BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar Latar BelakangBelakang De
Defifininisi si obobat at iaialalah h susuatatu u zazat t yyanang g didigugunanakakan n ununtutuk k didiagagnonosese, , pepengngobobatatanan,, mel
melunaunakkkkan, an, penpenyemyembuhbuhan an atau atau penpencegcegahaahan n penpenyayakit kit padpada a manmanusiusia a atau atau padpada a hewhewan.an. Mesk
Meskipuipun n obaobat t dapdapat at menymenyambambuhkuhkan an taptapi i toh toh banybanyak ak kejakejadiadian n bahbahwa wa seseseseoraorang ng telatelahh menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, bila salah digunakan dalam pengobatan atau melebihi dosis akan m
bila salah digunakan dalam pengobatan atau melebihi dosis akan menimbulkan keracunanan.enimbulkan keracunanan. Bil
Bila a dosdosisnyisnya a leblebih ih keckecil il kitkita a tidtidak ak memmemperperoleoleh h penpenyemyembuhbuhan. an. ObaObatotobat bat yanyangg ter
tergolgolong ong midmidriatriatik ik bekbekerja erja melemelebarbarkan kan pupupil pil matmata a sedsedangangkan kan obaobat t golgolongongan an miomiotik tik men
mengecigecilkalkan n puppupil il matamata. . !d!da a obaobat t yanyang g digdigunaunakan kan untuntuk uk menmencegcegah ah perperdardarahan ahan yaiyaitutu golongan hemostatik atau golongan koagulansia yang menjadikan darah menjendal, tetapi golongan hemostatik atau golongan koagulansia yang menjadikan darah menjendal, tetapi adapula obat justru mencegah supaya darah jangan jadi menjendal, hal ini diperlukan untuk adapula obat justru mencegah supaya darah jangan jadi menjendal, hal ini diperlukan untuk transfusi darah atau pada waktu operasi jantung dicegah darah jangan menjendal "trombosis#. transfusi darah atau pada waktu operasi jantung dicegah darah jangan menjendal "trombosis#. B. $umusan Masalah
B. $umusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka ditarik rumusan masalah yang akan dibahas dalam Dari latar belakang diatas, maka ditarik rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah%
makalah ini adalah% &.
&. !pa pen!pa pengertian dgertian dari obaari obat !t !utokoutokoid, !id, !gonigonis dan !s dan !ntagontagonis'nis' (.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. DEFINISI A. DEFINISI &&.. !!uuttookkooiidd
!utokoid berasal dari bahas yunani "autas#, yang berarti sendiri "self# dan !utokoid berasal dari bahas yunani "autas#, yang berarti sendiri "self# dan !kos yang berarti obat "medical agent ) $emedi#. Jadi, autokoid berarti zat yang !kos yang berarti obat "medical agent ) $emedi#. Jadi, autokoid berarti zat yang berkhasiat
berkhasiat sendiri sendiri atau atau zat zat farmakologi farmakologi aktif aktif yang yang dibentuk dibentuk oleh oleh tubuh tubuh sendirisendiri berfungsi dan bekerja local di tempat ia dibentuk.
berfungsi dan bekerja local di tempat ia dibentuk. (
(.. !!ggoonniiss
*etiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor *etiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor oba
obat, t, tetatetapi pi seksekelomelompok pok resereseptoptor r obaobat t berberperperan an sebasebagai gai resereseptoptor r fisfisioliologiogis s untuntuk uk ligand endogen "ho
ligand endogen "hormon rmon neurotransmiter#. +feknya menyneurotransmiter#. +feknya menyerupai senyawa endogen.erupai senyawa endogen.
.. !!nnttaaggoonniiss
Obat yang tidak mempunyai akti-itas intrinsik sehingga menimbulkan efek Obat yang tidak mempunyai akti-itas intrinsik sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis.
dengan menghambat kerja suatu agonis. AUTOKOID, AGONIS DAN ANTAGONIS AUTOKOID, AGONIS DAN ANTAGONIS
HISTAMIN DAN ANTIALERGI HISTAMIN DAN ANTIALERGI
1
1..11 HHIISSTTAAMMIINN A
A.. SSEEJJAARRAAHH
istamin dihasilkan oleh bakteri yang mengkontaminasi ergot. /ada awal abad istamin dihasilkan oleh bakteri yang mengkontaminasi ergot. /ada awal abad ke &0, histamin dapat diisolasi dari jaringan hati dan paruparu segar. istamin juga ke &0, histamin dapat diisolasi dari jaringan hati dan paruparu segar. istamin juga ditemukan pada berbagai jaringan tubuh, oleh karena itu diberi nama histamin "histos ditemukan pada berbagai jaringan tubuh, oleh karena itu diberi nama histamin "histos 1 jaringan#.
1 jaringan#. i
ipoposisis s memengngenenal al peperaran n fifisiosiolologigis s hihiststamamin in dididadasasarkarkan n papada da adadanyanyaa persamaan
persamaan antara antara efek efek histamin histamin dan dan gejalagejala gejalagejala syok syok anafilaktik anafilaktik dan dan traumatrauma jaringan.
jaringan. Meskipun Meskipun didapatkan didapatkan perbedaan perbedaan diantara diantara spesies, spesies, pada pada manusia manusia histaminhistamin merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi tipe segera "immediate# dan merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi tipe segera "immediate# dan reak
reaksi si infinflamlamasi, asi, selaselain in itu itu hishistamtamin in memmemiliiliki ki perperan an penpenting ting daldalam am seksekresi resi asamasam lambung, dan berfungsi sebagai suatu
lambung, dan berfungsi sebagai suatu neurotransmiter dan neuromudolator.neurotransmiter dan neuromudolator. B
B.. KKIIMMIIAA is
istamtamin in mermerupaupakan kan ("("2i2imidmidazoiazoil# l# etietilamilamin, n, diddidapaapatkatkan n padpada a tantanamaamann maupun jaringan hewan serta merupakan komponen dari beberapa racun dan sekret maupun jaringan hewan serta merupakan komponen dari beberapa racun dan sekret sen
sengatgatan an binbinatanatang. g. ististamiamin n dibdibententuk uk dardari i asam asam amiamino no 3h3histiistidin din dendengan gan caracara dekarb
dekarboksilaoksilasi si oleh oleh enzim histidin enzim histidin dekarbdekarboksilaoksilase se dan dan memerlmemerlukan piridoksal fosfatukan piridoksal fosfat sebagai kofaktor.
sebagai kofaktor. i
iststamamin in dadan n seserorototoninin n "4"4hhididroroksksititririptptamaminin# # dididadapatpatkakan n papada da babanynyak ak jaringan,
jaringan, memiliki memiliki efek efek fisiologis fisiologis dan dan patologis patologis yang yang kompleks kompleks melalui melalui berbagaiberbagai subtipe reseptor, dan sering kali dilepaskan setempat. istamin dan serotonin bersama subtipe reseptor, dan sering kali dilepaskan setempat. istamin dan serotonin bersama den
dengan gan peppeptidtida a endendogeogen, n, proprostagstaglanlandin din dan dan leuleukotkotrien rien kadkadangangkadkadang ang disdisebuebutt autakoid atau hormon lokal.
autakoid atau hormon lokal. .
. FFAARMARMAKODKODININAMIAMIKK 1.
1. MEMEKAKANINISMSME KE KERERJAJA ist
istamiamin n bekbekerja erja dendengan gan menmendudduduki uki resereseptoptor r tertertententu tu padpada a sel sel yayangng terd
terdapaapat t padpada a perpermumukaan kaan memmembrabran. n. DewDewasa asa ini ini diddidapaapatkatkan n jenijenis s resereseptoptor r his
histamitamin n &, ( &, ( dan dan , , resereseptoptor r tertersebsebut ut termtermasuk golonasuk golongan gan resresepteptor or yanyangg berpasangan
berpasangan dengan dengan protein protein 5. 5. /ada /ada otak, otak, reseptor reseptor & & dan dan ( ( terletak terletak padapada membra
membran n pascasipascasinaptiknaptik, , sedangsedangkan kan reseptoreseptor r terutamterutama a prasinprasinaptik. !ktiaptik. !kti-asi-asi res
permeabilitas pembuluh darah dan sekresi mukus. *ebagian dari efek tersebut mungkin diperantarai oleh peningkatan cyclic guanosine monophosphate "c5M/# di dalam sel. istamin juga berperan sebagai neurottransmiter dalam susunan saraf pusat.
