BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi prenatal dan postnatal yang kurang baik dapat Pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi prenatal dan postnatal yang kurang baik dapat menyebabkan kelainan pada struktur anatomis gigi. keadaan ini sangat merugikan baik dari segi menyebabkan kelainan pada struktur anatomis gigi. keadaan ini sangat merugikan baik dari segi estetik
estetik maupun maupun kesehatankesehatan. . Mengingat Mengingat pentingnya peranan pentingnya peranan gigi gigi geligi geligi sebagai salah sebagai salah satu satu alatalat pencernaa
pencernaan n maka harus maka harus membutuhkmembutuhkan an perhatian perhatian khusus pada khusus pada awal awal pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembperkembanganangan gigi.
gigi.
Pada awal perkembangan gigi tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Pada awal perkembangan gigi tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio
tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula pada usiaditemukan di daerah anterior mandibula pada usia 5-6 minggu, sesudah tejadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian 5-6 minggu, sesudah tejadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke ara
berlanjut ke arah posterior dari kh posterior dari kedua rahang.edua rahang.
1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah
Apakah Pertumbuhan gigi manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu Apakah Pertumbuhan gigi manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu
1.3 Tujuan 1.3 Tujuan
Agar mahasiswa kedokteran gigi mampu mempelajari pengertian odontogenesis, Agar mahasiswa kedokteran gigi mampu mempelajari pengertian odontogenesis, pertumbuhan
pertumbuhan dan dan perkembangan perkembangan dari dari gigi, gigi, faktor faktor dan dan kelainan kelainan apa apa saja saja yang yang dapatdapat mempengaruhinya.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Odontogenesis 2.1 Odontogenesis
Odontogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan Odontogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan gigi perkembangan gigi ( ( Ten CateTen Cate,2000 ). ,2000 ). Gigi sGigi secara ecara embriologi berembriologi berasal asal daridari dua jaringan, yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan dua jaringan, yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan membentuk pulpa dan sementum. Gigi terdiri dari mahkota yang dikelilingi oleh enamel dan membentuk pulpa dan sementum. Gigi terdiri dari mahkota yang dikelilingi oleh enamel dan dentin serta akar yang tidak ditutupi oleh enamel. Gigi terdiri dari pulpa yang vital ( terdapat dentin serta akar yang tidak ditutupi oleh enamel. Gigi terdiri dari pulpa yang vital ( terdapat persarafan ) yang didukung o
persarafan ) yang didukung oleh ligamen periodontal. ( Behrman dkk,1999 leh ligamen periodontal. ( Behrman dkk,1999 ))
2.1.1 Tahap Odontogenesis 2.1.1 Tahap Odontogenesis
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama, tanda
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama, tanda – – tanda pertama tanda pertama perkembangan
perkembangan gigi gigi pada pada embrio embrio ditemukan ditemukan di di daerah daerah anterior anterior mandibula mandibula waktu waktu usia usia 55 – – 66 minggu, sesudah terjadi tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian minggu, sesudah terjadi tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut kearah posterior dari kedua rahang. ( Itjiningsih,199
berlanjut kearah posterior dari kedua rahang. ( Itjiningsih,1991 )1 )
Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk : Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk :
1.
1. Organ enamel; yang bergerak seperti tombol, tumbuh diatas lamina gigi (berasal dariOrgan enamel; yang bergerak seperti tombol, tumbuh diatas lamina gigi (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel, dimana lapisan dalamnya akan membentuk ektodermal), dan berasal dari epitel, dimana lapisan dalamnya akan membentuk enamel. Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil dari enamel. Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil dari pembiakan
pembiakan sel sel sel. sel. Perkembangan Perkembangan selanjutnya, selanjutnya, menghasilkan menghasilkan bentuk bentuk kuntum kuntum (bud),(bud), bentuk topi (cap), dan bentuk
2.
2. Dental Papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan mesenkimDental Papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan mesenkim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari mesenkim dan akan membentuk (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari mesenkim dan akan membentuk dentin dan tinggal di sekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa.
dentin dan tinggal di sekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa. 3.
3. Kantung gigi (organ periodontal); yang juga berkenbang dari dasar jaringanKantung gigi (organ periodontal); yang juga berkenbang dari dasar jaringan mesenkim, yang berasal dari mesenkim dan akan membentuk struktur penyanggah mesenkim, yang berasal dari mesenkim dan akan membentuk struktur penyanggah gigi sementum, tulang alveolar, dan selaput periodontal.
gigi sementum, tulang alveolar, dan selaput periodontal.
Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. dental lamina adalah suatu Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. dental lamina adalah suatu pita
pita pipih pipih yang yang terjadi terjadi karena karena penebalan penebalan jaringan jaringan epitel epitel mulut mulut (ektodermal) (ektodermal) yang yang meluasmeluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Wangidjaja, kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Wangidjaja, 1995).
1995).
Fungsi dental lamina adalah untuk membentuk benih semua gigi sulung selama bulan Fungsi dental lamina adalah untuk membentuk benih semua gigi sulung selama bulan kedua intra uterine, membentuk benih gigi permanen pada bulan ke lima intra uterine( I1) kedua intra uterine, membentuk benih gigi permanen pada bulan ke lima intra uterine( I1) sampai bulan ke sepuluh (P2), mengadakan perluasan ke arah distal dari dental organ gigi sampai bulan ke sepuluh (P2), mengadakan perluasan ke arah distal dari dental organ gigi molar kedua sulung yang dimulai saat panjang janin kurang lebih 140mm. Molar permanen molar kedua sulung yang dimulai saat panjang janin kurang lebih 140mm. Molar permanen akan langsung tumbuh dari dental lamina (Wangidjaja, 1995).
akan langsung tumbuh dari dental lamina (Wangidjaja, 1995).
1.
1. Tahap PertumbuhanTahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan gigi adalah sebagai berikut ( Finn,2003 ) : Tahap pertumbuhan gigi adalah sebagai berikut ( Finn,2003 ) : a.
a. Inisiasi ( Bud Stage )Inisiasi ( Bud Stage )
Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel
Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel – – sel tertentu sel tertentu pada
pada lapisan lapisan basal basal dari dari epitel epitel mulut mulut berproliferasi berproliferasi lebih lebih cepat cepat daripada daripada selsel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di atas regio bukal sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di atas regio bukal lengkung pipi dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.
lengkung pipi dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah. b.
Lapisan sel
Lapisan sel – – sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi,
proliferasi, memadat, memadat, dan dan bervaskularisasi bervaskularisasi membentuk membentuk papil papil gigi gigi yang yang kemudiankemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. sel
membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. sel – – sel mesenkim yang berada di sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar. c.
c. Histodiferensiasi ( Bell Stage )Histodiferensiasi ( Bell Stage )
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. sel
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. sel – – sel epitel email dalam menjadi sel epitel email dalam menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi
berdiferensiasi menjadi menjadi email email dan dan selsel – – sel bagian tepi dari papila gigi menjadi sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblast yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
odontoblast yang akan berdiferensiasi menjadi dentin. d.
d. MorfodiferensiasiMorfodiferensiasi
Tahapan dimana susunan dari sel sel pembentuk sepanjang dentino enamel dan Tahapan dimana susunan dari sel sel pembentuk sepanjang dentino enamel dan dentino cemental junction yang akan datang, yang memberi garis luar dari bentuk dentino cemental junction yang akan datang, yang memberi garis luar dari bentuk dan ukuran korona dan akar
dan ukuran korona dan akar yang akan datang.yang akan datang. 2.
2. Tahap KalsifikasiTahap Kalsifikasi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam – – garam anorganik selama garam anorganik selama pengendapan matriks.
pengendapan matriks. Apabila Apabila kalsifikasi kalsifikasi terganggu, butir terganggu, butir kalsium kalsium individu di individu di dalamdalam dentin tidak menyatu dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar yang terpisah dentin tidak menyatu dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar yang terpisah didaerah matriks. ( Itjiningsih, 1991 )
didaerah matriks. ( Itjiningsih, 1991 ) 3.
3. Tahap ErupsiTahap Erupsi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncu
pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Dalam artil ke rongga mulut. Dalam arti lain proses erupsi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang lain proses erupsi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi yang dimulai dari tulang alveolar kemudian dimulai dari tempat pembentukan gigi yang dimulai dari tulang alveolar kemudian menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai daerah oklusal.
Tahap Erupsi gigi dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap pra erupsi, pra fungsional Tahap Erupsi gigi dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap pra erupsi, pra fungsional dan fungsional ( Tamba,2011 )
dan fungsional ( Tamba,2011 ) a.
a. Tahap Pra ErupsiTahap Pra Erupsi
Dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai dibentuk. Pada Dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai dibentuk. Pada tahap ini rahang mengalami pertumbuhan pesat dibagian posterior dan permukaan tahap ini rahang mengalami pertumbuhan pesat dibagian posterior dan permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami peningkatan panjang dan lebar lateral yang mengakibatkan rahang mengalami peningkatan panjang dan lebar kearah anterior-posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan dengan tulang kearah anterior-posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak kearah rahang yang mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak kearah oklusal. ( Tamba,2011 )
oklusal. ( Tamba,2011 ) b.
b. Tahap Pra FungsionalTahap Pra Fungsional
Tahap Prafungsional dimulai dari pembentukan akar samapi gigi mencapai Tahap Prafungsional dimulai dari pembentukan akar samapi gigi mencapai dataran oklusif. Pada tahap prafungsional gigi bergerak lebih cepat kearah dataran oklusif. Pada tahap prafungsional gigi bergerak lebih cepat kearah vertikal, selain bergerak kearah vertikal pada tahap prafungsional gigi juga vertikal, selain bergerak kearah vertikal pada tahap prafungsional gigi juga bergerak miring dan
bergerak miring dan rotasi. Gerak rotasi. Gerak miring dan miring dan rotasi rotasi bertujuan untuk mempbertujuan untuk memperbaikierbaiki posisi
posisi gigi berjejal gigi berjejal didalam tulandidalam tulang rahang g rahang yang masih yang masih mengalami pertmengalami pertumbuhan. (umbuhan. ( Tamba,2011 )
Tamba,2011 )
Perkembangan gigi kearah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan dengan Perkembangan gigi kearah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan dengan pertumbuhan
pertumbuhan jaringan jaringan ikat ikat di di sekitar sekitar kantung kantung gigi. gigi. Proliferasi Proliferasi aktif aktif dari dari jaringanjaringan ligamen periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi yang ligamen periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi yang akan mendorong gigi kearah oklusal. Tekanan Erupsi pada tahap prafungsional akan mendorong gigi kearah oklusal. Tekanan Erupsi pada tahap prafungsional semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal. Meningkatnya permeabilitas vaskular ini memicu keluarnya ligamen periodontal. Meningkatnya permeabilitas vaskular ini memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukan cairan cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukan cairan disekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. disekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi.
Keadaan ini sama dengan kondisi inflamasi dimana jaringan ligamen periodontal Keadaan ini sama dengan kondisi inflamasi dimana jaringan ligamen periodontal yang membengkak akan mendorong gigi keluar dari socketnya.
yang membengkak akan mendorong gigi keluar dari socketnya. ( Tamba,2011 )( Tamba,2011 ) c.
c. Tahap FungsionalTahap Fungsional
Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal. Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak kearah oklusal, mesial, dan proksimal. Selama tahap fungsional gigi bergerak kearah oklusal, mesial, dan proksimal. Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan. ( Tamba,2011 )
kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan. ( Tamba,2011 ) 4.
4. Tahap AtrisiTahap Atrisi
Merupakan tahap pengurangan lapisan gigi secara normal pada permukaan oklusal Merupakan tahap pengurangan lapisan gigi secara normal pada permukaan oklusal gigi akibat dari kontak antar gigi selama pengunyahan atau adanya parafungsi seperti gigi akibat dari kontak antar gigi selama pengunyahan atau adanya parafungsi seperti bruxism.
bruxism.
2.1.2 Waktu Erupsi Gigi 2.1.2 Waktu Erupsi Gigi
Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui. Waktu erupsi Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui. Waktu erupsi gigi permanen dimulai saat anak berusia 6 sampai 7 tahun, ditandai dengan erupsi gigi molar gigi permanen dimulai saat anak berusia 6 sampai 7 tahun, ditandai dengan erupsi gigi molar pertama rahang bawah bersamaan dengan insisivus pertama rahang bawah dan molar pertama pertama rahang bawah bersamaan dengan insisivus pertama rahang bawah dan molar pertama rahang atas. Gigi Insisivus Sentral rahang atas erupsi umur 7 tahun dilanjutkan dengan gigi rahang atas. Gigi Insisivus Sentral rahang atas erupsi umur 7 tahun dilanjutkan dengan gigi insisivus lateral rahang bawah. Gigi insisivus lateral rahang atas erupsi umur 8 tahun dan gigi insisivus lateral rahang bawah. Gigi insisivus lateral rahang atas erupsi umur 8 tahun dan gigi .kaninus rahang bawah umur 9 tahun. Gigi Premolar pertama rahang atas erupsi umur 10 .kaninus rahang bawah umur 9 tahun. Gigi Premolar pertama rahang atas erupsi umur 10 tahun, dilanjutkan dengan erupsi gigi premolar kedua rahang atas, premolar pertama rahang tahun, dilanjutkan dengan erupsi gigi premolar kedua rahang atas, premolar pertama rahang bawah,
bawah, kaninus kaninus rahang rahang atas atas dan dan premolar premolar kedua kedua rahang rahang bawah. bawah. Erupsi Erupsi gigi gigi molar molar keduakedua rahang bawah terjadi umur 11 tahun dan molar kedua rahang atas umur 12 tahun. Erupsi gigi rahang bawah terjadi umur 11 tahun dan molar kedua rahang atas umur 12 tahun. Erupsi gigi paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan rahang b
paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan rahang bawah. ( Tamba,2011 )awah. ( Tamba,2011 ) 2.1.2.1 Faktor yang mempengaruhi Erupsi Gigi
2.1.2.1 Faktor yang mempengaruhi Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada
periode transisi
periode transisi pertama pertama dan kedua. dan kedua. Variasi Variasi ini masih ini masih dianggap sebagai dianggap sebagai suatu keadaaan suatu keadaaan yangyang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun (Tamba, normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun (Tamba, 2011). Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
2011). Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
1. Faktor Keturunan (Genetik) Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu 1. Faktor Keturunan (Genetik) Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi. Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan erupsi gigi. Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78
gigi adalah sekitar 78 % (Tamba, 2011).% (Tamba, 2011).
2. Faktor Ras Perbedaan Ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi 2. Faktor Ras Perbedaan Ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi
permanen.1 Waktu erupsi
permanen.1 Waktu erupsi gigi orang Eropa gigi orang Eropa dan campuran Amerika dan campuran Amerika dengan Eropa lebihdengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras yang sama yaitu Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar (Tamba, Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar (Tamba, 2011).
2011).
3. Jenis Kelamin Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada 3. Jenis Kelamin Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar ant
dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan (ara 1 hingga 6 bulan (Tamba, 2011).Tamba, 2011).
4. Faktor Lingkungan Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor 4. Faktor Lingkungan Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 % keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 % (Tamba, 2011).
(Tamba, 2011).
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain: Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:
a. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, a. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi
rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak tingkat rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak tingkat ekonomi menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas, menyatakan ekonomi menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas, menyatakan bahwa anak-anak
bahwa anak-anak yang berasal yang berasal dari dari tingkat sositingkat sosial al ekonomi tinggi ekonomi tinggi memperlihatkan memperlihatkan erupsierupsi gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik (Tamba, 2011).
ekonomi tinggi lebih baik (Tamba, 2011).
b.
b. Nutrisi Nutrisi Faktor Faktor pemenuhan pemenuhan gizi gizi dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi waktu waktu erupsi erupsi gigi gigi dandan perkembangan
perkembangan rahang. rahang. Nutrisi Nutrisi sebagai sebagai faktor faktor pertumbuhan pertumbuhan dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi erupsi,erupsi, tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi keterlambatan erupsi gigi. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1 % (Tamba, 2011).
faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1 % (Tamba, 2011).
5. Faktor Penyakit Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit 5. Faktor Penyakit Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy (Tamba, 2011).
Hemifacial atrophy (Tamba, 2011).
6. Faktor Lokal Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi 6. Faktor Lokal Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gingiva yang menebal, dan gigi desidui
gingiva yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya (Tamba, 2011).yang tanggal sebelum waktunya (Tamba, 2011). 2.1.2.2 Kegagalan Erupsi
2.1.2.2 Kegagalan Erupsi
Kegagalan erupsi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh sesuatu sebab sehingga Kegagalan erupsi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh sesuatu sebab sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi ( Purba,2004 ).
susunan gigi geligi ( Purba,2004 ).
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kegagalan erupsi yaitu: Ada 2 faktor yang mempengaruhi kegagalan erupsi yaitu:
a.
a. Faktor kegagalan yang berasal dari gigi tersebut:Faktor kegagalan yang berasal dari gigi tersebut: 1.
1. Kelainan dalam perkembangan gigiKelainan dalam perkembangan gigi
Pada kondisi kelainan perkembangan benih gigi ini, beinh gigi yang sudah Pada kondisi kelainan perkembangan benih gigi ini, beinh gigi yang sudah terbentuk tidak mengalami perkembangan dengan sempurna sehingga gigi gagal terbentuk tidak mengalami perkembangan dengan sempurna sehingga gigi gagal dalam bererupsi.
dalam bererupsi. 2.
2. Kegagalan dalam pergerakan praerupsi dan prafungsionalKegagalan dalam pergerakan praerupsi dan prafungsional
Pada kondisi ini, pembentukan gigi berlangsung dengan sempurna tetapi gigi Pada kondisi ini, pembentukan gigi berlangsung dengan sempurna tetapi gigi yangyang sudah terbentuk tidak mengalami pergerakan selama tahap praerupsi dan sudah terbentuk tidak mengalami pergerakan selama tahap praerupsi dan prafungsional sehingga gigi tetap pada tempatny
prafungsional sehingga gigi tetap pada tempatnya didalam tulang alveolar.a didalam tulang alveolar. 3.
3. Letak benih yang abnormalLetak benih yang abnormal
Letak benih yang abnormal seperti letak benih yang terlalu miring kearah Letak benih yang abnormal seperti letak benih yang terlalu miring kearah linguang, bukal dapat menyebabkan gigi tersebut mengalami kesulitan dalam linguang, bukal dapat menyebabkan gigi tersebut mengalami kesulitan dalam pergerakan erupsi sehingga gigi gagal bererupsi.
pergerakan erupsi sehingga gigi gagal bererupsi. b.
b. Faktor yang berasal dari sekitar gigi tersebut:Faktor yang berasal dari sekitar gigi tersebut: 1.
1. Tulang yang tebal dan padatTulang yang tebal dan padat
Gagalnya gigi bererupsi pada kondisi ini disebabkan konsistensi tulang yang Gagalnya gigi bererupsi pada kondisi ini disebabkan konsistensi tulang yang sangat keras dan padat sehingga tekanan erupsi normal tidak mencukupi untuk sangat keras dan padat sehingga tekanan erupsi normal tidak mencukupi untuk menembus tulang yang tebal dan padat tersebut. ( Purba,2004 )
menembus tulang yang tebal dan padat tersebut. ( Purba,2004 ) 2.
2. Tempat untuk gigi tersebut kurangTempat untuk gigi tersebut kurang
Kurangya tempat untuk gigi yang disebabkan oleh berbagai hal seperti ukuran Kurangya tempat untuk gigi yang disebabkan oleh berbagai hal seperti ukuran yang terlalu besar, tulang rahang yang tidak berkembang juga dapat menyebabkan yang terlalu besar, tulang rahang yang tidak berkembang juga dapat menyebabkan gigi tidak muncul di rongga mulut. (
gigi tidak muncul di rongga mulut. ( Purba,2004 )Purba,2004 ) 3.
3. Posisi gigi tetangga mentghalangi erupsi gigi tersebutPosisi gigi tetangga mentghalangi erupsi gigi tersebut
Posisi gigi tetangga yang menghalangi jalanya erupsi dapat menyebabkan gigi Posisi gigi tetangga yang menghalangi jalanya erupsi dapat menyebabkan gigi tidak muncul kepermukaan. ( Purba,2004 )
4.
4. Adanya gigi susu yang persistensiAdanya gigi susu yang persistensi
Gigi susu yang tidak tanggal pada waktunya dapat menyebabkan kegagalan erupsi Gigi susu yang tidak tanggal pada waktunya dapat menyebabkan kegagalan erupsi pada gigi permanen. Kegagalan erupsi gigi permanen pada kondisi gigi persiste pada gigi permanen. Kegagalan erupsi gigi permanen pada kondisi gigi persiste nsinsi
ini disebabkan oleh tidak tersedianya ruangan untuk gigi permanen yang akan ini disebabkan oleh tidak tersedianya ruangan untuk gigi permanen yang akan erupsi menggantikan gigi susu yang persistensi tersebut. ( Purba,2004 )
erupsi menggantikan gigi susu yang persistensi tersebut. ( Purba,2004 )
2.2 Biokimia Jaringan Gigi 2.2 Biokimia Jaringan Gigi
Biokimia disini mencakup peranan berbagai fungsi molekul dalam reaksi kimia dan Biokimia disini mencakup peranan berbagai fungsi molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung didalam jaringan g
proses yang berlangsung didalam jaringan gigi geligi.igi geligi. 2.2.1 Susunan Kimia Gigi
2.2.1 Susunan Kimia Gigi 1. Email
1. Email
Email gigi adalah jaringan yang paling termineralisasi dan merupakan struktur Email gigi adalah jaringan yang paling termineralisasi dan merupakan struktur kristalin yang terdiri dari komponen anorganik 93
kristalin yang terdiri dari komponen anorganik 93 – – 95 %, komponen organik 1 % 95 %, komponen organik 1 % dandan air sekitar 4 % yang diukur dari beratnya. Secara mikroskopis sebagian besar struktur air sekitar 4 % yang diukur dari beratnya. Secara mikroskopis sebagian besar struktur email tersusun atas kristalit anorganik yaitu kristal hidroksiapatit. Komposisi ini email tersusun atas kristalit anorganik yaitu kristal hidroksiapatit. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti
membuat sifat email gigi mirip seperti keramik.keramik.
Secara mikroskopis struktur email terlihat berpori, karena itu email mampu dilewati Secara mikroskopis struktur email terlihat berpori, karena itu email mampu dilewati oleh ion dan molekul tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman. Ion oleh ion dan molekul tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman. Ion dari saliva dapat berdifusi masuk kedalam email sehingga semakin bertambah umur dari saliva dapat berdifusi masuk kedalam email sehingga semakin bertambah umur maka semakin keras emailnya.
maka semakin keras emailnya. 2. Dentin
2. Dentin
Dentin mengandung air lebih banyak 12%, kolagen sebesar 18% dan hidroksiapatit Dentin mengandung air lebih banyak 12%, kolagen sebesar 18% dan hidroksiapatit 70%. Dentin merupakan penyusun gigi terbesar, atap bagi rongga pulpa, menyerupai 70%. Dentin merupakan penyusun gigi terbesar, atap bagi rongga pulpa, menyerupai struktur tulang, komposisinya terdiri dari mineral 69,3%, Organik 17,5%, dan air struktur tulang, komposisinya terdiri dari mineral 69,3%, Organik 17,5%, dan air 13,2%.
3. Pulpa 3. Pulpa
Pulpa terdiri atas jaringan ikat longgar, unsur utamanya terdiri dari: Odontoblast, Pulpa terdiri atas jaringan ikat longgar, unsur utamanya terdiri dari: Odontoblast, Fibroblast, Serabut Kolagen halus, dan Glikosaminoglikan. Pulpa gigi merupakan Fibroblast, Serabut Kolagen halus, dan Glikosaminoglikan. Pulpa gigi merupakan jaringan ikat yang kaya pembuluh
jaringan ikat yang kaya pembuluh darah dan saraf yang terdapat dalam rongga gigi.darah dan saraf yang terdapat dalam rongga gigi.
2.3 Peranan Kalsium Terhadap Gigi 2.3 Peranan Kalsium Terhadap Gigi
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99% Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99% total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler. dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler. (Almatsier,2004)
(Almatsier,2004)
Mineral yang membentuk dentin dan email adalah mineral yang sama dengan yang Mineral yang membentuk dentin dan email adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang. disini kebutuhan kalsium harian orang dewasa adalah 800 mg/ hari.
BAB III BAB III CONSEPT MAPPING CONSEPT MAPPING 3.1 Hipotesa 3.1 Hipotesa
Pertumbuhan gigi manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu Pertumbuhan gigi manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu
Gigi Normal Gigi Normal Benih Gigi Benih Gigi Tahap Pertumbuhan Tahap Pertumbuhan Inisiasi Inisiasi Tahap Erupsi Tahap Erupsi Tahap Kalsifikasi Tahap Kalsifikasi Proliferasi
Proliferasi HistodiferensiasiHistodiferensiasi MorfodiferensiasiMorfodiferensiasi
PraErupsi PraErupsi
Mineralisasi dan
Mineralisasi dan MaturasiMaturasi
Fungsional Fungsional PraFungsional PraFungsional Tahap Atrisi Tahap Atrisi Faktor Faktor Gigi Abnormal Gigi Abnormal Faktor
BAB IV BAB IV PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Odontogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan Odontogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan gigi.
pertumbuhan dan perkembangan gigi. Gigi secara Gigi secara embriologi berasal embriologi berasal dari dua dari dua jaringan, yaitujaringan, yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan membentuk pulpa dan ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan membentuk pulpa dan sementum. ( Ten Cate,2000 )
sementum. ( Ten Cate,2000 )
Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. dental lamina adalah suatu Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. dental lamina adalah suatu pita
pita pipih pipih yang yang terjadi terjadi karena karena penebalan penebalan jaringan jaringan epitel epitel mulut mulut (ektodermal) (ektodermal) yang yang meluasmeluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Wangidjaja, kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Wangidjaja, 1995).
1995).
Tahapan dari gigi hingga dewasa melalui tahapan sebagai berikut: ( Finn,2003 ) Tahapan dari gigi hingga dewasa melalui tahapan sebagai berikut: ( Finn,2003 ) Tahap Pertumbuhan ( Inisiasi, Proliferasi, Histodiferensiasi dan Morfodiferensiasi, Tahap Tahap Pertumbuhan ( Inisiasi, Proliferasi, Histodiferensiasi dan Morfodiferensiasi, Tahap Kalsifikasi ( Mineralisasi dan Maturasi ), Tahap Erupsi ( Praerupsi, Prafungsional dan Kalsifikasi ( Mineralisasi dan Maturasi ), Tahap Erupsi ( Praerupsi, Prafungsional dan Fungsional ) dan tahap Atrasi.
Fungsional ) dan tahap Atrasi.
Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada periode transisi
periode transisi pertama pertama dan kedua. dan kedua. Variasi Variasi ini masih ini masih dianggap sebagai dianggap sebagai suatu keadaaan suatu keadaaan yangyang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun.Variasi normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun.Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu: Faktor Gen, Faktor Ras, Faktor dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu: Faktor Gen, Faktor Ras, Faktor Penyakit, Faktor Lingkungan dan Faktor Lokal. ( Tamba,2011 )
Penyakit, Faktor Lingkungan dan Faktor Lokal. ( Tamba,2011 )
Semua perkembangan gigi tersebut membutuhkan kalsium sebagai bahan baku Semua perkembangan gigi tersebut membutuhkan kalsium sebagai bahan baku pembentuknya.
Sekitar 99% total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi Sekitar 99% total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler. (Almatsier,2004)
BAB V BAB V PENUTUP PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1 Kesimpulan
Periode diantara pergantian gigi susu dan gigi permanen disebut periode gigi bercampur, Periode diantara pergantian gigi susu dan gigi permanen disebut periode gigi bercampur, adalah merupakan periode dimana gigi geligi bersama-sama dalam satu mulut.
adalah merupakan periode dimana gigi geligi bersama-sama dalam satu mulut. Gigi secaraGigi secara embriologi berasal dari dua jaringan, yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan embriologi berasal dari dua jaringan, yaitu ektoderm yang akan membentuk enamel dan mesoderm yang akan membentuk pulpa dan sementum. Semua perkembangan gigi tersebut mesoderm yang akan membentuk pulpa dan sementum. Semua perkembangan gigi tersebut membutuhkan kalsium sebagai bahan baku pembentuknya.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
-- Tamba S. Waktu Erupsi Gigi Permanen ditinjau dari Usia Kronologis pada anakTamba S. Waktu Erupsi Gigi Permanen ditinjau dari Usia Kronologis pada anak usia 6 sampai 12 tahun di SD ST ANTONIUS V MEDAN. Skripsi. FKG USU usia 6 sampai 12 tahun di SD ST ANTONIUS V MEDAN. Skripsi. FKG USU 2010: 6-50.
2010: 6-50.
-- Purba S. Erupsi Gigi. Skripsi. FKG USU 2004.Purba S. Erupsi Gigi. Skripsi. FKG USU 2004.
-- Ten Cate. 2000. Ten Cate’s Oral Histology Development, Structure andTen Cate. 2000. Ten Cate’s Oral Histology Development, Structure and Function.Function. Edisi 6. St.Louis. Mosby
Edisi 6. St.Louis. Mosby
-- Wangidjaja, Itjhiningsih H. 1995. Anatomi Gigi. EGC: JakartaWangidjaja, Itjhiningsih H. 1995. Anatomi Gigi. EGC: Jakarta