• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: Cooperative Integrated Reading and Composition, hasil belajar ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: Cooperative Integrated Reading and Composition, hasil belajar ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED

READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS

XI AP 2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2014/2015

Isnan Fauzi, Wagimin, Jumiyanto Widodo Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: isnanfauzi.if@gmail.com

ABSTRAK

Isnan Fauzi. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED

READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI AP 2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMK Negeri 1 Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus penelitian, dimana pada setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI AP 2 di SMK Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah 36 peserta didik. Sumber data berasal dari guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, analisis dokumen, dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, pada aspek pengetahuan tingkat ketuntasannya meningkat sebanyak 45,5% dengan rincian pada prasiklus penelitian tingkat ketuntasan peserta didik sebanyak 36% meningkat menjadi 69% pada siklus I dan meningkat menjadi 81,5% pada siklus II. Pada aspek sikap tingkat ketuntasannya meningkat sebanyak 30,75% dengan rincian pada prasiklus penelitian tingkat ketuntasan peserta didik sebanyak 50% meningkat menjadi 72,2% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,75% pada siklus II. Pada aspek keterampilan tingkat ketuntasannya meningkat sebanyak 22,15% dengan rincian pada prasiklus penelitian tingkat ketuntasan peserta didik sebanyak 60% meningkat menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 82,15% pada siklus II. Kata Kunci: Cooperative Integrated Reading and Composition, hasil belajar

ABSTRACT

Isnan Fauzi. THE APPLICATION LEARNING MODEL OF COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TO IMPROVE STUDENT LEARNING RESULT IN THE SUBJECT OF INTRODUCTION OF OFFICE ADMINISTRATION IN GRADE XI DEPARTEMENT OF OFFICE ADMINISTRATION 2

(2)

IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL 1 KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2014/2015. Skripsi. Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta. September 2015.

The purpose of research is to know the application learning model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) in improving the student learning result in subject of Introduction Office Administration in the Grade XI Departement of Office Administration 2 in Vocational High School 1 Karanganyar.

This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The subject of research were all of the students as many as 36 in Grade XI Departement of Office Administration 2 in Vocational High School 1 Karanganyar. The data source derived from teachers and students. Data collection technique used are the technique of observation, interview, test and analysis of documents. The validity of the data used data triangulation and method triangulation techniques. Data analysis used descriptive comparative and critical analysis techniques.

The result of research shows that the application learning model of CIRC could improved the student learning result. The learning result increase, on knowledge aspects, the graduation rate increase of 45,5% with the following details; At first only 36% of students who graduate, become 69% in the first cycle, then 81,5% in second cycle. On attitude aspects, the graduation rate increased of 30,75% with the following details; At first only 50% of students who graduated, become 72,2% in the first cycle, then 80,75% in second cycle. On the aspects of skill, the graduation rate increase of 22,15% with the following details; At first only 60 % of students who graduated, become 75% in the first cycle, then 82,15% in second cycle.

Keywords: Cooperative Integrated Reading and Composition, learning result 1. Pendahuluan

Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi perkembangan yang pesat dalam bidang IPTEK sehingga mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi di semua segi kehidupan. Salah satu segi kehidupan yang tidak luput mengalami perubahan adalah dalam dunia kerja. Sumber daya manusia dituntut untuk mempunyai keterampilan dan keahlian yang baik serta berpendidikan yang tinggi agar mampu menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia kerja. Mengingat kebutuhan perusahaan akan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dibidangnya maka perlu dilakukan upaya untuk menciptakan tenaga kerja yang siap untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia seperti yang diinginkan oleh perusahaan.

Lembaga pendidikan formal atau sekolah berperan penting untuk mencetak SDM yang baik. Tingkat keberhasilan dari pendidikan yang dijalankan lembaga pendidikan formal tersebut ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang diterapkan. Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan lulusan yang berkompeten sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki dan dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Dimana masing-masing bidang keahlian pada tiap jurusan di SMK memiliki peranan dalam menghasilkan SDM yang berkompeten.

Salah satu jurusan di SMK yang berkontribusi memberikan bekal life skill yang mampu bersaing dalam dunia kerja adalah jurusan Administrasi Perkantoran (AP). Dimana dalam bidang keahlian Administrasi Perkantoran memiliki salah satu mata pelajaran produktif yaitu Pengantar Administrasi Perkantoran (PAP) yang mengajarkan cara menyusun pekerjaan kantor, melatih komunikasi kantor serta memahami asas, tujuan dan jenis pekerjaan kantor. Sehingga dapat menciptakan SDM yang trampil dan mampu mengaplikasikannya sesuai kebutuhan dunia kerja.

(3)

Terkait dengan pencapaian tujuan di atas maka proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan proses pembelajaran terjadi melalui tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Yang mana pada kurikulum terdahulu proses pembelajaran masih pada teacher center sedangkan pada kurikulum 2013 fokus pada student center. Pada pembelajaran sekarang peserta didik dituntut aktif dalam proses pembelajaran karena pada kurikulum yang berlaku saat ini guru hanya berperan untuk memberikan stimulan-stimulan, sedangkan peserta didik diharuskan aktif dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Karanganyar diperoleh beberapa hambatan pada pembelajaran pengantar administrasi perkantoran. Diantaranya peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, materi hafalan terlalu banyak dan guru masih menggunakan model konvensional. Permasalahan tersebut yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Data yang diperoleh dari guru menunjukkan hasil belajar peserta didik di kelas XI AP 2 pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran yang terdiri atas 36 peserta didik yang tuntas KKM sejumlah 13 peserta didik atau 36%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik yang tidak tuntas dalam pembelajaran PAP sejumlah 23 peserta didik atau 64%.

Hasil di atas dilihat dari nilai Ulangan Kompetensi Dasar (UKD) 3.4 & 4.4. Rendahnya nilai peserta didik dikarenakan peserta didik tidak mampu menyerap materi yang disampaikan guru secara maksimal, yang disebabkan cara mengajar guru yang dirasa kurang menyenangkan sehingga peserta didik kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

.

Pengantar Administrasi Perkantoran merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada kurikulum 2013 yang mempelajari tentang sistem informasi manajemen dan pengelolaan

data serta informasi yang ada dalam lingkup perkantoran. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi dasar tentang menguraikan sistem informasi manajemen yang berkaitan dengan penggunaan sistem informasi manajemen dan menjelaskan manajemen basis data serta mengelola berbasis data.

Secara keseluruhan materi mata pelajaran tersebut hampir 100% berupa materi hafalan yang mana disampaikan oleh guru hanya dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan peserta didik pasif dalam mengikuti proses pembelajaran karena suasananya terlalu menoton dan memaksa peserta didik menghafal begitu banyak materi tanpa disertai dengan cara penyampaian yang menarik.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan peserta didik untuk memecahkan masalah secara berkelompok dan mampu memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Penggunaan model pembelajaran CIRC dilihat dari langkah-langkah penerapannya akan mampu meningkatkan daya ingat peserta didik karena dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran, selain itu model pembelajaran ini menuntun peserta didik untuk memprediksi, menanggapi, menyimak dan melengkapi bagian dari suatu materi yang diajarkan. Sehingga berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengungkapkan rumusan masalah sebagai berikut apakah penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata

(4)

pelajaran pengantar administrasi perkantoran kelas XI AP 2 SMK Negeri 1 Karanganyar?

2. Kajian Teori

Model Cooperative Integrated Reading and Composition

Nikmah (2008: 25) CIRC termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif yang beranggotakan empat orang atau lebih dalam setiap kelompok dan keseluruhan terlibat dalam serangkaian kegiatan bersama, termasuk juga saling menuliskan satu sama lain. Selain itu, kegiatan dalam kelompok tersebut adalah membuat prediksi tentang cerita naratif yang akan muncul, menuliskan tanggapan terhadap cerita.

a. Tujuan Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition

1) Menggunakan tim - tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.

2) Untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan peserta didik untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para peserta didik membaca untuk teman satu kelompoknya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon kegiatan membaca mereka.

3) Untuk merancang,

mengimplementasikan dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas (Slavin, 2010:203).

b. Ciri-ciri Model Cooperative Integrated Reading and Composition

1) Adanya kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan cerita (menentukan tujuan dari

membaca cerita dengan pasangan, mengidentifikasi karakter, latar belakang, melanjutkan cerita, memperkenalkan kosakata baru, mencari maknanya, melanjutkan cerita dengan bahasa sendiri).

2) Peserta didik dikelompokkan kedalam beberapa kelompok heterogen.

3) Peserta didik melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama.

4) Membagi tugas dan tanggung jawab sama.

5) Akan dievaluasi untuk semua. 6) Berbagai kepemimpinan dan

keterampilan untuk bekerja bersama.

7) Diminta mempertanggung jawabkan individu materi yang ditangani (Sharan, 2009:36). c. Kelebihan Model Cooperative

Integrated Reading and Composition

Menurut Sharan (2009:43) menjelaskan kelebihan model CIRC adalah sebagai berikut :

1) Peserta didik dapat memberikan tanggapannya secara bebas. 2) Dilatih untuk dapat

bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

3) Menumbuhkan rasa senang yang merangsang peserta didik untuk aktif dalam kelompok. 4) Memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan temannya. 5) Membentuk kemurnian

ungkapan dalam interaksi dan pemecahan masalah yang kreatif.

6) Meningkatkan kualitas gagasan. d. Kelemahan Model Cooperative

Integrated Reading and Composition

Sharan (2009:43) berpendapat bahwa kelemahan model CIRC adalah :

(5)

1) Pada saat presentasi hanya peserta didik yang aktif yang tanya.

2) Banyak memboroskan waktu. 3) Persiapan yang perlu dilakukan

guru yang akan menggunakan 4) model pembelajaran kooperatif

cukup rumit.

5) Pengelolaan kelas dan pengoganisasian peserta didik lebih sulit.

e. Langkah-langkah Penggunaan Model Cooperative Integrated

Reading and Composition

Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran CIRC sangat membantu untuk melaksanakan proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah model penbelajaran CIRC menurut Suprijono (2012:137) sebagai berikut :

1) Membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang secara heterogen.

2) Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran. 3) Siswa bekerjasama saling

membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.

4) Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

5) Guru membuat kesimpulan 6) Penutup.

3. METODE PENELITIAN

Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamatkan di Jl. RW Monginsidi Karanganyar, 57714, Surakarta. Peneliti memilih SMK negeri 1 Karanganyar karena terdapat masalah yang dibutuhkan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

Sedangkan kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga bulan Agustus 2015.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 2 (XI AP 2) yang berjumlah 36 peserta didik.

Pengumpulan Data 1. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah cara mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya” (Arikunto 2006:158).

Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitiaan ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian yang meliputi profil sekolah, nama-nama peserta didik yang menjadi subjek penelitian, struktur organisasi sekolah, dan daftar nilai ulangan harian Pengantar Administrasi Perkantoran kelas XI AP 2 SMK Negeri 1 Karanganyar. Data ini kemudian akan digunakan untuk menganalisis tahap awal. 2. Metode observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi non partisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut

(6)

dalam kegiatan (Syaodih 2012: 220).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi terstruktur dan nonparticipatory observation. Observasi terstruktur peneliti digunakan untuk mengamati tingkat hasil belajar peserta didik menggunakan model cooperative integrated reading and composition dengan menyiapkan lembar pengamatan yang sesuai dengan standar dan kriteria pengukuran tingkat hasil belajar. Sedangkan observasi non partisipatif (nonparticipatory observation) karena peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan pembelajaran yang telah disusun menggunakan model cooperative integrated reading and composition yang diterapkan oleh guru mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran.

3. Metode Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. (Nana Syaodih 2012: 216). Sedangkan definisi wawancara menurut Esterberg (2002) yang dikutip dari bukunya Sugiyono menyatakan bahwa “a meeting of two person to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tanya jawab.

Peneliti menggunakan wawancara terstruktur, untuk mendapatkan informasi dari peserta didik maupun guru mengenai penggunaan model pembelajaran yang telah diterapkan mampu memberikan perubahan terhadap sikap maupun pola pikir peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.

4. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan jenis data kuantitatif. Dalam pembelajaran, tes biasanya dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya (2013:251)

Uji Validitas Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua triangulasi dalam mengolah validitas data. Adapun triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data diperoleh dari sumber data yang ada yaitu melalui peserta didik dan guru. Sedangkan triangulasi metode diambil dari metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data yang berjenis kuantitatif dan kualitatif.

Untuk data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil dan proses antara kondisi awal sebelum diberi tindakan dengan kondisi dalam siklus I dan siklus II.

Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kritis. Jadi data kualitatif diperoleh melalui hasil pengamatan yang menggunakan beberapa instrumen dianalisis untuk diketahui bagaimana kinerja guru dan peserta didik selama pelaksanaan tindakan dalam setiap siklusnya.

(7)

4. Hasil Penelitian Prasiklus Tindakan

hasil belajar kelas Administrasi Perkantoran (AP) 2 SMK N 1 Karanganyar yang berjumlah 36 peserta didik masih berada di bawah 75% secara keseluruhan ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang masing-masing persentasenya 36%, 50%, dan 60%. Yang mana Nilai ketrampilan peserta didik pada kelas AP 2 memiliki persentase paling tinggi di antara tiga aspek lainnya. Hal ini disebabkan karena 1)Pada saat pembelajaran peserta didik banyak yang bermalas-malasan kurang tertarik dengan proses pembelajaran. 2) Peserta didik tidak memperhatikan secara seksama saat guru menerangkan. 3)Komunikasi yang terjadi dalam kelas hanya satu arah, yaitu guru menerangkan pada peserta didik. 4)Peserta didik cenderung pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

Siklus I

Setelah dilakukannya tindakan pada siklus I diperoleh hasil yang meningkat dari masing-masing aspek afektif, kognitif, dan pskimotorik. Masing-masing persentasenya adalah 69%, 72,2%, dan 75%. Setelah dilakukannya tindakan pada siklus I memang sudah mengalami peningkatan akan tetapi belum mencapai target penelitian. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I ditemukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik untuk setiap aspeknya. Akan tetapi pencapaian ini belum sesuai dengan target yang ditentukan pada perencanaan. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum memahami sepenuhnya tentang model CIRC yang diterapkan oleh guru dan juga peserta didik belum terbiasa dalam penerapannya. Gurupun masih kurang maksimal dalam pemberian intruksi dan memandu jalannya diskusi sehingga hasil pada siklus I ini kurang maksimal.

Siklus II

Pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II terlihat terdapat peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini terjadi pada ketiga aspek penilaian yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari rata-rata persentase hasil belajar peserta didik pada pra siklus yaitu sebesar 48,6% meningkat pada siklus I yaitu sebesar 72,1%. Dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi yaitu sebesar 81,46%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat surplus pada siklus II yaitu sebesar 6,46% dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%.

Perbandingan antar siklus

Masing-masing perbandingan dari afektif, kognitif, dan psikomotir sebagai berikut:

Perbandingan Hasil Kognitif Peserta didik Tindakan Persentase Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II 36% 69% 81,5%

(Sumber: Data olahan, 2015)

Gambar 4.7 Perbandingan Pesrentase Ketuntasan Kognitif

Perbandingan Hasil Afektif Peserta didik 36% 69% 81,50 % 0% 20% 40% 60% 80% 100% Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase Hasil

Kognitif

(8)

Tindakan Persentase Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II 50% 72,2% 80,75% (Sumber: Data olahan, 2015)

Gambar 4.8 Perbandingan Persentase Ketuntasan Afekif Perbandingan Hasil Psikomotorik Peserta didik Tindakan Persentase Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II 60% 75% 82,15%

(Sumber: Data pengolahan, 2015)

Gambar 4.9 Perbandingan Pesrentase Ketuntasan Psikomotorik

Perbandingan hasil belajar secara keseluruhan

rata-rata persentase hasil belajar peserta didik pada penelitian ini adalah 48,6% pada prasiklus meningkat menjadi 72,1% pada siklus I dan 81,46% pada siklus II. Maka dengan hasil ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran CIRC dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

Tabel 4.14 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Kelas AP 2

Tindakan Persentase Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II 48,6% 72,1% 81,46% Gambar 4.11 Perbandingan Pesrentase Rata-Rata Hasil Belajar Kelas AP 2

Dari gambar 4.11 menunjukan peningkatan yang signifikan terhadap rata-rata hasil belajar kelas pada peserta didik kelas XI AP 2 SMK N Karanganyar. Dimana persentase tersebut dari 48,6% pada prasiklus meningkat 23,5% pada siklus I dan meningkat 32,86% pada siklus II. Dengan diterapkan model CIRC ini peningkatan hasil belajar peserta 50% 72,20 % 80,75 % 0% 20% 40% 60% 80% 100% Pra Siklus Siklus I Siklus II Persentase Hasil Afektif

60% 75% 82,15 % 0% 20% 40% 60% 80% 100% Pra Siklus Siklus I Siklus II

P

ersentase Hasil Psikomotrik 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% Pra Siklus Siklus I Siklus II Persentase rata-rata hasil

(9)

didik cukup tinggi yaitu mencapai 81,46%.

5. Simpulan dan Saran a. Simpulan

Kesimpulan dari pemaparan hasil Penelitian Tindakan Kelas serta pembahasan dalam penelitian tentang “Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kelas XI AP 2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2014/2015” adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) efektif meningkatkan rata-rata persentase hasil belajar peserta didik pada pembelajaran pengantar administrasi perkantoran. Rata-rata persentase hasil belajar peserta didik meningkat dari 48,6% menjadi 72,1% dan meningkat lagi menjadi 81,46%.

2. Penerapan model cooperative integrated reading and composition menunjukan adanya peningkatan pada nilai kognitif yang di dalamnya meliputi pengetahuan dan penguasaan peserta didik pada materi yang diajarkan. Nilai kognitif peserta didik mengalami peningkatan dari 36% menjadi 69% dan meningkat lagi menjadi 81,5%.

3. Penerapan model cooperative integrated reading and composition mampu meningkatkan nilai afektif peserta didik. Nilai sikap atau nilai afektif meningkat dari 50% menjadi

72,2% dan meningkat lagi menjadi 80,75%.

4. Penerapan model cooperative integrated reading and composition dapat meningkatkan nilai psikomotorik yang meliputi keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Peningkatan pada nilai psikomotorik ini terjadi dari 60% menjadi 75% dan meningkat lagi menjadi 82,15% .

5. Model cooperative integrated reading and composition dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan meliputi ketiga aspek yang telah ditentukan dalam pembelajaran pengantar administrasi perkantoran.

b. Saran

Bagi Kepala Sekolah

a. Guru yang mengampu mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran belum mengembangkan model pembelajaran pada saat proses pembelajaran pengantar administrasi perkantoran dan masih menerapkan

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher learning center), sehingga diharapkan kepala sekolah memberikan motivasi bagi guru yang bersangkutan agar mampu menerapkan pembelajaran inovatif serta menyiapkan fasilitas sebagai penunjang pembelajaran inovatif. b. Alangkah baiknya apabila

hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan dan diharapkan dapat

(10)

diterapkan oleh sekolah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik karena dengan tingginya hasil belajar dapat meningkatkan kualitas peserta didik.

Bagi Guru

a. Dikarenakan sudah terbukti penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran administrasi perkantoran, sehingga diharapkan guru lain menerapkan model cooperative integrated reading and composition untuk mata pelajaran lain yang memiliki karakteristik serupa, sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga menambah variasi dalam proses pembelajaran. Bagi Peserta Didik

a. Dikarenakan peserta didik masih mudah terpicu oleh hal-hal yang membuat kelas tidak kondusif maka diharapkan peserta didik lebih membiasakan diri untuk tertib dan dapat mengendalikan diri agar tetap fokus dalam kegiatan belajar mengajar, serta ikut berpartisipasi dalam menegur peserta didik lain yang memicu kelas menjadi tidak kondusif. b. Peserta didik hendaknya

lebih aktif bertanya, menyampaikan pendapat, karena dengan berinteraksi aktif selama kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan daya

ingat dan melatih keberanian/kepercayaan diri.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Nikmah, Ashlihatun. 2008. Meningkatkan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Malang: Universitas Negeri Malang

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk memicu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Imperium.

Slavin, Robert. E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Jakarta: Nusamedia. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative

Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar  4.7  Perbandingan  Pesrentase Ketuntasan Kognitif
Gambar  4.9  Perbandingan  Pesrentase  Ketuntasan  Psikomotorik

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Perusahaan Daerah Taru Martani Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang disahkan dengan

Dalam automasi perpustakaan, ketakutan kehilangan pekerjaan bagi pustakawaan sebenarnya tidak perlu terjadi karena tidak semua pekerjaan dapat diambil oleh komputer.

Berikut ini merupakan data hasil pengujian Impact dari pengecoran lost foam pada parameter model sistem saluran, ditunjukkan pada tabel-5 dan parameter variasi

Metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga sebesar 10.1% yang menyamakan nilai sekarang investasi rumah makan dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih rumah makan

4.10 Uji Signifikan Perbedaan Rata-rata Posttest Reinforcement Positif dan Reinforcement Negatif

Adapun kelengkapan yang harus dibawa pada saat Klarifikasi adalah data isian Saudara yang tercantum pada aplikasi (SPSE) dan semua dokumen penawaran, Administrai, Teknis

Untuk menggambarkan variabel lingkungan kerja fisik (X1) yaitu tanggapan mengenai penerangan/cahaya, sirkulasi udara, dekorasi dan keamanan ditempat kerja, lingkungan kerja non

Bukti kepemilikan peralatan atau surat perjanjian sewa peralatan disertai bukti kepemilikan peralatan dari yang memberikan sewa, Asli. Contoh Paving Bundarata Diameter 15 Cm, 30 Cm