$eseptor ( didapatkan pada mukosa lambung, sel otot jantung dan beberapa sel imun. !kti-asi reseptor ( terutama menyebabkan sekresi asam lambung. *elain itu juga berperan dalam menyebabkan -asodilatasi dan flushing. istamin menstimulasi sekresi asam lambung, meningkatkan kadar c!M/ dan menurunkan kadar c5M/, sedangkan antihistamin ( menghambat efek tersebut. /ada otot polos bronkus akti-asi reseptor & oleh histamin menyebabkan bronkokonstriksi, sedangkan akti-asi reseptor ( oleh agonis reseptor ( akan
menyebabkan relaksasi.
$eseptor berfungsi sebagai penghambat umpan balik pada berbagai sistem organ. !kti-asi reseptor didapatkan dibeberapa daerah di otak mengurangi pelepasan transmiter baik histamin maupun norepinefrin, serotonin, dan asetikolin. Meskipun agonis reseptor berpotensi untuk digunakan antara lain sebagai gastroprotektif dan antagonis reseptor antara lain berpotensi untuk digunakan sebagai antiobesitas, sampai saat ini belum ada agonis maupun antagonis reseptor yang diizinkan untuk digunakan di klinik.
!. SISTEM KARDIO"ASKULAR a. Dilatasi kapiler
+fek histamin yang terpenting pada manusia ialah dilatasi kapiler "anteriol dan -enul#, dengan akibat kemerahan dan rasa panas diwajah "blushing area#, menurunnya resistensi perifer dan tekanan darah. !finitas histamin terhadap reseptor & amat kuat, efek -asodilatasi cepat timbul dan berlangsung singkat. *ebaliknya, pengaruh histamin terhadap reseptor ( menyebabkan -asodilatasi yang timbul lebih lambat dan berlangsung lebih lama. !kibatnya, pemberian !& dosis kecil hanya dapat menghilangkan efek dilatasi oleh histamin dalam jumlah kecil. *edangkan efek histamin dalam jumlah lebih besar hanya dapat dihambat oleh kombinasi !& dan !(.
istamin meningkatkan permeabilitas kapiler dan ini merupakan efek sekunder terhadap pembuluh darah kecil. !kibatnya protein dan cairan plasma keluar keruangan ekstrasel dan menimbulkan edema. +fek ini jelas disebabkan oleh peranan histamin terhadap reseptor &.
c. 6riple respons
Bila histamin disuntikan intradermal pada manusia akan timbul tiga tanda khas yang disebut triple response dari lewis, yaitu %
&# Bercak merah setempat beberapa mm sekeliling tempat suntikan yang timbul beberapa detik setelah suntikan. al ini disebabkan oleh dilatasi lokal kapiler, -enul dan arteriol terminal akibat efek langsung histamin. Daerah tersebut dalam satu menit menjadi kebiruan atau tidak jelas lagi karena adanya edema.
(# 7lare, berupa kemerahan yang lebih terang dengan bentuk tidak teratur dan menyebar kurang lebih & cm sekitar bercak awal. 8ni disebabkan oleh dilatasi arteriol yang berdekatan akibat refleks akson.
# +dema setempat "wheal# yang dapat dilihat setelah &( menit pada daerah bercak awal. +dema ini menunjukkan meningkatnya permeabelitas oleh histamin.
Pe#$%l%& Dara& Be'ar. istamin cenderung menyebabkan konstriksi pembuluh darah besar yang intensitasnya berbeda antar spesies. /ada binatang pengerat, konstriksi juga terjadi pada pembuluh darah yang lebih kecil, bahkan pada dosis yang besar -asokonstriksi menutupi efek -asodilatasi kapiler sehingga justru terjadi peningkatan resistensi perifer.
Jant%ng. istamin mempengaruhi langsung kontraktilitas dan elektrisitas jantung. Obat ini mempercepat depolarisasi diastol di nodus *! sehingga rekunsi denyut jantung meningkat. istamin juga memperlambat konduksi !9, meningkatkan automatisitas jantung sehingga pada dosis tinggi dapat menyebabkan aritmia. *emua efek ini terjadi melalui perangsangan reseptor & di jantung,kecuali perlambatan konduksi !9 yang terjadi lewat perangsangan
reseptor (.
6etapi dosis kon-ensional histamin 89 tidak menimbulkan efek yang nyata terhadap jantung. Bertambahnya frekuensi denyut jantung dan curah jantung pada pemberian infus histamin disebabkan oleh refleks kompensasi terhadap penurunan
Tekanan Dara&. /ada manusia dan beberapa spesies lain, dilatasi arteriol dan kapiler akibat histamindosis sedang menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik yang kembali normal setelah terjadi refleks kompensasi atau setelah histamin dihancurkan. Bila dosis histamin sangat besar maka hipotensi tidak dapat dilatasi dan dapat terjadi syok histamin.
Ot(t P(l(' N(n)a'k%ler. istamin merangsang atau menghambat kontraksi berbagai otot polos. :ontraksi otot polos terjadi akibat akti-asi reseptor &, sedangkan relaksasi otot polos sebagian besar akibat akti-asi reseptor (. /ada orang sehat, bronkokonstriksi akibat histamin tidak begitu nyata, tetapi pada pasien asma bronkial dan penyakit paru lain efek ini sangat jelas. istamin menyebabkan bronkokonstriksi pada marmot walaupun dengan dosis kecil, sebaliknyahistamin menyebabkan relaksasi bronkus domba dan trakea kucing. istamin pada uterus manusia tidak menimbulkan efek oksitosik yang berarti.
Kelen*ar Ok'(kr+n. :elenjar lambung. istamin dalam dosis lebih rendah yang berpengaruh terhadap tekanan darah akan meningkatkan sekresi asam lambung. :omposisi cairan lambung ini berbedabeda antar spesies dan pada berbagai dosis. /ada manusia, dosis menyebabkan pengeluaran pepsin, dan faktor
intrinsik ;astle bertambah sejalan dengan meningkatnya sekresi ;3. al ini akibat perangsangan langsung terhadap sel parietal melalui reseptor (. /erangsangan fisiologis ini melibatkan juga asetikolin yang dilepaskan selama akti-itas -agus, dan gastrin. Maka setelah -agotomi atau pemberian antropin, efek histamin akan menurun. *elain itu blokade reseptor ( tidak hanya menghambat produksi asam lambung, tetapi juga mengurangi efek gastrin atau akti-itas -agal.
Kelen*ar La+n. istamin meninggikan sekresi kelenjar liur, pankreas, bronkus dan air mata tetapi umumnya efek ini lemah dan tidak tetap.
U*%ng Sara Sen'(r+'. <yeri dan 5atal. 7lare oleh histamin disebabkan oleh pengaruhnya pada ujung saraf yang menimbulkan refleks akson. 8ni merupakan kerja histamin merangsang reseptor & diujung saraf sensoris. istamin intradermal dengan cara goresan, suntikan atau iontoforesis akan menimbulkan gatal, sedangkan pemberian *: terutama dengan dosis lebih tinggi akan menimbulkan nyeri disertai gatal.
Me-%la A-renal Dan Gangl+a. *elain merangsang ujung saraf sensoris, histamin dosis besar juga langsung merangsang sel kromafin medula adrenal dan sel ganglion otononom. /ada pasien feokromositoma pemberian 89 histamin akan meningkatkan tekanan darah.
istamin berperan penting dalam fenomena fisiologis terutama pada anafilaksis, alergi, trauma dan syok. *elain itu terdapat bukti bahwa histamin merupakan mediator terakhir dalam respons sekresi cairan lambung, histamin juga berperan dalam regulasi mikrosirkulasi dan dalam fungsi **/.
1. DISTRIBUSI
istamin 6erdapat pada hewan antara lain pada bisa ular, zat beracun, bakteri dan tanman. ampir semua jaringan mamalia mengandung prekusor
histamin. :adar histamin paling tinggi ditemukan pada kulit, mukosa usus dan paruparu.
!. SUMBER SINTESIS DAN PENIMPANAN.
istamin yang berasal dari makanan atau yang dibentuk bakteri usus bukan merupakan sumber histamin endogen karena sebaguan besar histamin ini dimetabolisme dalam hati, paruparu serta jaringan lain dan dikeluarkan malalui urin. *etiap jaringan sel mamalia yang mengandung histamin, misalnya leukosit, dapat membentuk histamin dari histidin. +nzim penting untuk sintesis histamin ialah 3histidin dekarboksilase. Depot utama histamin ialah sel mast dan juga basofil dalam darah. istamin disimpan sebagai kompleks dalam heparin dalam secretory granules. istamin dalam bentuk terikat tidak aktif, tetapi banyak stimulus yang dapat memicu penglepasan histamin sel mast untuk selanjutnya mempengaruhi jaringan sekitarnya. 3aju malih "turn o-er# histamin dalam depot ini lambat.
!pabila terjadi pengosongan, baru setelah beberapa minggu dapat terisi kembali. istamin nonsel mast didapatkan antara lain diotak, dimana histamin berfungsi sebagai neurotransmiter dalam berbagai fungsi otak, seperti kontrol neuroendokrin, regulasi kardio-askuler, regulasi panas , dan aurosal. istamin juga disimpan dan dilepaskan sel seperti enterokromafin dibagian fundus lambung, dan histamin yang dilepaskan mengakti-asi sel parietal mukosa lambung untuk memproduksi asam lambung. istamin juga terdapat dalam jumlah besar di sel epidermis dan mukosa usus dengan laju malih yang cepat. /. FUNGSI HISTAMIN ENDOGEN.
$eaksi anafilaksis dan +nargi. $eaksi antigenantibodi "antibodi 8g+# menyebabkan kulit melepaskan histamin sehingga terjadi -asodilatasi, gatal dan edema. /englepasan histamin selama terjadinya reaksi antigenantibodi telah diperlihatkan oleh beberapa peneliti. ipotesis yang menyatakan bahwa histamin merupakan perantara terjadinya fenomena hipersensiti-itas telah mapan.
*elama reaksi hipersensiti-itas selain dilepaskan juga autakoid lain misalnya serotonin, kini plasma dan slow reacting substance "*$*#. /ada mamalia histamin menimbulkan anafilaksis, pruritus, uritkaria, angioedema dan hipotensi, sedangkan kolaps -askular disebabkan oleh kinin plasma dan bronkospasme oleh *$*.
a. Pengle0a'an &+'ta#+n -an at k+#+a -an ($at.
Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenik sehingga akan melepaskan histamin dari sel mast dan basofil. =atzat tersebut ialah%
&# enzim kimotripsin, fosfolipase, dan tripsin.
(# beberapa surface acti-e agents misalnmya detergen, garam empedu dan lisolesitin.
# racun dan endotoksin.
2# polipeptida alkali dan ekstrak jaringan.
4# zat dengan berat molekul tinggi misalnya o-omukoid, zimosan, serum kuda, ekspander plasma dan polo-inilpirolidon.
># =at bersifat basa misalnya morfin,kodein, antibiotik, meperidin, stilbamidin, propamidin, dimetiltubokurarin, dtubokurarin, dan
?# Media kontras.
/embebasan histamin yang banyak diteliti ialah 2@)@A. Beberapa detik setelah pemberian 2@)@A 89 pada manusia akan timbul gejala seperti terbakar dan gatalgatal. 5ejala ini nyata pada telapak tangan, muka, kulit kepala, dan telinga, diikuti dengan rasa panas. :emerahan kulit segera meluas ke seluruh badan. 6ekanan darah menurun, frekuensi jantung bertambah, timbul sakit kepala berat. *etelah beberapa menit tekanan darh kembali normal, dan timbul edema terutama didaerah abdomen dn torak disertai kolik, mual, iperskresi asam lambung d bronkospasme.
/roses fisik secara mekanik, termal atau radiasi cukup untuk merusak sel terutama sel mast yang akan melepaskan histamin. al ini terjadi misalnya pada cholinergic urticaria, solar urticaria dan cold urtucaria. /ada beberapa
orang, pendinginan akan menyebabkan kemerahan lokal, flare, gatalgatal dan edema.
2. Pert%#$%&an -an 0er$a+kan *ar+ngan.
istamin banyak dibentuk dijaringan yang sedang bertumbuh cepat atau sedang dalam proses perbaikan misalnya pada jaringan embrio, regenerasi hati, sumsum tulang, luka, jaringan granulasi dan perkembangan keganasan pada berbagai spesies terutama tikus. istamin yang berbentuk ini disebut nascent
histamine, tidak tertimbun tetapi berdifusi bebas. /enghambatan histidin dekarboksilase akan menghambat perkembangan janin pada tikus. *ebaliknya obat yang meningkatkan kapasitas pembentukan histamin akan mempercepat penyembuhan luka. <ascent histamine diduga juga berperan dalam proses
anabolik.
-. Sekre'+ 2a+ran la#$%ng.
6elah dibahas difarmakodinamik histamin.
E. HISTAMIN EKSOGEN
istamin eksogen bersumber dari daging, dan bakteri dalam lumen usus dan kolon yang membentuk histamin dari histidin. *ebagian histamin ini diserap kemudian sebagian besar akan dihancurkan dalam hati, sedangkan sebagian kecil masih ditemukan dalam arteri tetapi jumlahnya terlalu rendah untuk merangsang sekresi lambung. /ada pasien sirosis hepatis, kadar histamin dalam darah arteri akan meningkat setelah makan daging, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya tukak peptik.
F. FARMAKOKINETIK.
istamin diserap secara baik setelah pemberian *: atau 8M. +feknya tidak ada karena histamin cepat dimetobolisme dan mengalami difusi kejaringan.
istamin yang diberikan oral tidak efektif karena diubah oleh bakteri usus "+.coli# menjadi <asetilhistamin yang tidak aktif. *edangkan histamin yang diserap diinakti-asi dalam dinding usus atau hati.
/ada manusia ada dua jalan utama dalam metabolisme histamin, yaitu%
a. metilasi oleh histamin<metiltransferase menjadi <metilhistamin, < metilhistamin oleh M!O diubah menjadi asam <metil imidazol asetat,
b. deaminasi oleh histaminase atau diaminoksidase yang non spesifik menjadi asam imidazol asetat dan mungkin juga dalam bentuk konjugasinya dengan ribosa. Metabolit yang terbentuk akan diekskresi dalam urin.
1. INTOKSIKASI
:eracunan histamin jarang terjadi dan bila terjadi karena takar lajak. 5egala utama berupa -asodilatasi umum, tekanan darah turun sampe syok,gangguan penglihan dan sakit kepala "histamine cephalgia#. *akit kepala ini biasanya sebelah, hilang timbul, terutama terjadi pada malam hari, disertai lakrimasi dan rinore ipsilateral. Juga dapat terjadi muntah, diare,rasa logam, sesak napas dan bronkospasme. /engobatan keracunan histamin yang paling baik ialah dengan memberikan adrenalin. !& hanya bermanfaat bila diberikan
setengah jam sebelum keracunan terjadi. !. INDIKASI
istamin digunakan untuk beberapa prosedur diagnostik %
&# /enetapan kemampuan sekresi asam lambung. Basa histamin A,A,? mg diberikan *: sesudah puasa satu malam setelah >A0A menit akan terjadi sekresi asam lambung yang maksimal.pada penyakit achylia gastrica -era, anemia pernisiosa, gastritis atro-ik atau karsinoma lambung, sekresi asam lambung tidak terjadi atau berkurang. /ada tukak duodenum dan sindrom =ollinger+llison di temukan hipersekresi asam lambung dengan tes ini. (agonis misalnya dimaprit dan impromidin bekerja lebih selektif dari histamin dalam mensekresi asam lambung.
(# 6es integritas serabut saraf sensoris pada kelainan neurologis dan lepra. /enyuntikan intradermal histamin akan menimbulkan flare melalui refleks akson.
# 8nhalasi histamin juga digunakan untuk menilai reakti-itas bronkus.
2# Diagnosis feokromositoma. istamin A,A(4A,A4 mg 89 sewaktu tekanan darah turun akan meninggalkan tekanan darah. /eninggian tekanan darah ini disebabkan karena histamin merangsang medula adrenal sehingga adrenalin dilepaskan oleh alam jumlah besar.
4#
/. KONTRAINDIKASI DAN EFEK SAMPING.
istamin tidak boleh diberikan pada pasien asma bronkial atau hipotensi. Dosis kecil histamin A,A& mg)kgBB*: untuk tes sekresi asam lambung akan menimbulkan kemerahan di wajah, sakit kepala dan penurunan tekanan darah. ipotensi ini biasanya bersifat nostural "hipotensi ortostatik# dan pulih sendiri bila pasien dibaringkan.
1.! ANTIHISTAMIN
*ewaktu diketahui bahwa histamin mempengaruhi banyak proses fisiologik dan patologik, maka dicarikan obat yang dapat mengantagonis efek histamin. +pinefrin merupakan antagonis fisiologik yang pertama yang digunakan. !ntara tahun &0?&0?(, beratusratus antihisamin ditemukan dan sebagian digunakan dalam terapi, tetapi efeknya tidak berbeda. !ntihistamin misalnya antergan, neoantergan, defenhidramin dan tripelenamin dalam dosis terapi efektif untuk mengobati edema, eritem dan pruritus tetapi tidak dapat melawan efek hipersekresi asam lambung akibat histamin. !ntihistamin tersebut dapat digolongkan dalam antihistamin penghambat reseptor & "!&#.
*esudah tahu &0?(, ditemukan kelompok antihistamin baru yaitu bolimamid, metiamid dan semetidin yang dapat menghambat sekresi asam lambung akibat histamin.
:edua jenis antihistamin ini bekerja secara kompetitif, yaitu dengan menghambat antihistamin dan reseptor histamin & atau (.
A. ANTAGONIS PENGHAMBAT RESEPTOR H1 3AH14 1. FARMAKODINAMIKA
Antag(n+'#e ter&a-a0 &+'ta#+n. !& menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacammacam otot polos, selain itu !& bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensi-itas atau keadan lain yang disertai penglepasan histamin endogen berlebihan.
Ot(t 0(l('. *ecara umum !& efektif menghambat kerja histamin pada otot polos usus dan bronkus. Bronkokonstriksi akibat histamin dapat
dihambat oleh !& pada percobaan denganmarmot.
Per#ea$+l+ta' ka0+ler. /eninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin dapat dihambat dengan efektif oleh !&.
Reak'+ ana+lak'+' -an alerg+. $eaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian !&, karena disini bukan histamin saja yang berperan tetapi autokoid lain yang dilepaskan. +fekti-itas !& melawan beratnya reaksi hipersensiti-itasberbedabeda,tergantung beratnya gejala
akibat histamin.
Kelen*ar ek'(kr+n. +fek perangsangan histamin terhadap sekresii cairan lambung tidak dapatdihambat oleh !&. !& dapat mencegah asifikasi pada mamot akibat histamin, tetapi hewan ini mungkin mati karena !& tidak
mencegah perforasi lambung akibat hipersekresi cairan lambung. !& dapat menghambat sekresi sali-a dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin.
S%'%nan 'ara 0%'at. !& dapat merangsang maupun menghambat **/. +fek perangsangan yang kadangkadang terlihatdengan dosis !& biasanya ialah insomnia,gelisah dan eksitasi. +fek perangsangan ini juga terjadi padakeracunan !&. Dosis terapi !& umumnya menyebabkan peghambatan gejala **/ dengan gejala misalnya kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yg lambat. 5olongan etanolamin misalnya difenhidramin paling jelas menimbulkan kantuk,akan tetapi kepekaan pasien berbedabeda untukmasingmasing obat. !ntihistamin generasi 88 misalnya terfenadin, astemizol, tidak atau sangat sdikit menembus sawar darah otak sehingga pada kebanyakan pasien biasanya tidak menyebabkan kantuk, gangguan pada koordinasi atau efek lain pada **/. Obatobat tersebut digolongkan sebagai antihistamin nonsedatif. Dalam golongan ini termasuk
juga loratadi, akri-astin, dan setirizin. Beberapa obat !& juga efektif untuk mengobati mual dan muntah akibat peradangan labirin atau sebab lain. Defenhidramin dapat mengatasi paralisis agitans, mengurangi rigiditas dan memperbaiki kelainan pergerakan.
Ana'tet+k l(kal. Beberapa !& bersifat anastetik lokal dengan intensitas berbeda. !& yang baik sebagai anestetik lokal ialah prometazin dan pirilamin. !kan tetapi untuk menimbulkan efek tersebut dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi daripada sebagai antihistamin.
Ant+k(l+nerg+k. Banyak !& bersifat mirip atropin.efek ini tidak memadai untuk terapi, tetapi efek antikolinergik ini dapat timbul pad beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi dan impotensi. 6erfenadin dan
astemizol tidak berpengaruh terhadap reseptor muskarinik.
S+'te# kar-+()a'k%ler. Dalam dosos terapi,!& tidak memperlihatkan efek yang berarti pda sistem kardio-askular. Beberapa !& memperlihatkan sifat seperti kuinidin pada konduksi miokard berdasarkan sifat anastetik lokalnya.
!. FARMAKOKINETIK
*etelah pemberian oral atau parental,!& diabsorpsi secara baik. +feknya timbul &4A menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah &( jam. 3ama kerja !& generasi lsetelah pemberian dosis tunggal umumnya 2> jam, sedangkan beberapa peri-at pepirizin seperti meklizindan hidroksizin
memiliki mas kerja yang lebih panjang, seperti juga umumnya antihistamin generasi 88. Difenhidramin yang diberikan secara oral akan mencapai kadar maksimal dalam darah setelah kirakira ( jam, dan menetap pada kadar tersebut untuk ( jam selanjutnya, kemudian dieliminasi dengan mas paruh kirakira 2 jam. :adar tertinggiterdapat pada paruparu sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot dan kulit kadarnyalebih rendah. 6empat utama biotransformasi !& ialah hati, tetapi dapat juga paruparu dan ginjal. 6ripelenamin mengalami hidroksilasi dan konjugasi, sedangkan klorsiklizin dan siklizin terutama mengalami demetilasi. idroksizin merupakan prodrug, dan metabolit aktif hasil karboksilasiadalah setirizin, sedangkan feksofinadin
merupakan metabolit aktif hasil karboksilasi terfenadin. !& diekskresi melalui urin setelah (2 jam,terutama dalam bentuk metabolitnya.
a. INDIKASI
!& berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.
/enyakit alergi. !& berguna untuk mengobatialergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis dan urtikaria. +feknya bersifat paliatif, membatasi dan menghambat efek histamin yang dilepaskansewaktu reaksi antigenantibodi terjadi. !& tidak berpengaruh terhadap intensitas reaksi antigenantibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergik. :eadaan ini dapat diatasi hanya dengan menghindari alergen, desensitisasi atau menekan reaksi tersebut dengan kortikostiroid. !& tidak dapat melawan reaksi alergi akibat peranan autakoid lain. !sma bronkial terutama disebabkan oleh *$*! atau leukotrien, sehingga !& saja tidak efektif. !& dapat mengatasi asma bronkial ringan bila diberikan sebagai profilaksis. ntuk asma bronkial berat, aminofilin, epinefrin dan
isoproterenol merupakan pilihan utama. /ada reaksi anafilaktik, !& hanya merupakan tambahan dari epinefrin yang merupakan obat terpilih. /ada angioedema berat dengan edema laring, epinefrin juga paling baik hasilnya. +pinefrin merupakan obat terpilih untuk mengatasi krisis alergi karena epinefrin %
&# lebih efektif dari pada !&. (# efeknya lebih cepat.
# merupakan antagonis fisiologik dari histamin dan autakoid lainnya. !rtinya epinefrin mengubah respons -aso dilatasi akibat histamin dan autakoid lain menjadi -asokonstriksi.
Demikian pula !& dapat melawan efek bronkokonstriksioleh histamin tetapi tidak bersifat bronkodilatasi seperti yang diperlihatkan epinefrin.
!& dapat menghilangkan bersin, rinore dan gatal pada mata, hidung dan tenggorokan pada pasien seasonal hay fe-er. !& efektif terhadap alergi yang disebabkan debu, tetapi kurang efektif bila jumlah debu banyak dan kontaknya lama. :ongesti hidung kronik lebih refrakter terhadap !&. !& tidak efektif pada rinitis -asomotor. Manfaat !&
untuk mengobati batuk pada anak dengan asma diragukan, karena !& mengentalkan sekresi bronkus sehingga dapat menyulitkan ekspektorasi. !& efektif untuk mengatasi urtikaria akut, sedangkan pada urtikaria kronik hasilnya kurang baik. :adangkadang !& dapat mengatasi dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan gigitan serangga.
$eaksi transfusi darah tipe nonhemolitik dan nonpirogenik ringan dapat dilatasi dengan !&. Demikian juga reaksi alergi seperti gatalgatal, urtikaria dan angioedema umumnya dapat diobati dengan !&.
Mabuk perjalanan dan keadaan lain.
!& tertentu misalnya difenhidramin, dimenhidrinat, deri-at piperazin dan prometazin dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati
mabuk perjalanan udara, laut dan darat. Dahulu digunakan skopolamin untuk mabuk perjalanan berat dengan jarak dekat "kurang dari > jam#. 6etapi sekarang !& lebih banyak digunakan, karena efektif dengan dosis relatif kecil. :arena !& seperti juga skopolamin memiliki anti kolinergik yang kuat, maka diduga sebagian besar efek terhadap mabuk perjalanan didasarkan oleh efek antikolinergiknya. ntuk mencegah mabuk perjalanan !& sebaiknya diberikan setengah jam sebelum berangkat.
!& terpilih untuk mengobati mabuk perjalanan ialah prometazin, difenhidramin, siklizin dan meklizin. Meklizin cukup diberikan sekali sehari.
!& efektif untuk dua pertiga kasus -ertigo, mal dan muntah. !& efektif sebagai anti muntah pasca bedah, mual dan muntah waktu hamil dan setelah radiasi. !& juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit meniere dan gangguan -estibular lain. /enggunaan !& lain ialah untuk mengobati pasien paralisis agitans "penyakit perkinson# yaitu mengurangi rigiditas dan tremor.
+fek samping hipnosis terutama oleh !& golongan etanolamin digunakan untuk hipnotik. +fek ini jelas pada pasien yang sensitif terhadap !&. *ifat anestetik lokal !& digunakan untuk menghilangkan gatal
gatal. 6etapi harus diingat bahwa pada penggunaan topikal, !& ini bisa menyebabkan sensi-itas kulit.
$. EFEK SAMPING.
/ada dosis terapi, semua !& menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadangkadang hilang bila pengobatan diteruskan. 6erdapat -ariasi yang besar dalam toleransi terhadap obat antar indi-idu, kadangkadang efek samping ini sangat mengganggu sehingga terapi perlu dihentikan. +fek samping yang paling sering ia lah sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang dirawat di $* atau pasien yang perlu banyak tidur. 6etapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan kewaspadaan tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. /engurangan dosis atau penggunaan !& jenis lain mungkin dapat mengurangi efek sedasi ini. !stemizol, terfenadin, loratadin tidak atau kurang menimbulkan sedasi.
+fek samping yang berhubungan dengan efek sentral !& ialah -ertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia dan tremor. +fek samping yang termasuk sering juga ditemukan ialah nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium, konstipasi atsu diare, efek samping ini akan berkurang bila !& diberikan sewaktu makan. /enggunaan atemizol, suatu antihistamin nonsedatif, selama lebih dari ( minggu dilaporkan dapat menyebabkan bertambahnya nafsu makan dan berat badan.
+fek samping lain yang mungkin timbul oleh !& ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan. 8nsidens efek samping karena efek antikolinergik tersebut kurang pada pasien yang mendapat antihistamin nonsedatif.
!& menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi lebih sering terjadi akibat penggunaan lokal berupa dermatitis alergik. Demam dan fotosensiti-itas juga pernah dilaporkan terjadi. !& sangat jarang menimbulkan komplikasi berupa leukopenia dan agranulositosis.
/emberian terfanadin atau astemizol dosis terapi bersama ketokonazol, itrakonazol, atau antibiotik golongan makrolid seperti eritromisin dapat mengakibatkan terjadinya perpanjangan inter-al C6 dan mencetuskan terjadinya aritmia -entrikel "torsades de pointes# yang mungkin fatal. :eadaan ini disebabkan karena antimikroba diatas menghambat metabolisme terfenadin atau astemizol oleh enzim ;/!2 sehingga terjadi peningkatan kadar antihistamin didalam darah.
:arena interaksi yang berbahaya tersebut maka terfenadin dan astemizol dikontraindikasikan pemberiannya pada pasien yang mendapat ketokonazol, itrakonazol, atau antibiotik olongan makrolid, dan juga pada pasien dengan penyakit hati. Demikian pula dengan jus grape fruit yang juga menghambat ;/!2 dan meningkatkan kadar terfenadin plasma secara bermakna. Beberapa negara telah menarik izin pemasaran terfenadin dan menggantikannya dngan feksofenadin, yang merupakan hasil karboksilasi terfenadin yang tidak toksik terhadap jantung.
2. INTOKSIKASI AKUT AH1
:eracunan akut !& terjadi karena obat golongan ini sering terdapat sebagai obat persediaan dalam rumah tangga. /ada anak, keracunan terjadi karena kecelakaan, sedangkan pada orang dewasa akibat usaha bunuh diri. Dosis (AA tablet !& sudah bersifat letal bagi anak.
+fek sentral !& merupakan efek yang berbahaya. /ada anak kecil efek yang dominan ialah perangsangan dengan manifestasi halusinasi, eksitasi, ataksia, inkoordinasi, atetosis dan kejang. :ejang ini kadang kadang disertai tremor dan pergerakan atetoid yang bersifat tonikklonik yang sukar dikontrol. 5ejala lain mirip gejala keracunan atropin misalnya midriasis, kemerahan dimuka dan sering pula timbul demam. !khirnya terjadi koma dalam dengan kolaps kardiorespirasi yang dewasa, manifestasi keracunan biasanya berupa depresi pada permulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi **/ lebih lanjut.
/engobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum spesifik. Depresi **/ oleh !& tidak sedalam yang ditimbulkan oleh barbiturat. /ernapasan biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat dipertahankan secara baik. Bila terjadi gagal napas, maka dilakukan napas buatan, tindakan ini lebih baik daripada memberikan analeptik yang justru akan mempermudah timbulnya kon-ulsi. Bila terjadi ko-ulsi, maka diberikan tiopental atau diazepam.
e. PERHATIAN
*opir atau pekerja yang memerlukan kewaspadaan yang menggunakan !& harus diperingatkan tetang kemungkinan timbulnya kantuk. Juga !& sebagai campuran pada resep, hrus digunakan dengan hatihati karena efek !& bersifat aditif dengan alkohol, obat penenang atau hipnotik sedatif.
B. ANTAGONIS PENGHAMBAT RESEPTOR H! 3AH!4
!ntagonis reseptor ( bekerja menghambat sekresi asam lambung. Burimamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor ( yang pertama kali ditemukan,namun karena toksik tidak digunakan di klinik. !ntagonis reseptor ( yang ada dewasa ini adalah simetedin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin.
SIMETIDIN DAN RATIDIN 1. FARMAKODINAMIK.
*imetidin dan ranitidin menghambat reseptor ( secara selektif dan re-ersibel. /erangsangan reseptor ( akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam lambung di hambat. /engaruh fisiologik simetidin dan ranitidin terhadap reseptor ( lainnya, tidak begitu penting. Ealaupun tidak sebaik penekanan sekresi asam lambung pada keadaan basal, simetidin ranitidin dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik, stimulasi -agus, atau
gastrin. *imetidin dan juga mengganggu -olume dan kadar pepsin cairan lambung.
!. FARMAKOKINETIK.
Bio-ailabilitas oral simatidin sekitar ?AF, sama dengan setelah pemberian 89 atau 8M. 8katan protein plasmanya hanya (AF. !bsobsi simetidin diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin iberikan bersama atau segera setelah makan dengan maksud untuk memperpanjang efek pada periode pascamakan. !bsorbsi simetidin terutama terjadi pada menit ke >A0A. *imetidin masuk ke dalam **/ dan kadarnya dalam cairan spinal &A(AF darikadar serum. *ekitar 4A@AF dari dosis 89 dan 2AF dari dosis oral simetidin diekskresi dalam bentuk asal dalam urine. Masa paruh eliminasinya sekitar ( jam.
Bio-ailabilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 4AF dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kirakira &,? jam padaoarang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pada pasien ginjal. :adar puncak pada plasma dicapai dalam & jam setelah penggunaan &4Amg ranitidin secara oral, dan yang terikat protein plasma &4F. $anitidin mengalami metabolisme lintas pertama dihati dalam jumlah cukup besar etelah pemberian oral. $anitidin dan metabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. *ekitar ?AF dari ranitidin yang diberikan 89 dan AF dari yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal. Meskipun dari penelitian tidak didapatkan efek yang merugikan pada fetus, namun karena simetidin, ranitidin, dan antagonis reseptor ( lainnya dapat melalui plasenta maka penggunaannya hanya bila sangat diperlukan. !ntagonis reseptor ( juga melalui !*8 dan dapat mempengaruhi fetus.
/. INDIKASI.
*imetidin, ranitidin, dan antagonis reseptor ( lainnya efektif untuk mengatasi gejala akut tukak duodenum dan mempercepat penyembuhannya. Dengan dosis lebih kecil umumnya dapat membantu mencegah kambuhnya tukak duodenum.
!ntagonis reseptor ( satu kali sehari yang diberikan pada malam hari efektif untuk mengatasi gejala akut tukak duodenum. /enyembuhan tukak duodenum umumnya dipercepat dengan pemberian simetidin @AA mg, ranitidin AA mg,famotidin 2Amg, atau nizatidin AA mg satu kali sehari selama @ minggu. :arena ekskresi antagonis reseptor ( terutama melalui ginjal maka pada pasien gangguan fungsi ginjal dosis perlu dikurangi. 6erapi pemeliharaan ntuk mencegah kekambuhan hanya membutulhkan dosis setengahnya dan diberikan satu kali sehari. mumnya obat obat diberikan secara oral.
*elain untuk tukak duodenum, dengan dosis yang sama, simetidin, ranitidin dan antagonis rykeseptor ( lainnya juga efektif untuk mengatasi gejala dan mempercepat penyembuhan tukak lambung.
!ntagonis reseptor ( juga diindikasikan untuk gangguan refluks lambungesofagus "gastroesophageal refluG disorder 1 5+$D#, meskipun lebih sulit diatasi, memerlukan frekuensi pemberian yang lebih sering, dan dosis perhari yang mungkin lebih besar.
/ada pasien =ollinger +llison *yondrome, simetidin, ranitidin, dan antagonis reseptor ( lainnya efektifuntuk mengatasi gejala akibat sekresi asam lambung yang berlebihan tetapi memerlukan dosis yang jauh lebih besar dan pemberian yang lebih sering dibandingkan dengan tukak peptik. !ntagonis reseptor ( juga diindikasikan untuk profilaksis tukak stres "stress ulcers#.
5. EFEK SAMPING
8nsidens efek samping kedua obat ini rendah dan umumnya berhubungan dengan penghambatan terhadap reseptor (, beberapa efek
samping lain tidak berhubungan dengan penghambatan reseptor, +fek samping ini antara lain nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit,pruritus, hilangan libido dan impoten.
*imetidin mengikat reseptor androgen dengan akibat disfungsi seksual dan ginekomastia. $anitidin tidak berefek antiandrogenik sehingga penggantian terapi dengan ranitidin mungkin akan menghilangkan impotensi
dan ginekomastia akibat simetidin. *imetidin 89 akan merangsang sekresi prolaktin, tetapi hal ini pernah pula dilaporkan setelah pemberian simetidin kronik secara oral. /engaruh ranitidin terhadap peninggiann prolaktin ini kecil. 6. INTERAKSI OBAT
!ntasid dan metoklopramid mengurangi bioa-ailabilitas oral simetidin sebanyak (AAF. 8nteraksi ini mungkin tidak bermakna secara klinis, akan tetapi dianjurkan selang waktu minimal & jam antara penggunaan antasid atau metaklopramid dan simetidin oral.
:etokonazol harus diberkan ( jam sebelum pemberian simetidin karena absorpsi ketokonazol berkurang 4AF bila diberikan bersama simetidin. *elain itu ketokonazol membutuhkan / asam untuk dapat bekerja dan menjadi kurang efektif paa / lebih tinngi yang terjadi padpasien yang juga menapat !(.
*imetidin menghambat sitokrom /24A sehingga menurunkan akti-itas enzim mikrosom hati, jadi obat lain yang merupakan substrat enzim tersebut akan terakumulasi bila diberikan bersama simetidin. Obat yang metabolismenya dipengaruhi simetidin antara lain ar-arin, -entoin, kafein, teo-ilin, -enobarbital karbamazepin, diazepam, propranolol metoprolol dan impiramin.
$anitidin lebih jarang berinteraksi dengan obat lain dibandingkan dengan simetidin, akan tetapi makin banyak obat dilaporkan berinteraksi dengan ranitidin. <efedipin, war-arin, teo-ilin dan metoprolol dilaporkan berinteraksi dengan ranitidin. *elain penghambatan sitokrom /24A diduga ada mekanisme lain yang berperan dalam interaksi obat. $anitidin dapat menghambat absorpsi diazepam dan mengurangi kadar plasmanya sejumlah (4F. Obatobat ini diberikan dengan selang waktu & jam. /enggunaan ranitidin bersama antasid atau antikolinergik sebaiknya diberikan dengan selang waktu & jam.
*imetidin dan ranitidin cenderung menurunkan aliran darah hati sehingga akan memperlambat klirens obat lain. *imetidin dapat menghambat alkohol dehidrogenase dalam mukosa lambung dan menyebabkan peningkatan
kadar alkohol serum. *imetidin juga mengganggu disposisi dan meningkatkan kadar lidokain serta meningkatkan antagonis kalsium dalam srum. Obat ini tak tercampurkan dengan baritura dalam larutan 89. *imetidin dpat menyebabkan berbagai gangguan **/ terutama pada pasien berusia lanjut atau dengan penyakit hati atau ginjal. 5ejala gangguan **/ berupa slurred speech, somnolen letargi gelisah, bingung, disorientasi, agitasi, halusinasi dan kejang. 5ejalagejala tersebut hilang)membaik nila pengobatan dihentikan. 5ejala seperti demensia dapat timbul pada penggunaan simetidin bersama obat psikotropik atau sebagai efek samping simetidin. $anitidin menyebabkan
gangguan **/ ringan, mungkin karena sukarnya melewati sawar darah otak. +fek samping semitidin yang jarang terjadi ialah tormbositopenia, granulossitopenia, toksisitas terhadap ginjal atau hati. /eningkatan ringan kreatinin plasma mungkin disebabkan oleh kompetisi ekskresi semitidin dan kreatinin. *imetidin "tidak ranitidin# dapat meningkatkan beberapa respons imunitas selular "cellmediate immune response# terutama pada indi-idu dengan depresi sistem imunologik. /emberian simetidindan ranitidin 89 sesekali menyebabkan brakikardia dan efek kardiotoksik lain.
FAMOTIDIN
1. FARMAKODINAMIK .
*eperti halnya dengan simetidin dan ranitidin, famotidin merupakan !( sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. 7anitidin tiga kali lebih paten daripada ranitidin dan (A kali lebih paten daripada simetidin.
!. FARMAKOKINETIK
7amotidin mencapai kadar puncak di plasma kirakira dalam ( jam setelah penggunaan secara oral, masa paruh eliminasi @ jam dan bioa-ailabilitas 2A4AF. Metabolit utama adalah famotidin*oksida. *etelah dosis oral tunggal, sekitar (4F dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di urin. /ada pasien gagal ginjal berat masa paruh eliminasi dapat melebihi (A jam. /. INDIKASI
+fekti-itas obat ini untuk tukak duodenum an tukak lambung setelah @ minggu pengobatan sebanding dengan ranitidin dan simetidin. /ada penelitian berpembanding selama > bulan, famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum yang secara klinis bermakna. 7amotidin kirakira sama efektif dengan !( lainnya pada pasien sindrom =ollinger+llison, meskipun untuk keadaan ini omeprazol merupakan obat terpilih. +fekti-itas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks esofagitis dan pencegahan tukak stres kurang lebih sama dengan antagonis reseptor !( lainnya.
5. EFEK SAMPING
+fek samping famotidin biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala, pusing, dan konstipasi dan diare.*eperti halnya dengan ranitidin, famotidin nampaknya lebih baik dari simetidin karena tid menimbulkan efek antiandrogenik.
6. INTERAKSI OBAT
7amotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam,teofirin, warfarin atau fenitoin di hati. :etokonazol mambutuhkan pasam untuk bekerja sehingga kurang efektif bila diberikan bersama !(.
7. DOSIS
Oral -e8a'a, pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 2A mg satu kali sehari pada saat akan tidur. mumnya 0AF tukak sembuh setelah @ minggu pengobatan. /ada pasien tukak peptik tanpa komplikasi dan klirens kreatinin H&A m3)menit, dosis awal (A mg pada saat akan tidur. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum (A mg untuk pasien sindrom =ollinger+llison dan keadaan hipersekresi am lambung lainnya, dosis harus diindi-idualisasi. Dosis awal per oral yang dianjurkan (A mg tiap > jam.
Intra)ena% /ada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang tidakkk dapat diberikan sediaan oral, famotidin diberikan 89 (A mg tiap &( jam. Dosis obat untuk pasien harus dititrasi berdasarkan jumlah asam lambung yang disekresi.
NI9ATIDIN
1. FARMAKODINAMIK
/otensi nizatidin dalam menghambat sekresi asam lambung kurang lebih sama dengan ranitidin.
!. FARMAKOKINETIK
Bioa-aibilitas oral nizatidin lebih dari 0AF dan tidak dipengaruhi oleh makanan atau antikolinergik. :lirens menurun pada pasien uremik dan usia lanjut. :adar puncak dalam serum setelah pemberian oral dicapai dalam & jam, masa paruh plasma sekitar &&)( jam dan lama kerja sampai dengan &A jam. <izatidin disekresi terutama melalui ginjal, 0AF dari dosis yang
digunakan ditemukan di urin dalam &> jam. /. INDIKASI
+fekti-itas untuk pengobatan gangguan asam lambung sebanding dengan ranitidin dan simetidin. Dengan pemberian satu atau dua kali sehari biasanya dapat menyembuhkan tukak duodenum dalam @ minggu dan dalam pemberian satu kali sehari nizatidin mencegah kekambuhan. Meskipun data nizatidin masih terbatas, efekti-itasnya pada tukak lambung nampaknya sama dengan !( lainnya./ada refluks esofagitis, sindrom =ollinger+llison dan gangguan asam lambung lainnya, nizatidin diperkirakan sama efektif dengan ranitidin meskipun masih diperlukan pembuktian lebih lanjut.
5. EFEK SAMPING
<izatidin umumnya jarang menimbulkan efek samping. +fak samping ringan saluran cerna dapat terjadi. /eningkatan kadar asam urat dan transminase serum ditemukan pada beberapa pasien yang nampaknya dapat menimbulkan gejala klinik yang bermakna. *eperti halnya dengan !( lainnya, potensi nizatidin untuk menombulkanhepatotoksisitas rendah. <izatidin tidak memiliki efek antiandrogenik. <izatidin dapat menghambat alkohol dehidrogenase pada mukosa lambung dan menyebabkan kadar a lkohol yang lebih tinggi dalam kadar serum. <izatidin tidak menghambat sistem / 24A. /ad suksrelawan sehat tidak dilaporkan terjadinya interaksi obat bila
nizatidin diberikan bersama teofilin, lidokain, warfarin, klordiazepoksid, diazepam atau lorazepam. /enggunaan bersama antasidtidak menurunkan absorpsi nizatidin secara bermakna. :etokonazol yang membutuhkan / asam menjadi kurang efektif bila / lambung lrbih tinggi pada pasien yang mendapat !(.
6. DOSIS
Oral % ntuk orang dewasa dengan tukak doudenum aktif dosis AA mg sekali sehari pada saat akan tidur atau &4A mg, s kali sehari. 6ukak sembuh pada 0AF kasus setelah @ minggu pengobatan. /ada pasien tukak peptik tanpa
komplikasi danklirens kreatinin kurang dari &A m3)menit dosis awal harus dikurangi 4AF. ntuk pengobatan pemeliharaan tukak duodenum, dosis &4A mg pada saat akan tidur lebih efektif daripada plasebo. ntuk pasien dewasa dengan tukak lambung aktif digunakan dosis yang sama dengan pasien tukak duoenum, akan tetapi masih diperlukan pembuktian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
. PEMILIHAN SEDIAAN
Banyak golongan !& yang digunakan dalam terapi, 6etapi efekti-itasnya tidak banyak berbeda, perbedaan antar jenis obat hanya dala hal potensi, dosis, efek samping dan jenis sediaan yang ada. *ebaliknya dipilih !& yang efek terapinya lebih besar dengan efek samping seminimal mungkin, tetapi belum ada !& yang ideal seperti ini. *elain ditentukan berdasarkan potensi terapeutik dan beratnya efek samping pemilihan sediaan perlu dipertimbangkan berdasarkan adanya -ariasi antar indi-idu. :arena itu perlu dicoba dan diperhatikan efek yang menguntungkan dan efek samping apa yang timbul akibat pemberian !&.
!ntagonis reseptor ( merupakan obat yang efektif dan r elatif aman untuk pasien dengan hipersekresi asam lambung, misalnya untuk pasien tukak duodenum dan tukak lambung. 5olongan obat ini menggeser penggunaan antasid yang membutuhkan pemberian yang lebih sering sehingga dapat mengurangi kebutuhan pasien. Bagi pasien yang menggunakan obat lain)banyak obat nampaknya akan lebih aman menggunakan ranitidin, famotidin, atau nizatidin yang tidak )kurang kemungkinnya dibandingkan simetidin untuk mengadakan
interaksi dengan obat lain yang merupakan substrat enzim sitokrom /24A. Dibandingkan simetidin, kemungkinan efek samping ranitidin, motidin, dan nizatidin nampaknya lebih kecil, termasuk diantaranya kemungkinan impotensidan ginekomastia arena ketiga obat tersebut tiak mengikat reseptor androgen.
1./ ANTIALERGI LAIN
!& tidak sepenuhnya efektif untuk pengobatan simtomatik reaksi hipersensiti-itas akut. al ini disebabkan oleh fungsi histamin yang sebenarnya merupakan pemacu untuk dibentuk dan dilepasnya autakoid lain. Baru kemudian histamin dan autakoid lain ini bersamasama menimbulkan gejala alergi. ntuk menghambat semua efek ini diperlukan penghambat berbagai autakoid tersebut hal ini pada kenyataannya sulit dicapai, sebab tersedia penghambat untuk semua autakoid. 8tulah sebabnya pengobatan reaksi alergi lebih ditujukan pada penggunaan antagonis fisiologis misalnya epinefrin pada anafilaksis dan kortikostiroid pada gejala alergi yang tidak berespons terhada !&. 6etapi terapi ini, seperti halnya pengambat autakoid, tidak tertuju pada penyebabnya.
*alah satu terapi hipersensiti-itas lain ialah secara profilaksis yaitu menghambat produksi atau penglepasan autakoid dari sel mast dan basofil yang telah disensitisasi oleh antigen spesifik.
A. NATRIUM KROMOLIN
:romolin adalah obat yang dapat menghambat penglepasan histamin dari sel mast paruparu dan tempattempat tertentu, yang diinduksi oleh antigen. Ealaupun penggunaan kromolin terbatas, obat ini berharga untuk profilaksis asma bronkial dan kasus atopik tertentu.
1. KIMIA
<atrium kromolin merupakan garam dinatrium, dengan rumus 22I diokso44I"( hidroksi trimetalin dioksi# di "2kromomen ( karboksilat#. a. FARMAKODINAMIK
:romolin tidak merelaksasi bronkus atau otot polos lain. :romolin juga tidak menghambat respons otot tersebut terhadap berbagai obat yang bersifat spasmogenik. 6etapi kromolin menghambat penglepasan histamin dan autakoid termasuk leukotrien dari paruparu manusia pada proses alergi yang diperantarai 8g+.
:arena itu kromolin mengurangi bronkospasme. ambatan penglepasan leukotrien teutama penting pada pasien as bronkial, karena leukotrien merupakan penyebab utama bronkokonstriksi. :romolin bekerja pada sel mast paruparu, yaitu sasaran primer dalam reaksi hipersensitifitas tipe cepat. :romolin tidak menghambat ikatan 8g+ dengan sel mast atau interaksi antara kompleks sel 8g+ dengan antigen spesifik, tetapi menekanrespons sekresi akibat reaksi tersebut.
b. FARMAKOKINETIK
:romolin diabsorpsi amat buruk setelah pemberian oral, karena itu perlu diberikan secara inhalasi pada pasien asma bronkial. Dengan turbo
inhaler &AF bubuk halus kromolin dapat mencapai paruparu bagian dalam, kemudian kromolin diabsorpsi masuk peredaran darah, dengan waktu paruh kirakira @A menit. :romolin tidak dibiotransformasi, dan diekskresi dalam bentuk asal 4AF bersama urin dan 4AF dalam empedu. c. TOKSISITAS.
:romolin umumnya ditoleransi dengan baik. Jarang timbul reaksi yang tidak diinginkan walaupun setelah pengunaaan secara terusmenerus selama bertahuntahun. $eaksi yang paling sering yang mungkin ada hubungannnya dengan efek iritasi bubuk halus kromolin pada paruparu ialah bronkospasme, batuk, kongesti hidung, iritasi faring dan wheezing. :adangkadang timbul gejala pusing, diuria, bengkak dan nyeri sendi, mual, sakit kepala dan kemerahan kulit. 5ejala lebih serius dan jarang terjadi yaitu reaksi hipersensiti-itas misalnya edema laring, angioedema, urtikuria dan anafilaksis.
<atrium kromolin untuk inhalasi tersedia dalam bentuk kapsul yang mengandung (A mg kromolin bubuk halus dicampur dengan laktosa. Obat ini diberikan secara inhalasi dengan turbo inhaler 2 kali sehari. 3arutan kromolin dapat diberikan secara inhalasi dengan menggunakan nebulizer. 3arutan kromolin 2F mengandung 4,( mg kromolin setiap kali semprot. Dosis yang dianjurkan sekali semprot > kali sehari. Juga tersedia pula larutan kromolin 2F untuk tetes mata dengan dosis 2> kali, &( tetes)hari.
e. INDIKASI.
/enggunaan utama kromolin untuk terapi profilaksis rangan asma bronkial pada pasien asma bronkial jangan sampai sedang./enggunaan teratur selama lebih dari ( bulan mengurangi hiperreakti-itas bronkus. :romolin tidak bermanfaat untuk terapi asma bronkial akut atau pada status asmatkus. :romalin diidikasikan pula untuk rinitis alergika dan penyakit atopik pada mata.
B. NEDOKROMIL
<edokromil merupakan senyawa dengan struktur kimia dan efek farmakodinamik dan efek sampinf mirip kromolin seperti halnya dengan kromolin nedokromil menghambat penglepasan mediator dari sel mast bronkus dan diindikasikan mencegah untuk serangan asma pada pasien asma bronkial ringan sampai sedang. <edokromil umumnya lebih efektif dari kromolin. Berbeda dengan kromolin yang boleh diberikan pada semua umur, nedokromil hanya diindikasikan untuk pasien asma yang berusia &( tahun keatas. Dosis untuk dewasa dan anak di atas &( tahun % (2 kali 2 mg perhari diberikan secara inhalasi atau semprotan.
. KETOTIFEN
:etotifen atau 2 "&metil2 piperidiliden"2benzo"2,4#siklohepta"&,( b#tiofen &A "0#one hidrogen fumarat, bersifat antianafilaktik karena
menghambat penglepasan histamin. :etotifen juga bersifat antihistamin kuat. a. FARMAKOKINETIK.
:etotifen fumarat diabsorbsi dari saluran cerna. Bentuk utuh dan metabolitnya diekresi bersama urin dan tinja.
:etotifen telah digunakan untuk profilaksis asma bronkial. ntuk tujuan ini ketotifen digunakan secara oral untuk jangka waktu &( bulan. c. EFEK SAMPING.
+fek samping ketotifen sama seperti efek samping !&. /ernah dilaporkan ketotifen meningkatkan nafsu makan dan menambah berat badan. :ombinasi ketotifen dengan antidiabetik oral telah dilaporkan dapat menurunkan jumlah trombosit secara re-ersibel, karena itu kombinasi kedua obat ini harus dihindarkan. :etotifen harus diberikan secara hatihati pada pasien yang alergi terhadap Obat ini.
d. SEDIAAN.
:etotifen tersedia dalam tablet & mg dan sirup A,( mg)m3. & mg ketotifen identik dengan &,@ mg ketotifen fumarat. Dosis dewasa ketotifen fumarat untuk profilaksis asma bronkial ialah ( kali &,@(,?> mg.
B!B 888 /+<6/ !. kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
:atzung B5. istamina,serotonin, dan the ergot alkoloid. 8n % :atzung B5, ed. Basic dan clinical pharmacology. 0th ed. *ingapore Mc5rawill (AA2. /. (40?0.
.*ekidgel $!, +rdos D5.istamine, Bradikinin, and their antagonist. 8n % Brunton 33, 3azo J*, /arker :3, eds. 5oodman dan 5ilmans the /harmacologycal Basis Of therapeutics. &&th ed. <ewyork % Mc5rawill (AA>. /. >(020.