat. Kata kunci: faktor stres, stres akademik, siswa. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE FACTOR OF ACADEMIC STRESS REASONS ON STUDENTS (A Descriptive Study on 4th and 5th grade students of SD Bentara Wacana Muntilan) Dian Vivi Anggraini Sanata Dharma University Yogyakarta 2018. The aim of the study was to describe the factors that causing academic stress in 4th and 5th grade students of Bentara Wacana Muntilan Elementary School. The problem examined in this study was the factor that causes academic stress on 4th and 5th grade elementary school students. The type of this research is descriptive quantitative research. The research subjects were 4th and 5th grade students of Bentara Wacana Muntilan Elementary School, with total 63 students. The research instrument was the questionnaire of the Factors that Causes Academic Stress compiled by the researcher (reliability coefficient 0.76) with a total 34 items which included 4 factors, namely solid learning, big numbers of activities with limited time, pressure for high achievers, and encouragement to walk the social ladder. There were 7 categories of stress levels, namely very high, high, rather high, medium, rather low, low, and very low (Bungin, 2014). The results showed that the four factors causing stress were in high category. The causes of academic stress in students are encouragement factors to follow the social ladder (63%), denser lessons (62%), the number of activities they want to do but limited time (56%), and pressure for high achievers (51%). From the results of the item score calculation, there is 1 item that is included as highest category with a percentage of 76%; it is the item from the lesson factor is more solid. Keywords: stress factors, academic stress, students. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd. M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 2.. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.. 3.. Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang selalu ini telah membantu, meluangkan waktu, memotivasi dan dengan sabar membimbing saya hingga skripsi ini selesai.. 4.. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini.. 5.. St. Priyatmoko, yang selama ini telah membantu peneliti untuk mengurus administrasi perkuliahan.. 6.. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan selama ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTRA LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7 C. Batasan Masalah ....................................................................................... 8 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian....................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian..................................................................................... 9 1. ManfaatTeoritis .................................................................................... 9 2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 9 G. Batasan Istilah ........................................................................................ 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Stres ......................................................................................................... 11 1.. Pengertian Stres ............................................................................. 11. 2.. Pengertian Stres Akademik ............................................................ 12. 3.. Jenis-jenis Stres.............................................................................. 13. 4.. Faktor-faktor Stres Akademik ....................................................... 13. 5.. Gejala Stres……………………………………………………….17. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Siswa kelas 4&5 Sebagai Individu dalam Usia Akhir ............................ 19 1. Karakteristik Anak Usia sekolah ........................................................ 20 2. Perkembangan Anak Usia Sekolah .................................................... 21 C. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 28 E. Kerangka Pikir ....................................................................................... 28 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30 C. Subjek dan Sampel Penelitian ................................................................. 30 D. DefenisiVariabel .................................................................................... 31 E. Teknik dan Instrumen pengumpulan Data ............................................. 31 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................................... 34 1. Validitas ............................................................................................. 34 2. Reliabilitas ......................................................................................... 35 G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 38 B. Pembahasan ............................................................................................ 41 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.............................................................................................. 46 B. Keterbatasan ........................................................................................... 46 C. Saran ....................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49 LAMPIRAN. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian ....................................................................... 31 Tabel 3.2 Norma Skoring ................................................................................... 32 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Stres Akademik Sebelum Uji Coba .................... 33 Tabel 3.4 Kriteria Guilford ............................................................................... 36 Tabel 3.5 Kategori Persentase Bungin ............................................................... 37 Tabel 4.1 Faktor yang Mempengaruhi Stress Akademik .................................... 38 Tabel 4.2 Hasil Kategorisasi Skor Item Faktor Stres .......................................... 40 Tabel 4.3 Item Faktor Yang Menyebabkan Stress Akademik Tinggi ................. 44 Grafik 4.1 Deskripsi Faktor Stres........................................................................ 39 Grafik 4.2 Kategorisasi Faktor Stres ................................................................... 41. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian………………………………………............52 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian………………………………………..........53 Lampiran 3. Tabulasi data dan hasil uji validitas item total penelitian……......58 Lampiran 4. Tabulasi data dan hasil penelitian………………………………..60. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan-batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan bagian dari psikologis yang dapat dialami setiap individu. Dalam menghadapai berbagai situasi yang mengancam, dapat muncul reaksi psikologis maupun fisiologis sebagai respon terhadap stres. Stres dapat diartikan. sebagai. tekanan,. ketegangan,. atau. gangguan. yang tidak. menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (APA, 2012). Tidak hanya orang dewasa bahkan usia sekolah pun dapat mengalami stres. Stres yang dialami oleh siswa terhadap aktivitas atau situasi di sekolah dapat disebut stres akademik. Stres akademik bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar yang meliputi tekanan untuk naik kelas, lama belajar, banyaknya tugas, mendapatkan nilai ulangan, serta kecemasan menghadapi ujian dan manajemen waktu. Yang termasuk stressor akademik adalah faktor lingkungan, termasuk jarak lokasi sekolah, kondisi kelas, fasilitas dan metode guru mengajar, kurikulum yang diaplikasikan oleh sekolah (Desmita, 2014).. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Bentuk umum stres yang dialami oleh siswa sekolah dasar di antaranya menimbulkan gejala pada kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku. Biasanya ditandai dengan sulitnya konsentrasi pada pelajaran, sulit membuat keputusan, khawatir akan ditunjuk guru maju ke depan kelas, siswa telihat mengantuk saat pelajaran, dan siswa sering membolos sekolah. Menurut Hans Selye dalam Hardjana Stres dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, Eustress dan Distress. Eustress merupakan respon terhadap stress yang bersifat memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis, misalnya seorang anak naik kelas dia merasa bahagia tetapi juga stres karena pada tingkat yang lebih tinggi maka tugas lebih banyak. Sedangkan distress ialah respon terhadap stres yang bersifat tidak memuaskan dan merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu, misalnya anak mendapatkan tugas dari guru terlalu banyak sehingga membuat anak terbebani sehingga anak menjadi sering membolos atau tidak masuk sekolah. Sekolah sebagai institusi pendidikan kedua setelah keluarga diharapkan mampu mendeteksi dan mencegah terjadinya situasi yang mampu menimbu lkan stres pada siswa. Anak-anak berkembang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya. Dalam tiap tahap perkembangan, mereka akan mengalami perubahan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Para pendidik berhadapan dengan anak- anak dari berbagai usia dengan karakteristik tersendiri karena setiap anak adalah.