• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandidat Pelepasliaran November 2013 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kandidat Pelepasliaran November 2013 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kandidat Pelepasliaran

29 - 30 November 2013

Program Reintroduksi Orangutan

Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng

Release Candidates 29 - 30 November 2013

Central Kalimantan Orangutan Reintroduction

(2)

Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) adalah organisasi nirlaba yang berdedikasi terhadap k onservasi orangutan Borneo dan habitatnya, beker-jasama dengan masyarakat, Kementerian Kehutan Republik Indonesia, serta organisasi-oraganisasi mitra di seluruh dunia

Didirikan sejak tahun 1991, Yaya san BOS saat ini merawat lebih da ri 781 orangutan (per September 2013) de ngan dukungan 420 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta ju ga para ahli di bidang primata, keaneka- ragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, edukasi, dan kesehatan orangutan

.

/en/

The Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation is an Indonesian non-profit or-ganization dedicated to the conservation of the Bornean orangutan and its habitat, in cooperation with local communities, the Indonesian Ministry of Forestry and international partner organizations.

Founded in 1991, BOS Foundation is currently taking care of more than 781 orangutans (as of September 2013) with the support of 420 highly devoted staff, as well as experts in primatology,

biodiversity, ecology, forest rehabilitation, agroforestry, community empowerment, education, and orangutan healthcare.

(3)

Shelli & Forest

/in/

Dipelihara secara ilegal di Jakarta, Shelli disita oleh pihak berwenang setempat dan dipulangkan kembali ke Kaliman-tan Tengah pada 30 Mei 2001. Saat itu oranguKaliman-tan betina ini baru berusia 8 tahun. Karena dipelihara cukup lama oleh manusia, Shelli kehilangan hampir seluruh kemampuan ala-minya dan sangat manja kepada para pengasuhnya di Nyaru Menteng.

Shelli bergabung di Sekolah Hutan bersama teman-teman orangutan sebayanya untuk mendapatkan kembali kemam-puannya bertahan hidup di alam liar. Ia lulus dari Sekolah Hu-tan pada 19 Mei 2003 kemudian ditempatkan di Pulau Kaja. Shelli gemar menjelajah pulau dan memiliki banyak teman di sana. Para teknisi sering melihatnya bermain di pepohonan bersama para orangutan jantan.

Kini orangutan yang memiliki rambut merah gelap ini telah berusia 20 tahun dengan berat badan 30,6 kg. Shelli telah tumbuh menjadi orangutan dewasa yang mandiri. Ia telah 2 kali melahirkan anak dan merawat mereka di Pulau Kaja. Tak lama lagi Shelli dan anak bungsunya Forest akan segera menikmati kebebasan sejati mereka di hutan Lindung Bukit Batikap.

Shelli

Forest merupakan anak kedua Shelli yang lahir di Pulau Kaja pada 11 Juni 2010.

Lahir dan dibesarkan di pulau serta mendapatkan pengajaran langsung sepanjang hidupnya dari induknya, Forest tumbuh menjadi orangutan liar yang mandiri dan terampil bertahan hidup di hutan. Kini orangutan betina mungil ini berusia 3 tahun dengan berat badan 5,4 kg. Meski masih dalam pengasuhan induknya, Forest kecil mulai menunjukkan kelincahan-nya bermain di antara ranting-ranting pohon. Tak lama lagi, Forest akan tinggal bersama ibunya dan bermain di hutan yang sesungguhnya, Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Forest is Shelli’s second infant who was born on Kaja Island on June 11, 2010.

Born and raised on the island, Forest has received life-long lessons from her mother and is fast growing into a wild and independent orangutan with the skills needed to survive in the forest. This young orangutan is now three years old and weighs 5.4 kg. Despite still being under the care of her mother, little Forest has started to show her agility in playing between the branches. Soon, Forest will live with her mother and play in the real forest of Bukit Batikap Conservation Forest.

