BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara dapat Barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara dapat ditunjukkan dengan Angka kematian Ibu (AKI). Semakin rendah AKI ditunjukkan dengan Angka kematian Ibu (AKI). Semakin rendah AKI be
berarartrti i pepelalayayananan n kekesesehahatatan n ibibu u sesemamakikin n babaik. ik. NaNamumun n AnAngkgkaa ke
kemmatatiaian n ibibu u (A(AKIKI) ) di di InIndodonenesisia a memerurupapakakan n yayang ng tetertrtininggggi i didi ban
bandindingkagkan n negnegarara-na-negaegara ra ASEASEAN AN lailainnynnya. a. BerBerbagbagai ai fakfaktor tor yanyangg te
terkrkaiait t dedengngan an ririsisiko ko teterjrjadadininya ya kokompmplilikakasi si yayang ng beberhrhububunungagann dengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun dengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi. Menurut demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi. Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu (AKI) pada 2002 dan 2003 mencapai 307 per 100.000 kelahiran ibu (AKI) pada 2002 dan 2003 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hid
hidup, up, yanyang g berberartarti i pelpelayaayanan nan keskesehaehatan tan ibu ibu di di IndIndoneonesia sia mamasihsih perlu peningkatan pelayanan,sudah barang tentu hal ini harus di perlu peningkatan pelayanan,sudah barang tentu hal ini harus di benahi dengan berbagai pendekatan.
benahi dengan berbagai pendekatan.
Pada hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) Pada hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun2002-2003 dilaporkan dari seluruh persalinan, 64% ibu tidak tahun2002-2003 dilaporkan dari seluruh persalinan, 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama persalinan, persalinan lama sebesar mengalami komplikasi selama persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarah
31%, perdarahan berlebihan an berlebihan sebesar 7%sebesar 7%, infeksi , infeksi sebesar 5%sebesar 5%. . PadaPada ib
ibu u yayang ng memelalahihirkrkan an mmelelalalui ui bebedadah h sesesasarerea a lelebibih h cecendndererunungg me
melalapoporkrkan an kokompmplilikakasi si 5959%, %, yayang ng sesebabagigiananbebesasar r memerurupapakankan per
persalsalinainan n lamlama a (42(42%). %). UntUntuk uk baybayi i yanyang g menmeninginggal gal daldalam am satsatuu bul
bulan an setsetelaelah h dildilahiahirkarkan, n, 39% 39% ibu ibu memelaplapororkan kan karkarena ena komkompliplikaskasii termasuk persalinan lama (30%), perdarahan berlebihan 12% dan termasuk persalinan lama (30%), perdarahan berlebihan 12% dan
infeksi(10%). Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan infeksi(10%). Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan normal seperti partus lama, distosia atau untuk berjalan spontan normal seperti partus lama, distosia atau kom
kompliplikaskasi i lailain n disdisebaebabkbkan an oleoleh h banbanyak yak fakfaktor tor yanyang g komkomplepleks,ks, mis
misalnalnya ya ketketidaidaktaktahuahuan n akaakan n bahbahaya aya perpersalsalinainan, n, ketketeraerampmpilanilan ya
yang ng kukurranangg, , sasarranana a yyanang g ttididaak k mmememadadaiai, , mmasasih ih tetebabalnlnyyaa ke
kepperercacayayaan an ppadada a ddukukuun n ssererta ta rrenendadahhnynya a pepenndididdikikan an ddanan re
rendndahahnynya a kekeadadaaaan n sososisial al ekekononomomi i rarakykyatat. . PrPrososes es pepersrsalalininanan dipengaruhi oleh bekerjanya 3 faktor yang berperan yaitu kekuatan dipengaruhi oleh bekerjanya 3 faktor yang berperan yaitu kekuatan m
meennddoorroonng g jjaanniin n kkeelluuaar r ((ppoowweerr)), , yyaanng g mmeelliippuutti i hhiiss (kekuatanuterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma (kekuatanuterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma dan ligamentum action, faktor lain adalah faktor janin (passanger), dan ligamentum action, faktor lain adalah faktor janin (passanger), fa
faktktor or jajalan lan lalahihir r (p(pasassasagege)d)dan an fafaktktor or prprovovidider er mamaupupun un pspsikikisis.. Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka
maka prosproses es perspersalinan alinan akan akan berlberlangsuangsung ng secarsecaraspoaspontanntan/norm/normal.al. Namun apabila salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, Namun apabila salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat, kelainan misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat, kelainan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan provider ataupun gangguan pada bayi, kelainan jalan lahir, kelainan provider ataupun gangguan psikismaka persalinan tidak dapat berjalan secara normal. Partus psikismaka persalinan tidak dapat berjalan secara normal. Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia, karena seperti lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia, karena seperti kita ketahui, bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. kita ketahui, bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Dan baru sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar Dan baru sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sek
sekedaedar r memendandapat pat kurkursus sus dukdukun. un. KarKarenaenanya nya kaskasus-us-kaskasus us parpartustus lama masih banyak dijumpai, dan
lama masih banyak dijumpai, dan keadakeadaan an ini ini memmemaksa kita aksa kita untukuntuk ber
berusausaha ha menmenururunkunkan an angangka ka kemkematiatian an ibu ibu maumaupun pun anaanak. k. YanYangg sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus lama. sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus lama.
Bila persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva. (Mochtar, 1998 : h 348)
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. (http://www./health-categories.org/e-tem/WIKF/persalinan-lama. 10 Maret 2011 jam 11.05 WIB)
ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
1 Tenaga atau Kekuatan (power) : his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan. His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan his:
• Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih
singkat dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal. Selama ketubannya masih utuh umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama. Keadaan ini dinamakan inersia Uteri Primer. Inersia Uteri Sekunder : kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
• His terlampau kuat. Sifat his normal, tonus otot diluar
his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuatdan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat.
• Incoordinate uterine contraction. Disini sifat his berubah,
tonus ototuterus meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak berlangsungseperti biasa karena
tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya. His menjadi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan
2 Janin (passanger) : letak janin, posisi janin, presentasi janin dan bentuk janin.
Kelainan letak, posisi atau presentasi janin a. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten
Prevalensi kondisi ini adalah 10%. Pada posisi ini ubun-ubun tidak berputar kedepan, tetapi tetap berada di belakang. Salah satu penyebab terjadinya adalah usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Penyebab yang lain adalah otot-otot dasar panggul yang lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar ke depan.
b. Presentasi Puncak Kepala
Pada presentasi ini, kepala janin dalam keadaan defleksi ringan ketika melewati jalan lahir. Sehingga ubun-ubun besar menjadi bagian terendah. Pada
presentasi puncak kepala, lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumfernsiafrontooksipitalis dengan
titik perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabela.
Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga aksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah yang menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer jika terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder jika baru terjadi pada masa
persalinan.
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan-keadaan yang memaksa
terjadinya defleksi kepala atau keadaan yang
menghalangi terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan pada panggul sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya
presentasi muka. Kelainan janin seperti anensefalus dan tumor di leher depan juga dapat menyebabkan
presentasi muka. Terkadang presentasi muka dapat
terjadi pada kematian janin intrauterine akibat otot janin yang telah kehilangan tonusnya.
d. Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana
kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Pada umumnya, presentasi dahi bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka karena semua presentasi muka biasanya melewati fase presentasi dahi lebih dahulu.
e. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yaitu presentasi bokong, presentasi bokong sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna, dan presentasi kaki.Diagnosis letak sungsang umunya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, kepala teraba di fundus uteri, sementara pada bagian bawah uterus teraba bokong yang tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Selain dari pemeriksaan luar, diagnosis juga dapat ditegakkan dari pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRI.
Faktor yang menyebabkan terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, hamil kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan usia prematur. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak lebih
leluasa, sehingga janin dapat menempatkan diri pada presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilam triwulan akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk mengisi
tempat yang lebih luas di fundus uteri, sedang kepala berada pada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
f. Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong berada pada sisi yang lain. Sebab tersering terjadinya letak lintang adalah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.
Pada kehamilan prematur, hidramnion, dan kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau subseptus juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang. Adanya letak lintang dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak melebar dan fundus tampak lebih rendah tidak sesuai dengan usia
kehamilannya. Pada palpasi, fundus uteri kosong,
kepala janin berada disamping, dan diatas simfisis juga kosong.
g. Presentasi Ganda
Presentasi ganda adalah presentasi dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan disamping bokong janin dijumpai tangan. Presentasi ganda terjadi karena pintu atas panggul tidak tertutup sempurna oleh kepala atau bokong, misalnya pada seorang multipara dengan perut gantung, pada kesempitan panggul dan janin kecil.
Kelainan Bentuk Janin
a) Pertumbuhan Janin yang Berlebihan
Berat neonatus yang besar adalah apabila berat janin melebihi 4000 gram. Pada janin besar, faktor
keturunan memegang peran penting. Selain itu janin besar juga dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, postmaturitas, dan grande multipara.
b) Hidrosefalus
Adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar dan terjadi pelebaran sutura serta ubun-ubun. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel biasanya berkisar antara 500-1500 ml, akan tetapi
kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Karena kepala janin terlalu besar dan tidak dapat berakomodasi di bagian bawah uterus, maka sering ditemukan dalam keadaan sungsang. Bagaimanapun letaknya, hidrosefalus akan menyebabkan disproporsi sefalopelvik dengan segala akibatnya.
c) Kelainan bentuk janin yang lain
janin kembar melekat (doublemonster), janin dengan perut besar, tumor-tumor lain pada janin.
3 Jalan Lintas (passage) : ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang. Panggul menurut
morfologinya dibagi 4 yaitu :
a) Panggul ginekoid. Jenis panggul yang paling banyak pada wanita normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa komplikasi. Pintu atas panggul
berbentuk hamper bulat. Bentukpanggul ini ditemukan pada 45% wanita.
b) Panggul anthropoid. Panggul yang memiliki bentuk agak lonjong seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang antero-posterior. Arkus pubis sempit dan lebarnya kurangdari 2 jari, sehingga menyebabkan penyempitan pintu bawah
wanita.
c) Panggul android. Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa,akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati sacrum.
Spinaiskiadika menonjol ke dalam jalan lahir dan pintu bawah panggul menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. Bentuk panggul iniditemukan pada 15% wanita.
d) Panggul platipelloid. Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai dan jumlahnya kurang dari 5%
ditemukan pada wanita. Pintu atas panggul lebih jelas terlihat dimana menunjukan pemendekan dari
diameterantero-posterior, sebaliknya diameter
transversal lebar.Saluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiridari pintu atas
panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul. Faktor lain (Predisposisi)
a) Paritas dan Interval kelahiran (Fraser MD, 2009 : 432) b) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum
waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. (Sujiyatini, 2009 : h 13).
Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama dari keadaan normal, dan dapat menyebabkan infeksi. Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya, bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. (Wiknjosastro, 2007 )
KPD pada usia kehamilan yang lebih dini biasanya disertai oleh periode laten yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm periode laten 24 jam pada 90% pasien. ( Scott RJ, 2002 : h 177)
c) Kejiwaan (psyche) : persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
d) Faktor penolong (provider) : pimpinan yang salah .Dalam proses persalinan, selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan juga mempunyai peran yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam memimpin proses terjadinya kontraksi uterus dan mengejan hingga bayi dilahirkan. Selanjutnya melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu, penolong persalinan seharusnya
seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan terampil serta mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang melahirkan, sehingga bila ada komplikasi selama persalinan, penolong segera dapat melakukan rujukan.
Gejala klinik partus lama
Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah : a) Pada ibu :
• Gelisah • Letih
• Suhu badan meningkat • Berkeringat
• Nadi cepat
• Pernafasan cepat • Meteorismus
• Sering dijumpai bandle ring, oedema vulva,
oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum
b) Janin :
• Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan
negatif,air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
• Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat
diagnostik yang serius.Biasanya kaput suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akanmenghilang dalam beberapa hari.
• Moulage kepala yang hebat, akibat tekanan his yang
kuat,lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih satusama lain.
• Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) • Kematian Janin Intra Parital (KJIP)
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Adanya tanda dan gejala klinis partus lama:
• Ibu kelelahan dan dehidrasi • Vulva edema
• Perut kembung • Demam
• Kaput suksedaneum
• RUI
Adanya komplikasi pada ibu:
• Gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit,
asidosis
• Infeksi intrauterin sampai sepsis • Dehidrasi sampai syok
uteri)
Adanya komplikasi pada janin:
• Gawat janin • Kematian janin
DIAGNOSIS KELAINAN PARTUS LAMA
Tanda dan gejala klinis Diagnosis Pembukaan serviks tidak
membuka (kurang dari 3 cm) tidak didapatkan kontraksi uterus
Belum inpartu, fase labor
pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam inpartu
Prolonged laten phase
pembukaan serviks tidak melewati garis waspada partograf
- Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik.
- Secondary arrest of dilatation atau arrest of descent.
- Secondary arrest of dilatation dan bagian terendah dengan caput terdapat moulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri immenens, fetal dan maternal distress.
- Kelainan presentasi (selain vertex) Inersia uteri Disporporsi sefalopelvik Obstruksi Malpresentasi
Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin kala II lama (prolonged, mengedan, tetapi tidak ada kemajuan second stage)
PENATALAKSANAAN
1. Koreksi cairan (rehidrasi)
2. Koreksi keseimbangan asam basa 3. Koreksi keseimbangan elektrolit 4. Pemberian kalori
5. Pemberantasan infeksi 6. Penurun panas
Tindakan yang diberikan :
1. Pasang infus dan kateter urin
2. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit
Infus Ringer laktat, kalori dan elektrolit
Infus dekstrosa 5% 250cc, tetesan cepat. Cairan dapat diberikan menurut kebutuhan.
3. Koreksi asam basa dengan pengukuran karbondioksida darah dan pH(bila perlu)
4. Pemberian antibiotika spektrum luas secara parenteral. Inj. Ampicillin 1gr/6jam, Inj. Gentamycin
80mg/12jam,metronidazole selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin3x500mg/hari selama 2 hari.
Inj. Cefotaxime 1gr/hr, selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin3x500mg/hari selama 3 hari.
5. Penurun panas Kompres
Inj. Xylomidone 2cc IM 6. Terminasi persalinan:
Bila syarat persalinan per vaginam memenuhi dilakukan ekstraksi vakum/ekstraksi forseps atau embriotomi
Bila syarat persalinan per vaginam tidak terpenuhi maka dilakukan SC
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus lama antara lain :
1 Pencegahan
Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi insidensi partus lama. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami pendataran,
terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan.
2 Tindakan suportif
Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam diri
pasien. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan sebanyak ini di pertahankan
melalui pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik. Makanan ini akan tertinggal dalam lambung
sehingga menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di pasang infus untuk pemberian kalori. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan kosong.
Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa
nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan dengan bijaksana.
Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil
mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan dan kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang layak serta tidak terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi suportif diberikan dan persalinan dibiarkan
berlangsung secara spontan. 3 Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
• Penisilin prokain : 1 juta IU intramuscular • Streptomisin 1 gr intramuscular
• Infus cairan :
o Larutan garam fisiologis
o Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1
liter/jam
o Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan
mengharuskan untuk segera bertindak 4 Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan lain-lain.
KOMPLIKASI 1. Ibu
• Infeksi sampai sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang
mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion danmenginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.
• Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ • Robekan jalan lahir
menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesarea.
• Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina,
uterus dan rektum. Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan berlebihan. Karena gangguan sirkulasi,maka dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula
vesikovaginal,vesikoservikal, atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua yang sangat berkepanjangan.
2. Anak
• Gawat janin dalam rahim sampai meninggal
• Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak
menetap
• Trauma persalinan
• Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan
persalinan dengan tindakan.
FAKTOR RESIKO
Apabila Partus lama tidak segera diakhiri akan menimbulkan : 1 Kelelahan pada ibu karena mengejan terus-menerus
sedangkan intake kalori biasanya berkurang
2 Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/ elektrolit karena intake cairan yang kurang
3 Gawat janin sampai kematian karena asfiksia dalam jalan lahir.
4 Infeksi rahim, timbul karena ketuban pecah lama sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya
manipulasi penolong yang kurang steril
5 Perlukaan jalan lahir, timbulkan persalinan yang traumatik.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
Penyebab partus lama diantaranya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan keluaran his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelfik, pimpinan persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.
dilakukan, mulai dari diri pasien sendiri, keluarga pasien dan tenaga medis. cara mengatasinya juga bias dengan menggunakan obat, seperti oksitosin.
Coba baca bahan ini yang, perlu apa ga nya.
Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007 : h 186) adalah : a. False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)
Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing, KPD dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan.
b. Prolonged laten phase (fase laten yang memanjang)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Bila his berhenti disebut persalinan palsu atau belum inpartu. Bilamana kontraksi makin teratur dan pembukaan bertambah sampaim 3 cm, dan disebut fase laten. Dan apabila ibu berada dalam faselaten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan serviks. :
1) Bila didapat perubahan dalam penipisan dan p[embukaan serviks, lakukan drip oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, lakukan penilaian ulang setiap 4jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.
2) Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan pembukaan serviks serta tak didapat tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.
3) Bila didapatkan tanda adanya amnionitis, berikan induksi dengan oksitosin 5U dan 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, serta obati infeksi dengan ampisilin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam dan gentamicin 2x80 mg.
c. Prolonged active phase (fase aktif memanjang)
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau adanya obstruksi :
1) Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
2) Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi uterusnya.
d. Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik) pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi atau malpresentasi. e. Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan terjadi CPD akan kita dapatkan persalinan yang macet. Cara penilaian pelvis yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor) kegunaan pelvimetri klinis terbatas. 1) Bila diagnosis CPD ditegakkan, lahirkan bayi dengan SC
2) Bila bayi mati lakukan kraniotomi atau embriotomi (bila tidak mungkin lakukan SC) f. Obstruksi (Partus Macet)
Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi : 1) Bayi hidup lahirkan dengan SC
2) Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi. g. Malposisi/Malpresentasi
Bila tejadi malposi atu malpresentasi pada janin secara umum : 1) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV)
2) Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air ketuban pecah lihat warna air ketuban : a) Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau intervensi
b) Tidakada cairan ketuban pada saat ketuban pecah menandakan adanya pengurangan jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan gawat janin.
3) Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki kontraksi atau kemajuan persalinan
4) Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf
5) Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan secar spesifik sesuai dengan keadaan malposisi atau malpresentasi yang didapatkan. (Saifudin AB, 2007 : h 191-192)
h. Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi atau obstruksi bias disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama adalah kontraksi yang tidak adekuat
i. Kala II memanjang ( prolonged explosive phase)
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan menahan nafas yang etrlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJbradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat memenuhi.
Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin dri. Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan ekstraksi vacuum / forcep bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan dengan secsio sesarea.