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. unik. Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtua anak-anak tumbuh dan berkembang. Mengkaji dan membahas dunia pendidikan anak merupakan topik yang semakin kompleks. Setiap hari mereka tumbuh dan menunjukkan perkembangan baru. Perkembangan dunia yang semakin penuh tantangan, memungkinkan para pendidik dan orang tua meyakini anak yang tangguh lebih baik dari anak yang sempurna. Anak yang tangguh dan kuat akan lebih siap menghadapi masalah daripada anak yang selalu diharapkan untuk sempurna oleh orang tuanya. Tuntutan dari orang tua terhadap anak dalam hal prestasi terkadang berlebihan sehingga menimbulkan tekanan bagi anak. Di lain pihak, konsep bahwa dengan memasukkan anak-anak ke sekolah, mereka sudah mendapatkan segala hal yang dibutuhkan untuk dapat sukses dalam hidup adalah sebuah hal yang tidak realistis. Hal ini membuat prestasi akademis menjadi prioritas. Akibatnya, tanpa disadari anak-anak yang seharusnya belajar sambil bermain dan bereksplorasi kini bermain hanya pada hari sabtu dan minggu dan sehari-harinya memiliki jadwal kegiatan melebihi jam kerja manusia dewasa. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling bebas dalam kehidupan anak. Apa yang anak-anak khawatirkan? Pertanyaan seperti ini tidak terdengar asing. Selama ini mungkin dipikirkan bahwa stres hanya mungkin dialami oleh orang dewasa yang memiliki tingkat kesulitan hidup yang lebih kompleks. Ternyata pendapat ini tidak sepenuhnya benar, sebab anak pun dapat mengalaminya meski penyebabnya berbeda-beda. Rangsangan atau.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. perubahan lingkungan yang terjadi dapat membebani seseorang sehingga menimbulkan tekanan atau stres pada anak. Biasanya keadaan ini akan membuat anak menjadi sulit untuk mengatasi berbagai masalahnya dan menyulitkan anak beradaptasi. Tekanan psikologis dan sosial dalam bentuk kejadian atau situasi dapat menjadi penyebab stres. Sebaiknya stres pada anak jangan diabaikan karena itu akan mengganggu anak untuk dapat berkembang lebih baik. Pengalaman peneliti ketika mengajar di salah satu sekolah dasar swasta yang system pendidikannya menggunakan kurikulum 2013 seorang siswa mengungkapkan bahwa kurikulum sekarang membuat dia sakit kepala, karena beban tugas yang banyak membuat dia tidak memiliki kesempatan untuk bermain, tetapi belajar dan belajar. Sakit kepala yang dialami oleh siswa bisa jadi itu merupakan gejala stres yang dialami oleh siswa. Dampak dari sakit kepala tersebut membuat peserta didik atau siswa mengalami penurunan prestasi akademik. Tidak adanya guru BK disekolah tersebut maka tidak ada program yang dibuat untuk pendampingan anak, menurut peneliti pendampingan perlu dilakukan dari anak usia sekolah dasar karena di usia mereka merupakan usia-usia kritis, rasa ingin yang tahu yang tinggi, perilaku coping yang tinggi. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan ketua counseling center dan juga kepala Sekolah Dasar Bentara Wacana pada 27 Januari 2018. Sekolah Bentara Wacana menggunakan dua kurikulum yaitu 2013 dan KTSP 2006 meskipun menggunakan dua kurikulum akan tetapi untuk waktu sekolahnya tetap sama. Mereka mulai masuk sekolah pukul.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 07.00 pagi dan pulang 13.00. Mereka menggunakan 6 hari sekolah dimana pada hari jumat mereka tidak melakukan belajar secara utuh tetapi hanya sampai pada matapelajaran jam ke dua saja selanjutnya mereka “Jumat wajib” kegiatan ini berisi ekstrakurikuler yang wajib mereka ikuti, ekstrakurikuler ini ada yang memang wajib dari pihak sekolah yang menentukan dan juga ada yang diwajibkan oleh sekolah akan tetapi mereka sendiri yang memilih kegiatan ekstrakurikulernya. Untuk standart kelulusan yang harus mereka tempuh 75, disekolah ini meskipun menggunakan kurikulum 2013 tetapi masih menggunakan sistem ranking atau juara kelas. Padahal, menurut Marpung, dkk (2013) untuk dapat memaksimalkan prestasi belajar, diperlukan waktu istirahat yang cukup. Ketika siswa tidak memiliki waktu istirahat yang cukup, siswa akan menjadi mudah lelah yang berdampak pada menurunnya prestasi belajar bahkan ada siswa yang bolos sekolah. Anak-anak di sekolah menurut counseling center tidak mempunyai rasa hormat terhadap gurunya, seringkali mereka bermain dan ribut ketika proses belajar mengajar, sehingga hal tersebut dapat mengganggu proses belajar. Karena kejadian itu terkadang menyita waktu guru dalam memberikan materi karena harus berulang-ulang menasehati. Sosio ekonomi peserta didik disana 70% berasal dari kalangan kurang mampu, orangtua mereka ada yang bekerja sebagai tukang ojek, pengamen dan ada juga yang dipenjara. 80% siswa-siswi disana berada dibawah didikan PPA (pusat pengembangan anak). Bahkan ketika libur sekolah ada diantara mereka yang ikut membantu orangtuanya bekerja mengamen. Anak sudah.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. lelah dengan tugas sekolah lalu keadaan ekonomi yang kurang juga dapat menyebabkan siswa menjadi stress. Peneliti memilih responden kelas 4 dan 5 karena pada kelas tersebut siswa masuk dalam kategori masa kanak-kanak akhir dimana pada masa ini adalah masa transisi sebelum memasuki masa remaja, peniliti mengambil responden kelas 4 dan 5 tidak kelas 6 untuk memberikan informasi ke pihak sekolah dan orang tua menyadari anak pun dapat mengalami stres karena tuntutan akademik. Perkembangan anak bukan hanya ditentukan dari prestasi akademik semata tetapi bagaimana anak bertumbuh dan berkembang sesuai usianya dan potensinya dengan perasaan yang positif. Melalui informasi ini, diharapkan pihak sekolah dan orang tua dapat bekerja sama dalam memberikan pendampingan yang tepat bagi anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bimbingan dan Konseling mendapat alokasi jam pelajaran sehingga dapat memberikan informasi sekaligus melakukan pengamatan perkembangan siswa melalui berbagai kegiatan, misalnya dinamika kelompok. Hal lain yang dapat dilakukan adalah kegiatan-kegiatan sebagai program bina diri siswa di luar kelas atau luar sekolah. Selain itu, pertemuan berkala yang diadakan pihak sekolah yang juga mengundang orang tua hendaknya tidak hanya diisi dengan informasi akademik saja, tetapi diisi dengan seminar atau pembekalan dari divisi Bimbingan dan Konseling sekolah atau ahli lain yang berkompeten. Apabila hal ini telah dijadikan bagian dari program sekolah, lebih jauh lagi, orang tua dapat membentuk kelompok diskusi orang tua.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. sebagai forum berbagi sesama orang tua untuk saling menguatkan dan bersama-sama membahas masalah- masalah anak. Sebelum para siswa mengikuti ujian nasional para guru dan orang tua mengetahui keadaan psikologis para siswa sehingga ketika mereka mengikuti ujian nasional mereka akan terhindar dari stress akademik. Dari semua paparan diatas peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Faktor-faktor Penyebab Stres Akademik Pada Siswa ” B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latarbelakang masalah di atas, terkait dengan faktor penyebab stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1.. Tuntutan dari orang tua terhadap anak dalam hal prestasi sehingga menimbulkan tekanan bagi anak.. 2.. Siswa sakit kepala karena beban tugas yang banyak membuat dia tidak memiliki kesempatan untuk bermain, tetapi belajar dan belajar.. 3.. Karena kelelahan belajar siswa membolos sekolah..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, peneliti membatasi pada faktor-faktor penyebab stres akademik. Anak kelas 4 dan 5 SD Bentara. Wacana Muntilan. Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai faktorfaktor penyebab stres pada anak kelas 4 dan 5 SD dalam hal pelajaran lebih padat, banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan namun waktu terbatas, tekanan untuk berprestasi tinggi, dorongan meniti tangga sosial. Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan. D. Rumusan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan berikut: 1. Apa saja faktor-faktor penyebab stres akademik siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan? 2. Pada item faktor penyebab stres akademik manakah siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan mendapat skor tinggi? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab stres akademik siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Mengidentifikasi item faktor penyebab stres akademik siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan mendapat skor tinggi. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini: 1.. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharpkan dapat memberikan informasi bagi ilmu pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling mengenai faktor stres pada anak sekolah dasar.. 2.. Manfaat Praktis a. Orang Tua Dapat menambah pengetahuan bagi orang tua dalam mendidik anak, dan dapat menjadi bekal bagi orang tua di kemudian hari dalam mendidik anak b. Guru Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan atau pertimbangan yang bisa diterapkan oleh para guru dalam mendidik siswa. c. Peneliti Lain Penelitian ini sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti tentang stres anak..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. G. Batasan Istilah 1. Stres Stres adalah suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan. 2. Distres Distress adalah suatu keadaan yang menekan dan menimbulkan perasaan yang tidak menyenagkan. 3. Stres akademik Stres akademik adalah tekanan yang dialami oleh anak yang berhubungan dengan kegiatan belajar anak di sekolah maupun di luar sekolah. 4. Siswa Kelas 4 Dan 5 Sebagai Individu Dalam Usia Akhir Masa KanaKanak Masa kanak-kanak akhir adalah masa yang ditandai dengan kondisi untuk menyesuaikan diri maupun sosial terhadap lingkungan. Dikenal dengan anak usia sekolah yang berada pada rentang usia 6 hingga 12 tahun..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dipaparkan tentang kajian teori stres, masa kanak-kanak akhir, penelitian yang relevan dan kerangka pikir. A. Stres 1. Pengertian Stres Stres merupakan suatu tekanan yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutantuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologi dan sosial individu tersebut (Sarafino, 2006). Agolla dan Ongori (2009) juga mendefinisikan stres sebagai persepsi dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya. Menurut Santrock (2003) stres merupakan suatu respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan menggangu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Berdasarkan beberapa pengertian stres yang telah diuraikan para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah situasi keadaan atau kondisi yang dianggap melebihi kemampuannya sehingga membuat orang yang bersangkutan mengalami ketidakseimbangan dalam hidupnya. .. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. 2. Pengertian stres akademik Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan biasanya disebut. dengan. stres. akademik.. Olejnik. dan. Holschuh. (2007). menggambarkan stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa. Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanantekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin siswa semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007). Menurut Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidak sesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa. Berdasarkan berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber saya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tuntutan dan tekanan..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. 3. Jenis-jenis stres Selye (1992), mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: a. Distres ( stres negatif ) Selye, (1992) menyebutkan distres merupakan stres yang bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, gelisah, ketakutan, dan khawatir.sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif,. menyakitkan,. atau. timbul. keinginan. untuk. menghindarinya. b. Eustres (Stres positif) Selye (1992) menyebutkan bahwa eustres bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustres dapat meningkatkan kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustres juga dapat meningkatkan motivasi inidvidu untuk menciptakan sesuatu. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik Alvin (2007) mengemukakan stres akademik diakibatkan oleh dua faktor yaitu eksternal dan internal. a. Faktor internal yang menyebabkan stres akademik, yaitu: 1) Pola pikir Individu yang berpikir bahwa mereka tidak dapat mengendalikan situasi mereka cenderung mengalami stres yang.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. lebih besar. Semakin besar kendali yang siswa pikir dapat ia lakukan, semakin kecil kemungkinan stres yang akan siswa alami. 2) Kepribadian Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat toleransinya terhadap stres. Tingkat stres yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan dengan siswa yang sifatnya pesimis. 3) Keyakinan Penyebab internal selanjutnya yang menentukan tingkat stres pada siswa adalah keyakinan atau pemikiran terhadap diri. Keyakinan terhadap diri. memainkan peranan penting dalam. menginterpretasikan situasi-situasi disekitar individu. Penilaian yang diyakini siwa, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap suati hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres secara psikologis. b. Faktor eksternal yang menyebabkan stres akademik. 1) Pelajaran Lebih Padat. Kurikulum dan sistem pendidikan telah ditambah bobotnya dengan standar yang lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu belajar bertambah dan beban pelajar semakin berlipat. Walaupun beberapa alasan tersebut penting bagi perkembangan pendidikan dalam negara, tetapi tidak dapat menutup mata bahwa hal tersebut menjadikan tingkat stres yang dihadapi siswa meningkat pula..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. 2) Banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas. Dengan berlimpahnya produk dan mainan, media yang inovatif, peralatan elektronik canggih dan internet, orang dewasa dan anak-anak dihujani dengan beraneka ragam barang. Hal ini menimbulkan keinginan untuk memilikinya. Ditambah lagi, kehidupan saat ini banyak sekali wahana rekreasi yang semakin berkembang. Anak-anak menjadi stres jika keinginannya tidak dapat dipenuhi orang tuanya. Komponen ini juga menguraikan bagaimana anak-anak ingin melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti olahraga, menggambar, dan berimajinasi dengan temanteman sebayanya sambil bermain. Akan tetapi, waktu yang mereka miliki terbatas karena kegiatan pelajaran tambahan setelah jam belajar di sekolah. Ketika mereka kembali dari kegiatan tersebut, anak- anak merasa lelah. Terkadang mereka masih harus mengulang di rumah hingga belajar dengan terpaksa. 3) Tekanan untuk berprestasi tinggi. Anak-anak sangat ditekan untuk berprestasi tinggi dalam ujianujian mereka. Tekanan ini dapat datang dari sekolah, guru, teman sebaya dan terutama datang dari orang tua. Secara tidak sadar, orang tua melontarkan ungkapan-ungkapan dan perlakuan yang mengarahkan anak untuk berprestasi tinggi..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. 4) Dorongan meniti tangga social. Pendidikan kini telah menjadi simbol status sosial. Orang-orang dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan yang tidak berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Siswa yang berhasil secara akademik sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya, siswa yang tidak berprestasi di sekolah disebut lamban dan malas. Mereka dianggap sebagai pembuat masalah dan cenderung ditolak oleh guru, dimarahi oleh orangtua, dan diabaikan teman-teman sebayanya..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. 5. Gejala Stres Menurut Hardjana (1994 :24-26) gejala stres dibagi menjadi empat bagian antara lain yaitu : a. Gejala Fisik Sakit kepala, tidur tidak teratur, sakit punggung, sulit buang air besar, gatal-gatal pada kulit, urat tegang terutama pada leher dan bahu, tekanan darah, sering berkeringat, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya energi. b. Gejala Emosional Gelisah atau cemas, sedih, mudah menangis, mood berubah-ubah, mudah panas atau marah, gugup, merasa tidak aman, mudah tersinggung, gampang menyerang atau bermusuhan. c. Gejala Intelektual Susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau,daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, hilang rasa humor, prestasi kerja menurun, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat. d. Gejala Interpersonal Kehilangan. kepercayaan. kepada. orang. lain,. mudah. mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji, suka mencari-cari kesalahan orang lain, mengambil sikap untuk membentengi diri, mendiamkan orang lain, menyerang orang lain dengan kata-kata..