Forest

/en/

Illegally held in captivity in Jakarta, Shelli was confiscated by the local authorities and sent back to Central Kalimantan on May 30, 2001. At that time, this female orangutan was only eight years old. Because she had been kept for quite a long time by humans, Shelli had lost most of her natural skills and was very dependent on her babysitters in Nyaru Menteng. Shelli joined the Forest School along with her peers to regain her survival skills to live in the wild. She continued her education on Kaja Island after graduating from the Forest School on May 19, 2003. Shelli loves to explore the island and has made many friends there. Our technicians often see her playing in the trees with male orangutans.

Now this dark red haired orangutan has reached 20 years of age and weighs 30.6 kg. Shelli has grown into an indepen-dent adult orangutan. She has given birth to two children and taken care of them both on Kaja Island. Soon, Shelli and her youngest daughter Forest will enjoy their true freedom in the Bukit Batikap Conservation Forest.

(4)

/in/

Inung disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah di Kabupaten Kapuas. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng pada 3 April 2000. Ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 13 kg.

Inung memiliki paras cantik dengan rambut yang ikal panjang dan tebal serta memiliki pembawaan yang lembut. Pada November 2002, bersama beberapa orangutan remaja lainnya, Inung ditem-patkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap akhir proses rehabilitasi. Inung cepat beradaptasi pada kehidupan barunya di pulau dan gemar menjela-jah untuk mendapatkan pakan alami. Inung juga banyak memiliki teman di pulau. Ia dekat dengan orangutan jantan dominan di Pulau Kaja yaitu Didik dan Pedro.

Selama 13 tahun di Nyaru Menteng, Inung telah dua kali melahirkan anak yang semuanya betina. Kini di usianya yang 15 tahun dengan berat badan 31,2 kg, Inung dan dua putrinya Indah dan Ina akan segera menikmati rumah baru mereka selamanya di Hutan Lindung Bukit Batikap

Inung, Ina & Indah

Inung

/en/

Inung was confiscated by the Central Kalimantan Conservation and Natural Resources Authority (BKSDA) in the Kapuas Regency. This female orangutan arrived in Nyaru Menteng on April 3, 2000. She was only two years old and weighed 13 kg.

The beautiful Inung has long curly and thick hair, and a soft attitude. In November 2002, together with some other teenage orangutans, Inung was moved to live on Kaja Island to undergo the last stage of the rehabilitation process. Inung adapted quickly to her new life on the Island and grew fond of exploring to forage for food. She also made many friends on the Island. She is a good friend of dominant male orangutans Didik and Pedro. During her 13 years in Nyaru Menteng, Inung has given birth to two babies who are both females. Now 15 years of age and weighing 31.2 kg, Inung and her daughters Indah and Ina will soon enjoy her new home in the Bukit Batikap Conservation Forest.

Ina adalah anak kedua Inung yang lahir pada 13 Juli 2012 di Pulau Kaja. Anak orangutan betina yang baru berusia 1 tahun ini masih erat dalam gendongan induknya dan aman di bawah pengasuhannya. Lahir dan besar di pulau, Ina menerima pengajaran langsung sepan-jang hidupnya dari induknya, yang membuatnya hidup dan ber-perilaku layaknya anak orangutan liar.

Selain belajar dari induknya, Ina juga belajar dari sang kakak, Indah, yang kini berusia 6 tahun. Ina memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat terhadap lingkungannya dan tidak menyukai kehadiran manusia. Tak lama lagi Ina beserta ibu dan kakaknya akan menikmati hari-hari indah mereka di rumah sejati mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Ina is Inung’s second child who was born on July 13, 2012 on Kaja Island. The one year old little girl is still always holding tight to her mother and is safe under her care. Born and raised on the Island, Ina receives life-long lessons directly from her mother, which enables Ina to live and behave as a wild young orangutan.

In addition to learning from her mother, Ina also learns from her elder sister Indah, who is now six years old. Ina has the ability to quickly adapt to her new environment and dislikes the presence of humans. Soon Ina and her mother and sister will enjoy beautiful days living freely in their true home in Bukit Batikap Conservation Forest.

(5)

Indah

/in/

Cindy tiba di Nyaru Menteng pada 6 Mei 2000, ketika usianya masih sekitar 5 tahun setelah disita dari seorang warga di Palangka Raya. Ia masih menunjukkan perilaku liarnya sehingga selepas masa karantina Cindy langsung ditempatkan di Pulau Kaja. Cindy adalah penjelajah pulau yang handal dan sangat terampil memilih pakan alaminya.

Selama 13 tahun di Nyaru Menteng, Cindy telah memiliki dua anak, Cilik dan Riwut, yang semua dilahirkannya di Pulau Kaja. Kini usianya 18 tahun dengan berat badan 42 kg. Tak lama lagi Cindy dan anak-anaknya akan menikmati saat-saat membahagiakan bagi mereka, ketika mereka ak-hirnya kembali ke rumah sejati mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap.

Cindy, Cilik & Riwut

/en/

Cindy arrived in Nyaru Menteng on May 6, 2000, when she was around five years old, after being confiscated from a resident in Palangka Raya. She still retained her wild behaviour so after completing a standard quarantine phase, Cindy was placed on Kaja Island. She is a great island explorer and very skilled in choosing her natural foods.

Living for 13 years in Nyaru Menteng, Cindy has deliv-ered two children, Cilik and Riwut, both on Kaja Island. She is now 18 years old and weighs 42 kg, and soon, Cindy and her children will enjoy the happy moments when they are finally back in their true home in Bukit Batikap Conservation Forest.

Indah, kakak tertua Ina, lahir di Pulau Kaja pada 2 Juni 2007. Anak pertama Inung ini hidup dan berperilaku layaknya orangutan liar berkat bimbingan langsung dari in-duknya. Ia terampil bertahan hidup di hutan dengan kemampuannya yang baik dalam membuat sarang, memilih pakan alami, dan mengenali predatornya.

Setiap senja tiba, Indah membuat sarangnya sendiri dan tidur terpisah dari induknya. Indah juga tumbuh menjadi orangutan yang mandiri dan tidak menyukai kehadiran manusia.

Kini di usia 6 tahun dengan berat badan 11,6 kg, ia telah siap pulang ke hutan bersama ibu dan adik kecilnya untuk membuktikan kemampuannya sebagai orangutan liar sejati.

/en/

Indah, Ina’s older sister, was born on Kaja Island on June 2, 2007. Inung’s first born be-haves and lives as a wild orangutan, thanks to her mother’s direct guidance. Indah is skilled in surviving in the forest with her excellent abilities in building nests, choosing natural foods, and recognising predators. Every day as dusk approaches, Indah builds her own nest and sleeps separately from her mother. Indah has also grown into an independent orangutan and dislikes the presence of humans.

She is now six years old and weighs 11.6 kg, and is ready to go home to the real forest with her mother and baby sister to prove her ability as a true wild orangutan.

(6)

/in/

Riwut, anak kedua Cindy, lahir pada 12 November 2012 di Pulau Kaja. Saat ini orangutan betina mungil ini masih berada erat dalam gendo ngan induknya. Lahir dan dibesarkan di pulau serta mendapat bimbingan langsung dari induknya dan belajar dari kakaknya Cilik, kelak Riwut akan tumbuh menjadi orang- utan liar yang mandiri.

Kini Riwut berusia 1 tahun dengan berat badan 2 kg. Dia tinggal meng-hitung hari bersama keluarga kecil-nya untuk pulang ke rumah sejatikecil-nya di Hutan Lindung Bukit Batikap dan belajar lebih banyak lagi di sana.

Riwut

Cindy & Riwut

Cilik

Cilik, kakak tertua Riwut, lahir di Pulau Kaja pada 22 Januari 2007. Orangutan jantan muda ini telah mempelajari keterampilan untuk mengenal pakan alami dan membuat sarang. Cilik kini sudah mulai senang beraktivitas sendiri meski masih belum begitu jauh dari induknya. Dia sangat aktif dan ketangkasannya bermain di pepohonan sangat me- ngagumkan.

Di usia 6 tahun dengan berat badan 25,3 kg, Cilik yang berambut tipis dengan warna merah terang ini akan segera mendapatkan kebebasan sejatinya di Hutan Lindung Bukit Batikap bersama ibu dan adik perem-puannya.

/en/

Riwut, Cindy’s second child was born on November 12, 2012 on Kaja Island. At the moment, this tiny young orangutan is still tightly holding on to her mother. Born and raised on the island, receiving guidance from her mother and also learning from her elder sibling Cilik, Riwut will be an independent wild orangutan in the future.

Riwut is now one year old and weighs 2 kg. She is counting the days until together with her small family she will be back in their true home in the Bukit Batikap Conserva-tion Forest and continue learning.

/en/

Cilik, is Riwut’s elder brother, who was born on Kaja Island on January 22, 2007. This young male orangutan has already learned skills in recognising natural foods and building nests. Cilik goes about doing his activities by himself but generally stays not too far from his mother. He is very active and his agility in the trees is admirable.

Now six years old and weighing 25.3 kg, Cilik who has thin bright red hair will soon enjoy his true freedom in the Bukit Batikap Conservation For-est with his mother and sister.

(7)

Nopi, Nicky & Zona

/in/

Nopi dipelihara secara ilegal oleh seorang warga di Jakarta. Ia disita oleh BKSDA dan tiba di Nyaru Menteng pada 30 Mei 2001. Saat itu usianya 8 tahun dengan berat badan 30 kg.

Selama tinggal di Pulau Kaja, Nopi adalah orangutan yang pendiam namun mudah bergaul dengan orangutan lainnya. Kemam-puannya bertahan hidup di alam liar sudah sangat terasah setelah 12 tahun tinggal di Nyaru Menteng.

Kini usia Nopi sudah 20 tahun dengan berat badan 56,8 kg. Orangutan betina cantik yang berwajah oval dengan rambut berwarna merah gelap ini telah memiliki 2 anak, Zona dan Nicky. Tak lama lagi Nopi dan kedua anaknya akan segera pulang ke rumah sejati mereka, belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.

Nopi

Nicky

/en/

Little Nicky is Nopi’s second child who was born on Kaja Island in March 2010. Now only three years old, he is still under the care of his mother.

Born and raised on the island by his own mother enabled him to grow into a young wild orangutan. Nicky also learns alot from his elder sister, Zona, who now at the age of nine is living independently on the island.

Nicky is very agile in the trees and dislikes the presence of humans. His independence will keep grow-ing and developgrow-ing after he starts his new life in his true home in the Bukit Batikap Conservation Forest, together with his mother and sister.

/en/

Nopi was kept illegally as a pet by a resident of Jakarta. She was confiscated by BKSDA and arrived at Nyaru Menteng on May 30, 2001. She was eight years old and weighed 30 kg. While living on Kaja Island, Nopi was a quiet orangutan but she could easily make friends with other orangutans. Her skills to survive in the wild have flourished after 12 years living in Nyaru Menteng.

She is now 20 years old and weighs 56.8 kg. This beauty who has an oval face and dark red hair has given birth to two children, Zona and Nicky. Soon Nopi and both her children will go home to their true home in the Bukit Batikap Conservation Forest.

Si jantan kecil Nicky adalah anak kedua Nopi yang lahir di Pulau Kaja pada bulan Maret 2010. Kini di usianya yang baru 3 tahun, Nicky masih berada di bawah pengasuh-an induknya.

Lahir dan dibesarkan di pulau oleh induknya membuatnya tumbuh layaknya anak orangutan liar. Nicky juga banyak belajar dari kakak tertuanya, Zona, yang kini berusia 9 tahun dan telah hidup mandiri di pulau.

Nicky kecil sangat tangkas ber- aktivitas di pepohonan dan tidak suka akan kehadiran manusia. Kemandiriannya ini akan semakin tumbuh dan berkembang setelah dia memulai hidup barunya di ru-mah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap, bersama ibu dan kakak perempuannya.

(8)

Zona

Pada Oktober 2004, Zona lahir di Pulau Kaja. Nopi, ibunya, mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan membekalinya dengan keterampilan bertahan hidup di alam liar. Tak heran, orangutan betina ini tumbuh menjadi orangutan liar yang mandiri dan percaya diri menjelajah pulau. Zona sangat terampil membuat sarang dan memilih pakan ala-minya. Ia juga tak suka didekati manusia dan akan melakukan kiss-squeak untuk menun-jukkan ketidaksukaannya.

Kini, di usia 9 tahun dengan berat badan 22,4 kg, si cantik berambut tebal ini akan segera pulang ke rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap. Kami yakin dengan penuh percaya diri dia akan menembus kanopinya!

/en/

In October 2004, Zona was born on Kaja Is-land. Nopi, her mother, took care of her with so much love and taught her all the survival skills needed to live in the wild. Unsurpris-ingly, Zona has grown into an independent wild orangutan and can expertly explore the island. Zona is very skilled at nest build-ing and choosbuild-ing natural foods. She also doesn’t enjoy the presence of humans and will kiss-squeak to show her displeasure. Now nine years old and weighing 22.4 kg, this beautiful orangutan with thick hair will soon go to her true home in the Bukit Batikap Conservation Forest. We’re sure she will confidently conquer the canopy!

Daisy

/in/

Si betina cantik berambut coklat muda nan tebal ini adalah bintang utama seri dokumenter Orangutan Island dari Animal Planet, bersama dengan Hamlet, Chacha, Cantik, Bonita, dan Komo. Dia disita oleh BKSDA Jawa Timur dari seorang warga di Surabaya yang menjadikannya sebagai binatang peliharaan. Tiba di Nyaru Menteng pada 27 November 2002, saat itu usia Daisy masih 1 tahun dan berat badannya 10,5 kg.

Pada 13 Desember 2006, Daisy mulai menjalani proses pra-pelepasliaran di Pulau Palas. Selain handal dalam menjelajah pulau, ia juga sangat ahli dalam mencari pakan alaminya. Daisy juga hebat dalam membuat sarang, di mana dia memiliki kebiasaan yang unik. Dia akan meninggalkan sarangnya dan membangun sarang baru jika dia terbangun di tengah malam karena merasa sarangnya kurang nyaman. Kini Daisy berusia 14 tahun dengan berat badan 52,4 kg. Me-lihat kemampuan bertahan hidupnya yang mengagumkan, si cantik ini mendapat kesempatan untuk membuktikan kemandiriannya di rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Batikap. Kami akan mengabarkan kepada Anda, khususnya para pemirsa Serial Animal Planet tentang perkembangan Daisy!

/en/

This beauty with thick light brown hair was the main star of the Animal Planet documentary series Orangutan Island, to-gether with Hamlet, Chacha, Cantik, Bonita, and Komo. She was confiscated by the East Java BKSDA authorities from a resident in Surabaya who kept her as a pet. Arriving in Nyaru Menteng on November 27, 2002, Daisy was only one year old and weighed 10.5 kg.

December 13, 2006, she started the pre-release stage on Palas Island. A skilled island explorer, she is also an expert in foraging for natural foods. Daisy is also great in building nests, in which she has a unique habit. She will leave her nest and build a new one whenever she is woken up at night, maybe because she feels her nest is not comfortable enough.

Daisy is now 14 years old and weighs 52.4 kg. Looking at her outstanding survival skills, she now receives the chance to prove her independence in her true home in the Bukit Batikap Conservation Forest. We look forward to updating those who have watched the Animal Planet series with all Daisy’s progress!

(9)

Bertha

/in/

Bertha tiba di Nyaru Menteng pada 26 September 2002 saat usianya masih 5 tahun dan berat badannya 17 kg. Orangutan betina ini disita oleh BKSDA dari warga Kota Palangka Raya. Terdapat bekas luka di lehernya akibat rantai yang digunakan untuk menjeratnya dan dia juga kehilangan kuku pada kedua ibu jari kakinya.

Lulus dari Sekolah Hutan, orangutan betina berambut tebal dan panjang berwarna coklat terang ini lalu melanjutkan ta-hap pra-pelepasliaran di Pulau Palas. Bertha sangat aktif dan terampil mencari pakan alami di pulau seperti buah- buahan ataupun rayap. Ia sangat bersahabat terhadap orangutan lainnya, namun tidak menyukai kehadiran manusia. Ia akan melakukan kiss squeak dan melempar ranting-ranting dari atas pohon untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Melihat kemandiriannya, Bertha yang kini berusia 16 tahun dengan berat badan 48,5 kg sudah siap pulang ke rumah sejatinya di belantara Kalimantan Tengah, Hutan Lindung Bukit Batikap.

Lolin

/en/

Bertha arrived in Nyaru Menteng on September 26, 2002 when she was only five years old and weighed 17 kg. The fe-male orangutan was confiscated by BKSDA from a resident of Palangka Raya. There was a visible wound on her neck from the chain that used to bind her and she had also lost the nails on both her big toes.

Graduated from the Forest School, this female orangutan with thick and long bright brown hair continued her learning process into the pre-release stage on Palas Island. Bertha is very active and skilled in looking for natural foods on the island such as fruit and termites. She is also very friendly with other orangutans but dislikes the presence of humans. She will kiss-squeak and throw branches from the tree to show her displeasure.

Assessing her independence skills, Bertha who is now 16 years and weighs 48.5 kg is ready to go back to her true home in Central Kalimantan, in the Bukit Batikap Conserva-tion Forest.

/in/

Orangutan betina ini disita oleh BKSDA dari Jakarta dan tiba di Nyaru Menteng pada 30 Mei 2001. Saat itu usianya baru 7 tahun. Terdapat luka melingkar di lehernya bekas ikatan rantai atau tali yang terpasang dalam waktu cukup lama. Ia juga menderita diare parah, tidak mau makan dan minum sehingga mengalami dehidrasi.

Lolin ditempatkan di Pulau Bangamat pada tahun 2004, kemudian pindah ke Pulau Hampapak. Pada tahun 2012, di Pulau Hampapak, Lolin pernah hanyut bersama gelondo-ngan kayu besar di Sungai Rugelondo-ngan. Beruntung, dia bertemu dan diselamatkan oleh teknisi Azis dan Nabri yang saat itu kebetulan sedang mengantar buah-buahan untuk orangu-tan ke Pulau Hampapak dan tak sengaja melihatnya. Di pulau, Lolin merupakan orangutan yang aktif dan mandiri. Ia terampil membuat sarang dan memilih pakan alaminya. Kini di usia 19 tahun dan berat badan 26 kg, Lolin siap pulang ke belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

This female orangutan was confiscated by BKSDA in Jakarta and arrived at Nyaru Menteng on May 30, 2001. She was only 7 years old. There was a wound circling her neck from a long period of being chained or tied by a rope. She suffered from severe diarrhea and also refused to eat and drink which caused dehydration.

Lolin was placed on Bangamat Island in 2004, and subse-quently moved to Hampapak Island. In 2012, on Hampapak Island, Lolin once floated away on big wood logs in the Rungan River. Fortunately, she was rescued by technicians Azis and Nabri who were bringing fruit for the orangutans on Hampapak Island and coincidentally saw her.

On the Island, Lolin is an active and independent orangutan. She is skilled in making nests and choosing natural foods. Now at 19 years old and weighing 26 kg, Lolin is ready to go home to the lush Bukit Batikap Conservation Forest.

(10)

Mandra

/in/

Mandra disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga di Kasongan, Kabupaten Katingan, yang memeli-haranya secara ilegal. Pada tanggal 8 Maret 2000, Mandra tiba di Nyaru Menteng pada usia 2 tahun dengan berat badan 5 kg. Setelah melewati masa karantina, Mandra kecil bergabung dengan orangutan sebayanya di Nursery Group. Di sanalah, Mandra bertemu untuk pertama kalinya dengan sahabat baiknya Komo.

Lulus dari Sekolah Hutan, Mandra melanjutkan proses pembelajarannya di Pulau Palas. Meskipun bukan orang- utan betina dominan, Mandra merupakan orangutan yang aktif, mandiri, dan memiliki rasa keingintahuan yang besar. Bersama Komo sahabatnya, Mandra gemar menjelajah Pulau Palas dan mencari makan.

Mandra kini sudah berusia 15 tahun dengan berat badan 41,7 kg dan telah tinggal di Nyaru Menteng selama 13 tahun. Tak lama lagi Mandra dan Komo akan menikmati hari-hari bersama mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap, rumah sejati mereka.

Boy

/in/

Boy disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga di Desa Pagatan, Kabupaten Katingan, yang memeliharanya secara ilegal. Ia tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 31 Oktober 2002 saat usianya masih 6 tahun dengan berat badan 13 kg.

Lulus dari Sekolah Hutan, Boy melanjutkan proses rehabilitasinya di Pulau Palas pada tahun 2004. Boy adalah penjelajah pulau yang handal dan sangat terampil menemukan pakan alaminya. Selain itu, Boy juga mudah berteman dengan orangutan lainnya. Ia berteman baik dengan dua orangutan jantan Mego dan Samba.

Kini, Boy sudah berusia 17 tahun dengan berat badan 55,2 kg. Bantalan pipinya yang baru tumbuh dan ram-but panjangnya yang berwarna coklat gelap, mem-buatnya terlihat sangat tampan. Setelah 11 tahun di Nyaru Menteng dan mendapat kembali kemampuan alaminya, Boy siap menjelajah rimbunnya belantara Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Boy was confiscated by the Central Kalimantan BKSDA from a resident in Pagatan village, Katingan Regency, who kept him illegally as a pet. He arrived at Nyaru Menteng on October 31, 2002 when he was only six years old and weighed only 13 kg.

Graduated from the Forest School, Boy then contin-ued his rehabilitation process on Palas Island in 2004. Boy is an expert island explorer and highly skilled in finding natural foods. He can also easily befriend other orangutans. He is good friends with two male orangutans Mego and Samba.

Now, Boy is 17 years old and weighs 55.2 kg. His cheekpads have started growing and with his long dark brown hair, he looks very handsome. After 11 years in Nyaru Menteng and having regained his natural abilities, Boy is ready to explore the lush Bukit Batikap Conservation Forest.

/en/

Mandra was confiscated by the Central Kalimantan BKSDA from a resident in Kasongan, Katingan Regency, who ille-gally kept her as a pet. On March 8, 2000, Mandra arrived at Nyaru Menteng at the age of around two years old and weighing 5 kg. After a quarantine phase, little Mandra joined her peer orangutans in Nursery Group. That was when she first met her best friend Komo.

Having graduated from the Forest School, Mandra contin-ued her learning process on Palas Island. Despite not being a dominant female orangutan, Mandra is active, indepen-dent, and highly curious. Together with her best friend Komo, Mandra loves exploring Palas Island and foraging. Mandra is now 15 years old, weighs 41.7 kg and has been living in Nyaru Menteng for 13 years. Soon Mandra and Komo will enjoy their days together in the Bukit Batikap Conservation Forest, their true home.

(11)

Komo

/in/

Komo tiba di Nyaru Menteng pada 3 April 2000, ketika usianya masih 2 tahun. Ia adalah orangutan jantan serahan warga dari wilayah Kabupaten Kapuas. Komo memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap manusia akibat dijadikan hewan peli-haraan. Oleh karena itu ia mengikuti Sekolah Hutan untuk memperoleh kembali kemampuan alaminya. Sama seperti Daisy, Komo adalah bintang utama serial dokumenter Orangutan Island.

Komo bersahabat dekat dengan Mandra sejak di Nursery Group dan Sekolah Hutan. Bahkan hingga tahap pra-pelepasliaran di Pulau Palas-pun, dua sahabat ini selalu bersama.

Komo bukan orangutan jantan yang dominan, namun dia terma-suk orangutan yang pemberani. Komo tak ragu-ragu bersaing dengan orangutan lain untuk memperebutkan buah-buahan yang jatuh dan mengapung di tepi sungai.

Kini Komo sudah menjadi orangutan jantan yang mandiri. Dia tidak lagi suka jika didekati manusia. Usianya telah 15 tahun dengan berat 38,5 kg. Rambut pendeknya yang berwarna coklat gelap serta warna kulitnya yang hitam membuatnya tampak gagah. Tak lama lagi Komo akan merasakan serunya menjelajah Hutan Lindung Bukit Batikap bersama sahabatnya Mandra.

/en/

Komo arrived at Nyaru Menteng on April 3, 2000, when he was only two years old. He was handed over by a resident of the Kapuas Regency. Komo was highly de-pendent on humans because he was kept by humans as a pet. Therefore, he joined the Forest School to regain his natural abilities. And just like Daisy, Komo was also a major star of the Orangutan Island documentary series. Komo has been best friends with Mandra since Nursery Group and Forest School. Even until their pre-release stage on Palas Island, these two best friends are always together.

Despite not being a dominant male orangutan, Komo is a brave one. Komo would not hesitate to compete with other orangutans to grab the fruit which fall and float by the river.

Komo is now an independent orangutan. He no longer enjoys the presence of humans. He is 15 years old and weighs 38.5 kg. His short dark brown hair and dark face make him look dashing. Soon, Komo will be able to en-joy and explore Bukit Batikap Conservation Forest with his best friend Mandra.

(12)

en| Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng Jl. Cilik Riwut KM 28 PO BOX 70, Palangka Raya 7300, Kalimantan Tengah, Indonesia T: +62 (0) 536 3308416 | F: +62 (0) 536 3225065 | E: bos_nyarumenteng@orangutan.or.id

www.orangutan.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Helpdesk Telkom IS Center sebagai SPOC untuk penanganan laporan dari user membutuhkan suatu media informasi tentang produk-produk yang dikelola oleh Telkom IS Center

Dari hasil penelitian tingkat kesulitan yang ada secara keseluruhan pada evaluasi input, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan penerapan

Definisi Bencana Definisi Bencana (Disaster) (Disaster).. Menurut Departemen "esehatan #epublik +ndonesia de*inisi bencana adalah  peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang

c) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Bu hali bulanların sonsuz lezzetini Allah-ü Teâla şöyle anlatır: - «Cennete gidenler, orada ebedî kalırlar.» (Araf, 42) Yine buyurur:. - «Allah sabredenlerle biledir.»

Melaksanakan penjumlahan wang terkumpul TKS di peringkat Iskandariah, pemusatan wang TKS di seluruh Mesir dan menerima agihan wang TKS mengikut nisbah-nisbah yang telah

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang

Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan