• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/

System JARWO

Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat

Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh pertanaman yang baik sebelumnya harus dilakukan pengolahan tanah yang sempurna, penentuan jarak tanam yang tepat , penentuan jumlah benih perlubang tanam dan benih yang akan di tanam adalah benih yang bermutu tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi jagung adalah penggunaan benih yang bermutu baik, kemurniannya minimum 99% dan daya tumbuh di atas 90%. Dengan memenuhi persyaratan tersebut akan diperoleh pertumbuhan tanaman yang lebih seragam dan masak serempak dan terlebih dahulu diberi perlakuan benih dengan methalaksil //rhedomil

Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Sistem jajar Legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong. Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.

1. TUJUAN

Setelah selesai berlatih peserta dapat

- Menentukan jarak tanam spesifik lokasi sesuai dengan jenis tanah

- Menentukan jumlah benih perlubang tanam sesuai dengan kesuburan tanah

- Melakukan penanaman dengan tugal/mesin dan alur bajak

2. MANFAAT

Peserta memperoleh informasi tentang teknik penanaman yang baik, sehingga dapat di jadikan panduan dalam melakukan penanaman jagung dimasa yang akan datang

3. METODE

Ceramah ,diskusi, dan praktek 4. ALAT DAN BAHAN

(2)

Benih, cangkul, tugal, tali, ajir, meteran 5. TEMPAT

Lahan praktek

6. WAKTU

(3)

3 LANGKAH KEGIATAN

No Tahapan Uraian kegiatan Alat bantu

1 Persiapan - Menyiapkan benih yang akan di tanam - Menyiapkan alat tugal atau dengan

menggunakan mesin penanam jagung, meteran/geretan untuk jarak tanam

2 Pelaksanaan - Membuat jarak tanam sesuai anjuran dengan menggunakan meteran

atau/geretan yaitu 75 x 40 cm (2 tanaman per lubang)

75 x 20 cm (1 tanaman per lubang)

- Bila tanamnya berdasarkan alur bajak, jarak tanam antar baris sesuai dengan jarak alur bajak (60 cm - 75 cm) dan jarak dalam barisan 15-25 cm dengan satu tanaman per lubang.

- Dapat menggunakan cara tanam double row (jajar legowo) yaitu 120 cm x 60 cm x 12,5 cm (satu tanaman per lubang) atau 120 cm x (60 cm x 25 cm) (2 tanaman per lubang).

- Membuat lubang tanam dengan alat tugal - Mengisi 1 atau 2 bji per lubang sesuai jarak

tanam yang dibuat.

- Benih ditutup dengan tanah atau pupuk organik.

- Setelah selesai penanaman, lahan di leb/ diairi

7. HASIL

- Setelah berlatih, dapat memerapkan jarak tanam sesuai rekomendasi - Bisa menentukan jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanah atau tingkat

kesuburan lahan yang dimiliki

- Daerah endemik hama dan penyakit Mau menaman jagung dengan sistem tanam jarwo untuk menekan serangan.

(4)

- Guna meningkatkan IP baik untuk jagung maupun kedelai, menanam secara tumpang sari dengan sistim tanam Doebel Row (Jarwo)

8. EVALUASI DIRI

Dalam penerapan teknis penanaman, apakah Saudara mengalami kesulitan ? Beri tanda ( √ ) pada gambar berikut !!!

……. …….. …….

dapat penerapan teknis penanaman tanpa bimbingan

dapat penerapan teknis penanaman dengan bimbingan

belum dapat penerapan teknis penanaman

9. INFORMASI POKOK

1. Persyaratan tumbuh tanaman jagung

Jagung dapat ditanam di Indonesia dengan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. Rata-rata umur panen jagung di dataran tinggi 105 HST, sedangkan di dataran rendah dan dataran medium 95 HST. Tipe tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung adalah tekstur lempung berdebu dan berstruktur agregat atau majemuk. Pada tanah berat, perlu perbaikan aerasi dan drainase agar tanah tidak tergenangpH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8

(5)

5 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Varietas unggul dapat dipilih dari kelompok jagung bersari bebas (komposit), seperti Gumarang dan Lamuru, Sukmaraga dan Anoman serta kelompok jagung hibrida seperti Pioneer, BISI, Semar dan Bima. Masing-masing varietas memiliki keragaan umur panen, produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit yang berbeda. Benih varietas Hibrida cukup mahal dan memerlukan lahan yang cukup subur sehingga dianjurkan ditanam pada MK I atau MK 2 di lahan sawah irigasi. Untuk lahan sawah tadah hujan dan lahan kering dianjurkan menggunakan varietas komposit.

2. Jarak Tanam

Jarak tanam merupakan faktor yang sangat menentukan hasil yang akan didapat Populasi Tanaman yang dianjurkan adalah 66.600 batang per ha Jarak tanam 75 cm x 20 cm, satu biji per lubang, dianjurkan di wilayah yang memiliki cukup tenaga kerja. Pertumbuhan tanaman dari benih yang ditanam satu biji per lubang relatif lebih baik karena peluang persaingan antarta tanaman lebih kecil dibandingkan dengan tanaman dari benih yang ditanam dua biji per lubang. Jarak tanam 75 cm x 40 cm, dua biji per lubang, dianjurkan di wilayah yang kekurangan tenaga kerja atau upah kerja mahal.

Setelah lapis olah tanah cukup lembab, tanam jagung segera dilakukan. Ada dua cara tanam, yaitu ditugal, dan diletakkan di bekas alur bajak.

Tanam cara tugal, ditanam 1-2 benih per lubang dengan jumlah benih 15-20 kg/ha , menggunakan alat tugal, sedangkan cara tanam sebar alur (teter) mengikuti alur bajak sapi dengan jumlah benih lebih banyak sekitar 25-30 kg/ha.

Untuk pertanaman monokultur digunakan jarak tanam 75 cm x 20 cm (1 tanaman per lubang) atau 75 cm x 40 cm (dua tanaman per lubang). Bila tanamnya berdasarkan alur bajak, jarak tanam antar baris sesuai dengan jarak alur bajak (60 cm - 75 cm) dan jarak dalam barisan 15-25 cm dengan satu tanaman per lubang.

Penanaman jagung dapat menggunakan cara tanam double row (jajar legowo) yaitu 120 cm x 60 cm x 12,5 cm (satu tanaman per lubang) atau 120 cm x (60 cm x 25 cm) (2 tanaman per lubang).

Untuk tumpangsari dengan padi gogo dan kacang-kacangan, digunakan jarak tanam sebagai berikut : jagung 150 cm - 200 cm x 40 cm, padi gogo 20 cm x 20

(6)

cm, sedangkan jarak tanam kacang-kacangan adalah 50 cm x 10 cm atau 40 cm x 15 cm.

Jagung dapat juga ditumpangsarikan dengan tanaman hortikultura.

Keuntungan cara tanam doubel row (jarwo)

• Semua tanaman menjadi tanaman pinggir sehingga mendapatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.

• Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.

• Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan/penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.

• Tumpang sari : Keterbatasan luas lahan dan masih rendahnya produktivitas jagung di tingkat petani menyebabkan usahatani jagung menjadi tidak optimal. Seiring kemajuan teknologi, model pertanaman tumpangsari (intercrop) banyak mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah tumpangasri jagung dengan tanaman kedelai pada sistem tanam legowo.

• Tumpangsari jagung-kedelai juga bertujuan untuk mengatasi persaingan penggunaan lahan untuk tanaman jagung dan kedelai secara monokultur. Mengingat bahwa harga jagung relatif baik dan keunggulan koparatif tanaman jagung relatif lebih tinggi dibanding tanaman kedelai, maka dalam sistem tumpangsari jagung-kedelai, produktivitas tanaman jagung minimal sama dengan tanpa tumpangsari.

• Kombinasi tumpangsari jagung-kedelai dapat diterapkan pada sistem tanam legowo 2 : 1 dimana dua baris tanaman dirapatkan (jarak tanam antar baris), sehingga antara setiap dua baris tanaman terdapat ruang untuk pertanaman

(7)

7 kedelai. Tingkat produktivitas jagung diperoleh pada pertanaman legowo tidak berbeda bahkan cenderung lebih tinggi (karena adanya pengaruh tanaman pinggir/border) dibanding pertanaman baris tunggal (tanam biasa).

• Ruang kosong pada baris legowo dapat ditanami 2 baris tanaman kedelai tanpa menurunkan produktivitas jagung sehingga terjadi peningkatan indeks penggunaan lahan dan pendapatan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang ditanam di antara tanaman jagung akan diperoleh 50% dari hasil kedelai yang ditanam sistem monokultur. Penanaman tanaman kedelai sebagai tumpangsari pada tanaman jagung juga dapat memperbaiki kesuburan lahan karena adanya fiksasi N dibanding sistem monokultur jagung.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jarak tanam 1. Kondisi Tanah

2. Musim

3. Benih bermutu

4. Kebutuhan Benih

Banyaknya kebutuhan benih dilapangan ditentukan beberapa faktor antara lain:

1. Luas lahan yang akan di tanam, 2. Jarak tanam

3. Jumlah benih setiap lubang tanam

5. Perlakuan benih

Sebelum benih ditanam diawali dengan penentuan benih yang akan ditanam , seleksi benih dan perlakuan benih (seed treatmen) khusus untuk darah endemis bulai . Perlakuan benih/ Seed treatmen adalah upaya preventif / pencegahan tanaman dari serangan penyakit bulai . Bahan yang digunakan dalam perlakauan benih adalah metalaksil/ Rhidomil dengan dosis 2 gram per Kg benih. Benih dibasahi, yakinkan kondisi benih (lembab) taburi metalaksil aduk sampai rata .

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asnaini (2014) yang menyatakan bahawa variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPF

Kegiatan pembuatan lopis raksasa dilakukan pada H+2, Rabu, 30 Juli 2014, sampai dengan hari Sabtu, 2 Agustus 2014 dengan bergotong royong melaksanakan kegiatan antara lain

( MOPDB ) ( MOPDB ) SMP BINA DHARMA  SMP BINA DHARMA  TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016  YAYASAN B..  YAYASAN BINA DH INA DHARMA MAN ARMA

Berdasarkan hasil pemodelan baik pada penampang sayatan vertikal maupun penampang sayatan lateral menunjukkan bahwa pemodelan distribusi potensial elektrokinetik dalam medium

Kesesuaian lahan (land suitability) merupakan kecocokan (adaptability) suatu lahanuntuk tujuan penggunaan tertentu, melalui penentuan nilai (kelas) lahan sehingga

Melihat bentuk iklan televisi yang dilakukan oleh P&G, khususnya sampo Pantene, pada penelitian ini berdasarkan konsep perencanaan komunikasi yang berisikan mengenai tiga hal

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan ibu sebelum dilakukan pelatihan metoda kanguru adalah 46,92 dengan standar deviasi 8,549, setelah

Lagu merupakan suatu bentuk karya seni yang tidak hanya memberikan hiburan kepada masyarakat pembacanya, melainkan juga manfaat. Pada anak usia dini, lagu anak