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. Goliszek (2005 :12) membagi gejala stres menjadi tiga kategori yaitu: gejala fisik, emosional, dan gejala perilaku. a. Gejala fisik Sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, rasa lemah, gangguan pencernaan, rasa mual, sakit perut, nafsu makan hilang atau selalu ingin makan, jantung berdebar-debar. b. Gejala emosi Depresi, panic, khawatir, jenuh, sering menangis, marah, mimpi buruk, gelisah terhadap hal-hal kecil dan sikap agresif yang tidak normal. c. Gejala perilaku Dahi berkerut, gelak tawa gelisah bernada tinggi, menggigit kuku, berjalan mondar-mandir, merokok secara berlebihan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa gejala-gejala stres meliputi gejala fisik, dan psikologis yaitu gejala emosional, intelektual, interpersonal, dan gejala perilaku. Pada penelitian ini gejala yang diungkap Hardjana yang akan dijadikan sebagai alat ukur, stres akademik siswa yaitu gejala emosional, intelektual, fisik, dan gejala interpersonal karena gejala-gejala tersebut dianggap paling lengkap dari penjelasan gejala-gejala stres yang ada..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. B. Siswa kelas 4 dan 5 Sebagai Individu Dalam Usia Akhir Masa KanakKanak Akhir masa kana-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menhjadi matang secara seksual. Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual, yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dan remaja, timbulnya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak yang lebih lama dan ada pula yang lebih singkat (Hurlock, 1990). Masa kanak-kanak akhir berjalan dari usia 6 atau 7 tahun sampai dengan kurang lebih 12 atau 13 tahun (Rochmah, 2005). Santrock (2007), mengemukakan bahwa masa pertengahan dan akhir anakanak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira 6 hingga 11 tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini kadang-kadang disebut tahun-tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca, menulius, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaannya. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat. Para pendidil memndang periode ini sebagai periode krisis dalam dorongan berprestasi, suatu masa di.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukse, atau sangat sukses (Hurlock, 1990). 1. Karakteriktik Anak Usia Sekolah Dasar Anak pada usia sekolah dasar pada umumnya memiliki karakteristik perilaku yang khas dan hanya ditemukan pada periode usia tersebut. Karakteristik perilaku tersebut meliputi pembentukan kelompok teman sebaya, perilaku tidak jujur atau bohong, perilaku curang, ketakutan, dan stres. Selain perilaku-perilaku diatas, perkembangan perilaku anak usia sekolah juga meliputi pola koping serta adanya aktivitas pengalih. Hurlock (1980) dalam DeLaune dan Ladner (2002) mendefinisikan karakteristik anak pada usia sekolah sebagai masa berkelompok dimana perhatian anak tertuju pada keinginan agar diterima oleh kelompoknya. Pada tahap ini anak mengalami proses penyesuaian diri dengan standart yang ditetapkan oleh kelompoknya. Sependapat dengan Hurlock, Atmowirdjo (2006) menyatakan bahwa karakteristik utama pada anak usia sekolah dasar adalah terbentuknya kelompok antara teman sebaya (gangage). Dimana pada usia ini anak akan mulai mengalihkan perhatiannya dariu keluarga menjadi perhatian terhadap kerjasama antar teman dalam kelompok Gunarsa&Gunarsa, 2006)..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. 2. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah 1. Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif anak usia sekolah menurut Piaget berada pada tahap konkret operasional. Kemampuan anak dalam penalaran secara naluriah menjadi lebih logis dan rasional. Anak pada usia sekolah sudah mulai mengembangkan konsep waktu, dapat mengurutkan, mengkategorikan, serta mengklasifikasikan objek-objek seperti koin, atau batu berdasarkan bentuk atau ukuran (DeLaune & Ladner, 2002). 2. Perkembangan moral Piaget, 1932 dalam papalia, old, dan Fieldman (2008) menyatakan bahwa perkembangan moral pada anak usia skeolah berkaitan dengan perkembangan kognitif anak. Perkembangan moral pada anak usia sekolah dibagi menjadi dua tahap, yaitu morality of constraint dan morality of cooperation. Tahap pertama perkembangan moral pada anak mulai usia sekolah sampai usia 7 tahun, yaitu morality of constraint dimana pada usia ini anak masih berpikir kaku mengenai konsep moral dan masih sangat egosentris, serta membuat penilaian berdasarkan akibat yang ia lihat. Sedangkan, pada tahap morality of cooperation anak usia diatas 7 tahun perkembangan moral anak dikarakteristikan menjadi lebih fleksibel dan anak telah memandang suatu hal dari beberapa sudut pandang..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. 3. Perkembangan emosional dan psikologis Santrock. dalam. Ohagan. (2006). menyatakan. bahwa. perkembangan anak usia sekolah dipengaruhi oleh orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Perkembangan emosional dan psikologis anak juga dipengaruhi oleh tiga hal tersebut. Kondisikondisi seperti perubahan kehidupan sekolah dan aktivitas teman sebaya dapat mempercepat atau bahkan menghambat perkembangan emosi dan psikologis anak. Kualitas interaksi emosional anak pada lima tahun pertama kehidupan dimana pada usia mempengaruhi kondoso emosi selama rentang kehidupan dimana pada usia tersebut orang tua memiliki peranan penting dalam pembentukan emosi anak. Pada anak usia sekolah, intensitas hubungan emosional anak dengan orang tua akan mengalami perubahan mendasar. Pada usia ini, orang tua tetap memiliki pengaruh terhadap perkembangan emosi anak, akan tetapi pengaruh lingkungan sekolah dan teman sebaya mempunyai pengaruh yang lebih besar (O’Hagan, 2006). Kesadaran emosi diri pada usia sekolah menjdai lebih terintegrasi dengan nilai-nilai standar yang dianut yang berkaitan dengan tingkah laku. Strategi regulasi emosi diri bersifat internal dan mulai dapat menyesuaikan dengan tuntutan situasi lingkungan. Kemampuan anak usia sekolah untuk mengendalikan emosi lebih berkembang dan anak mulai mengerti tentang aturan-aturan dalam.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. menunjukkan emosi. Pada tahap ini juga anak mulai dapat mempertimbangkan perasaan orang lain pada saat timbul konflik santrok dalam (O’Hagan 2006). 4. Perkembangan psikososial Perkembangan psikososial anak usia sekolah berada pada tahap laten (freud) dan tahap pengembangan industry (Erikson). Freud mendeskripsikan periode perkembangan anak usia sekolah sebagai periode laten dimana pada tahap ini anak mulai mengembangkan rasa percaya diri, terlibat dalam berbagai aktivitas, dan membina hubungan dengan teman sebaya terutama temanj sejenis. Sedangkan menurut Erikson tahap perkembangan anak usia sekolah berada pada tahap industry versus inferioritas. Pada usia ini anak akan berusaha untuk mencapai kompetensi dan keterampilan yang penting DeLauna & Ladner, 2002) Anak sekolah yang dapat mencapai kompetensi dan mendapat keberhasilan akan menimbulkan rasa pencapaian dan perasaan berharga. Sebaliknya, anak yang gagal dalam mencapi kompetensi dapat merasa tidak berharga dan mulai menarik diri dari sekolah dan sebaya.. Pada. tahap. perkembangan. industry. ini. anak. mulai. mengembangkan kemandirian dan konsep diri yang tinggi (DeLaune & Ladner, 2002). Pengembangan konsep diri pada anak usia sekolah menjadi lebih kuat disbanding pada tahap prasekolah. Konsep diri anak tumbuh.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. dari persepsi anak tentang bagaimana ia mempengaruhi orang yang dianggap berharga dan mempengaruhi lingkungan disekitanya. Konsep diri terdiri dari citra diri, seksualitas, dan harga diri (O’Hagan, 2006). 5. Perkembangan sosial Perkembangan. kemampuan. sosialisasi. anak. usia. sekolah. dipengaruhi oleh tiga hal yaitu orang tua atau keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya. pada usia sekolah, anak mulai berinteraksi dengan lingkungan luar selain dalam keluarga. Anak mulai bergabung dengan teman seusianya. Interaksi dengan teman sebaya da[at menjadi sarana bagi anak untuk belajar budaya-budaya yang khas selama masa kanak-kanak seperti dominasi dan permusuhan (O’Hagan 2006). a. Hubungan anak dengan keluarga Keluarga merupakan kelompok pertama yang dimiliki oleh anak. Pada periode awal kehidupan yaitu pada masa bayi hingga prasekolah, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak. Pada anak usia sekolah, keluarga khususnya orang tua berpengaruh terhadap proses pembentukan kepribadian anak, stndar perilaku, dan dalam pembentukan system nilai (Wong 2001/2002). Masa sekolah merupakan masa pembentukan sistem nilai yang dianut oleh anak. Pada masa awal kehidupan manusia, yaitu pada anak usia satu sampai empat tahun, keluarg memiliki peranan yang besar dalam proses pembentukan nilai oleh anak. Sedangkan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. pada usia sekolah anak mulia mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh kelompok teman sebaya, sehingga terkadang anak sekolah menunjukkan sikap penolakan terhadap nilai-nilai yang diterapkan keluarga. Meskipun begitu, pada sat terjadi konflik nilai, anak usia sekolah akan menggunakan dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ia pelajari dalam keluarga untuk mengatasi konflik tersebut (O’Hagan, 2006). Orang tua memiliki peranan penting dalam pembentukan kemandirian, kepribadiam dan standar perilaku anak usia sekolah. Pada masa sekolah atau masa kanak-kanak pertenganhan ini, control orang tua sangat diperlukan karena anak belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah diluat seorang diri (O’Hagan 2006). Selain itu, anak usia sekolah telah dapat melakukan penilaian terhadap orangtuanya. Anak dapat merasa kecewa karena anak mulai mengerti bahwa orangtuanya dapat melakukan kesalahan dan tidak sempurna. b. Hubungan anak dengan teman sebaya Hubungan anak dengan teman sebaya pada periode transisi berbeda dengan anak yang berada pada periode pertengahan maupun praremaja. Pergaulan anak pada periode transisi transisi (6-7 tahun) belum berorientasi pada gender. Pada usia ini, anak laki-laki dan perempuan akan bermain bersama tergantung pada siapa yang tertarik (Potter&Perry, 2005). Sedangkan pada usia.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. setelah periode transisi, anak mulai membentuk kelompok sosial dengan teman sebaya yang berjenis kelamin sama. Hubungan anak dengan teman sebaya menjadi sangat penting dan berpengaruh terhadap berlanjutnya sekolah. Pengaruh positif yang diperoleh dari hubungan dengan teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang positif terhadap berlanjutnya sekolah. Akan tetapi, tekanan teman sebaya, hubungan yang kurang baik dengan teman dapat menghambat anak dalam melanjutkan dan menghadapi kehidupan di sekolah (O’Hagan, 2006). Pada usia ini anak mulai membentuk ikatan yang kuat dengan kelompok teman sejenis yang disebut juga geng (Potter&Perry, 2005). Ikatan yang terbentuk diantara teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif dari ikatan antara teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi serta kemandirian anak. Sedangkan dampak negatif yang mungkin timbul akibat ikatan kelompok yang terlalu kuat dapat menimbulkan masalah. Tekanan yang berasal dari teman sebaya dapat memaksa anak untuk mengambil resiko, melawan penilaian yang baik, dan menyebabkan kekerasan geng (O’Hagan, 2006). c. Hubungan dengan lingkungan sekolah ( masa sekolah ) Lingkungan sekolah atau pengalaman. sekolah anak. memiliki pengaruh terhadap lingkungan sosial anak. Pengalaman.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. sekolah dapat memperluas hubungan anak dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar serta merupakan periode transisi dari kehidupan anak-anak yang bebas ke kehidupan yang lebih terstruktur.. Sekolah. juga. dapat. menjadi. sarana. untuk. menstransmisilan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sosial anak. Pengalaman. sekolah. khusunya. sekolah. dasar. merupakan. pengalaman pertama anak dalam bersosialisasi dalam kelompok besar yang melibatkan proses penyesuaian. Proses penyesuaian yang dimaksud adalah penyesuaian anak terhadap lingkungan sekolah, penyesuaian terhadap peraturan dan tanggungjawab untuk belajar di sekolah serta penyesuaian dengan teman sebaya. Keberhasilan anak dalam menyesuaikan diri dengan sekolah berhubungan dengan proses kematangan fisik dan perkembangan emosional anak. Sekolah memiliki pengaruh terhadap proses perkembangan anak. Hal ini dikarenakan aktivitas di sekolah, interaksi sehari-hari bersam dengan guru dan siswa yang lain, serta tantangan dalam setiap area mata pelajaran dapat menstimulasi perkembangan dan fungsi kecerdasan, persepsi dan perhatian anak (O’hagan 2006)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. C. PENELITIAN YANG RELEVAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anju Arjan Nanwani pada tahun 2009. Tentang faktor penyebab stres akademik pada siswa kelas 5. Penelitian dilaksanakan di SD jubilee Jakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas Lima yang berjumlah 55 anak. Faktor pertama membahas mengenai pelajaran yang lebih padat. Sebanyak 80% siswa kadang-kadang merasa jenuh mengikuti 9 jam pelajaran dalam sehari. Faktor kedua membahas keinginan siswa untuk melakukan banyak kegiatan tetapi waktu terbatas. Salah satu alasannya adalah banyaknya kegiatan les setelah pulang sekolah. Pada faktor ketiga, yaitu tekanan untuk berprestasi tinggi, ada 47% siswa kadang-kadang merasakan jantung berdebar-debar saat diminta maju ke depan kelas. Pada faktor keempat, yaitu dorongan untuk meniti tangga sosial, ditemukan ada 53% siswa kadang-kadang belajar dengan perasaan berat hati karena tidak menyukai pelajarannya. D. KERANGKA PIKIR Masalah-masalah yang dialami siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan berdasarkan latar belakang siswa-siswa kelas 4 dan 5 mengalami masalah-masalah yang menyebabkan stres akademik. Masalah-masalah tersebut adalah tuntutan dari orang tua terhadap anak dalam hal prestasi sehingga menimbulkan tekanan bagi anak, siswa sakit kepala karena beban tugas yang banyak membuat dia tidak memiliki kesempatan untuk bermain, tetapi belajar dan belajar, karena kelelahan belajar siswa membolos sekolah. Dari adanya berbagai masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. penyebab stres akademik siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan. Faktor-faktor yang peneliti ingin ketahui adalah faktor eksternal yaitu, pelajaran lebih padat, banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan namun waktu terbatas, tekanan untuk berprestasi tinggi, dan dorongan meniti tangga sosial.. Siswa kelas 4 dan 5 SD. Stress akademik. Gejala stress akademik. Faktor stress akademik. Internal. Eksternal. Gambar 2.1 Kerangka Pikir Stres Akademik.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas jenis penelitian, setting penelitian, subjek penelitian, alat pengumpulan data, pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan proses pengumpulan data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:14), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Bentara Wacana Muntilan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Bentara Wacana Muntilan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 27 Januari 2018. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan yang berjumlah 63 siswa. Peneliti memilih subjek penelitian sebanyak 63 siswa dikarenakan menurut Roscoe (dalam Sugiyono 2010:131) subjek yang layak dalam sebuah penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden.. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. Tabel 3.1 Data subjek penelitian Faktor Penyebab Stres Akademik pada Siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan Kelas. Jumlah. 4. 25. 5. 38. D. Definisi Variable Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah tunggal, yaitu tentang faktor penyebab stres akademik pada siswa kelas empat dan lima sekolah dasar Bentara Wacana Muntilan. Faktor penyebab stres akademik menurut Oon pelajaran lebih padat, banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas, tekanan untuk berprestasi tinggi, dorongan untuk meniti tangga sosial. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah Kuesioner faktor-faktor penyebab stres akademik pada siswa yang disusun oleh peneliti berdasarkan faktor apa saja yang menyebabkan stres akademik siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner berskala Guttman. Menurut Riduwan (2010:16) skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Pada skala Guttman.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. terdapat beberapa pernyataan yang diurutkan atau disusun untuk melihat sikap tertentu seseorang. Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban unutk masing-masing item pernyataan dalam instrumen ini menururt Darmawan (2013:169) adalah sebagai berikut:. Table 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban. YA. TIDAK. Skor. 1. 0. Responden diminta untuk menjawab pernyataan yang terdapat pada angket faktor penyebab stres akademik dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan cara memberi tanda centang. Jawaban dari responden dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol, untuk alternatif jawaban dalam angket, peneliti menetapkan untuk setiap pernyataan, yaitu Ya = 1 dan Tidak = 0. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Guttman dalam bentuk checklist, dengan demikian peneliti berharap akan didapatkan jawaban yang tegas mengenai data yang diperoleh. Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Demikian dapat diketahui faktor apa saja yang menyebabkan stres akademik pada subjek penelitian ini, semakin tinggi jumlah skoring yang diperoleh, maka semakin tinggi pula faktor tersebut mempengaruhi stres akadamik siswa, sebaliknya jika semakin rendah jumlah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula faktor tersebut mempengaruhi.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. stres akademik siswa. Berikut adalah kisi-kisi intrumen penelitian yang dilakukan pada penelitian ini: Table 3.3 Kisi-kisi instrument faktor penyebab stres akademik No 1.. Variabel Faktor penyebab stres adalah segala stresor yang dapat menimblka n tekanan pada anak, tekanan yang berhubung an dengan pendidikan .. Komponen Indikator Faktor 1. Pelajaran lebih eksternal padat merupakan penyebab 2. Banyak kegiatan stres yang yang ingin di berasal dari lakukan, namun luar diri waktu terbatas atau siswa tidak cukup 3. Tekanan untuk berprestasi tinggi anak-anak ditekan untuk berprestasi tinggi. 4. Dorongan untuk meniti tangga sosial. Item 1,2,3,4,5. Jumlah 5. 6,7,8,9,10,1 8 1,12,13. 14,15,16,17 18 , 18,19,20,21 , 22,23,24,25 , 26,27,28,29 ,30,31 32,33,34,35 7 ,36,37,38. Total 38.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. F. Validitas dan Reliabilitas Intrumen 1. Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009:5). Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 014:46). Rumus validitas yang digunakan adalah skal Guttman dimana skala ini hanya digunakan untuk jawaban atau pilihan. yang jelas saja. Setelah didapatkan data dari uji Instrumen,. penyusun melakukan tabulasi atau penyususnan dalam bentuk tabel atau daftar agar lebih mudah dimengerti. Pada tabel Guttman dengan menyususn item menurut skor jawaban Ya tertinggi sampai dengan yang paling terendah. Karena menggunakan angket dengan skala Guttman, maka untuk memperoleh tingkat validitas instrumen angket, penyusun menggunakan rumus point biserial:. Keterangan : = koefisien korelasi poin biserial = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab item benar Mt. = mean skor total. St. = simpangan baku. p. = proporsi subjek yang menjawab benar. q. = 1-P.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. Setelah peneliti melaksanakan uji instrument, didapatkan hasil dari jumlah responden 30 siswa dengan jumlah valid 34 item dan 4 item tidak valid. Ketentuannya jika r hitung lebih besar dari r tabel maka diang valid atau baik untuk digunakan sebagai pengumpulan data (Effendi dan Tukiran, 2012:120). 2. Reliabilitas Reliabitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009:4). Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 201:55). Pengujian reliabilitas instrument menggunakan rumus Kr 20 (Kruder Richardson):. =. {. ∑. }. Keterangan: k. = jumlah item dalam instrument = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 2 = 1- pi = varians total.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. Rumus KR 20 digunakan karena skor yang diperoleh skor dikatomi atau skor dua kelompok yang saling bertentangan 1 dan 0. Maka dengan demikian didapatkan hasil uji reliabilitas sebesar 0.76 kemudian dimasukkan ke dalam table kriteria reliabilitas. Menurut Guildford (dalam Masidjo 1995: 209) hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas tinggi untuk digunakan dalam pfenelitian. Tabel 3.4 Kriteria Guilford No. Koefisien Korelasi. kualifikasi. 1. 0,91 - 1,00. Sangat tinggi. 2. 0,71 - 0,90. Tinggi. 3. 0.41 - 0,70. Sedang. 4. 0,21 - 0,40. Rendah. 5. Negatif - 0,20. Sangat rendah. G. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2013:207) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Setelah melakukan penelitian dengan pengumpulan data dari responden, kemudian peneliti melakukan analisis data. Data yang didapatkan oleh peneliti adalah data mentah yang berisi dari responden mengenai permasalahan yang diteliti. Salah satu tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data dan kemudian disajikan dalam susunan yang sistematis, stelah itu ditafsirkan atau memaknai data yang didapat. Data yang didapat oleh peneliti bersifat kuantitatif dengan skala Guttman sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Tekbnik analisis.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. data yang digunakan adalah teknik hitung analisis deskriptif untuk mendiskripsikan. variable. penelitian. dalam. pengukuran. dan. tidak. menggunakan statistic inferensial karena tidak ada hipotesis dalam penelitian ini. Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentase. Persentase untuk setiap kemungkinan jawaban diperoleh dari berbagai frekuensi yang diperoleh dengan jumlah populasi, kemudian dikalikan 100% (Bungin, 2014). Adapun rumus sebagai berikut: P = f x 100 % N Keterangan: P. = persentase. F. = frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih. N. = jumlah. 100%. = konstanta. Selanjutnya persentase yang diperoleh diterjemahkan ke dalam kategori sebagai berikut: Tabel 3.5 Kategori persentase menurut Bungin PERSENTASE 100% 76% - 99% 51% - 75% 50% 26% - 49% 2% -25% 0 – 1%. KATEGORI Sangat Tinggi Tinggi Agak Tinggi Sedang Agak Rendah Rendah Sangat Rendah.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bab IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Penyajian penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaanpertanyaan penelitian. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi faktor yang mempengaruhi stres akademik siswa kelas 4 & 5 SD Bentara Wacana Muntilan. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Bentara Wacana Muntilan. Dibawah. ini. adalah. hasil. kategorisasi. faktor. faktor. yang. mempengaruhi stres anak. Tabel 4.1 Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik Anak Faktor – Faktor Stres Akademik. Persentase. Kategori. Pelajaran lebih padat. 62%. Agak Tinggi. Banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas.. 56%. Agak Tinggi. Tekanan untuk berprestasi tinggi.. 51%. Agak Tinggi. Dorongan meniti tangga social.. 63%. Agak Tinggi. Kategori faktor penyebab stres akademik siswa dapat dilihat di bawah ini:. 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. 70% 60%. 63%. Dorongan meniti tangga social.. 62%. 56%. 50%. 51%. Pelajaran lebih padat. 40% Banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas.. 30% 20%. Tekanan untuk berprestasi tinggi.. 10% 0%. Grafik 4.1 Deskripsi Faktor Stres Tabel dan gambar menerangkan bahwa : a. Pilihan paling banyak terdapat pada faktor dorongan meniti tangga sosial sebanyak 63%, artinya faktor yang paling dominan menyebabkan stres akademik. b. Pada faktor yang kedua faktor yang menyebabkan stres akademik pada siswa adalah pelajaran lebih padat, dengan nilai 62%. c. Faktor ketiga yang menyebabkan stres akademik pada siswa adalah faktor banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas, dengan hasil sebanyak 56%. d. Faktor yang keempat yang menyebabkan stres akademik pada siswa adalah faktor tekanan untuk berprestasi tinggi, dengan hasil sebanyak 51%..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. 2. Hasil Analisis Butir Instrument Stres Berdasrkan hasil pengolahan data, didapat skor-skor item yang masuk kategori sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, sedang, agak rendah dan rendah. Hasil kategorisasi skor item faktor stres akademik pada siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Kategorisasi Skor Item Faktor Stres Akademik PERSENTASE. KATEGORI. KESELURUHAN. 100%. Sangat Tinggi. 0. 76% - 99%. Tinggi. 1. 51% - 75%. Agak Tinggi. 23. 50%. Sedang. 0. 26% - 49%. Agak Rendah. 10. 2% -25%. Rendah. 0. 0 – 1%. Sangat Rendah. 0. Kategorisasi skor item faktor yang menyebabkan stres akademik pada siswa jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat sebagai berikut:.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. 25 23. 20 15 10. 10 5 0. 1. Sangat Tinggi. Tinggi. 0. 0. 0. Rendah. Sangat Rendah. 0 Agak Tinggi. Sedang. Agak Rendah. Grafik 4.2 Kategorisasi faktor stres Tabel dan grafik menerangkan bahwa: a. Terdapat 76% atau 1 item yang masuk kategori tinggi. b. Terdapat 55% atau 23 item ysng termasuk kategori agak tinggi. c. Terdapat 45% atau 10 item yang termasuk kategori agak rendah.. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Faktor yang menyebabkan stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Bentara Wacana Muntuilan. Berdasarkan data hasil penelitian pada siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2018/2019 siswa mengalami stres akademik disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama faktor dorongan untuk meniti tangga sosial dengan persentase 63%. Pendidikan kini telah menjadi simbol status sosial (Oon, 2007). Dorongan untuk meniti tangga sosial mengindikasikan pendidikan dan prestasi dalam pendidikan menjadi.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. sebuah prestise untuk dapat diterima dalam sebuah. komunitas sosial.. Pendidikan yang seharusnya membantu anak tumbuh kreatif kini telah menjadi sebuah merek layaknya baju atau benda-benda mewah. Dari data penelitian siswa belajar dengan perasaan berat hati karena tidak menyukai pelajarannya. Perasaan siswa dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain keadaan di rumah, pergaulan dengan teman-teman, gejolak dan perubahan dalam tubuh, dan guru di kelas. Hal ini berhubungan dengan gejala emosional yang muncul akibat stres. Apabila siswa belajar dengan susasana hati yang tidak nyaman, apa yang dapat diharapkan dari semangat belajarnya dan kebiasaan belajarnya. Faktor kedua yang menyebabkan stres akademik pada siswa adalah faktor pelajaran lebih padat dengan persentase 62%. Hasil persentase tersebut berada dalam kategori agak tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kosasih (2001), anak usia 10-12 tahun yang menjadi responden paling sering mengalami stres yang berkaitan dengan pelajaran yang lebih padat, yaitu ulangan harian dan tugas-tugas sekolah yang menumpuk seperti banyaknya catatan, banyak pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah. Hal ini yang memunculkan stres akademik yaitu stres yang berhubungan dengan prestasi akademik anak. Stres yang ditimbulkan memiliki tingkatan yang berbeda tergantung pada sumber utamanya. Pada faktor kedua, pelajaran lebih padat dengan presentase sebanyak 62%. Siswa mengikuti 6 jam pelajaran dalam sehari. Kecenderungan untuk merasa jenuh dapat disebabkan karena siswa terjebak rutinitas seperti.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43. layaknya orang dewasa. Orang tua yang beranggapan bahwa lebih baik anak mengikuti les daripada main, dapat menjadi salah satu sebab kejenuhan. Dalam hal ini, pola asuh orang tua berperan dalam relasi dengan anak. Kebiasaan untuk mengajak anak berdialog dianggap tidak perlu karena orang tua menganggap pendapatnya yang paling benar. Pada kenyataan di lapangan, ditemukan siswa yang memiliki jadwal kegiatan sepadat kegiatan orang dewasa yang bekerja. Faktor ketiga adalah banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan namun waktu terbatas dengan nilai persentase 56%. Menurut Oon (2007) salah satu faktor yang menyebabkan stres akadaemik pada siswa adalah banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan namun waktu terbatas. Siswa memiliki potensinya masing-masing dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga mereka memerlukan waktu untuk mengeksplor bakat yang ada dalam diri mereka melalui kegiatan-kegitan yang mereka ikuti. Faktor yang keempat adalah tekanan untuk berprestasi tinggi dengan hasil persentase sebanyak 51%. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa siswa menganggap tekanan untuk berprestasi tinggi oleh orang tuanya sehingga membuat mereka menjadi stres. Menurut Oon (2007), anak-anak sangat ditekan untuk berprestasi baik. Tekanan ini terutama datang dari orang tua. Secara tidak sadar orang tua melontarkan ungkapan-ungkapan dan perlakuan yang mengarahkan anak untuk berprestasi tinggi. Ketika orangtua atau guru terlalu menuntut sehingga siswa merasa jadi tidak nyaman untuk belajar. Terlihat juga sikap siswa kepada guru di sekolah,.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. mereka hanya menhormati beberapa guru saja yang mereka anggap guru tersebut mengerti mereka. Dari data yang ada dapat dilihat, bahwa dari keempat faktor tersebut masuk dalam kategori, agak tinggi, sehingga ada dugaan bahwa penyebab stres akademik siswa kelas empat dan lima SD Bentara Wacana Muntilan berasal dari keempat faktor tersebut. 2. Item-item Faktor yang Menyebabkan stres akademik Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat 1 item yang termasuk dalam kategori tinggi. Item tersebut akan diuraikan sebagai berikut:. Tabel 4.3 Item Faktor Yang Menyebabkan Stress Akademik Tinggi Indikator. No. Item. Skor. Pelajaran lebih padat. 4. Aku mudah lupa karena banyak 76% pelajaran yang harus dipelajari. Faktor pelajaran lebih padat, artinya bahwa stres akademik pada siswa sangat dipengaruhi oleh pelajaran yang begitu padat di sekolah, artinya penyebab stres akademik siswa disebabkan oleh pelajaran yang lebih padat, sehingga membuat mereka sering lupa mengerjakan tugastugas. yang diberikan oleh guru mereka. Begitu besarnya pengaruh.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 45. padatnya pelajaran disekolah terhadap stres akademik siswa menurut peneliti hal ini bersifat negative karena saat siswa merasa tertekan dengan tugas yang banyak dan tidak mendapatkan perhatian atau penanganan yang tepat dapat menganggu aktivitas lainnya atau bahkan siswa dapat mengalami gangguan mental yang serius..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bab V Kesimpulan dan saran Pada bab ini disampaikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian yang dialami peneliti, dan saran peneliti terhadap pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok pembahasan dalam penelitian ini: 1. Stres akademik pada siswa kelas 4 dan 5 SD Bentara Wacana Muntilan dipengaruhi oleh empat faktor yang ada karena semua faktor tersebut masuk dalam kategori agak tinggi. Keempat faktor tersebut adalah pelajaran lebih padat (62%), banyaknya kegiatan yang ingin dilakukan tetapi waktu terbatas (56%), tekanan untuk berprestasi tinggi (51%), dan dorongan untuk meniti tangga social (63%). 2. Dari keempat faktor tersebut yang paling dominan menyebabkan stres akademik siswa adalah faktor meniti tangga sosial. 3. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan juga satu item yang terindikasi tinggi, yaitu item dari faktor pelajaran lebih padat. B. Keterbatasan Peneliiti menyadari bahwa kuesioner penyesuaian diri yang disusun masih jauh dari kata sempurna dan menyadari masih banyak kekurangan. Beberapa keterbatasan yang peneliti sadari antara lain adalah:. 46.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47. 1.. Ketika pembuatan kuesioner peneliti kesulitan menyusun kalimat yang mudah untuk dipahami anak usia sekolah dasar.. 2. Pada saat penghitungan validitas peneliti mengalami kesulitan penggunaan rumus dan cara menghitung. C. Saran 1. Guru Guru diharapkan lebih meningkatkan komunikasi antar guru untuk mengetahui. perkembangan. siswa,. dapat. menciptakan. metode. pembelajaran yang interaktif dan merangsang kreativitas siswa membuat proses belajar mengajar menarik dan aplikatif agar siswa tidak bosan ketika belajar. 2. Sekolah Membangun hubungan baik dengan orang tua dalam proses belajar anak di rumah, seperti membuat program pertemuan orang tua membahas perkembangan siswa dan bagaimana pendampingan sesuai dengan tugas perkembangan siswa. 3. Orang tua Melalui penelitian ini diharapkan orang tua dapat memahami bahwa tekanan yang diberikan dapat menyebabkan siswa stress. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bahwa ada berbagai faktor. yang. menyebabkan. siswa. mengalami. stress. akademik.. Pendampingan orang tua secara maksimal dan tepat dapat membantu anak berkembang secara optimal..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 48. 4. Program study bimbingan dan konseling Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi program study bimbingan dan konseling. Lebih lanjut, informasi ini dapat diintegrasikan dalam mata kuliah Pendidikan anak usia sekolah. Penelitian ini memberikan informasi bahwa peserta didik juga dapat mengalami stress dan untuk mengasinya dibutuhkan tenaga ahli yang paham dan mampu berempati..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 49. DAFTAR PUSTAKA. Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An Assasment of Academis Stress Among Undergraduated Students. Academic Journal, Education Research And Review Vol. 4 (2). Pp.063-067. Association,. A.. P.. (2012).. Retrieved. Desember. 16,. 2016,. from. www.apa.org:https://www.apa.org/news/press/releases/stress/2012/fullreport.pdf. Azwar, Saifuddin. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka belajar: Yogyakarta Bungin. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana: Jakarta. Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Persrta Didik cetakan ke-5. Bandung: Remaja Rosdakarya. Delaune & Ladner. (2002). Fundamental of nursing standarts & practice second edition. USA: Delmar Goliszek, Andrew. (2005). 60 Second Management Stress. Jakarta : PT. Bhuna IImu Popular. Gunarsa, Singgi. D & Yulia Singgih D. Gunarsa. (1986). Psikologi Perkembanagan Anak dan Remaja. Gunung Mulia: Jakarta. Gusniart, Uly. (2002). Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Tuntutan dan Harapan Sekolah dengan Derajat Stres SiswacSekolah Plus. Jurnal Psikologika No 13 Tahun VII 2002. Universitas Islam Indonesia Hardjana, M. 1994. Stres Tanpa Distres. Yogyakarta. Kanisius. (Edisi Kelima). Hurlock, E. (1990). Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta : Erlangga Marpung, P. P., Supit, S., & Nancy, J. (2013). Stres dan Mekanisme Koping terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal e-Biomedik vol.1 No.1 , 534-549 O’Hagan, Kierain. (2006). Identifying Emotional and Psikological Abuse: A Guide For Children Professionals. Open University Press: Mcgraw Hill Education Olejnik, S.N & Holsbhuh, J.P (2007). College rules second Edition How to study, survive, and success. New York: Ten Speed Press.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 50. Oon, Alvin. (2007). Handling Student’s Stress. Jakarta: Gramedia. Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika Santrock, J. W. (2003). Adoloscence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jilid I. Edisi Kelima. Alih Bahasa : Juda Damanik dan Achmad Chusairi. Jakarta : Erlangga Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarafino, E.P (2006). Health Psychologu: Biophysical Interactions. New York: John Wiley & Sons. Selye, H.(1992). Selye’s Guide to Stress Research. USA: Van Nostrand Reinhold Company Inc. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung. Potter dan Perry. (2005). Fundamental keperawatan; konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Kencana: Jakarta.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 51. LAMPIRAN.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 52. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian. Lampiran 2. Kuesioner Penelitian.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 53. KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES AKADEMIK PADA SISWA. Disusun oleh: Dian Vivi Anggraini 141114015. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. A. Identitas.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 54. Nama. :. Kelas. :. Jenis kelamin. :. B. Kata Pengantar Teman-teman yang terkasih, Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan teman untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini tidak mempengaruhi nilai akademik teman di sekolah. Kuesioner ini bersifat rahasia. Saya sangat mengharapkan Anda mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman. Atas kesediaannya, saya mengucapkan terimakasih. C. Petunjuk Pengisian Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang penyebab stres akademik.. Bacalah. masing-masing. pernyataan. dengan. teliti.. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman Anda. Langkah-langkah mengisi kuesoner ini adalah sebagai berikut: 1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini. 2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan dirimu. 3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan..

(70) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 55. No 1. 2. 3. 4. 5.. 6. 7.. 8. 9. 10.. 11. 12.. 13. 14.. 15.. 16. 17.. Pernyataan Leherku sering pegal ketika memperhatikan pelajaran di kelas yang terlalu lama Aku bosan mengikuti 6 jam pelajaran dalam sehari Aku sulit konsentrasi karena capek duduk di kelas terlalu lama Aku mudah lupa karena banyak pelajaran yang harus dipelajari Aku sering merasa bingung dengan penjelasan guru karena terlalu banyak yang dijelaskan Aku bosan belajar terus dan tidak diberi waktu bermain di rumah Aku tidak sempat melakukan hobiku karena badanku sudah terlalu capek setelah belajar terus Aku kecewa dipaksa melakukan berbagai kegiatan oleh orang tuaku Aku capek dengan jadwal belajar yang lebih banyak sekarang ini Aku sering sakit kepala saat mendengar omelan orangtuaku untuk rajin belajar dan tidak main terus. Aku sering lupa mengerjakan PR karena terlalu banyak tugas Aku merasa tertekan harus memperoleh nilai ulangan yang sudah ditentukan orang tuaku Aku merasa cemas setiap akan menghadapi ulangan umum Aku senang jika tidak ada ranking di rapor supaya orang tuaku tidak membandingkannya dengan teman yang lain Aku dipaksa cepat-cepat oleh guruku untuk mengerjakan tugas sehingga banyak soal yang belum selesai Aku takut menerima hasil ulangan yang dibagikan oleh guru Aku dipaksa cepat-cepat oleh guruku saat mengerjakan tugas sehingga jari-jariku sering pegal. YA. TIDAK.

(71) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 56. 18.. 19.. 20. 21. 22.. 23.. 24. 25.. 26. 27.. 28.. 29. 30.. 31. 32.. 33.. Aku menyobek hasil ulanganku jika nilainya tidak sesuai dengan keinginan orang tuaku. Aku bosan mendengarkan cerita orangtuaku yang membandingkan kehebatan prestasinya dulu dengan prestasiku kini Aku bosan mendengar orang tua yang terus menerus menyuruh aku belajar. Aku sulit tidur di malam hari bila besok menghadapi ulangan umum. Aku sedih dicap anak malas oleh orang tua atau guruku jika prestasiku tidak baik. Aku merasakan jantungku berdebardebar keras saat diminta maju ke depan kelas mengerjakan soal yang diberikan guru. Pekerjaan menyalin tugas tidak selesai karena guruku terlalu cepat mendikte. Telapak tanganku berkeringat saat menghadapi ulangan harian atau ulangan umum. Aku menghadapi ulangan harian dengan hati yang tidak nyaman. Aku merasa sedih melihat orang tuaku membandingkan nilainilaiku dengan teman-teman yang nilainya lebih bagus. Aku belajar dengan terpaksa karena sesungguhnya aku tidak menyukai pelajarannya. Aku merasa disayang oleh orang tuaku hanya saat nilai ulanganku bagus. Aku merasa sedih bila guruku selalu membandingkan prestasiku dengan prestasi teman kelas lainnya. Aku merasa sedih bila prestasiku dihina oleh keluargaku. Aku menjadi tidak ada selera makan ketika mengingat kata-kata orangtuaku agar selalu mendapatkan nilai yang lebih bagus dari teman-temanku. Aku merasa sedih karena orang tuaku merasa bangga hanya jika.

(72) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 57. 34.. aku mendapat nilai di atas 80 Aku sedih mendengar orang tuaku hanya membicarakan prestasiku yang buruk dengan teman-temannya. Terimakasih.

Gambar

Tabel 3.4  Kriteria Guilford

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Judul : Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan dan Net Profit Margin Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Sektor

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan diktat ini khususnya kepada Bapak Bu Bondan yang telah memberikan izin,

Diberikan kesempatan berdiskusi dengan temannya dalam satu kelompok, peserta didik dapat menjelaskan makna isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al- Mujadallah/58:11 serta

Sesuai dengan keterangan di atas diperoleh kesimpulan bahwa rotasi yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten sudah sesuai dengan prinsip prinsip teori tentang rotasi

Dalam Jadual 2, keputusan ujian menunjukkan 26.1 peratus responden telah gagal menjawab kesemua enam soalan yang diajukan dalam kategori ujian lisan, diikuti

Data kuantitatif yang diperoleh dari populasi M2 dianalisis untuk pendugaan nilai ragam, heritabilitas, dan koefisien keragaman genetik (KKG) serta analisis korelasi

bagaimana kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang sudah dilakukan.. Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan