• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA DAN BIOLOGI SISWA SMP DAN SMA DI MALANG PADA PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA DAN BIOLOGI SISWA SMP DAN SMA DI MALANG PADA PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF IPA DAN BIOLOGI SISWA SMP DAN SMA DI MALANG PADA

PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

B.H. Siswati, A. D. Corebima

Jurusan Biologi-FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No.5 Malang

beahana90@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu keterampilan peserta didik yang penting untuk diberdayakan adalah keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif ialah keterampilan seseorang untuk dapat mengontrol proses belajarnya. Diharapkan dengan pemberdayaan keterampilan metakognitif maka hasil belajar siswa dapat pula ditingkatkan. Dengan adanya fenomena tersebut, penelitian terkait hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara keterampilan metakognitif dengan pemahaman konsep pada berbagai kelas dan jenjang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Sampel berjumlah 111 siswa dengan rincian sampel 30 siswa kelas VII SMP, 30 siswa kelas VIII SMP, 38 siswa kelas X SMA, dan 13 siswa kelas XI SMA. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think

Pair Share (TPS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara

keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa baik pada kelas VII, VIII, X, dan XI, dengan nilai keterandalan masing-masing kelas yaitu kelas VII 27,8%, kelas VIII 23,7%, kelas X 72,6%, dan kelas XI 78,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap perbedaan persamaan-persamaan regresi yang terbentuk dari hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa pada berbagai jenjang pendidikan.

Kata Kunci: hasil belajar kognitif, keterampilan metakognitif, think pair s

hare (TPS)

PENDAHULUAN

Pendidikan sains baik itu IPA maupun Biologi memiliki potensi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam mempersiapkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk memberdayakan berbagai keterampilan-keterampilan untuk memenuhi tuntutan masa depan. Salah satunya ialah dengan pemberdayaan keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif merupakan berpikir tentang berpikir. Countinho (2007) menyatakan bahwa dengan kesadaran metakognitif maka seseorang mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan ketika mereka tidak tahu apa yang dilakukan. Dengan pemberdayaan keterampilan metakognitif kepada peserta didik diharapkan ia mampu mengontrol proses belajarnya.

Keterampilan metakognitif memungkinkan siswa berkembang menjadi pebelajar mandiri karena mendorong mereka untuk menjadi manajer atas dirinya sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan pembelajarannya sendiri (Peters dalam Corebima, 2006). Menurut Imel (2002), keterampilan metakognitif sangat diperlukan untuk kesuksesan belajar, mengingat keterampilan metakognitif memungkinkan siswa untuk mengolah kecakapan kognitif dan mampu melihat kelemahannya. Banyak ahli yang menyatakan bahwa

metakognisi atau kesadaran terhadap proses belajar adalah resep untuk keberhasilan dalam belajar (Winn, 1996). Flavell (1979) menyatakan bahwa metakognisi berisi pengetahuan metakognisis dan pengalaman metakognitif. Pengetahuan metakognitif mengacu pada bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan tentang proses kognitif, yaitu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengontrol proses kognitifnya, sedangkan pengalaman metakognitif adalah hasil langkah dan tahapan olah pikirnya selama ini dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya (regulation).

Menurut Karmana (2010), hasil belajar merupakan suatu hal yang sangat penting artinya bagi proses pembelajaran karena merupakan indikator keberhasilan belajar. Hal ini sejalan dengan Flavell (1979) yang mehyatakan bahwa melalui keterampilan metakognitif dapat diperoleh informasi bagaimana keberhasilan belajarnya sehingga dapat diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya, lebih lanjut dinyatakan pula siswa yang menggunakan keterampilan metakognitif memeiliki prestasi yang lebih baik dibanding siswa yang tidak menggunakan keterampilan metakognitifnya.

Keterampilan metakognitif berhubungan dengan pemahaman konsep yang dipelajari oleh peserta didik

(2)

yang akan berujung pada hasil belajarnya. Beberapa penelitian terkait keterampilan metakognitif dan hubungannya dengan hasil belajar kognitif pernah dilakukan oleh Fauziyah (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa, hasil yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2013) yaitu ada hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar Biologi siswa kelas X. Dengan demikian makaa ada hubungan positif antara keterampilan metakognisi dan hasil belajar, hal ini dikarenakan keterampilan metakognitif memungkinkan siswa untuk melakukan perencanaan, melakukan pemantauan proses belajarnya dan melakukan refleksi terhadap hasil belajar yang mereka dapatkan.

Berdasarkan hubungan positif antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas maka dapat dipahami bahwa keterampilan metakognitif sangatlah penting diberdayakan dalam pembelajaran. Kedudukan guru dalam meningkatkan kemampuan metakognisi peserta didik sangatlah penting. Guru dapat bertindak sebagai fasilitator yang memberikan arahan kepada peserta didik untuk membimbing mereka agar menyadari kemampuan kognitif yang dimilikinya. Akan tetapi tidak jarng masih banyak dijumpai guru menganggap bahwa biologi merupakan produk dan bukan proses. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran biologi guru cenderung mentransfer pengetahuan yang dimilikinya ke dalam pikiran siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Siswa sering diposisikan sebagai obyek yang tidak tahu apa-apa yang hanya menunggu dan menyerap apa yang diberikan oleh guru. Hal ini berakibat siswa menjadi pasif dan gurulah yang aktif. Akhirnya, sebagai hasil, siswa sekedar memperoleh informasi dan kemudian menghafalnya.

Pemahaman konsep secara benar oleh peserta didik dapat diukur melalui hasil belajar. Menurut Dasna (2007) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan paradigma pembelajaran konstruktivistik untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas. Hal ini sejalan dengan Tohari (tanpa tahun) yang menyatakan bahwa teori kognitif dan metakognitif secara mendasar berakar pada konstruktivisme. Sehingga dengan membelajarkan dengan pembelajaran konstruktivistik maka kemampuan metakognitif siswa dapat diberdayakan. Mc Donal dalam Corebima (2006) strategi-strategi pembelajaran kooperatif yang biasa diterapkan di sekolah dapat digunakan untuk membelajarkan keterampilan metakognitif, disamping faktor-faktor lain yang juga perlu diperhatikan.

Banyak minat pada model-model pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada proses pembelajaran yang berupaya untuk menkonstruk cara berfikir siswa. Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa siswa belajar pada kelompok heterogen yang menguntungkan bagis semua siswa. Diasumsikan bahwa siswa-siswa dengan kemampuan kurang belajar lebih banyak bekerja berdampingan dengan merekka yang memiliki kemampuan lebih, dan bahwa kelompok berkemampuan lebih mendapat manfaat dari proses berperan sebagai tutor bagi teman-teman yang kurang mampu (Arends, 2008).

Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan nmetakognitif siswa ialah model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Strategi TPS memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan jawaban mereka dengan teman/pasangannya sebelum membaginya dengan seluruh siswa di kelas. Seperti yang dikemukakan dalam penelitian Basith (2011), yaitu model pembelajaran TPS lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Miranda (2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif TPS yang dipadu dengan kemampuan metakognitif lebih berpotensi dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Sedangkan Yuanita (2006) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan berpikir dengan hasil belajar pada pembelajaran dengan pola PBMP dan TPS. Ibe (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa strategi metakognitif yang dipadu dengan TPS sangat efektif untuk meningkatkan pencapaian akademik siswa.

Kajian penelitian terdahulu tentang hubungan keterampilan metakognitif dan hasil belajar baik pada IPA dan biologi terbatas pada satu jenjang pendidikan. Dalam penelitian ini di ungkap hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa pada jenjang kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama dan kelas X dan XI Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini selain bertujuan untuk mengungkap hubungan dua variabel tersebut juga dilihat seberapa besar sumbangan keterampilan metakognitif dalam mempengaruhi hasil belajar, baik pada siswa kelas VII, VIII, X, dan XI. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dilakukan suatu penelitian dengan judul “Hubungan antara Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif IPA dan Biologi Siswa SMP dan SMA Di Malang pada Pembelajaran Think Pair Share (TPS)”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang akan mengungkap hubungan keterampilan

(3)

metakognitif sebagai prediktor dengan hasil belajar kognitif sebagai kriterium. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu satu semester pada tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII dan kelas VIII SMP serta kelas X dan Kelas XI SMA di kota Malang, Indonesia. Sampel diambil sebanyak empat kelas yang terbagi menjadi dua jenjang pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Total sampel berjumlah 111 siswa. Model pembelajaran diaplikasikan pada setiap kelas adalah Think Pair Share (TPS).

Instrumen pengumpulan data berupa test essay. Test essay digunakan untuk mengukur keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana. Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa pada masing-masing kelas serta nilai keterandalan pada maasing-masing kelas. Sebelum dilakukan uji hipotesis didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas.

HASIL

a. Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP

Berdasarkan hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif didapatkan nilai F sebesar 10,801 dengan taraf signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif. Ringkasan Anova hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan Anova Hasil Analisis Korelasi

Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Kelas VII IPA

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 605.367 1 605.367 10.801 .003a Residual 1569.333 28 56.048 Total 2174.700 29 a. Predictors: (Constant), KetMetaVII b. Dependent Variable: HBVII

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif sebesar 27,8% yang dijabarkan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan persamaan garis regresi yaitu Y = 0,571X + 12,544. Koefisien korelasi adalah sebesar 0,528, sehingga dapat dinyatakan bahwa

korelasi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada penerapan strategi pembelajaran TPS adalah cukup rendah. Nilai koefisien regresi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 3.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Keterampilan

Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas VII IPA

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .528a .278 .253 7.48650

a. Predictors: (Constant), KetMetaVII

Tabel 3. Koefisien Regresi Keterampilan Metakognitif

dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas VII IPA Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12.544 2.368 5.297 .000 KetMetaV II .571 .174 .528 3.286 .003 a. Dependent Variable: HBVII

b. Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas VIII SMP

Berdasarkan hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif didapatkan nilai F sebesar 8,713 dengan taraf signifikansi sebesar 0,006 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif. Ringkasan Anova hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Ringkasan Anova Hasil Analisis Korelasi

Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Kelas VII IPA

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 445.967 1 445.967 8.713 .006a Residual 1433.233 28 51.187 Total 1879.200 29 a. Predictors: (Constant), KetMetaVIII b. Dependent Variable: HBVIII

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif sebesar 23,7% yang dijabarkan pada Tabel 5.

(4)

Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan persamaan garis regresi yaitu Y = 0,622X + 0,751. Koefisien korelasi adalah sebesar 0,487, sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada penerapan strategi pembelajaran TPS adalah rendah. Nilai koefisien regresi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 6.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Keterampilan

Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas VIII IPA

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .487a .237 .210 7.15450 a. Predictors: (Constant), KetMetaVIII

Tabel 6. Koefisien Regresi Keterampilan Metakognitif

dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas VIII IPA Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .751 5.526 .136 .893 KetMetaVIII .622 .211 .487 2.952 .006 a. Dependent Variable: HBVIII

c. Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas X SMA

Berdasarkan hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif didapatkan nilai F sebesar 95,195 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif. Ringkasan Anova hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Ringkasan Anova Hasil Analisis Korelasi

Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Kelas X Biologi

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1248.030 1 1248.03 0 95.195 .000 a Residual 471.970 36 13.110 Total 1720.000 37

a. Predictors: (Constant), KetMetaX b. Dependent Variable: HBX

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif sebesar 72,6% yang dijabarkan pada Tabel 8. Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan persamaan garis regresi yaitu Y = 0,824X + 2,552. Koefisien korelasi adalah sebesar 0,852, sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada penerapan strategi pembelajaran TPS adalah tinggi. Nilai koefisien regresi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 9.

Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Keterampilan

Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas X Biologi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .852a .726 .718 3.62081

a. Predictors: (Constant), KetMetaX

Tabel 9. Koefisien Regresi Keterampilan Metakognitif

dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas X Biologi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.552 1.980 1.289 .206 KetMetaX .824 .084 .852 9.757 .000 a. Dependent Variable: HBX

d. Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas XI SMA

Berdasarkan hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif didapatkan nilai F sebesar 39,773 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif. Ringkasan Anova hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Ringkasan Anova Hasil Analisis Korelasi

Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif pada Kelas XI Biologi

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1001.846 1 1001.846 39.773 .000a Residual 277.077 11 25.189 Total 1278.923 12 a. Predictors: (Constant), KetMetaXI

(5)

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1001.846 1 1001.846 39.773 .000a Residual 277.077 11 25.189 Total 1278.923 12 b. Dependent Variable: HBXI

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif sebesar 78,3% yang dijabarkan pada Tabel 11. Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan persamaan garis regresi yaitu Y = 0,871X + 7,365. Koefisien korelasi adalah sebesar 0,885, sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada penerapan strategi pembelajaran TPS adalah tinggi. Nilai koefisien regresi antara keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif dijabarkan pada Tabel 12.

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas XI Biologi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .885a .783 .764 5.01884

a. Predictors: (Constant), KetMetaXI

Tabel 12. Koefisien Regresi Keterampilan Metakognitif

dengan Hasil Belajar Kognitif Kelas XI Biologi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.365 3.255 2.263 .045 KetMetaXI .871 .138 .885 6.307 .000 a. Dependent Variable: HBXI

PEMBAHASAN

Hasil analisis korelasi keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa pada kelas-kelas penelitian (kelas VII, VIII, X, dan XI) menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada masing-masing kelas yang dianalisis kurang dari 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, misalnya oleh Basith (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar pada penerapan strategi

pembelajaran pembelajaran TPS dengan nilai keterandalan 82,4%. Penelitian lain oleh Chikmiyah dan Bambang (2012) membuktikan ada hubungan yang signifikan dan kuat antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar pada penerapan pembelajaran TPS dengan Koefisien korelasi adalah sebesar 0,809. Fauziyah (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif pada penerapan pembelajaran TPS dengan nilai keterandalan 32,5%.

Penelitian yang dilakukan oleh Singh (2012) menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan metakognitif dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran sains. Olorundare (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara kepercayaan diri siswa (self-efficacy) dengan hasil belajar siswa. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metakognisi dan komponennya berhubungan dengan kemampuan akademik. Metakognisi memiliki hubungan positif dengan pembelajaran dan pemahaman peserta didik. Oleh karena itu peserta didik yang sadar akan kemampuan metakognitifnya akan mampu meningkatkan pembelajaran dan kemampuan akademiknya (Perfect & Schwartz, 2004).

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif memiliki hubungan yang signifikan. Artinya ialah bahwa keterampilan metakognitif menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar kognitifnya. Hal tersebut dapat dijadikan bekal bagi peserta didik utuk menunjang keberhasilan pendidikan dan masa depannya.

Besarnya sumbangan relatif yang diberikan oleh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada kelas VII IPA adalah sebesar 27,8%, kelas VIII IPA sebesar 23,7%, kelas X Biologi sebesar 72,6%, dan kelas XI Biologi sebesar 78,3%. Nilai keterandalan/sumbangan relatif yang bervariasi pada masing-masing kelas menunjukkan bahwa setiap kelas memiliki potensi yang berbeda dalam pemberdayaan keterampilan metakognitifnya. Fauziyah (2013) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan korelasi serta sumbangan relatif pada suatu kelas yaitu misalnya motivasi belajar siswa, keadaan siswa, serta lingkungan tempat mereka belajar. Oleh karena itu nilai sumbangan relatif yang berbeda pada masing-masing kelas sangat dimungkinkan meskipun dibelajarkan dengan model pembelajaran yang sama yaitu TPS.

Nilai besarnya sumbangan relatif keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada siswa SMP lebih rendah dibanding pada siswa SMA. Hal tersebut dimungkinkan karena ada faktor yang berpengaruh terhadap pemberdayaan keterampilan

(6)

metakognitif pada siswa SMP maupun SMA. Faktor yang dapat dideskripsikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah minat belajar peserta didik di SMP cenderung rendah, sedangkan siswa SMA minat belajarnya lebih tinggi. Jannah (2010) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat belajar antara lain faktor internal 1) kesehatan, 2) perhatian selama kegiatan pembelajaran, 3) ketertarikan dengan pelajaran, 4) cita-cita, dan 5) motivasi, serta faktor eksternal meliputi 1) keluarga; cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, dorongan dan pengertian orang tua, 2) sekolah; metode pembelajaran, kurikulum, relasi antara guru dan siswa, disiplin dan waktu belajar. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mampu mengontrol kebutuhannya akan belajar, sehingga berimbas pada hasil belajarnya. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan minat belajar antara lain Rohim (2011) yang menyatakan bahwa minat belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa minat belajar memiliki peran yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa. Dengan demikian, minat belajar menjadi salah satu pendorong tercapainya keberhasilan dalam belajar.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan signifikan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa baik pada kelas VII IPA, VIII IPA, X Biologi, dan XI Biologi, (2) Sumbangan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif pada masing-masing kelas yaitu kelas VII 27,8%, kelas VIII 23,7%, kelas X 72,6%, dan kelas XI 78,3%.

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif pada kelas yang sama atau berbeda, pada model pembelajaran yang sama atau berbeda, serta persamaan-persamaan regresi yang didapatkan dapat digunakan untuk mengungkap perbedaan persamaan-persamaan regresi yang terbentuk dari hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. 2008. Learning to Teach, Seventh edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.

Arifin, M. S. 2013. Hubungan Antara Keterampilan

Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X Dengan Strategi Reciprocal Teaching Di SMA Negeri 1 Lawang. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Basith, Abdul. 2011. Hubungan Keterampilan

Metakognitif dan Hasil Belajar Matapelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD dengan Strategi Pembelajaran Jigsaw dan Think Pair Share (TPS).

Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi

FMIPA UM.

Chikmiyah, C., & Bambang S. 2012. Relationship Between Metacognitive Knowledge And Student Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Type Think Pair Share On Buffer Solution Matter. Unesa Journal of Chemical Education, 1 (1):55-61

http://ejournal.unesa.ac.id/article/202/36/article.pdf. Diunduh tanggal 13 Januari 2015.

Corebima, A. D. 2006. Pembelajaran Biologi Yang Memberdayakan Kemampuan Berpikir Siswa.

Makalah utama. Disampaikan pada Pelatihan

Strategi Metakognitif pada Pembelajaran Biologi untuk Guru-guru Biologi SMA, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM) UNPAR, Palangkaraya, 23 Agustus 2006.

Coutinho, S.A. 2007. The relationship between goals, metacognition and academic success. Educate, 7(1), 3947.

Dasna, I W. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah. http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pemb elajaran-berbasismasalah/.html. Diunduh tanggal tanggal 17 Januari 2016.

Fauziyah, D.R. 2013. Hubungan Keterampilan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Think Pair Share Di SMA Negeri 6 Malang. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Flavell, J. H. 1979. Metacognition and cognitive monitoring: A new area of cognitive-developmental inquiry. American Psychologist, 34, 906-911. Ibe, H. N. 2009. Metacognitive Strategies on Classroom

Participation and Student Achievement in senior Secondary School Science Classrooms. Science

Educational International, 20 (1/2):23-31 http://www.icaseonline.net/sei/files/p2.pdf. Diunduh tanggal 18 Januari 2016.

Imel, S. 2002. Metacognition Background Brief from

QLRC News Summer 2004

http://www.cete.org/acve/docs/tia.0017.pdf. Diunduh tanggal tanggal 17 Januari 2016.

Jannah, F. 2010. Faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas X-4 dalam belajar bahasa arab. Skripsi. Tidak

(7)

diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Karmana, I.W. 2010. Pengaruh strategi PBL dan integrasinya dengan STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, kesadaran metakognitif, dan hasil belajar kognitif biologi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Mataram.

Tesis. Tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas

Negeri Malang.

Miranda, Y. 2010. Dampak Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Kooperatif Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri Palangka Raya. Jurnal Penelitian

Kependidikan, 20 (2):187-201.

Olorundare, A.S. 2011. Correlates of Poor Academic

Performance of Secondary School Students in the Sciences in Nigeria. Makalah disajikan di Virginia

State University, Petersburg Virginia USA Juni 2011

http://www.unilorin.edu.ng/publications/asolorunda re/correlatesofpooracademicperformanceofsec.sch.st udentsiNXPowerLite.pdf. Diunduh tanggal 16 Januari 2016.

Perfect JT, Schwartz BL. 2004. Applied metacognition. Cambridge university.

Rohim, A. 2011. Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI.

Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sari, Ressa Arsita. 2014. Hubungan Antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SD Gugus I Kabupaten Kepahiang. Skripsi. Tidak diterbitkan. Bengkulu: Universitas Bengkulu. Singh, Y.G. 2012. Metacognitive Ability of Secondary

Students and Its Association With Academic Achievement in Science Subject. International

Indexed & Referred Research Journal, April, 2012.

ISSN- 0974-2832, RNI-RAJBIL 2009/29954; VoL.

IV * ISSUE-39

http://www.ssmrae.com/admin/images/46ea3b75e3b e24e9aa5bbd27d42ba053.pdf. Diunduh tanggal 2 Januari 2016.

Winn, W. & Snyder D. 1996. Cognitive perspectives in

pyschology. In D.H. Jonassen, ed. Handbook of research for educational communications and technology, 112-142. New York: Simon & Schuster

Macmillan

http://coe.sdsu.edu/eet/Articles/metacognition/start. htm. Diunduh tanggal tanggal 17 Januari 2016. Yuanita, A. R. 2006. Hubungan Antara Kemampuan

Berpikir dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi dengan Pola PBMP dan TPS siswa kelas 3 SMP Negeri 18 Malang. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM.

Gambar

Tabel 1. Ringkasan  Anova  Hasil  Analisis  Korelasi  Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar  Kognitif pada Kelas VII IPA
Tabel 5. Ringkasan  Hasil  Analisis  Regresi  Keterampilan  Metakognitif  dengan  Hasil  Belajar  Kognitif  Kelas VIII IPA
Tabel 11. Ringkasan  Hasil  Analisis  Regresi  Keterampilan  Metakognitif  dengan  Hasil  Belajar Kognitif Kelas XI Biologi

Referensi

Dokumen terkait

Materi pembelajaran nilai moral pada novel Hujan karya Tere Liye disesuaikan dengan indikator yang terdapat dalam RPP. Materi tersebut disajikan sebagai berikut. 1)

Aktivitas pada kelompok biaya kegagalan internal yang diidentifikasi dari 25 perusahaan yang terdaftar di indeks SRI KEHATI adalah pengolahan limbah (yang paling

seorang wanita dari kalangan manusia yang juga bukan manusia „biasa‟. To - manurung tidak meminta untuk dikawinkan, tetapi “dipaksa” untuk kawin oleh orang

Berdasarkan uraian tersebut, rekomendasi upaya mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan di TPA Batu Layang Kota Pontianak adalah perlunya diadakan sosialisasi

sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia. Menuliskan informasi tentang perubahan kehidupan masyarakat sekitar dengan adanya listrik berdasarkan hasil

Jaminan C akan diberikan dalam hal pembayaran atas penggantian biaya-biaya perawatan dan atau pengobatan yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan atau

oleh adanya variasi antar provenans, dengan provenans cendana (Santalum album Linn.) dari Rote memiliki persen hidup tertinggi, 2) Variasi pertumbuhan (sifat tinggi total,

Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, kedudukan hukum ( legal standing ) Calon Tunggal dalam pilkada